PUBLIC RELATION DAN KEHARMONISAN KERJA
(Study Korelasional Tentang kegiatan Public Relation Dalam
Menciptakan Keharmonisan Kerja Karyawan di Hotel
Danau Toba Internasional Medan)
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama
: Nursalam Panjaitan
NIM
: 080922030
Jurusan
: Ilmu Komunikasi Ekstensi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABTRAKSI
Penelitian ini berjudul Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang menjelaskan hubungan diantara variable, menguji hipotesisi atau prediksi, yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor dengan factor lain yang saling berhungan. Populasi yang di ambil peneliti 7 % dari populasi yakni 35 orang dari total keseluruhan jumlah populasi yang ada, ini di ambil dari 12 departement, setiap department di ambil 2 sampai 3 orang responden. Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan SRST (Simple Random Sampling
Technics), merupakan penarikan sampel (unit analisis) secara acak dengan cara
menetapkan “start number” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan kerangka sampel dengan cara menentukan pilihannya, yakni dengan nomor handphone genap. Purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karateristik populasi yang diketahui sebelumnya, Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan masih aktif bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan menghimpun data dari buku-buku serta sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan Penelitian Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data dilokasi penelitian melalui kuesioner dan tanya jawab secara mendalam dengan Public Relations untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam tentang Public
Relations dan Keharmonisan Kerja Karyawan, data yang diperoleh dari hasil penelitian di
analisa dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa korelasional, yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows karena sudah teruji untuk mengolah data dan diinterpretasikan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa yang baik buat kitmat dan penyertaan-Nya yang
begitu beguti indah buat penulis disepanjang mengerjakan skirpsi ini, mulai dari awalnya
hingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada “mamaku,
papaku” yang paling ku sayangi I LOVE U MAM, PAK, aku sayang mama,papa, aku
salut liat mama,papa, aku janji mam,pak akan ku tempah hidupku menjadi orang sukses,
aku gak tahu lagi mau bilang apa, mamaku tercinta dan ayahku tersayang makasih atas
bantuannya baik moril dan materi dan juga kamasih juga mam, pak yang sellu
mendoakan, dan memberikan perhatian kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan FISIP USU, Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA
2. Ketua Departement Ilmu Komunikasi FISIP USU, bapak Drs. Amir Purba, MA
3. Dosen Pembimbing saya, Bapak Drs. HR Danan Djaja, MA yang telah
meluangkan waktu dan membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini dari awal
sampai akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang secara langsung telah
memberikan bekal ilmu kepada punulis dari tingkat awal sampai selesai.
5. Seluruh staf di lingkungan FISIP USU, ka maya, kak ros, terimah kasih atas
perhatian dan bantuanya selama saya kuliah di FISIP USU.
6. Bapak Hutasoit, selaku pembingbing saya selama melakukan penelitian di Hotel
telah membantu peneliti dalam menyebarkan menyebarkan questioner kepada
karyawan
7. Buat abangku tersayang Prengki Panjaitan, Marihot Panjaitan, Prasman Panjaitan,
Parlindungan Panjaitan, Ronal Thomson panjaitan, dan juga kakaku tersayang
Mantikana Panjaitan, dan adekku yang paling manja Mariati Devi Juli Yanti
Panjaitan yang terus memberikan perhatian dan mendukung penulis.
8. Buat saudaraku baik dari kelurga mama maupun keluarga papa, makasih banyak
atas dukungan dan doannya, terutama bouku tercinta Dame panjaitan.I Love U
Bou. Aku sayang bou, atas doa dan dukungannya.
9. Buat teman baikku Sari Ramadhani, Penti sumiarti, Trivina wulandari, mety,
Friska, Elga, Indah, santa, terima kasih buat persahabatan kita khususnya selama
di perkualiahan.
10.Teman-teman seperjuangannku Ilmu komunikasi ekstensi ’08 (inggrit, bib, tata,
kak ester, kak ika, bang punggu, bang cris, dn yang lainnya yang masih belum
banyak saya sebutkan satu persatu, terima kasih buat semuannya yang telah
mendukung saya.
11.Buat teman-teman satu kosku kak oca, citra, vani, menda, endang, juni, yogi,
meti, edi, mesdi, medi, jack dan lain-lain terima kasih buat semuannya atas doa
dan dukungannya.
12.Buat abangku tercinta Paul, makasih banyak atas dukungan, bantuannya kepada
saya selama menyusun skripsi ini.
13.Buat judur, melin, lisda, melpa, devi, natal, afni, semoga persahabatan kita tetap
14.Buat teman-temanku SMP, SMA, D3 yang telah mendukung saya dalam
menyusun skripsi ini, maksaih banyak atas dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu,
penulis menerima saran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhinya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi siapa saja
yang memerlukannya.
Medan, April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Pumusan Masalah ... 4
1.3. Pembatasan Masalah ... 5
1.4. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ... 5
1.5. Kerangka Teoritis ... 6
1.6. Kerangka Konsep ... 19
1.7. Model Teoritis ... 20
1.8. Operasinal Variabel ... 21
1.9. Hipotesa ... 24
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Ruang Lingkup Dan Pengertian Komunikasi ... 25
II.2. Fungsi Komunikasi ... 27
II.3. Komunikasi Internal ... 29
II.4. Bentuk-Bentuk Komunikasi Antara Karyawan ... 31
II.5. Tujuan Public Relation ... 35
II.7. Fungsi Public Relations Dalam Perusahaan ... 41
II.8. Internal Public Relations ... 42
II.9. Public Relations Dan Human Relations ... 46
II.10. Keharmonisan Hubungan Kerja Sebagai Tujuan ... 47
II.11. Konflik Dan Keharmonisan Kerjasama ... 52
BAB III METEODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 56
III.2. Klasifikasikan Hotel Danau Internasional Medan ... 60
III.3. Fasilitas Hotel Danau Toba Internasional Medan... 62
III.4. Sruktur Organisasi Perusahaan ... 66
III.5. Metode Penelitian ... 72
III.6. Teknik Penarikan Sampel ... 75
III.7. Teknik Pengumpulan Data ... 75
III.8. Teknik Analisis Data ... 76
BAB. IV. HASIL PENELITIAN IV.1. Analisa Deskriptif... 78
IV.2. Analisa Korelasional ... 78
BAB V PENUTUP V.1.Kesimpulan ... 96
V.2.Saran 98
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel Nama General Manager ... 60
Tabel Tarif Kamar ... 63
Tabel Populasi ... 74
Tabel 1 : Usia ... 79
Tabel 2 : Jenis Kelamin ... 79
Tabel 3 : Pendidikan Terakhir ... 80
Tabel 4 : Lama bekerja ... 81
Tabel 5 : Frekuensi Kegiatan Internal Public Relations ... 82
Tabel 6 : Hubungan Komunikasi Yang dilakukan Atasan Kepada bawahan ... 82
Tabel 7 : Komunikasi Atasan Yang persuasif... 83
Tabel 8 : Pelaksanaan Komunikasi Public Relations Dalam membina komunikasi ... 83
Tabel 9 : Kegiatan Penyebaran Informasi Kepada Bawahan ... 84
Tabel 10 : Rapat, Diskusi, Seminar dapat Meningkatkan Keharmonisan Kerja ... 84
Tabel 12 : Komunikasi dengan Atasan Memenuhi Kebutuhan Karyawan ... 85
Tabel 13 : Mamfaat Konsultasi Kepada Atasan... 86
Tabel 14 : Mamfaat Kegiatan Informal yang dilaksanakan ... 87
Tabel 15 : Frekuensi Tanggapan Karyawan Tentang Kebijakan Perusahaan ... 87
Tabel 16 : Mamfaat Pengadaan Kotak Saran dan Papan Pengumuman... 88
Tabel 17 : keterbukaan Manajemen Tentang Perencanaan Dan Kebijakan Masa Depan ... 89
Tabel 18 : Tanggapan karyawan Tentang Kerja Sama di Hotel Danau Toba Internasional Medan ... 89
Tabel 19 :Sikap Kerja Responden Ketika Menerima Intruksi, Teguran, Undangan, Rapat dari Pimnan ... 90
Tabel 20 : Situasi Tempat Bekerja ... 90
Tabel 21 : Sikap Manajemen Dalam Menyikapi Protes Karyawan ... 91
Tabel 22 : Pemenuhan Kebutuhan ... 91
Tabel 23 : Kepuasan Karyawan Tentang Sistem Pengggajian yang diterapkan ... 92
Tabel 24 : Kerbukaan Informasi dan kebijakan perusahaan ... 93
ABTRAKSI
Penelitian ini berjudul Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang menjelaskan hubungan diantara variable, menguji hipotesisi atau prediksi, yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor dengan factor lain yang saling berhungan. Populasi yang di ambil peneliti 7 % dari populasi yakni 35 orang dari total keseluruhan jumlah populasi yang ada, ini di ambil dari 12 departement, setiap department di ambil 2 sampai 3 orang responden. Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan SRST (Simple Random Sampling
Technics), merupakan penarikan sampel (unit analisis) secara acak dengan cara
menetapkan “start number” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan kerangka sampel dengan cara menentukan pilihannya, yakni dengan nomor handphone genap. Purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karateristik populasi yang diketahui sebelumnya, Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan masih aktif bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan menghimpun data dari buku-buku serta sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan Penelitian Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data dilokasi penelitian melalui kuesioner dan tanya jawab secara mendalam dengan Public Relations untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam tentang Public
Relations dan Keharmonisan Kerja Karyawan, data yang diperoleh dari hasil penelitian di
analisa dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa korelasional, yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows karena sudah teruji untuk mengolah data dan diinterpretasikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan terdiri dari sejumlah individu yang membentuk kelompok
sosial dengan ciri-ciri tertentu yang disebut Public. Public terbentuk karena adanya
kepentingan yang sama yang dirasakan oleh masing-masing individu, sehingga dalam
suatu perusahaan ada Public Internal dan public eksternal. Untuk menghubungkan Public
Internal dan public eksternal tersebut dengan perusahaan yang bersangkutan, dibentuklah
Public Relations yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap semua pihak yang
berkepentingan, yaitu masyarakat umum, para karyawan dan para pemimpin perusahaan
itu sendiri.
Bagi setiap perusahaan, Public Internal ini disebut karyawan atau pegawai.
Mereka terdiri dari orang-orang yang memimpin dan dipimpin sebagai staf pelaksana
yaitu mulai dari pesuruh sampai pimpinan puncak. Dalam perusahaan ini para karyawan
memiliki dua peranan, pertama ia bekerja sebagai individu untuk dirinya dan kedua
sebagai salah satu anggota kelompok dimana ia bekerja. Dengan demikian, mereka harus
menyadari bahwa karyawan di satu pihak selalu mengharapkan perhatian kepada
kebutuhan atau keinginan mereka, namun dilain pihak mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan kepada mereka dan mereka dituntut
Karyawan merupakan harta yang paling berharga bagi suatu perusahaan sebab
karyawan merupakan faktor yang dominan yang turut menentukan berhasil tidakanya
usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Untuk itulah perlu
memfungsikan Public Relations dengan kegiatannya yang memfokuskan pada kegiatan
yang bersifat intenal.
Internal Public Relations yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan
dimaksudkan untuk menyelenggarakan kegiatan komunikasi yang efektif, baik antara
sesama karyawan maupun antara atasan dan bawahan. Komunikasi yang efektif tersebut
diharapkan mampu menciptakan harmonisasi hubungan kerja di dalam perusahaan.
Terciptanya suasana kerja yang harmonis akan mendorong para porsonil untuk bekerja
lebih baik dan lebih produktif.
Salah satu kegiatan Internal Public Relations adalah mengeratkan hubungan
dengan orang-orang didalam perusahaan agar terbentuk opini yang positif terhadap
organisasi perusahaan. Karena seorang praktisi Public Relations bukan hanya duduk di
belakang meja kantornya saja, melainkan harus beranjak dari ruang kerjanya untuk
melakukan komunikasi langsung dengan para karyawan, harus senantiasa melakukan
personal contact, memantau keresahan terhadap masalah-masalah yang tidak
terungkapkan. Sikap para karyawan yang berupa keresahan terhadap masalah-masalah
yang mereka hadapi, baik masalah keluarga maupun masalah pekerjaan yang tidak
terungkapkan itu, pada suatu ketika bisa meledak dalam bentuk perilaku seperti mogok
kerja disertai aksi pengerusakan. Jika hal ini terjadi, maka akan merugikan pihak
Karyawan dituntut agar bisa menjaga keharmonisan dengan sesama karyawan dan
juga dengan perusahaan lainnya. Oleh sebab, itu pihak perusahaan harus memperhatikan
kebutuhan dan keinginan karyawan.
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan salah satu cara untuk
menumbuhkan keharmonisan kerja karyawan. Dilingkungan kerja, keharmonisan kerja
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yaitu persepsi karyawan itu sendiri.
suasana lingkungan kerja, faktor gaji, kedudukan, pangkat, fasilitas, penghargaan atas
prestasi dan sebagainya. Keharmonisan kerja karyawan dapat ditumbuhkan melalui faktor
internal tersebut, maka hasil kerjanya membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan.
Melihat betapa pentingnya keharmonisan karyawan terhadap suatu perusahaan,
maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti Peranan Internal Public Relations dalam
menciptakan keharmonissan kerja karyawan.
Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti mengambil para karyawan Hotel
Danau Toba Internasional Medan sebagai objek penelitian. Sebab para karyawan di hotel
ini memiliki tingkat kerja yang cukup tinggi, dan dituntut dapat memberikan pelayanan
sempurna dan terbaik.
Karyawan tentunya sangat rentan terhadap stres dan tekanan. Sehingga sangat
memungkinkan terjadinya konflik didalam internal perusahaan itu sendiri, baik itu
konflik antar sesama karyawan, hingga konflik antara depertemen dan perusahaan. Hal
ini terjadi karena kesalahan sedikit informasi akan bisa menyebabkan kesalahpahaman
dengan depertemen lain dan bisa memicu konflik internal didalam tubuh perusahaan
Hotel Danau Toba Internasional Medan ini merupakan salah satu hotel
berbintang Lima (*****) di kota Medan. Hotel Danau Toba Internasional medan ini
selalu mendapatkan tempat dihati para pengguna jasa untuk menggunakan fasilitas yang
ada di hotel tersebut. Selain itu, memiliki tingkat hunian kamar yang cukup tinggi dan
stabil. Dalam pemesanan kamar dan kegiatan-kegiatan lainnya seperti seminar, diskusi
hingga resepsi pernikahan.
Hotel Danau Toba Internasional ini memiliki tingkat hunian dan kegiatan yang
cukup padat. Sering kali pengunjung hanya untuk bertemu dengan kolega kerja hingga
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari pihak luar hotel, sepeti kegiatan seminar,
diskusi, jumpa pers, acara musik, hingga mengadakan resepsi pernikahan. Melihat adanya
beragam bidang kegiatan yang cukup kompleks dan rumit, maka pihak perusahaan
menyadari pentingnya Internal Public Relations dalam menangani hal-hal yang
berhubungan dengan karyawan, khususnya dalam menumbuhkan keharmonisan
karyawan terhadap perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut “Sejauhmanakah hubungan Internal Public Relations berperan
dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional, di
jalan Imam Bonjol No.17 Medan, Sumatera Utara”.
Untuk menghindari terjadinya bias dan kekaburan dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Fokus penelitian adalah peranan Internal Public Relations dalam menciptakan
keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan.
2. Penelitian ini di batasi di Hotel Danau Toba Internasional Medan mengingat antara
lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis cukup ideal, sehingga penelitian ini
layak diteliti
3. Dilihat ketersediaan data, dokumen, literatur, penelitian ini layak dilakukan serta
dapat di selesaikan tepat pada waktunya
4. Unit analisis penelitian yang dipilih dan ditetapkan adalah karyawan tetap yang telah
bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan .
D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian
D.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peranan Internal Public Relations dalam menumbuhkan
keharmonisan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui kegiatan Internal Public Relations yang dilakukan dalam
mendukung tumbuhnya keharmonisan kerja karyawan.
D.2. Mamfaat penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya
department ilmu komunikasi dalam rangka pengembangan studi dan teori
Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam
menciptakan keharmonisan kerja karyawan di kantor Hotel Danau Toba
Internasional.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Hotel Danau Toba Internasional Medan dan diharapkan dapat menjadi
kontribusi positif bagi peningkatan keharmonisan kerja karyawan yang bisa
membuahkan hasil positif bagi perusahaan itu sendiri.
E. Kerangka Teoritis
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk
memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana penelitian disoroti.
Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang di tuangkan secara
tertulis meliputi aspek-aspek yanng terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah
(Nawawi, 2001:39-40).
Teori adalah himpunan kontruk (konsep), defenisi dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara
variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (rakhmat, 1998:6).
Adapun teori-teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini diantaranya
adalah komunikasi Internal, Public Relations, Internal Public Relations dan
Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, maka peneliti mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell dalam karyanya” the Structure and
Function of Human Communication in Society”yakni:
Who Say what In What Channel To Whom Whith What Effect
Formula ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure yakni:
Who: Pihak-pihak yang menyampaikan pesan atau biasa disebut komunikator.
Say What: pertanyaan-pertanyaan yang didukung oleh lambang-lambang atau pesan.
In what channel: merupakan sarana atau saluran yang mendukung pesan yang
disampaikan yaitu berupa lisan (spoken words) atau tulisan (printed word).
To whom: pihak yang menerima pesan, atau disebut dengan komunikan.
With What Effect: suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari penyampaian pesan
(Effendy, 2004:10).
Dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, yang menjadi komunikator
adalah praktisi Public Relations yang bekerja di Hotel Danau Toba Internasional. Pesan
yang disampaikan adalah kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan ataupun informasi
atau pemberitahuan dari manager ataupun pihak lain yang terkait, saluran atau media
yang digunakan adalah lisan, melalui komunikasi tatap muka dan tulisan, melalui buletin,
papan informasi, dan lain-lain, yang menjadi komunikan adalah seluruh karyawan yang
bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Effect yang diharapkan adalah
terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak sehingga akan
tercipta keharmonisan kerja karyawan.
Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan harus lancar dimana informasi
dikomunikasikan secara terbuka. Terbuka dalam komunikasi bermakna transparan.
Transparan dalam pengelolaan keuangan dan dalam hal visi, misi, dan tujuan organisasi.
Ciri kedua dan yang paling penting adalah adanya umpan balik. Ini mutlak harus
berlangsung, sehingga seorang manager atau Public Relations yang melancarkan
komunikasinya dapat mengetahui dampak atau efek dari komunikasi yang dilakukannya.
Dalam seluruh organisasi umpan balik dapat diutarakan dalam suasana saling percaya,
saling tertarik, saling memperhatikan, dan saling menghormati (Arep, 2003:82-83).
E.1. Pengertian Public Relations
Sebelum menentukan definisi Public Relations ada baiknya kita kaji dahulu
secara etimoligis. Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu Public dan Relation.
Dalam bahasa indonesia, kata pertama berarti publik (masyarakat) dan kata kedua berarti
hubungan. Jadi, Public Relations adalah hubungan masyarakat.
Banyak pakar telah mengemukakan pendapatnya tentang pengertian Public
Relations. Menurut hasil survey yang telah diadakan oleh majalah Public Relations news
di Amerika Serikat pada tahun 1947, dua ribu orang terkemuka dalam bidang Public
Relations telah menyatakan defenisi mereka tentang Public Relations. Satu sama lain
berbeda pendapat, sebab masing-masing mempunyai dasar pandangan dan pemikiran
sendiri-sendiri.
Dari dua ribu defenisi yang terkumpul itu, tiga diantaranya terpilih sebagai
defenisi yang terbaik. Pilihan yang dilakukan oleh sebuah panitia yang beranggotakan
Defenisi J.C.Seidel, seorang Public Relations Director pada division of Housing
di New York, yang berbunyi, Public Relations adalah proses yang berkelanjutan dari
usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari para langgannya,
pengawai-pengawainya, dan publik pada umumnya, kedalam mengatakan analisa dan
kreksi (perbaikan-perbaikan) terhadap diri sendir, keluar mengadakan
peryataan-pernyataan yang berarti menguntungkan.
Definisi W.Emerson Reck, seorang Public Relations director pada Colgate
University, yazng berbunyi, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan
kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau
golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan jasa baik dari merek,
sedangkan pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap itu adalah untuk menjamin
adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Definisi Howard Bonham, seorang Vice Chairman pada American National Red
Cross yang berbunyi, Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian
publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaaan publik terhadap
seseorang atau organisasi.
Menurut the International Public Relations (IPRA), Public Relations adalah
berfungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama
antara organisasi dengan public nya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen mampu menanggapi opini publik,
mendukung manajemen dalam mengikuti dan memamfaatkan perubahan secara efektif,
menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana
utama.(Ruslan, 1998:17).
Menurut professor Edward L. Bernays, mengatakan bahwa Public Relations
mempunyai tiga pengertian yaitu:
a. Memberikan penerangan kepada masyarakat
b. Membujuk langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan.
c. Usaha-usaha pengintekrasian sikap dan tindakan dari perusahaan dengan masyarakat
dan lain masyarakat dengan perusahaan kita.
Public Relations merupakan penujang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu perusahaan. Jadi Public Relations tidak mungkin dipisahkan dari
manajemen, manajemen akan berhasil bila ditunjang oleh kegiatan Public Relations.
Adapun sasaran utama kegiatan Public Relations adalah public internal dan Public
Eksternal. Public eksternal terdiri dari orang-orang atau anggota masyarakat diluar
perusahaan, baik yang ada kaitannya dengan perusahaan seperti pelanggan dan balik
masyarakat umum. Sedang Public Eksternal adalah orang-orang yang berada didalam
perusahaan dan yang secara fungsional memilik tugas seperti karyawan dan pemengang
saham.
E.2. Tugas Public Relations
Adapun tugas Public Relations yang perlu diperhatikan ada beberapa hal sebagai
berikut:
persuasif.
Proses komunikasi lewat kegiatan dilakukan berencana dan terus menrus yang
meliputi keterampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, ojektif, punya
daya tarik yang kuat, guna berhasilnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan
(Widjaja, 1995:53).
Inti tugas Public Relations sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan
reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling pengertian, dan
muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dan publik. Persesuaian
yang menciptakan hubungan yang harmonis dimana satu sama lain saling memberi dan
menerima hal-hal yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan adanya dua
jenis publik bagi suatu badan atau perusahaan (Public Intern dan Public Ekstern), maka
tujuan Public Relations pun diarahkan melalui dua macam tugas, yaitu di dalam dengan
sebutan Internal Public Relations, dan di luar dengan sebutan Ekternal Public Relations.
Dengan kata lain, Public Relations mengemban tugas atau tujuannya tadi, yaitu
berkomunikasi ke dalam dengan Public Intern, dan keluar dengan Public Ekstern.
E.3 Fungsi dan Peranan Public Relations
Fungsi Public Relations menurut para pakar komunikasi dan praktisi Public
Relations diantaranya adalah:
Bertrand R.Canfield “Public Relations Principles dan problem” (didalam buku
1. Mengabdi kepada kepentingan yang baik.
2. Memelihara komunikasi yang baik.
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik
Maksudnya bahwa kegiatan Public Relations harus benar-benar di curahkan untuk
kepentingan umum dengan menciptakan, membina serta memelihara hubungan kedalam
serta keluar. Seorang Public Relations officer harus bisa menjadi perantara antara
pemimpin dengan publiknya dengan membina komunikasi yang terarah dan efektif.
Disamping itu seorang public relations akan mempunyai wibawa bila ia sendiri tidak
cacat moral dan bertingkah laku baik, dalam arti harus jadi teladan.
Menurut Scoot M. Cutlip Allen H Center, “ Efektif Public Relations” (Di dalam
buku Siswanto 1992:8) Fungsi Public Relations mengandung tiga unsur yaitu:
1. Mempengaruhi pendapat.
2. Penyajian yang dapat diterima.
3. Dengan komunikasi dua arah.
Maksudnya untuk mencapai hubungan yang efektif antara semua Public dalam
perusahaan maka hubungan itu harus dapat diterima semua pihak dan dilaksanakan
secara timbal, yaitu kedalam dan keluar dan keatas.
Menurut John Tondowidjojo, fungsi Public Relations dalam sebuah perusahaan ada
beberapa bagian, diantaranya:
• Membantu menentukan dan merumuskan tempat dan tujuan organisasi dalam kehidupan bersama.
• Memberi masukan dalam kepemimpinan.
• Mengetahui situasi organisasi dan perkembangan dalam kehidupan bersama dan opini
Public.
• Menetapkan adanya kelompok-kelompok Public yang relavan dari organisasi.
• Presentasi organisasi.
• Pembuatan dan pengurusan sarana-sarana komunikasi.
• Mengurus representasi organisasi.
Menurut Cultip dan Center, fungsi Public Relations meliputi: menunjang kegiatan
manajemen dan mencapai tujuan organisasi, menciptakan komunikasi dua arah secara
timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada perusahaan, melayani publik dan memberikan nasihat
kepada pimpinan perusahaan dengan publik, baik internal maupun eksternal. Untuk itu
diperlukan seorang Public Relations Officer yang cekatan dan terampil dan mampu
mengerjakan banyak hal.
Seorang Public Relations harus mampu menciptakan berbagai jalur komunikasi
internal. Ia mengenal setiap orang di organisasi serta mampu memperoleh kepercayaan
dari semua orang. Sehingga ia bisa memperoleh informasi dari siapa saja, dan mampu
mengakses informasi secara cepat dan terutama juga mampu memastikan keakuratan
informasi itu, dan setiap orang juga dapat mempercayai informasi yang ia sampaikan.
Dengan demikian, petugas Public Relations harus rajin menjumpai dan mengenal
orang-orang di semua bagian dalam organisasi. Ia juga dituntut untuk mampu menciptakan
sebagi sumber informasi yang handal, karena setiap organisasi memerlukan sebanyak
mungkin sumber informasi eksternal yang dapat diandalkan.
Seorang Public Relations juga bertindak sebagai mediator. Menampung segala
keluhan, tanggapan, dan keinginan para karyawan, kemudian menyampaikan kepada
pimpinan organisasi. Semuanya demi kelancaran jalannya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang Public Relations harus peka terhadap pendapat umum. Jika ternyata
negatif, harus segera diusahakan secara tuntas sehingga pendapat umum menjadi positif
dalam arti kata pendapat umum menjadi favourable bagi organisasi, kalau tidak cepat
ditangani pendapat umum tersebut akan berubah bentuk menjadi action yang lebih
merugikan organisasi.
Seorang Public Relations harus melakukan hubungan manusiawi, yaitu interaksi
orang-orang yang menuju suatu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk
bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomis, psikologis, maupun
sosial. Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan
komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat
tabiat manusia. Seorang Public Relations harus mampu membawa penderita dari
problem situation ke problem solving behavior.
E.4. Kegiatan Internal Public Relations
Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi
target Internal Public Relations, terutama suasana diantara para karyawannya yang
Kegiatan Public Relations kedalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk
adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya, komunikasi antara
bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta menyakini
rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.
Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pada
pesuruh, merupakan Public Relations Officer yang tidak resmi. Mereka harus menyadari
bahwa sebagai anggota atau keluarga dari perusahaan, mereka akan selalu mendapat
sorotan dari publik yang ada diluar. Sikap, sifat, tingkah laku, dan perbuatan seorang
karyawan atau keluarganya dapat mempengaruhi nama baik instansi atau perusahaan
dimana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan keyakinan tersebut diharapkan muncul
kegairahan kerja dan tercipta keharmonisan kerja. Keadaan demikian dapat diciptakan
apabila pimpinan atau majikan selalu memperhatikan kepentingan para pengawainy. Baik
secara ekonomi, sosial maupun secara psikologis.
Sebaliknya, perusahaan memerlukan pengawai yang memeiliki sifat-sifat
disipilin, penuh tanggung jawa, dan sopan terhadap atasan dan sesamanya. Keseraian
hubungan di antara para pengawai, baik vertikal maupun horizontal diharapkan akan
memperkuat tim kerja dalam perusahaan itu. Tidak saja terbatas pada pengawainya yang
langsung berada di dalam perusahaan, keluarganya pun mempunyai andil yang besar
dalam memupuk hubungan yang baik ini. Ketentaram dan kesejahteraan keluarga akan
selalu menjamin ketentaraman bekerja para pengawai perusahaan itu. Dengan demikian,
Internal Public Relations dapat menciptakan keharmonisan kerja karyawan.
Adapun kegiatan Internal Public Relations di Hotel Danau Toba Internasional Medan
1. Melaksanakan penyebaran informasi persuasive dan informative, hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara tertulis, lisan dan konseling.
2. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya informal untuk lebih mengeratkan
hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan olah raga, hiburan dan
darma wisata, kegiatan keagamaan dan lain-lain.
3. Pengadaan kotak saran dan papan pengumuman
4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan.
Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan tiap karyawan dengan
sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan pangkat, pendidikan dan lain-lain. Tapi
bertindak adil, tidak memihak satu golongan, jujur dan bijaksana, karena tiap anggota
mulai dari pimpinan sampai pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan badan itu. Bila
ditarik garis besar hubungan perusahaan dengan public karyawan seperti upah yang
cukup, perlakuan adil, ketenangan kerja, penghargaan atas prestasi kerja dan jaminan
sosial yang baik, baik bagi karyawan itu sendiri maupun keluarga.
E.5. Tujuan Pubic Relations
Charles S. Steinberg mengemukakan bahwa tujuan Public Relations adalah
menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Pandangan lain datang dari Dimock
Marchall bersama rekan-rekannya, Edward, Gladys, Odgen Dimock, dan louis W.
Koenig, melalui bukunya yang berjudul Public Administration, membagi tujuan Public
1. Berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi
atau perusahaan.
2. Untuk membelah diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bila
mana diserang dan serangan itu wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu
tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian, tindakan ini merupakan
salah satu aspek penjagaan atau pertahanan.
E.6. Keharmonisan Kerja
Menurut Riyono (1995:50), pengertian hubungan yang harmonis dalam kegiatan
internal Public Relations mencakup:
1. Public Relations harus mampu menciptakan keterbukaan diantara public yang
berkepentingan.
a. Public Relations harus mampu menciptakan kejujuran diantara public yang
berkepentingan.
b. Public Relations harus mampu menciptakan kerja sama diantara public yang
berkepentingan.
c. Public Relations harus mampu menciptakan saling pengertian diantara public
yang berkepentingan.
d. Public Relations harus mampu menciptakan rasa kepuasan diantara public yang
Internal Public Relations diharapkan mampu menumbuhkan keharmonisan kerja
karyawan dengan melakukan usaha-usaha yang dapat menciptakan suasana lingkungan
kerja yang menyenangkan dengan menciptakan komunikasi yang baik antara pimpinan
dan bawahan, fasilitas dan gaji yang cukup, dan sebagainya. Disamping itu, hubuungan
antara karyawan dapat dilakukan kegiatan seprti olahraga, tour wisata, dan kegiatan
kemanusiaan lainnya.
Membentuk suatu keharmonisan kerja yang baik pada karyawan dan bawahan
seluruhnya di dalam perusahaan, merupakan salah satu tujuan Internal Public Relations
khususnya hubungan dengan karyawan.
Yang dimaksud dengan karyawan disini ialah semua pekerja baik pekerja halus
baik yang berpakaian bersih diruangan kantor yang serba bersih, sampai pada pekerja
yang paling bawah.
Stimuli juga berupa motivasi yang diberikan oleh Public Relations, motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya menciptakan keharmonisan kerja dan mendorong
gairah kerja karyawan bawahan agar mereka mau bekerja keras dan memberikan semua
kemapuan dan ketrampilannya demi mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya
perusahaan bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu dan terampil tetapi yang
penting mereka mau bekerja keras dan bekeinginan untuk mencapai hasil kerja yang
optimal.
Dengan adanya hubungan dengan karyawan, dengan memberikan pendapat,
saran, memecahkan kesulitan, mendengarkan keluhan, memberikan harapan-harapan dan
perusahaan, membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada perusahaan serta
mengatur kerjasama antar karyawan.
F. Kerangka Konsep
Setelah sejumlah teori diuraikan dalam kerangka teori, maka langkah selanjutnya
adalah merumuskan kerangka konsep sebagi hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi,
1998:37).
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam
rangka memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 2005:40)
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diuraikan, yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi,
2005:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karateristik responden dan
kegiatan Internal Public Relations.
2. Variable Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah atau faktor atau unsur yang ada atau muncul
dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi, 2005:57). Variabel
terikat dalam penelitianadalah keharmonisan kerja di Hotel Danau Toba
Internasional Medan.
Berdasarkan uraian diatas maka vaiable-variable dalam penelitian dapat dalam
penelitian dapat digambarkan dalam satu model teoritis, sebagai berikut:
Gambar.2.
Model Teoritis
H. Operasinal Variable
Berdasarkan kerangka teori yang telah di jelaskan, ada baiknya batasan
operasional variable agar lebih jelas penggunaannya di lapangan yang dibuat dalam
bentuk table sepertio di bawah ini.
Tabel 1
Operasionalisasi Variable
No Variabel Teoritis Variabel Operasional
1 Variabel bebas (X) 1. Karateristik responden
2. Kegiatan internal public
1. Komunikasi yang formal dan persuasif - Tertulis : Surat, bulletin
- Lisan : Rapat dan brifing, diskusi, majalah.
- Konseling atau konsultasi 2. Kegiatan yang bersifat informal
- Kegiatan olah raga, ulang tahun - Hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan
3. Pengadaan kotak saran dan papan pengumuman.
4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan.
Variable Bebas (X)
Kegiatan Internal Public
Variable Terikat (Y)
2 Variabel Terikat (Y)
I. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variable (Singarimbun, 1994:420).
Adapun defenisi operasinal variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
Pada variabel bebas (kegiatan Internal Public Relations dan karateristik
responden)
a. Karateristik responden
1) Usia adalah tingkat umur responden
2) Jenis kelamin adalah penggolongan sex pada responden, yakni laki-laki atau
perempuan
3) Pendidikan adalah mengelompokkan responden yang berpendidikan terakhir,
SLTP, SLTA, Akademi, dan Sarjana.
4) Jabatan adalah mengelompokkan responden yang merupakan karyawa tetap
dan masih aktif.
5) Lama bekerja adalah: mengelompokkan responden yang lama bekerja.
b. Kegiatan Internal Public Relations
1) Jenis Kegiatan Internal Public Relations (kegiatan yang bersifat formal dan
i. Tertulis adalah penyampaian pesan kepada Public Internal dengan
menggunakan media perantara, yaitu:
• Surat : yang merupakan pemberitahuan yang berisikan tentang teguran, kenaikan, pangkat, undangan dan sebagainya.
• Buletin : Media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau peryataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh
suatu perusahaan atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu.
ii. Lisan adalah penyampaian pesan kepada Public Internal secara langsung
yaitu dengan cara: Rapat atau brifeing, diskusi.
iii. Konseling adalah bimbingan terhadap Public Internal untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan tentang masalah pekerjaan.
2. Kegiatan yang bersifat informal adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar jam
kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan maupun secara pribadi karyawan.
Contohnya olahraga, Hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan, ulang tahun,
kursus dan lain-lain.
3. Pengadaan Kotak saran dan papan pengumunan: kotak saran merupakan sarana yang
digunakan untuk menampung aspirasi karyawan.
4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan
2. Variabel Terikat (Keharmonisan Kerja)
a. Keterbukaan adalah : transparansi manajemen Public Relations tentang rencana dan
kebijakan perusahaan dimasa mendatang.
kinerja, nasib, serta masa depan karyawan.
b. Kerja sama adalah : Sikap untuk menerima, mengikuti serta melaksanakan intruksi
atasan dalam hal pekerjaan.
1) Saling pengertian adalah : sikap untuk memahami dan menerima tentang
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan perusahaan.
2) Rasa kepuasan adalah : pemenuhan kepuasan karyawan baik secara ekonomi,
sosial maupu n psikologis.
J . Hipotesa
Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan
karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43).
Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus
dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991: 44). Hipotesa yang diajukan dalam
penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:
Ho : ” Tidak terdapat hubungan antara kegiatan internal Public Relations dalam
menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional
Medan”.
Ha : ”Terdapat hubungan antara kegiatan internal Public Relations dalam
menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN KOMUNIKASI
II.I.I. Ruang Lingkup Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu ativitas yang sangat fundamental dalam kehidupan
umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh
hampir semua orang dan telah ada sejak Adam dan Hawa, sifat manusia untuk
menyampaiakan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal
ketrampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang, isyarat,
kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberikan arti setiap lambang-lambang
itu dalam bentuk bahasa verbal. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran,
perasaan, dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya.
Sementara Shannoon dan Weaver (1949) mengatakan, bahwa komunikasi sebagai
bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaj, tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahsa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi, karena itu jika
kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi maka kita memiliki beberapa kesamaan
Istilah komunikasi sudah sedemikian popular dan dipergunakan oleh kebanyakan
orang. Manusia sebagai mahkluk individu maupun sebagai mahluk social, memiliki
dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka sebagai salah satu syaratnya
adalah komunikasi, karena komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi
kehidupan manusia.
Selanjutnya, kalau kita sedikit melangkah memasuki komunikasi maka
komunikasi itu merupakan suatu kegiatan manusia yang sedimikian otomatis. Dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, ide, pengetahuan, perasaan, sikap,
perbuatan, dan sebagainya kepada sesamanya secara timbale balik, baik sebagai
penyampai maupun penerima komunikasi.
Melalui komunikasi orang dapat mempengaruhi dan mengubah tingkah laku
orang lain, membentuk suatu consensus, yang dikenal sebagai pendapat umum. Dari
komunikasi kemungkinan suatu ide tersebar dan dihayati orang, dituntut ataupun ditolak,
berhasil atau gagalnya suatu rencana atau program.
Harold D.Laswell (1948) menerangkan suatu tindakan komunikasi dengan
menjawab pertanyaan ”Who say, What, In What Channel, To Whom, With What Effect”.
Formula ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur:
1. Who say : Pihak-pihak yang menyampaikan pesan atau biasa disebut komunikator,
bisa terdiri dari satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok.
2. What : Pernyataan-pertanyaan yang didukung oleh lambing-lambang atau disebut
pesan, dapat disampaikan secara tatap muka/lisan, dan melalui media. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, informasi hiburan, nasihat, atau propaganda. Bentuk pesan
(membangkitkan pengertian/kesadaran), dan koersif (memaksa dengan menggunakan
sanksi).
3. In What Channel : Merupakan sarana atau saluran yang mendukung pesan yang
disampaikan yaitu berupa lisan (Spoken Word) atau tulisan (printerd word), dalam
komunikasi antar pribadi media yang digunakan seperti telepon, surat, telegram,
sedangkan media yang digunakan dalam komunikasi massa dapat dibedakan atass dua
macam yaitu media cetak, seperti: surat kabar, majalah, buku, brosur, spanduk, dan
sebagainya, dan media elektronik, seperti: radio, televisi, film, dan komputer.
4. To Whom : Pihak yang menerima pesan, atau disebut dengan komunikan, bisa terdiri
dari satu orang atau lebih, dalam bentuk kelompok, atau massa.
5. With What Effect : Suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari penyampaian
pesan, perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Effect juga diartikan sebagai penguatan atau
perubahan keyakinan pada pengetahuan, sikap, perilaku seseorang sebagai
akibatpenerima pesan (Effendy, 2004:10).
II.2. FUNGSI KOMUNIKASI
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok
mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap system sosial
adalah sebagai berikut:
1. Informasi: Pengumpulan, pemprosesan, penyebaran berita, data dan gambar, fakta,
jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapt mengambil kepentingan
yang benar.
2. Sosialisasi (permasyarakatan): Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
effektif sehingga ia sadarakan funsinya sosialnya dan ia dapat akktif dalam
masyrakat.
3. Motivasi: Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka
panjang, mendorong orang menetukan pilhannya dan keinginannya, mendorong
kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta yang perlu untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai
masalah public, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk
kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang
menyangkut kepentingan bersama, ketingkat nasional dan lokal.
5. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual, pembentukan watak dan pedidikan ketrampilan dan kemahiran yang
diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud
melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon
seorang, pembangunan imajinasi dan dorongan kreativitas.
7. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan gambar dari drama, tari kesenian
kesusastraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan
8. Intergrasi : Menyediakan suatu bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk
memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka saling kenqal dan
mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
II.3. KOMUNIKASI INTERNAL
Lawrence D. Brennan (di dalam buku Effendi, 1992:122), mendefenisikan
komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan
dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau
jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas dan pertukaran gagasabb secara
horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawata yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung.
Perusahaan sebagai kerangka yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara
orang-orang didalam perusahaan. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan
tujuan yang akan dicapai, perusahaan atau pimpinan tidak mungkin melakukan
komunikasi langsung dengan seluruh karyawan.
Menurut H. Frazier Moore dan Frank B.Kalupa, the function of internal
communication is to let employess know what management is thinking and to let
management know what employees are thiking. Berdasarkan pengertian diatas bahwa
fungsi internal Public Relations adalah untuk mengetahui apa yang dipikirkan karyawan
oleh manajemen (pimpinan), dan begitu juga sebaliknya.
Untuk itulah peranan, fungsi dan tugas Public Relations officer berupaya untuk
membina hubungan komunikasi masyarakat internal atau terhadap para karyawannya
praktisi Public Relations dapat menjadi corong informasi dari para karyawan kepada
pihak perusahaann terhadap para karyawan.
Pada dasarnya dalam internal Public Relations ada dua yang harus diperhatikan
dalam komunikasi agar dapat secara maksimal yakni:
a. Tidak semua keterbukaan selalu baik.
b. Makin banyak komunikasi tidak sedlalu baik.
Sedangkan menurut Ruslan, komunikasi hubungan masyarakat Internal dapat
menjadi komunikasi yang efektif, yaitu apabila:
a. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (management system) terhadap para
karyawannya.
b. Saling menghormati atau menghargai (mutual appreciation)antara satu sama lain,
baik ia bertindak sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan demi tercapainya tujuan
utama perusahaan.
c. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilai-nilai dan
pentingnya suatu komunikasi timbale balik dengan para karyawannya.
d. Keberadaan seorang humas, yang tidak hanya memiliki kemampuan dan
berpengalaman sebagai seorang komunikator, tetapi juga harus didukung dengan
sumber daya teknis yang canggih dan sekaligus sebagai media komunikannya.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa keterbukaan yang dimaksud harus selalu
disertai dengan kebijaksanaan dan terlalu banyak komunikasi dapat membingungkan dan
komunikasi) sulit untuk mencapai sasaran yang diinginkan, campur tangan orang lain
dalam semua hal akan menghambat lancarnya kegiatan.
Pimpinan harus berusaha mencapai komunikasi yang optimal dengan cara:
a. Mengusahakan informasi yang relevan (terkait yang diperlukan)
b. Melindungi anggota dari over informasi (dilanda banjir komunikasi)
c. Memahami dengan tepat tentang informasi yang diperlukan.
Komunikasi seorang pemimpin harus lebih baik, tidak hanya memimpin,
menentukan tugas dan memberikan perintah.
II.4. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ANTARA KARYAWAN
Dalam Public Relations komunikasi antara sesama karyawan mempunyai dua
bantukyaitu komunikasi informal dan formal. Komunikasi formal mempunyai dua
bentuk, yaitu:
a. Lisan, seperti : Perundingan, rapat, intruksi dan lain-lain
b. Melalui berbagai media.
Dalam komunikasi formal agak sulit dibagi dan sering kali merupakan akibat dari
gagalnya komunikasi formal. Bentuk seringkali merupakan pertemuan yang kebetulan
terjadi seperti pembicaraan dikantin, dalam suatu resepsi atau berbagai pertemuan
lainnya.
Setiap organisasi harus mempunyai program yang rinci tentang komunikasi
horizontal, vertikal, baik keatas maupun kebawah.
Komunikasi keatas: karyawan harus dapat mengungkapkan pendapatnya tentang
organisasi dan mengembangkan pikiran tentang pekerjaan melalui kelompok kerja atau
komisi keselamatan kerja, perwakilan atau dewan perwakilan dan lain-lain (Widjaja:
1993:55).
Dari uraian diatas komunikasi tersebut berbentuk pelaksanaan perintah secara
tertulis dan lisan, atau laporan dari hasil pekerjaan, serta sumbang saran dari pihak
peekerja kepada pimpinan perusahaan.
Salah satu usaha untuk mengatasi kesulitan hubungan dari bawah ke atas (upward
Communication) adalah memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyatakan
pendapatnya dengan bebas, sebagai seorang partisipan dalam usaha-usaha memajukan
badan atau instansi, maka penggunaan sebuah ”kotak saran” sangat bermamfaat sekali
bila diaturnya dengan seksama
Kotak saran diletakkan diletakkan ditempat-tempat yang strategis dan para wanita
diminta untuk memasukkan ide-ide, keluhan-keluhan atau komentar-komentar mereka ke
dalam kotak saran tersebut.
Komunikasi kebawah: Tujuan komunikasi adalah pemahaman dan penerimaan
dari pihak karyawan tentang rencanan dan kebijakan organisas. Untuk itu diperlukan
pelatihan komunikasi bagi manger dan pimpinan. Satunya kata dan pembuatan dalam
komunikasi, keterbukaan mengenai nasib dan masa depan karyawan, penempatan, rapat
umum, majalah perusahaa, edaran, dan sarana lain yang serupa dapat meningkatkan
Kurangnya komunikasi kebawah ke atas dapat mengakibatkan:
a. Pimpinan akan kehilangan stimulan dan partisipasi bahawan.
Ide bawahan yang bermamfaat dan mengerti masalah dan pendapat bawahan.
Pimpinan tidak akan mengetahui dan mengerti masalah dan pendapat bawahan.
b. Kurang informasi yang tepat untuk menilai dan menentukan sesuatu keputusan atau
peraturan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi yang diadakan oleh
pimpinana dapat mempunyai pengaruh besar terhadap para karyawan. Bila komunikassi
dapat berjalan dengan efektif, maka akan lahirlah hubungan yang harmonis antara
pimpinan dengan yang dipimpin, dan secara pribadi seorang pemimpinan memerlukan
juga hubungan dan pengertian.
Media yang digunakan dalam bentuk komunikasi lisan (Perintah atau intruksi) dan
tulisan (nota, peraturan, surat edaran, dan lain-lain).
Komunikasi horizontal: sasaran dari komunikasi ini adalah untuk mencapai
koordinasi dan pemahaman antar bagian dalam organisasi melalui skema yang jelas dari
organisasi yang menunjukkan hubungan antara bagian dan karyawan, hadirnya
perwakilan satu bagian dalam rapat dari bagian yang lain, dan dorongan agar saling
berpartisipasi secara wajar. Petugas harus dapat memfaatkan kesempatan tatap muka
antara karyawan.
Komunikasi horizontal, terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan
Tujuan komunikasi horizontal adalah:
a. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja.
b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
c. Untuk memecahkan dan menyelesaikan menyelesaikan masalah bersama.
d. Untuk berunding, mendamaikan, dan menengahi perbedaan sehingga memperoleh
pemahaman bersama.
e. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal.
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa dalam komunikasi horizontal terdapat
hubungan antara orang-orang yang masing-masing mempunyai keahlian atau tugas dalam
bidang tertentu. Media komunikasi yang dipakai adalah berupa pemberitahuan,
pengumuman, sampai kepada penggunaan media humas, yaitu seperti buletin, majalah
internal dan new letter yang dibagikan kepada karyawan atau ditempelkan di papan
pengumuman.
Konflik bisa terjadi antar sesama karyawan yang disebabkan berbagai faktor,
misalnya: salah paham, perasaan bahwa tugas yang satu lebih superior dari pada superior
dari pada yang lainnya, hal tersebut dapat diatatasi diantaranya dengan:
a. Mengadakan personal contact.
b. Menyampaikan informasi harus lebih jelas dan timely/tepat.
c. Menanamkan bahwa tugas sama pentingnya.
Komunikasi yang jelas tergantung pada feedback yang berlangsung terus menerus
pada semua tingkatan. Semakin cepat kesalahpahaman itu diketahui maka akan semakin
cepat pula kesalah pahaman itu dapat diselesaikan.
II.6. TUJUAN PUBLIC RELATIONS
Tujuan dari Public Relations adalah mengembangkan hubungan yang harmonis
dengan pihak lain yakni (umum, masyarakat) untuk menciptakan, membina dan
memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak
dengan publik dil ain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Widjaja;
1995:55).
Public Relations juga bertujuan untuk mencapai pengertian umum, kepercayaan
umum, bantuan umum dan kerja sama umum.
Dari sekian banyaknya hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan Public Relations
disebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalahsebagai berikut:
1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapat pengakuan.
3. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,
sehubungan dengan terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman dan
salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
4. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi pimpinan
5. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan dalam kehidupan sosial sehari-hari.
6. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
II.7. PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM PERUSAHAAN
Peranan Public Relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan hubungan
yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antara sesama karyawan
dengan melakukan komunikasi timbal balik. Dalam melakukan komunikasi timbal balik,
Public Relations secara garis besar berperan sebagai:
1. Communicator.
Kemampuann sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui media ataupun tulisan, disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan
persuator.
2. Back up management.
Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi
pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan pokok
perusahaan.
3. Image maker.
Menciptakan suatu citra positif yang merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus
menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam memainkan peranannya
dalam perusahaan. Peranan Public Relations diharapkan “mata” dan “telinga” serta
“tangan kanan” bagi top managemen dari suatu perusahaan (Ruslan, 1997:20).
Sehubungan dengan itu, ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi aktivitas:
Yang dimaksud Public Internal adalah Public yang menjadi bagian dari unit
perusahaan itu sendiri, serta mampu mengidentifikasikan hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif dari dalam masyarakat sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh
organisasi.
b. Menbina hubungan keluar (Public Eksternal).
Yang dimaksud dengan Publik Eksternal adalah publik umum (masyarakat)
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga
yang diwakilinya. Dalam organisasi, seorang Public Relations berfungsi sebagai ”pusat
saraf” karena ia berada ditengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada
kaitannya dengan organisasi. Ia mengetahui lebih banyak mengenai organisasinya selain
managernya. Ia mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh
yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya.
Adapun tugas-tugas utama dari petugas Public Relations dapat diperinci antara
lain:
a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik atas organisasinya, baik itu yang
berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personalnya.
b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra,
kegiatan, maupun kepntingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang
penting ini langsung kepada pihak manajemen untuk ditanggapi dan ditijaklanjuti.
c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah
komunikasi yang penting berikut berbagai teknik untuk mengatasinya.
d. Menyediakan berbagai informasi bagi khalayak, perihal kebijakan organisasi,
pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak
(Anggoro, 2000:110)
Kerjasama antara pihak manajemen (puncak pimpinan) dengan manajemen Public
Relations akan berjalan dengan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Seorang manajer Public Relations yang baik harus mampu menciptakan jalur-jalur
komunikasi Internal dan Eksternal, serta mampu memperoleh kepercayaan dari
semua orang. Sehingga ia bisa memperoleh informasi dari siapa saja dan setiap orang
juga mempercayai informasi yang disampaikannya.
b. Manajer Public Relations haruslah seorang praktisi profesional yang benar-benar
kompoten agar sosoknya benar-benar diakui dan dimamfaatkan oleh kalangan
manajemen sebagai seorang ahli yang senantiasa dapat diandalkan serta dipercayai.
c. Manajer Public Relations harus mampu mendukung pihak manajemen agar mereka
senantiasa siap menghadapi wawancara, memberi pidato atau sambutan resmi, serta
tampil baik didepan publik. Manager Public Relations yang akan membantu
menyediakan berbagai macam informasi, bahan-bahan atau segala macam masukan
yang sekiranya amat diperlukan.
d. Pihak manajemen juga harus bersedia mempercayakan dan menyerahkan
informasi-informasi terpenting berkenaan dengan organisasi secara langsung dan dini kepada
manajer Public Relations nya. Itu berarti pihak manajemen harus bersedia menerima
Dalam yang rangka menggalakkan fungsi Public Relations diperusahaan, Charles
H. Prout dalam karyanya yang berjudul”Organization and function of the crporate Public
Relations Departement” menyatakan adanya empat jenis pelayanan dasar yang harus
dipraktekkan yaitu:
1. Nasihat (advise and counsel)
Nasihat yang harus disampaikan kepada manajer Perusahaan tidak menyangkut
kebijaksanaan dan keputusan perusahaan yang mendasar, melainkan hal-hal yang
berkaitan dengan operasionalisasi ketika menjumpai sesuatu masalah.
2. Pelayanan komunikasi (communication Service)
Yang dikomunikasikan ialah informasi mengenai perusahaan dan segala kegiatannya
kepada berbagai publik yang berkepentingan melalui kepentingan yang tepat.
3. Pengkajian Humas (Public Relations Research)
Merupakan komunikasi dari luar kedalam, yaitu penelaah terhadap opini publik yang
berpengaruh kepada perusahaan.
4. Promosi Humas (Public Relations Promotion)
Dalam perusahaan kegiatan promosi yang dilaksanakan Public Relations amat
menunjang upaya pencapaian tujuan, tentunya dalam peningkatan produksi, yang
pada gilirannya berupa keuntungan finansia. Pada kegiatan inilah para praktisi Public
Relation diuji kemampuanya, terutama kreativitas dalam mengembangkan Goodwill
Public kepada perusahaan. Pada aspek inilah akan dapat diketahui sejauh mana
derajat penguasaan kehumasan yang dimiliki para pengelolanya, sebab diperlukan
teknik-teknik khusus dalam menghadapi berbagai jenis publik yang menjadi
II.8. FUNGSI PUBLIC RELATIONS DALAM PERUSAHAAN
Secara umum Public Relations dapat diartikan sebagai”penyambung lidah”
perusahaannya dalam hal mengadakan hubungan timba balik dengan pihak luar dan
dalam perusahaan. Jadi tidak hanya bertugas sebagai a channel of information (saluran
informasi) dari perusahaan kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran
informasi dari publik kepada perusahaa. Informasi yang datang dari publik itu merupakan
opini publik sebagai umpan balik dari informasi yang diberikan oleh perusahaan.
Demikian pula fungsi Public Relations sebagai a channel of information (saluran
informasi), tidak hanya bagi pihak luar saja, melainkan juga merupakan sumber informasi
bagi publik di dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan.
Dengan kedua fungsi utamanya itu Public Relations tidak saja merupakan media
komunikasi yang menyalurkan penerangan atau informasi kepada publik luar dan dalam
perusahaan, tetapi juga harus mendengar, mencium, merasakan, dan melihat opini
publiknya itu. Public Relations harus bias mendengar, mencium, apa yang terjadi di
kalangan publiknya setelah mereka menerima informasi yang disampaikan. Public
Relations harus bisa melihat bahkan merasakan sendiri akibat-akibat dari kebijaksanaan
perusahaannya yang timbul ditengah-tengah masyaraka. Karena itu, Public Relations
bukan saja merupakan corong dari perusahaannya, namun juga merupakan pendengar,
pencium, perasa, dan menjadi mata bagi perusahaan. Bukan saja merupakan mulut
perusahaan, melainkan sebagai panca indera perusahaan. Dalam hal ini fungsi Public