• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pengendalian Suhu dan Kelembaban pada Rumah Jamur Tiram Menggunakan Metode Kontrol Logika Fuzzy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TA : Pengendalian Suhu dan Kelembaban pada Rumah Jamur Tiram Menggunakan Metode Kontrol Logika Fuzzy"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA RUMAH JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN METODE KONTROL LOGIKA FUZZY. TUGAS AKHIR. Program Studi S1 Teknik Komputer. Oleh : MUHAMMAD DEDY KURNIAWAN 14410200006. FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2019.

(2) PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA RUMAH JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN METODE KONTROL LOGIKA FUZZY. TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Teknik. Disusun Oleh :. Nama. :. Muhammad Dedy Kurniawan. Nim. :. 14410200006. Program :. S1 (Strata Satu). Jurusan. Teknik Komputer. :. FAKULTAS TEKONOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2019. ii.

(3) “KATA-KATAMU ADALAH KUALITAS DIRIMU”. iii.

(4) Kupersembahkan Kepada ALLAH SWT Ibu, Bapak dan semua keluarga,Yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan yang terbaik untuk saya. Beserta semua orang dan rekan-rekan S1 Sistem Komputer yang selalu membantu , mendukung dan memotivasi agar tetap berusaha menjadi lebih baik.. iv.

(5) v.

(6) vi.

(7) ABSTRAK Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur yang banyak digemari masyarakat. Selain untuk olahan makanan, jamur tiram juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan gizinya yang tinggi dengan berbagai macam kandungan yang baik untuk kesehatan di dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-senyawa lainnya yang penting bagi aspek medis. Jamur tiram hanya tumbuh pada musim tertentu dalam jumlah yang terbatas yang lama-kelamaan akan habis, maka dari itu diperlukan sistem kontrol otomatis guna meringankan petani jamur tiram yang setiap pagi dan sore harus mengkontrol ke kumbung jamur tiram. Sistem yang dibuat ialah pengendalian suhu dan kelembaban secara otomatis menggunakan logika fuzzy. Sistem ini dirancang secara otomatis untuk mengatur kendali suhu dan kelembaban, keluarannya berupa kipas dan sprayer yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Dengan demikian sistem ini cukup membantu dunia pertanian jamur tiram. Selain bisa menghemat waktu, jamur juga bertumbuh dengan baik setara dengan jamur yang dihasilkan di area dataran tinggi yang mana memiliki tingkat suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan jamur tiram. Dapat disimpulkan bahwa, Logika fuzzy membantu pertumbuhan jamur tiram yang memiliki batang lebih panjang di range 3-5cm , sedangkan permukaan buah jamur lebih lebar dan kualitas jamur tiram yang dihasilkan tidak berbeda jauh dari jamur tiram yang dihasilkan secara alaminya di dataran tinggi. Kata Kunci : Jamur Tiram, kontrol Logika Fuzzy, Suhu, Kelembaban, Kipas, Sprayer.. vii.

(8) KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengambil judul “Pengendalian Suhu dan Kelembaban Pada Rumah Jamur Tiram Menggunakan Metode Kontro Logika Fuzzy” ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas Akhir di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Bapak, Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa selama mengerjakan Tugas Akhir ini.. 2.. Pimpinan Stikom Surabaya yang telah banyak memberikan motivasi serta teladan yang dapat membantu penulis selama menempuh pembelajaran hingga saat ini.. 3.. Bapak Pauladie Susanto, S.Kom., M.T., selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer Stikom Surabaya yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan Tugas Akhir ini dengan baik.. 4.. Bapak Harianto, S.Kom., M.Eng. dan Ibu Yosefine Triwidyastuti selaku dosen pembimbing satu dan dua yang telah membantu serta mendukung setiap kegiatan sehingga pelaksanaan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan baik.. 5.. Bapak Dr. Jusak selaku penguji yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan Tugas Akhir ini dengan baik.. viii.

(9) 6.. Seluruh dosen Pengajar Program Studi S1 Sistem Komputer yang telah mendidik, memberi motivasi kepada penulis selama masa kuliah di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.. 7.. Terima kasih terhadap seluruh anggota Komunitas Robotic dan Bengkel SK Stikom Surabaya, yang selalu memberikan semangat, pengalaman serta bantuannya dalam hal memberikan tempat selama saya pengerjaan alat Tugas Akhir .. 8.. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung. Banyak hal dalam laporan Tugas Akhir ini yang masih perlu diperbaiki lagi. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari semua pihak agar dapat menyempurnakan penulisan ini kedepannya. Penulis juga memohon maaf yang besar jika terdapat kata-kata yang salah serta menyinggung perasaan pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih yang besar kepada para pembaca, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.. Surabaya, 14 February 2019. Penulis. ix.

(10) DAFTAR ISI. ABSTRAK ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3. 1.3. Batasan Masalah ................................................................................ 3. 1.4. Tujuan ................................................................................................ 3. 1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................ 4. BAB II ..................................................................................................................... 6 LANDASAN TEORI .............................................................................................. 6 2.1. Definisi Jamur Tiram ......................................................................... 6. 2.2. Fuzzy Logic ........................................................................................ 6. 2.3. Sensor Suhu dan Kelembaban DHT22 .............................................. 8. 2.4. Himpunan Fuzzy ................................................................................ 9 2.4.1 Metode Fuzzy Sugeno ............................................................... 10. 2.5. Arduino Uno .................................................................................... 11. 2.6. LCD (Liquid Crystal Display) ......................................................... 13. 2.7. Sprayer ............................................................................................. 13. 2.8. PWM ................................................................................................ 14. 2.9. RTC ( Real Time Clock ) ................................................................. 15. 2.10 Kipas Pendingin ............................................................................... 16. x.

(11) 2.11 Pompa Air DC 12 Volt Penguat Tekanan Air High Pressure Mini. 17 2.12 Relay ................................................................................................ 18 2.13 Peltier ............................................................................................... 19 2.14 Rancangan Mekanik ........................................................................ 20 BAB III ................................................................................................................. 22 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 22 3.1. Sistem Fuzzy .................................................................................... 24 3.1.1 Input pada sistem fuzzy ............................................................. 24 3.1.2 Output pada sistem fuzzy .......................................................... 27 3.1.3 Flowchart sistem Fuzzy Logic .................................................. 28 a). Kontrol Sistem Fuzzy .................................................................. 28. b) Fuzzifikasi Suhu .......................................................................... 29 c). Fuzzifikasi Perubahan Suhu ........................................................ 32. d) Fuzzifikasi Kelembaban .............................................................. 35 e). Fuzzifikasi Perubahan Kelembaban ............................................ 38. 3.1.5 Perancangan Perangkat Lunak DHT22 .................................... 45 BAB IV ................................................................................................................. 46 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 46 4.1. Hasil Pengujian Arduino Uno .......................................................... 46 4.1.1 Tujuan ....................................................................................... 46 4.1.2 Alat yang digunakan ................................................................. 46 4.1.3 Prosedur Pengujian ................................................................... 46 4.1.4 Hasil Pengujian ......................................................................... 47. 4.2. Hasil Pengujian Sensor DHT22 ....................................................... 47 4.2.1 Tujuan ....................................................................................... 47. xi.

(12) 4.2.2 Alat Yang Digunakan ............................................................... 47 4.2.3 Prosedur Pengujian. .................................................................. 48 4.2.4 Sensor DHT22 terhadap suhu dan kelembaban ........................ 48 4.3. Hasil Pengujian Kipas ...................................................................... 49 4.3.1 Tujuan ....................................................................................... 49 4.3.2 Alat Yang Digunakan ............................................................... 49 4.3.3 Hasil Pengujian Kipas ............................................................... 49 4.3.4 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada Pagi Hari .................. 50 4.3.5 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada Sore Hari .................. 51 4.3.6 Hasil Pengujian Sprayer ........................................................... 51 4.3.7 Pengujian selisih kelembaban jamur pada Pagi Hari ................ 52 4.3.8 Pengujian selisih kelembaban jamur pada Sore Hari ............... 53 4.3.9 Perbedaan Hasil Pengujian Jamur Tiram .................................. 54. BAB V................................................................................................................... 58 PENUTUP ............................................................................................................. 58 5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 58. 5.2. Saran ................................................................................................ 58. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60 LAMPIRAN 1 ( Gambar Hasil Jamur ) ................................................................ 61 LAMPIRAN 2 ( Source Code ) ............................................................................. 67. xii.

(13) DAFTAR GAMBAR. Gambar 2. 1 Diagram blok (Dewi, Nisak, K, &, 2014) .......................................... 7 Gambar 2. 2 DHT22 ................................................................................................ 9 Gambar 2. 3 Model fuzzy orde 1 ........................................................................... 11 Gambar 2. 4 Arduino Uno Board .......................................................................... 12 Gambar 2. 5 LCD 16x2 ......................................................................................... 13 Gambar 2. 6 Sprayer ............................................................................................. 14 Gambar 2. 7 PWM ( pulse width modulation ) ..................................................... 14 Gambar 2. 8 RTC ( RealTime Clock ) .................................................................. 16 Gambar 2. 9 Kipas Pendingin ............................................................................... 17 Gambar 2. 10 Pompa air DC ................................................................................. 18 Gambar 2. 11 Relay............................................................................................... 19 Gambar 2. 12 Peltier ............................................................................................. 20 Gambar 2. 13 Rancangan mekanik tampak atas ................................................... 20 Gambar 2. 14 Rancangan mekanik tampak samping ............................................ 20. Gambar 3. 1 Blok Diagram ................................................................................... 22 Gambar 3. 2 Himpunan fuzzy kelembaban ............................................................ 24 Gambar 3. 3 Kelembaban selisih .......................................................................... 25 Gambar 3. 4 Himpunan fuzzy suhu ...................................................................... 25 Gambar 3. 5 Suhu selisih ...................................................................................... 26 Gambar 3. 6 Output kecepatan sprayer ................................................................. 27 Gambar 3. 7 Output kecepatan kipas .................................................................... 27. xiii.

(14) Gambar 3. 10 Kontrol Sistem fuzzy ...................................................................... 28 Gambar 3. 11 Flowchart fuzzifikasi suhu ............................................................. 30 Gambar 3. 12 Flowchart perubahan suhu ............................................................. 33 Gambar 3. 13 Flowchart fuzzifikasi kelembaban ................................................. 36 Gambar 3. 14 Flowchart Perubahan Kelembaban................................................. 39 Gambar 3. 15 Flowchart Mencari Nilai Minimum................................................ 43 Gambar 3. 16 Kodingan sensor DHT22 ................................................................ 45. Gambar 4. 1 Kodingan pada software arduino ..................................................... 47 Gambar 4. 2 Bibit baglog jamur tiram umur 4 minggu......................................... 54 Gambar 4. 3 Bibit baglog jamur tiram umur 1 bulan 2 minggu ............................ 54 Gambar 4. 4 Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram ....... 55 Gambar 4. 5 Bibit baglog jamur tiram umur 4 minggu......................................... 56 Gambar 4. 6 Buah jamur tiram umur 1 bulan 2 minggu ....................................... 56 Gambar 4. 7 Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram. ...... 57. xiv.

(15) DAFTAR TABEL. Tabel 4. 1 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada pagi hari .............................. 50 Tabel 4. 2 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada sore hari ............................... 51 Tabel 4. 3 Pengujian selisih kelembaban jamur tiram pada pagi hari ................... 52 Tabel 4. 4 Pengujian selisih kelembaban jamur tiram pada sore hari ................... 53. xv.

(16) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok. Basidomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkrang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Perkembangan budidaya jamur tiram saat ini mengalami peningkatan ditandai dengan semakin banyaknya petani yang pembibit maupun pembesaran jamur dan tingkat konsumen jamur sebagai makanan olahan jamur juga meningkat. Dalam proses pembesaran jamur pada kumbung sangat tegantung pada faktor fisik seperti suhu dan kelembaban. Jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum diantara suhu 26◦C-28◦C sedangkan kelembaban udara 80-90%. Budidaya jamur tiram dilakukan di daerah dataran tinggi yang memiliki tempreatur yang rendah sedangkan pada daerah dataran rendah di budidayakan pada kumbung jamur. Agar kondisi pertumbuhan jamur tiram tetap terjaga dengan baik maka petani jamur melakukan penyemprotan setiap pagi dan sore hari, agar pertumbuhan jamur dalam kumbung suhu dan kelembabannya sesuai dengan kondisi alaminya. Seiring berjalannya waktu para petani mengalami hambatan dalam pengerjaannya tersendiri apabila para petani harus sepanjang waktu berada di kumbung jamur untuk melakukan penyemprotan, kemudian untuk melakukan penyemprotan pada jamur saat pagi dan sore hari, itu pun tidak cukup karena belum. 1.

(17) 2. lagi adanya perubahan suhu dan kelembaban yang tidak di duga ketika petani jamur tidak berada di dalam kumbung, sehingga jamur mengalami pembusukan, maka dari itu kontrol otomatis diperlukan untuk mengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur tiram agar meringankan kerja petani jamur tiram. Oleh karena itu pada tugas akhir ini, akan dibangun mengenai sistem pendalian suhu dan kelembaban rumah jamur tiram dengan kontrol Logika Fuzzy. Dalam studi terakhir terkait pengendalian suhu dan kelembaban pada budidaya jamur, pengendalian suhu dan kelembaban udara menggunakan kipas angin, yang mana kurang baik untuk menyesuaikan suhu yang di butuhkan untuk jamur tiram. Kipas angin dinilai kurang baik untuk menyesuaikan suhu yang berubah-ubah, untuk menurunkan dan menaikan sekitar suhu hanya 1-2 derajat saja sedangkan rentan suhu dan kelembaban yang optimal pada jamur tiram adalah 26◦C -28◦C untuk suhu dan 80-90% kelembabannya, tidak mungkin juga ketika menggunakan kipas dan ketika jarak nilai bernilai 35◦C kemudian kipas angin hanya mampu menurunkan suhu hanya 1-2 derajat saja maka kelamaan jamur akan mengalami pembusukan karena suhu tidak sesuai yang di butuhkan untuk jamur tiram (Tandiono, 2016). Maka dari itu dalam studi ini, penulis menggunakan kipas pendingin sebagaimana kipas pendingin digunakan untuk pengendalian suhu sedangkan sprayer untuk pengendalian kelembaban. Pada studi ini penulis memiliki gagasan tentang bagaimana mengkontrol kipas pendingin menggunakan PWM dan mengkontrol Sprayer menggunakan RTC (Real Time Clock) yang telah disesuaikan timer untuk lama sprayer menyemprot saat kondisi suhu dan kelembaban yang ditentukan pada pagi dan sore hari. Penulis memiliki gagasan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban menggunakan Kipas pendingin dan.

(18) 3. sprayer, dikarenakan suhu dan kelembaban di Surabaya dapat berubah-ubah sehingga membutuhkan perubahan suhu dan kelembaban yang cepat guna mencapai nilai setpoint. 1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dihadapi dalam pengerjaan tugas akhir ini. diantaranya adalah : 1.. Bagaimana cara mengatur suhu dan kelembaban pada miniatur kumbung jamur secara otomatis untuk menjaga pertumbuhan jamur tiram di daerah dataran rendah menjadi optimal!. 1.3. Batasan Masalah Dalam perancangan dan pembuatan terdapat beberapa Batasan masalah. antara lain : 1.. Rancang bangun pengendalian suhu dan kelembaban ini tidak dimulai dari pembibitan jamur tetapi jamur yang baru tumbuh buah menuju tahap panen.. 1.4. Tujuan Mengimplementasikan fuzzy logic menggunakan metode Sugeno dalam. mengendalikan suhu dan kelembaban pada rumah jamur tiram agar suhu optimum di antara 26◦C-28◦C dan kelembaban di tingkat 80%-90%..

(19) 4. 1.5. Sistematika Penulisan. BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dari penelitian ini, dan sistematika penulisan tugas akhir.. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas teori penunjang seperti perangkat mikrokontroler Arduino Uno, sensor DHT22 sebagai sensor suhu dan kelembaban udara, aktuator kipas dan sprayer serta LCD 16x2 secara singkat sebagai acuan pada penelitian Tugas Akhir.. BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang tahapan dalam pembuatan rancang bangun sistem otomasi dengan menggabungkan rangkaian sensor, mikrokontroler serta aktuator. Perhitungan manual menggunakan logika fuzzy metode Sugeno dengan tahapan fuzzifikasi, mencari nilai terkecil dan defuzzifikasi.. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang pengujian sistem otomasi yang meliputi dengan pengujian perangkat yang digunakan yaitu, Arduino Uno, sensor DHT22 , aktuator kipas dan sprayer, LCD 16x2 serta pengujian dari keseluruhan sistem rancang bangun yang telah dibuat. Dengan hasil pengujian kondisi suhu dan kelembaban pada rumah.

(20) 5. jamur tiram sesuai dengan rules dan nilai setpoint yang telah ditentukan. BAB V. PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran sebagai pengembangan penelitian di waktu yang akan datang..

(21) BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Jamur Tiram Proses pembesaran jamur pada kumbung sangat tergantung pada faktor fisik. seperti suhu dan kelembaban. Jamur tiram dapat menghasilkan buah dengan nilai suhu dibawah 30◦C sedangkan jamur membutuhkan suhu pada range 26-28°C (Tandiono, 2016). Suhu di Surabaya pada saat musim kemarau mencapai 32°C hal ini dapat merusak proses pertumbuhan jamur. Sehingga, jamur tiram membutuhkan suhu yang lebih rendah seperti pada range 26◦C-28◦C dan membutuhkan kelembaban udara pada range 80-90%. Relative Humidity (RH) untuk. mengoptimalkan pertumbuhan jamur tiram di kota Surabaya. Pengendalian suhu dan kelembaban yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem kontrol yang diterapkan ke dalam miniatur rumah jamur dengan kontrol logika fuzzy berukuran 120cm x 80cm. Aktuator yang digunakan berupa Kipas dan Sprayer. Sensor yang dipakai adalah DHT22, sebagai pengukur suhu dan kelembaban yang didapatkan setelah proses kontrol memenuhi kebutuhan jamur tiram untuk tumbuh. 2.2. Fuzzy Logic Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis. aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu – abuan (samar) masalah pada sistem yang sulit dimodelkan atau memiliki ambiguitas. Dasar Logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Metode ini dapat mendukung proses pengendalian suhu dan kelembaban jamur tiram, sehingga jamur tiram dapat berkembang secara optimal. 6.

(22) 7. Gambar 2. 1 Diagram blok (Dewi, Nisak, K, &, 2014) Pada gambar 2. 1 Logika fuzzy dapat dianggap sebagai kotak hitam yang berhubungan antara ruang input menuju ruang output. Kotak hitam yang dimaksudkan adalah metode yang dapat digunakan untuk mengolah data masukan menjadi output dalam bentuk informasi yang baik. Jadi, bentuk pengaplikasian pada pengendalian suhu dan kelembaban jamur tiram akan menggunakan sensor DHT22 sebagai peng-input suhu dan kelembaban, sedangkan sprayer dan kipas pendingin sebagai output untuk pengendalian suhu dan kelembaban. Adapun beberapa alasan mengapa pengendalian suhu dan kelembaban rumah jamur tiram menggunakan Logika fuzzy, adalah sebagai berikut (Rosnelly,2012) : a) Konsep Logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. b) Logika fuzzy sangat fleksibel. c) Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. d) Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. e) Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks..

(23) 8. f) Logika fuzzy dapat berkerjasama dengan Teknik-teknik kendali secara konvensional. g) Logika fuzzy didasarkan pada Bahasa alami. 2.3. Sensor Suhu dan Kelembaban DHT22 DHT - 22 (juga disebut sebagai AM2302) adalah kelembaban dan suhu relatif. sensor digital - output. Menggunakan sensor kelembaban kapasitif dan thermistor untuk mengukur udara di sekitarnya, dan keluar sinyal digital pada pin data. Dalam projek ini menggunakan sensor ini dengan Arduino uno. Suhu kamar & kelembaban akan dicetak ke monitor serial. DHT22 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya. DHT22 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasiaplikasi pengukuran suhu dan kelembaban..

(24) 9. Gambar 2. 2 DHT22 Pada gambar 2. 2 Karakteristik sensor DHT22 yaitu : a). Biaya rendah. b). Untuk daya 5V dan I/O. c). 2.5mA penggunaan saat max selama konversi (sementara meminta data). d). Baik untuk 0-100% kelembaban pembacaan dengan akurasi 2-5%. e). Baik untuk -40 sampai 80°C pembacaan suhu ± 0,5°C akurasi. f). Tidak lebih dari 0,5 Hz sampling rate (sekali setiap 2 detik). g). Tubuh ukuran 27mm x 59mm x 13,5mm (1,05 “ x 2,32 “ x 0,53 “). h). 4 pin , 0,1 “ jarak. i). Berat (hanya DHT22) : 2,4g. 2.4. Himpunan Fuzzy Menurut (Kusumadewi & Purnomo, 2010) menyatakan bahwa pada. himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item 𝑥 dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan µA[𝑥], memiliki 2 kemungkinan yaitu: a). Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau.

(25) 10. b). Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.. Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun interprestasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan bernilai suatu himpunan fuzzy usia adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Di lain pihak, nilai probabilitas 0,9 usia berarti 10% dari himpunan tersebut diharapkan tidak muda. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu: a). Linguistik, yaitu penamaan grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: Muda, Parobaya, Tua.. b). Numerik, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.. 2.4.1 Metode Fuzzy Sugeno Metode Sugeno mirip dengan metode Mamdani, hanya output (konsekuen) tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linier. Ada dua model metode Sugeno yaitu model fuzzy Sugeno orde nol dan model fuzzy Sugeno orde satu. Pada gambar 2. 3 adalah bentuk umum model fuzzy Sugeno orde nol adalah.

(26) 11. IF (x1 is A1) o (x2 is A2) o ….. o (xn is An) THEN z = p1.x1 + … pn.xn + q Defuzzifikasi pada metode Sugeno dilakukan dengan mencari nilai rataratanya .. Gambar 2. 3 Model fuzzy orde 1 2.5. Arduino Uno Arduino adalah sistem purnarupa elektronika (electronic prototyping. platform) berbasis open-source yang fleksibel dan mudah digunakan baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. Di luar itu, kekuatan utama arduino adalah jumlah pemakai yang sangat banyak sehingga tersedia pustaka kode program (code library) maupun modul pendukung (hardware support modules) dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini memudahkan para pemula untuk mengenal dunia mikrokontroler. Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang ditujukan untuk seniman, desainer, penghobi dan setiap orang yang tertarik dalam membuat sebuah objek atau lingkungan yang interaktif (Artanto, 2012)..

(27) 12. Gambar 2. 4 Arduino Uno Board Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing) yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik yang interaktif dengan penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespon situasi dan kondisi. Kelebihan arduino dari platform hardware mikrokontroller lain adalah (Artanto, 2012): a) IDE Arduino merupakan multiplatform, yang dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Macintosh dan Linux. b) IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE Processing sederhana sehingga mudah digunakan. c) Pemrograman Arduino menggunakan kabel yang terhubung dengan port USB bukan port serial. Fitur ini berguna karena banyak komputer sekarang ini tidak memiliki port serial. d) Arduino adalah hardware dan software open source, pembaca bisa mendownload software dan gambar rangkaian arduino tanpa harus membayar ke pembuat arduino. e) Biaya hardware cukup murah, sehingga tidak terlalu menakutkan untuk membuat kesalahan..

(28) 13. f) Proyek arduino ini dikembangkan dalam lingkungan pendidikan sehingga bagi pemula akan lebih cepat dan mudah mempelajarinya. g) Memiliki begitu banyak pengguna dan komunitas di internet dapat membantu setiap kesulitan yang dihadapi terutama oleh programmer pemula. 2.6. LCD (Liquid Crystal Display) Banyak sekali kegunaan LCD dalam perancangan suatu sistem yang. menggunakan mikrokontroler. LCD berfungsi menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris dengan konsumsi daya rendah. Pada gambar 2. 5 modul. dilengkapi. dengan. mikrokontroler. yang didesain. khusus. untuk. mengendalikan LCD.. Gambar 2. 5 LCD 16x2 2.7. Sprayer Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan. menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.. Ukuran. butiran. penyimpangan dan penetrasi.. cairan. mempengaruhi. efisiensi. jangkauan,.

(29) 14. Gambar 2. 6 Sprayer 2.8. PWM PWM ( Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan. mengubah lebar pulsa (duty cycle) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%, sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki. duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan keadaan low maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%.. Gambar 2. 7 PWM ( pulse width modulation ).

(30) 15. 2.9. RTC ( Real Time Clock ) RTC merupakan komponen yang diperlukan untuk memberikan informasi. mengenai waktu. Waktu disini dapat berupa detik, menit, hari, bulan dan tahun. Arduino (misalnya UNO) tidak dilengkapi secara internal dengan RTC. Dengan demikian, untuk aplikasi yang memerlukan pewaktuan harus menyertakannya secara tersendiri. Agar tetap dapat bekerja, sebuah RTC dilengkapi dengan baterai, yang umumnya orang-orang menyebutkannya sebagai baterai "CMOS". program untuk seting pertama kali RTC , sebagai berikut: 1. #include <DS3231.h>. 2 3. DS3231 rtc(SDA, SCL);. 4 5. void setup(). 6. {. 7. Serial.begin(9600);. 8. rtc.begin();. 9. // Seting waktu saat pertama kali RTC digunakan. 10 rtc.setDOW(SELASA);// Set Hari 11 rtc.setTime(23, 01, 00);// Set waktu JJ:MM:DD (24hr format) 12 rtc.setDate(20, 9, 2016);// Set tanggal 20 September 2016 13 14 // informasi berikut dapat diambil sesuai kebutuhan 15 Serial.println(rtc.getDOWStr(FORMAT_SHORT));//tampilkan hari dalam format singkat 16 Serial.println(rtc.getDOWStr(FORMAT_LONG));//tampilkan hari dalam format panjang 17 Serial.println(rtc.getMonthStr(FORMAT_SHORT));//tampilkan bulan dalam format singkat 18 Serial.println(rtc.getMonthStr(FORMAT_LONG));//tampilkan bulan dalam format panjang 19 Serial.println(rtc.getDateStr());//tampilkan tanggal.

(31) 16. 20 Serial.println(rtc.getTimeStr());//tampilkan waktu 21 Serial.println(rtc.getUnixTime(rtc.getTime()));//konvert ke Unix time 22 } 23 24 void loop() 25 { 26 //tidak melakukan apa-apa 27 }. Pada gambar 2. 8 hasil yang ditampilkan pada Serial Monitor adalah sebagai berikut: Sel Selasa Sep September 20.09.2016 23:01:00 1474412460. Gambar 2. 8 RTC ( RealTime Clock ) 2.10 Kipas Pendingin Air Conditioner terdiri dari kata “air” yang berarti udara dan “conditioner” yang berarti penentu, pengkondisian, penyejuk, bisa dikatakan juga sebagai pengatur. Air conditioner sering disebut juga sebagai penyejuk udara, karena memang salah satu fungsinya adalah untuk menyejukan udara ruangan didalam kendaaraan yang pengap sekalipun. Pada gambar 2.9 kipas pendingin dapat berfungsi sebagai berikut : 1.. Mengontrol Tempreatur.

(32) 17. 2.. Mengontrol Sirkulasi Udara. 3.. Mengontrol Kelembaban. 4.. Memurnikan Udara (Purification). Gambar 2. 9 Kipas Pendingin 2.11. Pompa Air DC 12 Volt Penguat Tekanan Air High Pressure Mini Pada dasarnya setiap pompa air dilengkapi dengan peralatan otomatis. sehingga berguna untuk memudahkan kita pada saat pengoperasian, sehingga waktu kita menjadi lebih efektif dan efisien dan tidak memerlukan aktifitas menghidupkan ataupun mematikan pompa,sebab sudah ada sensor otomatisnya, yang bekerja berdasarkan tekanan yang terdapat pada pipa tau saluran air pada keluaran pompa. Pada gambar 2. 10 mesin pompa air memiliki 2 lubang, ada saluran hisap dan ada saluran buang, alat otomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut juga Pressure Switch dan dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa, ketika pompa dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jala-jala, maka pompa akan berputar sehingga dibagian dalam pompa terjadi vaccum karena adanya perbedaan tekanan, sehingga air yang ada didalam tanah akan terhisap naik..

(33) 18. Gambar 2. 10 Pompa air DC Pada saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang ada dirumah tertutup maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika tekanan yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati seketika, pompa air akan hidup lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan begitulah seterusnya. Dengan demikian saat kita lupa untuk mematikan pompa air, maka mesin pompa air tidak akan terbakar disebabkan karja yang terus menerus, dan lagi kita tidak perlu memasang atau mencabut steker dari mesin pompa air sebab segalanya akan bekerja secara otomatis. 2.12. Relay Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai. saklar mekanik. Fungsi relay yaitu memisahkan rangkaian listrik tegangan tinggi dengan rangkain listrik tegangan rendah. Relay pada gambar 8 mempunyai lima buah kaki. Dua kaki digunakan untuk mengaktifkan koil. Kedua kaki ini tidak bertanda, artinya boleh terbalik dalam pemasangannya. Tiga kaki lainnya berfungsi.

(34) 19. sebagai saklar yang terdiri dari kaki Common (COMM), kaki Normally Open (NO), dan kaki Normally Closed (NC). Dalam keadaan koil tidak dialiri arus listrik, kaki COMM akan terhubung ke kaki NC. Dalam keadaan koil dialiri arus listrik, kaki COMM akan terhubung dengan kaki NO (Langi, et al., 2014).. Gambar 2. 11 Relay 2.13 Peltier Pendingin Thermo-Electric(TEC), juga sering disebut pendingin Peltier atau pompa panassolid stateyang memanfaatkan efek Peltier. Saat TEC / Peltier dilewati arus maka alat ini akan memindahkan panas dari satusisi ke sisi lain, biasanya menghasilkan perbedaan panas sekitar 40°C - 70°C. Prinsip pendinginan Thermo-Electric ini ditemukan pertama kali pada tahun 1834 oleh Jean Peltier, sehingga hasil penemuannya ini sering disebut “Pendingin Peltier”. Ketika dua konduktor dihubungkan kontak listrik, elektron akan mengalir dari satu konduktor yang mempunyai elektron kurang terikat ke konduktor yang mempunyai elektron yang lebih terikat. Bahan semikonduktor Thermo-Electric yang paling sering digunakan saat ini adalah Bismuth Telluride (Bi2Te3). ThermoElectric dibangun oleh dua buah semikonduktor yang berbeda, satu tipe N dan yang lainnya tipe P. Sebuah Thermo-Electric akan menghasilkan perbedaan suhu maksimal 70oC antara sisi panas dan dinginnya. Apabila Thermo-Electric semakin panas maka akan semakin kurang efisiensinya. Thermo-Electric mempunyai.

(35) 20. efisiensi sekitar 10% - 15%, sementara efisiensi model konvensional antara 40% 60%.. 2.14. Gambar 2. 12 Peltier Rancangan Mekanik. Gambar 2. 13 Rancangan mekanik tampak atas. Gambar 2. 14 Rancangan mekanik tampak samping.

(36) 21. Pada gambar 2. 13 dan gambar 2. 14 rancangan mekanik diatas, pengatur suhu dan kelembaban jamur tiram dilengkapi dengan : A.. Sensor DHT22 sebagai menerima input suhu dan kelembaban.. B.. 3 Buah Kipas pendingin sebagai pengatur suhu.. C.. Pompa Air DC untuk menghasilkan tekanan air ke sprayer sebagai mengatur kelembaban.. D.. Sprayer sebanyak 3 buah, diposisikan setiap sisi atap nya berjumlah 3 buah sprayer.. E.. RTC. F.. Arduino Uno. G.. LCD 16x2. H.. Media Jamur Tiram.

(37) BAB III METODE PENELITIAN Perancangan Sistem. Gambar 3. 1 Blok Diagram. 22.

(38) 23. Pada perancangan blok diagram akan dijelaskan sebagai berikut : 1.. Inputan a). Sensor Suhu DHT22: Untuk memperoleh nilai suhu dan kelembaban.. b). RTC : Untuk menyimpan waktu yang telah di setting secara realtime dan akurat.. 2.. Proses Arduino Uno berfungsi sebagai pengolah nilai masukan (Input) yang akan digunakan sebagai sistem kontrol dari keluaran (Output).. 3.. Outputan a). Sprayer untuk mengatur kelembaban kumbung jamur tiram.. b). PWM akan mengatur besar kecil putaran baling-baling dan semprotan pompa DC.. c). LCD sebagai monitoring nilai outputan pada proses pengendalian suhu dan kelembaban udara.. Penjelasan pada blok diagram diatas yaitu sensor DHT22 mendeteksi nilai suhu dan kelembaban, kemudian diolah olehmikrokontroler dengan rumus fuzzy, lalu masukan nilai fuzzy akan menentukan relay sebagai actuator yang akan menyalakan kipas dan sprayer pada nilai yang telah ditentukan..

(39) 24. 3.1. Sistem Fuzzy Dalam tugas akhir ini penulis mengendalikan suhu dan kelembaban pada. rumah jamur tiram menggunakan sistem fuzzy dan metode sugeno. Sistem fuzzy ini hanya dapat menyalakan aktuator sesuai dengan kebutuhan jamur tiram yaitu pada pagi dan sore hari. Masukan dari pengendali fuzzy yaitu suhu dan kelembaban sedangkan keluarannya adalah berupa kipas dan sprayer pada suhu optimal dengan rentang 26◦C-30◦C dan kelembaban rentang 80%-90%. 3.1.1. Input pada sistem fuzzy Pada tahap ini dengan menentukan parameter fungsi keanggotaan setiap himpunan fuzzy. Dimana pada tugas akhir ini menggunakan diagram fungsi keanggotaan dari masing-masing masukan, sebagai berikut :. Gambar 3. 2 Himpunan fuzzy kelembaban Pada Himpunan Fuzzy kelembaban memiliki 3 domain yang berada di range kering, sedang, dan basah. Pada gambar 3.2 merupakan kondisi kelembaban optimal yang dibutuhkan oleh jamur tiram..

(40) 25. Gambar 3. 3 Kelembaban selisih. Pada Himpunan Fuzzy kelembaban selisih memiliki 3 domain yang berada di range negatif, normal, dan positif. Pada gambar 3.3 merupakan kondisi kelembaban selisih, dimana ada perhitungan dari nilai kelembaban awal dikurangi dengan nilai kelembaban baru, jika nilai itu positif maka kondisi kelembaban meningkat dan jika nilai itu negatif maka kondisi kelembaban menurun.. Gambar 3. 4 Himpunan fuzzy suhu.

(41) 26. Pada Himpunan Fuzzy suhu memiliki 3 domain yang berada di range dingin, normal, dan panas. Pada gambar 3.4 merupakan kondisi suhu optimal yang dibutuhkan oleh jamur tiram.. Gambar 3. 5 Suhu selisih Pada Himpunan Fuzzy suhu selisih memiliki 3 domain yang berada di range negative, normal, dan positif. Pada gambar 3.5 merupakan kondisi suhu selisih, dimana ada perhitungan dari nilai suhu awal dikurangi dengan nilai suhu baru, jika nilai itu positif maka kondisi suhu meningkat dan jika nilai itu negatif maka kondisi suhu menurun..

(42) 27. 3.1.2. Output pada sistem fuzzy. Gambar 3. 6 Output kecepatan sprayer. Pada output pompa spray akan menerima data dari kondisi fuzzikasi kelembaban, selisih kelembaban, suhu, dan selisih suhu, sehingga dapat mengetahui seberapa cepat laju air yang dikeluarkan pompa spray.. Gambar 3. 7 Output kecepatan kipas. Pada output kipas pendingin akan menerima data dari kondisi fuzzikasi kelembaban, selisih kelembaban, suhu, dan selisih suhu, sehingga dapat mengetahui seberapa cepat putaran baling-baling kipas pendingin yang dibutuhkan secara cepat menaikan dan menurukan suhu rumah jamur tiram..

(43) 28. 3.1.3. Flowchart sistem Fuzzy Logic. a). Kontrol Sistem Fuzzy. Gambar 3. 8 Kontrol Sistem fuzzy Flowchart kontrol system Fuzzy mula-mula menginisialisasi port pada mikrokontroler, selanjutnya sensor suhu dan kelembaban DHT22 akan mendeteksi nilai suhu,perubahan suhu, kelembaban dan perubahan kelembaban yang akan diterima oleh Arduino, nilai suhu,perubahan suhu, kelembaban dan perubahan kelembaban yang diterima akan dimasukan dalam variable yang telah disediakan. Pada.

(44) 29. variabel itu nilai akan diolah menggunakan system fuzzy Sugeno dengan rule yang telah digunakan. Pada proses fuzzifikasi, nilai nilai tersebut akan diolah sehingga mendapat nilai keluaran Evaluasi Rules dan defuzzifikasi yang akan menggerakan output PWM berupa kipas dan spray. b). Fuzzifikasi Suhu Pada Proses fuzzifikasi suhu data yang akan diproses didapatkan. dari pembacaan sensor DHT22, berupa nilai suhu pada rumah jamur tiram. Proses fuzzifikasi berdasarkan rule yang telah ditentukan. Terdapat 3 himpunan suhu antara lain dingin, normal, panas. Berikut flowchart fuzzifikasi Suhu:.

(45) 30. Gambar 3. 9 Flowchart fuzzifikasi suhu.

(46) 31. Pada kondisi pertama suhu pada rumah jamur tiram akan dibaca oleh mikrokontroller dan akan masuk pada proses fuzzifikasi kondisi panas, karena suhu didalam rumah jamur tiram menyesuaikan suhu dilingkungan sekitar, jika suhu pada rumah jamur tiram yang terbaca lebih dari 30◦C, maka masih kurang dari sama suhu optimal jamur tiram 26◦C - 30◦C, maka fuzzy menganggap suhu pada rumah jamur tiram masih dikategorikan panas dan nilai pada suhu panas yaitu 30◦C, sedangkan suhu normal berpotongan diantara 28◦C-30◦C. Dingin. µ[s] = ( d - s ) / ( d - c ) = ( 28 -27 ) / ( 28 - 26 ) =(1)/(2) = 0.5 Normal. µ[s] = ( s - a ) / ( b - a ) = ( 27 - 26 ) / ( 28 - 26 ) =(1)/(2) = 0.5. µ[s] = ( c - s ) / ( c - b ) = ( 30 – 29 ) / ( 30 – 28 ) =(1)/(2) = 0.5.

(47) 32. Panas. µ[s] = ( s - a ) / ( b - a ) = ( 29 – 28 ) / ( 30 – 28 ) =(1)/(2) = 0.5 c). Fuzzifikasi Perubahan Suhu Pada proses fuzzifikasi perubahan suhu, data yang akan diproses. didapatkan dari perbandingan suhu sebelumnya dan suhu sekarang menggunakan DHT22 pada perubahan suhu rumah jamur tiram. Proses fuzzifikasi berdasarkan rule yang telah ditentukan terdapat 3 himpunan fuzzy dari perubahan suhu antara lain Negatif, Normal, Positif. Berikut flowchart fuzzifikasi pada perubahan suhu..

(48) 33. Gambar 3. 10 Flowchart perubahan suhu.

(49) 34. Pada kondisi pertama perubahan suhu pada rumah jamur tiram akan dibaca oleh mikrokontroller dan akan masuk pada proses fuzzifikasi kondisi positif, karena suhu didalam rumah jamur tiram menyesuaikan suhu dilingkungan sekitar, ketika aktuator kipas mati maka yang terjadi nilai suhu akan meningkat sehingga mendapatkan perubahan suhu positif, jika perubahan suhu pada rumah jamur tiram yang terbaca adalah +2◦C didapatkan dari suhu sebelumya 30◦C dan suhu setelahya 32◦C, maka akan mempengaruhi kinerja kecepatan putaran kipas berada di kondisi cepat agar suhu didalam rumah jamur tiram mendapatkan nilai setpoint yang optimal. Negatif. µ[ss] = ( d - ss ) / ( d - c ) = ( 0 – (-1 )) / ( 0 –(- 2 )) =(1)/(2) = 0.5 Normal. µ[ss] = ( ss - a ) / ( b - a ) = ( -1-(-2) ) / ( 0 –(- 2 )) =(1)/(2) = 0.5. µ[ss] = ( c - ss ) / ( c - b ) =(2-1)/(2-0) =(1)/(2).

(50) 35. = 0.5 Positif. µ[ss] = ( ss - a ) / ( b - a ) = ( 1-0 ) / ( 2 - 0 ) =(1)/(2) = 0.5 d). Fuzzifikasi Kelembaban Pada Proses fuzzifikasi kelembaban data yang akan diproses. didapatkan dari pembacaan sensor DHT22, berupa nilai kelembaban pada rumah jamur tiram. Proses fuzzifikasi berdasarkan rule yang telah ditentukan. Terdapat 3 himpunan suhu antara lain kering, sedang, basah. Berikut flowchart fuzzifikasi kelembaban:.

(51) 36. Gambar 3. 11 Flowchart fuzzifikasi kelembaban.

(52) 37. Pada kondisi pertama kelembaban rumah jamur tiram akan dibaca oleh mikrokontroller dan akan masuk pada proses fuzzifikasi kondisi kering, karena kelembaban didalam rumah jamur tiram juga bergantung pada suhu rumah jamur tiram,dan kelembaban akan terjaga jika suhu keadaan rendah, kelembaban pada rumah jamur tiram yang terbaca kurang dari 80%, maka kondisi kelembaban kurang dari sama kelembaban optimal jamur tiram 80% - 90%, maka fuzzy menganggap kelembaban pada rumah jamur tiram masih dikategorikan kering jika nilai kelembaban kurang dari 80%. Kering. µ[k] = ( d-k ) / ( d - c ) = ( 85 - 82 ) / ( 85 - 80 ) =(3)/(5) = 0.6 Sedang. µ[k] = ( k - a ) / ( b - a ) = ( 82 - 80 ) / ( 85 - 80 ) = ( 2 ) / (5 ) = 0.4. µ[k] = ( c - k ) / ( c - b ) = ( 90 – 87 ) / ( 90 - 85 ) =(3)/(5) = 0.6.

(53) 38. Basah. µ[k] = ( k - a ) / ( b - a ) = ( 87 - 85 ) / ( 90 - 85 ) =(2)/(5) = 0.4 e). Fuzzifikasi Perubahan Kelembaban Pada proses fuzzifikasi perubahan kelembaban, data yang akan. diproses didapatkan dari perbandingan kelembaban sebelumnya dan kelembaban. sekarang. menggunakan. DHT22. pada. perubahan. kelembaban rumah jamur tiram. Proses fuzzifikasi berdasarkan rule yang telah ditentukan terdapat 3 himpunan fuzzy dari perubahan kelembaban antara lain Negatif, Normal, Positif. Berikut flowchart fuzzifikasi pada perubahan kelembaban:.

(54) 39. Gambar 3. 12 Flowchart Perubahan Kelembaban.

(55) 40. Pada kondisi pertama perubahan kelembaban pada rumah jamur tiram akan dibaca oleh mikrokontroller dan akan masuk pada proses fuzzifikasi kondisi negatif, karena kelembaban didalam rumah jamur tiram juga bergantung pada suhu didalam rumah jamur tiram, ketika suhu didalam ruangan tinggi maka tingkat kelembaban akan kering jadi akan mengalami penurunan nilai kelembaban pada rumah jamur tiram, jika perubahan kelembaban pada rumah jamur tiram yang terbaca adalah -2◦C didapatkan dari kelembaban sebelumya 80% dan kelembaban setelahya 78◦C, maka akan mempengaruhi kinerja kecepatan semprotan pompa sprayer berada dilevel cepat agar kelembaban didalam rumah jamur tiram mendapatkan nilai setpoint yang optimal. Negatif. µ[sk] = ( d - sk ) / ( d - c ) = ( 0 - (-1 ) / ( 0 - (-2 ) =(1)/(2) = 0,5 Normal. µ[sk] = ( sk - a ) / ( b - a ) = ( -1 - ( -2 ) / ( 0 - (-2 ) =(1)/(2) = 0.5. µ[sk] = ( c - sk ) / ( c - b ).

(56) 41. =(2-1/(2-0) =(1)/(2) = 0.5 Panas. µ[sk] = ( sk - a ) / ( b - a ) = ( 1-0 ) / ( 2 - 0 ) = (1 ) / ( 2 ) = 0.5 RULES FUZZY RULES FUZZY SUHU S.SUHU Negatif Normal Positif SUHU Dingin. Lambat. Lambat. Lambat. Normal. Lambat. Lambat. Lambat. Panas. Sedang. Cepat. Cepat.

(57) 42. RULES FUZZY KELEMBABAN S.KLMBN Negatif Normal Positif KLMBN Kering. cepat. capet. sedang. Sedang. sedang. sedang. sedang. Basah. pelan. pelan. pelan. Rule suhu if if if if if if if if if. suhu suhu suhu suhu suhu suhu suhu suhu suhu. dingin dingin dingin normal normal normal panas panas panas. and and and and and and and and and. selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih. negatif normal positif negatif normal positif negatif normal positif. then then then then then then then then then. lambat lambat lambat lambat lambat lambat sedang cepat cepat. kering kering kering sedang sedang sedang basah basah basah. and and and and and and and and and. selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih selisih. negatif normal positif negatif normal positif negatif normal positif. then then then then then then then then then. cepat cepat sedang sedang sedang sedang pelan pelan pelan. Rule Kelembaban if if if if if if if if if. klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn klmbbn.

(58) 43. f). Defuzzifikasi Data yang telah didapatkan dari proses fuzzifikasi akan diproses. defuzzifikasi. Pada proses ini berguna untuk mencari output, yang digunakan untuk menjalankan aktuator kipas dan spray. Hal pertama defuzzifikasi adalah dengan mencari nilai terkecil pada hasil fuzzifikasi, setelah mendapatkan nilai terkecil, nilai terkecil tersebut yang akan diolah menggunakan rumus defuzzifikasi sehingga menghasilkan output aktuator kipas dan spray.. Gambar 3. 13 Flowchart Mencari Nilai Minimum Pada flowchart diatas (Gambar 3.15) dilakukan perulangan dengan mencari nilai terkecil pada setiap array 1 dimensi dari masing masing nilai fuzzifikasi. Setelah mendapat nilai terkecil akan disimpan pada variabel baru. Rumus dari defuzzifikasi sebagai berikut:.

(59) 44. a) Suhu PWM=(RulesSuhu[0][0]*Lambat)+(RulesSuhu[0][1]*Lambat)+(RulesSuh u[0][2]*Sedang)+(RulesSuhu[1][0]*Lambat)+(RulesSuhu[1][1]*Lambat) +(RulesSuhu[1][2]*Cepat)+(RulesSuhu[2][0]*Lambat)+(RulesSuhu[2][1] *Lambat)+(RulesSuhu[2][2]*Cepat); Pembagi=RulesSuhu[0][0]+RulesSuhu[0][1]+RulesSuhu[0][2]+RulesSuh u[1][0]+RulesSuhu[1][1]+RulesSuhu[1][2]+RulesSuhu[2][0]+RulesSuhu[ 2][1]+RulesSuhu[2][2]; Akhir = PWM / Pembagi; b) Kelembaban PWM_1=(RulesKelembapan[0][0]*Cepat)+(RulesKelembapan[0][1]*Sed ang)+(RulesKelembapan[0][2]*Lambat)+(RulesKelembapan[1][0]*Cepat) +(RulesKelembapan[1][1]*Sedang)+(RulesKelembapan[1][2]*Lambat)+( RulesKelembapan[2][0]*Sedang)+(RulesKelembapan[2][1]*Sedang)+(Ru lesKelembapan[2][2]*Lambat); Pembagi_1=RulesKelembapan[0][0]+RulesKelembapan[0][1]+RulesKele mbapan[0][2]+RulesKelembapan[1][0]+RulesKelembapan[1][1]+RulesKe lembapan[1][2]+RulesKelembapan[2][0]+RulesKelembapan[2][1]+Rules Kelembapan[2][2]; Akhir_1 = PWM_1/Pembagi_1; Output dari Deffuzifikasi merupakan yang mengatur besar kecil kecepatan kipas, sedangkan untuk sprayer mengatur besar kecil keluaran air..

(60) 45. 3.1.5. Perancangan Perangkat Lunak DHT22 Sensor modul DHT22 digunakan sebagai mendeteksi suhu dan kelembaban udara. Dengan sensor ini dapat menghasilkan nilai dan menampilkan pada LCD. Pada perancangan perangkat lunak ini bertujuan untuk melihat kinerja sensor DHT22 dapat mendeteksi nilai suhu dan kelembaban pada rumah jamur tiram. Berikut ini langkah-langkah perancangan lunak DHT22 menggunakan Software Arduino sebagai berikut:. Gambar 3. 14 Script sensor DHT22.

(61) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas hasil serta pembahasan pada pengujian pengendalian suhu dan kelembaban pada rumah jamur tiram menggunakan metode kontrol logika fuzzy yang telah dirancang penulis yang diwujudkan berupa perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1. Hasil Pengujian Arduino Uno 4.1.1. Tujuan Pengujian Arduino Uno bertujuan untuk mengetahui apakah dapat berjalan dengan baik, serta dapat mengekeskusi program ke mikrokontroller dengan benar.. 4.1.2. 4.1.3. Alat yang digunakan a). Arduino Uno. b). USB Downloader. c). PC atau Laptop. d). Software Arduino. e). Power Supply 12V. Prosedur Pengujian a). Menghidupkan PC atau Laptop. b). Nyalakan Power Supply dan hubungkan kabel USB Arduino Uno pada port USB PC atau Laptop. c). Buka Software Arduino.. 46.

(62) 47. d). Sebelum upload program yang telah dibuat, pastikan tidak ada error, apabila tidak ada program dapat di upload.. 4.1.4. Hasil Pengujian. Gambar 4. 1 Script pada software arduino 4.2. Hasil Pengujian Sensor DHT22 4.2.1. Tujuan Pada pengujian sensor suhu dan kelembaban udara (DHT22) dibuat program untuk dapat membaca suhu dan kelembaban menggunakan software Arduino dengan jalur komunikasi Bidirectonal 2-wire yang telah disediakan pada Arduino.. 4.2.2. Alat Yang Digunakan a). PC atau laptop. b). Arduino Uno. c). LCD 16x2.

(63) 48. 4.2.3. d). Sensor DHT22. e). USB Downloader. Prosedur Pengujian. a). Hubungkan sensor DHT22 dan LCD 16x2 pada Arduino Uno.. b). Sambungkan Kabel USB Downloader.. c). Upload program menuju Arduino Uno menggunakan Software Arduino.. d) 4.2.4. Amati data dari sensor di LCD.. Sensor DHT22 terhadap suhu dan kelembaban Pada pengujian sensor suhu dan kelembaban DHT22 yaitu melakukan pembacaan suhu dan kelembaban kemudian ditampilkan pada LCD. Satuan suhu sensor DHT22 yaitu Celcius, sedangkan satuan kelembaban yaitu persen (%). Pengujian sensor DHT22 menggunakan Thermometer sehingga selisih perbandingan dapat terlihat. Adapun hasil percobaan sensor suhu dan kelembaban DHT22 pada table. Kesimpulan daripada hasil percobaan DHT22 dan Thermometer dapat dilihat pada tabel diatas yaitu perbedaan pada DHT22 memiliki nilai lebih rendah dari pada thermometer dan memiliki rata-rata 1°C..

(64) 49. 4.3. Hasil Pengujian Kipas 4.3.1. Tujuan Pada pengujian kipas yang nantinya hasil proses nilai yang diperoleh sensor suhu DHT22 akan diolah menuju Arduino Uno kemudian diproses nilai fungsi keanggotaannya yang melibatkan kondisi nilai suhu sebelumnya di kurangi nilai suhu sesudahnya sehingga menghasilkan nilai perubahan suhu. Nilai tersebut mempengaruhi kecepatan putaran Kipas.. 4.3.2. 4.3.3. Alat Yang Digunakan a). PC atau Laptop. b). Arduino Uno. c). LCD 16x2. d). Sensor DHT22. e). USB Downloader. f). Kipas. g). Peltier. h). Sprayer. Hasil Pengujian Kipas Pada pengujian Kipas yaitu untuk mengatur kestabilan suhu rumah jamur tiram agar tetap dikondisi suhu optimalnya, agar kipas berjalan sesuai kebutuhan suhu optimal jamur tiram, maka dari itu pada sistem pengendalian suhu dan kelembaban jamur tiram ini menggunakan logika Fuzzy Sugeno..

(65) 50. 4.3.4. Pengujian selisih suhu jamur tiram pada Pagi Hari Tabel 4. 1 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada pagi hari Pengujian suhu pada pagi hari. Percobaan. Jam eksekusi. Interval eksekusi. Suhu Sebelum (◦C). Suhu Sesudah (◦C). Selisih Suhu (◦C). 20-07-2019 21-07-2019 22-07-2019 23-07-2019 24-07-2019 25-07-2019 26-07-2019 27-07-2019 28-07-2019 29-07-2019. 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM. 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit. 31.1 30.43 30.56 30.23 30.17 30.07 30.33 31.54 30.11 30.25. 28.71 28.42 28.5 28.1 28.13 28.02 28.11 29.25 28.09 28.17. 2.39 2.01 2.06 2.13 2.04 2.05 2.22 2.29 2.02 2.08. Rata-rata. 2.13. Pada pengujian di atas telah didapatkan nilai selisih suhu pada pagi didapatkan sebelum pukul 08.00 AM, jadi nilai suhu terakhir yang akan digunakan sebagai pembanding suhu sebelum dan suhu sesudah ialah jam 7 menit ke 59 detik ke 59 kemudian pada pukul 08.00 AM akan dilakukan eksekusi dengan interval 5 menit..

(66) 51. 4.3.5. Pengujian selisih suhu jamur tiram pada Sore Hari Tabel 4. 2 Pengujian selisih suhu jamur tiram pada sore hari Pengujian suhu pada sore hari. Percobaan. Jam eksekusi. Interval eksekusi. Suhu Sebelum (◦C). Suhu Sesudah (◦C). Selisih Suhu (◦C). 20-07-2019 21-07-2019 22-07-2019 23-07-2019 24-07-2019 25-07-2019 26-07-2019 27-07-2019 28-07-2019 29-07-2019. 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM 16:00:00 PM. 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit. 30.17 30.82 31.3 30.33 30.49 30.07 30.38 31.1 30.71 30.32. 29.03 28.15 28.34 29.34 29.11 29.21 29.1 29.25 28.72 28.9. 1.14 2.67 2.96 0.99 1.38 0.86 1.28 1.85 1.99 1.42. Rata-rata. 1.65. Pada pengujian di atas telah didapatkan nilai selisih suhu pada sore didapatkan sebelum pukul 16.00 PM, jadi nilai suhu terakhir yang akan digunakan sebagai pembanding suhu sebelum dan suhu sesudah ialah jam 15 menit ke 59 detik ke 59 kemudian pada pukul 16.00 PM akan dilakukan eksekusi dengan interval 5 menit. 4.3.6. Hasil Pengujian Sprayer Pada pengujian sprayer yaitu untuk mengatur kestabilan kelembaban rumah jamur tiram agar tetap dikondisi kelembaban optimalnya, agar kipas berjalan sesuai kebutuhan kelembaban optimal jamur tiram, maka dari itu pada sistem pengendalian suhu dan kelembaban jamur tiram ini menggunakan logika Fuzzy Sugeno..

(67) 52. 4.3.7. Pengujian selisih kelembaban jamur pada Pagi Hari Tabel 4. 3 Pengujian selisih kelembaban jamur tiram pada pagi hari Pengujian kelembaban pada pagi hari. Percobaan. Jam eksekusi. Interval eksekus i. Kelembaba n Sebelum (%). KelembabanSesud ah (%). Selisih Kelembaba n (%). 20-07-2019 21-07-2019 22-07-2019 23-07-2019 24-07-2019 25-07-2019 26-07-2019 27-07-2019 28-07-2019 29-07-2019. 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM 8:00:00 AM. 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit. 75.44 77.52 76.3 74.51 75.4 77.35 75.4 78.2 74.38 76.45. 85.4 83.35 81.4 82.2 85.38 82.45 83.44 81.52 80.3 81.51. -9.96 -5.83 -5.1 -7.69 -9.98 -5.1 -8.04 -3.32 -5.92 -5.06. Rata-rata. -6.60. Pada pengujian di atas telah didapatkan nilai selisih kelembaban pada pagi didapatkan sebelum pukul 08.00 AM, jadi nilai kelembaban terakhir yang akan digunakan sebagai pembanding kelembaban sebelum dan kelembaban sesudah ialah jam ke 7 menit 59 detik ke 59 kemudian pada pukul 08.00 AM akan dilakukan eksekusi dengan interval 5 menit..

(68) 53. 4.3.8. Pengujian selisih kelembaban jamur pada Sore Hari Tabel 4. 4 Pengujian selisih kelembaban jamur tiram pada sore hari. Percobaan 20-07-2019 21-07-2019 22-07-2019 23-07-2019 24-07-2019 25-07-2019 26-07-2019 27-07-2019 28-07-2019 29-07-2019. Pengujian kelembaban pada sore hari Interva Kelembaba Jam l KelembabanSesud n Sebelum eksekusi ekseku ah (%) (%) si 78.61 83.2 16:00:00 PM 5 menit 75.43 84.66 16:00:00 PM 5 menit 74.9 82.35 16:00:00 PM 5 menit 76.21 80.11 16:00:00 PM 5 menit 5 menit 72.3 81.54 16:00:00 PM 74.87 83.32 16:00:00 PM 5 menit 79.94 85.47 16:00:00 PM 5 menit 77.51 81.52 16:00:00 PM 5 menit 74.67 80.22 16:00:00 PM 5 menit 76.12 81.54 16:00:00 PM 5 menit Rata-rata. Selisih Kelembaba n (%) -4.59 -9.23 -7.45 -3.9 -9.24 -8.45 -5.53 -4.01 -5.55 -5.42 -6.34. Pada pengujian di atas telah didapatkan nilai selisih kelembaban pada sore didapatkan sebelum pukul 16.00 PM, jadi nilai kelembaban terakhir akan digunakan tersimpan sebagai pembanding kelembaban sebelum dan kelembaban sesudah ialah jam 15 menit ke 59 detik ke 59 kemudian pada pukul 16.00 PM akan dilakukan eksekusi dengan interval 5 menit..

(69) 54. 4.3.9. Perbedaan Hasil Pengujian Jamur Tiram 1) Menggunakan Sistem Pengendalian Suhu dan Kelembaban. Gambar 4. 2 Bibit baglog jamur tiram umur 4 minggu Baglog jamur tiram menggunakan sistem pengendalian suhu dan kelembaban hasil bibit nya akan memutih merata, sehingga proses pertumbuhan buah akan lebih cepat dan aman, karena adanya sistem ini suhu dan kelembaban pada rumah jamur tiram tetap terjaga pada nilai optimalnya 26°C-30°C untuk suhu, sedangkan 80%-90% untuk kelembaban. Hasil jamur menggunakan sistem. Gambar 4. 3 Bibit baglog jamur tiram umur 1 bulan 2 minggu.

(70) 55. Pada gambar 4.3 adalah Buah jamur yang panen ke 4 kalinya jadi memang buah jamur nya lebih banyak dari pada panen yang pertama dikarenakan batang buahnya sudah banyak yang mulai bertumbuh sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah jamur, hal ini dikarenakan faktor dari suhu dan kelembaban yang baik sehingga mendapatkan hasil jamur yang baik juga, mulai dari permukaan buahnya yang nampak segar tak ada kisut, hal ini menandakan jamur siap untuk dipetik atau dipanen.. Gambar 4. 4 Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram menggunakan pengaris, yang diukur ialah pada jamur tiram yang berumur 1 minggu yang menghasilkan lebar permukaan daun ialah 3cm dan panjang batang ialah 3.5cm.

(71) 56. 2). Tidak menggunakan sistem atau terpapar udara bebas. Gambar 4. 5 Bibit baglog jamur tiram umur 4 minggu Baglog jamur tiram ini tidak menggunakan sistem apapun yang menjaganya agar tetap di suhu dan kelembaban tertentu, sehingga menyebabkan faktor menyebaran bibit jamur tiram yang berada didalam baglog tidak merata dan membutuhkan waktu cukup lama. Hasil Jamur Tiram tidak menggunakan sistem. Gambar 4. 6 Buah jamur tiram umur 1 bulan 2 minggu Pada gambar 4.6 Baglog jamur tiram yang tidak memakai sistem ini rentan terhadap pembusukan, karena tidak sesuainya suhu dan kelembaban. yang dibutuhkan oleh jamur tiram, sehingga. menyebabkan kekeringan pada baglog jamur tiram yang seharusnya.

(72) 57. selalu tetap terjaga kelembabannya, lalu hasil buah jamur tiram juga nampak tidak sehat dan kisut pada buah nya.. Gambar 4. 7 Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram. Pengukuran panjang batang dan lebar permukaan jamur tiram yang tidak menggunakan sistem ialah jamur tiram yang berumur 1 minggu, pada gambar 4.7 menunjukan batang jamur tiram yang sangat pendek hampir tidak terlihat dan lebar permukaan jamur tiram ialah 2cm. Hal ini dikarenakan pertumbuhan jamur tiram yang hidup di suhu dan kelembaban yang tidak sesuai set point..

(73) BAB V PENUTUP Hasil dari pengujian pada Pengendalian Suhu dan Kelembaban pada rumah jamur tiram menggunakan metode kontol Logika fuzzy pada tugas akhir ini terdapat kesimpulan dan saran dari penulis diantaranya: 5.1. Kesimpulan 1.. Pengujian sistem otomasi berbasis fuzzy logic untuk menjaga suhu pada rentang 26°C-30°C dan kelembaban udara pada rentang 80%-90%. Proses pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan dalam interval 5 menit.. 2.. Dengan menjaga suhu dan kelembaban agar selalu berada di rentang nilai yang telah ditentukan, baglog jamur tiram dapat dipanen setiap 12 minggu sekali.. 3.. Metode kontrol logika fuzzy membantu pertumbuhan jamur tiram sehingga menghasilkan batang dengan panjang 3-5cm dan permukaan jamur lebih lebar, sedangkan pertumbuhan jamur tiram yang tidak menggunakan metode kontrol logika fuzzy menghasilkan batang lebih pendek dengan panjang 0.5-1cm dan permukaan daunnya kering.. 5.2. Saran 1.. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan hasil data yang real-time.. 2.. Parameter kelembaban dan suhu tidak saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan mekanisme pendinginan dalam sistem yang dirancang tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk menurunkan suhu secara signifikan. Jadi dapat dikembangkan dengan menggunakan kipas atau. 58.

(74) 59. perangkan pendingin lain yang memiliki spesifikasi tinggi agar bisa menurunkan suhu secara signifikan tanpa ada pengaruh dari lingkungan luar misalnya angin, hujan, panas matahari..

(75) DAFTAR PUSTAKA Kusumawardani, R. & S., 2010. Prediksi Suhu Maksimum, Suhu Minimum, dan Kelembapan Rata-rata Relatif Dalam Jangka Pendek Dengan Multivariate Regression Melalui Pra Pemprosesan Principal Compenent Analysis (PCA). Jurnal Teknik, p.4 Langi, S.I., Wuwung, J. O. & Lumenta, A. S., 2014. Kipas Angin Otomatis. EJournal Teknik Elektro dan Komputer, p.45 Prabowo, A. H., 2018. Rancang Bangun Sistem Kendali Otomatis Berbasis Mikrokontroler untuk Mengendalikan Temperatur dan RH Kumbung Jamur Merang ( Volvariella Volvaceae L.). Jurnal Skripsi, p. 32. Rasyidi, A.A., Harsa, H. & Boedisantoso, R., 2015. Penentuan Korelasi Perubahan Kelembaban Relatif Terhadap Ketinggian Inversi dan Kualitas Udara Ambien di Kota Surabaya. Jurnal Teknik, Volume 4, p. 2. Sunarsa, I. M., Widodo, A. R. & Rasmana, S. T. I., 2010. Rancang Bangun Sistem Kontrol Pada Prototipe Kumbung Untuk Budidaya Jamur Merang Putih. ICCS, p. 3. Tandiono, A. B., Rusli, M. & Muslim, M. A., 2016. Pengendalian Suhu dan Kelembaban Pada Budidaya Jamur Tiram Dengan Menggunakan Metode Kontrol Logika Fuzzy . Jurnal EECCIS, Volume 10, p. 2. KKPRI, 2017. Maritim Indonesia, Kemewahan Yang Luar Biasa. [Online] Available at: http://kkp.go.id/artikel/2233-maritim-indonesia-kemewahanyang-luar-biasa. 60.

(76)

Gambar

Gambar 2. 3 Model fuzzy orde 1
Gambar 2. 4 Arduino Uno Board
Gambar 2. 5 LCD 16x2  2.7  Sprayer
Gambar 2. 7 PWM ( pulse width modulation )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang pengendali suhu dan kelembaban dengan Arduino UNO3 guna meningkatkan produktifitas jamur tiram pada musim kemarau dan untuk

Alat pengontrolan suhu dan kelembaban pada miniatur budidaya jamur tiram berbasis AT Mega 328P ini akan mempertahankan suhu dan kelembaban yang telah ditentukan secara otomatis,

Cyrilla Indri Parwati,2013, Kumbung Otomatis untuk Budidaya Jamur pada Industri Rumah Tangga, kelembaban pada media tanam jamur secara otomatis

Sedangkan Gambar 6 diperlihatkan prototipe dari rancang bangun alat ukur pH, suhu dan kelembaban dengan media tanam jamur tiram.. prototipe dari rancang bangun alat ukur

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem kendali temperatur dan kelembaban dalam kumbung jamur tiram dapat bekerja dalam

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada “Prototipe Monitoring Pengendalian Rumah Jamur Tiram menggunakan LoRa berbasis ATMega 328P” hasil perancangan alat penelitian ini sudah

pembuatan program pada mikrokontroller dengan bahasa C. 6) Alat ini dapat digunakan pada suhu lingkungan dibawah 28⁰ C. 7) Pada perubahan fase budidaya jamur tiram alat bisa

Kelembaban pada rak yang diberikan perlakuan yaitu pembudidayaan jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) dengan menggunakan media karung goni yang dibasahkan menghasilkan