• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 7. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.2. Prospek Inflasi

tingkatan sedang dengan kecenderung sifat hujan yang normal. Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah pola hujan dan panas yang tidak teratur yang dapat mengganggu pola tanam dan pola panen berbagai komoditas pertanian.

Tabel 7.1.

Perkiraan Curah Hujan di Wilayah Sulawesi Tengah

7.2. Prospek Inflasi

Memperhatikan perkembangan inflasi pada triwulan III-2011, diperkirakan kota Palu pada triwulan IV-2011 mengalami tekanan inflasi yang sifatnya musiman. Inflasi tahunan (yoy) pada triwulan IV-2011 diperkirakan mencapai 4,42% + 0,5% atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,40% (yoy). Di sisi lain inflasi triwulanan (qtq) diperkirakan mencapai 1,67% + 0,5% atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulanan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,37%(qtq).

Penurunan proyeksi inflasi akhir tahun ota Palu seiring dengan penurunan proyeksi inflasi di tingkat nasional. Di awal tahun 2011, pemerintah menargetkan inflasi pada kisaran 5,7% + 1%. Hingga akhir September 2011, inflasi tahun kalender nasional baru mencapai 2,97% (ytd) atau secara tahunan sebesar 4,61% (yoy). Melihat cukup rendahnya inflasi pada triwulan III-2011 dan perkiraan berkurangnya tekanan inflasi pada triwulan IV-2011, Bank Indonesia mengambil kebijakan perubahan BI Rate dari 6,75% pada bulan September 2011 menjadi 6,5% pada bulan Oktober 2011. Dengan adanya perubahan stance ini, bank sentral yakin inflasi pada akhir tahun ini akan berada di bawah 5%.

Okt-11 Nop-11 Des-11

51-100 mm 51-100 mm 51-100 mm 101-150 mm 151-200 mm 101-150 mm 101-150 mm 151-200 mm 201-300 mm 101-150 mm 101-150 mm 101-150 mm 51-100 mm 201-300 mm 101-150 mm 101-150 mm 201-300 mm 201-300 mm 151-200 mm 201-300 mm 301-400 mm 51-100 mm 101-150 mm 101-150 mm 51-100 mm 101-150 mm 101-150 mm 51-100 mm 51-100 mm 101-150 mm Morowali Banggai BangKep Wilayah Palu Parigi Moutong Donggala Toli-Toli Buol Poso Tojo Unauna

75 Persen

Sumber : BPS, Proyeksi BI Palu

Grafik 7.3. Proyeksi Inflasi Kota Palu (Tw III-2011)

Di sisi penawaran tekanan inflasi pada komoditas beras diperkirakan berkurang seiring dengan panen raya yang terjadi pada triwulan IV-2011 pada hampir semua sentra produksi beras di Sulawesi Tengah. Dengan kondisi ini diharapkan kinerja Bulog dapat lebih maksimal dalam melakukan penyerapan beras yang ada di petani dan berperan secara aktif melalui berbagai program yang dimiliki seperti pasar murah, penyaluran raskin dan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga. Di sisi lain walaupun stok beras di Sulawesi Tengah saat ini surplus, adanya tren peningkatan harga beras dan harga cabe secara nasional diperkirakan berkontribusi pada meningkatnya harga pembelian pedagang luar daerah yang pada gilirannya dapat meningkatkan harga penjualan di kota Palu. Di samping itu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wajib mewaspadai komoditas-komoditas volatile foods seperti bumbu-bumbuan dan ikan mengingat masih tingginya curah hujan di berbagai daerah di Sulteng. Di sisi permintaan adanya momen Hari Raya Idul Adha, Natal dan Tahun Baru ikut memicu tingginya tingkat konsumsi masyarakat akan barang dan jasa khususnya sembako yang dapat memberikan tekanan harga pada komoditas-komoditas seperti beras, bumbu-bumbuan, daging dan komoditas sandang.

Sedangkan di sisi ekspektasi, sebagaimana yang tercermin dalam Survei Konsumen bulan September 2011, dalam tiga bulan yang akan datang masyarakat memperkirakan harga barang dan jasa akan meningkat dengan tingkat inflasi bulanan tertinggi pada bulan Desember 2011. 9,7 10,0 11,1 9,9 8,3 5,8 4,1 4,6 4,2 2,9 5,1 5,7 5,4 5,0 3,2 4,0 4,6 5,3 5,5 6,7 6,9 6,2 5,5 6,4 7,48 8,30 9,74 8,27 7,87 7,20 7,42 6,54 3,09 -1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,0 12,0 Ja n Feb Ma r A pr Mei Jun Jul A gu st

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

A

gu

st

Sep Okt Nop Des Jan Feb Ma

r A pr Mei Jun Jul A gu st Sep Okt Nop Des 2009 2010 2011 Proyeksi moderat Proyeksi optimis Proyeksi pesimis

76 Indeks Persen (mtm)

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Palu

Grafik 7.4 Laju Inflasi Bulanan dan Indeks Ekspektasi Perubahan Harga

Seiring dengan meningkatnya risiko global, rupiah mengalami depresiasi di triwulan III-2011. Rupiah sempat mengalami penguatan di awal triwulan III-2011, namun mulai melemah sejak Agustus hingga akhir triwulan III-2011. Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran investor adalah (i) meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap eskalasi krisis Eropa seiring meningkatnya potensi default Yunani; (ii) penurunan

peringkat utang Amerika1

dan Italia2

; (iii) penurunan rating surat utang tiga bank besar

3

; dan (iv) pernyataan The Fed bahwa terdapat significant downside

risks terhadap outlook perekonomian AS. Faktor-faktor tersebut menyebabkan investor

beralih ke aset-aset aman dan mulai menarik penempatannya di emerging markets (portfolio rebalancing). Kendati demikian, hingga akhir triwulan laporan, berdasarkan

hasil sebuah survei4

, pelaku pasar tetap memperkirakan rupiah akan bergerak menguat hingga akhir tahun 2011. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk meredam tekanan inflasi, khususnya dari imported inflation, dengan tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan proyeksi dari Financial Forecast Center, risiko tekanan inflasi khususnya pada komoditas emas diperkirakan masih tinggi. Sementara risiko dari harga minyak dunia diperkirakan justru mengalami penurunan pada triwulan IV-2011 yang

1 S & P menurunkan peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA+ dengan outlook negative 2 S & P meurunkan peringkat Italia dari A+ menjadi A dengan outlook negative

3 Moody’s menurunkan peringkat surat utang tiga bank terbesar di AS yaitu Citigroup, Wells Fargo dan Bank of America

4 Survei nilai tukar Bloomberg

-3,00% -2,00% -1,00% 0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2009 2010 2011 2012

Indeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum 6 bulan yad Indeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum 3 bulan yad Inflasi Aktual (m-t-m)

77 berlanjut hingga bulan Februari 2012 dan selanjutnya mengalami pembalikan arah menjadi meningkat kembali. Salah satu faktor utama penyebab turunnya harga minyak dunia ke depan adalah krisis utang Amerika Serikat yang berpengaruh pada permintaan minyak dunia.

USD/troy USD/barrel

Sumber : Financial Forecast Center Sumber : Financial Forecast Center

TABEL INDIKATOR EKONOMI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

a. Inflasi dan PDRB

Ket :

*) Data sementara sampai dengan September 2011 (open files)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

MAKRO

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palu 120,2 122,2 128.22 128,7 131,9 130,99 132,2 Laju Inflasi Tahunan (%) Kota Palu 3,2 5,3 6,9 6.40 9,74 7,20 3,09

Rp) 4.092,16 4.261,3 4.431,8 4.651,9 4.455,0 4.626,1 4.837,3 - Pertanian 1.682,93 1.721,3 1.778,9 1.868,2 1.831,5 1.857,8 1.895,7 - Pertambangan dan Penggalian 143,87 146,6 152,6 155,1 147,0 155,4 170,0 - Industri Pengolahan 259,89 274,7 284,5 289,4 274,3 288,4 299,4 - Listrik dan Air Bersih 29,15 30,6 31,8 34,0 32,7 33,3 34,1 - Bangunan 269,20 287,7 301,9 340,9 309,0 327,2 381,7 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 524,41 560,1 583,1 618,9 570,9 605,3 635,9 - Pengangkutan dan Komunikasi 312,38 327,1 342,7 350,8 340,8 361,1 376,7 - Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 201,98 208,2 214,8 223,1 224,0 227,0 237,4 - Jasa-Jasa 668,34 705,0 741,3 771,4 724,9 770,5 806,5

(miliar Rp) 4.092,16 4.261,3 4.431,8 4.651,9 4.455,0 4.626,1 4.837,3 -Konsumsi Rumah Tangga 2.406,85 2.414,6 2.499,4 2.556,5 2.536,9 2.603,9 2.673,2 -Konsumsi Lembaga Nirlaba 49,40 51,4 55,0 57,9 67,6 63,5 65,7 -Konsumsi Pemerintah 761,05 794,8 841,0 900,6 808,6 830,7 854,1 -PMTB 843,65 888,1 947,4 1.015,0 905,8 957,2 1.067,8 -Ekspor 695,45 630,6 684,4 658,7 679,2 717,4 759,7 -Impor(-) 664,25 518,2 595,5 536,8 543,1 546,5 583,2 Pertumbuhan PDRB tahunan (y-o-y) 7,92% 8,29% 8,74% 6,33% 8,87% 8,56% 9,15% Nilai Ekspor Non-Migas (USD Juta)* 97,97 78,1 109,2 91,7 69,2 72,0 37,7 Volume Ekspor Non-Migas (Ton)* 458.758,55 572.574,2 563.756,9 930.509,0 659.420,0 956.159,2 536.783,9 Nilai Impor Non-Migas (USD Juta)* 3,95 0,03 1,35 3,75 3,81 - 0,33 Volume Impor Non-Migas (Ton)* 3563,15 0,6 916,0 5.381,9 4.854,4 - 20,1

2010

b. Perbankan

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 yoy qtq

PERBANKAN Bank Umum:

Total Aset (Rp juta) 9.677.740 10.236.515 12.478.231 11.743.165 12.088.985 12.760.964 13.095.673 4,95% 2,62% DPK (Rp juta) 6.414.096 6.890.692 7.018.211 7.460.362 7.463.991 8.002.570 8.054.310 14,76% 0,65% - Giro 1.482.832 1.667.711 1.596.659 1.200.728 1.638.887 1.685.026 1.627.830 1,95% -3,39% - Deposito 1.529.638 1.526.322 1.530.001 1.513.296 1.736.312 1.811.947 1.883.434 23,10% 3,95% - Tabungan 3.401.626 3.696.659 3.891.550 4.746.338 4.088.792 4.505.597 4.543.046 16,74% 0,83% Kredit (Rp juta) 7.547.647 8.223.455 8.665.664 9.173.616 9.627.103 10.330.713 10.734.522 23,87% 3,91% 1 Modal Kerja 2.905.616 3.479.446 3.791.800 4.034.704 4.047.797 4.406.272 4.690.546 23,70% 6,45% 2 Investasi 652.626 710.934 656.167 697.112 756.262 812.280 857.619 30,70% 5,58% 3 Konsumsi 3.989.405 4.033.075 4.217.697 4.441.799 4.823.044 5.112.162 5.186.357 22,97% 1,45% % NPL GROSS 3,50% 2,84% 3,27% 3,30% 3,06% 3,36% 3,24% LDR 117,67% 119,34% 123,47% 122,96% 128,98% 129,09% 133,28%

Kredit UMKM (Rp juta) 5.617.190 6.716.974 3.760.423 3.862.072 4.088.635 4.485.044 4.745.388 26,19% 5,80% 1 Modal Kerja 1.990.222 2.886.391 3.265.220 3.338.129 3.522.521 3.869.026 4.108.161 25,82% 6,18% 2 Investasi 449.167 555.157 486.301 514.270 556.482 605.904 629.096 29,36% 3,83% 3 Konsumsi 3.177.801 3.275.426 8.902 9.673 9.632 10.114 8.131 -8,66% -19,61% Kredit Mikro 2.080.578 2.571.277 1.114.430 1.189.669 1.253.330 1.371.806 1.536.734 37,89% 12,02% 1 Modal Kerja 494.869 803.728 945.697 1.025.125 1.093.299 1.223.566 1.390.048 46,99% 13,61% 2 Investasi 144.926 187.512 168.732 164.544 160.031 148.240 146.686 -13,07% -1,05% 3 Konsumsi 1.440.783 1.580.038 - - - - - - -Kredit Kecil 3.135.522 3.292.354 1.769.512 1.789.590 1.971.731 2.191.257 1.741.963 -1,56% -20,50% 1 Modal Kerja 1.233.902 1.393.955 1.580.933 1.566.603 1.700.770 1.877.253 1.466.647 -7,23% -21,87% 2 Investasi 187.023 208.212 179.678 213.313 261.329 303.890 267.185 48,70% -12,08% 3 Konsumsi 1.714.597 1.690.188 8.902 9.673 9.632 10.114 8.131 -8,66% -19,61% Kredit Menengah 401.090 853.343 876.481 882.813 863.574 921.982 1.466.691 67,34% 59,08% 1 Modal Kerja 261.451 688.709 738.590 746.401 728.452 768.208 1.251.467 69,44% 62,91% 2 Investasi 117.218 159.434 137.891 136.412 135.123 153.774 215.224 56,08% 39,96% 3 Konsumsi 22.421 5.200 - - - - - - -NPL UMKM gross 3,01% 3,14% 5,39% 5,56% 5,10% 5,65% 5,17% BPR:

Total Aset (Rp juta) 236.766 261.905 288.540 308.612 339.478 333.216 420.575 45,76% 26,22% DPK (Rp juta) 91.402 104.868 115.873 130.029 181.218 172.387 243.290 109,96% 41,13% Tabungan 22.891 40.106 47.974 52.015 66.184 53.379 51.993 8,38% -2,60% Deposito 68.511 64.763 67.899 78.013 115.033 119.009 191.297 181,74% 60,74% Kredit (Rp juta) 185.555 190.329 209.878 221.360 276.556 272.515 325.860 55,26% 19,58% 1 Modal Kerja 26.968 37.477 46.348 50.344 52.404 45.711 49.318 6,41% 7,89% 2 Investasi 34.040 30.937 27.625 27.181 24.889 14.895 13.893 -49,71% -6,73% 3 Konsumsi 124.547 121.914 135.904 143.835 199.263 211.909 262.649 93,26% 23,94% Rasio NPL gross (%) 2,15% 2,83% 2,53% 1,76% 1,41% 2,12% 1,69% LDR 203,01% 181,49% 181,13% 170,24% 152,61% 158,08% 133,94% RINCIAN 2010 2011 GROWTH

c. Sistem Pembayaran

RRH = Rata-Rata Harian

Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I Tr II Tr III

Posisi Kas Gabungan (Miliar Rp) 896,11 1.011,42 943,98 688,22 609,44 692,46 905,54

Inflow (Miliar Rp) 301,62 226,90 401,09 154,56 346,55 274,53 635,27

Outflow (Miliar Rp) 157,14 1.092,46 838,37 1.042,91 411,32 894,02 1.111,92

Pemusnahan Uang (Miliar Rp) 58,23 74,74 84,99 81,59 114,79 172,09 228,81

Transaksi RTGS

- Inflow (Miliar Rp) 4.126,78 4.527,33 4.213,94 5.845,62 3.886,46 3.942,93 4.996,22

- Outflow (Miliar Rp) 4.459,48 4.432,19 4.794,05 6.633,41 4.770,05 4.656,31 5.291,58

Nominal Kliring (Miliar Rp) 1.836,59 1.036,58 944,62 1.227,20 1.054,17 1.029,65 1.102,46

Volume Kliring (Lembar) 32.722,00 33.649,00 34.570,00 36.492,00 35.728,00 36.971,00 37.800,00

Kliring Kredit

Nominal Kliring Kredit (Miliar Rp) 81,11 84,18 88,52 89,05 77,51 76,66 84,00

Volume Kliring Kredit (Lembar) 4.966,00 5.273,00 5.281,00 4.984,00 4.551,00 4.589,00 4.815,00

RRH Nominal Kliring Kredit (Miliar

Rp) 1,33 1,36 1,43 1,41 1,25 1,26 1,40

RRH Volume Kliring Kredit (Lembar)

81,41 85,05 85,18 79,11 74,61 75,23 80,25

Kliring Debet

Nominal Kliring Debet (Miliar Rp) 1.755,46 952,40 856,10 1.138,15 976,65 952,99 1.018,46

Volume Kliring Debet (Lembar) 27.756,00 28.376,00 29.289,00 31.508,00 31.177,00 32.382,00 32.985,00

RRH Nominal Kliring Debet (Miliar

Rp) 28,78 15,36 13,81 18,07 15,75 15,62 16,97

RRH Volume Kliring Debet (Lembar)

455,02 457,68 457,64 500,13 511,10 530,85 549,75

Kliring Pengembalian

Nominal Kliring Pengembalian

(Miliar Rp) 11,57 11,49 11,71 30,66 11,82 18,69 17,67

Volume Kliring Pengembalian

(Lembar) 433,00 392,00 420,00 615,00 418,00 629,00 701,00

RRH Nominal Kliring Pengembalian

(Miliar Rp) 0,19 0,19 0,18 0,49 0,19 0,31 0,29

RRH Volume Kliring Pengembalian

(Lembar) 7,10 6,32 6,56 9,76 6,74 10,31 11,68

Cek/BG Kosong

Nominal Kliring Cek/BG Kosong

(Miliar Rp) 7,57 6,93 8,88 9,35 7,55 13,82 13,05

Volume Kliring Cek/BG Kosong

(Lembar) 308,00 290,00 332,00 382,00 310,00 487,00 495,00

RRH Nominal Kliring Cek/BG

Kosong (Miliar Rp) 0,12 0,11 0,14 0,15 0,12 0,23 0,22

RRH Volume Kliring Cek/BG

Kosong (Lembar) 5,05 4,68 5,19 6,06 5,00 7,98 8,25

RRH Nominal Cek/BG Kosong (%) 0,41 0,67 0,94 0,76 0,72 1,34 1,18

RRH Volume Cek/BG Kosong (%) 0,94 0,86 0,96 1,05 0,87 1,32 1,31

2010 2011

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Inflasi

Inflasi month to month

Inflasi year to date

Inflasi year on year

Inflasi quarter to quarter

Inflasi inti (core inflation)

Adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dalam satu periode. Umumnya inflasi diukur dengan melihat perubahan harga sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat seperti tercermin pada perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik oleh sisi permintaan maupun sisi penawaran.

Adalah perbandingan harga (nisbah) perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan Desember tahun sebelumnya (inflasi kumulatif), dan sering disingkat (y-t-d).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan yang sama tahun sebelumnya (inflasi tahunan), dan sering disingkat (y-o-y).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya (inflasi triwulanan), dan sering disingkat (q-t-q).

Adalah inflasi komoditas yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar dan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen.

Inflasi volatile foods

Inflasi administered prices Uang kartal Uang kuasi Uang giral LDR NPLs PPAP

Adalah inflasi kelompok komoditas bahan makanan yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Adalah inflasi kelompok komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah.

Adalah uang kertas, uang logam, komemoratif koin dan uang kertas komemoratif yang dikeluarkan oleh bank sentral yang menjadi alat pembayaran yang sah di suatu negara.

Adalah kewajiban sistem moneter dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dalam rupiah dan saldo rekening valuta asing milik penduduk. Berdasarkan standar penyusunan dan penyajian statistik secara internasional yang terbaru, BPR/BPRS dimasukkan sebagai anggota sistem moneter sehingga tabungan dan deposito yang ada di BPR/BPRS diperhitungkan sebagai uang kuasi.

Terdiri dari rekening giro masyarakat di bank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

Adalah rasio total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan giro. LDR singkatan dari Loans to Deposit Ratio.

Adalah kredit-kredit di perbankan yang tergolong kolektibilitas tidak lancar, yaitu kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. NPLs singkatan dari Non Performing Loans.

Adalah sejumlah dana yang dialokasikan untuk

mengantisipasi tidak tertagihnya aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Aktiva produktif dalam hal ini adalah kredit. PPAP singkatan dari Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif.

Cash Inflow Cash outflow Net flow PTTB PDB-PDRB DAU DAK Bagi Hasil

Adalah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia, misalnya melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank-bank umum.

Adalah uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia melalui proses penarikan tunai bank umum dari giro di Bank Indonesia atau pembayaran tunai melalui Bank Indonesia. Adalah selisih antara outflow dan inflow.

Adalah kegiatan pemusnahan uang atau Pemberian Tanda Tidak Berharga, sebagai upaya Bank Indonesia untuk menyediakan uang kartal yang layak dan segar (fit for

circulation) untuk bertransaksi.

Adalah sebuah analisis perhitungan pertumbuhan ekonomi dengan menghitung seluruh nilai tambah yang terjadi di sebuah wilayah tertentu pada waktu tertentu. Untuk skala nasional disebut Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk skala regional/daerah disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

DAU singkatan dari Dana Alokasi Umum. DAU merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horisontal (antar daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.

DAK singkatan dari Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk memenuhi pembiayaan kebutuhan khusus daerah dan atau kepentingan nasional.

Merupakan dana perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara pusat dan daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara pemerintah pusat dan daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam.

Dokumen terkait