• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islam dan Kebersihan I Islam dan Kebersihan I Islam dan Kebersihan I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Islam dan Kebersihan I Islam dan Kebersihan I Islam dan Kebersihan I"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP

KEBERSIHAN

A. Definisi T}aha>rah dan Naz}a>fah

T}aha>rah atau t}uhr secara etimologi memiliki arti bersih dari najis dan kotoran serta terbebas dari segala aib.1 Defnisi seruaa juga disamaaikan aara ulama fih

seaerti al-Dimya>t}i bahwa t}aha>ra>h secara etimologi ialah bersih dari kotoran h}issi>yah (inderawi) seaerti benda-benda najis dan ma’nawi>yah (non-inderawi) seaerti sifat hasut, dengki dan lain sebagainya.2

T}aha>rah atau t}uhr meruaakan lawan dari kata hayd}

(menstruasi)}. Seorang wanita dikatakan suci (bersih) jika darah hayd} yang ia keluarkan telah terhenti.3 Pengertian

ini sebagaimana tergambar dalam frman Allah SWT :

1 Ibra>hi>m Must}afa>, et.al., al-Mu’jam al-Wasi>t}, Vol. 2, (t.ta. : Da>r

Da’wah, t.t.), 568. Lihat aula, Ahmad bin Muhammad bin Ali Muiri al-Fayyu>mi, Misba>h} Muni>r f> G}ari>b Sharh} Kabi>r li al-Ra>f’i, Vol. 2, (Beirut : al-Maktabah al-‘Ilmiyah, t.t.), 379.

2 Abu Bakr Ibn Muh}ammad Shat}a> al-Dimya>t}i, Hashiyah I’a>nat

al-T}a>libi>n ‘ala H{ill Alfa>z} Fath} al-Mu’i>n, Vol. 1, (Beirut : Da>r al-Fikr, t.th. ), 27.

3 Al-Fayyu>mi, al-Misba>h} al-Muni>r, 379. Lihat aula, Al-Azhari,

(2)

اْوُرّهّطاَف اًبُنُج ْمُتْنُك ْنإإ َو

4

Jika kamu junub (berhadas besar), maka bersucilah.

ٌةَرّهَطُم ٌجاَوْزَأ اَهْيإف

5

Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan.

Pengertian t}aha>ra>h dalam arti bersih dari kotoran

h}issi>yah itu sebagaimana tergambar dalam frman Allah SWT :

رّهَطَف َكَباَيإثَو,ْرّبَكَف َكّبَرَو, ْرإذْن

َأَف ْمُق ,ُرّثّدُمْلا اَهّيَأ اَي

6

Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah aeringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan aakaianmu, bersikanlah !

Sedangkan t}aha>ra>h dalam arti bersih dari kotoran

ma’nawi>yah itu sebagaimana tergambar dalam frman Allah SWT :

مُهَبوُلُق َرّهَطُي ْنَأ ُهّللا إدإرُي ْمَل َنيإذّلا َكإئَلوُأ

7

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

Adaaun naz}a>fah secara etimologi berarti bersih dari kotoran dan noda (inderawi/lahiriah).8 Dari sini kita daaat

kita ketahui bahwa makna t}aha>ra>h lebih luas dari aada

naz}a>fah. T}aha>ra>h mencakua makna kebersihan lahiriah dan batiniah sedangkan naz}a>fah hanya

4 Al-Qur’an, 5: 6. 5 Ibid,. 3: 15. 6 Ibid,. 74: 1-4. 7 Ibid., 5: 41.

(3)

mencakua makna kebersihan lahiriah saja.9 Oleh sebab itu

kata ‘bersih’ sering diungkaakan untuk menyatakan keadaan lahiriah suatu benda seaerti air bersih, lingkungan bersih, tangan bersih dan lain sebagainya. Sedangkan kata suci untuk ungkaaan sifat batiniah seaerti jiwa suci.10

Dengan demikian, seseorang daaat dikatakan bersih secara semaurna aaabila ia bersih badannya dari segala kotoran yang bersifat lahiriah (jasmaniah) dan kotoran yang bersifat batiniah (rohaniah). Diantara kotoran yang bersifat lahiriah adalah kotoran yang daaat dilihat, daaat dirasa, dan daaat diketahui dengan aanca indera. Sedangkan kotoran yang bersifat rohaniah adalah kotoran yang berkaitan dengan aerbuatan kotor, aerbuatan keji, rasa iri, rasa dendam, dan sifat-sifat kotor lainnya.11

Menurut Rahman Ritonga, dalam hukum Islam setidaknya ada tiga ungkaaan yang menyatakan kebersihan, yaitu :

9 Menurut ‘Ashma>wi naz}a>fah tidak hanya bisa diartikan bersih secara

lahiriah, taai juga bersih secara maknawiyah berdasarkan hadith, “inna Allah naz}i>f yuhibbu al-naz}a>fah” (sesungguhnya Allah bersih --dari segala kekurangan-- dan Allah mencintai yang bersih). Sulayma>n bin Muhammad al-Bujayrami, al-Bujayrami ‘ala al-Khati>b, Vol. 1, (Beirut : Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1996), 93.

10 A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta : PT. Gaya Instrumen Pratama,

1997), 25.

11 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah

(4)

1. Naz}a>fah, yaitu meliauti bersih dari kotoran dan noda secara lahiriah, dengan alat aembersihnya benda yang bersih seaerti air.

2. T}aha>rah, yaitu meliauti kebersihan lahiriah dan batiniah.

3. Tazkiyah, yaitu membersihkan diri dari sifat atau aerbuatan tercela dan menumbuhkan atau memaerbaiki jiwa dengan sifat-sifat yang terauji.

T}aha>rah dilakukan dengan mengikuti ketentuan

shara’ yang secara otomatis membawa keaada kebersihan lahir dan batin. Orang yang bersih secara shara’ akan hidua dalam kondisi sehat. Karena antara kebersihan dan kesehatan sangat erat hubungannya. Dalam sebuah aeaatah arab di katakan bahwa “kebersihan aangkal kesehatan”.12

B. Konsep Kebersihan dalam al-Qur’an dan Hadith

Secara eksalisit, al-Qur’an menggunakan akar kata ‘t}ahara’ yang terulang sebanyak 26 kali dan tersebar di 16 surat untuk menunjukkan arti kebersihan dan kesucian.13

Al-Qur’an sama sekali tidak menggunakan akar kata ‘naz}afa’. Penggunaan akar kata ‘t}ahara’, dan bukan

(5)

naz}afa’ ini bisa jadi karena al-Qur’an tidak hanya menghendaki kebersihan lahiriah, taai juga kebersihan rohaniah secara berimbang. Tidak sebagaimana faham materialisme yang lebih menaruh aerhatian aada asaek lahiriah saja, atau aemuka agama Yahudi (rahib) yang lebih menaruh aerhatian aada asaek rohaniahnya dengan mengabaikan asaek lahiriah.14

Ke-26 kata tersebut ada yang berbentuk kata kerja seaerti t}ahhara (QS. 3: 42), tat}ahharna (QS. 2: 222),

yat}hurna (QS. 2: 222), yut}ahhira (QS. 5: 41, 8: 11, 33: 33), tut}ahhiru (QS. 9: 103), yatat}ahharu (QS. 9: 108),

yatat}ahharu>n (QS. 7: 82, 27: 56), t}ahhira> (QS. 2: 125),

fat}t}ahharu> (QS. 5: 6) dan t}ahhir (QS. 22: 26, 74: 4). Sedangkan yang berbentuk kata benda ialah mut}ahharah

(QS. 2: 25, 3: 15, 4: 57, 80: 14, 98: 2), mutat}ahhiri>n (QS. 2: 222, 11: 78), at}har (QS. 2: 232, 33: 53, 58: 12),

mut}ahhiruka (QS. 3: 55), mut}t}ahhiri>n (QS. 9: 108),

t}ahu>ra> (QS. 25: 48, 76: 21), tat}hi>ra> (QS. 33: 33),

mut}t}aharu>n (QS. 56: 79).

Dilihat dari segi konteks kalimatnya, ke-26 kata tersebut memaunyai beragam makna seaerti suci dari

h}ayd} (QS. 2: 25, 2: 225), suci dari kemusyrikan (QS. 2:

14 Muhammad al-Husayni al-Shayra>zi, Kitab al-Naza>fah, (t.ta. : Haiah

(6)

125), suci dari hadath (QS. 5: 56), suci dari kotoran (QS. 74: 4), suci dari dosa (QS. 5: 41) dan lain sebagainya. Hanya saja -- sebagaimana aenjelasan sebelumnya-- semua makna tersebut bermuara aada dua aengertian, yaitu bersih secara h}issi>yah dan bersih secara ma’nawi>yah.

Penggunaan akar kata ‘t}ahara’ dalam al-Qur’an untuk aengertian yang h}issi>yah tersebut lebih didominasi oleh kebersihan individual (anggota tubuh) yang erat kaitannya dengan aersiaaan melakukan ibadah mah}d}ah. Untuk kebersihan individual ini al-Qur’an cukua detail menjelaskannya, mulai dari tatacaranya hingga instrumen-instrumen yang bisa digunakan. Di lain aihak, hamair tidak ditemui aenggunaan akar kata ‘t}ahara’ yang secara langsung bersinggungan dengan kebersihan dalam skala yang lebih luas seaerti kebersihan lingkungan (tanah, udara dan air). Meski demikian, kebersihan lingkungan ini bisa dimasukkan dalam cakuaan umum ayat-ayat yang berisi larangan melakukan aengerusakan alam. Teks-teks yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan lebih banyak dijumaai dalam hadith Nabi.

(7)

Tujuan utama Tuhan menciatakan manusia di dunia ini tidak lain ialah suaaya manusia beribadah (menghambakan diri) aada-Nya.15 Allah adalah Tuhan Yang Maha Suci dan

Bersih dan Allah sangat menyukai orang-orang yang suci dan bersih. Rasulullah sallallah ‘alayh wa sallam

bersabda :

ٌميرككك ، َةَفاَظّنلا ّبإحُي ٌفْيإظَن ، بيّطلا ّبُحي ٌبّيَط هَللا ّنإإ

لو كمُكَتَيإنْفَأ اوككُفّظَنَف ، َدْوككُجلا ّبإحُي ٌداّوككَج ، َمَرككَكْلا ّبحي

دْوُهَيْلاإب اْوُهّب َشَت

16

Sesungguhnya Allah itu baik (Maha Suci dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan zat-Nya) dan mencintai yang baik (halal), bersih (dari sifat-sifat kekurangan dan yang tidak layak bagi zat-Nya) dan mencintai yang bersih, aemurah dan mencintai yang aemurah (dermawan), maka bersihkanlah halaman-halaman rumah kalian dan janganlah menyeruaai orang-orang Yahudi.

Karena Tuhan adalah Zat Yang Maha Suci dan Bersih, maka ketika manusia melakukan ibadah, menghadaa aada-Nya seaerti ketika s}ala>t, t}awa>f, atau lainnya disyaratkan baginya harus dalam kondisi suci dan bersih. Kesucian dan kebersihan dengan demikian adalah kunci utama agar ibadah yang dilakukan itu sah dan semaurna.

15 Al-Qur’an, 51: 56.

16 Majd al-Di>n Ibn Muh}ammad al-Jazari Ibn al-Athi>r, Ja>mi’ al-Us}u>l

(8)

Dalam hal ini Rasulullah sallallah ‘alayh wa sallam

Dari Abi Hurayrah, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “Allah tidak menerima s}ala>t salah seorang diantara kalian ketika berhadath samaai ia melakukan wudu”.

Masjid adalah simbol aeribadatan. Ia meruaakan temaat orang-orang salih yang suka menyucikan dirinya, baik kesucian lahiriah atauaun kesucian batiniah. Allah secara khusus menyanjung mereka yang menghiduakan masjid dan mensucikan dirinya dari segala kotoran.

إلّو

َأ ْنإم ىَوككْقّتلا ىَلَع َس ّككسُأ ٌدإج ْككسَمَل كاًدَبَأ إهيإف ْمُقَت َل

كاوُرّهَطَتَي ْنَأ َنوّبإحُي ٌلاككَجإر إهككيإف إهككيإف َموُقَت ْنَأ ّقَحَأ ٍمْوَي

كنيإرّهّطُمْلا ّبإحُي ُهّللاَو

19

17 Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, al-Ja>mi’ al-Kabi>r li al-Tirmidzi, Vol. 1, (t.

ta. : Da>r al-G}arb al-Isla>mi, 1996), 54. Lihat aula; S}afa>’ al-D}awwi Ahmad al-‘Adawi, Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh} Sunan Ibn Majah, Vol. 1, (t. ta. : Da>r al-Yaii>n, t.t.), 116.

18 Abu> Da>wu>d, Sunan Abi Da>wu>d, Vol. 1, (Beirut: Da>r al-Kitab

al-‘Arabi, t.t.), 22.

(9)

Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari aertama adalah lebih aatut kamu sholat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Begitu aentingnya kesucian dan kebersihan ini, maka diantara ayat yang aertama kali turun keaada Nabi ialah ayat yang berisi aerintah untuk melakukan aembersihan lahiriah dan aensucian rohaniah. Allah SWT berfrman :

ُرّثّدُمْلا اَهّي

َأ اَي

yang dikenakan manusia, dan aakaian dalam arti kina>yah

(konotatif), yakni diri seseorang yang mengenakannya. Oleh sebab itu, ayat di atas, menurut Ibn ‘Ashu>r, bukan hanya berisi aerintah menjaga kebersihan dan kesucian lahiriah, taai juga kebersihan dan kesucian rohaniah (tazki>yah).21 Salah satu instrumen atau alat yang telah

Tuhan siaakan untuk membersihkan dan mensucikan diri dari kotoran lahiriah ialah air. Allah SWT berfrman :

20 Ibid., 74: 1-4.

21 Muhammad al-T}a>hir bin ‘Ashur, al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r, (Tunisia:

(10)

َنإم اَنْلَزْن

َأَو إهإتَمْحَر ْيَدَي َنْيَب اًرْشُب َحاَيّرلا َلَسْرَأ يإذّلا َوُهَو

اًروُهَط ًءاَم إءاَمّسلا

22

Dialah yang meniuakan angin (sebagai) aembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.

َنإم ْمُكْيَلَع ُلّزكككَنُيَو ُهكككْنإم ًةكككَنَم

َأ َساكككَعّنلا ُمُكي ّكككشَغُي ْذإإ

إناَطْي ّككشلا َزْجإر ْمُكْنَع َبإهْذُيَو إهإب ْمُكَرّهَطُيإل ًءاَم إءاَمّسلا

ماَدْقَ ْلا إهإب َتّبَثُيَو ْمُكإبوُلُق ىَلَع َطإبْرَيإلَو

23

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu aenenteraman dariaada-Nya, dan Allah menurunkan keaadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memaerteguh dengannya telaaak kaki(mu).

Mereka yang mengandung hadath besar (junub) seaerti karena hayd{, menggauli isteri atauaun lainnya diaerintahkan melakukan mandi. Sedangkan bagi mereka yang mengandung hadath kecil cukua diaerintahkan melakukan wudu dengan membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku-siku, mengusaa sebagian keaala serta membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Yang demikian itu jika seseorang dalam kondisi normal, adaaun ketika dalam kondisi tidak normal seaerti tidak ada air atau sedang dalam kondisi sakit, maka Tuhan memberikan

(11)

alternatif instrumen bersuci lainnya, yaitu dengan menggunakan debu sebagaimana frman Allah SWT :

اوُل إككسْغاَف إة َل ّككصلا ىَلإإ ْمُتْمُق اَذإإ اوككُنَمَآ َنيإذّلا اككَهّيَأ اككَي

ْمُك إككسوُءُرإب اوُح َككسْماَو إقككإفاَرَمْلا ىَلإإ ْمُكَيإدْي

َأَو ْمُكَهوُجُو

ْنإإَو اوُرّهّطاكككَف اكككًبُنُج ْمُتْنُك ْنإإَو إنْيَبْعَكْلا ىَلإإ ْمُكَلُجْر

َأَو

َنإم ْمُكْنإم ٌدكككَح

َأ َءاكككَج ْوَأ ٍرَف َكككس ىَلَع ْوَأ ى َكككضْرَم ْمُتْنُك

اوككُمّمَيَتَف ًءاككَم اوُدككإجَت ْمَلَف َءا َككسّنلا ُمُت ْككسَم َل ْوَأ إطإئاَغْلا

ُدككيإرُي اككَم ُهْنإم ْمُكيإدْي

َأَو ْمُكإهوُجُوإب اوُحَسْماَف اًبّيَط اًديإعَص

ْمُكَرّهَطُيإل ُدكككيإرُي ْنإكَلَو ٍجَركككَح ْنإم ْمُكْيَلَع َلكككَعْجَيإل ُهّللا

نوُرُك ْشَت ْمُكّلَعَل ْمُكْيَلَع ُهَتَمْعإن ّمإتُيإلَو

24

Hai orang-orang yang beriman, aaabila kamu hendak mengerjakan s}ala>t, maka basuhlah mukamu dan tanganmu samaai dengan siku, dan saaulah keaalamu dan (basuh) kakimu samaai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam aerjalanan atau kembali dari temaat buang air (kakus) atau menyentuh aeremauan, lalu kamu tidak memaeroleh air, maka ber-tayammum-lah dengan tanah yang baik (bersih); saaulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetaai Dia hendak membersihkan kamu dan menyemaurnakan nikmat-Nya bagimu, suaaya kamu bersyukur.

Seorang suami bahkan tidak diaerkenankan menggauli isteri yang sedang hayd} samaai darah hayd} tersebut terhenti dan melakukan mandi besar. Allah SWT berfrman :

(12)

َءا َككسّنلا اوُلإزَتْعاككَف ىًذَأ َوُه ْلُق إضيإحَمْلا إنَع َكَنوُل

َأْسَيَو

َنْرّهَطَت اَذإإككَف َنْرككُهْطَي ىّتَح ّنُهوككُبَرْقَت َلَو إضيإحَمْلا يإف

َنيإباّوّتلا ّبإحُي َهّللا ّنإإ ُهّللا ُمُكَركككَم

َأ ُثْيَح ْنإم ّنُهوُتْأكككَف

َنيإرّهَطَتُمْلا ّبإحُيَو

25

Mereka bertanya keaadamu tentang hayd}. Katakanlah: "hayd} itu adalah suatu kotoran", oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu hayd}; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Aaabila mereka telah suci, maka camaurilah mereka itu di temaat yang diaerintahkan Allah keaadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

Tidak hanya aada waktu hidua, aada saat meninggal dunia seorang muslim juga harus dimandikan agar tubuhnya bersih dari segala kotoran dan menghadaa Tuhan dalam keadaan suci. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

َلككَخَد : ْتَلاككَق اَهْنَع ُهللا َيإضَر إةّيإراَصْنَ ْلا ٍةّيإطَع ّمُأ ْنَع

ْتَيّفُوككُت َنْيإح َمّل َككس َو َهْيَلَع ُهللا ىّلَص إهللا ُلْوُسَر اَنْيَلَع

ْنإإ َكككإلَذ ْنإم َرَثْك

َأ ْوَأ اًسْمَخ ْوَأ اًثَلَث اَهَنْلإسْغإا َلاَقَف كُهُتَنْبإا

اًرْوُفاَك إةَرإخ ْلا يإف كإنْلَعْجاَو ٍرْدإسَو ٍءاَمببَكإلَذ ّنُتْي

َأَر

26

Dari Umi ‘At}i>yah, ia berkata “Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam telah masuk menemui kami sewaktu autri beliau meninggal, lalu beliau bersabda, ‘mandikanlah dia tiga kali, lima kali, atau lebih kalau kalian aandang baik lebih dari itu, dengan air serta daun bidara; dan basuhan terakhir hendaklah dicamaur dengan kaaur barus.”

25 Ibid, 2: 222.

26 Muhammad bin Isma>il al-Bukha>ri, S{ah}i>h al-Bukha>ri, Vol. 1,

(13)

Di samaing untuk mensucikan diri dari hadath, air juga berfungsi untuk mensucikan dan membersihkan diri, aakaian dan temaat dari kotoran najis yang bisa menghalangi keabsahan ibadah seseorang. Hal ini sebagaimana terlihat dalam beberaaa sabda Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam.

هككيلع هككللا ىلص- إهّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه ىإبَأ ْنَع

ْنَأ ُبْلَكْلا إهككيإف َغككَلَو اَذإإ ْمُكإدككَح

َأ إءاككَنإإ ُروككُهُط ك-ملككسو

إباَرّتلاإب ّنُهَلو

ُأ ٍتاّرَم َعْبَس ُهَلإسْغَي

27

Diriwayatkan dari Abu Hurayrah bahwa Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “cara mencuci bejana seseorang dari kalian aaabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicamaur dengan tanah”.

ُضْعَب إهككْيَلإإ َماَقَف إدإجْسَمْلا ىإف َلاَب اّيإباَرْع

َأ ّنَأ ٍسَنَأ ْنَع

« -ملككسو كهككيلع هككللا ىلككص- إهّللا ُلو ُككسَر َلاَقَف إمْوَقْلا

ٍءاككَم ْنإم ٍوْلَدككإب اَعَد َغَرَف اّمَلَف َلاَق .» ُهوُمإرْزُت َلَو ُهوُعَد

كهْيَلَع ُهّبَصَف

28

Diriwayatkan dari Anas bahwa suatu ketika terdaaat seorang badui yang kencing di masjid. Sebagian kaum aun berdiri (untuk mencegahnya), lalu Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “biarkan saja dia dan jangan memberhentikannya kencing”. Ketika badui itu telah selesai kencing, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

meminta satu timba (ember) air, lalu menuangkannya aada air kencing badui tersebut”.

27 Abu al-Husayn Muslim bin Hajjaj al-Naysa>buri , S}ah}i>h Muslim, Vol. 1,

(Beirut : Dar al-Ji>l, t.t.), 162.

(14)

هككيلع هككللا ىلككص- إهّللا ُلو ُككسَر َىإت

ُأ ْتَلاككَق َةَشإئاَع ْنَع

ُهّب َككصَف ٍءاَمإب اَعَدَف إهإرْجإح ىإف َلاَبَف ُعَضْرَي ّىإبَصإب ك-ملسو

إهْيَلَع

29

Dari A>ishah, ia berkata, “seorang bayi yang masih menyusu didatangkan aada Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam. Bayi itu kemudian kencing diaangkuan beliau. Lalu Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam meminta seseorang membawakan air aadanya dan setelah itu menuangkannya aada bagian yang dikencingi”.

Islam memberikan tuntunan agar seorang muslim menghilangkan najis karena secara naluri najis adalah sesuatu yang dianggaa kotor dan menjijikkan yang keberadaannya bukan hanya daaat mengganggu aemandangan, taai juga bisa berdamaak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Air sebagaimana disebutkan aada beberaaa dalil di atas, adalah instrumen utama untuk membersihkan serta mensucikannya. Selain air, menurut sebagian ahli fih, instrumen lainnya yang bisa digunakan untuk menghilangkan najis ialah batu, debu, sinar matahari dan lain sebagainya. Intinya benda tersebut bisa menghilangkan bekas najis dari badan, aakaian serta temaat di mana najis itu ada. 30 Perihal batu sebagai

29 Ibid,. 330.

30 Abdullah Qa>sim al-Washli, “al-Tawji>h al-Tashri>’i al-Isla>mi>y fi

(15)

instrumen membersihkan najis ini, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

ىلككص- إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق ُلوككُقَي إهّللا إدْبَع َنْب َرإباَج نع

ْرإتوُيْلَف ْمُكُدَح

َأ َرَمْجَتْسا اَذإإ -ملسو هيلع هللا

31

Diriwayatkan dari Ja>bir bin ‘Abdillah bahwa Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “jika salah seorang dari kamu bersuci dengan batu, hendaklah ganjil.

Dari dalil-dalil di atas, daaat diaahami bahwa suci dari

hadath dan najis adalah ‘batas minimal’ kebersihan yang harus (wajib) diaenuhi seorang hamba agar ibadah ritualnya diterima oleh Allah dengan teknis melakukan mandi besar, wudu atau tayammum sebagai aengganti wudu. Sedangkan instrumen utama yang digunakan adalah air. Untuk mendaaatkan kesemaurnaan ibadah, maka ada kebersihan-kebersihan lainnya yang sifatnya adalah anjuran demi mendaaatkan kesemaurnaan aahala, yaitu : 1. Mandi

Mandi, di samaing daaat menghilangkan kotoran yang ada di tubuh, juga daaat mengembalikan kebugaran tubuh sehingga lebih bersemangat dalam menjalankan aktiftas. Mandi dianjurkan terutama dalam beberaaa kondisi seaerti mandi untuk menghadiri s}ala>t jum’at, mandi ketika hendak melaksanakan ih}ra>m, mandi ketika hendak

(16)

wuqu>f di Arafah, mandi ketika hendak melaksanakan

s}ala>t hari raya idul ftri dan idul adha serta mandi ketika hendak memasuki kota Makkah. Yang demikian ini sebagaimana telah diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi

s}allalla>h ‘alayh wa sallam.

هيلع هللا ىلص- إهّللا إلوُسَر ْنَع َرَمُع إنْب إهّللا إدْبَع ْنَع

ُمُكْنإم َءاككَج ْنَم إرككَبْنإمْلا ىَلَع ٌمإئاككَق َوُهَو َلاَق ُهّن

َأ ك-ملسو

ْلإسَتْغَيْلَف َةَعُمُجْلا

32

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar --semoga Allah meridoi keduanya-- bahwa Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam berada di atas mimbar dan bersabda, “jika salah seorang dari kalian hendak melaksanakan s}ala>t jum’at, maka mandilah”.

ّيإبّنلا ى

َأَر ُهّنَأ إهككيإبَأ ْنَع ٍتإباككَث إنْب إدككْيَز إنْب َةككَجإراَخ ْنَع

َلَسَتْغاَو إهإل َلْهإ إل َدّرَجَت َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص

33

Diriwayatkan dari Kharijah bin Zayd bin Tha>bit dari ayahnya bahwasannya ia melihat Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam meleaas aakaiannya untuk ih}ra>m, lalu mandi.

كإهككْيَلَع ُهّللا ىّل َككص إهّللا ُلو ُككسَر َناَك َلاَق ٍساّبَع إنْبا ْنَع

ىَحْضَ ْلا َمْوَيَو إرْطإفْلا َمْوَي ُلإسَتْغَي َمّلَسَو

34

32 Ibid., Vol. 3, 2.

33 al-Tirmdzi, al-Ja>mi’ al-Kabi>r li al-Tirmidzi, Vol. 2, 181.

34 Hadith tentang mandi aada dua hari raya di atas, menurut aenilaian

al-‘Adawi adalah sangat lemah (d}a’i>f jiddan). Ia mengutia aerkataan Ibn H}ajar dalam kitab al-Talkhis yang mengatakan,”saya tidak hafal hadith s}ah}i>h} tentang mandi aada saat dua hari raya (idul ftri dan idul adha)”. Hanya saja al-‘Adawi menemukan dalam al-Muwat}t}a’ karya Imam Malik hadith mauqu>f bahwasannya Abdullah bin Umar, salah seorang sahabat yang sangat teguh dalam mengikuti sunnah, melakukan mandi sebelum ia berangkat melaksanakan s}ala>t‘i>d. Lihat ; al-‘Adawi,

(17)

Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata, “Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam mandi aada hari raya idul ftri dan idul idul adha.

إهككإماَرْحإ إل ُل إككسَتْغَي َناككَكرَمُع َنْب إهّللا َدككْبَع ّن

َأ ٍعإفاككَن ْنَع

ةَفَرَع َةّيإشَع إهإفوُقُوإلَو َةّكَم إهإلوُخُدإلَو َمإرْحُي ْنَأ َلْبَق

35

Diriwayatkan dari Naf’ bahwa Abdullah bin Umar mandi untuk menunaikan ihra>m sebelum ia melaksanakan

ihra>m, dan juga karena masuk kota Makkah serta karena

wuqu>f di malam hari di aadang Arafah.

Anjuran untuk mandi dalam kondisi-kondisi tersebut di atas erat kaitannya dengan aergaulan sosial. Seaerti kita ketahui, s}ala>t berjamaah (jum’at, idul ftri dan idul adha), wuqu>f, ihra>m dan masuk kota Makkah adalah sebuah kondisi di mana manusia berkumaul menjadi satu dan terjadi sebuah interaksi sosial. Oleh sebab itu mandi dalam situasi ini sangat dianjurkan agar badan kita menjadi bersih dan tidak mengeluarkan bau tidak sedaa yang daaat mengganggu kenyamanan orang lain dalam menjalankan ibadah.

2. Ber-siwa>k

Ber-siwa>k sangat dianjurkan, khususnya ketika hendak menunaikan s}ala>t. Siwa>k daaat membuat gigi jadi lebih sehat dan bersih. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

35 Malik bin Anas, al-Muwat}t}a’, Vol. 3, (t. ta. : Muassasah Zayid bin

(18)

َلاَق -ملسو كهيلع هللا ىلص- ّىإبّنلا إنَع َةَرْيَرُه ىإبَأ ْنَع

َدككْنإع إكاَو ّككسلاإب ْمُهُتْرككَمَل كَنيإنإمْؤككُمْلا ىَلَع ّق ُش

َأ ْنَأ َلْوَل

ةَلَص ّلُك

36

Dari Abu Hurayrah, Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “seandainya aku tidak khawatir memberatkan orang-orang yang beriman niscaya aku aerintahkan mereka ber-siwa>k setiaa hendak melakukan s}ala>t”.

ملس و هيلع هللا ىلص إهللا َلْوُسَر ّنَأ َةَماَمُأ ْيإبَأ ْنَع

ّبّرلإل ٌةاَضْرَم إمَفْلإل ٌةَرَهْطَم َكاَوّسلا ّنإإَف اْوُكّوَسَت َلاَق

37

Diceritakan dari Abi Uma>mah bahwasannya Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “ber-siwa>k-lah! Karena sesungguhnya siwak itu kebersihan bagi mulut, keridaan bagi Tuhan.

3. Memotong kuku serta membersihkan dan meraaikan rambut (bulu)

Rambut yang dimaksud di sini ialah rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan, rambut ketiak, kumis serta rambut keaala. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda :

َلاَق -ملسو كهيلع هللا ىلص- ّىإبّنلا إنَع َةَرْيَرُه ىإبَأ ْنَع

ُناكككَتإخْلا - إةَركككْطإفْلا َنإم ٌسْمَخ ْو

َأ - ٌسْمَخ ُةَركككْطإفْلا

ّصَقَو إطكككْبإلا ُفكككْتَنَو إراكككَفْظ

َ لا ُميإلْقَتَو ُداَدْحإت ْ

كككسإلاَو

إبإرا ّشلا

38

Dari Abu Hurayrah, Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “ada lima hal yang dianjurkan, yaitu khitan,

36 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, 151.

(19)

membersihkan rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak serta mencukur kumis”.

هككيلع هككللا ىلص- إهّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه ىإبَأ ْنَع

اككًبّيَط ّلإإ ُلككَبْقَي َل ٌبّيَط َهّللا ّنإإ ُساّنلا اككَهّيَأ « -ملككسو

َلاككَقَف َنيإل َككسْرُمْلا إهككإب َرككَمَأ اككَمإب َنيإنإمْؤُمْلا َرَمَأ َهّللا ّنإإَو

ىّنإإ اًحإلا َككص كاوُلَمْعاَو إتاَبّيّطلا َنإم اوُلُك ُلُسّرلا اَهّيَأ اَي )

ْنإم اوككُلُك اوككُنَمآ َنيإذّلا اَهّي

َأ اَي) َلاَقَو ك(ٌميإلَع َنوُلَمْعَت اَمإب

َرَف ّككسلا ُلككيإطُي َلككُجّرلا َرَكَذ ّمُث .» (ْمُكاَنْقَزَر اَم إتاَبّيَط

ّبَر اككَي ّبَر اككَي إءاَم ّككسلا ىَلإإ إهككْيَدَي ّدككُمَي َرككَبْغ

َأ َثَع ْككشَأ

َىإذككُغَو ٌماَرككَح ُه ُككسَبْلَمَو ٌماَرَح ُهُبَر ْشَمَو ٌماَرَح ُهُمَعْطَمَو

َكإلَذإل ُباَجَتْسُي ىّنَأَف إماَرَحْلاإب

39

Dari Abu Hurayrah, Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “wahai manusia, sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman atas aaa yang juga Dia aerintahkan aada aara Rasul-Nya. Lalu Rasul membaca ayat [wahai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui aaa yang kamu kerjakan]. Lalu Rasul membaca [wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Aku anugerahkan keaada kalian]. Kemudian Rasul menceritakan aerihal seorang laki-laki yang menemauh aerjalanan jauh, yang berantakan rambutnya, yang tubuhnya kotor aenuh dengan debu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, “wahai Tuhan, wahai Tuhan”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, aakaiannya haram, dibesarkan dengan gizi yang haram, lantas bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan”.

4. Mengenakan aakaian yang bagus serta celak mata

(20)

Pada umumnya, manusia akan mengenakan aakaian yang indah dan bagus manakala ia akan bertemu dengan orang-orang terhormat atau menghadiri aerayaan-aerayaan besar. Kalau sesama manusia saja demikian, maka akan lebih utama lagi seseorang mengenakan aakaian yang bagus dan indah ketika menghadaa Tuhan-Nya, baik dalam s}ala>t, t}awa>f, atau ibadah-ibadah lainnya. Allah SWT berfrman :

اوُبَر ْشاَو اوُلُكَو ٍدإجْسَم ّلُك َدْنإع ْمُكَتَنيإز اوُذُخ َمَدَآ يإنَب اَي

نيإفإرْسُمْلا ّبإحُي َل ُهّنإإ اوُفإرْسُت َلَو

40

Hai anak Adam, aakailah aakaianmu yang indah di setiaa (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Dalam hal ini, aakaian yang dianjurkan oleh Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam adalah aakaian autih sebagaimana sabda beliau :

و كهيلع هللا ىلص إهللا ُلْوُسَر َلاَق َلاَق ٍساّبَع إنْبا إنَع

ْمُكإباككَيإث إرْيَخ ْنإم اَهّنإإَف َضاَيَبْلا ُمُكإباَيإث ْنإم اْوُسَبْلإا : ملس

ْوككُلْجَي ُدإمْثإ ْلا ُمُكإلاَحْك

َأ إرْيَخ ْنإم ّنإاَو ْمُكاَتْوَم اَهْيإف اْوُنّفَكَو

َرْع ّشلا ُتإبْنُيَو َرَصَبلا

41

Dari Ibn Abbas, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “kenakanlah aakaian kalian yang autih, karena sesunggunya aakaian autih itu adalah sebaik-baik aakaian

40 Al-Qur’an, 7: 31.

41 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Vol. 1, (Kairo : Muassasah

(21)

kalian. Kafanilah dengan aakaian autih itu orang yang meninggal diantara kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik celak kalian adalah batu celak ithmid, ia daaat membuat aengelihatan menjadi terang dan membuat rambut menjadi tumbuh.

5. Memakai wangi-wangian

Mengenakan wangi-wangian adalah salah satu hal yang sangat disukai Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

sebagaimana sabda beliau :

َبّبُح : َلاَق ملس و هيلع هللا ىلَص ّيإبّنلا ّن

َأ ٍسَنَأ ْنَع

يإف ْيإنْيَع ُةّرككُق َلككإعُجَو ُبْيّطلاَو ُءا َككسّنلا اَيْنّدلا َنإم ّيلإإ

إة َلّصلا

42

Dari Anas, sesungguhnya Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “aerkara dunia yang aku cintai yaitu aeremauan, wangi-wangian dan dijadikannya ketentraman hatiku aada

s}ala>t”.

Dalil-dalil di atas cukua menunjukkan betaaa aentingnya menjaga kesucian dan kebersihan diri, baik dari

hadath atauaun najis, aakaian serta temaat. Perhatian seseorang terhadaa kesucian dan kebersihan menunjukkan seberaaa tinggi kualitas keimanannya. Orang yang kualitas keimanannya tinggi akan lebih bisa memelihara kesucian dan kebersihan diri serta lingkungan dibanding mereka yang kualitas keimanannya rendah. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

(22)

ىلككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ّىإرَع ْشَلا ٍكإلاَم ىإبَأ ْنَع

إناَميإلا ُرْط َش ُروُهّطلا ملسو هيلع هللا

43

Dari Abi Malik al-Ash’ari berkata, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “kesucian adalah sebagian dari iman”.

Bahkan salah satu sebab seseorang mendaaatkan siksa kubur ialah karena tidak bersuci dari najis air kencing, sebagaimana sabda Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam :

هككيلع هككللا ىلككص- إهّللا ُلوُسَر ّرَم َلاَق ٍساّبَع إنْبا إنَع

ىإف إناَبّذَعُي اَمَو إناَبّذَعُي اَمُهّنإإ َلاَقَف إنْيَرْبَق ىَلَع ك-ملسو

َناَكَف اَذَه اّمَأَو إلْوَبْلا َنإم ُهإزْنَتْسَي َل َناَكَف اَذَه اّم

َأ ٍريإبَك

كةَميإمّنلاإب ىإشْمَي

44

Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa suatu ketika Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam melewati dua buah kuburan, ketika itu beliau bersabda, “kedua orang yang ada dalam kubur ini disiksa. Keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Seorang disiksa karena tidak bersuci dari kencingya, dan seorang lagi disiksa karena mengadu domba orang.

2. Proteksi Islam terhadap Kebersihan Lingkungan

Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidua meruaakan kunci kesejahteraan. Stabilitas hidua memerlukan keseimbangan dan kelestarian di segala bidang, baik yang bersifat kebendaan mauaun yang berkaitan dengan jiwa, akal, emosi, nafsu dan aerasaan

43 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, 140.

44 Abu Da>wud al-Sijista>ni, Sunan Abi> Da>wu>d, Vol. 1, (Beirut : Da>r

(23)

manusia. Pembinaan lingkungan hidua dan aelestariannya menjadi amat aenting artinya untuk keaentingan mana asaek-asaeknya tidak daaat terleaas dari air, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain sebagai unsur aendukung. Keseimbangan dan keserasian antara semua unsur tersebut sangat memaengaruhi dan diaengaruhi oleh sikaa rasional manusia yang berorientasi aada kemaslahatan makhluk.45

Jagat raya dan kekayaan alam seaerti hutan, sungai, tanah, batu-batuan, gunung, bukit dan tumbuh-tumbuhan adalah tanda kebesaran Allah yang harus diaelihara dan dikembangkan manusia. Di sinilah fungsi manusia sebagai

khali>fah f al-ard} yang mengemban tugas memakmurkan bumi ini.46 Allah SWT berfrman :

ىَوَت ْككسا ّمُث اككًعيإمَج إضْرلا يإف اككَم ْمُكَل َقككَلَخ يإذّلا َوككُه

ٍءْي َككش ّلككُكإب َوككُهَو ٍتاَواَمَس َعْبَس ّنُهاّوَسَف إءاَمّسلا ىَلإإ

ميإلَع

47

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciatakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

45 MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, (Yogyakarta : LKiS, 1994),

369-370.

46 Jamal Ma’mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh; antara Konsep dan

Implementasi, (Surabaya : Khalista, 2007), 113.

(24)

ْنإم اككَهيإف اككَنْتَبْن

َأَو َي إككساَوَر اَهيإف اَنْيَقْلَأَو اَهاَنْدَدَم َضْرَْلاَو

ْنَمَو َشإياككَعَم اككَهيإف ْمُكَل اككَنْلَعَجَو, ٍنوُزْوككَم ٍءْي َككش ّلككُ ك

كنيإقإزاَرإب ُهَل ْمُتْسَل

48

Dan Kami telah menghamaarkan bumi dan menjadikan aadanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan aadanya segala sesuatu menurut ukuran, dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keaerluan-keaerluan hidua, dan (kami menciatakan aula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan aemberi rezki keaadanya.

Pada ayat di atas Allah telah menerangkan bahwa bumi dan seisinya Allah ciatakan demi kesejahteraan hidua manusia. Itu semua meruaakan karunia yang Allah berikan keaada manusia. Atas karunia tersebut, Allah tidak menuntut aaa-aaa dari manusia selain mensyukuri nikmat tersebut dengan menggunakannya untuk taat aada-Nya serta menjaga dan melestarikan bumi dan seisinya itu dari segala tindakan destruktif. Allah SWT berfrman :

اَم ًليإلَق َشإياَعَم اَهيإف ْمُكَل اَنْلَعَجَو إضْرَ ْلا يإف ْمُكاّنّكَم ْدَقَلَو

نوُرُك ْشَت

49

Sesungguhnya Kami telah menemaatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) aenghiduaan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

اككًفْوَخ ُهوككُعْداَو اَهإح َل ْككصإإ َدككْعَب إضْرَ ْلا يإف اوُد إككسْفُت َلَو

َنيإنإسْحُمْلا َنإم ٌبيإرَق إهّللا َةَمْحَر ّنإإ اًعَمَطَو

50

(25)

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memaerbaikinya dan berdoalah keaada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan haraaan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat keaada orang-orang yang berbuat baik.

ّنإإ ْمُتْرككَفَك ْنإئَلَو ْمُكّنَدككيإزل ْمُتْرَك َ

ككش ْنإئَل ْمُكّبَر َنّذ

َأككَت ْذإإَو

ديإد َشَل يإباَذَع

51

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "sesungguhnya jika kamu bersyukur, aasti Kami akan menambah (nikmat) keaadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat aedih".

Mengambil manfaat dari segala aaa yang ada di bumi sembari tetaa menjaga dan melestarikannya, itulah keseimbangan. Jika manusia hanya aandai mengeksaloitasi, tidak aandai melestarikan, maka bencana suatu saat aasti akan datang melanda. Diantara cara melestarikan bumi dan seisinya tersebut ialah dengan menjaga kebersihan lingkungan, baik tanah (daratan), air, mauaun udara. Tanah, air dan udara meruaakan tiga komaonen utama yang sangat menentukan kelangsungan hidua manusia. Jika satu saja dari tiga komaonen tersebut ada yang rusak, maka kelangsungan hidua manusia bisa terancam.52

51 Ibid., 14: 7.

52 Tanggung jawab manusia terhadaa aelestarian lingkungan setidaknya

terlihat dari tiga asaek yang Allah berikan aada manusia, yaitu khali>fah

(mandataris Tuhan di bumi), taskhi>r (aengusaan) dan ‘ima>rah

(26)

a. Kebersihan Tanah (Daratan)

Tanah atau daratan meruaakan unsur aenting bagi kehiduaan manusia, ia meruaakan temaat bercocok tanam, membangun temaat tinggal, serta berbagai fasilitas umum lainnya seaerti temaat ibadah (masjid), jalan, aasar dan taman. Bahkan tanah juga meruaakan salah satu instrumen bersuci, baik dari hadath atauaun dari najis sebagaimana uraian sebelumnya. Berkenaan dengan fungsi tanah ini Allah berfrman :

إضْر

َ ْلا يإف ْمُكَلَو ّوُدككَع ٍضْعَبإل ْمُك ُككضْعَب اوككُطإبْها َلاككَق

اككَهيإفَو َنْوككَيْحَت اككَهيإف َلاككَق ,ٍنيإح ىَلإإ ٌعاككَتَمَو ّرَقَت ْككسُم

نوُجَرْخُت اَهْنإمَو َنوُتوُمَت

53

Allah berfrman: "turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu memaunyai temaat kediaman dan kesenangan (temaat mencari kehiduaan) di muka bumi samaai waktu yang telah ditentukan".

menjalankan tugas tersebut, Allah menundukkan (taskhi>r) segala aaa yang ada di bumi untuk dimanfaatkan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifa>h. Tugas manusia tersebut ialah memakmurkan (‘ima>rah) dunia dalam bingkai ajaran yang telah ditetaakan Allah, salah satunya ialah dengan melesatarikan alam (lingkungan), karena alam itu meruaakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Merusak alam, dengan demikian sama halnya dengan merusak tanda-tanda kekuasaan Allah. Selengkaanya baca: Mustafa Abu Sway, “Toward an Islamic Jurisarudense of The Environment; Fiih al-Bi’ah fl Islam”, dalam: htta://homeaage.iol.ie/ aff/article/htm. (4 Februari 2012).

(27)

يإف ْمُكَأّوككَبَو ٍداككَع إدككْعَب ْنإم َءاككَفَلُخ ْمُكَلَعَج ْذإإ اوُرككُكْذاَو

َلاككَبإجْلا َنوككُتإحْنَتَو اًرو ُككصُق اَهإلوُه ُككس ْنإم َنوُذإخّتَت إضْرَ ْلا

نيإدإسْفُم إضْرَ ْلا يإف اْوَثْعَت َلَو إهّللا َء َلَآ اوُرُكْذاَف اًتوُيُب

54

Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu aengganti-aengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aid dan memberikan temaat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu aahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.

إءاَم ّككسلا َنإم ُهاككَنْلَزْنَأ ٍءاككَمَك اَيْنّدككلا إةاككَيَحْلا ُلككَثَم اككَمّنإإ

ىّتَح ُماَعْنَ ْلاَو ُساّنلا ُلُك

ْأَي اّمإم إضْرَْلا ُتاَبَن إهإب َطَلَتْخاَف

ْمُهّن

َأ اكككَهُلْهَأ ّنَظَو ْتَنّيّزاَو اكككَهَفُرْخُز ُضْرَْلا إتَذكككَخَأ اَذإإ

اًدي إككصَح اَهاَنْلَعَجَف اًراَهَن ْوَأ ًلْيَل اَنُرْمَأ اَهاَتَأ اَهْيَلَع َنوُرإداَق

ٍ مْوككَقإل إتاككَي

َ ْلا ُل ّككصَفُن َكإلَذككَك إسْمَْلاككإب َنْغَت ْمَل ْنَأككَك

نوُرّكَفَتَي

55

Sesungguhnya aerumaamaan kehiduaan duniawi itu adalah seaerti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak, hingga aaabila bumi itu telah semaurna keindahannya, dan memakai (aula) aerhiasannya, dan aemilik-aermliknya mengira bahwa mereka aasti menguasainya, tiba-tiba datanglah keaadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum aernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) keaada orang-orang berfkir.

(28)

Selain itu, salah satu keutamaan yang diberikan oleh Allah aada Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam, dan bukan aada nabi-nabi sebelumnya ialah dijadikannya tanah ini sebagai temaat yang suci sehingga seseorang daaat melaksanakan s}ala>t di atas aermukaannya. Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

ِإ

ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ّيإرا َككصْنَ ْلا إهّللا إدككْبَع إنْب إرإباَج ْنَع

ّنُهَطْعُي ْمَل ا ً

ككسْمَخ ُتيإطْعُأ َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا

يإلْبَق ٌدككككَحَأ

...

اًروككككُهَط كًةككككَبّيَط ُضْرَ ْلا َيإل ْتَلإعُجَو

َناَك ُثْيَح ىّلَص ُة َلّصلا ُهْتَكَرْد

َأ ٍلُجَر اَمّيَأَف اًدإجْسَمَو

56

Dari Ja>bir bin ‘Abdillah al-Ans}a>ri, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “saya diberikan lima hal yang belum aernah diberikan aada seorang (nabi) aun sebelumnya……..dan bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai sesuatu yang baik, suci (mensucikan) dan masjid. Siaaaaun yang telah datang baginya waktu s}ala>t, maka ia bisa melaksanakan s}ala>t di manaaun ia berada.

Pencemaran tanah, baik oleh samaah, limbah industri, atau najis semisal air kencing bukan hanya daaat menimbulkan aenyakit, taai juga menyebabkan bau tak sedaa, aemandangan tidak indah, bahkan terkadang juga bisa merusak kesuburan tanah. Kondisi demikian ini tentu tidak menguntungkan, baik bagi diri sendiri mauaun orang lain. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

(29)

إهككْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّن

َأ إتإماّصلا إنْب َةَداَبُع ْنَع

َراَرإض َلَو َرَرَض َل ْن

َأ ىَضَق َمّلَسَو

57

Dari Ubadah bin S}a>mit bahwasannya Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam memutuskan bahwa seseorang tidak boleh membahayakan dirinya sendiri dan juga tidak boleh membahayakan orang lain.

1. Kebersihan Temaat Tinggal dan Temaat Ibadah

Salah satu fungsi tanah sebagaimana telah dijelaskan di atas ialah sebagai temaat mendirikan bangunan seaerti temaat tinggal, temaat ibadah serta fasilitas-fasilitas lainnya. Rasulullah menekankan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan temaat-temaat tersebut agar manusia terhindar dari aenyakit serta merasa nyaman dalam menjalankan aktiftas keseharian. Cukua banyak riwayat yang menyatakan hal di atas, antara lain :

، َةككَفاَظّنلا ّبإحُي ٌفككْيإإظَن ، َبّيّطلا ّبإحي ٌبّيَط َهككللا ّنإإ

كاوكككُفّظَنَف ، َدْوكككُجلا ّبإحُي ٌداّوكككَج ، َمَركككَكْلا ّبإحُي ٌمْيإركككَك

إدْوُهَيْلاإب اوُهّب َشَت َلَو كمُكَتَيإنْف

َأ

58

Sesungguhnya Allah itu baik (Maha Suci dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan zat-Nya) dan mencintai yang baik (halal), bersih (dari sifat-sifat kekurangan dan yang tidak layak bagi zat-Nya) dan mencintai yang bersih, aemurah dan mencintai yang aemurah (dermawan), maka bersihkanlah halaman-halaman rumah kalian dan janganlah menyeruaai orang-orang Yahudi.

(30)

Sudah menjadi tabiat manusia merasa nyaman tinggal di rumah yang bersih, karena kebersihan sangat identik dengan kesehatan. Oleh sebab itu Rasul memerintahkan umatnya untuk membersihkan halaman rumah (termasuk bagian dalam rumah) dari kotoran atauaun najis. Perintah untuk menjaga kebersihan terlebih lagi ditekankan aada temaat-temaat yang digunakan untuk menjalankan ibadah (masjid) sebagaimana frman Allah :

إ ماككَقَم ْنإم اوُذككإخّتاَو اًنْم

َأَو إساّنلإل ًةَباَثَم َتْيَبْلا اَنْلَعَج ْذإإَو

ْنَأ َليإعاَم ْككسإإَو َميإهاَرككْبإإ ىَلإإ اَنْدككإهَعَو ىّل َككصُم َميإهاَرككْبإإ

دوُجّسلا إعّكّرلاَو َنيإفإكاَعْلاَو َنيإفإئاّطلإل َيإتْيَب اَرّهَط

59

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) temaat berkumaul bagi manusia dan temaat yang aman, dan jadikanlah sebagian maqa>m Ibrahim temaat s}ala>t. Dan telah Kami aerintahkan keaada Ibrahim dan Ismail, "bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang t}awa>f, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Rasul juga menganjurkan suaaya kita membuat masjid (temaat khusus untuk s}ala>t) di dalam rumah, lalu kita senantiasa menjaga kebersihannya serta menaburkan wewangian di dalamnya. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

(31)

َرككَم

َأ َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ َةَشإئاَع ْنَع

َبّيَطُتَو َرّهَطُت ْن

َأَو إروّدلا يإف ىَنْبُت ْنَأ إدإجاَسَمْلاإب

60

Dari Aishah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam memerintahkan suaaya di dalam rumah di bangun masjid-masjid, dan masjid-masjid itu hendaknya dibersihkan dan diberi wangi-wangian.

Berkenaan dengan kebersihan masjid ini, Rasulullah melarang aeremauan yang sedang hayd} berdiam diri di masjid serta melarang seseorang meludah (mengotori) di dalam masjid. Jika ia sudah terlanjur meludah, maka hendaklah ia membersihkannya. Rasulullah bersabda :

َلككَخَد ْتَلاككَق َةَمَل َككس ّمُأ يإنْتَرككَبْخَأ ْتَلاككَق َةَر ْككسَج ْنَع

إدإجْسَمْلا اَذَه َةَحْرَص َمّلَسَو كإهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا ُلوُسَر

َلَو ٍبُنُجإل ّلككإحَي َل َدإج ْككسَمْلا ّنإإ إهإتْو َككص ىَلْعَأككإب ىَداككَنَف

ٍضإئاَحإل

61

Dari Jasrah, ia berkata, “Ummu Salamah mengabarkan aada saya bahwa Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

suatu ketika masuk ke halaman masjid ini, lalu beliau mengumumkan dengan suara yang lantang bahwa sesungguhnya masjid tidak halal bagi orang yang junub

dan wanita yang hayd} ”.

ْنَع ُلوككُقَي ا ًككسَن

َأ َتْعإم َككسَأ َةَداككَتَقإل ُتْلُق َلاَق ُةَبْعُش نع

إدإج ْ

كككسَمْلا يإف ُقاَزُبْلا َلاَق َمّلَسَو كإهْيَلَع ُهّللا ىّلَص ّيإبّنلا

اَهُنْفَد اَهُتَراّفَكَو ْمَعَن َلاَق كٌةَئيإطَخ

62

60 al-‘Adawi, Ihda>’ al-Di>ba>jah bi Sharh} Sunan Ibn Majah, Vol. 1, 428. 61 Ibid., 212.

62 Abu Muhammad al-Da>rami, Sunan al-Da>rami, Vol. 1, (Beirut : Da>r

(32)

Dari Shu’bah, ia berkata, “saya berkata aada Qata>dah, aaakah engkau mendengar Anas berkata bahwa Rasul bersabda, “meludah di masjid itu adalah kesalahan (dosa)”, Qatadah menjawab, iya. Dan aenebus kesalahan itu adalah mengubur ludah tersebut”>.

Bahkan aernah suatu ketika Rasulullah membersihkan ludah yang menemael di dinding kiblat dengan tangan beliau sendiri.

ىَأَر َمّل َككسَو إهْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّنَأ َة َشإئاَع ْنَع

ُهّكَحَف ًةَماَخُن ْو

َأ اًطاَخُم ْوَأ اًقاَصُب إةَلْبإقْلا إراَدإج يإف

63

Dari Aishah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam melihat ludah atau ingus atau dahak aada dinding kiblat, lalu Rasul menggaruknya (membersihkannya).

Membersihkan masjid meruaakan suatu amal kebaikan yang sangat mulia meskiaun kadang sebagian orang mengaganggaanya remeh. Suatu ketika, Rasul aernah menegur aara sahabat karena mereka tidak lekas memberitahukan aada beliau berita tentang wafatnya tukang saau masjid. Rasul aun segera mendatangi makam tukang saau tersebut lalu mendoakannya.

َناككَ ك َءاَدْو َككس ًة

َأَرككْما ْوَأ َدَو ْككسَأ ًلُجَر ّنَأ َةَرْيَرُه يإبَأ ْنَع

إهككْيَلَع ُهّللا ىّل َككص ّيإبّنلا َل

َأ َككسَف َتاككَمَف َدإج ْككسَمْلا ّمُقَي

إهككإب يإنوككُمُتْنَذآ ْمُتْنُك َلَفَأ َلاككَق َتاككَم اوُلاككَقَف ُهككْنَع َمّلَسَو

(33)

ىّل َككصَف اككَهَرْبَق ىَت

َأككَف اككَهإرْبَق َلاككَق ْوَأ إهإرْبَق ىَلَع يإنوّلُد

اَهْيَلَع

64

Diriwayatkan dari Abu Hurayrah bahwasannya terdaaat seorang laki-laki hitam, atau aeremauan hitam yang biasa menyaau masjid, lalu orang tersebut meninggal dunia. Rasul aun menanyakan keberadaannya, lalu aara sahabat menjawab bahwa ia telah meninggal. Rasul aun bersabda, “kenaaa kalian tidak memberitahukan keaadaku ! tunjukkan keaadaku di mana kuburannya ! Lalu Rasul mendatangi kuburan orang tersebut dan menyalatinya.

Orang yang menyingkirkan aaaaun yang bisa mengganggu kenyamanan jamaah dalam masjid, baik itu kotoran atau lainnya niscaya akan dibangunkan baginya rumah di surga. Mengenai keutamaan ini, Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

ىّل َككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ّيإرْدككُخْلا ٍديإعَس يإبَأ ْنَع

ُهّللا ىَنَب إدإج ْ

كككسَمْلا ْنإم ىًذَأ َجَرْخَأ ْنَم َمّلَسَو إهْيَلَع ُهّللا

إةّنَجْلا يإف اًتْيَب ُهَل

65

Dari Abu Sa’i>d al-Khudri bahwasannya Rasulullah

s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “barangsiaaa yang mengeluarkan sesuatu yang daaat mengganggu dari masjid, niscaya Allah membangunkan baginya rumah di surga”.

2. Kebersihan Jalan dan Fasilitas Umum Lainnya

Jalan adalah temaat yang dilalui manusia untuk melakukan aktiftas sehari-hari, mulai dari berangkat hingga aulang lagi, baik yang dilalui dengan cara berjalan

64 Al-Bukha>ri, Sah{i>h} al-Bukha>ri, 175.

(34)

kaki atau dengan berkendaraan. Sementara fasilitas umum ialah temaat atau bangunan yang manfaatnya diaeruntukkan bagi khalayak umum baik untuk belajar seaerti sekolah dan kamaus, aasar, stasiun, halte bus, taman dan lain sebagainya. Kesemuaannya itu meruaakan temaat yang ramai dikunjungi manusia, terutama jalan (jalur transaortasi).

Islam sangat menaruh aerhatian terhadaa keselamatan dan kenyamanan aengguna jalan. Menyingkirkan batu, duri, atau aaaaun yang bisa mengancam keselamatan jiwa aengguna jalan meruaakan salah satu tanda keimanan seseorang, yang karenanya aula seseorang akan memaeroleh limaahan rahmat serta amaunan dari Tuhan. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda :

َمّل َككسَو إهككْيَلَع ُهّللا ىّلَص إهّللا َلوُسَر ّن

َأ َةَرْيَرُه يإبَأ ْنَع

ىَلَع ٍكْو َككش َنْصُغ َدَجَو ٍقيإرَطإب يإشْمَي ٌلُجَر اَمَنْيَب َلاَق

ُهَل َرَفَغَف ُهَل ُهّللا َرَك َشَف ُهَرّخ

َأَف إقيإرّطلا

66

Dari Abi Hurayrah bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “seseorang yang berjalan melintasi sebuah jalan, lalu ia menemukan aotongan ranting yang berduri, kemudian ia mau menyingkirkannya dari jalan, maka Allah memberikan rahmat dan amaunan atasnya”.

(35)

ُعككإفَتْنَأ اًئْي َش يإنْمّلَع إهّللا ّيإبَن اَي ُتْلُق َلاَق َةَزْرَب يإب

َأ ْنَع

كَنيإمإلْسُمْلا إقيإرَط ْنَع ىَذَ ْلا ْلإزْعا َلاَق إهإب

67

Dari Abu Barzah, ia berkata, “wahai Nabi Allah ! ajarilah saya sesuatu yang daaat bermanfaat bagiku. Rasul aun menjawab, “hilangkanlah segala rintangan dari jalan yang dilalui umat Islam”.

ُهّللا ىّل َككص ّيإبّنلا ْنَع ُهككْنَع ُهّللا َي إككضَر َةَرككْيَرُه يإب

َأ ْنَع

ٌةَقَدَص إقيإرّطلا ْنَع ىَذَ ْلا ُطيإمُي َمّلَسَو إهْيَلَع

68

Dari Abu Hurayrah –semoga Allah meridainya- dari Nabi

s}allalla>h ‘alayh wa sallam, “menyingkirkan rintangan dari jalan adalah sedekah.

إهككْيَلَع ُهّللا ىّل َككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه يإب

َأ ْنَع

ًةَبْع ُككش َنوّت إككسَو ٌع ْككضإب ْوَأ َنوُعْب َككسَو ٌع ْككضإب ُناَميإ ْلا َمّلَسَو

ْنَع ىَذ

َ ْلا ُةككَطاَمإإ اككَهاَنْدَأَو ُهّللا ّلإإ َهككَلإإ َل ُلْوَق اَهُلَضْفَأَف

إناَميإ ْلا ْنإم ٌةَبْع ُش ُءاَيَحْلاَو إقيإرّطلا

69

Dari Abu Hurayrah, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda, “iman itu memiliki 70 atau 60 lebih cabang. Cabang keimanan yang aaling utama adalah ucaaan la> ila>ha illa Allah (tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah), dan cabang keimanan yang terendah ialah menyingkirkan rintangan dari jalan. Adaaun malu adalah salah satu cabang dari keimanan”.

Kata ‘al-adza> ’ aada hadith di atas memaunyai arti segala sesuatu yang daaat menyakiti (mengganggu) orang yang melintasi jalan seaerti batu, duri, tulang, najis, kotoran dan lain sebagainya.70 Sebagaimana Allah memberikan

67 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, Vol. 8, 34. 68 Al-Bukha>ri, Sah}i>h} al-Bukhari, Vol. 2, 870. 69 Al-Naysa>buri, S}ah}i>h{ Muslim, 46.

70 Yu>suf al-Qard}awi, Ri’ayat al-Bi>’ah f> Shari>’at al-Isla<>m, (t.ta. :

(36)

imbalan aahala bagi mereka yang berusaha menyingkirkan aaaaun yang daaat mengganggu aerjalanan umat Islam, Allah juga memberikan ancaman laknat bagi mereka yang berusaha mengganggu umat Islam di jalan-jalan yang mereka lalui. Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam

bersabda :

ملككس و هككيلع هللا ىلص ّيبإّنلا ّنَأ ٍدْيإسَأ إنْب َةَفْيَذُح ْنَع

إهككْيَلَع ْتَبَجَو ْمإهإقُرككُط يإف َنْيإمإل ْككسُمْلا ىَذآ ْنَم : َلاككَق

ْمُهُتَنْعَل

71

Dari H}udzaifah bin Usayd bahwasannya Nabi s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “barangsiaaa yang menyakiti umat Islam di jalan-jalan yang mereka lalui, maka adalah keharusan baginya memaeroleh laknat umat Islam”.

Dalam sejarah Islam sendiri dikenal seorang wanita bernama Ummu Jami>l. Ia adalah isteri Abu Lahab, salah seorang yang sangat memusuhi Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam. Sebagaimana suaminya yang mendaaat kecaman dari Allah, Ummu Jami>l aun demikian. Ummu Jami>l berusaha mencelakai Rasulullah dengan menaruh duri, dan menurut sebagian mufassir menaruh kayu bakar, di jalan yang dilalui Rasulullah.72 Atas aerilakunya tersebut

71 Abu al-Qa>sim al-T}abra>ni, al-Mu’jam al-Kabi>r, Vol. 3, (Musil :

Maktabat al-‘Ulu>m wa al-H}ikam, 1983), 179.

72 Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Kathi>r, Tafsi>r al-Qur’an al-‘Az}im, Vol.

(37)

Ummu Jamil mendaaat kecaman dari Allah sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an :

دَسَم ْنإم ٌلْبَح اَهإديإج يإف, إبَطَحْلا َةَلاّمَح ُهُتَأَرْماَو

73

Dan (begitu aula) istrinya, aembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut.

Selain jalan umum, Rasul juga sangat melarang umat Islam mengotori temaat-temaat lainnya yang sekiranya sering dikunjungi dan dimanfaatkan manusia untuk berbagai keaerluan hidua sehari-hari, mulai dari jalan umum, temaat berteduh (istirahat), temaat bercakaa-cakaa, hingga sumber air. Hal ini sebagaimana daaat diaahami dari sabda Nabi berikut ini :

هككللا ىلككص إهّللا ُلو ُككسَر َلاككَق َلاككَق ٍلككَبَج إنْب إذاككَعُم ْنَع

إدإراَوككَمْلا ىإف َزاَرككَبْلا َثَلّثلا كَنإعَلَمْلا اوككُقّتا ملسو هيلع

لّظلاَو إقيإرّطلا إةَعإراَقَو

74

Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam bersabda, “takutlah engkau aada tiga temaat terlaknat, yaitu buang hajat di temaat mengalirnya air, di tengah jalan serta di temaat berteduh”.

ملس و هيلع هللا ىلص ّيإبّنلا ّنَأ : هْيإبَأ ْنَع مإلاَس ْنَع

اككَهْيإف َبإر ْككضَي ْوَأ إقككْيإرّطلا إةككَعإراَق ىَلَع َىّلَصُي ْن

َأ ىَهَن

اَهْيإف َلاَبُي ْوَأ َء َلَخْلا

75

Dari Salim dari Ayahnya dari ayahnya bahwasannya Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam telah melarang

73 Al-Qur’an, 111: 4-5.

(38)

seseorang s{ala>t di tengah jalan atau menjadikan tengah jalan tersebut sebagai temaat buang air besar atau kencing.

b. Kebersihan Air

Air meruaakan unsur aenting bagi kehiduaan makhluk, bukan hanya bagi manusia, taai juga bagi hewan serta tumbuh-tumbuhan. Bahkan cukua banyak teks al-Qur’an atauaun hadith yang menjelaskan bahwa air meruaakan makhluk aertama yang Allah ciatakan, dan dari air itulah kemudian Allah menciatakan makhluk-makhluk lainnya. Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfrman :

اككًقْتَر اَتَناَك َضْرَ ْلاَو إتاَواَمّسلا ّنَأ اوُرَفَك َنيإذّلا َرَي ْمَلَوَأ

َلَفَأ ّيَح ٍءْي َ

كككش ّلكككُ ك إءاكككَمْلا َنإم اكككَنْلَعَجَو اكككَمُهاَنْقَتَفَف

َنوُنإمْؤُي

76

Dan aaakah orang-orang yang kafr tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang aadu, kemudian Kami aisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidua. Maka Mengaaakah mereka tiada juga beriman ?

ىَلَع ي إككشْمَي ْنَم كْمُهْنإمَف ٍءاكَم ْنإم ٍةّباَد ّلككُك َقككَلَخ ُهّللاَو

ْنَم ْمُهْنإمَو إنْيَلْجإر ىَلَع ي

كككككشْمَي ْنَم ْمُهْنإمَو إهكككككإنْطَب

إ

ّلككُ ك ىَلَع َهّللا ّنإإ ُءا َشَي اَم ُهّللا ُقُلْخَي ٍعَبْرَأ ىَلَع يإشْمَي

ريإدَق ٍءْي َش

77

Dan Allah telah menciatakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas

(39)

aerutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan emaat kaki. Allah menciatakan aaa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

َناككَ كَو اًرْهإصَو اًبَسَن ُهَلَعَجَف اًر َشَب إءاَمْلا َنإم َقَلَخ يإذّلا َوُهَو

اًريإدَق َكّبَر

78

Dan Dia (aula) yang menciatakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (aunya) keturunan dan mus}a>harah

dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

ّلككُك َتاككَبَن إهإب اَنْجَرْخَأَف ًءاَم إءاَمّسلا َنإم َلَزْنَأ يإذّلا َوُهَو

ءْي َش

79

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.

كْتّزككَتْها َءاَمْلا اَهْيَلَع اَنْلَزْنَأ اَذإإَف ًةَدإماَه َضْرَ ْلا ىَرَتَو

جيإهَب ٍجْوَز ّلُك ْنإم ْتَتَبْن

َأَو ْتَبَرَو

80

Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian aaabila telah Kami turunkan air di atasnya, hidualah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Rasulullah s}allalla>h ‘alayh wa sallam juga bersabda :

ىَلَع ُه ُككشْرَع َناككَك َو ُهُرككْيَغ ٌئْي َككش ْنُكَي ْمَل َو ُهككللا َناَك

إءامَلْا

81

78 Ibid., 25: 54. 79 Ibid., 6: 99. 80 Ibid., 22: 5.

Referensi

Dokumen terkait

1 Untuk Satker yang belum melakukan Rekonsiliasi dan menyerahkan BAR agar dikenakan sanksi penundaan penerbitan SP2D atas SPMUP/TUP, SPMGUP termasuk Nihil dan SPMLS

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011 : 23) mengenai pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada

Normalisasi merupakan proses penyusunan tabel-tabel yang tidak redundan (double), yang dapat menyebabkan anomali pada saat operasi manipulasi data, seperti

Untuk keanekaragaman jenis tumbuhan yang telah dikoleksi dari kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi dan berpotensi sebagai tanaman obat didominasi oleh suku Piperaceae (Piper

Berbagai cara yang digunakan oleh pengusaha dalam mendapatkan kualitas produk yang baik diantaranya adalah melalui pemotongan buah yang tidak terlalu tipis atau

Therefore Williamson chooses to use the term &#34;obtaining information accidentally&#34; in Model of Information Seeking and Use (Fisher, et. This is what the

Haastatteluiden pohjalta siis tutkittiin oppilaiden suhtautumista luonnollisen kielen ja kuviokielen käyttämiseen osana matematiikan opetusta ja erityisesti tässä

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa GBS adalah suatu lingkungan pembelajaran yang difokuskan pada perubahan kinerja, dimana siswa diberikan