• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGENDALIAN AQUARIUM DAN PEMBERIAN PAKAN IKAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENGENDALIAN AQUARIUM DAN PEMBERIAN PAKAN IKAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS MIKROKONTROLER

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

RATNA DESTA WAHYU NINGTIAS NPM. 0634010057

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

BERBASIS MIKROKONTROLER

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

RATNA DESTA WAHYU NINGTIAS

NPM : 0634010057

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

SISTEM PENGENDALIAN AQUARIUM DAN

PEMBERIAN PAKAN IKAN SECARA OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun oleh :

RATNA DESTA WAHYU NINGTIAS

NPM : 0634010057

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010 / 2011

Pembimbing Utama

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369 070 602 091

Pembimbing Pendamping

Delta Ardy Prima, S.ST NPT. 386 081 002 971

Mengetahui,

Ketua Jurusan Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

SISTEM PENGENDALIAN AQUARIUM DAN

PEMBERIAN PAKAN IKAN SECARA OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun Oleh :

RATNA DESTA WAHYU NINGTIAS

NPM : 0634010057

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 26 November 2010

Pembimbing : 1.

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369 070 602 071

Tim Penguji : 1.

Ir. Kemal Wijaya, MT NIP. 1959 0925 198703 1001

2.

Delta Ardy Prima, S.ST NPT. 386 081 002 971

2.

Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom

3.

Delta Ardy Prima, S.ST NPT. 386 081 002 971

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul : Sistem Pengendalian Aquarium dan Pemberian Pakan Ikan secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler.

Adapun Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik di jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan karena tidak lepas dari bimbingan pengarahan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur dan dosen pembimbing Tugas Akhir.

3. Bapak Delta Ardy Prima, S.ST, selaku dosen pembimbing, dosen penguji Tugas Akhir dan dosen penguji Seminar TA.

(6)

8. Sahabatku (Rifi) atas dukungan dan kerjasamanya untuk menyelesaikan Tugas Akhir selama ini.

9. Teman terbaikku, Bobi, Fenty, Asrofi, Aziz, Sena, Hanif, Dapit, Yogi, Adit, Candra, Renda, Norman atas dukungan dan do’anya.

10. Teman-teman Kelas A angkatan 2006 atas dukungan, do’a dan kekompakkannya.

11. Serta semua pihak yang senantiasa mendukung.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Amin.

Surabaya, 2 Desember 2010

(7)

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1...Latar Belakang ... 1

1.2...Rumus an Masalah ... 2

1.3...Batasa n Masalah ... 2

1.4...Tujuan ... 2

1.5...Manfa at ... 3

1.6...Metod ologi Penelitian ... 3

(8)
(9)
(10)
(11)

4.4...Imple engujian Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ... 68

5.3.1...Inisiali sasi Waktu dan Suhu ... 68

(12)

5.3.3...Penguj ian Pergantian Air ... 70 5.3.4...Penguj

ian Pengukuran Suhu ... 72 5.4...H

asil Pengujian Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ... 73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75 6.1...Kesim

pulan ... 75 6.2...Saran

(13)

Halaman

Tabel 2.1. Assembly Directive ... 7

Tabel 2.2. Daftar Instruksi ... 7

Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD ... 13

Tabel 2.4. Penunjuk Cursor ... 16

Tabel 2.5. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2x16 ... 17

Tabel 2.6. Fungsional Pin LM358 ... 22

(14)

Halaman

Gambar 2.1. Susunan Pin Mikrokontroler AT89S52 ... 9

Gambar 2.2. Simbol Relay ... 12

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin LCD ... 13

Gambar 2.4. Penampakan Cursor pada LCD ketika C=1 ... 16

Gambar 2.5. Penampakan Cursor pada LCD ketika B=1 ... 16

Gambar 2.6. Karakteristik LM35 ... 18

Gambar 2.7. RTC DS1307 ... 19

Gambar 2.8. Diagram Pin DS1307 ... 19

Gammar 2.9. Simbol Diagram dan Fisik Op-amp 358 ... 21

Gambar 2.10. Motor DC Sederhana ... 23

Gambar 2.11. Medan Magnet Membawa Arus Mengelilingi Konduktor .... 23

Gambar 2.12. Prinsip Kerja Motor DC ... 24

Gambar 3.1. Alur Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ... 32

Gambar 3.2. Blok Diagram ... 36

Gambar 3.3. Rancangan Pemberian Pakan ... 41

Gambar 3.4. Rancangan Heater Bekerja ... 42

Gambar 3.5. Rancangan Heater Selesai Bekerja ... 42

Gambar 3.6. Rancangan Proses Pembuangan Air ... 43

Gambar 3.7. Rancangan Proses Pengisian Air ... 43

(15)

Gambar 4.1. Format Binary File ... 50

Gambar 4.2. Proses Pengubahan Binary File menjadi Intel-HEX File ... 51

Gambar 4.3. Proses Compile ... 51

Gambar 4.4. Proses Compiler Sukses ... 52

Gambar 4.5. Rangkaian Pada PCB ... 64

Gambar 4.6. Rancangan Keseluruhan ... 65

Gambar 5.1. Inisialisasi Waktu dan Suhu ... 68

Gambar 5.2. Proses Pemberian Pakan ... 70

Gambar 5.3. Proses Pergantian Air ... 71

Gambar 5.4. Kondisi Suhu Air Dibawah 260C ... 72

(16)

DOSEN PEMBIMBING I : BASUKI RAHMAT, S.Si, MT DOSEN PEMBIMBING II : DELTA ARDY PRIMA, S.ST

ABSTRAK

  Pada perkembangannya kebutuhan akan teknologi komputer dirasa semakin penting, dan tidak hanya dalam satu bidang saja tapi semua bidang membutuhkan teknologi. Darisanalah muncul ide untuk mengoperasikan suatu sistem dengan menggunakan teknologi, khususnya teknologi komputer.

Sistem pengontrolan yang dilakukan oleh komputer akan menjadi lebih baik, cepat, tepat, aman, praktis, dan banyak lagi keuntungan lain yang didapatkan dari pada menggunakan cara manual. Dari beberapa keuntungan tersebut dapat dijadikan syarat untuk mewujudkan “Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler”.

Pemeliharaan ikan secara otomatis oleh sistem pengontrol akan memudahkan para penggemar ikan dalam pemeliharaan ikan, terutama pada saat ikan tersebut di tinggal oleh pemiliknya. Secara umum sistem ini telah dilengkapi oleh fasilitas pengontrol secara hardware maupun software sehingga dengan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi ide untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas kontrol tersebut.

(17)

1.1.1. Latar Belakang

Akhir-akhir ini banyak orang yang gemar memelihara ikan hias. Dibalik kegemarannya tersebut, sebenarnya mereka menemukan kesulitan ketika sedang bepergian dengan waktu yang cukup lama. Sehingga mereka tidak dapat mengontrol secara langsung dalam hal pemberian pakan, suhu air, dan ketinggian air dalam akuarium. Padahal faktor yang sangat penting dalam pemeliharaan ikan hias adalah ketepatan waktu dalam pemberian pakan, suhu air dan ketinggian air dalam akuarium. Dalam hal ini, kebanyakan mereka mengkhawatirkan ketiga faktor tersebut. Ketiga faktor tersebut meliputi pemberian pakan yang harus dilakukan setiap hari, pergantian air yang harus dilakukan secara berkala karena semakin lama air dalam akuarium maka kejernihan air berkurang, suhu air yang cenderung turun ketika musim hujan sehingga diperlukan heater untuk menghangatkan air sedangkan mereka tidak berada di rumah.

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana merancang dan membuat sistem pengendalian ruang budidaya dan pemberian pakan ikan secara otomatis berbasis mikrokontroler ?”

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang telah diterangkan diatas, antara lain :

1. Ruang budidaya menggunakan akuarium.

2. Alat ini menggunakan mikrokontroler AT89S52.

3. Suhu air diukur dengan menggunakan sensor suhu tipe LM35. 4. Sensor suhu bekerja ketika suhu minimum 260C.

5. Ketinggian air diukur dengan menggunakan 2 (dua) sensor ketinggian air, yaitu ketinggian air dalam keadaan minimum dan ketinggian air dalam keadaan maksimum.

6. Auto Feeder akan bekerja setiap 8 jam sekali dan akan berputar selama 5 detik untuk memberi pakan ikan.

7. Terdapat 2 pompa air, yaitu pump in (mengisi air) dan pump out (membuang air).

(19)

1.4. Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengendalikan dan mempelajari cara kerja Mikrokontroller AT89S52.

2. Dapat merancang alat yang mampu memberikan pakan ikan secara otomatis setiap 8 jam sekali.

3. Dapat merancang alat yang mampu mengukur suhu air.

4. Dapat merancang alat yang mampu mengganti air agar kejernihan air tetap terjaga.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler adalah :

1. Dapat memberi pakan secara otomatis setiap 8 jam sekali.

2. Dapat menggantikan air yang berkala dikarenakan semakin lama air dalam akuarium maka kejernihan air akan berkurang setiap 3 hari sekali.

3. Dapat mengetahui suhu air yang cenderung turun ketika musim hujan. 4. Dan juga dapat mengisi air ketika terjadinya penguapan air yang

mengakibatkan berkurangnya air dalam akuarium.

1.6. Metodologi Penelitian

(20)

2. Merancang dan membuat perangkat keras Real Time Clock System.

3. Merancang dan membuat perangkat keras sistem pengontrol peralatan akuarium.

4. Merancang dan membuat perangkat lunak sistem pemeliharaan ikan hias air tawar berbasis mikrokontroler.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori serta penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dalam pembuatan Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler.

BAB III PERANCANGAN

(21)

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi penjelasan hasil Tugas Akhir serta pembahasan suorce code dari Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini berisi pengujian dan analisa Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk proses pengembangan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

2.1. Bahasa Assembly

Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman tingkat rendah. Dalam

pemrograman komputer dikenal dua jenis tingkatan bahasa, jenis yang pertama

adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) dan jenis yang

kedua adalah bahasa pemrograman tingkat rendah (low level language).

Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi kepada manusia

yaitu bagaimana agar pernyataan-pernyataan yang ada dalam program mudah

ditulis dan dimengerti oleh manusia. Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih

berorientasi ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat langsung

mengintepretasikan pernyataan-pernyataan program.

Kelebihan bahasa assembly adalah sebagai berikut :

1. Ketika di-compile, lebih kecil ukurannya.

2. Memori lebih hemat dan efisien.

3. Eksekusi lebih cepat.

Sedangkan kesulitan bahasa assembly adalah sebagai berikut :

1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris program relatif lebih panjang

dibandingkan bahasa tingkat tinggi.

2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika jumlah baris sudah terlalu

banyak.

(23)

Dalam program bahasa assembly terdapat dua jenis yang kita tulis dalam

program, yaitu :

1. Assembly Directive, yaitu merupakan kode yang menjadi arahan bagi

assembler/compiler untuk menata program.

Tabel 2.1. Daftar Assembly Directive

Assembly Directive Keterangan

EQU Pendefinisian konstanta

DB Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 byte DW Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 word DBIT Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 bit DS Pemesanan tempat penyimpanan data di RAM ORG Inisialisasi alamat mulai program

END Penanda akhir program

CSEG Penanda penempatan di code segment

XSEG Penanda penempatan di external data segment DSEG Penanda penempatan di internal direct data

segment

ISEG Penanda penempatan di internal indirect data segment

BSEG Penanda penempatan di bit data segment CODE Penanda mulai pendefinisian program XDATA Pendefinisian external data

DATA Pendefinisian internal direct data IDATA Pendefinisian internal indirect data

BIT Pendefinisian data bit

#INCLUDE Mengikutsertakan file program lain

2. Instruksi, yaitu kode yang harus dieksekusi oleh CPU mikrokontroler

dengan melakukan operasi tertentu sesuai dengan daftar yang sudah

tertanam dalam CPU.

Tabel 2.2. Daftar Instruksi

Instruksi Keterangan

ACALL Absolute Call

ADD Add

ADDC Add with Carry

(24)

Instruksi Keterangan

ANL AND Logic

CJNE Compare and Jump if Not Equal

CLR Clear

CPL Complement

DA Decimal Adjust

DEC Decrement DIV Divide

DJNZ Decrement and Jumo if Not Zero

INC Increment

JNZ Jump if Accumulator Not Zero

JZ Jump if Accumlator Zero

LCALL Long Call

LJMP Long Jump

MOV Move from Memory

MOVC Move from Code Memory

MOVX Move from Extended Memory

MUL Multiply

NOP No Operation

ORL OR Logic

POP Pop Value from Stack

PUSH Push Value Onto Stack

RET Return from Subroutine

RETI Return from Interrupt

RL Rotate Left

RLC Rotate Left Through Carry

RR Rotate Right

RRC Rotate Right Through Carry

SETB Set Bit

SJMP Short Jump

SUBB Subtract with Borrow

XCH Exchange Bytes

XCHD Exchange Digits

XRL Exclusive OR Logic

(25)

2.2. Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dirancang khusus untuk

aplikasi kontrol, dan dilengkapi denga ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu

chip. AT89S52 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang

dilengkapi dengan internal memori 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and

Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat

diprogram kembali. AT89S52 dirancang oleh ATMEL sesuai dengan instruksi

standar dan sesuai pin 80C5.

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5

Volt. Ke-40 pin tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Susunan Pin Mikrokontroler AT89S52

Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah :

1. Pin 1 – 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional)

yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose).

2. Pin 9 merupakan pin reset. Reset aktif jika mendapat catuan daya.

3. Pin 10 – 17 (Port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki

(26)

a. P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data)

b. P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data)

c. P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low)

d. P3.3 (13) : INT1 (input interupsi eksternak 1, aktif low)

e. P3.4 (14) : T0 (eksternal input timer/counter 0)

f. P3.5 (15) : T1 (eskternal input timer/counter 1)

g. P3.6 (16) WR (write, aktif low). Sinyal kontrol penulisan data dari

port 0 ke memori

4. Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal.

5. Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi,

terhubung pada kristal.

6. Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian.

7. Pin 21 – 28 (Port 2) adalah port paralel 8 bit dua arah. Pot ini mengirim

byte alamat bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal.

8. Pin 29 sebagai PSEN (Program Store Enable) adalah sinyal yang

digunakan untuk membaca, memindahkan program memori eksternal

(ROM/EPROM) ke mikrokontroler (aktif low).

9. Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat bawah

selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga berfungsi sebagai PROG

(aktif low) yang diaktifkan saat memprogram internal flash memori pada

mikrokontroler (on chip).

10. Pin 31 sebagai EA (External Accesss) untuk memilih memori yang akan

digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori program

(27)

voltage) pada saat memprogram internal flash memori pada

mikrokontroler.

11. Pin 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit dua arah. Berfungsi

sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses

program dan data memori eksternal.

12. Pin 40 sebagai Vcc, terhubung ke +5 V sebagai catuan untuk

mikrokontroler.

(Sumber : [4])

2.3. Relay

Relay merupakan bentuk hambatan terdiri atas titik-titik kontak bawah

dengan gulungan spoolnya tidak bergerak dan titik kontak bagian atas yang

bergerak. Prinsip kerja hambatan adalah menghubungkan titik-titik kontak bagian

bawah dengan titik bagian atas yaitu terletak gulungan spool dialiri arus listrik

yang timbul elektromagnet.

Bagian titik kontak dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Bagian kontak utama gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan

arus listrik bagian yang menuju beban/pemakai.

2. Bagian kontak bantu gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan

arus listrik ke bagian yang menuju bagian pengendali.

Kontak bantu mempunyai 2 kontak, yaitu kontak hubung (NC) dan kontak

(28)

Gambar 2.2. Simbol Relay

Relay merupakan sebuah saklar magnet yang dapat memutuskan dan

menutup sirkuit dari jarak jauh. Adapun jenisnya relay ada 2, yaitu :

1. Relay yang bekerja dari arus bolak-balik.

2. Relay yang bekerja dari arus rata-rata.

Pada prinsipnya proses kerja relay adalah jika gulungan kumparan dilalui

arus, maka inti menjadi magnet dan inti tersebut menarik jangkar. Sehingga

kontak A dan B putus, dan kontak antara B dan C menutup, maka jenis relay ini

kita namakan relay dengan kontak keluar.

2.4. LCD Dot Matrix

LCD adalah sebuah display Dot Matrix yang digunakan untuk

menmapilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan

(sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). LCD yang

digunakan adalah LCD Dot Matrix dengan karakter 16x2, sehingga kaki-kakinya

berjumlah 16 pin.

LCD sebagaimana output yang dapat menampilkan tulisan sehingga lebih

mudah dimengerti, dibandingkan jika menggunakan LED saja. Tampilan LCD

terdiri dari dua bagian, yakni bagian panel LCD yang terdiri dari banyak “titik”.

LCD dan sebuah mikrokontroler yang menempel dipanel dan berfungsi mengatur

(29)

Huruf atau angka yang akan ditampilkan dikirim ke LCD dalam bentuk

kode ASCII, kode ASCII ini diterima oleh mikrokontroler di dalam LCD menjadi

“titik-titik” LCD yang terbaca sebagai huruf satu angka. Dengan demikian tugas

mikrokontroler pemakai LCD hanyalah mengirimkan kode-kode ASCII untuk

ditampilkan.

Spesifikasi LCD secara umum yaitu :

1. Jumlah baris

2. Jumlah tegangan per baris

3. Tegangan kerja

Dibawah ini merupakan konfigurasi LCD :

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin LCD

Fungsi dari pin pada LCD dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD

Pin Simbol Fungsi

1 Vss / GND Tegangan 0 Volt / Ground

2 Vcc Tegangan Vcc (5+10% Volt)

3 Vee / Vcontrast Tegangan pengatur kontras pada LCD 4 RS (register select) 0 = memasukkan instruksi

1 = memasukkan data

5 R/W Signal yang digunakan untuk memilih mode membaca atau menulis

6 E (enable) Untuk mulai pengiriman datat atau instruksi 7 DB 0

(30)

13 DB 6 14 DB 7

Untuk mengirimkan data karakter

15 V+BL 16 V-BL

Untuk mengatur cahaya pada background LCD atau instruksi

Cara kerja menjalankan LCD adalah sebagai berikut :

1. Inisialisasi LCD

2. Arahkan pada alamat yang dihendaki

3. Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut

Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :

1. Display Clear

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Display Clear membersihkan semua tampilan dan menggambarkan

cursor pada posisi semula(adress 0). Ruang kode 20 (heksadesimal) ditulis

ke semua alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM ke AC

(Address Counter). Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula

semua. Setelah perintah eksekusi pada Display Clear, mode entry akan

ditambahkan.

2. Cursor Home

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 0 1 * *: invalid bit

Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0).

(31)

DD RAM jangan diubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke

sebelah kiri.

3. Entry Mode Set

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S

Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan

apakah display akan diubah :

a. I/D

 Ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor

berpindah ke kanan.

 Ketika I/D = 0, alamat akan berkurang satu dan cursor

berpindah ke kiri.

b. S

 Ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.

 Ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.

 Ketika S = 0, display tak berpindah.

4. Display ON/OFF Control

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 1 D C B

Display ON/OFF Control mengembalikan total display dan cursor

ON dan OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip.

a. D

 Ketika D = 1, display ON

(32)

b. C

 Ketika C = 1, cursor ditampilkan

Gambar 2.4. Penampakan Cursor Pada LCD Ketika C = 1

 Ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan

c. B

 Ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip

Gambar 2.5. Penampakan Cursor Pada LCD Ketika B = 1

 Ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip

5. Cursor/Display Shift

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 1 S/C R/L * *

*: invalid bit

Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display

tanpa mengubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukkan cursor,

yaitu :

Tabel 2.4. Penunjukkan Cursor

S/C R/L Operasi

(33)

S/C R/L Operasi

1 0 Semua display dipindah ke kiri dengan cursor 1 1 Semua display dipindah ke kanan dengan cursor

6. Function Set

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 1 DL 1 * * * *: invalid bit

Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length.

DL : ketika DL = 1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0).

Ketika DL = 0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit

atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan bit bawah.

Tabel 2.5. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2x16

80  81  82  83  84  85  86  87  88  89  8a  8b  8c  8d  8e  8f  C0  C1  C2  C3  C4  C5  C6  C7  C8  C9  Ca  Cb  Cc  Cd  Ce  Cf 

2.5. Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang

ditangkap menjadi besaran tegangan. Jenis sensor suhu yang digunakan dalam

sistem ini adalah IC LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini sangat

sederhana dengan hanya memiliki 3 buah kaki. Kaki pertama, IC LM35

dihubungkan ke sumber daya. Kaki kedua sebagai output. Dan kaki ketiga

(34)

Gambar 2.6. Karakteristik LM35

Karakteristik dari IC LM35 adalah sebagai berikut :

1. Dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius.

2. Faktor skala linier +10mV/0C.

3. Tingkat akurasi 0,50C. Saat suhu kamar (250C).

4. Jangkauan suhu antara -550C sampai 1500C.

5. Bekerja pada tegangan 4 Volt hingga 30 Volt.

6. Arus kerja kurang dati 60µA.

7. Impedansi keluaran rendah 0,1Ω untuk beban 1 mA.

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran

tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan

1000C setara dengan 1 Volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating)

kurang dari 0,10C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal

dan dapat dihubungkan antar nuka (interface) rangkaian kontrol yang sangat

mudah. (Sumber [11])

2.6. RTC DS1307

Real Time Clock (RTC) merupakan suatu chip (IC) yang memiliki fungsi

sebagai penyimpan waktu dan tanggal. RTC DS1307 merupakan Real Time Clock

(RTC) menggunakan jalur paralel yang dapat menyimpan data-data detik, menit,

(35)

RTC DS1307 merupakan Real Time Clock (RTC) menggunakan jalur

paralel yang memiliki antarmuka serial Two-wire (I2C), sinyal luaran gelombang

kotak terprogram (Programmable Squarewave), deteksi otomatis kegagalannya

(power-fail) dan rangkaian switch, konsumsi daya kurang dari 500nA

menggunakan mode baterai cadangan dengan operasional osilator. Tersedia fitur

industri dengan ketahanan suhu -400C hingga +850C. Tersedia dalam kemasan 8

pin DIP atau SOIC.

  

Gambar 2.7. RTC DS1307

Sedangkan daftar pin DS1307 adalah sebagai berikut :

1. VCC : Primary Power Supply

2. X1, X2 : 32.768kHz Crystal Connection

3. VBAT : +3V baterai input

4. GND : Ground

5. SDA : Serial Data

6. SCL : Serial Clock

7. SQW/Out : Square Wave/Output Driver

Berikut adalah gambar diagram pin DS1307 :

(36)

Untuk masing-masing pin akan dijelaskan sebagai berikut :

1. X1 merupakan pin yang digunakan untuk dihubungkan dengan X2.

2. X2 berfungsi sebagai keluaran/output dari crystal yang digunakan dan

terhubung juga dengan X1.

3. VBAT merupakan backup supply serial RTC dalam menjalankan fungsi

waktu dan tanggal. Besarnya adalah 3V dengan menggunakan jenis

Lithium Cell atau sumber energi lain. Jika pin ini tidak digunakan maka

harus terhubung dengan Ground. Sumber tegangan dengan 48mAH atau

lebih besar dapat digunakan sebagai cadangan energi sampai lebih dari 10

tahun, namun dengan persyaratan untuk pengoperasian dalam suhu 250C.

4. GND berfungsi sebagai Ground.

5. SDA berfungsi sebagai masukan/keluaran (I/O) untuk I2C serial interface.

Pin ini bersifat open drain, oleh sebab ini membutuhkan external pull up

resistor.

6. SCL berfungsi sebagai clock untuk input ke I2C dan digunakan untuk

mensinkronisasi pergerakan data dalam serial interface. Bersifat open

drain, oleh sebab itu membutuhkan external pull up resistor.

7. SWQ/OUT sebagai squafe wave/output driver. Jika diaktifkan, maka akan

menjadi 4 frekuensi gelombang kotak yaitu 1kHz, 4kHz, 8kHz, 32kHz.

Sifat dari pin ini sama dengan sifat pin SDA dan SCL sehingga

membutuhkan external pull up resistor. Dapat dioperasikan dengan VCC

maupun dengan VBAT.

8. VCC merupakan sumber tegangan utama. Jika sumber tegangan terhubung

(37)

dengan baik. Namun jika backup supply terhubung juga dengan VCC,

namun besar VCC di bawah VTP, maka pengaksesan data tidak dapat

dilakukan.(Sumber : [3])

2.7. IC LM358

Penguat operasi (op-amp) merupakan kumpulan puluhan transistor dan

resistor dalam bentuk satu chip IC. Op-amp merupakan komponen aktif linear

yang merupakan penguat gandeng langsung (direct coupling), dengan penguatan

terbuka (open gain) yank sangat besar dan dapat dipakai untuk menjumlahkan,

mengalikan, membagi, mendiferensialkan, serta mengintegralkan tegangan listrik.

IC op-amp sering dipakai untuk perhitungan-perhitungan analog, instrumentasi,

maupun berbagai macam aplikasi kontrol.

IC LM358 didesain secara sempurna dalam hal penggunaan dua buah

op-amp secara bersamaan dalam satu chip, gambar 2.9. adalah IC LM358.

 

Gambar 2.9. Simbol diagram dan gambar fisik op-amp 358

IC Op-Amp LM358 memiliki keunggulam dalam pemakaian daya yang

lebih rendah, kemampuan penggunaan saluran input yang berkolerasi dengan

saluran pentanahan, dapat dicatu menggunakan mode catu daya tunggal maupun

(38)

Tabel 2.6. Fungsional Pin LM358

No. Pin Fungsi

1. Keluaran A (output A)

2. Masukan menjungkir (input inverting)

3. Masukan tak menjungkir (input non-inverting)

4. Dihubungkan dengan terminal negatif pencatu daya (V-) 5. Masukan tak menjungkir (input non-inverting)

6. Masukan menjungkir (input inverting) 7. Keluaran B (output B)

8. Dihubungkan dengan terminal positif pencatu daya (V+) (Sumber : [10])

2.8. Motor DC

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya

memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat

bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin)

dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja”nya industri sebab

diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di

industri.

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah apda kumparan

medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC

disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumpran jangkar disebut rotor

(bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada

medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada

setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja

dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang

mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus

(39)

Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar

bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 2.10. Motor DC Sederhana

Catu tegangan DC dari baterai menuju lilitan melalui sikat yang

menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan.

Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo

adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.

2.8.1. Prinsip Dasar Cara Kerja

Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di

sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah arus pada

konduktor.

Gambar 2.11. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor

Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan

arah garis fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan

kanan dengan jempol mengarah pada aliran arus, maka jari-jari anda akan

(40)

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum, yaitu :

1. Arus listrik dalam medan akan memberikan gaya.

2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah

lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan

medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang

berlawanan.

3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar

kumparan.

4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk

memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan

magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut

kumparan medan.

Pada motor DC, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik

akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar

dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik

(motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan

demikian medan magnet disini selain berlangsungnya proses perubahan

energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(41)

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara

sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang

disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang

dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor. (Sumber [12])

2.9. Heater

Secara umum ikan telah beradaptasi untuk hidup pada kisaran suhu

tertentu. Kisaran ini bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Meskipun

beberapa spesies dapat mentolelir perbedaan lintang tertentu. Sehingga, misalnya,

memungkinkan ikan-ikan daerah tropis yang memiliki persyaratan hidup berbeda

digabungkan dalam satu akuarium, akan tetapi pengawasan ekstra hati-hati tetap

diperlukan. Suhu rendah dibawah normal dapat menyebabkan ikan mengalami

lethargi, kehilangan nafsu makan, dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

Ikan jangan dibiarkan berada dalam suhu yang terlalu dingin hanya karena alasan

untuk menghemat listrik. Sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi ikan dapat

mengalami stress pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang

permanen.

Peningkatan suhu kadang-kadang diperlukan untuk meningkatkan laju

metabolisma ikan sehingga perlakuan tersebut diharapkan dapat menolong

mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit, dan atau mempercepat siklus

hidup suatu parasit sehingga parasit tersebut dapat segera dienyahkan. Meskipun

demikian, perlu diperhatikan bahwa semakin hangat air maka oksigen terlarut

(42)

Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan ikan mengalami “shock”.

Hal ini kerap terjadi terutama pada saat memasukan ikan baru kedalam suatu

akuarium dimana usaha penyesuaian suhu tidak dilakukan dengan baik, atau pada

saat menambahkan air baru yang memiliki temperatur tidak sama.

Penurunan suhu secara perlahan, seperti terjadi apabila heater tidak

berfungsi, jarang menimbulkan shock, meskipun demikian temperatur hendaknya

dikembalikan ke kondisi semula secara perlahan-lahan dalam waktu satu jam atau

lebih.

Dalam kasus temperatur terlalu panas, seperti akibat termostat yang tidak

berfungsi dengan baik, maka intensitas aerasi hendaknya ditingkatkan untuk

mengkompensasi kadar iksigen terlarut yang rendah, dan biarkan temperatur

akuarium dingin secara alami. Apabila suhu meningkat sampai melebihi 320C,

dan apabila ikan masih bertahan hidup, maka penggantian air sebanyak 20%

dengan air dingin bisa dilakukan. Pengembalian air hendkanya dilakukan secara

perlahan dengan cara disiphon plus peningkatan aerasi.

2.9.1. Penyesuaian Suhu

Suhu dapat diturunkan atau ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan

dengan menggunakan perangkat tertentu. Untuk meningkatkan suhu dapat

digunakan heater yang telah dirancang secara khusus untuk akuarium.

Heater hendaknya selalu terendam air, heater yang ter-ekspos ke udara

terbuka secara tidak sengaja seperti pada saat penggantian air dapat

menyebabkan kerusakan fatal pada heater tersebut, dan bahkan bisa

(43)

penggantian air atau sebelum melakukan kegiatan apapun yang

menyebabkan terjadinya penurunan ketinggian air akuarium.

Untuk menurunkan suhu air dan mempertahankannya pada suhu

rendah, seperti untuk keperluan akuarium tanaman dan koral, dapat

digunakan chiller. Chiller merupakan alat yang akan menyerap panas dari

air dan membebaskannya ke udara. Prinsip kerjanya kurang lebih sama

dengan prinsip kerja alat pendingin ruangan atau lemari pendingin.

(Sumber [13])

2.10. Sensor Ketinggian

Pada akuarium diperlukan suatu mekanisme untuk mengetahui ketinggian

permukaan air. Seringkali mekanisme tersebut masih berupa cara-cara manual,

semisal dengan melihat dan melakukan pengukuran secara langsung pada air yang

ada pada akuarium tersebut. Mungkin cara tersebut merupakan cara yang paling

sederhana dan gampang, tetapi akan sedikit repot jika untuk mengetahui

ketinggian air harus di ukur terlebih dahulu.

Maka dari itu diperlukan suatu mekanisme pengukur ketinggian

permukaan air secara otomatis, salah satunya dengan membuat semacam sensor

pengukur ketinggian air. Sensor ini kemudian dipasangkan pada penampung air

teresebut. Tampilan untuk melihat hasil pengukuran sensor tersebut tidak perlu

dekat dengan sensor, dapat ditempatkan di tempat lain sesuai kebutuhan, sehingga

(44)

2.11. Auto Feeder

Auto Feeder merupakan alat pemberi makan pada ikan secara otomatis

untuk akuarium. Alat ini sangat cocok untuk seseorang yang tidak bisa memberi

makan secara tepat waktu. Selain itu alat ini juga tergolong murah harganya, alat

ini juga dapat membantu meringankan pekerjaan kita dalam pemberian pakan

pada ikan. Pada Auto Feeder ini juga terdapat palet yang cukup bagus dan

penggunaan interval waktu yang cukup baik. Banyak sedikit pemberian pakan

dapat kita tentukan sendiri dengan mengatur waktu pemberian pakan dan

menentukan banyak sedikitnya porsi pakan yang akan diberikan. Cara mengatur

(45)

Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang

bagaimana perancangan Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian

Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler, komponen-komponen apa

saja yang dibutuhkan, bagaimana cara merancang Sistem Pengendalian Ruang

Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler,

flowchart, blok diagram dan analisis.

3.1. Perancangan

Dalam pembuatan Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian

Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini perlu diperhatikan

beberapa aspek yang dibutuhkan, yaitu :

3.1.1. Pemberian Pakan Ikan

Dalam hal pemberian pakan perlu diperhatikan aspek-aspek yang

dibutuhkan, yaitu :

1. Sistem ini dirancang agar dapat memberikan pakan ikan secara

otomatis disaat pemilik tidak berada dirumah.

2. Sistem ini dirancang agar jadwal pemberian pakan bisa diatur oleh

pemilik

3. Sistem ini dirancang dengan menggunakan auto feeder sebagai

(46)

telah ditentukan. Misalkan 5 detik, maka auto feeder akan berputar

selama 5 detik untuk memberikan pakan.

3.1.2. Pengukuran Suhu

Dalam hal pengukuran suhu perlu diperhatikan aspek-aspek yang

dibutuhkan, yaitu :

1. Sistem ini dirancang untuk mengukur suhu menggunakan sensor

suhu dengan tipe LM35, IC LM358 dan heater.

2. Sistem ini dirancang untuk mengetahui suhu air dalam akuarium.

3. Sistem ini dirancang dengan set temp sebesar 260C.

4. Sistem ini akan bekerja ketika suhu pada air dalam akuarium

menunjukkan suhu sebesar 250C ke bawah.

5. Sistem ini dikatakan bekerja dengan melihat lampu pada heater

menyala.

6. Sistem ini dikatakan tidak bekerja ketika lampu pada heater mati

dan suhu air dalam akuarium menunjukkan suhu 260C ke atas.

3.1.3. Ketinggian Air

Dalam hal ketinggian air perlu diperhatikan aspek-aspek yang

dibutuhkan, yaitu :

1. Sistem ini dirancang untuk proses pergantian air.

2. Sistem ini dirancang dengan menggunakan 2 sensor ketinggian,

yaitu sensor ketinggian batas atas dan sensor ketinggian batas

(47)

3. Sistem ini dirancang juga dengan menggunakan 2 pompa air, yaitu

pump in (pompa isi air) dan pump out (pompa kuras air).

4. Sistem ini dirancang dengan pump timer setiap 72 jam sekali.

5. Sistem ini dirancang ketika waktu telah menunjukkan 72 jam,

pompa kuras air akan bekerja sampai sebatas sensor ketinggian air

batas bawah.

6. Sistem ini dirancang ketika air telah sebatas sensor ketinggian air

batas bawah, pompa isi air akan bekerja sampai sebatas sensor

(48)

3.2. Flowchart

 

Gambar 3.1. Alur Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan

(49)

Pada Gambar 3.1. dapat dijelaskan alur flowchart sebagai berikut,

Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara

Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini dimulai dengan inisialisasi timer,

LCD 16x2, dan RTC DS1307. Semua inisialisasi tersebut kemudian

dikirim ke mikrokontroler AT89S52. Setelah semua inisialisasi selesai,

maka didapat tampilan awal yang berupa inisialisasi-inisialisasi tersebut

yang kemudian dapat membaca suhu dari ADC.

Didalam ADC tersebut, set temp sebesar 260C. Jika suhu < set

temp, maka Relay heater ON. Relay heater ON dikarenakan suhu air dalam

akuarium dibawah 260C yang berarti suhu air dalam akuarium turun.

Sehingga suhu air dalam akuarium dinormalkan kembali menjadi 260C.

Tetapi jika suhu ≥ 260C, maka Relay heater OFF dikarenakan suhu air

dalam akuarium sudah normal. Proses tersebut berlangsung secara

terus-menerus setiap hari.

Setelah membaca suhu, dilanjutkan dengan membaca Feed Timer,

Pump Timer or RTC. Untuk Feed Time di-set 8 jam selama 24 jam setiap

hari. Jika Feed Timer = Feed Time, maka Relay Feed ON. Ketika Relay

Feed ON maka auto feeder berputar selama 5 detik (sesuai keinginan user)

untuk mengeluarkan pakan ikan. Proses tersebut akan bekerja selama Feed

Time = Ø. Jika Feed Timer ≠ Feed Time, maka akan lanjut ke proses berikutnya, yaitu mengganti air kolam.

Untuk Pump Timer di-set setiap 72 jam sekali, dikarenakan kondisi

air sudah terlihat keruh sehingga perlu pergantian air. Dalam akuarium

(50)

dan Pump In yang berfungsi sebagai pompa isi air. Selain terdapat 2

pompa, terdapat juga 2 sensor ketinggian yaitu LS UP sebagai sensor

ketinggian batas atas dan LS DN sebagai sensor ketinggian batas bawah.

Jika Pump Timer = Pump Time, maka Relay Pump Out ON. Jika

Pompa kuras air akan bekerja ketika waktu telah menunjukkan

waktu yang telah di-set oleh user yaitu 72 jam dan akan berhenti ketika air

telah sebatas sensor batas bawah. Setelah air sudah sebatas sensor bawah,

maka pompa isi air yang bekerja dan akan berhenti ketika air sebatas

sensor batas atas.

Pada Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan

Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat 3 tombol yaitu

tombol 1, tombol 2, dan tombol 3. Jika user memilih tombol 1, maka pada

LCD akan muncul tampilan feed timer, pump timer, temp heater dan

setting time. Pada tampilan tersebut, dapat melihat waktu pemberian

pakan, waktu pergantian air, berapa lama auto feeder akan berputar, suhu,

dan setting time.

Jika tidak, maka user dapat memilih tombol 2. Jika user memilih

tombol 2, maka Relay Feed ON secara manual tanpa sesuai dengan feed

(51)

waktu yang telah di-set. Proses tersebut akan bekerja selama Feed Time =

Ø.

Jika tidak, maka user dapat memilih tombol 3. Jika user memilih

tombol 3, maka Relay Pump Out ON secara manual tanpa sesuai dengan

pump timer. Tetapi proses pump time sama seperti pump timer yang sesuai

dengan waktu yang telah di-set. Proses tersebut akan bekerja selama Pump

Time = Ø. Jika user tidak memilih tombol manapun, maka proses ini akan

(52)

3.3. Blok Diagram

LS DOWN

LCD 16x2 LS UP Air Pump

 

Gambar 3.2. Blok Diagram

ADC ADS7822

LM35 Sensor Suhu 

IC LM358 Penguat 10x  3V Battery

CR2032 

Mikrokontroler

 

AT89S52

 

 

Relay Relay Relay Relay

RTC DS1307

(53)

Penjelasan dari Gambar 3.2. ini adalah penjelasan blok diagram

dari perangkat keras dalam Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan

Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler yank

menggunakan satu buah mikrokontroler.

Tugas mikrokontroler adalah sebagai penerima input langsung dari

user, menyimpan data inputan dari user tersebut, sebagai pengkoordinasi

waktu dengan menggunakan RTC DS1307, sebagai pewaktu dan

pengontrol pemberian pakan ikan. Selain itu juga, RTC DS1307 digunakan

sebagai penyimpan data dikarenaka jumlah RAM Internal pada

mikrokontroler kurang mencukupi, selain itu juga memori yang ada pada

RTC DS1307 bersifat non-volatile, sehingga nilai yang telah ditentukan

untuk setiap parameter akan tetap tersimpan walaupun listrik padam.

Selain tugas tersebut, mikrokontroler juga memiliki tugas sebagai

penerima inputan dari peralatan luar sebagai pembaca keadaan akuarium

seperti sensor-sensor dan sekaligus sebagai pengontrol peralatan akuarium

seperti pompa air. Mikrokontroler tersebut menggunakan komunikasi

serial.

3.4. Kebutuhan Perancangan Hardware

Dalam pembuatan Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian

Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini komponen-komponen

yang dibutuhkan adalah sebagi berikut:

1. LCD Dot Matrix

(54)

3. Sensor Suhu LM35

12. Battery Lithium 3V CR 2032

13. Sensor Ketinggian Batas Atas

14. Sensor Ketinggian Batas Bawah

15. Relay

16. ADC ADS7822

17. Mikrokontroler AT89S52

3.5. Cara Merancang

Merancang Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan

Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler bukanlah suatu hal yang mudah

dan tidak dapat dilakukan oleh banyak kalangan. Dalam menjalani Tugas Akhir

ini penulis ingin memaparkan bagaimana cara merancang sistem ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Merancang dan menyusun akuarium dan pelengkap pendukungnya.

(55)

3. Merancang dan membuat perangkat keras sistem pengontrol peralatan

akuarium.

4. Merancang dan membuat perangkat lunak sistem pemeliharaan ikan hias

air tawar berbasis mikrokontroler.

3.6. Analisis Perancangan

Analisis perancangan pada Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan

Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

3.6.1. Analisis Perancangan Pemberian Pakan Ikan

Untuk pemberian pakan diperlukan auto feeder untuk menyimpan

pakan ikan. Untuk mengeluarkan pakan tersebut dengan cara membuka

sebagian penutup katup sesuai dengan keinginan pemilik dan banyaknya

ikan dalam akuarium.

Perancangan untuk pemberian pakan ikan dilakukan setiap 8 jam

sekali. Proses pemberian pakan ini menggunakan auto feeder. Setiap 8 jam

sekali tersebut, auto feeder berputar selama 5 detik karena terdapat Motor

DC pada auto feeder yang berfungsi agar auto feeder dapat berputar untuk

mengeluarkan pakan ikan.

3.6.2. Analisis Perancangan Pergantian Air

Pergantian air dilakukan setiap 72 jam sekali. Proses pergantian air

(56)

Dan juga menggunakan 2 sensor ketinggian, yaitu sensor ketinggian batas

atas dan sensor ketinggian batas bawah.

Ketika pump time = 72 jam, maka pompa kuras air bekerja untuk

membuang air sebatas sensor batas bawah. Setelah air telah mencapai

sensor ketinggian batas bawah, maka pompa kuras air akan berhenti untuk

membuang air. Kemudian digantikan dengan pompa isi air yang bekerja

untuk mengisi air ke dalam akuarium sebatas sensor ketinggian batas atas.

Setelah air mencapai sensor ketinggian batas atas, maka pompa isi air akan

berhenti untuk mengisi air ke dalam akuarium. Proses tersebut bekerja

setiap 72 jam sekali.

3.6.3. Analisis Perancangan Pengukuran Suhu

Suhu air dalam akuarium di-set sebesar 260C. Untuk mengukur

suhu diperlukan sensor suhu LM35 untuk mengetahui suhu air dalam

akuarium, IC LM358 sebagai penguat sensor suhu dan heater.

Proses ini akan bekerja ketika suhu air dalam akuarium

menunjukkan dibawah 260C, maka heater akan bekerja untuk

menormalkan suhu air dalam akuarium menjadi 260C. Heater dikatakan

bekerja dengan adanya tanda lampu pada heater berwarna merah menyala.

Ketika lampu pada heater telah padam, maka suhu air dalam akuarium

telah normal dan berhenti bekerja. Biasanya suhu air dalam akaurium akan

(57)

3.7. Rancangan dan Analisis Sistem

Berikut ini cara kerja Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan

Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler saat dijalankan.

3.7.1. Rancangan Pemberian Pakan

Proses pemberian pakan, auto feeder akan berputar dengan bantuan

motor DC selama 5 detik untuk mengeluarkan pakan ikan. Agar pakan

ikan tersebut dapat keluar, maka katup pada auto feeder dibuka sebagian

dengan menyesuaikan banyak ikan yang ada dalam akuarium. Proses ini,

akan bekerja setiap 8 jam sekali setiap harinya.

Gambar 3.3. Pemberian Pakan

Rancangan pemberian pakan ini diperlukan auto feeder sebagai

tempat menyimpan pakan ikan. Pada auto feeder terdapat katup pembuka

dan penutup untuk menyesuaikan banyaknya pakan ikan yang akan

dikeluarkan. Selain auto feeder, rancangan diperlukan feeding timer dan

(58)

setiap 8 jam sekali. Sedangkan valve timer, berfungsi sebagai perputaran

auto feeder selama 5 detik. Sehingga rancangan pemberian pakan ikan

akan bekerja setiap 8 jam sekali dan berputar selama 5 detik.

  3.7.2. Rancangan Pengukuran Suhu

Dalam perancangan pengukuran suhu, digunakan sensor suhu

LM35. Sensor ini memiliki respon yang linier terhadap perubahan suhu,

yaitu +10 mV/0C, dengan output -550 mV pada suhu -550C dan 1500 mV

pada suhu 1500C. Sensor suhu LM35 ini berfungsi untuk mengetahui suhu

air. Untuk perancangan pengukuran suhu, telah ditetapkan suhu normal

sebesar 260C.

(59)

Gambar 3.5. Heater Selesai Bekerja

Pada Gambar 3.4., suhu dibawah 260C, maka akan menyalakan

pemanas (heater), namun apabila suhu telah mencapai 260C atau lebih,

maka pemanas (heater) akan mati, seperti pada Gambar 3.5..

3.7.3. Rancangan Pergantian Air

Proses pergantian air dengan menggunakan 2 pompa air, yaitu

pompa isi air dan pompa kuras air. Proses ini bekerja ketika pump timer

menunjukkan waktunya yaitu 72 jam. Pompa kuras air akan membuang air

dalam akuarium sebatas sensor ketinggian air batas bawah. Ketika air

sudah sebatas sensor ketinggian batas bawah, maka pompa isi air yang

bekerja untuk mengisi air ke dalam akuarium. Proses ini akan bekerja

(60)

Gambar 3.6. Proses Pembuangan air

Gambar 3.7. Proses Pengisian air

Keadaan awal saat pergantian air, air dalam ketinggian sebatas

sensor ketinggian batas atas, yang kemudian pompa kuras bekerja untuk

membuang air sebanyak sepertiga dari volume air awal atau sebatas sensor

batas bawah (seperti Gambar 3.6.). Setelah air dibuang sampai sensor

ketinggian batas bawah, maka pompa isi mulai bekerja untuk mengisi air

(61)

3.8. Rancangan Komponen

Perencanaan perangkat keras pada tugas akhir ini menggunakan

Mikrokontroler AT89S52 sebagai sistem kontrol utama pada Sistem Pengendalian

Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis

Mikrokontroler. Dan dihubungkan dengan perangkat luar antara lain rangkaian

sensor suhu LM35 dengan menggunakan IC LM358 untuk mengetahui suhu air

dalam akuarium, rangkaian sensor ketinggian dengan menggunakan 2 sensor

ketinggian yaitu sensor ketinggian batas atas dan sensor ketinggian batas bawah,

dan rangkaian auto feeder dengan menggunakan motor DC dan relay. Gambar

3.8. merupakan rancangan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan Sistem

Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis

(62)

 

Gambar 3.8. Rancangan Komponen PCB 

(63)

pada Gambar 3.8. adalah :

3.8.1. LCD Dot Matrix

LCD Dot Matrix merupakan perangkat yang berfungsi untuk

menampilkan setting timer, pumping time (PT), set temperature (ST),

feeding time (FT), dan valve time (VT) yang ada pada program.

3.8.2. ADC ADS7822

ADC ADS7822 merupakan perangkat yang berfungsi untuk

menghubungkan sensor suhu LM35 yang diperkuat dengan IC LM358 ke

Mikrokontroler AT89S52 yang digunakan untuk membaca suhu air dalam

akuarium.

3.8.3. Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 merupakan perangkat yang berfungsi untuk

mengukur suhu dalam akuarium.

3.8.4. IC LM358

IC LM 358 merupakan perangkat tambahan untuk sensor suhu,

dimana IC LM358 tersebut berfungsi sebagai penguat (Gain) setelah

menerima masukan dari sensor suhu.

3.8.5. Battery Lithium 3V CR2032

Pada rangkaian ini, diperlukan Battery Lithium 3V CR2032 yang

digunakan sebagai pendukung ADC ADS7822 untuk membantu membaca

(64)

3.8.6. Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler itu sendiri merupakan chip yang berfungsi sebagai

control utama pada Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan Pemberian

Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler.

3.8.7. Heater

Heater ini merupakan perangkat tambahan yang berfungsi sebagai

penghangat air dalam akuarium. Jika suhu air dalam akuarium dibawah

260C, maka heater mulai bekerja.

3.8.8. Auto Feeder

Food feeder ini merupakan perangkat tambahan yang berfungsi

sebagai tempat penyimpan pakan. Selain itu juga dapat berfungsi untuk

mengeluarkan pakan secara otomatis ketika set feed tepat pada waktu

default-nya yaitu 8 jam sekali.

3.8.9. Pompa Kuras Air

Pompa kuras air merupakan perangkat tambahan yang berfungsi

sebagai pompa pembuangan air. Ketika pump timer (72 jam) maka pompa

kuras air ini mulai bekerja untuk membuang air yang ada dalam akuarium

sebatas sensor batas bawah. Ketika air sudah mencapai sensor batas

bawah, maka pompa kuras air ini berhenti.

3.8.10.Pompa Isi Air

Pompa isi air merupakan perangkat tambahan yang berfungsi

sebagai pompa pengisian air. Pompa ini mulai bekerja, ketika air yang

dibuang telah mencapai sensor batas bawah yang kemudian pompa ini

(65)

3.8.11.Air Pump 

Air pump merupakan perangkat tambahan yang berfungsi sebagai

(66)

4.1. Kebutuhan Sistem

Dalam pengerjaan sistem pengendalian ruang budidaya dan pemberian

pakan ikan secara otomatis berbasis mikrokontroler ini ada dua hal penting yang

perlu disiapkan yaitu kebutuhan software dan kebutuhan hardware yang

digunakan untuk membuat dan menjalankan program ini.

4.1.1. Perangkat Sistem

Perangkat yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem pengendalian

ruang budidaya dan pemberian pakan ikan secara otomatis berbasis

mikrokontroler dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 ini

termasuk dalam pembuatan laporan adalah perangkat keras (hardware)

dan perangkat lunak (software). Penggunaan hardware yang baik akan

lebih memudahkan dalam menjalankan dan pembuatan program, untuk itu

diperlukan seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosessor Intel Core 2

2. Hard disk 1.5 GB

Untuk membuat dan menjalankan program ini maka diperlukan

software pendukung, yaitu :

1. Sistem operasi Microsoft Windows 7 Professional.

(67)

3. Easy Assembler

4.2. Prosedur Pemasangan

Ada beberapa cara yang harus dilakukan sebelum program dibuat dan

dimasukkan ke dalam chip, yaitu :

1. Buka software Easy Assembler, setelah itu buka file yang disimpan dengan

format .txt.

2. File tersebut masih dalam bentuk Binary File.

Gambar 4.1. Format Binary File

3. File tersebut harus diubah menjadi Intel-HEX File, dengan cara mengubah

output format.

4. Pilih output format kemudian pilih Intel-HEX File, seperti pada gambar

(68)

Gambar 4.2. Proses Pengubahan dari Binary File menjadi Intel-HEX File

5. Setelah format output diubah menjadi Intel-HEX File, kemudian di-compile

dengan menekan tombol F9 pada keyboard atau dengan cara seperti pada

gambar dibawah ini.

Gambar 4.3. Proses compile

6. Setelah proses compile dan tidak terdapat error, maka proses tersebut

(69)

Gambar 4.4. Proses compiler sukses

4.3. Penjelasan Program

Pada penjelasan program kali ini akan dibahas tentang implementasi

program yang merupakan hasil dari analisa dan perancangan sistem pada bab

sebelumnya. Implementasi program ini ditujukan untuk penggemar ikan hias yang

memelihara akan dalam berinteraksi dengan sistem yang dihasilkan.

Sebelum memulai penjelasan harus melewati beberapa tahap untuk dapat

menyelesaikan sistem ini. Adapun tahap yang harus dilalui adalah mengisi data

Mikrokontroler AT89S52.

Mikrokontroler sebagai IC atau pengendali dari alat-alat yang lain

sehingaa IC didalam mkrokontroler membtutuhkan perintah-perintah yang akan

digunakan untuk menjalankan perangkat tambahan. Untuk mengisi data ke

(70)

Penggunaan mikrokontroler harus memenuhi semua alat yang dibutuhkan,

apabila terdapat salah satu alat yank tidak berfungsi maka sistem ini tidak dapat

bekerja dengan sempurna.

4.4. Implementasi

Pada tahapan ini akan dibahas mengenai implementasi program dan

perangkat dari perancangan sistem yang telah dibahas sebelumnya.

4.4.1. Implementasi Program

Dalam implementasi program ini akan ditampilkan sebagian dari

coding untuk membuat Sistem Pengendalian Ruang Budidaya dan

Pemberian Pakan Ikan Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Setelah

coding tersebut dibuat, kemudian coding tersebut dimasukkan ke dalam

chip agar dapat menjalankan perintah-perintah untuk sistem ini. Berikut

merupakan cuplikan dari sebagian coding :

1. Deklarasi Konstanta

a. Deklarasi waktu untuk jadwal pemberian pakan.

TFeedDef_C EQU 8 ; dalam jam 

b. Deklarasi waktu untuk jadwal pergantian air.

TPumpDef_C EQU 72 ; dalam jam

c. Deklarasi waktu untuk perputaran auto feeder.

(71)

d. Deklarasi suhu.

SPTempDef_C EQU 26 ; dalam derajat celcius

2. Pendefinisian data bit pada port Mikrokontroler AT89S52

Pump1_P BIT p2.0 ; act HI, pump out

button1_P BIT p1.5 ; tombol inisialisasi timer

(72)

3. Pendefinisian konstanta pada memori

FeedSec_M EQU 2Dh ; waktu feeding dalam detik

FeedMin_M EQU 2Eh ; waktu feeding dalam menit

FeedHour_M EQU 2Fh ; waktu feeding dalam jam

PumpSec_M EQU 45h ; waktu pumping dalam detik

PumpMin_M EQU 46h ; waktu pumping dalam menit

PumpHour_M EQU 47h ; waktu pumping dalam jam

TFeeding_M EQU 4Bh ; time feeding

TPumping_M EQU 4Ch ; time pumping

TValve_M EQU 4Dh ; time valve

4. Pendefinisian data bit pada bit memori

LSUp_F BIT 00h ; level sensor atas

LSDn_F BIT 01h ; level sensor bawah

Button1_F BIT 02h ; tombol inisialisasi timer

Button2_F BIT 03h ; tombol feeding

Button3_F BIT 04h ; tombol pumping

HEater_F BIT 06h ; heater

Feeding_F BIT 07h ; feeding

Pumping_F BIT 08h ; pumping

FeedOK_F BIT 0Bh ; hasil feeding

5. Cek default byte

a. Load Setting

Load_Setting

MOV b,#TFeedingAddr_C ; #TFeedingAddr_C = 10h

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

LCALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

(73)

MOV b,#TPumpingAddr_C ; #TPumpingAddr_C = 11h

LCALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV TPumping_M,a

MOV b,#TValveAddr_C ; #TValveAddr_C = 12h

LCALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV TValve_M,a

MOV b,#SPTempAddr_C ; #SPTempAddr_C = 0Fh

LCALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV SPTemp_M,a

RET ; kembali

b. Load Feed Time

Load_Feed_Time

MOV b,#FeedTimeAddr_C ; # FeedTimeAddr_C = 09h

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

ACALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV FeedHour_M,a

INC b

ACALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV FeedMin_M,a

INC b

ACALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV FeedSec_M,a

RET ; kembali

c. Load Pump Time

Load_Pump_Time

MOV b,#PumpTimeAddr_C ; #PumpTimeAddr_C = 0Ch

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

ACALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV PumpHour_M,a

INC b

(74)

MOV PumpMin_M,a

INC b

ACALL Read_I2C ; panggil prosedur Read_I2C

MOV PumpSec_M,a

RET ; kembali

d. Save Setting

Save_Setting

MOV b,#TFeedingAddr_C ; #TFeedingAddr_C = 10h

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

MOV a,TFeeding_M

LCALL write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV b,#TPumpingAddr_C ; #TPumpingAddr_C = 11h

MOV a,TPumping_M

LCALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV b,#TValveAddr_C ; #TValveAddr_C = 12h

MOV a,TValve_M

LCALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV b,#SPTempAddr_C ; #SPTempAddr_C = 0Fh

MOV a,SPTemp_M

LCALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

RET ; kembali

e. Save Feed Time

Save_Feed_Time

MOV b,#FeedTimeAddr_C ; # FeedTimeAddr_C = 09h

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

MOV a,FeedHour_M

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV a,FeedMin_M

INC b

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

(75)

INC b

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

RET ; kembali

f. Save Pump Time

Save_Pump_Time

MOV b,#PumpTimeAddr_C ; #PumpTimeAddr_C = 0Ch

MOV r0,#0

MOV r1,#1101b

MOV a,PumpHour_M

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV a,PumpMin_M

INC b

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

MOV a,PumpSec_M

INC b

ACALL Write_I2C ; panggil prosedur Write_I2C

RET ; kembali

g. Cek level sensor ketinggian batas atas

Check_LS ; cek sensor ketinggian

JB Pumping_F,CLSJ1

RET ; kembali

CL1J1 JB LSUp_P,CLJ1

DJNZ r7,CL1J1 ; kurangi R7 dgn 1, jika blm = 0

; loncat ke prosedur CL1J1

DJNZ r6,CL1J2 ; kurangi R6 dgn 1, jika blm = 0

; loncat ke prosedur CL1J2

(76)

; LS UP ON -> ada air

MOV a,PumpState_M

CJNE a,#1,LS1J1 ; jika ≠ 1, lompat ke LS1J1

CLR Pump2_P

CLR Pumping_F

MOV dptr,#PumpingOK_SMS

CLR a

MOVC a,@a+dptr

MOV SMSLength_M,a

INC dptr

MOV r0,#SMSBuff_M

LCALL Put_Text_Buff

MOV a,Temp_M

MOV r0,#SMSBuff_M+14

LCALL Put_2_Digit_Buff

LCALL Send_SMS

RET ; kembali

LS1J1

RET ; kembali

CLJ1 JNB LSUp_F,CLJ1a

MOV r6,#250

CL1J4 MOV r7,#250

CL1J3 JNB LSUp_P,CLJ1a

DJNZ r7,CL1J3 ; kurangi R7 dgn 1, jika blm = 0

h. Cek level sensor ketinggian batas bawah

; --- Limit switch down

JB LSDn_P,CLJ2

JB LSDn_F,CLJ2a

MOV r6,#250

Gambar

Gambar 2.4. Penampakan Cursor Pada LCD Ketika C = 1
Gambar 2.6. Karakteristik LM35
Gambar 2.7. RTC DS1307
Gambar 2.9. Simbol diagram dan gambar fisik op-amp 358
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui bagaimana guru mata pelajaran pengantar akuntansi kelas X Program Keahlian Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar

Sampai saat ini belum ada literatur yang memberikan informasi tentang metode ekstraksi yang terbaik untuk lemak yang merupakan salah satu tahapan dalam

Dalam konteks inilah upaya perbaikan kualitas kinerja dan motivasi guru yang bermuatan pembentukan karakter dilakukan melalui pendekatan manajemen pendidikan Islam,

Anak berhak mendapatkan asuhan, yaitu memperoleh pendidikan dan pemeliharaan untuk mengurus makan, minum, pakaian dan kebersihan si anak pada priode kehidupan

MongoDB won’t just distribute every piece of data you’ve ever stored: you have to explicitly turn sharding on at both the database and collection levels.. When we start adding data,

proses mentoring itu sendiri, apabila terjadi proses mentoring maka hal ini tidak akan begitu berdampak atau berpengaruh terhadap kepuasan kerja. karena proses mentoring

Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut

Ketiga Pendekatan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau maksud yang dicapai oleh guru. Sistem pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru di sekolah dapat