• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KETERAMPILAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung. Kec Cibitung. Kab. Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KETERAMPILAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung. Kec Cibitung. Kab. Sukabumi."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedurpenelitian.Jakarta:RinekaCipta.

Bahri, Syaiful. (2002). PsikologiBelajar. Jakarta: PT RinekaCipta. Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994).

Kusmaedi, Nurlan. (2010). Modul Permainan Tradisional. FPOK UPI. Mendiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Mardiana, Ade. Dkk (2009). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta Universitas terbuka.

Nurhasan.(2000). TesdanPengukuranPendidikanOlahraga.FPOK UPI.

________ (2001).TesdanPengukuranDalamPendidikanJasmani: Prinsip-prinsipdanPenerapan. DirektoratJenderalOlahraga, Depdiknas.

PedomanPenulisanKaryaIlmiah (2011)

Purwanto, Ngalim. (2008). PsikologiPendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Rasyidin, Waini. Dkk (2009). Landasan Pendidikan. MKDP UPI Bandung. Rahayu, Sri. (2004). BelajarMudah SPSS.Alfabeta.

Ridwan.(2009). Dasar-dasarStatistika. Bandung: Alfabeta.

Saputra, Yudha. Dkk (2007). Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. MKU UPI Bandung.

(2)

Sukardi. (1995). Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: Bineka Cipta.

Tampubolan. (1991). Mengembangkan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.

Uhamisastra.(2010). ModulOlahragaTradisional. Bandung: FPOK UPI

Yusuf, SyamsuldanNurihasan, Juntika.(2008). LandasanBimbingandanKonseling. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Walpole, E Ronald.Dkk (1995).IlmuPeluangdanStatistikaUntukInsinyurdanilmuwan. Bandung: ITB.

(//safawi.multiply.com/2007 Wikipedia Indonesia).

(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031AG

US_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Mo

dul_7-_Keterampilan_dan_Taksonomi_Gerak.pdf)

(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/pengertian-minat.html).

(http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/arti-penerapan-menurut-ahli) (//safawi.multiply.com/2007 Wikipedia Indonesia).

(http://pendidikananakusiadini2.blogspot.com/2011/02/permainan-menjala-ikan.html)

(http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2291891-pengertian-keinginan/#ixzz21oFoSfnG)

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang salah satu sarana tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Disinilah diharapkan terciptanya suatu interaksi aktif antara guru dengan siswanya. Interaksi disini merupakan

makna yang paling utama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan

jasmani secara keseluruhan. Sehingga tujuan pendidikan jasmani sebaiknya selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan Indonesai. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang nomer 2 1989 dalam

(http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.htm) tentang sistem pendidikan nasional yang menegaskan bahwa “Pendidikan nasional sebagai suatu sistem yang dalam

pelaksanaanya harus dipahami sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari semua kesatuan dalam kegiatan pendidikan”. Ada tiga ranah yang menjadi tujuan

pendidikan jasmani diantaranya tujuan dalam ranah Kognitif (pemikiran,

pemahaman, pengetahuan), Afektif (sifat, sikap, perasaan, minat, partisipasi), Psikomotor (gerak, fisik, keterampilan). Pendidikan dipandang sebagai usaha

(4)

Undang-Undang sistem pendidikan nasional tahun (2003:3) Bab II pasal 3

mengungkapkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriamn dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Melihat perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, maka

pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan selama ini masih dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Pada dasarnya pendidikan jasmani

merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui pembelajaran yang diarahkan dan mendorong kepada pendidik agar seluruh potensi peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai suatu tujuan secara utuh dan menyeluruh. Selain itu

pengertian pendidikan jasmani secara modern yaitu suatu proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media atau alat pembelajaran menurut Yudha Saputra, dkk (2008:40) “pendidikan jasmani merupakan

pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik dan olahraga sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.

Sejalan dengan pemikiran di atas Nixim dan Cozens (1959) yang di kutip oleh Ade Mardiana dkk (2009:14) mengemukakan “Pendidikan jasmani adalah

(5)

yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut”.

Berdasarkan uraian di atas maka pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting dan unik dibandingkan bidang studi lainnya, karena

pendidikan jasmani mempunyai peran yang lebih besar dari mata pelajaran lainnya untuk membina dan melatih keterampilan. Hal ini menjadi kelebihan pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika pelajaran lain lebih

mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan jasmani akan terbina aspek -aspek atau ranah-ranah pendidikan jasmani yang menjadi ciri khas

dari pendidikan diantaranya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Permainan tradisional adalah permaianan yang dimainkan oleh anak-anak dengan alat-alat yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat, maka

ia boleh ikut bermaian. Permaianan tradisional merupakan permaianan yang penuh nilai-nilai dan norma-norma yang luhur yang berguna bagi anak-anak untuk

memahami dan mencari keseimbangan dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, permaianan tradisional yang diciptakan oleh leuhur bangsa ini pun berdasarkan atas banyak pertimbangan dan perhitungan. Hal ini laluhur kita

mempunyai harapan agar nilai-nilai yang disiapkan pada setiap permainan tersebut dapat dilaksanakan anak-anak dalam setiap tindakan dan perbuatanya

dengan penuh kesadaran atau tanpa adanya paksaan.

Permainan tradisional merupakan suatu permainan yang berasal dari daerah masing -masing yang kemudian di kembangkan dan dilestarikan menjadi

(6)

kedalam kurikulum pembelajaran di setiap sekolah -sekolah baik di tingkat Taman Kanak-kanak ( TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan

Sekolah Menengah Atas (SMA). Perkembangan permainan tradisional saat ini cenderung kurang populer, karena permainan tradisional sudah mulai di

tinggalkan sehingga kurang digemari dan di minati oleh kalangan remaja karena saat ini banyak olahraga yang bersifat modern sehingga terancam akan punah.

Permainan tadisional bisa di mainkan sendiri, berpasangan, kelompok

kecil, kelompok besar, dengan teman sebaya, bahkan dengan orang dewasa. Mereka bermain dengan alat bermaian yang unik yang di buat oleh anak-anak itu

sendiri bahkan orang dewasa pun ikut membantu dengan menggunakan alat-alat dari barang bekas, benda-benda atau tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Permainan tradisional di antaranya kucing tangkap, hitam-hijau, oray-orayan,

bebentengan, jala ikan, lompat tali, egrang, galah asin, gatrik, boy-boyan, sondah, sorodot gaplaok, kucing bola, balap karung. itu semua melibatkan fisik, sosial,

emosional, kognitif. Menurut Montessori yang dikutif oleh Nurlan Kusmaedi dalam buku modul permainan tradisional (2010 : iii) mengemukakan:

1. Bermain melibatkan motivasi intrinsik dan spontanitas anak sebagai individu.

2. Bermain aktif melibatkan anak tenggelam dalam dunia mereka sebagai anak.

3. Bermain sangat lentur, mendorong dari mereka mampu berubah menyesuaikan diri saat bermaian dengan mengikuti berbagai aturan yang dibuat dengan cara – caranya.

4. Dalam bermain ada sebuah proses yang dilalui anak, bukan hanya perolehan hasil semata.

Sejalan dengan uraian di atas penulis mengemukakan permainan

(7)

si pelaku, di dalamnya terdapat nilai-nilai dan norma-norma pendidikan yang mengarah pada pendidikan jasmani. Permainan tradisional harus di lestariakan

dan di kembangkan kepada generasi muda sekarang ini karena permainan tradisional hampir punah karena tergeser oleh permainan-permainan modern.

Pada umumnya untuk mengikuti aktivitas disebabkan karena adanya minat dalam diri siswa itu sendiri, minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri seseorang sehingga menjadi tertarik, menyukai dan menyayangi terhadap setiap

aktivitas atau objek dan benda. Secara umum minat dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan, keinginan, atau kesukaan terhadap setiap kegiatan atau aktivitas pendidikan jasmani. Minat akan timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan

yang berkenaan dengan dirinya. Penjelasan di atas sejalan dengan yang di kemukakan oleh Hurlock (1990:144), “bahwa semakin sering minat diekspresikan

dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Sejalan dengan pemikiran di atas

Natawijaya (1978:94) mengemukakan bahwa “ Minat adalah suatu pemusatan

perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan”.

(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/pengertian-minat.html).

Berdasarkan pemikiran diatas minat merupakan tingkah laku seseorang secara tidak sengaja akan timbul apabila orang itu penuh kemauan, rasa

(8)

kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya prilaku atau tingkah laku seseorang mencakup segala hal yang dilakukan dan dialami oleh setiap orang.

Hal ini akan berkaitan dengan hal-hal yang disebut sebagai sifat, bakat, minat dan sikap. Sebab pada dasarnya seseorang yang melakukan sesuatu atau memunculkan prilaku tertentu, berarti ia memperlihatkan sikapnya, menunjukan sifatnya, bakat

dan minatnya. Dengan kata lain bahwa prilaku seseorang sebenarnya merupakan perwujudan dari sifat, sikap, minat, bakatnya dan pribadinya walau masih dipengaruhi oleh hal-hal lain.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru terlalu terpokus pada pemahaman pembelajaran yang dulu yang selalu dalam mengajar menggunakan pendekatan

teknik sehingga anak jenuh untuk melakukan pendidikan jasmani. Strategi dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang kurang tepat. Adapun beberapa indikator

yang menyebabkan tidak berhasilnya proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi di antaranya: (1) gaya mengajar masih tradisional terlalu terpokus pada pemahaman pembelajaran yang dulu, (2)

tugas gerak dilaksanakan tidak maksimal karena anak kurang termotivasi, (3) siswa merasa jenuh dengan pengulangan-pengulangan gerakan (lebih

(9)

waktu aktif yang digunakan masih rendah, (8) kurang memahami tujuan pendidikan jasmani dan (9) pemanasan sebelum melakukan pembelajaran

pendidikan jasmani masih menggunakan setatis dinamis. (Hasil wawancara lewat alat telekomunikasi dari salah satu murid SMP Negeri 1 Cibitung, Kecamatan

Cibitung, Kabupaten Sukabumi, yang bernama Ainun, kelas VIII, wawancara dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2011).

Kemampuan untuk menampilkan keterampilan merupakan suatu

keistimewaaan manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT. Dalam proses pembelajaran tentunya para siswa di tuntut untuk mempunyai keterampilan untuk menunjang hidupnya semasa dewasa nanti. Schmidt (1991) mencoba

menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R. Guthrie, yang mengatakan bahwa: "Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum”. Sejalan dengan pemikiran di atas

Singer (1980) menyatakan bahwa "keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif”.

(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Mo dul_7-_Keterampilan_dan_Taksonomi_Gerak.pdf).

(10)

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik ingin meneliti tentang: Penerapan Permainan Tradisional Dalam Upaya

Meningkatkan Minat dan Keterampilan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Melalui Penerapan Permainan Tradisional Akan Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi?

2. Apakah Melalui Penerapan Permainan Tradisional Akan Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi?

C. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang ada sesuai dengan masalah yang penulis lihat

dari lapangan dan dari guru pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi dan fakta

(11)

mengajar pendidikan jasmani kurang bisa melakukan Pembelajaran, Aktif, Inopatif, kreatif, Efisien, dan Menyenangkan (PAIKEM).

Berdasarkan identifikasi masalah di atas model pembelajaran yang monoton dan kurangnya inovasi untuk membuat siswa aktif bergerak ketika

proses pembelajaran berlangsung. Hal ini yang menjadi persoalan pokok tidak tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang diharapkan terutama di SMP Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.

D. Tujuan Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:49) “Tujuan penelitian adalah

rumusan kalimat yang menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

1. Tujuan Umum,

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah “ untuk mengetahui bagaimana Penerapan Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Minat dan

Keterampilan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi”.

2. Tujuan Khusus,

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(12)

b) Bagaimana penerapan permainan tradisional dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil peneletian diharapkan akan bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan

bagi lembaga pendidikan berupa manfaat teoretis sekaligus manfaat praktis, antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

1. Meningkatkan pembelajaran anak. 2. Meningkatkan kebugaran jasmani anak.

3. Mengetahui permaian tradisioanl dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa senang terhadap proses

pendidikan jasmani yang diberikan oleh guru.

5. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pemikiran konsep belajar

melalui permainan tradisional. 2. Bagi Guru

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan

permainan tradisional bagi siswa.

2. Meningkatkan permainan trdisional melalui minat siswa pada

pembelajaran pendidikan jasmani.

(13)

4. Mengembangkan kemampuan dalam penerapan permainan tradisional.

3. Bagi Sekolah

1. Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam mengambangkan

pembelajaran

2. Mendorong siswa untuk berprestasi melalui pembelajaran Aktif, Inopatif, Kreatif, Efesien, dan Menyenangkan (PAIKEM).

(14)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Cibitung. Tepatnya di SMP Negeri

I Cibitung.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat

serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini selain diperoleh dari pengamatan langsung, dan

juga diperoleh dari studi literatur. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah: siswa-siswi kelas VIII yang berjumlah 33 orang tahun ajaran 2012/2013.

Dalam penelitian ini penulis menganggap subjek penelitiannya sebanyak

33 orang karena penulis menganggap bahwa subjek penelitian tersebut representatif purposif, karena dapat mewakili dan memberikan data yang

berkaitan dengan penelitian ini, sehingga mampu memberikan keterangan-keterangan yang sesungguhnya, selain itu penulis berupaya memperoleh informasi-informasi lain untuk menambah dan menguatkan data penelitian.

B. Metode Penelitian

(15)

tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dalam hal ini, metode eksperimen yang penulis maksud adalah Quasi

Experimental. Metode ini di gunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh

atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan pencobaan dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan, sebab akibat,

dengan cara membandingkan satu kelompok eksperimental satu atau lebih dengan kelompok kontrol. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang

dicobakan, dalam penelitian ini yang dicobakan merupakan variabel bebas yaitu permainan tradisional untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu minat dan keterampilan siswa.

C. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173), populasi yaitu “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi merupakan jumlah data yang akan dijadikan objek

penelitian. Sugiyono (2007:80) menjelaskan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat Sugyiono diatas populasi merupakan objek yang akan diteliti, bukan hanya orang tetapi benda yang mempunyai kualitas dan

(16)

penelitian tersebut mempunyai hasil dan kesimpulan yang berarti. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Cibitung, Kec.

Cibitung, Kab. Sukabumi.

Keadaan populasi lebih jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 VIII A 15 13 28

2 VIII B 11 14 25

3 VIII C 11 17 28

4 VIII D 13 15 28

Jumlah Total 109

Arikunto (2010:173)

2. Sampel penelitian

Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, peneliti membatasi subjek penelitian yang akan diteliti yakni dengan melakukan penelitian sampel.

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2007:82) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik random (acak). Untuk menentukan

sampel dalam penelitian ini penulis merujuk pada pendapat Arikunto (2006:134): “… untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari

(17)

populasi. Selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil 10%-25% atau lebih”.

Dengan demikian, peneliti mengambil sampel sebanyak 30% dari jumlah populasi 109 orang, dengan tipa orang memiliki kesempatan yang sama untuk

menjadi sampel. Penentuan pengambilan sampel dengan presentase 30% adalah atas pertimbangan peneliti berkenaan dengan kemampuan peneliti dilihat dari waktu. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka jumlah sampel penelitian ini

ditentukan sebesar 30% dari populasi atau 30% x 109 orang = 33. Jadi sampel penelitian adalah 33 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Kelas VIII Jumlah Siswa

1 VIII A 9

2 VIII B 6

3 VIII C 9

4 VIII D 9

Jumlah Sampel 33

Sugiyono (2007:82)

Karakteristik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siswa-siswi SMP Negeri 1 Cibitung kelas VIII, Kec. Cibitung, Kab.

(18)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran pengertian agar tidak

keliru mengenai permasalahan yang muncul dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang menyangkut hal-hal penting

berkaitan dengan judul yang dipilih peneliti sebagai berikut:

1. Penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Dalam penelitian ini

hubungan antara variabel X dan Y sangan berkaitan. Variabel bebas atau variabel X (permainan tradisional) dengan variabel terikat atau variabel Y

(minat dan Keterampilan siswa dalam pembelajaran jasmani)

2. Permainan tradisional yaitu Permainan tradisional adalah permaianan yang dimainkan oleh anak-anak dengan alat-alat yang sederhana, tanpa mesin,

asalkan anak tersebut sehat, maka ia boleh ikut bermaian.

3. Minat menurut Natawijaya (1978:94) mengemukakan bahwa “Minat adalah

suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan”.

4. Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan

kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. 5. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas

fisik dan olahraga sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

6. Siswa adalah peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di

(19)

Penelitian yang dilakukan peneliti melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

permainan tradisional. Sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah minat dan keterampilan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di kelas VIII SMP

Negeri 1 Cibitung, Kec. Cibitung, Kab. Sukabumi. Berikut gambaran visual hubungan antara kedua variabel tersebut adalah:

Variabel X (Independen/Bebas) Variabel Y (Dependen/Terikat)

Gambar 3.1

Hubungan Antara Variabel Penelitian

E. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan

pretes-posttest control group design sebagai desain penelitiannya.

Dalam hal ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian

sampel diberikan perlakuan atau treatment sebanyak 12 pertemuan. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakuakn tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal

dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Selanjutnya untuk

Penerapan Permaian Tradisional

Minat dan Keterampilan Dalam Pembelajaran

(20)

mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikasi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Sugyiono (2007:76) mengambarkan desainya sebagai

berikut:

Gambar 3.2 Desain Penelitian Sugiyono (2007:79) Keterangan:

A = adalah kelompok eksperimen B = adalah kelompok kontrol

X = adalah treatment berupa pembelajaran melalui permainan

tradisional

01 dan 03 = adalah tes awal atau observasi awal

02 dan 04 = adalah tes akhir atau observasi akhir

A 01 X 02

(21)

Adapun langkah-langkah penelitiannya dideskripsikan dalam bentuk bagan 3.

Gambar 3.3 Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Tes awal: lari cepat 50 meter, push up, set-up, pertikal jum,dan angket

Treatment/Perlakuan

Kelompok eksperimen: Pembelajaran permainan

tradisional

Tes akhir: lari cepat 50 meter, push up, set-up, pertikal

jum,dan angket

Kelompok kontrol

Analisis Data

(22)

F. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang dipakai adalah paradigma ganda dengan dua

variabel dependen.

Gambar 3.4 Paradigma Ganda

Keterangan:

X = Permainan Tradisional

Y1 = Minat Siswa

Y2 = Keterampilan Siswa

Gambar Y2 digunakan teknik korelasi sederhana demikian juga untuk Y1 dan Y2. Gambar 3.3 paradigma ganda tersebut dengan satu variabel independen

dan dua variabel dependen .Untuk mencari besarnya hubungan atau pengaruh antara X dengan Y1, dan X dengan Y2.

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik, fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugyiono, 2009:148).

X

Y2

(23)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa angket. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Program pembelajaran. b. Lembar angket.

Angket atau kuesioner diisi oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana

minat siswa dalam mengikuti pendidikan jasmani sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, yaitu menerapakan permaianan tradisional. Angket

tersebut disebar dalam tahap prates dan pascates dan masing-masing angket memuat 50 pertanyaan yang berbeda.

Dalam penelitian ini, angket merupakan instrumen utama untuk

memperoleh data yang diperlukan. Angket tersebut memuat sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

tentang pembelajaran pendidikan jasmani dan minat siswa. Dengan demikian, jawaban dari responden dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan terhadap keberhasilan penelitian karena diperkuat oleh data konkrit.

Data merupakan faktor yang penting dalam penelitian ini. Dengan adanya data, analisis dapat dilakukan dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Untuk

(24)

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan teknik kuesioner atau angket.

Kuesioner atau angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin diselidiki

(sesponden). Melalui kuesioner, peneliti dapat memperoleh fakta-fakta ataupun opini yang diperlukan dalam penelitian ini. Pertanyaan dalam kuesioner bergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai. Kuesioner atau angket

memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data Arikunto (2010:268).

Angket dapat dibagikan secara serentak kepada responden, dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu untuk menjawab, dan

angket dapat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.vangket yang digunakan adalah angket langsung tipe pilihan,

atrinya angket disampaikan langsung kepada orang yang dimintai informasi tentang dirinyasendiri dengan memilih salah satu jawaban yang tersedia.

Beberapa asumsi dasar dalam kaitanya dengan teknik angket adalah

sebagai berikut:

1. Subyek mempunyai kejujuran dalam menjawab

2. Subyek adalah orang yang tahu tentang dirinya.

(25)

Adapun alasan peneliti memilih angket tipe pilihan karena angket tipe ini lebih menarik sehingga responden segera terdorong untuk mengisi angket

tersebut. Selain itu, kelebihan angket tipe adalah lebih mudah bagi responden untuk memberikan jawaban dan waktu yang diperlukan untuk menjawab cukup

singkat jika dibandingkan dengan angket tipe lainya. 2. Teknik Pengumpulan Data

Proses teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian mutlak

diperlukan untuk memperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan. Semakin akurat data yang diperoleh, maka dapat menghasilkan penelitian yang valid.

Sebaliknya jika data yang diperoleh tidak akurat, maka hasil penelitian juga kurang valid. Adapun teknik mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Menyusun angket dan membuat kisi-kisi

b. Melakukan uji coba angket

c. Menghitung validitas dan realibilitas

d. Melakukan tes awal (pretest) e. Treatment/Perlakuan

f. Melakukan tes akhir (posstest)

g. Mengolah dan menganalisis data h. Menyimpulkan

3. Penyusunan Angket

Agar pertanyaan-pertanyaan dalam instumen penelitian lebih sistematis dan dapat mengenai sasaran yang akan diuji, maka sebagai langkah awal

(26)

digunakan adalah angket. Untuk menyusun angket maka kita perlu mengacu pada definisi konseptual dan definisi operasional. Karena aspek yang dinilai

dalam penelitian ini adalah minat.

a. Minat merupakan tingkah laku seseorang secara tidak sengaja akan timbul

apabila orang itu penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan dan minat juga bisa diartikan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari

bakat dan lingkungannya itu sendiri. b. Definisi Operasional

Minat merupakan rasa ketertarikan, keinginan dan kesenangan yang dapat terukur dan tampak dari sekor yang diperoleh terhadap komponen minat itu sendiri yang meliputi sikap yang ditunjukan dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani yang menimbulkan keinginan positif ketika mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disertai perhatian dan ketekunan saat

mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani yang didukung dorongan atau motivasi untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dijabarkan ke dalam

pertanyaan-pertanyaan yang siap digunakan sebagai alat pengumpul data atau instrumen penelitian. Berikut adalah kisi-kisi angket yang diberikan kepada

(27)

Tabel 3.3 Kisi-kisi angket

Penerapan Permainan Tradisional Terhadap Minat Siswa

Variabel Sub Variabel Indikator

No. soal

(+) (-)

1. Sikap a)Menurut

Purwanto (2010:140) sikap adalah sesuatu yang berhubungan dengan tingkah laku peserta didik dalam berinteraksi dengan yang lainya. Dalam hal ini, sikap juga berhubungan dengan faktor perasaan atau emosi. Dalam bersikap peserta didik harus bisa menghargai guru maupun teman sebayanya.

b)Menurut Syamsul

Yusuf, dkk

(2008:169) yang dikutf dari Thurstone mengemukakan sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek

psikologis, seperti: simbul, prase, slogan,orang,lembaga, cita-cita dan gagasan.

c) Menurut Syamsul Yusuf dkk (2008:169)

a. Sikap pada dasarnya sesuatu yang berhubungan dengan tingkah laku baik yang fositif maupun yang negatif. Ada tiga komponen yang saling berhubungan dengan sikap diantaranya yaitu kognisi (pengenalan) feeling

(perasaan) dan action

tendency (kecenderunga

n untuk

bertindak). Sikap pada dasarnya kemampuan yang tidak bisa dipelajari dengan berulang-ulang.

- Merasa senang ketika guru pendidikan jasmani berhalangan hadir, sehingga tidak perlu mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

- Tidak menggemari

pembelajaran pendidikan jasmani.

- Mengikuti pembelajarn pendidikan jasmani dengan penuh semangat

- Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan senang hati

- Merasa tegang ketika mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani

- Menolak permintaan guru untuk memimpin pemanasan - Mengikuti arahan dari guru - Memperhatikan saat guru

memberikan materi didepan kelas

- Menyukai guru penjas yang jarang masuk kelas saat jam pelajaran.

- Menyapa guru ketika bertemu - Tidak meminjamkan pakaian olahraga pada teman kelas lain yang tidak membawa. - Memintakan izin untuk teman

yang tidak hadir karena sakit. - Menegur teman yang banyak

(28)

yang dikutf dari Paul Massen, dkk., dan David Krech, dkk. Berpendapat sikap itu merupakan suatu sistem dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling (perasaan), dan action tendency (kecenderungan untuk bertindak)

d)Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:23)

mengemukakan

bahwa sikap adalah kemampuan yang tidak dapat dipelajari dengan

berulang-ulang, tidak

dipengaruhi oleh hubungan variabel seperti halnya domain yang lain.

2. Keinginan a) Darmayanti (2010)

mengemukakan

bahwa kemauan belajar dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu kemauan peserta didik untuk belajar harus bisa di tingkatkan dan di kembangkan.

(http://www.lppm.ut.ac .id/index.php/menudata

a. Keinginan merupakan salah satu kunci

keberhasilan peserta didik, setelah peserta didik ada keinginan yang besar maka sesulit apapun masalah yang dihadapi

peserta didik pasti ada jalan. Keinginan yang selalu

setiap gerakan.

- Membantu teman dalam melakukan gerakan olahraga - Tidak memakai pakaian

olahraga pada saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

- Berdisiplin waktu dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

- Tetap melakukan pembelajarn pendidikan jasmani walau guru tidak hadir.

- Tetap berolahraga meskipun jam olahraga telah usai

- Mempelajari gerakan-gerakan yang diajarkan guru. - Melakukan gerakan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani seenaknya.

- Meminta diajari kepada teman yang telah menguasai gerakan materi pembelajaran pendidikan jasmani.

- Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani membuat tubuh menjadi lebih sehat. - Tidak besungguh-sungguh

(29)

penelitian/194?num=7) b) Keinginan adalah suatu ketegangan menuju pertimbangan akhir yang dilakukan oleh seseorang demi mencapai kepuasan sumber kepuasan (:

http://id.shvoong.com/ humanities/theory- criticism/2291891- pengertian-keinginan/#ixzz21oFo SfnG)

c) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:379) keinginan merupakan hasrat,kehendak,harap an Yang di inginkan supaya bisa tercapai.

3. Perhatian

a) Menurut Hidayat (2008:95), dalam proses belajar, siswa harus memperhatikan apa yang guru yang ajarkan. Dengan kata

timbul pada peserta didik yaitu

hasrat,kehenda k,harapan yang diinginkan supaya bisa tercapai. a. Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi atau

pembelajaran pendidikan jasmani

- Berpura-pura sakit karena tidak mau mengikuti pembelajarn pendidikan jasmani.

- Beristirahat yang cukup ketika pembelajaran olahraga telah usai.

- Tidak ingin menjadi yang terbaik ketika tes pembelajaran pendidikan jasmani.

- Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan tujuan menjadi wakil sekolah dalam ajang lomba olahraga antar sekolah.

- Terus berlatih ketika pembelajaran olahraga dengan tujuan untuk meraih prstasi yang di inginkan

- Enggan untuk mengikuti lomba olahraga antar kelas disekolah

- Memanfaatkan waktu luang untuk berlatih materi pembelajaran pendidikan jasmani.

- Selalu berdisiplin dalam pembelajarn pendidikan jasmani

- Memperhatikan ketika guru menjelaskan materi di depan kelas

- Melakukan setiap gerakan jika diawasi oleh guru.

(30)

lain guru harus bisa menjadi model yang baik bagi muridnya sehingga bisa di perhatikan.

b) Menurut Marten (1988) yang dikutif Yusuf Hidayat (2008:206)

menyatakan perhatian adalah proses kesadaran langsung terhadap informasi atau stimulus yang diterima untuk memutuskan suatu respon.

c) Apruebo (2005) yang dikutf oleh Yusuf Hidayat (2008:206)

menjelaskan perhatian merupakan proses

kunci untuk

mendapatkan informasi.

4. Ketekunan a) (Satiadarma (2000) yang dikutip oleh Yusuf Hidayat (2008:96)

mengemukakan bahwa peserta didik harus berusaha keras untuk berlatih dan tidak mudah menyerah dalam proses

pembelajaran).

b) Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1994:1025)

stimulus yang diterima untuk memutuskan suatu respon dan perhatian merupakan proses kunci untuk

mendapatkan informasi. Jadi pada dasarnya peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran harus

memperhatika n apa yang guru katakan dan

perintahkan.

a. Peserta didik harus berusaha bekerja keras dan sungguh-sungguh untuk berlatih,tidak mudah

menyerah dan tidak mudah putus asa dalam

mengikuti proses

pembelajaran.

- Tidak bersemangat mengikuti gerakan yang guru ajarkan. - Memiliki keinginan untuk

menguasai gerakan yang diajarkan guru.

- Malas menambah wawasan tentang pembelajarn pendidikan jasmani.

- Terus berlatih agar menguasai gerakan yang sulit dalam pembelajaran pendidikan jasmani

- Memiliki keinginan untuk berlatih sebelum tes pembelajaran pendidikan jasmani.

- Menganggap mudah materi tes ujian pembeajaran pendidikan jasmani.

(31)

ketekunan adalah bekerja keras dan kesungguhan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

5. Dorongan atau motivasi

a) Hidayat (2008:95) menyatakan tentang motivasi dan penguatan. Dalam hal ini peserta didik tidak akan menjalani proses belajar yang baik jika peserta didik tersebut tidak termotivasi. b) Syaiful Bahri Djamarah (2002:114) mengemukakan motivasi adalah suatu perbuatan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

c) Ngalim Purwanto (2010:61)

mengemukakan motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarhkan tingkah laku terhadap sesuatu tujuan.

a. Guru atau tenaga

pengajar haru bisa

memotivasi peserta didik agar peserta didik dapat mengikuti proses

pembelajaran. Apabila guru sudah

memberikan motivasi kepada peserta didik maka peserta didik akan terdorong untuk

melakukan dan mengikuti proses

pembelajaran.

- Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dapat membuat tubuh menjadi sehat.

- Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani hanya untuk memenuhi absen saja. - Mengikuti pembelajaran

jasmani hanya untuk mendapatkan nilai.

- Merasa senang ketika mendapat pujian dari guru karena melakukan gerakan dengan baik.

- Menyukai guru yang memberi kebebasan mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani atau tidak.

- Tidak menyukai guru yang membosankan dalam mengajar dalam pembelajarn pendidikan jasmani

- Peralatan olahraga disekolah tidak perlu lengkap.

- Bersemangat mengikuti pendidikan jasmani walaupun perlengkapan olahraga disekolah terbatas.

- Memanfaatkan segala fasilitas olahraga yang ada ada disekolah.

(32)

Dari tabel di atas, mengenai kisi-kisi angket minat siswa yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Cibitung tampak aspek dan

indikator untuk membuat butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan telah diiringi alternatif jawaban, dalam alternatif jawaban setiap butir pernyataan angket

diberikan bobot sekor dengan menggunakan skala litert, skala liter menurut Sugyiono (2010:93) sebagai berikut:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

[image:32.595.115.494.248.709.2]

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju

Setuju Ragu-ragu

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5

4 3

2 1

1

2 3

4 5

(33)

Dari tabel 3.2 menjelaskan bahwa bahwa jika pernyataan dalam angket merupakan pernyataan yang positif maka skor untuk jawaban responden yang

menyatakan sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.

H. Uji Coba Instrumen

Setelah kisi-kisi serta angket tes siap dibuat, selanjutnya angket tersebut di uji cobakan, uji coba ini dilakuakan untuk mengetahui derajat validitas dan realibilitas instrumen yang diinginkan peneliti. Hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Sugiyono (2007:122) menjelaskan “Dengan menggunakan

instrumen yang valid dan realibel dalam mengumpulkan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable”

Berdasarkan pernyataan diatas maka jelas bahwa sebuah instrumen harus memiliki derajat validitas dan reabilitas yang dapat diterima sebagai alat ukur dari

penelitian yang dilakukan.

I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam pengujian validitas dapat dilakukan dengan mengkerolesasikan

antara butir soal yang didapat dengan skor total responden. Sementara dalam pengujian realibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan tkhnik belah dua

(34)

1. Uji validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2007:267), validitas adalah derajad ketepatan antara data

yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam hal ini. Data yang dilaporkan dengan data yang terjadi pada

obek penelitian tidak terdapat perbedaan. Dalam pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Setiap butir pertanyaan akan diberikan skor.

b. total seluruh skor adalah seluruh skor tiap responden pada uji coba angket. c. Menemukan rata-rata dari data yang ada dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai rata-rata ∑X = Jumlah skor

N = Banyaknya responden

(Ridwan (2009:102)

(35)

  

 

 

 

 

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N rxy

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi

Xy = Jumlah perkalian antara skor x dan skor y x2 = Jumlah skor x yang dikuadratkan

y2 = Jumlah skor y yang dikuadratkan N = Jumlah responden

e. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dalam taraf nyata 0,05 atau

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan derajad kesahihan (dk = n1 + n2 – 2).

Hasil perhitungan dari data yang diperoleh akan menghasilkan angket yang

valid sebagai 50 butir.

2. Pengujian Realibilitas Instrumen

Reliabilita adalah sesuatu yang berkenaan dengan konsitensi dan stabilitas

data yang ditemukan (Sugiyono,2011:268). Hal ini sesuai diungkapkan oleh Arikunto (2006:85), yang menyatakan bahwa realibilitas adalah hal yang

berhubungan dengan ketetapan suatu data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian instrumen adalah sebagai berikut:

a. Memberi butir pertanyaan valid menjadi dua bagian pernyataan yang

bernomor ganjil dan bernopmor genap.

b. Skor dari butir pernyataan yang ganjil dikelompokan menjadi variabel X dan

(36)

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan valid yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan

menggunakan rumus korelasi person Product Moment sebagai berikut:

  

 

 

 

 

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N rxy

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi

Xy = Jumlah perkalian antara skor x dan skor y x2 = Jumlah skor x yang dikuadratkan

y2 = Jumlah skor y yang dikuadratkan N = Jumlah responden

d. realibilitas seluruh perangkat butir dapat dicari dengan menggunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan:

rii = Realibilitas instrument

r ½½ = rxy index korelasi antara dua belahan instrument

Nilai koefisien yang dicari harus bisa disesuaikan tabel interpretasi koefisien korelasi.

3. Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan tahap-tahap sebagai

(37)

1. Menghitung rata-rata dan simpangan baku

a. Mencari nilai rata-rata dari setiap kelompok data dengan menggunakan

rumus: Keterangan:

= Nilai rata-rata ∑X = Jumlah skor

n = Jumlah sampel

b. mencari simpangan baku dari setiap kelompok dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari ∑ = Jumlah dari

X = Nilai dari data rendah

= Nilai rata-rata yang dicari n = Jumlah sampel

2. Uji Normalitas

Imam Ghozali (2006: 74), menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya

(38)

dengan uji kolmogorov-smirnov satu arah atau analisis grafis. Untuk mengetahui nilai kolmogorov-smirnov menggunakan bantuan program SPSS 17 for Windows.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan Rentang Skor ( R )

R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

b. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgesrs

n

i 1 3,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

c. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )

i R

p  (Syafaruddin Siregar, 2004 : 25)

d. Menghitung Nilai Median (Me)

2 ) 1 (   n Me               f F n p b Me 2 1

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

[image:38.595.122.486.210.592.2]

e. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

Kelas Interval Xi fi fiXi

2 ) ( XiM fi

2 ) ( XiM

Jumlah - Σfi Σ fiXi - Σfi

2 ) ( XiM

Rata-rata M Standar

(39)

f. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)

fi Xi fi M

 

 . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

g. Menghitung Simpangan Baku (SD)

1 )

( 2

  

n M Xi fi

SD (Syafaruddin Siregar, 2004 : 26)

h. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan

dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)

i. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah

Ba = skor tertinggi

j. Menentukan Z dengan rumus :

Z =

SD M Bk

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 86)

k. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar

F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z) l. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)

Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87) m. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)

i i

i L f

e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

n. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)

2

2

i i i

e e f

(40)

o. Mencari Harga p-value

2 1 2 2

2 1 2

2 1

1 ( )

    

  

 

v h

p

Penerimaan kenormalan diterima apabila p-v > 0,05.

Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai > , atau nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi

sampel normal.

2. Jika nilai < , atau nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi

sampel tidak normal.

Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk

variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan

adalah metode statistik non parametik.

3. Uji Linieritas

Pengujian linieritas ini menggunakan model regresi. Analisis regresi

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi Good Governance terhadap kinerja pegawai pada kantor pelayanan perbendaharaan negara yang meliputi persamaan regresi linier, uji kelinieran dan keberartian

(41)

A. Analisis Regresi

1. Menentukan persamaan regresi linier

Untuk menyatakan bentuk hubungan fungsional antara dua variabel (variabel X dan Y) digambarkan dengan persamaan matematika, dengan rumus

sebagai berikut :

Y = a + bX

Harga a dan b dapat berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan

data X dan Y dengan rumus :

a =

 



2

2 2 X X n XY X X Y        

b =

 

2

2 X X n Y X XY n       

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk

menghitung harga Y bila harga X diketahui.

2. Analisis Linieritas dan Keberatian Regresi

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-jumlah

kuadrat yang disebut sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus :

JKt =

 

n y

yi i

2

2 

 

2) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus :

(42)

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :          n Y X XY b reg

JK ( )( )

4) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus :

JK (S) = JKt– JKa– JKreg

5) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :

6) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus :

JKTC = JKS– JKE

[image:42.595.114.511.102.720.2]

7) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA).

Tabel 3.6

Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber

Varians dk JK JKR F

Regresi(a) 1 RJK=1

 

yi 2 n

Regresi(a/b) k-1

JKreg =

b.( . . )

n y x y

x i i

i i

  

1

2

 

k JK Sreg reg

2 2

Sres Sreg

Residu n-k JKres = JKt - JKreg

k n JK Sres res

  2

Total n Yi2 - -

Tuna Cocok k–2 JK TC = JKres–JKE

STC2 = 2

k JKTC

Galat (E) n-k JKE =

 

           k k k n y y 2

2 SE2 =

k n

JKE

 Fh = 2

(43)

8) Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Menentukan varians koefisien a dan b

                        2 2 2 2 1 ) 2 ( n X X M n n JKres S i i a 2 2

2 / ( 2)

           n X X n JKres S i i b

- Melakukan pengujian parameter a dan b

a a

S a t  ;

b b

S b

t  (ta = t1; tb = t2)

Pengujian keberartian regresi dengan dk = n – k untuk harga t1 dan t2

dengan mengambil taraf kepercayaan 1 = 0,05 dan 2 = 0,01

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h         

Kriteria pengujian dengan taraf kepercayaan  = 0,05, jika p-v >  maka

koefisien regresi a dan b tidak berarti. Sebaliknya jika p-v <  maka

koefisien regresi a dan b sangat berarti.

9) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y

Yˆ= a + bX

Variabel Y

(44)

B. Metode Statistik Parametik Analisis Korelasi

1) Perhitungan Koefisien Korelasi

Rumus yang dipergunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari

Pearson sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

.

 

 

Y Y

n X X

n

Y X XY

n

rXY

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 169)

Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) yang diperoleh diinterpretasikan

pada indeks korelasi. Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin Siregar (2004:295) adalah sebagai berikut :

0,80 ≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60 ≤ r < 0,80 Hubungan tinggi

0,40 ≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20 ≤ r < 0,40 Hubungan rendah 0,00 ≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah

r = 1 Hubungan sempurna

r = 0 Tidak berhubungan

2) Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau

(45)

2 1

2

s s

r n r t

 

 ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 175)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n-2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

3) Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang

dipergunakan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100% (Sudjana, 2002 : 369)

C. Metode Statistik Non Parametik 1. Analisis Koefisien Korelasi

Data yang digunakan adalah data ordinal dan merupakan statistik non

parametrik, maka analisis koefisien korelasi yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah perhitungannya menurut Syafaruddin Siregar (2004 : 300-308) adalah :

1. Membuat tabel rangking untuk kedua variabel

Rangking variabel bebas dan rangking variabel terikat disusun sesuai

keadaannya.

2. Menghitung selisih rangking bi = RXi - RYi

(46)

- Apabila tidak mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus : ) 1 ( 6 1 2 2     n n b r i S

- Apabila mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus :

  12 3 t t

TX dan

  12 3 t t TY

X   

TX

n n R 12 3 2

dan

Y   

TY

n n R 12 3 2

Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin Siregar. (2004 : 295) adalah sebagai berikut :

0,80 ≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60 ≤ r < 0,80 Hubungan tinggi

0,40 ≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20 ≤ r < 0,40 Hubungan rendah

0,00 ≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah

r = 1 Hubungan sempurna

r = 0 Tidak berhubungan

2. Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau

Y X Y X S R R i b R R r 2 2 2 2 2 .

2  

(47)

2 1

2

s s

r n r t

 

 ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 240)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

3. Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang

dipergunakan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100% (Sudjana, 2002 : 369)

4. Pengujian Signifikasi

Untuk menguji signikasi dapat menggunakan uji t dengan langkah pertama yaitu mencari simpangan baku gabungan dengan mengguanakn rumus sebagai

berikut:

S2 = (n1 -1). S12 + (n2– 1). S2 N1 + N2 – 2

Keterangan:

S2 = Simpangan baku gabungan

(48)

Hal berikut yang dilakukan adalah mencari peningakatan hasil pembelajaran dengan pengujian siognifikasi dengan menggunakan uji t yang mempunyai rumus

sebagai berikut: t = β

SB/√n

Keterangan:

t = Nilai t hitung yang dicari β = Rata-rata nilai Beta

SB = Simpangan baku

(49)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif pada Penerapan Permainan Tradisional Dalam

Upaya Meningkatkan Minat dan Keterampilan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi. Maka penulis dapat menyimpulkan terdapat hubungan yang

signifikan anatara permaian tradisioanl terhadap minat dan keterampilan siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Cibitung, Kab. Sukabumi.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis

merekomendasikan hal-hal berikut:

1. Bagi Siswa SMP Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi

a. Lebih meningkatkan minat dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penguasaan keterampilan pendidikan jasmani yang tidak cukup dapat

materi dari guru mata pelajaran saja. Sumber pengetahuan dan pemahaman lainnya yang mendukung hasil pembelajaran dan latihan yang efektif harus dipahami dan dipraktekkan oleh siswa, kemudian dipelajari sebagai

(50)

kemampuannya pada pembelajaran pendidikan jasmani maupun mata

pelajaran lainnya, sehingga pada saat akan diuji untuk mempraktekkan tidak mengalami kesulitan. Pergunakan kesempatan belajar dan praktek di

sekolah maupun di rumah dengan serius, tekun, ulet, teliti dan gunakan sarana dan prasarana misalnya internet, perpustakaan, buku-buku pelajaran lapangan, alat peraga dll supaya mendapat hasil yang positif.

c. Lebih membiasakan diri dalam belajar, meningkatkan minat belajar, mempraktekkan keterampilan kebugaran dengan permainan tradisional

yang lain karena faktor ini merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan suatu keterampilan dalam pendidikan jasmani terhadap hasil prestasi belajar.

2. Bagi guru SMP Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi

a. Agar siswa kelas SMP Negeri 1 Cibitung Kabupaten Sukabumi lebih

meningkatkan minat belajar sehingga menunjang prestasi belajar, hendaknya guru lebih meningkatkan lagi strategi dan metode apa yang harus digunakan agar minat belajar peserta didik tersebut dapat meningkat.

b. Apabila minat belajar siswa meningkat maka secara otomatis meningkatkan keterampilan pembelajaran baik pelajaran jasmani maupun

pelajaran yang lain. Dalam kegiatan belajar mengajar dan praktek di lapangan, guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat menghambat minat belajar siswa. Sehingga guru dapat menekan faktor

(51)

siswa menjadi terbiasa dalam belajar dan praktek, dan faktor minat siswa

ini merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan hasil belajar dan uji keterampilan siswa.

d. Faktor-faktor ekstrinsik dan instrinsik dalam minat siswa lebih ditingkatkan sehingga dapat memunculkan minat siswa dalam pendidikan jasmani maupun pelajaran yang lain.

e. Penerapan pembelajaran permainan tradisional ini dapat membantu dalam menumbuhkan bahkan mempertahankan minat siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi lebih antusias dan memiliki ketertarikan terhadap pelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan siswa, siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu dan mencoba

mempraktekkan terhadap materi yang dipelajari serta rasa percaya diri. Sehingga bagi para pendidik bisa menerapkan permainan tradisional ini

pada mata pelajaran yang lainnya. 3. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan untuk

mengadakan penelitian mengenai penggunaan model-model pembelajaran lain yang dapat mempengaruhi minat siswa di SMP Negeri 1 Cibitung

(52)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Identifikasi Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Definisi Permainan Tradisonal ... 12

B. Pengaruh dan Manfaat Permainan Tradisional Terhadap Perkembangan Minat Anak ... 14

1. Anak menjadi lebih kreatif ... 14

2. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak ... 15

3. Mengembangkan kecerdasan majemuk anak ... 15

4. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak ... 15

5. Mengembangkan kecerdasan natural anak ... 16

6. Mengembangkan kecerdasan spesial anak ... 16

7. Mengembangkan kecerdasan musikal anak ... 16

(53)

C. Macam-Macam Permainan Tradisional ... 17

1. Boy – boyan ... 17

2. Tarik tambang ... 18

3. Galah asin ... 18

4. Lari balok ... 20

5. Lompat tali ... 21

6. Jala ikan ... 22

D. Minat ... 23

1. Pengertian minat ... 23

2. Peranan minat ... 26

3. Ciri – ciri minat anak ... 27

4. Cara menemukan minat anak ... 29

5. Aspek – aspek minat ... 30

6. Unsur – unsur minat ... 30

7. Macam – macam minat ... 31

E. Keterampilan ... 32

1. Pengertian keterampilan ... 32

F. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 36

1. Pengertian pendidikan jasmani ... 36

2. Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani ... 38

G. Kerangka Pemikiran ... 40

H. Hipotesis ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45

1. Lokasi penelitian ... 45

2. Subjek penelitian ... 45

B. Metode Penelitian ... 45

C. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 46

1. Populasi penelitian ... 46

2. Sampel penelitian ... 47

D. Definisi Operasional ... 49

E. Desain Penelitian ... 50

F. Paradigma Peneltian ... 53

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 53

1. Instumen penelitian ... 53

2. Teknik pengumpulan data ... 56

(54)

H. Uji Coba Instrumen ... 64

I. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 64

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 81

1. Analisis minat siswa ... 81

2. Hasil keterampilan siswa ... 84

B. Pengujian N-Gain ... 92

1. Peningkatan minat siswa sebelum dan sesusah perlakuan (N-Gain minat siswa) di kelas experiment ... 92

2. Peningkatan uji keterampilan vertical jam (N-Gain) di kelas exsperiment dan control ... 94

3. Peningkatan uji keterampilan Sit-Up (N-Gain) di kelas exsperimen dan kontrol . 96 4. Peningkatan uji keterampilan Push - Up (N-Gain) di kelas exsperiment dan control ... 98

5. Peningkatan uji keterampilan lari Sprin 50 Meter (N-Gain) di kelas exsperiment dan control ... 100

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

1. Minat siswa dalam pembelajaran ... 102

2. Pengujian keterampilan ... 104

D. Diskusi Penemuan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Penelitian
Gambar 3.2 Desain Penelitian Sugiyono (2007:79)
+7

Referensi

Dokumen terkait

mikrokontroler digunakan untuk melakukan pencampuran dari 3 jenis fluida menjadi fluida baru dengan volume yang diharapkan oleh pemakai. Fluida yang digunakan adalah

Dari empat butir soal yang disajikan pada Tabel 3.7, karena Siswa 6 memilih empat pilihan jawaban yang setara atau berhubungan disertai dengan jawaban yang

[r]

Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka

Contoh karya  kerajinan  tekstil dengan berbagai  teknik  konstruksi  (jahit, jahit  aplikasi, ,  makrame,  tenun, .. kan  konsep  berkarya  dengan  pendekat an 

Adanya dikriminasi terhadap golongan penduduk sehingga mengakibatkan perbedaan institusi/pejabat yang berwenang membuat bukti sebagai ahli waris bagi golongan penduduk tersebut, hal

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Dengan begitu pentingnya peranan media sosial dalam pemasaran diharapkan dapat memerkenalkan produk atau jasa yang dipromosikan serta mempengaruhi konsumen