• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Public Relations Dalam Menunjang Terciptanya Image Yang Positif Terhadap Perpustakaan Umum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kegiatan Public Relations Dalam Menunjang Terciptanya Image Yang Positif Terhadap Perpustakaan Umum."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN PUBLIC RELATIONS DALAM

MENUNJANG TERCIPTANYA IMAGE YANG POSITIF

TERHADAP PERPUSTAKAAN UMUM

OLEH:

NENENG KOMARIAH, Dra., M.Lib

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2008

_______________________________________________

(2)

ABSTRAK

Kegiatan public relations harus dilaksanakan oleh suatu perpustakaan umum, agar tecipta image yang positif terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Image positif pada perpustakaan akan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya perpustakaan, dan adanya dukungan terhadap perpustakaan baik dari para pengambil kebijakan maupun dari masyarakat pada umumnya. Target kegiatan pulic relations suatu perpustakaan umum terdiri dari para pengambil kebijakan yang ada di lembaga penaung, penyandang dana, lembaga yang berpengaruh, media, organisasi profesi, lembaga sosial, pegawai, suppliers, pengguna baik aktual maupun potensial, dll. Adapun kegiatan public relations yang dapat dilaksanakan oleh perpustakaan umum meliputi berbagai kegiatan komunikasi dan special event, seperti menyelenggarakan pameran, open house, lomba-lomba, seminar, dll. Hal penting yang lainnya yang akan mempengaruhi citra perpustakaan adalah lokasi, penampilan gedung, fasilitas yang tersedia seperti adanya teknologi informasi, dan staf perpustakaan yang profesional.

Kata kunci: perpustakaan umum, image positif, public relations.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke Hadirat Illahi Robbi yang telah memperkenankan kita untuk bertemu pada acara Sosialisasi Pengelolaan Pepustakaan dan Kearsipan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Kita semua sudah menyadari bahwa perpustakaan umum merupakan satu fasilitas yang sangat penting untuk masyarakat, karena di perpustakaan umum tersimpan sumber-sumber informasi yang penting bagi kehidupan masyarakat. Pepatah mengatakan bahwa perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan, kunci untuk membukanya adalah kegiatan membaca. Namun kita masih sering menjumpai ada perpustakaan umum yang masih sepi pengunjung, tanpa fasilitas yang memadai, dan dikelola secara seadanya.

Kegiatan public relations akan membantu perpustakaan mengatasi permasalahan yang dihadapinya selama ini. Melalui kegiatan public relations, perpustakaan harus melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat membina hubungan baik yang timbal balik dengan publik yang relevan, sehingga mereka menjadi mengetahui dan menyadari akan pentingnya perpustakaan, yang pada akhirnya mereka akan memberikan dukungan dan perhatian sera berminat memanfaatkan perpustakaan tersebut.

Suatu perpustakaan umum yang memiliki penampilan yang megah dan menarik, terletak di lokasi yang strategis, memiliki koleksi yang lengkap dan fasilitas yang modern, serta dikelola oleh staf yang profesional akan menarik perhatian masyarakat untuk memanfaatkannya. Perpustakaan umum yang sudah bagus, tidak hanya akan menarik minat masyarakat sekitar, tetapi juga akan menarik perhatian masyarakat di luar wilayah. Perpustakaan umum yang bagus akan menjadi salah satu komponen yang menentukan penilaian keberhasilan suatu pemerintah daerah. Sudah selayaknya setiap pemerintah daerah mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat kecamatan dan bahkan kelurahan memiliki perpustakaan umum yang bagus, sebagai salah satu sarana untuk memperoleh informasi dan belajar seumur hidup secara cuma-cuma bagi masyarakat.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk menikuti kegiatan sosialisasi ini. Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat. Amiiin.

Bandung, 15 Juli 2008

(4)

DAFTAR ISI

Abstrak

i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I. Pendahuluan 1

Bab II. Kebutuhan akan Kegiatan Public Relation di Perpustakaan 3

Bab III. Kegiatan Public Relations dalam Menciptakan Image yang Positif

terhadap Perpustakaan Umum 6

Bab IV. Penutup 17

Daftar Bacaan 19

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai satu unit kerja atau lembaga yang menyediakan jasa

layanan informasi, perpustakaan merupakan satu lembaga yang sangat

penting, karena s em u a o ran g ak a n m em b u t u h k an i n fo r m as i ,

s eh i n g g a s em u a o r a n g ak an membutuhkan perpustakaan. Namun

kenyataannya tidaklah demikian. Kita sering menemukan satu

perpustakaan yang kondisinya memprihatinkan, seperti misalnya

perpustakaan yang sepi pengunjung, atau koleksinya yang berdebu dan

sudah ketinggalan jaman, atau gedung atau ruangannya yang kusam dan

gelap dengan mebelernya yang sudah tua. Mengapa sampai terjadi

kondisi seperti itu, tentu jawabannya akan sangat beragam. Namun yang

pasti kondisi perpustakaan yang demikian menunjukkan satu keadaan yang

tidak boleh dibiarkan.

Siapa yang harus bertanggungjawab untuk memperbaiki

semua itu, jawabannya tentu saja adalah mereka yang mengelola

perpustakaan itu sendiri. Manajer dengan jajarannya harus berusaha

mencari jalan keluar dari semua permasalahan yang dihadapinya.

Tentu saja itu bukan merupakan pekerjaan yang mudah, namun kita harus

mau mencoba dan berusaha.

Kegiatan public relations yan g bertujuan untuk

menumbuhkan dan memelihara saling pengertian, dukungan,

kepercayaan, kerjasama, dan saling menghargai yang dilandasi oleh

itikad baik (goodwill) yang dilaksanakan oleh s u at u p e rp u s t a k aan

d en g an b erb a g ai p u b l i k n ya d i h a rap k an ak a n m am p u men gat asi

berb agai p ermasalahan yan g d ih ad api oleh p erpust ak aan yan g

(6)

perpustakaan dapat membangun citra yang baik di mata publiknya,

untuk selanjutnya akan m e m p e r o l e h p e r h a t i a n , p e n g e r t i a n ,

(7)

BAB II

KEBUTUHAN AKAN KEGIATAN PUBLIC RELATIONS DI

PERPUSTAKAAN

Frank Jefkins seorang ahli public relations dari Inggris

menjelaskan pengertian public relations sbb: public relations consists of all

form of communication outwards and inwards between an organization and its publics for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding. (McNamara, 1992). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui beberapa hal penting tentang public relations, yaitu:

• Kegiatan public relations meliputi semua bentuk kegiatan komunikasi. Artinya bahwa kegiatan komunikasi dalam rangka

kegiatan public relations terdiri dari komunikasi interpersonal,

komunikasi kelompok, public speaking, komunikasi massa baik

menggunakan media massa cetak atau el ekt ron ik m au pu n

men ggu nakan m edi a ni r m ass a. Kegi at an komunikasi tersebut

ada yang ditujukan pada sasaran yang ada di luar lembaga dan

ada pula komunikasi yang dari luar yang ditujukan pada lembaga.

Dengan demikian kegiatan komunikasi dalam konteks public

relations selalu komunikasi yang interaktif.

• Sasaran kegiatan public relations adalah public, yaitu sekelompok individu yang memiliki kepentingan yang sama

terhadap sesuatu hal. Dal am k o nt ek s suat au l em b aga m ak a

p u b li k n ya ad al ah k el o m po k individu yang berkepentingan

terhadap lembaga tersebut dan juga sebaliknya lembaga

berkepentingan terhadap mereka. Dengan demikian suatu lembaga

akan memiliki ban yak public, sehingga, dibutuhkan kegiatan

public relations yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.

• Tujuan dari kegiatan public relations adalah untuk mencapai target t ert ent u yan g s el al u b ero ri en t asi p ad a ad an ya s al i n g

p en gert i an . Pengertian yang baik dari public pada suatu lembaga

(8)

dan dukungan yang baik dari publiknya maka suatu lembaga akan

mengalami hambatan dalam kegiatannya.

Bila memperhatikan pengertian public relations tersebut di atas, maka sudah

seharusnya bahwa setiap lembaga melaksanakan kegiatan public relations, karena

tidak akan ada satu lembaga pun yang bisa hidup sendiri tanpa

pengertian dan dukungan baik dari publiknya.

Demikian pula halnya dengan lembaga yang bernama

perpustakaan. Sebagai suatu lembaga atau suatu unit kerja,

perpustakaan harus melaksanakan kegiatan public relations. Meskipun

perpustakaan hanya satu unit kerja yang berada di bawah naungan satu

lembaga yang besar, namun perpustakaan tersebut tetap harus menunjukkan

keberadaannya.

Bob Usherwood seorang ahli perpustakaan dari Inggris, dalam

bukunya The Visible Library: Practical Public Relations for Public

Librarian menyatakan bahwa tujuan kegiatan public relations dari suatu perpustakaan adalah:

Menumbuhkan dan memelihara citra (image) yang baik

• M e n u m b u h k a n k e p e r c a y a a n a k a n l a y a n a n y a n g d i b e r i k a n o l e h perpustakaan.

Kegiatan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sudah

sangat akrab dengan kita dan merupakan tujuan utama dari promosi

perpustakaan. Kita sudah paham betul bahwa perpustakaan tanpa

pengunjung akan merupakan hal yang s i a- s i a. N am u n j an g an

d i l u p ak an b ah w a p e n g u n j u n g ak an s en an g u n t u k m em an fa at k an

(9)

dengan maksimal. Dengan demikian perpustakaan harus memiliki

sumberdaya yang optimal dalam aspek koleksi, fasilitas dan juga

sumberdaya manusia atau staf. Oleh karena itu pengelola perpustakaan

harus melakukan berbagai upaya agar memperoleh sumberdaya yang

dibutuhkan, sehingga dapat m e m b e r i k a n l a ya n a n i n fo rm a s i ya n g

b e r k u al i t as ya n g a k a n m em u a s k an penggunanya.

Di pihak lain, sumberdaya yang dibutuhkan oleh perpustakaan akan dapat

diperoleh apabila telah tumbuh kesadaran dan pengertian akan pentingnya

perpustakaan pada berbagai kalangan atau public yang berkepentingan dengan

p e r p u s t a k a a n s e h i n g g a a k a n m u n c u l d u k u n g a n t e r h a d a p

k e b e r a d a a n perpustakaan tersebut. Dukungan yang diberikan bisa

berupa materil misalnya d a l a m b en t u k d a n a, k o l e k s i , at a u p u n b e n t u k

l a i n n ya . B i s a j u g a b e r u p a dukungan moril yaitu adanya penghargaan dan

kepercayaan bahwa perpustakaan merupakan unit kerja yang penting.

Kesadaran, pengertian dan dukungan dari public tidak akan timbul

dengan sendirinya. Pihak perpustakaan harus berusaha membangun dan

memelihara citra a t au k e s a n ya n g b a i k d i m a t a p u b l i k n ya s e k a l i g u s

h a r u s m en u m b u h k an kepercayaan bahwa perpustakaan merupakan satu

unit kerja yang penting, yang bisa menunjang aktivitas lembaga melalui

layanan informasi yang disediakan oleh perpustakaan.

Aspek-aspek tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang

sama pentingnya agar suatu perpustakaan dapat terus mempertahankan

eksistensinya. Hal ini tidak mudah, apalagi bila melihat bahwa

perpustakaan harus bersaing dengan unit-unit kerja lainnya dalam

memperoleh dana atau sumberdaya lainnya ya n g d i b u t u h k a n . U n t u k i t u

k e g i a t a n p u b i c r e l a t i o n s d i h a r a p k a n d a p a t membantu perpustakaan

(10)

BAB III

KEGIATAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENCIPTAKAN IMAGE

YANG POSITIF TERHADAP PERPUSTAKAAN UMUM

K e g i a t a n p u b l i c r e l a t i o n s b u k a n l a h k e g i a t a n ya n g

d i l a k s a n a k a n berdasarkan kira-kira atau hanya sekali-sekali dilakukan

ketika satu lembaga menghadapi masalah. Namun kegiatan public

relations harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang matang dan

secara terus-menerus.

Rhenald Kasali seorang ahli pemasaran di Indonesia dalam

bukunya Manajemen Public Relations: Konsep dan aplikasinya di

Indonesia menjelaskan proses public relations (diadaptasi dari Scott M.

Cutup, Allen H. Center dan Glenn M Brown, Effective Public Relations) adalah:

• Pengumpulan fakta

• Definisi permasalahan

• Perencanaan dan program

• Aksi dan komunikasi

• Evaluasi

Dari u rut an pros es t ersebut d ap at dik et ahui b ah wa kegi atan

publi c relations dimulai dengan kegiatan penelitian untuk mengetahui

permasalahan yang ada, dilanjutkan dengan merencanakan kegiatan apa

yang akan dilakukan untuk mengatasi atau menjawab permasalahan

tersebut, lalu melaksanakan k egi at an p u b l i c r el at i o n s ya n g t el ah

d i ren ca n ak an , d an d i ak h i ri d en g an mengevaluasi kegiatan yang

(11)

Kegiatan mengevaluasi identik dengan melakukan penelitian

tentang dampak dari kegiatan public relations yang telah dilaksanakan.

Hal ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi masalah baru yang

timbul, yang akan diikuti dengan merencanakan program kegiatan yang

baru. Kemudian setelah. kegiatan Public relations tersebut dilaksanakan,

maka selanjutnya akan dievaluasi lagi. Begitu seterusnya sehingga

kegiatan public relations akan merupakan kegiatan yang berkelanjutan.

Dalam konteks public relations, semua kegiatan yang dilakukan

harus memiliki tujuan yang jelas dan target public yang jelas. Oleh karena itu

ketika m e r e n c a n a k a n p r o g r a m p u b l i c r e l a t i o n s , y a n g p a l i n g

p e n t i n g a d a l a h mengidentifikasi siapa public yang menjadi sasaran dari

kegiatan tersebut.

Eileen Elliott de Saez dalam bukunya Marketing concepts for libraries

and information services mengidentifikasi public perpustakaan sbb:

Apabila diaplikasikan pada suatu perpustakaan umum , maka public yang

dihadapi oleh perpustakaan tersebut adalah sbb:

(12)

yang ada di tingkat pemerintah daerah tingkat I,

Pemerintah Daerah t i n g k a t I I , t i n g k a t k e c a m a t a n

a t a u p u n t i n g k a t k e l u r a h a n tergantung pada tingkat

mana perpustakaan itu berada. Kelompok inilah yang

biasanya sangat berperan dalam menetapkan alokasi dana,

ijin melakukan kerjasama, dsb.

• Penyandang dana, dalam arti public di luar lembaga penaung. Kelompok ini bisa terdiri dari donatur yang

bisa memberikan sumbangan, misal perusahaan melalui

program CSR, perorangan, dsb.

• Pemerintah, yaitu kelompok yang mengeluarkan peraturan seperti b u k u ya n g d i l ara n g b e red ar , u n d an g -u n d an g

p erp u s t ak aa n , undang-undang hak cipta, dsb.

• Lembaga yang berpengaruh pada perpustakaan, misal IKAPI

• Media terdiri dari orang-orang (wartawan) media massa baik cetak maupun elektronik.

• Organisasi profesi, misal Ikatan Pustakawan Indonesia

• Lebaga social, missal LSM yang memiliki perhatian pada dunia perpustakaan atau buku.

• Pegawai terdiri dari level manajemen, staf, kelompok pustakawan, dst.

• Suppliers adalah mereka yan g mensuplai seluruh kebutuhan

perpustakaan, mulai dari supplier buku, mebeler, ATK, TI, dst.

• Pengguna terdiri dari berbagai kelompok, seperti berdasarkan usia ada anak-anak, remaja, dewasa, orang tua; berdasarkan

pekerjaan ada pegawai negeri, wiraswasta, pelajar, mahasiswa,

(13)

Publik yang lainnya, misal publik pencinta perpustakaan, publik

tokoh masyarakat yang akan berpengaruh pada animo masyarakat untuk

memanfaatkan perpustakaan, dsb.

Berdasarkan posisinya publik suatu lembaga dapat dibedakan atas

publik internal dan publik eksternal. Begitu juga suatu perpustakaan dapat

melihat siapa yang menjadi publik internalnya dan siapa saja yang menjadi

publik eksternal.

Pada umumnya yang termasuk publik internal adalah para pegawai

yang ada di dalam suatu lembaga, sedangkan mereka yang berada di luar

lembaga dikategorikan sebagai publik eksternal.

Publik internal suatu perpustakaan terdiri dari kelompok manajemen,

staf administrasi, kelompok pustakawan, dll. Sedangkan kelompok di luar

kategori itu bisa disebut sebagai publik eksternal.

Tujuan kegiatan internal public relations adalah untuk menumbuhkan

dan memelihara disiplin, motivasi, dan produktivitas kerja serta rasa

memiliki pada lembaga. Hal ini sangat penting ditanamkan pada seluruh

pegawai agar tercipta budaya perusahaan (corporate culture) atau budaya

lembaga yang baik.

Demikian pula halnya dengan lembaga perpustakaan. Hampir 75%

dari staf perpustakaan melakukan kegiatan layanan informasi yang

berhadapan langsung dengan pengguna. Karena itu budaya kerja yang

berdisiplin, bertanggungjawab, bekerjasama dan penuh dedikasi

merupakan satu hal yang mutlak. Sikap ini harus ditunjukkan pada

perilaku melayani dengan terampil, sopan, ramah dan menyenangkan.

Perilaku seperti ini sekaligus merupakan usaha untuk membangun citra

atau kesan yang baik pada publik pengguna. Melalui sikap, dan perilaku

staf perpustakaan yang professional, pengguna akan percaya bahwa

(14)

dan mereka akan memiliki kesan bahwa perpustakaan merupakan tempat

yang menyenangkan untuk dikunjungi lagi.

Kegiatan public relations yang ditujukan pada public internal

bisa meliputi:

• memberikan kesempatan untuk ikut pelatihan, atau pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti seminar-seminar

yang berkaitan dengan job nya, sehingga staf akan memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik yang sekaligus akan

lebih meningkatkan rasa percaya diri.

• melalui kegiatan-kegiatan komunikasi formal yang rutin dilakukan seperti rapat mingguan atau bulanan atau hanya

briefing di pagi hari sebelum semuanya memulai tugas

masing-masing. Hal ini akan membuat seluruh staf selalu mengetahui apa

yang terjadi di lingkungan kerjanya, sehingga mereka selalu merasa

menjadi bagian dari tim kerja yang ada. Komunikasi formal juga

bisa dilakukan secara tertulis seperti memo, pagan pengumuman,

surat, dst.

• Komunikasi informal yang dilakukan sehari-hari baik secara horizontal maupun secara vertical. Karena itu harus diciptakan

situasi komunikasi yang terbuka, saling m enghargai dan saling

perca ya agar tercipta l i n g k u n g a n k e r j a ya n g m e n ye n a n g k a n

ya n g a k a n m e n i n g k a t k a n produktivitas kerja.

• Kegiatan-kegiatan khusus yang sengaja diselenggarakan, misal rekreasi bersama, olah raga bersama, buka puasa bersama, dsb.

• Menerbitkan majalah internal yang isinya terdiri dari artikel-artikel yang akan memperkaya wawasan, berita-berita internal

perpustakaan sendiri, atau berita-berita dari luar yang berkaitan

dengan profesi, atau juga berita-berita tentang pegawai seperti

pernikahan, kelahiran anak, atau dukacita.

(15)

Kegiatan external public relations terdiri dari berbagai kegiatan

yang ditujukan pada publik yang berada di luar perpustakaan. Pada

umumnya terdiri dari:

• Menerbitkan media tercetak seperti brosur, leaflet yang berisi profil singkat perpustakaan dengan segala aktivitasnya; buku petunjuk

pemanfaatan perpustakaan; daftar koleksi khusus misal koleksi

majalah; laporan tahunan, bulletin; dsb. Beberapa hal yang

harus diperhatikan ketika menerbitkan sesuatu antara lain:

pembuatannya harus dikerjakan oleh tenaga yang professional.

karena terbitan yang asal jadi akan menjatuhkan citra perpustakaan ybs.

Hal lain yang harus direncanakan dengan matang adalah cara

pendistribusiannya yang harus dilakukan dengan elegan dan

mencapai target sasaran.

Membuat notices (petunjuk lokasi) yang bertujuan membantu pengunjung

perpustakaan agar mudah menemukan apa yang dibutuhkannya. Misalnya

petunjuk arah menuju lokasi perpustakaan, petunjuk yang menunjukkan

ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan, membuat denah

ruangan perpustakaan secara keseluruhan, dsb. Notices harus dibuat dengan

bagus menggunakan bentuk huruf dan warna yang menarik dengan

ukuran yang sesuai dengan kondisi ruangan. Juga harus ditempatkan

pada posisi yang mudah terlihat.

• Membuat benda-benda souvenir berlogo perpustakaan atau menggunakan logo lembaga penaung. Benda-benda tersebut bisa

diberikan secara cumacuma sebagai hadiah, atau bisa dijual pada acara

tertentu, misalnya ketika perpustakaan menyelenggarakan pameran.

Tujuan pembuatan benda-benda ini agar perpustakaan dikenal dan

selalu diingat oleh public sasaran. Oleh karena itu souvenir ini harus

menarik dan mudah dibawa, misal gantungan kunci, pisau pembuka surat,

(16)

Membuat paket pendidikan pengguna (users education) dalam bentuk media audio visual, misal dalam bentuk DVD. Tujuannya adalah

untuk memperkenalkan aktivitas yang ada di perpustakaan dan

sekaligus mendidik para pengguna agar menjadi pengguna

perpustakaan yang m a n d i r i . P e m b u a t a n p a k e t i n i h a r u s

d i k e r j a k a n o l e h o r a n g y a n g p ro fe s s i on al agar h as i ln ya

m em u as k an . Di s am pi n g i t u d i p erlu k an persiapan untuk pengambilan

gambarnya sehingga diperlukan pengarahan terlebih dahulu bagi staf

perpustakaan yang akan dilibatkan. Juga harus d i i n g a t b a h w a a k a n

d i p e r l u k a n a l a t d a n r u a n g a n k h u s u s u n t u k pemutarannya.

Kelebihan media ini adalah bisa digunakan berulangkali dalam jangka

waktu yang relative lama, dan pesan yang disampaikan benar-benar

persis dengan aslinya.

• Men yel en ggarakan pam eran b aik di p erpust ak aan s endi ri, mau pun membuka stand pameran adalah agar perpustakaan dikenal

oleh public eksternal, oleh karena itu pameran harus dipersiapkan

dengan matang. Pemilihan materi yang akan dipamerkan harus yang

representative dan staf penjaga stand pameran harus yang mampu

menjelaskan tentang perpustakaan pada pengunjung. Biasanya

pameran dikaitkan dengan event tertentu, misalnya ulang tahun kota

Bandung, atau hari-hari besar nasional. Merupakan kesempatan

yang sangat baik apabila perpustakaan bisa menjadi peserta dalam

sebuah pameran yang besar dimana biasanya diliput oleh media,

sehingga perpustakaan bisa diekspose di media dan ini akan

merupakan nilai tambah bagi perpustakaan itu sendiri.

• Menyelenggarakan seminar. Biasanya topic seminar dikaitkan dengan event

tertentu atau berkaitan dengan dunia perpustakaan. Kegiatan

seminar juga harus dipersiapkan dengan matang, mulai dengan

pemilihan topic, p e m b i c a r a , t e m p a t , t a r g e t p e s e r t a , d s b . J u g a

j a n g a n l u p a b a h w a penyelenggaraan seminar itu harus

(17)

m e m p e r k e n a l k a n p e r p u s t a k a a n , menumbuhkan citra yang baik

terhadap perpustakaan, dan juga dapat d i j a d i k a n s a r a n a m e n c a r i

u a n g a p a b i l a t o p i c y a n g d i b a h a s d a n pembicaranya cukup

mempunyai nilai jual.

• Menyelenggarakan lomba-lomba dengan tema yang berkaitan dengan dunia perpustakaan. Kegiatan ini juga membutuhkan persiapan

yang cukp matan g, mulai p emilih an tema, penentu an p eserta ,

pen en tu an ju ri, penentuan tempat dan waktu, dan jangan lupa harus

menyediakan hadiah bagi pemenang. Oleh karena itu untuk kegiatan

ini sering kita harus mencari sponsor. Penyelenggaraan kegiatan ini

juga harus dipublikasikan p a d s m a s y a r a k a t . T u j u a n k e g i a t a n i n i

u n t u k m e m p e r k e n a l k a n perpustakaan dan juga diharapkan bi sa

meningkatkan peman faatan perustakaan.

• Menyelenggarakan open house. Kegiatan ini disamping membutuhkan persiapan yang cukup matang, juga dibutuhkan rasa

percaya diri atau keberanian untuk tampil, karena kita

mengundang orang lain untuk mengunjungi dan melihat kita secara

keseluruhan. Tonjolkanlah hal-hal yang menarik untuk dilihat orang dan

simpanlah dulu hal-hal yang tidak ingin diketahui orang lain.

• Melakukan lobbying dengan para pengambil kebijakan. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan melakukan komunikasi

interpersonal. Kegiatan ini harus di back up oleh kemampuan

perpustakaan dalam menyediakan s u m b er-s u mb er i n fo rm as i yan g

d i b ut u h k an ol eh p ara k ey p er s o ns . Tunjukkan pada mereka

bahwa perpustakaan merupakan unit kerja yang penting untuk

mereka dan penting untuk lembaga secara keseluruhan. Kegiatan

ini bertujuan agar perpustakaan mendapatkan perhatian dan

memperoleh dukungan dari para key persons.

(18)

massa bisa berupa release, advertorial, artikel, bahkan mungkin

surat pembaca untuk klarifikasi sesuatu hal yang berhubungan

dengan perpustakaan. Dengan demikian kemampuan menulis mutlak

diperlukan oleh staf perpustakaan.

• Membuat website yang berisi profile perpustakaan dengan layanan-layanan y a n g t e r s e d i a . M e l a l u i w e b s i t e b i s a d i i n f r o m a s i k a n

k e b e r a d a a n perpustakaan sekaligus untuk membangun citra. Suatu

website akan efektif (sering diunjungi oleh pengguna) apabila

informative, di update secara teratur dan tampilannya menarik.

Oleh karena itu dibutuhkan keahlian, sumberdaya, dan waktu

untuk bisa menjaga eksistensinya. Perencanaan yan g matan g

mengenai tujuan, target sasaran, dan siapa yan g akan

bertanggungjawab untuk design dan content sangat penting.

Hal l ain yan g h aru s d i p erh ati k an k aren a ak an m en j ad i

p en d o ro n g tumbuhnya citra yang baik antara lain:

• Lokasi perpustakaan harus strategis dalam arti mudah dijangkau dan mudah diketahui. Apabila sudah terlanjur berada di

lokasi yang kurang s t rat egi s , b u at l ah p en u n j uk arah d en gan

d es i gn yan g m en ari k d an diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

• Bangunan perpustakaan harus bagus, menarik, dengan lingkungan yang bersih dan nyaman. Juga dekorasi dan tata ruang yang

sesuai. Mebeler j u g a h a r u s y a n g t e p a t d a n m e m a d a i d a r i

s e g i j u m l a h . M e s k i p u n perpustakaan hanya menempati

sebuah ruangan yang ada di sebuah gedung, misalnya

perpustakaan yang ada di tingkat kelurahan, namun tetap

penataannya harus diusahakan rapi, dan menarik untuk dikunjungi.

(19)

yang terkunci, agar pengguna bisa melihat-lihat buku sebelum dia

meminjamnya nanti.

• Fasilitas yang tersedia harus mencukupi dan akan membantu kemudahan pengguna dalam memperoleh sumber informasi yang

mereka butuhkan. Misal tersedianya sarana untuk menelusur sumber

informasi yang dimiliki perpustakaan seperti catalog yang bisa

berupa kartu, catalog online, atau kalau koleksinya masih kurang

dari seratus judul, kita bisa membuat daftar buku yang dimiliki

perpustakaan yang disusun berdasarkan judul secara alfabetis

sehingga mudah untuk ditelusur.

• Staf perpustakaan yang ramah, siap membantu dengan terampil, dan cerdas dengan penampilan yang rapi dan menarik.

CRM (customer relationship management) yaitu menganggap pengguna perpustakaan sebagai mitra dan membangun serta memelihara

hubungan baik yang saling menguntungkan dengan mereka.

CRM focus pada pengguna aktual dengan berusaha agar mereka selalu

merasa welcome, me m p e r h at i ka n k e l u h a n d a n p e n d a p at n ya ,

m e m en u h i k e b u t u h an informasinya dengan cepat, tepat dan

akurat (personalized service). Apabila telah tercipta situasi seperti

ini, pengguna akan selalu loyal, dan menginformasikan

kepuasann ya pada t emann ya, k eluargan ya, dst., sehingga dia

akan menjadi marketer bagi perpustakaan. CRM diharapkan bisa

diterapkan pada public pengambil kebijakan (key persons) agar

tercipta citra yang baik yang selanjutnya diikuti oleh adanya

perhatian dan dukungan terhadap perpustakaan.

(20)

terlihat dan terjangkau oleh pengunjung perpustakaan. Sediakan

alat tulis didekatnya sehingga akan memudahkan pengunjung yang akan

menuliskan saran atau keluhannya. Jangan lupa kita harus membaca

saran-saran tersebut dan berusaha melakukannya sesuai dengan

(21)

Kegiatan-kegiatan public relations yang telah disebutkan di atas

mungkin telah sering kita dengar dan bahkan kita laksanakan. Tentu saja

kegiatan public relations bukanlah satu obat mujarab yang langsung

bisa mengatasi segala permasalahan yang ada yang dihadapi oleh

perpustakaan. Namun dengan usaha yang konsisten, terus-menerus dan

terkoordinasi dengan baik, diharapkan akan tercipta citra yang baik

terhadap perpustakaan yang selanjutnya diikuti oleh adanya perhatian dan

dukungan.

Inti dari kegiatan public relations adalah kegiatan komunikasi, oleh

karena itu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh para pengelola

perpustakaan akan t u r u t m e m b a n t u m e m b a n g u n c i t r a

p e r p u s t a k a a n . A p a k a h i t u k e g i a t a n komunikasi secara formal

seperti dalam rapat atau ketika berpidato, ataupun kegiatan komunikasi

informal yang dilakukan sehari-hari.

Kegiatan public relations harus menjadi fokus perhatian seluruh

staf perpustakaan, mulai tingkat manajer, kelompok pustakawan, staf

administrasi sampai tingkat yang paling bawah, satpam misalnya.

Karena kegiatan public relations yang telah dilaksanakan akan berhasil

dengan baik apabila didukung oleh kinerja yang professional disertai dengan

kepribadian dan perilaku yang menyenangkan, ramah, siap membantu dengan

penuh perhatian dan dedikasi dari seluruh staf perpustakaan.

Perpustakaan umum yang telah memiliki reputasi yang baik akan

menjadi image creator bagi lembaga penaung dalam hal ini

pemerintah daerah yang bersangkutan, mengingat perpustakaan

merupakan satu public service area yang sering dikunjungi tamu-tamu dari

(22)

p en t i n g u n t u k m em b eri k an k es em p at an b a gi masyarakat melakukan

kegiatan belajar seumur hidup (longlife learning), atau ada yang

mengatakan bahwa perpustakaan umum adalah universitasnya orang

m i s k i n , y a i t u t e m p a t b e l a j a r n ya m e r e k a ya n g t i d a k m a m p u

m e n e m p u h pendidikan di universitas secara formal. Dengan demikian sudah

sewajarnya apabila perpustakaan selalu mendapat perhatian dan dukungan

yang baik dari para pengambil kebijakan, dalam hal ini jajaran pimpinan

(23)

DAIFTAR BACAAN

o Anggoro, M. Linggar. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya

di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta, 2001.

o Cuthp, Scoot M.; Center, Allen H; Glen M. Broom. Effective

Public Relations. Prentice Hall International, New Jersey, 2000.

o Elliot de Saez, Eileen. Marketing Cocepts for Libraries and

Information Services. Facet Publishing, London, 2002.

o Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994.

o Komariah, Neneng. Kemitraan antara Perpustakaan dan Industri

dalam menunjang Terciptanya Masyarakat Gemar Belajar: Studi

kasus mengenai di Cisral Unpad. Makalah

disampaikan pada Simposium Kebudayaan Indonesia

Malaysia (SKIM) ke X. Kuala Lumpur, Malaysia. 2007.

o Mcnamara, Jim. Public Relations Handbook. Archipelago Press,

Linfield, 1992.

o Usherwood, Bob. The Visible Library Practical Public Relations for

Referensi

Dokumen terkait

a) Sebagian siswa sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini

Berdasarkan informasi dari guru bimbingan konseling di MTs Wathoniyah Gintung Lor banyak siswa mengalami masalah penyesuaian diri, antara lain ditunjukkan dengan banyak siswa

mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatkan pengetahuan dan minat peserta didik pada teknologi, serta meningkatkan kemampuan

terapi pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSU dr Moewardi Surakarta', Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.. Pathophysiology: Concepts

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model bisnis apa yang digunakan oleh PT Finnet Indonesia kedepannya agar PT Finnet Indonesia dapat menjadi Market Leader

[r]

Misalnya, zaman dahulu penggunaan batik sangat erat kaitannya dengan kehidupan Jawa dan penggunaannya dapat dilihat di keraton- keraton Jawa, dan sebagian orang yang

1) Rapat paripurna-1. Rapat paripurna-1 dilaksanakan oleh DPRD Kota Pasuruan dan Pemerintah Kota Pasuruan pada tanggal 13 Desember 2007. Rapat paripurna- 1 ini merupakan rapat