• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROYEKSI TIMBUNAN SAMPAH (ltr/hari)

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 59-62)

No. KECAMATAN TABEL 6.12.

PROYEKSI TIMBUNAN SAMPAH KABUPATEN SIMALUNGUN

Sumber: Hasil Analisa

Sampah merupakan produksi masyarakat yang selalu ada setiap hari dari berbagai kegiatan. Oleh karena itu pengorganisasian sampah perlu dirancang secara hirarki dan terkoordinir dengan instansi terkait lainnya.

Proyeksi timbulan sampah didasarkan pada tingkat pertumbuhan penduduk sepanjang tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, di mana tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Bandar, Siantar, Tanah Jawa, Ujung Padang, Dolok Batu Nanggar, Tapian Dolok, Bosar Maligas dan Raya. Sehingga upaya pengelolaan persampahan akan terkonsentrasi pada daerah tersebut.

Perkiraan kebutuhan sarana dan prasarana pembuangan sampah di Kabupaten Simalungun pada tahun proyeksi meliputi tong sampah, alat angkut sampah, kontainer/TPS, stasiun transfer, DAM TPSA. Jumlah masing-masing sarana dan prasarana pada tahun proyeksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Aspek TeknisPer Sektor

VI. 60

TABEL 6.13.

PERKIRAAN KEBUTUHAN SARANA PERSAMPAHAN

No. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2017

1. Jumlah Penduduk 829,168 858,638

2. Standard Produksi Sampah (liter/Orang/hari) 2.50 2.50 3. Produksi Sampah Domestik (m3/hr) 2,072.92 2,146.60 4. Produksi Sampah Non 60omestic 25% Domestik (m3/hr) 414.58 429.32 5. Jumlah Produksi sampah Total (m3/hr) 2,487.50 2,575.91

6. Presentase yang terlayani 20% 497.50 515.18

7. Kebutuhan Sarana dan prasarana pengangkutan sampah

Bin/Tong (0,05 m3/unit) 9,950 10,304

133 137

17 17

17 17

Transfer/20.000 penduduk (Unit) 8 9

8. Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) / unit 1 1

Sumber: Hasil Analisa

Tabel di atas memperlihatkan jumlah sampah yang dihasilkan rumah tangga, sedangkan jumlah sampah bukan rumah tangga adalah 25% dari sampah domestik. Penanganan atau pengelolaan sampah menggunakan sarana tong sampah, gerobak sampah yang per harinya 3 kali pengangkutan, kemudian di lengkapi dengan TPS berupa kontainer yang selanjutnya akan diangkut oleh Truk sampah menuju tempat pembuangan akhir.

6.4.2.4.

Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan

Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R  Lokasi:

Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan berbasis masyarakat;

Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.  Lingkup Kegiatan:

Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagai pengelola), penyusunan rencana kegiatan;

Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah, alat komposting;

Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, daur ulang atau penanganan sampah lainnya dari kawasan yang bersangkutan;

TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;

Aspek TeknisPer Sektor

VI. 61

Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

6.4.2.5.Rencana Pengelolaan Persampahan

Sampah merupakan sisa barang atau benda yang karena proses dan aktifitas masyarakat sehari-hari dibuang sebagai barang yang tidak berguna lagi. Secara umum pengelolaan sampah di Kabupaten Simalungun adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah yang secara teknik dilaksanakan Kantor Kecamatan. Selanjutnya, arahan sistem pengumpulan sampah di Kabupaten Simalungun dibedakan untuk kawasan perumahan dan kawasan non perumahan seperti kawasan komersial, kawasan perkantoran, kawasan fasilitas umum, dan kawasan industri.

1. Kawasan perumahan

 Pada daerah yang tidak dapat dijangkau oleh kendaraan pengumpul, disediakan tempat- tempat sampah sehingga masyarakat dapat membawa sendiri sampahnya. Lokasi tempat sampah diusahakan terletak pada rute kendaraan pengumpul.

 Pada daerah-daerah yang dapat dijangkau kendaraan pengumpul, dianjurkan setiap rumah menyediakan bak penampung sampah.

2. Kawasan non perumahan

 Pada daerah pasar sistem yang diterapkan menggunakan system kontainer yang ditempatkan di setiap pasar. Komtainer ini secara periodik diangkut dengan truk kontainer.

 Daerah pertokoan, perkantoran, hotel, dan fasilitas umum system pengelolaannya hampir sama dengan daerah perumahan, yaitu sampah sebelum dibuang ketempat pembuangan sementara terlebih dahulu dimasukkan kedalam kantong plastik.

Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan/dijadikan pertimbangan dalam pengangkutan sampah adalah aspek manejemen waktu pengangkutan, kelengkapan sarana transportasi, sistem rute kendaraan, dan kelengkapan serta kemampuan personil yang akan menangai sampah dari tempat pengumpulan sementara (TPS) sampai tempat pembuangan akhir (TPA) lokasi TPA tersebut perlu dilakukan kajian studi kelayakan lebih lanjut, untuk mengantisipasi dampak yang diperkirakan akan timbul.

Oleh karena petimbunan sampah umumnya terjadi di wilayah perkotaan, maka sistem yang diterapkan adalah sama dengan sistem pengelolaan sampah di perkotaan pada umumnya yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan penyapuan jalan serta pengelolaan akhir di TPA sampah.

 Pewadahan; pewadahan umumnya dilakukan oleh penduduk, kecuali di jalur-jalur protokol dan sekitarnya. Pada umumnya penduduk meletakan wadah-wadah sampah pada tempat-tempat yang tidak mengganggu estetika lingkungan.

 Pengumpulan; sistem pengumpulan sampah dilakukan khususnya dipusat pertokoan, jalur protokol dan beberapa kawasan permukiman adalah sistem individu atau door to door.

Aspek TeknisPer Sektor

VI. 62

 Pemindahan; tahap pemindahan dilakukan dengan menggunakan sarana bak-bak TPS berbagai

ukuran, pada umumnya terdapat di lingkungan perumahan.

 Pengangkutan; sistem pengangkutan sampah diperkotaan dilakukan dengan menggunakan sarana pengangkutan, seperti gerobak sampah, truk kayu, dump truck dan lain sebagainya.  Penyapuan jalan; operasi penyapuan jalan dilakukan pada jalur-jalur jalan protokol.

Dalam kegiatan pengelolaan sampah umumnya terdapat beberapa hambatan yang dihadapi, seperti:  Biaya operasional yang tinggi sedangkan kemampuan pendanaan terbatas.

 Kuantitas dan kulaitas personil, sehingga tidak sepenuhnya pekerjaan penanganan sampah tertangani secara optimal.

 Masih kurangya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS, seperti tidak tepat waktu, tepat cara dan tepat tempatnya. Keadaan seperti ini menyebabkan sampah di TPS selalu penuh bahkan berserakan keluar.

 Kurangnya sarana mobilitas pengangkutan sampah.

 Untuk mengantisipasi adanya hambatan-hambatan tersebut diperlukan suatu antisipasi dengan penanganan sampah yang efisien dan efektif, melalui daur ulang dan composting untuk jenis sampah organik atau anorganik.

DIAGRAM 6.11. POLA PENANGANAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

Saat ini sarana persampahan yang terdapat di Kabupaten Simalungun masih jauh dari cukup untuk melayani produksi sampah Kabupaten Simalungun. Kondisi pelayanan sarana persampahan yang ada hampir sepenuhnya digunakan untuk melayani produksi sampah di kawasan pusat perdagangan saja. Kebutuhan angkutan sampah sangat mendesak sehingga perlu dukungan penambahan armada sampah, truck sampah jenis arm roll dipandang lebih efisien dan efektif karena bak kontainer dapat ditinggal di lokasi tertentu, seperti permukiman padat penduduk, pasar dll, warga masyarakat/ pengguna dapat langsung membuang sampah ke dalam bak kontainer. Satu truck arm roll dapat melayani 2 – 4 kali angkut tergantung jarak tempuh dan ketersediaan BBM ke TPA.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan perlu ditingkatkan dengan sosialisasi secara berkala untuk mengembangkan pola penanganan sampah, pengelolaan sampah rumah tangga dengan produksi sampah sekecil mungkin bahkan kalau mungkin zero waste seperti yang telah

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 59-62)

Dokumen terkait