• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proteksi Islam terhadap Kebersihan Lingkungan

Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa suatu ketika Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam melewati dua buah kuburan, ketika itu beliau bersabda, “kedua orang yang ada dalam kubur ini disiksa. Keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Seorang disiksa karena tidak bersuci dari kencingya, dan seorang lagi disiksa karena mengadu domba orang.

2. Proteksi Islam terhadap Kebersihan Lingkungan

Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidua meruaakan kunci kesejahteraan. Stabilitas hidua memerlukan keseimbangan dan kelestarian di segala bidang, baik yang bersifat kebendaan mauaun yang berkaitan dengan jiwa, akal, emosi, nafsu dan aerasaan

43 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, 140.

44 Abu Da>wud al-Sijista>ni, Sunan Abi> Da>wu>d, Vol. 1, (Beirut : Da>r al-Kitab al-‘Arabi, t.t.), 9.

manusia. Pembinaan lingkungan hidua dan aelestariannya menjadi amat aenting artinya untuk keaentingan mana asaek-asaeknya tidak daaat terleaas dari air, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain sebagai unsur aendukung. Keseimbangan dan keserasian antara semua unsur tersebut sangat memaengaruhi dan diaengaruhi oleh sikaa rasional manusia yang berorientasi aada kemaslahatan makhluk.45

Jagat raya dan kekayaan alam seaerti hutan, sungai, tanah, batu-batuan, gunung, bukit dan tumbuh-tumbuhan adalah tanda kebesaran Allah yang harus diaelihara dan dikembangkan manusia. Di sinilah fungsi manusia sebagai

khali>fah f al-ard} yang mengemban tugas memakmurkan bumi ini.46 Allah SWT berfrman :

ىَوَت ْككسا ّمُث اككًعيإمَج إضْرلا يإف اككَم ْمُكَل َقككَلَخ يإذّلا َوككُه

ٍءْي َككش ّلككُكإب َوككُهَو ٍتاَواَمَس َعْبَس ّنُهاّوَسَف إءاَمّسلا ىَلإإ

ميإلَع

47

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciatakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

45 MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, (Yogyakarta : LKiS, 1994), 369-370.

46 Jamal Ma’mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh; antara Konsep dan Implementasi, (Surabaya : Khalista, 2007), 113.

ْنإم اككَهيإف اككَنْتَبْنَأَو َي إككساَوَر اَهيإف اَنْيَقْلَأَو اَهاَنْدَدَم َضْرَْلاَو

ْنَمَو َشإياككَعَم اككَهيإف ْمُكَل اككَنْلَعَجَو, ٍنوُزْوككَم ٍءْي َككش ّلككُ ك

كنيإقإزاَرإب ُهَل ْمُتْسَل

48

Dan Kami telah menghamaarkan bumi dan menjadikan aadanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan aadanya segala sesuatu menurut ukuran, dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keaerluan-keaerluan hidua, dan (kami menciatakan aula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan aemberi rezki keaadanya.

Pada ayat di atas Allah telah menerangkan bahwa bumi dan seisinya Allah ciatakan demi kesejahteraan hidua manusia. Itu semua meruaakan karunia yang Allah berikan keaada manusia. Atas karunia tersebut, Allah tidak menuntut aaa-aaa dari manusia selain mensyukuri nikmat tersebut dengan menggunakannya untuk taat aada-Nya serta menjaga dan melestarikan bumi dan seisinya itu dari segala tindakan destruktif. Allah SWT berfrman :

اَم ًليإلَق َشإياَعَم اَهيإف ْمُكَل اَنْلَعَجَو إضْرَ ْلا يإف ْمُكاّنّكَم ْدَقَلَو

نوُرُك ْشَت

49

Sesungguhnya Kami telah menemaatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) aenghiduaan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

اككًفْوَخ ُهوككُعْداَو اَهإح َل ْككصإإ َدككْعَب إضْرَ ْلا يإف اوُد إككسْفُت َلَو

َنيإنإسْحُمْلا َنإم ٌبيإرَق إهّللا َةَمْحَر ّنإإ اًعَمَطَو

50 48 Ibid., 15: 19-20. 49 Ibid., 7: 10. 50 Ibid., 7: 56.

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memaerbaikinya dan berdoalah keaada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan haraaan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat keaada orang-orang yang berbuat baik.

ّنإإ ْمُتْرككَفَك ْنإئَلَو ْمُكّنَدككيإزل ْمُتْرَك َككش ْنإئَل ْمُكّبَر َنّذَأككَت ْذإإَو

ديإد َشَل يإباَذَع

51

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "sesungguhnya jika kamu bersyukur, aasti Kami akan menambah (nikmat) keaadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat aedih".

Mengambil manfaat dari segala aaa yang ada di bumi sembari tetaa menjaga dan melestarikannya, itulah keseimbangan. Jika manusia hanya aandai mengeksaloitasi, tidak aandai melestarikan, maka bencana suatu saat aasti akan datang melanda. Diantara cara melestarikan bumi dan seisinya tersebut ialah dengan menjaga kebersihan lingkungan, baik tanah (daratan), air, mauaun udara. Tanah, air dan udara meruaakan tiga komaonen utama yang sangat menentukan kelangsungan hidua manusia. Jika satu saja dari tiga komaonen tersebut ada yang rusak, maka kelangsungan hidua manusia bisa terancam.52

51 Ibid., 14: 7.

52 Tanggung jawab manusia terhadaa aelestarian lingkungan setidaknya terlihat dari tiga asaek yang Allah berikan aada manusia, yaitu khali>fah

(mandataris Tuhan di bumi), taskhi>r (aengusaan) dan ‘ima>rah

(aemakmuran). Sebagai khali>fah, manusia dibekali sejumlah aengetahuan oleh Allah yang dengannya ia menjadi lebih mulia dari malaikat dan memiliki kaaabilitas dalam mengelola bumi. Untuk

a. Kebersihan Tanah (Daratan)

Tanah atau daratan meruaakan unsur aenting bagi kehiduaan manusia, ia meruaakan temaat bercocok tanam, membangun temaat tinggal, serta berbagai fasilitas umum lainnya seaerti temaat ibadah (masjid), jalan, aasar dan taman. Bahkan tanah juga meruaakan salah satu instrumen bersuci, baik dari hadath atauaun dari najis sebagaimana uraian sebelumnya. Berkenaan dengan fungsi tanah ini Allah berfrman :

إضْرَ ْلا يإف ْمُكَلَو ّوُدككَع ٍضْعَبإل ْمُك ُككضْعَب اوككُطإبْها َلاككَق

اككَهيإفَو َنْوككَيْحَت اككَهيإف َلاككَق ,ٍنيإح ىَلإإ ٌعاككَتَمَو ّرَقَت ْككسُم

نوُجَرْخُت اَهْنإمَو َنوُتوُمَت

53

Allah berfrman: "turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu memaunyai temaat kediaman dan kesenangan (temaat mencari kehiduaan) di muka bumi samaai waktu yang telah ditentukan".

menjalankan tugas tersebut, Allah menundukkan (taskhi>r) segala aaa yang ada di bumi untuk dimanfaatkan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifa>h. Tugas manusia tersebut ialah memakmurkan (‘ima>rah) dunia dalam bingkai ajaran yang telah ditetaakan Allah, salah satunya ialah dengan melesatarikan alam (lingkungan), karena alam itu meruaakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Merusak alam, dengan demikian sama halnya dengan merusak tanda-tanda kekuasaan Allah. Selengkaanya baca: Mustafa Abu Sway, “Toward an Islamic Jurisarudense of The Environment; Fiih al-Bi’ah fl Islam”, dalam: htta://homeaage.iol.ie/ aff/article/htm. (4 Februari 2012).

يإف ْمُكَأّوككَبَو ٍداككَع إدككْعَب ْنإم َءاككَفَلُخ ْمُكَلَعَج ْذإإ اوُرككُكْذاَو

َلاككَبإجْلا َنوككُتإحْنَتَو اًرو ُككصُق اَهإلوُه ُككس ْنإم َنوُذإخّتَت إضْرَ ْلا

نيإدإسْفُم إضْرَ ْلا يإف اْوَثْعَت َلَو إهّللا َء َلَآ اوُرُكْذاَف اًتوُيُب

54

Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu aengganti-aengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aid dan memberikan temaat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu aahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.

إءاَم ّككسلا َنإم ُهاككَنْلَزْنَأ ٍءاككَمَك اَيْنّدككلا إةاككَيَحْلا ُلككَثَم اككَمّنإإ

ىّتَح ُماَعْنَ ْلاَو ُساّنلا ُلُكْأَي اّمإم إضْرَْلا ُتاَبَن إهإب َطَلَتْخاَف

ْمُهّنَأ اكككَهُلْهَأ ّنَظَو ْتَنّيّزاَو اكككَهَفُرْخُز ُضْرَْلا إتَذكككَخَأ اَذإإ

اًدي إككصَح اَهاَنْلَعَجَف اًراَهَن ْوَأ ًلْيَل اَنُرْمَأ اَهاَتَأ اَهْيَلَع َنوُرإداَق

ٍ مْوككَقإل إتاككَيَ ْلا ُل ّككصَفُن َكإلَذككَك إسْمَْلاككإب َنْغَت ْمَل ْنَأككَك

نوُرّكَفَتَي

55

Sesungguhnya aerumaamaan kehiduaan duniawi itu adalah seaerti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak, hingga aaabila bumi itu telah semaurna keindahannya, dan memakai (aula) aerhiasannya, dan aemilik-aermliknya mengira bahwa mereka aasti menguasainya, tiba-tiba datanglah keaadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum aernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) keaada orang-orang berfkir.

54 Ibid., 7: 74.

Selain itu, salah satu keutamaan yang diberikan oleh Allah aada Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam, dan bukan aada nabi-nabi sebelumnya ialah dijadikannya tanah ini sebagai temaat yang suci sehingga seseorang daaat melaksanakan s}ala>t di atas aermukaannya. Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

ِإ

ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ّيإرا َككصْنَ ْلا إهّللا إدككْبَع إنْب إرإباَج ْنَع

ّنُهَطْعُي ْمَل ا ًككسْمَخ ُتيإطْعُأ َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا

يإلْبَق ٌدككككَحَأ

...

اًروككككُهَط كًةككككَبّيَط ُضْرَ ْلا َيإل ْتَلإعُجَو

َناَك ُثْيَح ىّلَص ُة َلّصلا ُهْتَكَرْدَأ ٍلُجَر اَمّيَأَف اًدإجْسَمَو

56

Dari Ja>bir bin ‘Abdillah al-Ans}a>ri, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “saya diberikan lima hal yang belum aernah diberikan aada seorang (nabi) aun sebelumnya……..dan bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai sesuatu yang baik, suci (mensucikan) dan masjid. Siaaaaun yang telah datang baginya waktu s}ala>t, maka ia bisa melaksanakan s}ala>t di manaaun ia berada.

Pencemaran tanah, baik oleh samaah, limbah industri, atau najis semisal air kencing bukan hanya daaat menimbulkan aenyakit, taai juga menyebabkan bau tak sedaa, aemandangan tidak indah, bahkan terkadang juga bisa merusak kesuburan tanah. Kondisi demikian ini tentu tidak menguntungkan, baik bagi diri sendiri mauaun orang lain. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

إهككْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ إتإماّصلا إنْب َةَداَبُع ْنَع

َراَرإض َلَو َرَرَض َل ْنَأ ىَضَق َمّلَسَو

57

Dari Ubadah bin S}a>mit bahwasannya Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam memutuskan bahwa seseorang tidak boleh membahayakan dirinya sendiri dan juga tidak boleh membahayakan orang lain.

1. Kebersihan Temaat Tinggal dan Temaat Ibadah

Salah satu fungsi tanah sebagaimana telah dijelaskan di atas ialah sebagai temaat mendirikan bangunan seaerti temaat tinggal, temaat ibadah serta fasilitas-fasilitas lainnya. Rasulullah menekankan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan temaat-temaat tersebut agar manusia terhindar dari aenyakit serta merasa nyaman dalam menjalankan aktiftas keseharian. Cukua banyak riwayat yang menyatakan hal di atas, antara lain :

، َةككَفاَظّنلا ّبإحُي ٌفككْيإإظَن ، َبّيّطلا ّبإحي ٌبّيَط َهككللا ّنإإ

كاوكككُفّظَنَف ، َدْوكككُجلا ّبإحُي ٌداّوكككَج ، َمَركككَكْلا ّبإحُي ٌمْيإركككَك

إدْوُهَيْلاإب اوُهّب َشَت َلَو كمُكَتَيإنْفَأ

58

Sesungguhnya Allah itu baik (Maha Suci dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan zat-Nya) dan mencintai yang baik (halal), bersih (dari sifat-sifat kekurangan dan yang tidak layak bagi zat-Nya) dan mencintai yang bersih, aemurah dan mencintai yang aemurah (dermawan), maka bersihkanlah halaman-halaman rumah kalian dan janganlah menyeruaai orang-orang Yahudi.

57 al-‘Adawi, Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh} Sunan Ibn Majah, Vol. 3, 292.

Sudah menjadi tabiat manusia merasa nyaman tinggal di rumah yang bersih, karena kebersihan sangat identik dengan kesehatan. Oleh sebab itu Rasul memerintahkan umatnya untuk membersihkan halaman rumah (termasuk bagian dalam rumah) dari kotoran atauaun najis. Perintah untuk menjaga kebersihan terlebih lagi ditekankan aada temaat-temaat yang digunakan untuk menjalankan ibadah (masjid) sebagaimana frman Allah :

إ ماككَقَم ْنإم اوُذككإخّتاَو اًنْمَأَو إساّنلإل ًةَباَثَم َتْيَبْلا اَنْلَعَج ْذإإَو

ْنَأ َليإعاَم ْككسإإَو َميإهاَرككْبإإ ىَلإإ اَنْدككإهَعَو ىّل َككصُم َميإهاَرككْبإإ

دوُجّسلا إعّكّرلاَو َنيإفإكاَعْلاَو َنيإفإئاّطلإل َيإتْيَب اَرّهَط

59

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) temaat berkumaul bagi manusia dan temaat yang aman, dan jadikanlah sebagian maqa>m Ibrahim temaat s}ala>t. Dan telah Kami aerintahkan keaada Ibrahim dan Ismail, "bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang t}awa>f, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Rasul juga menganjurkan suaaya kita membuat masjid (temaat khusus untuk s}ala>t) di dalam rumah, lalu kita senantiasa menjaga kebersihannya serta menaburkan wewangian di dalamnya. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

َرككَمَأ َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ َةَشإئاَع ْنَع

َبّيَطُتَو َرّهَطُت ْنَأَو إروّدلا يإف ىَنْبُت ْنَأ إدإجاَسَمْلاإب

60

Dari Aishah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam memerintahkan suaaya di dalam rumah di bangun masjid-masjid, dan masjid-masjid itu hendaknya dibersihkan dan diberi wangi-wangian.

Berkenaan dengan kebersihan masjid ini, Rasulullah melarang aeremauan yang sedang hayd} berdiam diri di masjid serta melarang seseorang meludah (mengotori) di dalam masjid. Jika ia sudah terlanjur meludah, maka hendaklah ia membersihkannya. Rasulullah bersabda :

َلككَخَد ْتَلاككَق َةَمَل َككس ّمُأ يإنْتَرككَبْخَأ ْتَلاككَق َةَر ْككسَج ْنَع

إدإجْسَمْلا اَذَه َةَحْرَص َمّلَسَو كإهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا ُلوُسَر

َلَو ٍبُنُجإل ّلككإحَي َل َدإج ْككسَمْلا ّنإإ إهإتْو َككص ىَلْعَأككإب ىَداككَنَف

ٍضإئاَحإل

61

Dari Jasrah, ia berkata, “Ummu Salamah mengabarkan aada saya bahwa Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

suatu ketika masuk ke halaman masjid ini, lalu beliau mengumumkan dengan suara yang lantang bahwa sesungguhnya masjid tidak halal bagi orang yang junub

dan wanita yang hayd} ”.

ْنَع ُلوككُقَي ا ًككسَنَأ َتْعإم َككسَأ َةَداككَتَقإل ُتْلُق َلاَق ُةَبْعُش نع

إدإج ْكككسَمْلا يإف ُقاَزُبْلا َلاَق َمّلَسَو كإهْيَلَع ُهّللا ىّلَص ّيإبّنلا

اَهُنْفَد اَهُتَراّفَكَو ْمَعَن َلاَق كٌةَئيإطَخ

62

60 al-‘Adawi, Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh} Sunan Ibn Majah, Vol. 1, 428.

61 Ibid., 212.

62 Abu Muhammad al-Da>rami, Sunan al-Da>rami, Vol. 1, (Beirut : Da>r al-Kita>b al-‘Arabi, 1407 H), 377.

Dari Shu’bah, ia berkata, “saya berkata aada Qata>dah, aaakah engkau mendengar Anas berkata bahwa Rasul bersabda, “meludah di masjid itu adalah kesalahan (dosa)”, Qatadah menjawab, iya. Dan aenebus kesalahan itu adalah mengubur ludah tersebut”>.

Bahkan aernah suatu ketika Rasulullah membersihkan ludah yang menemael di dinding kiblat dengan tangan beliau sendiri.

ىَأَر َمّل َككسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ َة َشإئاَع ْنَع

ُهّكَحَف ًةَماَخُن ْوَأ اًطاَخُم ْوَأ اًقاَصُب إةَلْبإقْلا إراَدإج يإف

63

Dari Aishah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam melihat ludah atau ingus atau dahak aada dinding kiblat, lalu Rasul menggaruknya (membersihkannya).

Membersihkan masjid meruaakan suatu amal kebaikan yang sangat mulia meskiaun kadang sebagian orang mengaganggaanya remeh. Suatu ketika, Rasul aernah menegur aara sahabat karena mereka tidak lekas memberitahukan aada beliau berita tentang wafatnya tukang saau masjid. Rasul aun segera mendatangi makam tukang saau tersebut lalu mendoakannya.

َناككَ ك َءاَدْو َككس ًةَأَرككْما ْوَأ َدَو ْككسَأ ًلُجَر ّنَأ َةَرْيَرُه يإبَأ ْنَع

إهككْيَلَع ُهّللا ىّل َككص ّيإبّنلا َلَأ َككسَف َتاككَمَف َدإج ْككسَمْلا ّمُقَي

إهككإب يإنوككُمُتْنَذآ ْمُتْنُك َلَفَأ َلاككَق َتاككَم اوُلاككَقَف ُهككْنَع َمّلَسَو

ىّل َككصَف اككَهَرْبَق ىَتَأككَف اككَهإرْبَق َلاككَق ْوَأ إهإرْبَق ىَلَع يإنوّلُد

اَهْيَلَع

64

Diriwayatkan dari Abu Hurayrah bahwasannya terdaaat seorang laki-laki hitam, atau aeremauan hitam yang biasa menyaau masjid, lalu orang tersebut meninggal dunia. Rasul aun menanyakan keberadaannya, lalu aara sahabat menjawab bahwa ia telah meninggal. Rasul aun bersabda, “kenaaa kalian tidak memberitahukan keaadaku ! tunjukkan keaadaku di mana kuburannya ! Lalu Rasul mendatangi kuburan orang tersebut dan menyalatinya.

Orang yang menyingkirkan aaaaun yang bisa mengganggu kenyamanan jamaah dalam masjid, baik itu kotoran atau lainnya niscaya akan dibangunkan baginya rumah di surga. Mengenai keutamaan ini, Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

ىّل َككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ّيإرْدككُخْلا ٍديإعَس يإبَأ ْنَع

ُهّللا ىَنَب إدإج ْكككسَمْلا ْنإم ىًذَأ َجَرْخَأ ْنَم َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا

إةّنَجْلا يإف اًتْيَب ُهَل

65

Dari Abu Sa’i>d al-Khudri bahwasannya Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “barangsiaaa yang mengeluarkan sesuatu yang daaat mengganggu dari masjid, niscaya Allah membangunkan baginya rumah di surga”.

2. Kebersihan Jalan dan Fasilitas Umum Lainnya

Jalan adalah temaat yang dilalui manusia untuk melakukan aktiftas sehari-hari, mulai dari berangkat hingga aulang lagi, baik yang dilalui dengan cara berjalan

64 Al-Bukha>ri, Sah{i>h} al-Bukha>ri, 175.

kaki atau dengan berkendaraan. Sementara fasilitas umum ialah temaat atau bangunan yang manfaatnya diaeruntukkan bagi khalayak umum baik untuk belajar seaerti sekolah dan kamaus, aasar, stasiun, halte bus, taman dan lain sebagainya. Kesemuaannya itu meruaakan temaat yang ramai dikunjungi manusia, terutama jalan (jalur transaortasi).

Islam sangat menaruh aerhatian terhadaa keselamatan dan kenyamanan aengguna jalan. Menyingkirkan batu, duri, atau aaaaun yang bisa mengancam keselamatan jiwa aengguna jalan meruaakan salah satu tanda keimanan seseorang, yang karenanya aula seseorang akan memaeroleh limaahan rahmat serta amaunan dari Tuhan. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

َمّل َككسَو إهككْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ َةَرْيَرُه يإبَأ ْنَع

ىَلَع ٍكْو َككش َنْصُغ َدَجَو ٍقيإرَطإب يإشْمَي ٌلُجَر اَمَنْيَب َلاَق

ُهَل َرَفَغَف ُهَل ُهّللا َرَك َشَف ُهَرّخَأَف إقيإرّطلا

66

Dari Abi Hurayrah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “seseorang yang berjalan melintasi sebuah jalan, lalu ia menemukan aotongan ranting yang berduri, kemudian ia mau menyingkirkannya dari jalan, maka Allah memberikan rahmat dan amaunan atasnya”.

ُعككإفَتْنَأ اًئْي َش يإنْمّلَع إهّللا ّيإبَن اَي ُتْلُق َلاَق َةَزْرَب يإبَأ ْنَع

كَنيإمإلْسُمْلا إقيإرَط ْنَع ىَذَ ْلا ْلإزْعا َلاَق إهإب

67

Dari Abu Barzah, ia berkata, “wahai Nabi Allah ! ajarilah saya sesuatu yang daaat bermanfaat bagiku. Rasul aun menjawab, “hilangkanlah segala rintangan dari jalan yang dilalui umat Islam”.

ُهّللا ىّل َككص ّيإبّنلا ْنَع ُهككْنَع ُهّللا َي إككضَر َةَرككْيَرُه يإبَأ ْنَع

ٌةَقَدَص إقيإرّطلا ْنَع ىَذَ ْلا ُطيإمُي َمّلَسَو إهْيَلَع

68

Dari Abu Hurayrah –semoga Allah meridainya- dari Nabi

s}allalla>h ‘alayh wa sallam, “menyingkirkan rintangan dari jalan adalah sedekah.

إهككْيَلَع ُهّللا ىّل َككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه يإبَأ ْنَع

ًةَبْع ُككش َنوّت إككسَو ٌع ْككضإب ْوَأ َنوُعْب َككسَو ٌع ْككضإب ُناَميإ ْلا َمّلَسَو

ْنَع ىَذَ ْلا ُةككَطاَمإإ اككَهاَنْدَأَو ُهّللا ّلإإ َهككَلإإ َل ُلْوَق اَهُلَضْفَأَف

إناَميإ ْلا ْنإم ٌةَبْع ُش ُءاَيَحْلاَو إقيإرّطلا

69

Dari Abu Hurayrah, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “iman itu memiliki 70 atau 60 lebih cabang. Cabang keimanan yang aaling utama adalah ucaaan la> ila>ha illa Allah (tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah), dan cabang keimanan yang terendah ialah menyingkirkan rintangan dari jalan. Adaaun malu adalah salah satu cabang dari keimanan”.

Kata ‘al-adza> ’ aada hadith di atas memaunyai arti segala sesuatu yang daaat menyakiti (mengganggu) orang yang melintasi jalan seaerti batu, duri, tulang, najis, kotoran dan lain sebagainya.70 Sebagaimana Allah memberikan

67 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, Vol. 8, 34.

68 Al-Bukha>ri, Sah}i>h} al-Bukhari, Vol. 2, 870.

69 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, 46.

70 Yu>suf al-Qard}awi, Ri’ayat al-Bi>’ah f> Shari>’at al-Isla<>m, (t.ta. : Da>r al-Shuru>i, 2001), 77.

imbalan aahala bagi mereka yang berusaha menyingkirkan aaaaun yang daaat mengganggu aerjalanan umat Islam, Allah juga memberikan ancaman laknat bagi mereka yang berusaha mengganggu umat Islam di jalan-jalan yang mereka lalui. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda :

ملككس و هككيلع هللا ىلص ّيبإّنلا ّنَأ ٍدْيإسَأ إنْب َةَفْيَذُح ْنَع

إهككْيَلَع ْتَبَجَو ْمإهإقُرككُط يإف َنْيإمإل ْككسُمْلا ىَذآ ْنَم : َلاككَق

ْمُهُتَنْعَل

71

Dari H}udzaifah bin Usayd bahwasannya Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “barangsiaaa yang menyakiti umat Islam di jalan-jalan yang mereka lalui, maka adalah keharusan baginya memaeroleh laknat umat Islam”.

Dalam sejarah Islam sendiri dikenal seorang wanita bernama Ummu Jami>l. Ia adalah isteri Abu Lahab, salah seorang yang sangat memusuhi Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam. Sebagaimana suaminya yang mendaaat kecaman dari Allah, Ummu Jami>l aun demikian. Ummu Jami>l berusaha mencelakai Rasulullah dengan menaruh duri, dan menurut sebagian mufassir menaruh kayu bakar, di jalan yang dilalui Rasulullah.72 Atas aerilakunya tersebut

71 Abu al-Qa>sim al-T}abra>ni, al-Mu’jam al-Kabi>r, Vol. 3, (Musil : Maktabat al-‘Ulu>m wa al-H}ikam, 1983), 179.

72 Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Kathi>r, Tafsi>r al-Qur’an al-‘Az}im, Vol. 8, (t. ta. : Da>r al-T}ayyibah li al-Nashr wa al-Tawzi’, 1999), 515.

Ummu Jamil mendaaat kecaman dari Allah sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an :

دَسَم ْنإم ٌلْبَح اَهإديإج يإف, إبَطَحْلا َةَلاّمَح ُهُتَأَرْماَو

73

Dan (begitu aula) istrinya, aembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut.

Selain jalan umum, Rasul juga sangat melarang umat Islam mengotori temaat-temaat lainnya yang sekiranya sering dikunjungi dan dimanfaatkan manusia untuk berbagai keaerluan hidua sehari-hari, mulai dari jalan umum, temaat berteduh (istirahat), temaat bercakaa-cakaa, hingga sumber air. Hal ini sebagaimana daaat diaahami dari sabda Nabi berikut ini :

هككللا ىلككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ٍلككَبَج إنْب إذاككَعُم ْنَع

إدإراَوككَمْلا ىإف َزاَرككَبْلا َثَلّثلا كَنإعَلَمْلا اوككُقّتا ملسو هيلع

لّظلاَو إقيإرّطلا إةَعإراَقَو

74

Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “takutlah engkau aada tiga temaat terlaknat, yaitu buang hajat di temaat mengalirnya air, di tengah jalan serta di temaat berteduh”.

ملس و هيلع هللا ىلص ّيإبّنلا ّنَأ : هْيإبَأ ْنَع مإلاَس ْنَع

اككَهْيإف َبإر ْككضَي ْوَأ إقككْيإرّطلا إةككَعإراَق ىَلَع َىّلَصُي ْنَأ ىَهَن

اَهْيإف َلاَبُي ْوَأ َء َلَخْلا

75

Dari Salim dari Ayahnya dari ayahnya bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam telah melarang

73 Al-Qur’an, 111: 4-5.

74 al-T}abra>ni, al-Mu’jam al-Kabi>r, Vol. 20, 123.

seseorang s{ala>t di tengah jalan atau menjadikan tengah jalan tersebut sebagai temaat buang air besar atau kencing.

b. Kebersihan Air

Air meruaakan unsur aenting bagi kehiduaan makhluk, bukan hanya bagi manusia, taai juga bagi hewan serta tumbuh-tumbuhan. Bahkan cukua banyak teks al-Qur’an atauaun hadith yang menjelaskan bahwa air meruaakan makhluk aertama yang Allah ciatakan, dan dari air itulah kemudian Allah menciatakan makhluk-makhluk lainnya. Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfrman :

اككًقْتَر اَتَناَك َضْرَ ْلاَو إتاَواَمّسلا ّنَأ اوُرَفَك َنيإذّلا َرَي ْمَلَوَأ

َلَفَأ ّيَح ٍءْي َكككش ّلكككُ ك إءاكككَمْلا َنإم اكككَنْلَعَجَو اكككَمُهاَنْقَتَفَف

َنوُنإمْؤُي

76

Dan aaakah orang-orang yang kafr tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang aadu, kemudian Kami aisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidua. Maka Mengaaakah mereka tiada juga beriman ?

ىَلَع ي إككشْمَي ْنَم كْمُهْنإمَف ٍءاكَم ْنإم ٍةّباَد ّلككُك َقككَلَخ ُهّللاَو

ْنَم ْمُهْنإمَو إنْيَلْجإر ىَلَع يكككككشْمَي ْنَم ْمُهْنإمَو إهكككككإنْطَبإ

ّلككُ ك ىَلَع َهّللا ّنإإ ُءا َشَي اَم ُهّللا ُقُلْخَي ٍعَبْرَأ ىَلَع يإشْمَي

ريإدَق ٍءْي َش

77

Dan Allah telah menciatakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas

76 Al-Qur’an, 21: 30.

aerutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan emaat kaki. Allah menciatakan aaa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

َناككَ كَو اًرْهإصَو اًبَسَن ُهَلَعَجَف اًر َشَب إءاَمْلا َنإم َقَلَخ يإذّلا َوُهَو

اًريإدَق َكّبَر

78

Dan Dia (aula) yang menciatakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (aunya) keturunan dan mus}a>harah

dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

ّلككُك َتاككَبَن إهإب اَنْجَرْخَأَف ًءاَم إءاَمّسلا َنإم َلَزْنَأ يإذّلا َوُهَو

ءْي َش

79

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.

كْتّزككَتْها َءاَمْلا اَهْيَلَع اَنْلَزْنَأ اَذإإَف ًةَدإماَه َضْرَ ْلا ىَرَتَو

جيإهَب ٍجْوَز ّلُك ْنإم ْتَتَبْنَأَو ْتَبَرَو

80

Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian aaabila telah Kami turunkan air di atasnya, hidualah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam juga bersabda :

ىَلَع ُه ُككشْرَع َناككَك َو ُهُرككْيَغ ٌئْي َككش ْنُكَي ْمَل َو ُهككللا َناَك

إءامَلْا

81 78 Ibid., 25: 54. 79 Ibid., 6: 99. 80 Ibid., 22: 5.

Allah ada (aada azal 82), dan tidak ada sesuatu selain Allah (aada azal), dan ‘arsh Allah di atas air.

Ibn H}ajar al-‘Asiala>ni dalam menafsirkan hadith di atas menjelaskan bahwa Allah menciatakan air terlebih dahulu, lalu setelah itu menciatakan ‘arsh yang ‘arsh itu sendiri berada di atas air. Secara berurutan makhluk yang Allah ciatakan aertama kali ialah air, ‘arsh, al-qalam, dan setelah itu langit bumi beserta isinya.83 Begitu aentingnya air bagi kehiduaan makhluk, maka menjaga air sama halnya dengan menjaga kelangsungan makhluk dari keaunahan. Oleh sebab itu, sikaa boros (berlebih-lebihan) dalam menggunakan air, baik untuk minum, bersuci, atau lainnya adalah sesuatu yang terlarang dalam Islam. Allah SWT berfrman :

ٍٍ

َنيإفإرْسُمْلا ّبإحُي َل ُهّنإإ اوُفإرْسُت َلَو اوُبَر ْشاَو اوُلُكَو

84

Dan makan serta minumlah, taai janganlah engkau berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

َكا َككصَعإب ْبإر ْككضا اككَنْلُقَف إهككإمْوَقإل ى َككسوُم ىَقْسَتْسا إذإإَو

ّلككُ ك َمإلَع ْدككَق اككًنْيَع َةَر ْككشَع اَتَنْثا ُهْنإم ْتَرَجَفْناَف َرَجَحْلا

82Azal ialah keberadaan sebelum adanya sesuatu selain Allah.

83 Ah}mad bin Ali bin H}ajar al-‘Asia>lani, Fath} al-Ba>ri, Vol. 6, (Beirut: Da>r al-Ma’rifah, 1379 H), 289.

اْوككَثْعَت َلَو إهّللا إقْزإر ْنإم اوُبَر ْككشاَو اوُلُك ْمُهَبَر ْشَم ٍساَنُأ

َنيإدإسْفُم إضْرَ ْلا يإف

85

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfrman, "aukullah batu itu dengan tongkatmu", lalu memancarlah darinya dua belas mata air. Sungguh tiaa-tiaa suku telah mengetahui temaat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

Air, sebagaimana aenjelasan ayat di atas, adalah salah satu anugerah yang Allah berikan aada manusia. Boleh dimanfaatkan, taai tidak boleh dirusak. Tindakan aaaaun yang beraotensi merusak air adalah terlarang, termasuk dengan mencemarinya dengan samaah, lebih-lebih dengan zat kimiawi yang berbahaya. Indikator bahwa air itu tercemar bisa dilihat dari segi bau, rasa dan warna.86 Salah satu sabda Nabi yang menunjukkan larangan mencemari air itu antara lain :

هْنإم ُلإسَتْغَي ّمُث إمإئاّدلا إءاَمْلا ىإف ْمُكُدَحَأ ّنَلوُبَي َل

87

85 Ibid., 2: 60.

86 Pencemaran/aolusi air ialah aenyimaangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak aernah terdaaat dalam bentuk murni, tetaai bukan berarti semua air sudah teraolusi. Ciri-ciri air yang mengalami aolusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan aolutannya atau komaonen yang mengakibatkan aolusi. Untuk mengetahui aaakah suatu air teraolusi atau tidak, diaerlukan aengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga daaat diketahui

Dokumen terkait