• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM BERBASIS MIKROKONTROLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM BERBASIS MIKROKONTROLER."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

TIRAM BERBASIS MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Disusun Oleh:

YULIANA

NPM : 0834010050

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J ATIM SURABAYA

(2)

SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan

KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR TIRAM

BERBASIS MIKROKONTOLER

Disusun Oleh :

YULIANA

NPM. 0834010108

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Periode Desember Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

HARIANTO S.Kom, M.Eng Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP NIDN. 0722087710 NIP. 19640714 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” J awa Timur

(3)

BERBASIS MIKROKONTOLER

Disusun Oleh :

YULIANA NPM. 0834010108

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 14 Desember 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(4)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI Mahasiswa di bawah ini :

Nama : YULIANA NPM : 0834010108 Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan periode Desember, TA 2011/2012 dengan judul:

SIMULASI PENGENDALIAN TEMPERATUR dan

KELEMBABAN PADA RUANG BUDIDAYA J AMUR TIRAM

BERBASIS MIKROKONTOLER

Surabaya,14 Desember 2012 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sar i, MT NIP. 19650731 199203 2 001 2) Intan Yuniar P, S.Kom, M.Sc

NPT. 3 8006 04 0198 1 3) Ir. Kartini, MT

NIP. 19611110 199103 2 001

(5)

ii

Alhamdulillah, atas puji dan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta

Kasih Sayang-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk menempuh tugas akhir di

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jatim. Peneliti membahas tentang

Pembuatan Simulasi Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram

Berbasis Mikrokontroler.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

3. Bapak Harianto S.Kom. M.Eng

.

Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang

berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir. Purnomo Edi Sasongko. MP Sebagai Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi

yang berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT, Ibu Intan Yuniar P, S.Kom, M.Sc dan Ibu Ir.

Kartini, MT, selaku Dosen Penguji Lesan Tugas Akhir Jurusan Teknik

(6)

Akhir.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan

motivasi dan do’a untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Kakak, Adik dan keluarga yang memberikan dukungannya dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat Grup Underware (Sempakers), Bro Joko, Bro Imam, Bro Zen, dan

Sista Dian yang membantu memberikan support dan do’a.

10.Kepada teman – teman yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas

segala bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan kerja

praktek ini, namun peneliti berharap semoga pelaksanaan kerja praktek ini dapat ikut

menunjang perkembangan ilmu pengtahuan, khususnya Teknik Informatika, kritik dan

saran yang membangun kami harapkan nntuk kesempurnaan penukisan laporan ini,

semoga dapat bermanfaat.

Surabaya, Desember 2012

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR ... ..ix

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I : PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Batasan Masalah...3

1.4. Tujuan ...4

1.5. Manfaat ...4

1.6. Metodologi Penelitian ...4

1.7. Sistematika Penulisan ...6

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA ...8

2.1. Budidaya Jamur Tiram ...8

2.1.1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram...11

2.1.2. Pembuatan Kubung...12

2.1.3. Pembuatan Media Tanam...13

2.2. Kebutuhan Hardware ... ....23

2.3. Teknologi Mikrokontroler Atmega8535...24

(8)

2.3.2. Arsitektur Mikrokontroler Atmega8535 ...26

2.3.3. Konfigurasi pin Atmega8535 ...28

2.3.4. Organisasi Memori ...33

a. Memori Data...33

b. Memori program...34

2.3.5. Status Register ... 35

2.3.6. Interupt ...36

2.3.7. Interupt Internal ... ... 37

2.4. Sensor ...38

2.4.1. Suhu dan Kelembaban ...38

2.5. Relay ...42

2.6. Heater ...43

2.7. Kipas ...43

2.8. LCD 16x2 Character ...44

2.9. Kebutuhan Software ...45

2.10. Pemrograman C...46

a. Tipe Data...46

b. Konstan dan Variabel...47

c. Komentar...48

d. Pengarahan preprosessor...48

e. Pernyataan...49

f. Operator aritmatika...49

g. Operator logika...49

(9)

2.11.1.Bagian-bagian CodeVisionAVR C Compiler ...53

2.11.2.Pemilihan Chip dan Frekwensi Xtall ...55

2.11.3.Inisialisasi LCD Port I/O ...56

2.10. DT-HiQ AVR-51 USB ISP ...57

2.11. ISIS Proteus ...59

2.11.1. Fitur-fitur Proteus ...61

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ...64

3.1. Perancangan ...64

3.1.1. Miniatur Ruangan... 64

3.1.2. Pengukuran Suhu...65

3.1.3. Pengukuran Kelembaban...66

3.2. Deskripsi Sistem ...66

3.3 Perancangan sistem...67

3.3.1. Alur Umum Sistem...68

3.3.2. Rangkaian Sistem Minimum ATmega8535...69

3.3.3. Rangkaian Sensor Temperatur dan Kelembaban SHT 11... 71

3.3.4. Rangkaian Push Button ... 72

3.4. Cara Merancang Alat ...73

3.4.1. Analisis Perancangan Perangkat Keras ...74

(10)

b. Kipas ...75

c. Heater ...75

d. Mikrokontroler Atmega8535 ... 76

e. LCD 16x2 ...77

f. Relay ...77

g. Push button ...78

h. Catu daya/adaptor ...78

i. Maket Kumbung Jamur ...78

3.4.2. Analisa Perancangan Perangkat Lunak ...78

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM ...84

4.1. Alat-alat yang Digunakan ...84

a. Perangkat Keras...84

b. Perangkat Lunak...85

4.2 Implementasi Hardware ...85

4.2.1. Rangkaian Minimum Mikrokontroler Atmega8535.85 4.2.2. Implementasi Miniatur Kumbung Jamur ...86

4.2.3. Kipas ...87

4.2.4. Heater ...88

4.2.5. LCD 16x2...89

4.2.6. Push Button ...89

4.3. Implementasi Sensor SHT 11...90

(11)

5.1.1. Uji Coba USB ISP MkII dan Mikrokontroler pada

AVR Studio version 4.19 ...99

5.1.2. Pengujian Mikrokontroler Atmega8535...100

5.1.3. Pengujian Alat Secara Keseluruhan...101

5.2. Pengujian Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler ..101

5.2.1. Inisialisasi Temperatur dan Kelembaban ... ..101

5.2.2. Pengujian Temperatur dan Kelembaban ... ..102

5.2.3. Uji Coba Miniatur ... ..104

5.3. Tabel Hasil Pengujian Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler...106

BAB VI :PENUTUP... 109

6.1. Kesimpulan...109

6.2. Saran...109

(12)

Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

Pembimbing 1 : Harianto, S.kom. M,Eng. Pembimbing 2 : Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP. Penyusun : Yuliana.

ABSTRAK

Pembudidayaan jamur tiram saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Jamur tiram yang memiliki habitat alami di hutan, sekarang dapat dibudidayakan pada kumbung – kumbung jamur daerah dataran rendah. Agar pertumbuhan jamur dapat optimal maka suhu dan kelembaban daripada kumbung harus dijaga sesuai dengan kondisi idealnya.

Saat ini pengaturan suhu dan kelembaban kumbung jamur masih dilakukan secara manual, yaitu dengan cara menyemprotkan butiran – butiran air. Hal ini tidak efisien karena selain dilakukan secara manual, suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tidak dapat terjaga dengan baik. Sehingga diperlukan kontrol otomatis untuk menggantikan tugas manusia dalam mengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur. Untuk menjaga kondisi kumbung yang ideal secara otomatis yaitu ruang budidaya memiliki suhu dan kelembaban 22°C-28⁰ C dan 60 – 70% RH untuk perkembangan tubuh jamur tiram, diperlukan alat berupa kipas dan heater kelembaban serta sensor SHT 11 untuk men-sensing daripada suhu dan kelembaban ruang, mikrokontroler Atmega8535 serta exhaust fan untuk menjaga kelembaban dibawah 70% RH.

Pengaturan suhu dan kelembaban dengan menggunakan kipas, heater udara, heater kelembaban dan sensor SHT11 dapat dilakukan dengan baik.

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur merupakan tumbuhan yang hidup memanfaatkan makanan dari tumbuhan yang telah mati. Beberapa jamur sudah dibudidayakan dan menjadi industri yang menggiurkan. Contoh jamur yang sedang tren dibudidayakan adalah Jamur Tiram. Jamur Tiram atau Oyster Mushroom merupakan jamur perombak kayu. Ada beberapa spesies yaitu Pleurotus ostreatus (Tiram putih), Pleutorus flabelatus (Tiram merah), Pleurotus sajor-caju, P. sapidus, P. cornucopiae, dan P. eryngii. Jamur ini dapat tumbuh pada serbuk gergaji, jerami padi, sekam, limbah kapas, limbah daun teh, klobot jagung, ampas tebu, limbah kertas, dan bahan lignoselulosa lain. ( Sumber: Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

(14)

Jamur tiram merupakan makanan berprotein tinggi yang hanya dapat hidup di daerah dataran tinggi dengan temperatur dan kelembaban tertentu. Selain itu, nilai jual dari jamur tiram ini tinggi. Hal ini memberikan inspirasi aplikatif pembudidayaan jamur tiram di daerah dataran rendah. Tugas akhir ini sebagai pengatur temperatur dan kelembaban untuk ruang budidaya jamur tiram berbasis mikrokontroler. (sumber : Happy Putera dan Gani Priandana ).

Alat ini menggunakan sensor temperatur yang kemudian data dari sensor tersebut di kirim ke mikrokontroler untuk diolah. Setelah itu, keluarannya masuk ke dalam driver. Keluaran dari driver tersebut menggerakkan kompresor dan temperatur ruangan akan otomatis sesuai dengan yang diinginkan serta ditampilkan di display. (sumber : ITS-NonDegree-7737-2206039004-bab1,

http://ebookbrowse.com/its-nondegree-7737-2206039004-pengaturan-temperatur-

dan-kelembaban-untuk-ruang-budidaya-jamur-tiram-menggunakan-mikrokontroler-pdf-d165623578 )

(15)

1.2 Rumusan Masalah

Pada penjelasan yang telah disampaikan pada Latar Belakang di atas, dapat di rumuskan permasalahan Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram berbasis Mikrokontroler untuk saat ini adalah. Bagaimana cara mengatur temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga mudah dipahami dan penyusunannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1) Sistem pengendalian yang akan digunakan sebagai pengolah data berbasis Mikrokontroler Atmega8535.

2) Miniatur ruang budidaya jamur tiram yang digunakan merupakan ruang perkembangbiakan miselium jamur tiram dengan panjang 30cm, lebar 45cm dan tinggi 75cm dan dari bahan akrilik.

3) Suhu yang dijadikan referensi untuk perhitungan adalah suhu hasil pembacaan dari sensor suhu SHT-11.

4) Penggunaan LCD untuk menampilkan informasi temperatur dan kelembaban.

5) Penggunaan software AVR code vision versi evaluasi untuk pembuatan program pada mikrokontroller dengan bahasa C.

(16)

1.4 Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :

1) Merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengendalikan temperatur dan kelembaban pada ruangan budidaya jamur tiram secara otomatis dengan menggunakan mikrokontroler Atmega8535. 2) Diharapkan hasil dan perancangan dan realisasi yang dapat

dikembangkan lebih jauh sehingga dapat digunakan para petani jamur tiram.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan pada penulisan tugas akhir ini antara lain :

1) Dengan dibuatnya alat ini maka simulasi pengendalian temperatur dan kelembaban tidak lagi secara manual yang membutuhkan tenaga manusia untuk mengecek temperatur dan kelembaban ruang budidaya jamur tiram.

2) Dengan adanya LCD para petani jamur tiram dapat mempermudah

pemantauan temperatur suhu ruangan dan kelembaban karena pada

LCD tersebut akan menampilkan temperatur suhu dan kelembaban

ruangan budidaya.

1.6 Metodologi Penelitian

(17)

a. Studi Literatur

Mengumpulkan referensi baik dari internet, buku maupun sumber-sumber lainnya serta mencari tools yang diperlukan untuk membuat simulasi tersebut sebagai tambahan referensi Tugas Akhir ini.

b. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi

Tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena model dan rancangan simulasi yang telah di buat di implementasikan dengan menggunakan media mikrokontroler. c. Uji Coba Alat dan Evaluasi

Pada tahap ini setelah selesai dibuat maka dilakukan pengujian simulasi untuk mengetahui apakah sistem tersebut telah bekerja dengan benar sesuai dengan konsep yang diajukan atau tidak.

d. Kesimpulan

Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan sistem simulasi yang diperoleh sesuai dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan konsep tersebut yang telah dikerjakan secara keseluruhan.

e. Penyusunan Buku Laporan

(18)

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat, Metodologi Penulisan, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang landasan teori pemecahan masalah yang berhubungan dengan penelitian tersebut yang menyangkut inkubator jamur tiram, konsep dasar mikrokontroler, konsep dasar komunikasi serial dengan komputer.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang perancangan sistem apa saja yang perlu dianalisa dan digunakan yang meliputi : kebutuhan data, kebutuhan hardware dan software, kebutuhan proses, perancangan sistem yang berbasis mikrokontroler, serta analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

(19)

BAB V : UJ I COBA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang uji coba dari program yang telah dibuat dan melakukan pengevaluasian terhadap program serta cara kerja apakah sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian terhadap alat yang dibuat serta saran untuk pengembangan sistem selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA

Pada halaman ini tercantum beberapa daftar literatur yang digunakan untuk membantu menyelesaikan kendala-kendala yang ditemui dalam pengerjaan penulisan skripsi. Beberapa literatur yang digunakan tidak hanya berasal dari sebuah buku, melainkan juga liteatur dari internet yang diakses melalui beberapa alamat situs.

LAMPIRAN

(20)

TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan dari bagian – bagian peralatan yang digunakan yang menyangkut kebutuhan hardware dan kebutuhan software dalam pembuatan alat untuk Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban pada Ruang budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler.

2.1 Budidaya J amur Tiram

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.ostreatus), jamur tiram merah muda P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, tetapi secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu dengan dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.

(21)

Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi, udara jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum pada rentang suhu 16-22 °C, sedangkan pertumbuhan miselium pada suhu 22-28° C, kelembaban udara 60-70% dan pH media tanam yang agak masam antara 5-6. Aerasi merupakan hal penting bagi pertukaran udara lingkungan tumbuh jamur yaitu untuk mempertahankan persediaan Oksigen (O2) dan membuang karbon dioksida (CO2), cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sangat sedikit berkisar antara 50-300 lux atau masih terbacanya huruf dikoran dalam jarak sedepa.

Beberapa jenis jamur yang telah dikenal petani Indonesia seperti Jamur merang, jamur kuping, jamur shitake, jamur tiram, jamur merang dan jamur lingzhi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan karena cara budidaya relatif mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, prospeknya menjanjikan. Sebagai bahan pangan jamur menjadi salah satu sumber protein seperti thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, biotin dan vitmin C serta mineral. Sebagai bahan fungsional jamur mengandung bahan aktif yang terdiri dari senyawa polisakarida (glikan), triterpen, nukleotida, monitol, alkoloid dan lain-lain yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Menurut Crisan dan Sands (1978) rata-rata kandungan protein (% berat kering) dari jamur kuping adalah 4-9%, jamur kancing 24-44%, jamur shitake 10-17%, jamur tiram 10-30%, jamur merang 21-30%. Daya cerna tubuh terhadap protein yang dikandung jamur pun sangat tinggi berkisar antara 71-90%.

(22)

sejak berabad-abad yang lampau. Seorang ahli fisika dari dinasti Ming, Wu Shui, dalam abad ke-15 telah melaporkan manfaat obat dari jamur shitake. Dilaporkan bahwa jamur ini dapat meningkatkan vitalitas dan energi, meningkatkan seksualitas dan mencegah penuaan. Akhir-akhir ini produk kesehatan dari ekstrak jamur lingzhi murni dalam bentu tablet maupun kapsul dengan nama Reishi di Amerika dan Daxen di Malaysia dan Indonesia telah menjadi primadona yang dapat menyembuhkan banyak penyakit terutama kanker dan penyakit gula. Secara umum manfaat jamur Bagi pengobatan dan penyembuhan.

Berdasarkan media tumbuhnya jamur dapat dapat dikatagorikan menjadi jamur dengan media kayu (tubuh kayu) dan jamur dengan media campuran. Untuk jamur merang banyak berkembang didaerah dataran rendah teruatama di daerah persawahan. Pada saat ini Kabupate Kerawang, Jawa Barat dikenal sebagai sentra jamur merang. Sedangkan jamur dengan media yang berasal dari serbuk kayu antara lain jamur kuping, jamur tiram putih, jaur tiram abu-abu, jamur shitake. Jamur jenis ini banyak dikembangkan didaerah dataran tinggi seperti propinsi Jawa Barat (Kabuapten Bandung, Garut, dan Bogor), Propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Wonosobo, Kab.Magelang, Kab. Solo), Propinsi DIY (Kabupaten Sleman), Propinsi Bali (Kab. Badung) dan Propinsi Jawa Timur (Kota Batu).

(23)

2.1.1 Syarat Tumbuh J amur Tiram

Syarat lingkungan yang dibutuhkan pertumbuhandan perkembangan jamur tiram antara lain:

1) Air

a) Kandungan air dalam substrak berkisar 60-65%.

b) Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau berhenti begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati.

c) Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.

2) Suhu

a) Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 22⁰ C - 28⁰ C..

b) Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16 – 22 º C 3) Kelembaban

a) Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium dipertahankan antara 60-70%.

b) Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan antara 80-90%.

4) Cahaya

(24)

pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Namur sekitar 200 lux (10%).

5) Aerasi

Dua komponen penting dala udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksida menjadi karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida (CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Di dalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.

6) Tingkat keasaman

Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri, pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.

2.1.2 Pembuatan Kubung

(25)

Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga. Umumnya jarak antara rak ± 75 cm. Jarak didalam rak 60 cm (4 – 5 baglog), lebar rak 50 cm, tingi rak maksimal 3 m, panjang disesuaikan dengan kondisi ruangan. Bag log dapat disusun secara vertikal cocok untuk daerah lebih kering. Sedangkan penyusunan secara horizontal untuk daerah dengan kelembaban tinggi. Antara rak pertama berjarak 20 cm.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kubung berupa tiang kaso/bambu, rak-rak, bilik untuk dinding dan atap berupa genteng, asbes atau rumbia. Juamlah dan tinggi rak tergantung pada tinggi ruang pemeliharaan dan jumlah baglog yang akan dipelihara.

a. Peralatan Dalam Pembuatan Baglog

1) Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril bak) lengkap dengan kompor.

2) Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, selang.

3) Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, jas lab, spatula/pinset, alkohol/spritus, hand Sprayer.

4) Alat angkot, keranjang 5) Alat penyiraman 6) Alat Panen

2.1.3 Pembuatan Media Tanam

Sebelum membuat media tanam perlu tahu dahulu contoh komposisi bahan media sebagai berikut:

(26)

2) Bekatul 10 kg.

3) Kapur gamping 1,5 kg. 4) Gips 0,5 kg.

5) TSP 0,5 kg.

Pada komposisi ini kayu gergajian dapat diganti dengan ampas tebu (bagas), jerami, sekam atau bahan lain yang mengandung lignoselulosa. Cara membuat media tanam adalah dengan mencampur semua bahan, kemudian ditambah air hingga kandungan airnya 60% dan dimasukkan ke dalam polibag. Saat memasukkan campuran media ke dalam polibag sambil dilakukan pemadatan media. Selanjutnya disterilkan pada suhu 121°C. (Sumber Dyanwidyastanto, 2011). Perlu dilakukan persiapan-persiapan dalam menyiapkan pembuatan media taman sebagai berikut :

a. Pengayakan

(27)

Gambar 2.1 Pengayakan serbuk gergaji. ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ). b. Pencampuran

Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, kapur dan gips sesuai takaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata. Tujuannya menyediakan sumber hara/nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkemangan jamur tiram sampai siap dipanen. Media untuk pertumbuhan jamur tiram sebaiknya dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuhn jamur tiram di alam. Prosedur pelaksanaanya antara lain;

1) Serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam.

2) Dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi pertumbuhan jamur.

3) Kapur 2kg dan gips 1 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media tanam sehingga memperlancar proses pertumbuhan jamur. 4) Serbuk gergaji yg sudah diayak dicampur dengan bekatul, kapur

(28)

dicampur bisa dikomposkan 1 hari, 3 hari, 7 hari atau langsung dikantongi.

Gambar 2.2 Pencampuran bahan untuk media jamur. ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

c. Pemeraman

Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudia menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 malam. Tujuannya menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

d. Pengisian Media ke Kantung Palstik (Baglog)

(29)

Gambar 2.3 Pengisian media kedalam kantong plastik ( bag log) ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (bag log) antara lain :

1) Campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan kedalam kantong plastik ukuran 18x30, 20x30, 23 x 35 tergantung selera.

2) Padatkan campuran dengan menggunakan botol atau alat lain 3) Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan

paralon/bambu pada bagian leher plastik sehingga bungkusan akan menyerupai botol.

e. Sterilisasi

(30)

Gambar 2.4 Sterilisasi media jamur. ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ). f. Pendinginan

Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukkan ke dalam bag log tidak mati. Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam sebelum dinokulasi. Temperatur yang diinginkan adalah 30 - 35°C. Prosedur pelaksanaannya antara lain :

1) Keluarkan bag log dari drum yang sudah disterilisasikan.

2) Diamkan didalam ruangan sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit).

3) Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 30 -35°C.

(31)

g. Inokulasi Bibit (Penanaman Bibit)

Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya adalah menumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan jamur yang siap panen. Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit antara lain :

1) Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci tangan dengan alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.

2) Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70% dan dibakar.

3) Buka sumbatan kapas bag log, buat sedikit lubang pada media tanam dengan menggunakan kayu yang steril yang diruncingkan.

4) Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) ± 1 (satu) sendok teh dan letakkan kedalam bag log setelah itu sedikit ditekan.

5) Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas kembali.

6) Media baglog yang telah dinokulasi dibuat hingga 22 - 28º C untk mempercepat pertumbuhan miselium.

h. Inkubasi

Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkan media tanam yang telah diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh. Tujuanya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan miselia.

(32)

2) Media baglog yang telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang inkubasi.

3) Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam baglog berwarna putih merata setelah 40-60 hari.

4) Tutup kubung serapat mungkin sehingga cahaya matahari minimal, kendalikan suhu ruang kubung mencapai 22 – 29°C. ( Sumber : http://forclime.org/merang/50-STE-FINAL.pdf ).

i. Pemindahan ke Tempat Budidaya

1) Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke kumbung budidaya.

2) Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka cincin bambunya agar jamur bisa tumbuh.

Gambar 2.6 Pemindahan ke Tempat Budidaya ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

j. Perawatan

(33)

2) Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah menjaga suhu dan kelembaban yang dibutuhkan jamur.

3) Apabila kelembaban kurang, pinhead mati dan jika terlalu lembab jamur menjadi basah.

k. Pemanenan

Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah ; 1) Tudung belum keriting.

2) Warna belum pudar. 3) Spora belum dilepaskan.

4) Tekstur masih kokoh dan lentur

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah: 1) Panen dilakukan dengan mencabut.

2) Tanpa menyisakan bagian jamur. 3) Bersih dan tidak berceceran.

4) Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran jamur cukup dan jamur tidak terlalu basah, hal ini akan mempengaruhi harga dipasar.

(34)

5) Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa jamur yang masih menempel pada baglog supaya tidak mengundang hama dan penyakit.

6) Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diwadahi dalam kantong plastik ukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg dan siap dipasarkan. l. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau pengkabutan dengan menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan media tumbuh jamur, tujuan untuk menjaga kelembaban kubung.

m. Pengendalian hama dan penyakit

Umumnya hama dan penyakit utama pada jamur tiram adalah tikus, dapat dikendalikan dengan menggunakan seng sebagai pembatas bangunan kubung agar tidak naik keatas atau lem tikus. Pada malam hari sering dilakukan pengecekan kubung untuk mengusir tikus.

n. Pengaturan Suhu Ruangan

(35)

o. Penanganan Pasca Panen

1) Jamur tiram kebanyakan dijual secara curah dalam bentuk segar sehingga mempunyai kelemahan tidak tahan lama disimpan. 2) Dijual dengan cara dipak ke supermarket, hotel dan restauran. 3) Diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih

seperti dalam bentuk pepes jamur, sate jamur, sop jamur, tumis jamur, dendeng jamur, jamur lapis tepung, kripik jamur, abon jamur, pangsit jamur, dll. ( Sumber : Susilawati dan Budi Raharjo, 2010 ).

2.2 Kebutuhan Hardwar e

Pada pembuatan sistem pengendalian temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram dibutuhkan suatu kebutuhan. Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan hardware dan kebutuhan software untuk mendukungnya. Pada kebutuhan tersebut sangat mempengaruhi dalam pembuatan sistem pengendalian temperatur dan kelembaban.

Pada hardware yang digunakan dalam perancangan simulasi pengendalian temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram yaitu mikrokontroler tipe Atmega8535, pemanas/heater, kipas, Relay, Sensor temperatur dan kelembaban. Kebutuhan ini nantinya akan berpengaruh dalam sistemnya.dan kebutuhan perangkat keras tersebut mudah di temui di pasaran.

(36)

2.3 Teknologi Mikrokontroler Atmega8535

Pada saat ini penggunaan mikrokontroler dapat ditemui pada berbagai peralatan, misalnya peralatan yang terdapat di rumah, seperti telepon digital, microwave oven, televisi, mesin cuci, sistem keamanan rumah, PDA, dll. Mikrokontroler dapat digunakan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk pengendalian, otomasi industri, telekomunikasi, dan lain-lain. Keuntungan menggunakan mikrokontroler yaitu harganya murah, dapat diprogram berulang kali, dan dapat diprogram sesuai dengan keinginan peneliti. Saat ini keluarga mikrokontroler yang ada dipasaran yaitu Intel 8048 dan 8051(MCS 51), Motorola 68HC11, Microchip PIC, Hitachi H8, dan Atmel AVR.

Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR, AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard, yang dibuat oleh Atmel pada tahun 1996. AVR mempunyai kepanjangan Advanced Versatile RISC atau Alf and Vegard’s Risc proessor yang berasal dari nama dua mahasiswa Norwegia Institute of Technology (NTH), yaitu alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.

(37)

Komunikasi Serial, Komparator, I2C, dll), sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini, programmer dan desainer dapat menggunakannya untuk berbagai aplikasi sistem elektronika seperti robot, otomasi industri, peralatan telekomunikasi, dan berbagai keperluan lain. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu TinyAVR, AVR, dan MegaAVR.

Tabel 2.1 Perbedaan Seri AVR Berdasarkan Jumlah Memori

Microcontroller AVR Memori (byte)

Jenis Paket IC Flash EEPROM SRAM

TinyAVR 8-32 Pin 1-2K 64-128 0-128

AVR (classic AVR) 20-44 Pin 1-8K 128-512 0-1K

MegaAVR 32-64 Pin 8-128K 512-4K 512-4K

( Sumber : http://green-elektronik.blogspot.com/2010/07/mikrokontroler-dan-mikroprosesor.html )

(38)

oleh bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. ( Sumber : Heri Andrianto, 2008 ).

2.3.1 Fitur-fitur Mikrokontroler Atmega8535

Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. Atmega8535 adalah salah satu anggota dari keluarga Atmega. Atmega8535 dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi standar dan susunan pin 80C5. Fitur-fitur yang dimiliki Atmega8535 sebagai berikut:

1) Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

2) Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.

3) Memiliki ADC (Analog Digital Converter) internal dengan ketelitian 10 bit sebanyak 8 saluran.

4) Memiliki PWM (Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran.

5) Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

6) Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.

2.3.2 Ar sitektur mikrokontroler ATmega8535

AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set

(39)

berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler

dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words)

dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi

CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan

sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock. (Sumber T Tamba, 2011).

Gambar 2.8 Blok Diagram AVR ATmega8535

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapter%20II.p df )

(40)

1) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

2) CPU yang memiliki 32 buah register. 3) SRAM sebesar 512 byte.

4) Flash memory sebesar 8kb yang memiliki kemampuan Read While Write.

5) EEPROM sebesar 512 byte dapat diprogram selama beroperasi. 6) Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding. 7) Two wire serial Interface.

8) Port antarmuka SPI.

9) Unit interupsi internal dan eksternal. 10) Port USART untuk komunikasi serial. 11) ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

12) Watchdog Timer dengan osilator internal. 13) Antarmuka komparator analog.

2.3.3 Konfigurasi pin ATMega8535

(41)

Gambar 2.9 Konfigurasi Pin ATmega8535

( Sumber : http://electrical17.wordpress.com/2011/02/02/tutorial-mikrokontroller-atmega-8535/ )

Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.

a. Port A

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

b. Port B

(42)

Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.2 PIN port B ATmega8535

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapter %20II.pdf)

c. Port C

(43)

disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2.

Tabel 2.3 PIN port C Atmega8535

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf)

d. Port D

(44)

memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut

e. VCC

Merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya.

f. RESET

RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset.

g. XTAL1

XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit. h. XTAL2

XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier. i. AVcc

Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

j. AREF

(45)

k. GND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.

2.3.4 Organisasi Memori

Atmega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Sebagai tambahan, Atmega8535 memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk penyimpanan data.

a. Memori Data

(46)

Gambar 2.10 Peta Memori Data AVR ATmega8535.

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf)

b. Memori Pr ogram

(47)

Gambar 2.11 Peta Memori Program AVR ATmega8535.

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf).

2.3.5 Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.12 Status Register ATMega8535.

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapter%20II.p df).

Bit7 --> I (Global Interrupt Enable),

(48)

dipicu dari hardware, setelah program interrupt dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali dengan instruksi SEI.

Bit 6 – T : Bit Copy Storage.

Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit.

Bit 5 – H : Half Carry Flag. Bit 4 – S : Sign Bit.

Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s Complement Overflow Flag V.

Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag. Digunakan dalam operasi aritmatika. Bit 2 – N : Negative Flag.

Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.

Bit 1 – Z : Zero Flag.

Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set. (Sumber:Heri Andrianto, 2008).

2.3.6 Interupt

(49)

Tabel 2.4 Fasilitas Interupsi yang dimiliki ATmega8535:

(Sumber: http://electrical17.wordpress.com/2011/02/02/tutorial-mikrokontroller-atmega-8535/)

2.3.7 Interupt External

Pada Atmega8535 terdapat 3 pin untuk interupsi eksternal, yaitu INT0, INT1, dan INT2. Interupsi eksternal dapat dibangkitkan apabila terdapat perubahan logika atau logika 0 pada pin INT0, INT1, dan INT2. Pengaturan kondisi keadaan yang menyebebkan terjadinya interupsi eksternal diatur oleh register MCUCK (MCU Control Register), seperti gambar dibawah ini.

(50)

(Sumber: http://electrical17.wordpress.com/2011/02/02/tutorial-mikrokontroller-atmega-8535/)

2.4 Sensor

Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan untuk mengubah fenomena fisik menjadi sinyal elektronik sehingga bisa di analisa dengan menggunakan rangkaian listrik. Sensor menerima rangsangan dan meresponnya dengan perubahan sinyal listrik. Dapat pula digambarkan sensor merupakan jembatan antara dunia sebenarnya dengan perangkat elektronik

2.4.1 Sensor Suhu dan Kelembaban

SHT11 Module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif . Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan maupun aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.

Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:

1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11. 2. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau dari -40F hingga +254,9F dan kelembaban relatif dari 0%RH hingga 1%RH.

3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5C pada suhu 25C dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relative hingga 3,5%RH.

4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.

(51)

6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 μ W.

7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6sehingga memudahkan pemasangannya.

(52)

Gambar 2.14 Blok Diagram Sensor SHT 11.

(Sumber:http://www.sensirion.com/fileadmin/user_upload/customers/sensirion/D okumente/Humidity/Sensirion_Humidity_SHT1x_Datasheet_V5.pdf).

(53)

Tabel 2.5 Koefisien kelembaban konversi

(Sumber:http://www.sensirion.com/fileadmin/user_upload/customers/sensirion/D okumente/Humidity/Sensirion_Humidity_SHT1x_Datasheet_V5.pdf).

Nilai lebih tinggi dari 99% RH menunjukkan udara sepenuhnya jenuh dan harus diproses dan ditampilkan sebagai 100% RH13. silahkan dicatat bahwa sensor kelembaban tidak memiliki ketergantungan tegangan yang sigbnifikan.

Gambar 2.15 Konversi dari kelembaban relatif.

(Sumber:http://www.sensirion.com/fileadmin/user_upload/customers/sensirion/D okumente/Humidity/Sensirion_Humidity_SHT1x_Datasheet_V5.pdf).

(54)

Tabel 2.6 Koefisien suhu kompensasi

(Sumber:http://www.sensirion.com/fileadmin/user_upload/customers/sensirion/D okumente/Humidity/Sensirion_Humidity_SHT1x_Datasheet_V5.pdf).

2.5 Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Prinsip kerja relay merupakan tuas saklar dengan heater udara dan heater kelembaban. Ketika heater udara dan heater kelembaban dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada heater sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.

Transistor tidak dapat berfungsi sebagai sebagai switch (saklar) tegangan DC atau tegangan tinggi .Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk arus besar (>5 A). Dalam hal ini, penggunakan relay sangatlah tepat. Relay berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya.

Keuntungan relay :

1) Dapat switch AC dan DC, transistor hanya switch DC. 2) Relay dapat switch tegangan tinggi, transistor tidak dapat. 3) Relay pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar. 4) Relay dapat switch banyak kontak dalam 1 waktu

(55)

1) Relay ukurannya jauh lebih besar daripada transistor. 2) Relay tidak dapat switch dengan cepat.

3) Relay butuh daya lebih besar disbanding transistor. 4) Relay membutuhkan arus input yang besar.

( Sumber : Widodo ).

2.6 Heater

Pada umumnya jamur telah beradaptasi untuk hidup pada kisaran suhu tertentu. Kisaran ini bervariasi dari satu jenis jamur dengan jenis jamur yang lainnya. Pada pembudidayaan jamur tiram harus dalam pengawasan ekstra hati-hati. Pada suhu yang rendah akan membuat jamur tiram tidak tumbuh dengan normal dan busuk, sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi jamur tiram akan mengalami kekeringan dan perusakan pada saat jamur tiram tumbuh. Water Heater Tenaga Listrik adalah sebuah alat pemanas air otomatis yang memakai sumber listrik bertegangan 220 V yang memanfaatkan elemen pemanas sebagai pemanas air.

Gambar 2.16 Heater atau Pemanas Air. 2.7 Kipas

(56)

CPU adalah mengeluarkan panas dan menggantinya dengan udara segar ke dalam sistem. Kipas pendingin ini telah dirancang agar dapat ditempatkan pada bagian depan casing untuk menyedot udara dan juga ditempatkan di bagian belakang casing untuk dapat mengeluarkan udara dari dalam casing ke luar.

Penempatan kipas yang tepat sehingga mampu mengalirkan udara dengan baik, dapat memberikan pendingin komponen yang di dalam dengan optimal. Sehingga komponen yang ada di dalam casing selalu berada pada performa yang baik. (Sumber: http://gicara.com/uncategorized).

Gambar 2.17 Kipas Pendingin

(Sumber:http://ms.wikipedia.org/wiki/Kipas_komputer)

2.8 LCD 16X2 Character

(57)

Gambar 2.18 LCD 16x2 karakter

(Sumber:http://reehokstyle.blogspot.com/2010/03/akses-lcd-16x2.html). Tabel 2.7 karakteristik pin LCD

No Pin Sinbol Deskripsi

(58)

menanamkan software yang telah dibuat dalam bahasa pemograman pada mikrokontroler adalah ISIS Proteus.

Pada program yang telah dibuat yaitu dari CodeVisionAVR akan ditanamkan dalam mikrokontroler Atmega8535. Pada kabel data serial yang digunakan untuk mendeteksi data yang masuk pada mikrokontroler.

2.10 Pemr ograman C

Pada suatu pengontrolan alat, program yang digunakan adalah pemrograman bahasa C. Untuk itu diperlukan juga pemahaman tentang pemrograman tersebut. Berikut adalah penjelasan dasar-dasar dari pemrograman bahasa C :

a) Tipe Data

Berikut ini adalah tipe-tipe data yang ada dalam bahasa C dan yang dikenali oleh CodeVisionAVR :

(59)

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapter %20II.pdf).

b) Konstanta dan Variabel

Konstanta dan variabel merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variabel berisi data yang bisa berubah nilainya saat program dijalankan. Untuk membuat sebuah konstanta atau variabel maka kita harus mendeklarasikannya lebih dahulu, yaitu dengan sintaks berikut :

Const [tipe_data][nama_konstanta]=[nilai] Contoh :

Const char konstantaku=0x10; Deklarasi variabel :

[tipe_data][nama_variabel]=[nilai_awal] Contoh :

Char variabelku; Char variabelku=0x20; Bit variabel_bit;

Bit variabel_bit=1;

(60)

Char data_a, data_b, data_c; c) Komentar

Komentar adalah tulisan yang tidak dianggap sebagau bagian dari tubuh program. Komentar digunakan untuk memberikan penjelasan, informasi ataupun keterangan-keterangan yang dapat membantu mempermudah dalam memahami kode program baik bagi si pembuat program maupun bagi orang lain yang membacanya. Komentar yang hanya satu baris ditulis dengan diawali ’//’ sedangkan komentar yang lebih dari satu baris diawali dengan ’/*’ dan diakhiri dengan ’*/’.

Contoh :

// Ini adalah komentar satu baris

/* Sedangkan yang ini adalah komentar yang lebih dari satu baris*/ Selain dihunakan untuk memberikan keterangan program, komentar juga dapat digunakan untuk membantu dalam pengujian program yaitu dengan menon-aktifkan dan mengaktifkan kembali bagian program tertentu selama proses pengujian.

d) Pengarah Pr eprosessor

Pengarah preprosessor digunakan untuk mendefenisikan prosessor yang digunakan, dalam hal ini adalah untuk mendefenisikan jenis mikrokontroller yang digunakan. Dengan pengarah preprosesor ini maka pendeklarasian register-register dan penamaannya dilakukan pada file yang lain yang disisipkan dalam program utama dengan sintaks sebagai berikut :

(61)

Contoh :

# include <mega8535.h> e) Pernyataan

Pernyataan adalah satu buah instruksi lengkap berdiri sendiri. PORTC = 0x0F;

Contoh sebuah blok pernyataan : {

Operator aritmatika adalah beberapa operator yang digunakan untuk melakukan perhitungan aritmatika.

Tabel 2.9 Operator Aritmatika

Operator Keterangan

+ Operator untuk operasi penjumlahan - Operator untuk operasi pengurangan * Operator untuk operasi perkalian

/ Operator untuk operasi pembagian % Operator untuk operasi sisa pembagian

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf).

g) Operator Logika

(62)

Tabel 2.10 Operator Logika

Operator Keterangan

&& Operator untuk logika AND I I Operator untuk logika OR

! Operator untuk logika NOT

Sumber(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapter %20II.pdf)

Contoh :

if ( (a==b) && (c!=d) ) = 0xFF;

Pernyataan diatas terdiri dari 2 buah kondisi yaitu a==b dan c!=d yang keduanya dihubungkan dengan logika && (AND). Jika logika yang dihasilkan benar maka perintah PORTC = 0xFF akan dikerjakan dan jika salah tidak akan dikerjakan.

h) Operator Penambahan dan Pengurangan

Operator penambahan dan pengurangan adalah operator yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan nilai sebuah variabel dengan selisih 1.

Tabel 2.11 Operator Penambahan dan Pengurangan

Operator Keterangan

++ Operator untuk penambahan nilai variabel dengan 1 -- Operator pengurangan nilai variabel dengan 1

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf).

(63)

Maka operator a++ akan mengubah variable a dari 1 menjadi 2 dan operator b—akan mengubah variable b dari 5 menjadi 4.

i) Pernyataan If

Pernyataan If digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap dua buah kemungkinan yaitu mengerjakan suatu blok pernyataan atau tidak. Bentuk pernyataan If adalah :

if (kondisi) {

// blok pernyataan yang akan dikerjakan // jika kondisi if terpenuhi

} Contoh :

if (PINA>0x80) {

Dataku=PINA; PORTC=0xFF; }

Pernyataan if diatas akan mengecek apakah data yang terbaca pada Port A (PINA) nilainya lebih dari 0x80 atau tidak, jika ya maka variable dataku diisi dengan nilai PINA dan data 0xFF dikeluarkan ke PORT C. Apabila dalam blok pernyataan hanya terdapat satu pernyataan saja maka tanda { dan } dapat dihilangkan seperti :

(64)

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26400/4/Chapte r%20II.pdf. T tamba 2011 diakses pada tanggal 11 sept 2012 jam 2.45) 2.11 CodeVisionAVR

CodeVisionAVR menyediakan sebuah editor yang di desain untuk menghasilkan program C secara otomatis untuk mikrokontroler AVR. Program C yang akan diimplementasikan menggunakan standar ANSI C yang sesuai dengan arsitektur mikrokontroler.

CodeVisionAVR adalah sebuah compiler C yang telah dilengkapi dengan fasilitas integrated development environment (IDE) dan didesain agar dapat menghasilkan kode program secara otomatis untuk mikrokontroler Atmel AVR. Program ini dapat berjalan dengan menggunakan system operasi windows 2000, xp, vista dan windows 7. Integrated Development Environment (IDE) telah dilengkapi dengan fasilitas pemrograman chip melalui metode In-System Progamming, sehingga dapat secara otomatis mentransfer file ke dalam chip mikrokontroler AVR setelah sukses dikompilasi.

(65)

a. Identifikasi sumber reset.

b. Mengatur akses memori eksternal, c. Inisialisasi port input/output. d. Inisialisasi interupsi eksternal.

e. Inisialisasi timer/counter dan watchdog timer.

f. Inisialisasi USART dan interupsi buffer untuk komunikasi serial. g. Inisialisasi komparator analoG dan ADC.

h. Inisialisasi interface SPI dan two wire interface (TWI). i. Inisialisasi interface CAN.

j. Inisialisasi I²C Bus, sensor suhu LM75, teherometer/thermostat DS1621 dan real time clock PCF8563, PCF8583, DS1302, DS1307. k. Inisialisasi 1 wire bus dan sensor suhu DS1820/DS18S20.

l. Inisialisasi modul LCD. (Sumber:Syahban Rangkuti, 2011). 2.11.1 Bagian-bagian CodeVisionAVR C Compiler

Pada bagian program CodeVisionAVR C Compiler dijalankan dengan klik ganda ikon CodeVisionAVR C Compiler, maka berikut akan tampil bentuk .exe tampilannya.

(66)

Untuk memulai bekerja dengan CodeVisionAVR pilih pada menu File -> New. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut :

Gambar 2.20 Tampilan Project Baru

(Sumber:http://www.musbikhin.com/codevision-avr-c-compiler).

Pilih Project kemudian tekan OK, maka akan muncul kotak dialog berikut.

Gambar 2.21 Tampilan Code Wizard AVR

(Sumber:http://www.musbikhin.com/codevision-avr-c-compiler).

(67)

Gambar 2.22 Jenis Mikrokontroler yang dipakai. (Sumber:http://www.musbikhin.com/codevision-avr-c-compiler). 2.11.2 Pemilihan Chip dan Frekwensi Xtall

Langkah pertama dalam menggunakan CVAVR adalah membentuk sebuah project baru, dengan click create new project maka akan muncul pertanyaan apakah anda ingin memanfaatkan bantuan code wizard, pilih saja ok maka anda akan masuk pada code wizard. Langkah pertama yang harus dilakukan pada code wizard adalah memilih jenis chip mikrokontroller yang digunakan dalam project dan frekuensi xtall yang digunakan. Pemilihan chip dan frekuensi xtall dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

(68)

(Sumber:http://www.musbikhin.com/codevision-avr-c-compiler). 2.11.3 Inisialisasi LCD Port I/O

Inisialisasi LCD Port berfungsi untuk memilih fungsi port sebagai input atau sebagai output. Pada konfigurasi port sebagai output dapat dipilih pada saat awal setelah reset kondisi port berlogika 1 atau 0, sedangkan pada konfigurasi port sebagai input terdapat dua pilihan yaitu kondisi pin input toggle state atau pull-up, maka sebaiknya dipilih pull up untuk memberi default pada input selalu berlogika 1. setiap port berjumlah 8 bit, konfigurasi dari port dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan konfigurasi dapat dilakukan perbit, jadi dalam satu port dapat difungsikan sebagai input dan output dengan nilai default nya berbeda-beda. Gambar 2.15. menunjukkan seting konfigurasi pada port a dengan kombinasi input dan output yang berbeda-beda defaulnya.

Gambar 2.24 Inisialisasi LCD Port I/O

(69)

Untuk selanjutnya fasilitas-fasilitas lainnya dapat disetting sesuai kebutuhan dari pemrograman. Setelah selesai dengan. CodeWizardAVR, selanjutnya pada menu File, pilih Generate, Save and Exit dan simpan pada direktori yang diinginkan. ( Smber:Heri Andrianto, 2008).

2.12 DT-HiQ AVR-51 USB ISP

Merupakan in-system programmer yang dapat dihubungkan ke komputer melalui port USB untuk memprogram mikrokontroler keluarga AVR® 8 bit RISC dan MCS-51® yang memiliki fitur ISP. Produk ini dapat bekerja dengan perangkat lunak yang mendukung protokol ATMEL AVRISP MKII seperti AVR Studio©, CodeVisionAVR©, AVRDUDE (WinAVR) dan BASCOM-AVR© untuk memprogram mikrokontroler AVR. DT-HiQ AVR-51 USB ISP [versi mkII] juga dilengkapi dengan perangkat lunak berbasis Windows® yang menyediakan antarmuka yang sederhana dan mudah untuk memprogram mikrokontroler keluarga MCS-51 seri AT89.

Dimensi : (belum termasuk kabel ) 6,6 cm (p) x 4,1 cm (l) x 1,5 cm (t). Panjang kabel ISP : ±10 cm.

Spesifikasi :

• Dapat digunakan untuk semua tipe AVR® 8 bit RISC dan

mikrokontroler MCS-51® seri AT89 yang memiliki fitur ISP.

• IC yang didukung :

o KeluargaAVR

(70)

o Keluarga MCS-51

AT89LP2052, AT89S2051, AT89S51, AT89S53, AT89S8252, AT89S8253, AT89LP4052, AT89S4051, AT89S52, AT89LS53, AT89LS8252

• Antarmuka USB ke komputer.

• Beroperasi pada tegangan target 2,7V sampai 5,5V.

• Mengambil suplai daya dari target board dengan kebutuhan arus

maksimum 50 mA @ 5,5 V, sehingga aman bagi komputer jika terjadi hubungan singkat pada target board.

• Menggunakan protokol ATMEL AVRISP MKII untuk

mikrokontroler AVR® 8 bit RISC.

• Mendukung Flash, EEPROM, Lock Bit, Fuse Bit Programming, dan

mendukung file format Intel HEX atau BIN serta dilengkapi perangkat lunak berbasis Windows® untuk keluarga mikrokontroller MCS-51 seri AT89.

• Tersedia 2 pilihan konektor ISP (5x2) standar ATMEL untuk target

board dengan mikrokontroler keluarga AVR dan MCS-51.

• Tersedia USB driver yang kompatibel dengan Windows®

XP/Vista/Win7.

• Enclosure berbahan logam.

• Dilengkapi indikator untuk power dan status dengan warna yang

(71)

• Dilengkapi soket konverter DT-HiQ AVR ISP 10 to 6 Converter

untuk menghubungkan AVR in-system programmer berkonektor 10 pin ke target board berkonektor ISP 6 pin.

• Dilengkapi dengan panduan troubleshooting dan solusinya.

(Sumber : http://www.innovativeelectronics.com/innovative_ electronics/pro_dt-hiq_avr_usb_isp.htm_manual.pdf)

Gambar 2.25 DT-HiQ AVR ISP

(Sumber:http://www.centralelectro.com/catalog.php?action=show_custom&id=12 92).

2.13 ISIS PROTEUS

(72)

ProSPICE yang berguna untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator rangkaian elektonika yang interaktif. ProSPICE dirancang berdasarkan standart bahasa pemrograman SPICE3F5, sehingga mampu mensimulasikan rangkaian gabungan dari komponen analog dan digital secara interaktif yang dikenal dengan istilah Interactive Mixed Mode Circuit Simulator.

Dengan mengintegrasikan ProSPICE ke dalam program ISIS maka akan dihasikan sebuah pemodelan system secara virtual yang dikenal dengan istilah Virtual System Modelling (VSM). Melalui teknologi VSM inilah maka program ISIS dapat mensimu `lasikan berbagai komponen mikroprosesor dan mikrokontroler. ARES singkatan dari Advanced Routing & Editing Software. Program ARES berguna untuk membuat layout PCB. Paket-paket komponen elektronika yang akan digunakan untuk membuat layout PCB dapat berasal dari skematik rangkaian yang dibuat melalui ISIS. ISIS dapat menyimulasikan berbagai jenis mikroprosesor dan mikrokontroler, termasuk mikrokontroler keluarga AVR.

(73)

baiknya dalam mempelajari cara kerja dan fungsi dari mikrokontroler ini penulis menggunakan program simulasi mikrokontroler ISIS. ( Sumber : Syahban Rangkuti, 2011 )

Gambar 2.26 Pop-Up Screen Proteus.

(Sumber : http://akbarulhuda.wordpress.com/2010/05/02/belajar-simulasian-dengan-proteus/).

2.13.1 Fitur-fitur Pr oteus

Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi PSpice pada level skematik sebelum rangkaian skematik di-upgrade ke PCB sehingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak apakah sudah benar atau tidak. Proteus mampu mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program. Software Proteus ini bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroler. Fitur-fitur yang terdapat dalam Proteus sebagai berikut:

1) Memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil rancangan baik digital maupun analog maupun gabungan keduanya.

(74)

3) Mendukung simulasi berbagai jenis microcontroller seperti PIC 8051 series.

4) Memiliki model-model peripheral yang interactive seperti LED, tampilan LCD, RS232, dan berbagai jenis library lainnya.

5) Mendukung instrument-instrument virtual seperti voltmeter, ammeter, oscciloscope, logic analyser, dan lain-lainnya.

6) Memiliki kemampuan menampilkan berbagi jenis analisis secara grafis seperti transient, frekuensi, noise, distorsi, AC dan DC, dan lain-lainnya.

7) Mendukung berbagai jenis komponen-komponen analog.

8) Mendukung open arsitektur sehingga kita bisa memasukkan program seperti C++ untuk keperluan simulasi.

9) Mendukung pembuatan PCB yang di-update secara langsung dari program ISIS ke program pembuat PCB-ARES.

ISIS dipergunakan untuk keperluan pendidikan dan perancangan. Beberapa fitur umum dari ISIS adalah sebagai berikut :

1) Windows dapat dioperasikan pada Windows 98/Me/2k/XP dan Windows terbaru.

2) Routing secara otomatis dan memiliki fasilitas penempatan dan penghapusan dot.

3) Sangat powerful untuk pemilihan komponen dan pemberian properties-nya.

(75)

5) Memiliki fasilitas report terhadap kesalahan-kesalahan perancangan dan simulasi elektrik.

6) Mendukung fasilitas interkoneksi dengan program pembuat PCB-ARES.

(76)

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab IV ini akan dijelaskan tentang Implementasi Sistem dalam Simulasi Pengendalian Temperatur dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis Mikrokontroler. Pada implementasi sistem disini adalah suatu penerapan dari rancangan – rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dan dijadikan suatu sistem. Dalam implementasi dilakukan dua tahap yaitu implementasi perangkat keras dan implementasi proses program untuk perangkat lunaknya.

4.1 Alat-alat yang Digunakan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai implementasi program, alat-alat yang digunakan yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah: 1) Rangkaian minimum ATmega8535.

2) Miniatur kumbung jamur. 3) Kipas sirkulasi.

(77)

9) Adaptor/trafo. b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah: 1) Windows 7.

2) CodeVisionAVR.exe.

3) Bahasa C sebagai bahasa pemrograman untuk memprogram mikrokontroler.

4) AVR studio versi 4.19.

4.2 Implementasi Hardware

Pada pembuatan perangkat lunak Simulasi Pengendalaian Temperatur dan Kelemnbaban Pada Ruang Budidaya Jamur Berbasis Mikrokontroler ini dibutuhkan suatu alat yang berguna sebagai peraga sistem yang telah dibuat agar dapat mengetahui cara kerja sistem secara keseluruhan dan untuk memastikan apakah sistem telah berjalan sesuai perancangan, agar hardware dapat bekerja harus terhubung dengan rangkaian mikrokontroler ATmega8535 dan komputer. Mikrokontroler ATmega8535 sebuah media penyimpanan program yang kita buat. Implementasi mikrokontroler ATmega8535 tersebut dapat dilihat pada sub bab sebagai berikut:

4.2.1 Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega8535

(78)

Gambar 4.1 Rangkaian Minimum ATmega8535

4.2.2 Implementasi Miniatur Kumbung J amur

Pembuatan miniatur Pengendalaian Temperatur dan Kelemnbaban Pada Ruang Budidaya Jamur Berbasis Mikrokontroler ini digunakan untuk memberikan simulasi bagaimana cara kerja ruang budidaya jamur (kumbung) menggunakan sensor SHT11, sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dari mesin tersebut jika pada keadaan yang sebenarnya.

(79)

Gambar 4.2 Miniatur Ruang Budidaya Jamur.

4.2.3 Kipas

Untuk mendinginkan komponen tersebut serta untuk menghindari panas yang berlebih maka digunakan kipas sebagai komponen pendingin yang utama. Jika panas yang dihasilkan tidak dapat diatasi maka dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada beberapa komponen. Fungsi utama dari sebuah kipas CPU adalah mengeluarkan panas dan menggantinya dengan udara segar ke dalam sistem.

Gambar 4.3 Kipas

(80)

casing untuk dapat mengeluarkan udara dari dalam casing ke luar. Penempatan kipas yang tepat sehingga mampu mengalirkan udara dengan baik, dapat memberikan pendingin komponen yang di dalam dengan optimal. Sehingga komponen yang ada di dalam casing selalu berada pada performa yang baik.

4.2.4 Heater

Pada umumnya jamur telah beradaptasi untuk hidup pada kisaran suhu tertentu. Kisaran ini bervariasi dari satu jenis jamur dengan jenis jamur yang lainnya. Dan dalam pembudidayaan jamur tiram harus dalam pengawasan ekstra hati-hati. Pada suhu yang rendah akan membuat jamur tiram tidak tumbuh dengan normal dan busuk, sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi jamur tiram akan mengalami kekeringan dan perusakan pada saat jamur tiram tumbuh.

Gambar 4.4 Heater Udara

(81)

Water Heater Tenaga Listrik adalah sebuah alat pemanas air otomatis yang memakai sumber listrik bertegangan 220 V yang memanfaatkan elemen pemanas sebagai pemanas air.

4.2.5 LCD 16x2

LCD sistem kerja sebagai media informasi untuk mengetahui temperatur (suhu) dan kelembaban (RH) Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 LCD 16x2.

4.2.6 Push Button

Push Button merupakan sebuah device untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian listrik antara 2 titik. Kegunaan push button ini untuk mengatur nilai suhu kipas, suhu heater dan kelembaban. Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar

Gambar 2.4 Sterilisasi media jamur.
Gambar 2.6 Pemindahan ke Tempat Budidaya
Gambar. 2.7 Jamur tiram yang siap dipanen
Gambar 2.8 Blok Diagram AVR ATmega8535
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya kekurangan dalam kinerja dari Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler banyak hal-hal yang perlu

PERENCENAAN DAN PEMBUATAN DATA LOGGER UNTUK MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN PADA.. BUDIDAYA JAMUR

Usaha Budidaya Jamur Tiram “ ( study pada budidaya jamur tiram Bapak Koko ).

Pada kondisi pertama kelembaban rumah jamur tiram akan dibaca oleh mikrokontroller dan akan masuk pada proses fuzzifikasi kondisi kering, karena kelembaban didalam rumah jamur

Alat ini dibuat untuk membantu petani jamur tiram menjaga suhu dan kelembaban rumah budidaya jamur tiram akibat dari cuaca yang sering berubah tidak

Banyak manfaat yang bisa diambil dari budidaya jamur tiram, tidak hanya bisnis intinya yaitu budidaya Jamur Tiram, namun limbah baglog Jamur dapat dimanfaatkan sebagai media tanam

Kelembaban pada rak yang diberikan perlakuan yaitu pembudidayaan jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) dengan menggunakan media karung goni yang dibasahkan menghasilkan

Laporan yang berjudul “Otomatisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban pada Budidaya Jamur Tiram” ini, dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata