• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar Kegiatan CSR Perseroan

B. KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

4. PROSPEK USAHA Sekilas Industri Gas

Perseroan sudah memiliki sertifikat ISO 9001:2015 yang di sahkan oleh L’loyd Register sehingga semua kegiatan proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi, penyimpanan produk, pengiriman produk dan masalah keluhan pelanggan selalu mengacu kepada prosedur yang sudah dibakukan.

Hal yang cukup krusial di dalam rangkaian kegiatan proses produksi adalah proses pengiriman produk karena jangkauan wilayah yang sangat luas mulai dari Kalimantan Tengah sampai ke Kalimantan Utara, untuk itu transportation mapping selalu di perbaharui dengan cara menyiapkan kendaraan siap pakai dan perkiraan waktu perjalanan selalu di review dengan kondisi jalanan sehingga pengiriman produk menjadi tepat waktu.

3. KETERANGAN TENTANG INDUSTRI Pertumbuhan makroekonomi

Dengan adanya dinamika pandemi Covid-19 pada tahun 2020, banyak ekonom dan lembaga internasional merevisi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2021. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 4,2% di tahun 2021, sementara Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,2% di tahun 2021. Hal ini menunjukkan ekonomi dunia akan pulih secara bertahap mulai tahun 2021. 3,2%. Menurut ADB (2020), rendahnya inflasi di Indonesia disebabkan oleh terjaganya permintaan dalam negeri dan terapresiasinya nilai tukar rupiah, serta rendahnya inflasi kelompok Administered Price. Inflasi yang rendah juga

Sumber: OECD Sumber: Bank Dunia

disebabkan oleh keberhasilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan harga pangan.

Inflasi inti menurun. Inflasi inti pada Februari 2021 tercatat sebesar 0,11% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm). Penurunan inflasi inti tersebut didorong oleh penurunan inflasi komoditas emas perhiasan. Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Secara tahunan, inflasi inti tercatat tetap rendah sebesar 1,53% (yoy), sedikit melambat dari inflasi Januari 2021 sebesar 1,56%

(yoy).

4. PROSPEK USAHA Sekilas Industri Gas

Konsumsi gas di Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 43,82 miliar m3. Industri gas memiliki peluang yang menjanjikan di Indonesia mengingat konsumsi gas di Indonesia menempati posisi ketiga terbesar se-Asia dibawah India dan Thailand yang masing-masing sebesar 59,68 miliar m3 dan 50,83 miliar m3.

Konsumsi gas di Indonesia termasuk stabil dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik Konsumsi Gas di Indonesia sebagai berikut yang menampilkan historis konsumsi gas dari tahun 2009 sampai tahun 2019 yang dimana konsumsi gas di Indonesia paling rendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 42,1 miliar m3 dan paling tinggi sebesar 45,76 miliar m3 pada tahun 2015. Secara rata-rata jika dihitung dengan metode CAGR (Compound Annual Growth Rate), konsumsi gas di Indonesia tumbuh tipis sebesar 0,4% per tahun sejak 2009 hingga 2019.

Sumber: Review Statistik BP 2020

Perkembangan sektor industri di Indonesia akan memberikan efek multiplier yang sangat besar terhadap industri gas Indonesia. Selain itu, dengan disahkan UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law), pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, serta relokasi pabrik dari Cina atau negara ASEAN lainnya ke Indonesia juga akan menambah akselerasi pertumbuhan sektor industri terutama industri gas Indonesia. Industrialisasi ini menjadi salah satu katalis utama pertumbuhan permintan gas industri.

4.08 9.85 12.74

42.29 43.82 50.83 59.68 (dalam satuan satuan miliar m3)

42.1 44.0 42.7 43.0 44.5 44.0 45.8 44.6 43.2 44.5 43.8

4.6%

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Konsumsi Gas di Indonesia

Consumption in Bcm (LHS) Growth % (RHS)

disebabkan oleh keberhasilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan harga pangan.

Inflasi inti menurun. Inflasi inti pada Februari 2021 tercatat sebesar 0,11% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm). Penurunan inflasi inti tersebut didorong oleh penurunan inflasi komoditas emas perhiasan. Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Secara tahunan, inflasi inti tercatat tetap rendah sebesar 1,53% (yoy), sedikit melambat dari inflasi Januari 2021 sebesar 1,56%

(yoy).

4. PROSPEK USAHA Sekilas Industri Gas

Konsumsi gas di Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 43,82 miliar m3. Industri gas memiliki peluang yang menjanjikan di Indonesia mengingat konsumsi gas di Indonesia menempati posisi ketiga terbesar se-Asia dibawah India dan Thailand yang masing-masing sebesar 59,68 miliar m3 dan 50,83 miliar m3.

Konsumsi gas di Indonesia termasuk stabil dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik Konsumsi Gas di Indonesia sebagai berikut yang menampilkan historis konsumsi gas dari tahun 2009 sampai tahun 2019 yang dimana konsumsi gas di Indonesia paling rendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 42,1 miliar m3 dan paling tinggi sebesar 45,76 miliar m3 pada tahun 2015. Secara rata-rata jika dihitung dengan metode CAGR (Compound Annual Growth Rate), konsumsi gas di Indonesia tumbuh tipis sebesar 0,4% per tahun sejak 2009 hingga 2019.

Sumber: Review Statistik BP 2020

Perkembangan sektor industri di Indonesia akan memberikan efek multiplier yang sangat besar terhadap industri gas Indonesia. Selain itu, dengan disahkan UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law), pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, serta relokasi pabrik dari Cina atau negara ASEAN lainnya ke Indonesia juga akan menambah akselerasi pertumbuhan sektor industri terutama industri gas Indonesia. Industrialisasi ini menjadi salah satu katalis utama pertumbuhan permintan gas industri.

4.08 9.85 12.74

42.29 43.82 50.83 59.68

-20 40 60 80

Konsumsi Gas Asia 2019 (dalam satuan satuan miliar m3)

42.1 44.0 42.7 43.0 44.5 44.0 45.8 44.6 43.2 44.5 43.8

4.6%

-3.0%

0.6%

3.6%

-1.0%

3.9%

-2.5%

-3.2%

3.0%

-1.6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

40 41 42 43 44 45 46 47

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Konsumsi Gas di Indonesia

Consumption in Bcm (LHS) Growth % (RHS)

Prospek Industri di Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan salah satu pusat industri pertambangan, industri petrokimia dan minyak bumi yang sangat vital di Indonesia dan menjadi sesuatu yang dapat diandalkan untuk kelangsungan bisnis Perseroan. Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas), Industri Pertambangan (Minerba), Oxygen Medis dan project pengembangan kilang masih menjadi primadona tujuan bisnis di Pulau Kalimantan mengingat pasar yang masih terbuka luas dan minimnya kompetitor yang bermain di sektor industri ini.

Bisnis utama Perseroan adalah penjualan yang berfokus pada bidang Migas dan Minerba tidak terlepas dengan Rencana Jangka Menengah Pembangunan Nasional ke 4 tahun 2020 – 2024 (UU nomor 17 tahun 2007) dengan tema

“Mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing”. Beberapa sektor projek strategis dari Migas dan Minerba adalah :

1.1 Sektor Minyak dan Gas Bumi

Resesi global menyebabkan harga minyak turun drastis. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Ekonomi oleh Pemerintah sehingga tercipta kondisi investasi yang kondusif.

Dengan dikeluarkannya Kebijakan Ekonomi tersebut, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat melakukan investasi eksploitasi dan produksi. Realisasi dari kebijakan mempertahankan produksi ini terlihat dari terlaksananya beberapa projek seperti :

1.1.1 Pembangunan 3 anjungan Pertamina Hulu Mahakam lapangan Sisi, Nubi dan South Mahakam dengan nilai investasi USD 105 juta yang akan mendukung 20 % produksi Wilayah Kerja Mahakam tahun 2024

1.1.2 Pembangunan Pipa Transmisi sepanjang 764,67 km dan Jaringan Gas Kota sepanjang 693,27 km dengan total kapasitas 860 MMSCFD di provinsi Kalimantan Timur.

Perkembangan Pipa Transmisi dan Jargas

1.1.3 Produksi BBM dari kilang minyak dalam negeri rata-rata sebesar 59% sisanya dipenuhi dari impor BBM.

Untuk itu, Pemerintah berencana menambah kapasitas kilang minyak dan diharapkan dapat menambah penyediaan BBM untuk dalam negeri. Realisasi dari project di Pulau Kalimantan adalah :

1.1.3.1 Rafinery Development Master Plan (RDMP) kilang Balikpapan kapasitas 100 mbopd dengan target selesai pembangunan tahun 2025

1.1.3.2 Grass Root Rafinery (GRR) Bontang kapasitas 300 mbopd dengan target selesai tahun 2026

Kapasitas Kilang Minyak Bumi Indonesia

1.2 Sektor Minerba (Mineral dan Batu Bara)

Dengan harga jual Batu Bara yang cukup stabil saat ini disertai peningkatan volume produksi sepanjang tahun akan memberikan efek yang sangat positif mengingat salah industri Minerba masih menjadi segmen pasar utama perseroan.

Perkembangan Produksi Batu Bara

1.3 Sektor Petrokimia

1.3.1 Setiap tahun semua pabrik pengolahan Minyak Bumi dan Petrokimia harus melakukan Turn Around atau pemeliharaan pabrik yang akan membutuhkan produk Liquid Nitrogen yang cukup besar. Hal ini tentunya berpotensi baik bagi Perseroan.

1.3.2 PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan nilai investasi USD 2 Miyar dan akan mulai beropersi tahun 2024.

1.4 Sektor Oxygen Medis, kebutuhan akan oxygen medis sampai 2025 masih sangat tinggi terkait dengan bisnis pendirian Rumah Sakit. Saat ini Perseroan memperkirakan pasar oxygen medis lebih dari Rp 35 Milyar per tahun dan dapat mengembangkan penjualan ke sektor ini.

Kapasitas Kilang Minyak Bumi Indonesia

1.2 Sektor Minerba (Mineral dan Batu Bara)

Dengan harga jual Batu Bara yang cukup stabil saat ini disertai peningkatan volume produksi sepanjang tahun akan memberikan efek yang sangat positif mengingat salah industri Minerba masih menjadi segmen pasar utama perseroan.

Perkembangan Produksi Batu Bara

1.3 Sektor Petrokimia

1.3.1 Setiap tahun semua pabrik pengolahan Minyak Bumi dan Petrokimia harus melakukan Turn Around atau pemeliharaan pabrik yang akan membutuhkan produk Liquid Nitrogen yang cukup besar. Hal ini tentunya berpotensi baik bagi Perseroan.

1.3.2 PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Ithaca Resources, dan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan nilai investasi USD 2 Miyar dan akan mulai beropersi tahun 2024.

1.4 Sektor Oxygen Medis, kebutuhan akan oxygen medis sampai 2025 masih sangat tinggi terkait dengan bisnis pendirian Rumah Sakit. Saat ini Perseroan memperkirakan pasar oxygen medis lebih dari Rp 35 Milyar per tahun dan dapat mengembangkan penjualan ke sektor ini.

1.5 Reseller, Perseroan masih mempunyai potensi meningkatkan omset dengan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan para agen di seluruh pulau Kalimantan.

1.6 Industri Perkapalan, Samarinda – Kalimantan Timur merupakan salah satu sentra industri perkapalan yang cukup besar di Indonesia. Prospek bisnis ini masih sangat menarik terkait dengan sentra industri Batu Bara di Kaltim dan Mineral (terutama Nikel) di Sulawesi.