• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosesi Pelaksanaan Pernikahan Mabang Handak di Suku Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) PadaTahun 2000-2008

Pengertian pernikahan menurut Undang-undang Pernikahan Republik Indonesia No. 1 Th.1974 adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Masih menurut UU No. 1 Th. 1974, pernikahan dianggap sah apabila di lakukan menurut hukum masing-masing agama atau kepercayaan yang di anut sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

Pernikahan menurut Aisyah (1979:56) adalah akad antara calon suami istri untuk hidup bersama sebagai pertalian yang suci anatar pria dan wanita dengan tujuan menyelenggarakan hidup yang akrab guna mendapatkan keturunan yang sah dan membina keluarga dan rumah tangga yang bahagia. Sedangkan menurut Mulyadi (1994:59) pernikahan merupakan suatu ikrar yang dinyatakan oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk melangsungkan sebuah kehidupan rumah tangga dengan tujuan yang baik karena ikrar tersebut harus di pertangung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak Yuslizal selaku Budayawan OKI tentang prosesi dalam pernikahan mabang handak ada dibawah ini.

Dan ini adalah tahapan-tahapan prosesi Pernikahan Mabang Handak di Suku Kayu Agung adalah sebagai berikut :

51

Nyelabar atau bertamu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pihak calon laki-laki mengutus dua orang laki-laki dan perempuan dewasa untuk membawa pesan dari pihak laki-laki yang berkeinginan untuk meminang calon mempelai perempuan. 2. Manjaouw Lamaran

Manjaouw Lamaran merupakan proses lanjutan dari proses nyelabar guna melanjutkan hasil dari jawaban keluarga calon mempelai perempuan. Calon mempelai laki-laki sudah membawaa bawaan seperti kain songket, kebaya, tas, dan lain-lain. 3. Lamaran Masak Matah

Maksud dari masak matah adalah bawaan saat lamaran ini berupa tumbuh-tumbuhan atau rempah-rempah yang di sertai pula dengan masakan kue-kue dan bolu serta lauk-pauk yang sudah di masak.

4. Betorang atau Bertunang

Maksud dari bertorang atau bertunang adalah melakukan lamaran terakhir dengan tujuan melakukan kelanjutan tentang hari pernikahan sekaligus menerangkan kepada masyarakat bahwa proses muda-mudi tersebut resmi untuk di nikahkan dengan di tandai adanya prosesi tukar cincin.

5. Ningkuk atau Berkumpul

Masing-masing pihak keluarga mengumpulkan sanak famili serta jiron tetangga untuk membahas sekaligus membagi tugas kepanitian dalam melakukan acara selanjutnya.

Calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan untuk mengundang orang-orang serta jiron tetangga dan muda-mudi untuk hadir dalam acara pelaksanaan hajatan dan untuk acara midang

7. Nutu Bumbu

Suatu proses yang di lakukan oleh pihak keluarga untuk meracik bumbu rempah-rempah sebagai pelengkap gulai sayur-mayur dalam hajatan. Hal ini di lakukan dua hari sebelum acara pelaksanaan hajatan.

8. Midang

Pelaksanaan midang merupakan arak-arakan untuk melepas status masa lajang kedua calon mempelai dengan diringi bujang gadis baik dari kedua pihak keluarga maupun muda-mudi jiron tetangga, yang di ketuai oleh cap dalom dan mas ayu (ketua bujang gadis) berjalan menelusuri pinggiran sungai Komering dari ujung dusun ke ujung dusun dengan tujuan untuk menerangkan kepada masyarakat bahwasanya pasangan kedua mempelai resmi akan di nikahkan.

9. Malam Mulah

Malam mulah merupakan pesta bagian dari muda-mudi berkumpul bersama calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan yang di sertai adanya orkestra. Malam mulah ini dilakukan di dua tempat yaitu di tempat calon mempelai laki-laki dan di tempat calon mempelai perempuan.

10. Begorok

Begorok merupakan pelaksanaan pesta dari acara Mabang Handak yang di lakukan secara besar-besaran.

53

11. Kungayan

Kungayan adalah ketika pihak keluarga calon mempelai perempuan di undang ke tempat pengantin laki-laki untuk menghadiri sekaligus melaksanakan proses Akad nikah (ijab qobul). Untuk tempatnya sendiri tergantung dengan keputusan kedua keluarga mempelai ingin melaksanakan akad nikah di tempat keluarga laki-laki ataupun keluarga perempuan.

12. Manjouw Kahwen

Manjouw Kahwen merupakan prosesi setelah kungayan atau akad nikah dimana pihak keluarga laki-laki (bapak-bapak) kerumah keluarga mempelai perempuan dengan tujuan memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa sudah dilaksanakannya akad nikah dan kedua mempelai sudah berikan julukan (gelar). Setelah dilakukannya silahtuhrahmi antara kedua belah pihak, sekaligus pihak keluarga laki-laki membawa barang bawaan dari pihak perempuan seperti lemari, ranjang, meja makan, kursi, barang pecah belah dan lain-lain.

13. Malam Ritarian

Malam ritarian adalah pelaksanaan terakhir dari pesta resepsi Mabang Handak yang di gelar di halaman rumah pengantin laki-laki yang dilakukan sampai larut malam. Makna dari malam ritarian melakukan hiburan dan tari-tarian dan bernyanyi para muda-mudi, bapak-bapak dan ibu-ibu.

Adapun hal-hal yang berhubungan dengan tantanan adat istiadat dalam pernikahan Mabang Handak adalah sebagai berikut :

1. Tantanan adat istiadat pernikahan harus lengkap

Dalam prosesi Pernikahan Mabang Handak tantannya harus lengkap dari proses lamaran sampai hari pernikahan yang menghabisi waktu 7 hari 7 malam.

2. Menimbang kedua tubuh pengantin

Maksud dari menimbang berat tubuh kedua pengantin adalah untuk mengetahui ada nasib keberuntungan atas pernikahan tersebut.

3. Adanya tari cang-cang dalam prosesi Manjaouw Kahwin

Tari cang-cang merupakan tarian untuk menyambut pihak laki-laki dari pihak perempuan yang di lakukan oleh laki-laki dari kedua belah pihak untuk memberi kesan saling menjatuhkan atau meremehkan antar keluarga.

4. Adanya kereta hias “Juli”

Kereta hias “Juli” bermakna sebagai lambang keningratan keluarga dari sebelah pihak laki-laki.

5. Adanya kungayan bai-bai

Kungayan bai-bai adalah sekumpulan bapak-bapak yang memakai jas dan kain dari tempat mempelai laki-laki ke tempat mempelai wanita untuk bersilatuhrahmi dan untuk mengambil atau mengangkat barang bawaan mempelai wanita seperti lemari, meja makan, kursi dan perlengkapan rumah tangga yang lain.

55

Tanjidor bertujuan untuk memberikan kesan ketabuhan yang menandakan bahwa arak-arakan dari pihak perempuan pada saat itu di lakukan pada malam hari. Makna dari mengarak obor anan tuwoi yaitu melambangkan bahwa yang melakukan persedekahan atau pernikahan akan mengadakan perkenalan dari pihak perempuan ke pihak laki-laki khususnya kaum bapak-bapak dan ibu-ibu yang di lakukan secara besar-besaran dan penuh dengan kemeriahan. (Yurziral, wawancara: 14 Oktober 2018)

Uraian di atas merupakan tahapan-tahapan dari proses Pernikahan Mabang Handak dan hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat dalam Pernikahan Mabang Handak.

Dalam Pernikahan Mabang Handak ini, untuk busana pengantinnya pun berbeda dari busana pengantin yang lainnya, karena setiap busana pengantin dalam adat pernikahan di Suku Kayu Agung berbeda-beda sesuai dengan tingkatan adat itu sendiri. Untuk pakaian Mabang Handak sendiri sering disebut :

a. Jas Rojung Mabang Handak

Yaitu busana untuk mempelai laki-laki dengan memakai jas panjang sampai dibawah lutut memakai kain Bumpak (Rumpak) dilengkapi dengan kepudangnya (hiasan kepala untuk mempelai laki-laki) yang satu stel dengan kainnya atau yang disebut dengan Bengiyan Mabang Handak.

b. Maju Mabang Handak

Sebutan untuk busana pengantin wanita yaitu Angkinan beringin pitu. Yang dipakai kan untuk mempelai wanita dengan bunga melati asli.

Sedangkan perbedaan busana Pernikahan Mabang Handak dengan busana Pernikahan lain dalam masyakarat Suku Kayu Agung ialah :

a. Untuk mempelai laki-laki hanya memakai setelan jas pendek tanpa aksesoris kris yang di sematkan di depan perut. Tidak menggunakan kalung bunga melati asli. b. Untuk mempelai wanita hanya menggunakan beringin maksimal 5 tangkai. Tidak

menggunakan rumbai sampiran telinga dengan rangkaian melati asli.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa busana pengantin di Pernikahan Mabang Handak dan Pernikahan adat lainnya sangat berbeda dengan busana yang di pakaikan kepada kedua mempelai laki-laki dan wanita di dalam pernikahan Mabang Handak.

C.Dampak dari Pernikahan Mabang Handak Bagi Masyarakat Suku Kayu

Dokumen terkait