• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proteus merupakan gabungan dari program ISIS dan ARES. Dengan penggabungan kedua program ini maka skematik rangkaian elektronik dapat dirancang serta disimulasikan dan dibuat menjadi layout PCB. ISIS singkatan dari Intelligent Schematic Input System dan merupakan salah satu program simulasi yan terintergasi dengan Proteus dan menjadi program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik yang sesuai dengan standart internasional. Dalam ISIS juga dimasukkan sebuah program

ProSPICE yang berguna untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator rangkaian elektonika yang interaktif. ProSPICE dirancang berdasarkan standart bahasa pemrograman SPICE3F5, sehingga mampu mensimulasikan rangkaian gabungan dari komponen analog dan digital secara interaktif yang dikenal dengan istilah Interactive Mixed Mode Circuit Simulator.

Dengan mengintegrasikan ProSPICE ke dalam program ISIS maka akan dihasikan sebuah pemodelan system secara virtual yang dikenal dengan istilah Virtual System Modelling (VSM). Melalui teknologi VSM inilah maka program ISIS dapat mensimu `lasikan berbagai komponen mikroprosesor dan mikrokontroler. ARES singkatan dari Advanced Routing & Editing Software. Program ARES berguna untuk membuat layout PCB. Paket-paket komponen elektronika yang akan digunakan untuk membuat layout PCB dapat berasal dari skematik rangkaian yang dibuat melalui ISIS. ISIS dapat menyimulasikan berbagai jenis mikroprosesor dan mikrokontroler, termasuk mikrokontroler keluarga AVR.

Diharapkan dengan menggunakan program simulasi ini maka perancangan rangkaian berbasis mikrokontroler dapat lebih mudah dilakukan serta mengurangi biaya produksi dan menghemat waktu. ISIS dilengkapi program compiler, sehingga dapat mengompilasi file kode sumber seperti Assembly menjasi file HEX sehingga nantinya dapat digunakan oleh mikrokontroler yang sebenarnya. Mikrokontroler AVR adalah perangkat keras yang dapat deprogram cara kerjanya dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Mikrokontroler AVR mempunyai aturan-aturan serta bahasa pemrograman yang khusus, makaada

baiknya dalam mempelajari cara kerja dan fungsi dari mikrokontroler ini penulis menggunakan program simulasi mikrokontroler ISIS. ( Sumber : Syahban Rangkuti, 2011 )

Gambar 2.26 Pop-Up Screen Proteus.

(Sumber : http://akbarulhuda.wordpress.com/2010/05/02/belajar-simulasian-dengan-proteus/).

2.13.1 Fitur-fitur Pr oteus

Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi PSpice pada level skematik sebelum rangkaian skematik di-upgrade ke PCB sehingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak apakah sudah benar atau tidak. Proteus mampu mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program. Software Proteus ini bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroler. Fitur-fitur yang terdapat dalam Proteus sebagai berikut:

1) Memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil rancangan baik digital maupun analog maupun gabungan keduanya.

3) Mendukung simulasi berbagai jenis microcontroller seperti PIC 8051 series.

4) Memiliki model-model peripheral yang interactive seperti LED, tampilan LCD, RS232, dan berbagai jenis library lainnya.

5) Mendukung instrument-instrument virtual seperti voltmeter, ammeter, oscciloscope, logic analyser, dan lain-lainnya.

6) Memiliki kemampuan menampilkan berbagi jenis analisis secara grafis seperti transient, frekuensi, noise, distorsi, AC dan DC, dan lain-lainnya.

7) Mendukung berbagai jenis komponen-komponen analog.

8) Mendukung open arsitektur sehingga kita bisa memasukkan program seperti C++ untuk keperluan simulasi.

9) Mendukung pembuatan PCB yang di-update secara langsung dari program ISIS ke program pembuat PCB-ARES.

ISIS dipergunakan untuk keperluan pendidikan dan perancangan. Beberapa fitur umum dari ISIS adalah sebagai berikut :

1) Windows dapat dioperasikan pada Windows 98/Me/2k/XP dan Windows terbaru.

2) Routing secara otomatis dan memiliki fasilitas penempatan dan penghapusan dot.

3) Sangat powerful untuk pemilihan komponen dan pemberian properties-nya.

4) Mendukung untuk perancangan berbagai jenis bus dan komponen-komponen pin, port modul dan jalur.

5) Memiliki fasilitas report terhadap kesalahan-kesalahan perancangan dan simulasi elektrik.

6) Mendukung fasilitas interkoneksi dengan program pembuat PCB-ARES.

7) Memiliki fasilitas untuk menambahkan package dari komponen yang belum didukung. ( Sumber : Sukrawan, 2009 )

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab IV ini akan dijelaskan tentang Implementasi Sistem dalam Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler. Pada implementasi sistem disini adalah suatu penerapan dari rancangan – rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dan dijadikan suatu sistem. Dalam implementasi dilakukan dua tahap yaitu implementasi perangkat keras dan implementasi proses program untuk perangkat lunaknya.

4.1 Alat-alat yang Digunakan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai implementasi program, alat-alat yang digunakan yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah: 1) Rangkaian minimum ATmega8535.

2) Miniatur kumbung jamur. 3) Kipas sirkulasi. 4) Kipas exhaust. 5) Heater ruangan. 6) Heater humidity. 7) LCD 2x16. 8) Relay.

9) Adaptor/trafo. b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah: 1) Windows 7.

2) CodeVisionAVR.exe.

3) Bahasa C sebagai bahasa pemrograman untuk memprogram mikrokontroler.

4) AVR studio versi 4.19.

4.2 Implementasi Hardware

Pada pembuatan perangkat lunak Simulasi Pengendalaian Temperatur dan Kelemnbaban Pada Ruang Budidaya Jamur Berbasis Mikrokontroler ini dibutuhkan suatu alat yang berguna sebagai peraga sistem yang telah dibuat agar dapat mengetahui cara kerja sistem secara keseluruhan dan untuk memastikan apakah sistem telah berjalan sesuai perancangan, agar hardware dapat bekerja harus terhubung dengan rangkaian mikrokontroler ATmega8535 dan komputer. Mikrokontroler ATmega8535 sebuah media penyimpanan program yang kita buat. Implementasi mikrokontroler ATmega8535 tersebut dapat dilihat pada sub bab sebagai berikut:

4.2.1 Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega8535

Pada rangkaian minimum ATmega8535 adalah rangkaian utama pada sistem mikrokontroler ATmega8535. Didalam mikrokontroler Atmega8535 ada sebuah program untuk menjalankan sebuah sistem yang ingin dijalankan. Gambar rangkaian minimum ATmega8535 dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Rangkaian Minimum ATmega8535

4.2.2 Implementasi Miniatur Kumbung J amur

Pembuatan miniatur Pengendalaian Temperatur dan Kelemnbaban Pada Ruang Budidaya Jamur Berbasis Mikrokontroler ini digunakan untuk memberikan simulasi bagaimana cara kerja ruang budidaya jamur (kumbung) menggunakan sensor SHT11, sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dari mesin tersebut jika pada keadaan yang sebenarnya.

Pembuatan miniatur ini menggunakan bahan dasar yaitu akrilik dengan panjang ±30cm, lebar ±45cm dan tinggi ±75cm. Desain dari akrilik ini berbentuk persegi panjang dimana didalam tersebut terdapat sensor temperatur dan kelembaban SHT 11 yang dapat mengatur suhu dan kelembaban didalam ruang budidaya jamur (kumbung) tersebut pada miniatur ini. Berikut ini gambar miniatur ruang budidaya jamur ( kumbung ) berbasis mikrokontroler.

Gambar 4.2 Miniatur Ruang Budidaya Jamur.

4.2.3 Kipas

Untuk mendinginkan komponen tersebut serta untuk menghindari panas yang berlebih maka digunakan kipas sebagai komponen pendingin yang utama. Jika panas yang dihasilkan tidak dapat diatasi maka dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada beberapa komponen. Fungsi utama dari sebuah kipas CPU adalah mengeluarkan panas dan menggantinya dengan udara segar ke dalam sistem.

Gambar 4.3 Kipas

Kipas pendingin ini telah dirancang agar dapat ditempatkan pada bagian depan casing untuk menyedot udara dan juga ditempatkan di bagian belakang

casing untuk dapat mengeluarkan udara dari dalam casing ke luar. Penempatan kipas yang tepat sehingga mampu mengalirkan udara dengan baik, dapat memberikan pendingin komponen yang di dalam dengan optimal. Sehingga komponen yang ada di dalam casing selalu berada pada performa yang baik.

4.2.4 Heater

Pada umumnya jamur telah beradaptasi untuk hidup pada kisaran suhu tertentu. Kisaran ini bervariasi dari satu jenis jamur dengan jenis jamur yang lainnya. Dan dalam pembudidayaan jamur tiram harus dalam pengawasan ekstra hati-hati. Pada suhu yang rendah akan membuat jamur tiram tidak tumbuh dengan normal dan busuk, sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi jamur tiram akan mengalami kekeringan dan perusakan pada saat jamur tiram tumbuh.

Gambar 4.4 Heater Udara

Water Heater Tenaga Listrik adalah sebuah alat pemanas air otomatis yang memakai sumber listrik bertegangan 220 V yang memanfaatkan elemen pemanas sebagai pemanas air.

4.2.5 LCD 16x2

LCD sistem kerja sebagai media informasi untuk mengetahui temperatur (suhu) dan kelembaban (RH) Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 LCD 16x2.

4.2.6 Push Button

Push Button merupakan sebuah device untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian listrik antara 2 titik. Kegunaan push button ini untuk mengatur nilai suhu kipas, suhu heater dan kelembaban. Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.7.

4.3 Implementasi Sensor SHT 11

Hasil penelitian dan pembahasan ini dilakukan pada saat suhu 28°C. LCD akan menampilkan suhu tersebut dan kipas sirkulasi akan menyala dan membuang udara yang ada didalam kumbung tersebut sehingga udara didalam kumbung tersebut tidak terlalu panas atau diambang batas suhu yang telah ditentukan.

Gambar 4.8 SHT 11

4.4 Implementasi Software di Mikrokontroler

Pada bagian implementasi proses ini menjelaskan mengenai implementasi software di mikrokontroler, sebagaimana rancangan sistem yang telah dibuat pada bab III. Berikut penggalan source code pada program di mikrokontroler. Pengendalian temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya jamur berbasis mikrokontroler: langkah pertama yang harus diperhatikan adalah mendeklarasikan semua fungsi, dan semua port pada mikrokontroler yang digunakan sebagai input dan output dari program yang akan disusun yang mana port yang secara otomatis terbentuk saat membuat project baru. Berikut ini adalah potongan program yang merupakan penentuan port pada mikrokontroler.

#include <mega8535.h> void atursuhu(void); void atursuhu2(void);

void aturkelembaban(void); void aturmenu(void); { PORTA=0x00; DDRA=0x00; PORTB=0xFF; DDRB=0x00; PORTC=0x00; DDRC=0xC0; PORTD=0xF0; DDRD=0xF0; UCSRA=0x00; UCSRB=0x18; UCSRC=0x86; UBRRH=0x00; UBRRL=0x47; ACSR=0x80; SFIOR=0x00; ADCSRA=0x00; SPCR=0x00; TWCR=0x00;

Langkah kedua adalah membuat program untuk menulis data ke sensor SHT 11. Berikut ini adalah potongan program untuk sensor SHT 11 yang digunakan untuk mendeteksi temperatur dan kelembaban didalam ruang budidaya (kumbung) tersebut.

//Untuk menulis data ke SHT11

char tulis_SHT(unsigned char bytte) {

unsigned char i,error=0; DDRC = 0b11000000;

for (i=0x80;i<0;i/=2) //shift bit { if (i & bytte) DATA_OUT=1; else DATA_OUT=0; SCK=1; //clk delay_us(5); //delay 5 us SCK=0;

}

DATA_OUT=1; DDRC = 0b10000000; // DATA Output SCK=1; //clk #9 ack delay_us(2);

error=DATA_IN; //cek ack (DATA akan di pull down oleh SHT11)

delay_us(2); SCK=0;

return error; //cek jika ada error }

Langkah ketiga adalah membuat program untuk membaca data dari sensor SHT 11. Berikut ini adalah potongan program untuk sensor SHT 11.

//Untuk membaca data dari SHT11 char baca_SHT(unsigned char ack) {

unsigned char i,val=0;

DDRC = 0b10000000; // DATA Input

for (i=0x80;i<0;i/=2) //shift bit { SCK=1; //clk delay_us(2);

if (DATA_IN) val=(val | i); //baca bit delay_us(2);

SCK=0; }

DDRC = 0b11000000; // DATA Output

DATA_OUT=!ack; //"ack==1" pull down DATA-Line SCK=1; //clk #9 ack

SCK=0;

DATA_OUT=1; //DATA-line return val;

}

Setelah membuat program untuk menulis dan membaca sensor SHT 11 maka selanjutnya adalah membuat program untuk push button yang berfungsi sebagai merubah pengaturan temperatur dan kelembaban secara otomatis tanpa melakukan pengantian dalam program. Dan ini adalah potongan code untuk push button. void aturmenu() { while(1) { if(flag==1) { if(MENU==0) { tanda++; } if(tanda==1) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("=Set Suhu Kipas="); lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" (tekan ENTER) "); delay_ms(500); } if(tanda==2) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Heater"); lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" (tekan ENTER) "); delay_ms(500); } if(tanda==3) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("=Set Kelembaban=");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" (tekan ENTER) "); delay_ms(500); } if(tanda==4) { tanda=1; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("=Set Suhu Kipas=="); lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" (tekan ENTER) "); delay_ms(500); } if(ENTER==0) { if(tanda==1) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("=Set Suhu Kipas="); delay_ms(1000); x1=0; y1=0; atursuhu(); } if(tanda==2) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Heater="); delay_ms(1000); x2=0; y2=0; atursuhu2(); } if(tanda==3) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("=Set Kelembaban="); delay_ms(1000); x3=0; y3=0; aturkelembaban(); } } if(CANCEL==0) { flag=0; main();

} } } } void atursuhu() { while(1) { if(UP1==0) { x1++; } if(DOWN1==0) { x1--; if(x1<0) { x1=0; } } if(UP2==0) { y1++; } if(DOWN2==0) { y1--; if(y1<0) { y1=0; } } if(CANCEL==0) { flag=0; main(); } set_suhu=(float)x1*10+y1; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Kipas="); lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"%0.0f",set_suhu); lcd_puts(buf); delay_ms(500); if(ENTER==0) { set_suhu=(float)x1*10+y1; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Kipas="); lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buf,"%0.0f",set_suhu); lcd_puts(buf);

delay_ms(1000);

//menulis pada EEPROM tulis_suhu(); flag=0; main(); } } } void atursuhu2() { while(1) { if(UP1==0) { x2++; } if(DOWN1==0) { x2--; if(x2<0) { x2=0; } } if(UP2==0) { y2++; } if(DOWN2==0) { y2--; if(y2<0) { y2=0; } } if(CANCEL==0) { flag=0; main(); } set_suhu2=(float)x2*10+y2; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Heater="); lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buf,"%0.0f",set_suhu2); lcd_puts(buf); delay_ms(500); if(ENTER==0) { set_suhu2=(float)x2*10+y2; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Set Suhu Heater="); lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buf,"%0.0f",set_suhu2); lcd_puts(buf);

delay_ms(1000);

//menulis pada EEPROM tulis_suhu2(); flag=0; main(); } } } void aturkelembaban() { while(1) { if(UP1==0) { x3++; } if(DOWN1==0) { x3--; if(x3<0) { x3=0; } } if(UP2==0) { y3++; } if(DOWN2==0) { y3--; if(y3<0) { y3=0; } } if(CANCEL==0) {

flag=0; main(); } set_hum=(float)x3*10+y3; lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("Set Kelembaban ="); lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"%0.0f",set_hum); lcd_puts(buf); delay_ms(500); if(ENTER==0) { lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("Set Kelembaban ="); lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"%0.0f",set_hum); lcd_puts(buf); delay_ms(1000); //menulis pada EEPROM tulis_hum(); flag=0; main(); } } }

PENGUJ IAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis pada hardware yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian dan analisa ini adalah untuk mengetahui apakah hardware tersebut telah berfungsi dengan benar dan sesuai rancangan atau tidak. Pengujan dan analisa ini ditujukan pada pengujian komponen-komponen yang terdapat pada sistem serta pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram

Berbasis Mikrokontroler.

5.1 Pengujian Alat

Berikut ini adalah pengujian alat atau komponen yang terdapat pada

Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur

Tiram Berbasis Mikrokontroler.

5.1.1 Uji Coba USB ISP MkII dan Mikrokontroler pada AVR Studio ver sion 4.19

Pada bagian ini merupakan gambaran koneksi software dengan hardware dengan menggunakan alat bantu USB ISP Mk II, agar nantinya program bisa masuk antara komputer dengan hardware Atmega8535. Untuk uji coba ISP ini digunakan untuk mentransfer program dari aplikasi AVR Studio 4.19 ke mikrokontroler. Untuk melakukan transfer menggunakan downloader dan semua alat termasuk mikrokontroler harus dalam keadaan ON. Berikut adalah langkah-langkah pentransferan program CodeVision :

a. Hubungkan kabel USB dari mikrokontroler ke PC, lalu nyalakan mikrokontroler dan keadaan alat dalam posisi ON.

b. Langkah yang kedua install Avr studio versi 4.19 agar downloader USB MkII bisa dijalankan.

c. Langkah yang ketiga yaitu buka aplikasi CodeVisionAVR dan pilih settings lalu pilih programmer lalu pilih AVR chip Programmer type USB ISP nya yaitu atmel AVRISP MkII (USB) yang akan ditampilkan seperti pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Setting Downloader USB

d. Setelah selesai setting USB dilakukan maka program bisa di tranfer ke mikrokontroler, lalu mikrokontroler siap digunakan.

5.1.2 Pengujian Mikrokontroler Atmega8535

Pada menguji mikrokontroler Atmega8535 yang telah berisi sebuah

program dengan meletakkan Atmega8535 tersebut pada socket yang telah

dipasang pada PCB. Setelah itu, mikrokontroler ATmega8535 diberi tegangan

pada hardware sederhana sebesar 220 Volt. Setalah diberi tegangan,

mikrokontroler Atmega8535 dapat bekerja sesuai dengan perintah-perintah pada program dan sesuai dengan keinginan peetani jamur tiram secara otomatis.

5.1.3 Pengujian Alat Secara Keseluruhan

Tujuan pengujian alat secara keseluruhan untuk mendapatkan hasil dan data-data secara keseluruhan dari awal rangkaian pengendalian temperatur dan kelembaban sampai bekerjanya semua perangkat pada saat sistem tersebut dijalankan.

Pengujian alat secara keseluruhan dapat dilakukan dengan adanya program yang telah tersimpan pada mikrokontroler. Dengan menjalankan program sesuai dengan fungsinya, maka sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan yaitu pengendalian temperatur dan kelembaban ruamg budidaya jamur sesuai dengan yang ditentukan dalam program. Apabila sistem tidak bekerja sesuai dengan harapan, maka telah terjadi kesalahan pada sistem tersebut.

5.2 Pengujian Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya J amur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

Pada pengujian cara kerja Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler secara keseluruhan untuk menendalikan temperatur dan kelembaban ruang budidaya jamur.

5.2.1 Inisialisasi Temperatur dan Kelembaban

Untuk pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban

Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler ini memiliki inisialisasi temperatur dan kelembaban. Pada Gambar 5.1. merupakan tampilan dari LCD yang menampilkan inisialisasi temperatur daan kelembaban yang telah ditentukan dalam program..

Gambar 5.2. Inisialisasi Temperatur dan Kelembaban.

Untuk inisialisasi temperatur dan kelembaban pada Simulasi

Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram

Berbasis Mikrokontroler ini dapat diubah secara manual karena terdapat tombol

push button yang berfungsi untuk mengatur atau mengganti ulang temperatur dan kelembaban.

5.2.2 Pengujian Temperatur dan Kelembaban

Untuk pengujian temperatur dan kelembaban pada Simulasi

Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram

Berbasis Mikrokontroler ini dilakukan selama 8 hari. Pengujian temperatur dan kelembaban dilakukan agar pengendalian temperatur dan kelembaban di ruang budidaya jamur tiram secara otomatis pada saat petani jamur tiram mengalami kesulitan untuk mengatur temperatur dan kelembaban di dalam kumbung jamur. Sehingga pengaturan temperatur dan kelembaban di dalam kumbung jamur dapat dilakukan setiap hari meskipun petani jamur tidak sedang mengalami kesulitan.

Yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah 2 kipas, 1 heater udara, dan 1

heater kelembaban. Dibawah ini merupakan simulasi dari proses pengendalian

temperatur. Gambar 5.3. menjelaskan kipas berputar dan Gambar 5.4.

Gambar 5.3 Kipas Berputar

Gambar 5.4 LCD Menyala

Proses pengaturan temperatur dan kelembaban di dalam kumbung jamur

ini bekerja dengan cara, kondisi suhu didalam kumbung lebih besar dari 28°C, maka 2 buah kipas dan LCD akan menyala sebagaimana fungsinya. LCD akan menampilkan berapa suhu dan kelembaban yang ada dalam kumbung tersebut, serta 2 buah kipas akan berputar sampai suhu didalam kumbung kembali normal.

Gambar 5.5 Heater Udara

Jika kondisi suhu di dalam kumbung lebih kecil dari 22⁰ C, maka 2 buah

Gambar 5.6 Heater Kelembaban Menyala.

Apabila kondisi kelembaban didalam kumbung dibawah 70%, maka 2 kipas tidak aktif sedangkan LCD dan heater kelembaban aktif sebagaimana fungsinya. 2 Kipas tidak akan aktif, LCD akan menampilkan berapa kelembaban yang ada dalam kumbung tersebut, serta heater kelembaban akan menyala sampai kelembaban didalam kumbung kembali normal. Berikut tampilan pada LCD dan heater kelembaban setelah program tersebut di compiler dan di download ke mikrokontroler.

5.2.3 Uji Coba Miniatur

Adapun tahapan untuk menguji coba miniatur Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler. Pertama di cek terlebih dahulu semua kabel yang akan dihubungkan ke mikrokontroler. Berikut ini gambar kerja pada proses Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

Gambar 5.7 Miniatur Ruang Budidaya Jamur

Di dalam ruang budidaya jamur terdapat beberapa komponen alat seperti sensor SHT 11, 2 buah kipas, 1 buah heater udara, dan 1 buah heater kelembaban. Semua komponen tersebut di hubungkan ke mikrokontroler yang diletakkan di atas ruang budidaya jamur agar lebih mudah untuk mengecek hasil dari sensor yang ditampilkan di LCD. Berikut ini gambar 5.8 adalah komponen mikrokontrolernya.

5.3 Tabel Hasil Pengujian Simulasi Pengendalian Temper atur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya J amur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

Untuk percobaan pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler dilakukan selama 8 hari untuk mendapatkan hasil pengujian sistem tersebut.selama 8 hari tersebut. Sebelum melakukan pengujian alat terlebih dahulu peneliti melakukan kalibrasi awal untuk melihat apakah sensor SHT-11 berfungsi dengan baik atau tidak.

Dalam tabel 5.1 dilakukan pengujian kalibrasi sensor SHT-11 dan termometer untuk mengukur suhu.

Tabel 5.1 Pengujian Kalibrasi suhu dengan menggunakan sensor dan termometer.

Dan dalam tabel 5.2 dilakukan pengujian kalibrasi sensor SHT-11 dan termometer untuk mengukur kelembaban.

Tabel 5.2 Pengujian Kalibrasi kelembaban dengan menggunakan sensor dan termometer.

Kelembaban t ermomet er Kelembaban sensor SHT-11

Dan setelah selesai melakukan percobaan kalibrasi awal untuk pengukuran temperatur dan kelembaban dengan menggunakan sensor SHT-11 dan termometer maka dilakukan pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler selama 8 hari untuk mendapatkan hasil pengujian sistem tersebut.selama 8 hari tersebut, sistem dinyalakan agar semua jenis percobaannya dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram.

No

Setting Alat Penelitian Kipas Heater Foto LCD Suhu (⁰ C) Kelembaban (%) Suhu (⁰ C) Kelembaban (%) 1 22-28⁰ C 70% 34,77⁰ C 42,91% Nyala Nyala 2 22-28⁰ C 70% 32,88⁰C 71,71% Nyala Mati 3 22-28⁰ C 70% 34,00⁰C 65,67% Nyala Nyala 4 22-28⁰C 70% 33,50⁰C 62,81% Nyala Nyala 5 22-28⁰C 70% 33,14⁰ C 58,99% Nyala Nyala 6 22-28⁰C 70% 33,01⁰ C 68,53% Nyala Nyala 7 22-28⁰C 70% 31,51⁰C 71,03% Nyala Mati 8 22-28⁰C 70% 34,65⁰ C 62,50% Nyala Nyala

Tabel 5.3 Merupakan hasil pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler selama 8 hari berturut-turut. Selama 8 hari berturut-turut, semua jenis percobaan dapat berjalan dengan baik, dengan kata lain sistem ini tidak mengalami kegagalan dalam pengujiannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah digambarkan, baik secara teori maupun berdasarkan hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriut:

1) Hasil pengukuran output sensor suhu dan kelembaban menunjukkan bahwa sensor bekerja sesuai dengan yang diseting pada alatnya, yaitu temperatur 22⁰ C - 28⁰ C dan kelembaban 70%..

2) Sistem ini dapat menghangatkan dan mendinginkan suhu udara dalam kumbung dengan adanya perangkat heater udara dan kipas,

Dokumen terkait