• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipertiroidisme Pada Wanita Usia Reproduksi (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hipertiroidisme Pada Wanita Usia Reproduksi (Studi Pustaka)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hipertiroidisme atau tirotoksikosis adalah sindrom klinis yang diakibatkan oleh peningkatan hormon tiroid. Wanita lebih banyak menderita hipertiroidisme dengan rasio wanita:pria adalah 7: 1 . Sejumlah 2% wanita terkena hipertiroidisme dengan insidensi tertinggi terjadi pada wanita usia reproduksi. Angka kejadian relaps masih tinggi untuk pengobatan dengan obat antitiroid yaitu sekitar30-80%. Menggunakan Radioactive Iodine (RAI), keberhasilan pengobatan 60% dan 90% dengan operasi tiroid.

Tujuan dilakukannya studi pustaka ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya hipertiroidisme pada wanita usia reproduksi. Dengan diketahuinya faktor-faktor diatas diharapkan dapat mendignosa hipertitoidisme lebih awal sehingga pengobatan dapat dilakukan secepatnya sehingga menghindari tejadinya komplikasi. Pengobatan yang tepat perlu diketahui untuk menghindari kemungkinan terjadinya relaps.

Sebanyak 60-90% hipertiroidisme addah penyakit Graves. Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang disertai trias yaitu goiter difus, oftalmopati dan dermopati. Faktor genetik adalah faktor yang sangat penting yang mempengaruhi timbulnya hipertiroidisme disamping kehamilan, stres, juga pengobatan radiasi di daerah kepala dan leher. Karena itulah hipertiroidisme sering terjadi pada wanita. Faktor-faktor yang berpengaruh terpenting berdasarkan hasil studi pustaka untuk wanita usia reproduksi addah kehamilan dan stres. Pengobatan primer terdiri dari 3 jenis yaitu obat anti tiroid, RAI dan operasi tiroid di tambah terapi suportif Yang paling direkomendasikan untuk wanita usia reproduksi yang tidak hamil adalah RAI dan untuk wanita hamil adalah ubat antitiroid.

Apabila mempunyai riwayat penyakit keluarga, hendaknya berhati-hati terhadap faktor-faktor predisposisi, agar penyakit dapat di diagnosa secara dini dan gejala-gejala dapat dikenali lebih awal sehingga pengobatan dapat secepatnya dilakukan dan untuk mencegah penyakit bertambah berat. Hendaknya prosedur pengobatan untuk masing-masing jenis terapi diikuti dan dilaksanakan dengan baik untuk menghindari terjadinya relaps. Berkonsultasilah dengan dokter spesialis untuk mendapatkan pengobatan terbaik.

(2)

ABSTRACT

Hyprthyroidism, or thyrotoxicosis is clinical signs which is caused by the raising up of thyroid hormone. More women than men suffered hyperthyroidism by ratio 7: I . Two percent of total women suffered hyperthyroidism in reproductive age. The number of relaps is still high throughout antithyroidism drugs is 30- 80%. The succesfull of treatment using Radioactive Iodine (RAI) reached 60% and 90% by thyroid surgery.

The aims of this study is to identify the factors which influence hyperthyroidism on women in reproductive age. By knowing those factors we hope to be able to diagnose hyperthyroidism earlier, and we do the treatment as soon as possible to avoid the complications. The right treatment need to be known to ovoid relaps.

Sixty to ninety percent of hyperthyroidism is Graves disease. Graves disease is an autoimmune disease that followed by diffus goiter, opthalmopathy, dermopathy. The most important factor as genetic which influence the symptoms hyperthyroidism beside pregnancy, stress, radiation treatment to head and neck. That is why hyperthyroidism most suffered by women. Based on this study, the most important factors which influence women in reproductive age is pregnancy and stress. The primary treatment stands of 3 types namely antithyroid drugs, Radioactive Iodine (RAI), thyroid surgery, plus supportive theraphy. The recommendation for women in reproductive age who is not pregnant is

RAI

and for women in pregnancy is antithyroid drugs.

If had genetic factor, be careful to predisposition factors. By knawing those factors we hope to be able to diagnose and knowing the signs of hyperthyroidism earlier and we do the treatment as soon as possible to avoid the complications. The treatment procedure for each kind of theraphy supposed to be followed and rightly done to ovoid relaps. Consultation with your doctor to get

the best treatment.

(3)

DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Identifikasi Masalah

1.4. Kegunaan Penelitian 2.1. Kelenjar Tiroid

BABI. PENDAHULUAN

1.3, Maksud dan Tujuan 1

BAB ll. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Morfologi Kelenjar Tiroid 2.1.2 Sintesis Hormon Tiroid 2.1.3 Fungsi Hormon Tiroid 2.1.4 Kelainan Hormon Tiroid 2.2. Hipertiroidisme

2.2.1 Etiologi

2.2.2 Manifestasi Klinis 2.2.3 Diagnosa

2.2.4 Diagnosa Banding Pada Pemeriksaan Klinis 2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tejadinya

Hipertiroidisme Pada Wanita Usia Reproduksi 2.4. Terapi Hipertiroidisme

2.4.1 Obat Antitiroid 2.4.2 Iodine Radioactive 2.4.3 Operasi Tiroid BABIII. RINGKASAN

BAB

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

4.2. Saran DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HlDUP PENULIS

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Morfologi Kelenjar Tiroid 2.2. Sintesis Hormon Tiroid 2.3. Hipersekresi Hormon Tiroid 2.4. Eksoftalmus

2.5.

Thyroid

Scan

hal 5 6 9 13 16

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertiroidisme atau di kenal juga dengan nama tirotoksikosis. Merupakan suatu sindrom Minis yang diakibatkan oleh hormon tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme ini berhubungan erat dengan penyalut Graves, karena hipertiroid yang disebabkan oleh penyakit Graves sekitar 60-90%. Nama penyakit Graves ini diambil dari nama dokter yang berasal dari Irlandia bernama Robert J. Graves di London Medical Journal tahun 1835. Dikenal juga dengan nama penyakit Parry dan di Eropa dikenal dengan nama Basedow.

Sebetulnya gambaran klinis hipertiroidisme ini pertama kali ditemukan oleh Parry pada tahun 1786 dan Von Basedow menemukan secara lengkap dengan ditemukannya 3 kasus hipertiroidisme ini pada tahun 1835.

Distribusi penyakit ini di seluruh dunia dan prevalensi tertinggi terjadi pada wanita usia 30 - 40 tahun, pada anak-anak dan dewasa muda lebih rendah, jarang

pada anak usia kurang dari 5 tahun. Ratio wanita : pria = 7 : 1 pada daerah non endemik. Pada daerah endemik ratio tersebut lebih rendah (Harisson, 1998). Pada wanita umur 20-30 tahun ( J. Schilling, 1997). Pada wanita umur 20-40 tahun (Glandcentral.com, 2000).

(6)

2

apabila tidak mendapatkan pengobatan yang baik. Diperlukan penatalaksanaan yang tepat agar kemungkinan untuk relaps dapat diperkecil.

1.2 Identifikasi Masalah

Sejak tahun 1835 sampai sekarang terjadi peningkatan jumlah penderita hipertiroidisme yang sangat nyata terutama untuk wanita usia reproduksi, tahun 1835 hanya ditemukan sekitar 3 kasus dan sekarang 2 % wanita terkena penyakit ini, dan kemungkinan untuk terjadinya relaps masih tinggi (menggunakan obat anti tiroid) yaitu sekitar 30-80 %, 70 % terjadi dalam waktu 1 tahun setelah obat dihentikan, sedangkan dengan radioactive iodine keberhasilannya 60 % dan dengan operasi tiroid 90%. Berdasarkan penjelasan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam studi kepustakaan ini adalah :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya hipertiroidisme pada wanita usia reproduksi?

2 . Bagaimanakah penatalaksanaan hipertiroidisme yang tepat agar tidak terjadi relaps?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertiroidisme pada wanita usia reproduksi.

2 . Mengetahui bagaimana penatalaksanaan hipertiroidisme yang tepat agar

(7)

3

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan studi pustaka ini adalah :

1. Dengan diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertiroidisme ini diharapkan dapat mendiagnosa hipertiroidisme lebih awal sehingga pengobatan dapat secepatnya dilakukan agar tidak terjadi kompli kasi .

(8)

32

RIWAYAT

HIDUP PENULIS

Nama

Tempat/Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

Alamat

Pendidikan

Lulus Tahun 1988

Lulus Tahun 199 1

Lulus Tahun 1994

Masuk Tahun 1996

Dini Hidayat

Karawang, 15 Mei 1976

Perempuan

Kompleks Sukamenak Indah F-46

Bandung-40228

SDN Babakan Tarogong I, Bandung

S M P Negeri 10, Bandung

SMA Negeri 20, Bandung Fakultas Kedokteran

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kandungan sitral diakibatkan oleh semakin banyak komponen lain yang terpisah pada proses distilasi akibat rendahnya titik didih komponen tersebut, sedangkan

Program Pemantapan Lapangan (PPL) tahap 1 dimaksudkan agar mahasiswa dapat belajar dengan mengamati keadaan sekolah, kelas, kantor, interaksi sosial yang terjadi,

Dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap pelaksanaan laporan morbiditas rawat inap di unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Umum Sinar Husni Medan, ada beberapa

Berdasarkan hasil pengujian black box pada tabel 1 yang dilakukan pada aplikasi rapat koordinasi kegiatan tim Campus Ministry dapat dilihat status pengujian

Sebagai seorang yang beragama islam, islam menjadi hendaknya menjadi dasar dalam menata kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun budaya sehingga kehidupannya menjadi prilaku

Gambar 4. Hasil pemotretan permukaan lapisan tipis enampang lintang lapisan tipis CdSe perbesaran 5000 kali. Spectroscopy) Komposisi kimia dari preparasi lapisan tipis CdSe

Oleh karena itu, peneliti menggunakan perhitungan biaya satuan menggunakan modelActivity Based Costing (ABC) untuk menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, dan karunianya, sehingga penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan proposal skripsi