• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

II. 1. 3 Fungsi Komunikasi

II.6 Psikologi Remaja

II.6 Psikologi Remaja

Masa remaja menurut Mappiare (Ali, 2004 : 9), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai degan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnnya anak sedang duduk du bangku sekolah menengah.

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin

adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Istilah

emosional, sosial dan fisik. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.

Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson (Ali, 2004 : 16) disebut dengan identitas ego (ego identity). Ini terjadi karena masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja. Yaitu sebagai berikut :

1. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Namun sesungguhnya belum memiliki banyak kemampuan untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan-angan yang tinggi

dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah.

2. Pertentangan

Sebagai individu yng sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh Karen itu pada umumnya remaja seringkali mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dan orangtua.

3. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan bertulang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatan dari segi keuangan atau biaya. Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orangtuanya. Akibatnnya mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi.

4. Aktivitas Berkelompok

Berbagai macam keinginan para remaja sering tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua seringkali melemahkan semangat dari para remaja. Kebanyakan remaja kemudian menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan

rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama.

5. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High curiosity). Karena dorongan oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu, yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin menjelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan dan ekspedisi.

Ali (2004 : 27) juga menjelaskan bahwa pada tahap perkembangan kreativitas remaja pada usia 15 hingga 18 tahun berada pada tahap operasional formal. Pada masa ini, remaja telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.

Dilihat dari perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja berada pada posisi seiring dengan tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya sedang berada pada tahap yang amat potensial. Ciri-ciri kreativitas antara lain adalah :

1. Senang mencari pengalaman baru,

3. Memiliki inisiatif,

4. Memiliki ketekunan yang tinggi, 5. Cenderung kritis terhadap orang lain,

6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, 7. Selalu ingin tahu,

8. Peka atau perasa, 9. Enerjik dan ulet,

10.Menyukai tugas-tugas yang majemuk, 11.Percaya kepada diri sendiri,

12.Mempunyai rasa humor, 13.Memiliki rasa keindahan,

14.Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.

Dalam perkembangannya, banyak remaja sekarang menghabiskan waktu didepan televisi, radio, video dan media-media lain yang memiliki pengaruh penting di dalam hidup banyak remaja. Arnett (Santrock, 2003 : 315) menjelaskan fungsi media massa bagi remaja diantaranya adalah:

1. Hiburan

Remaja seperti halnya orang dewasa, sering menggunakan media sekedar untuk hiburan dan perbedaan yang menyenangkan dari kesibukan keseharian.

2. Informasi

Remaja menggunakan media untuk mendapatkan informasi, terutama tentang topik yang menyangkut minat mereka.

Remaja cenderung untuk lebih mencari sensasi dibanding orang dewasa; media tertentu memberikan rangsangan terus-menerus dan baru yang menarik remaja.

4. Menaggulangi kesulitan

Remaja menggunakan media untuk menangulangi kelelahan dan ketidakbahagiaan. Dua respon penanggulangan yang dilakukan remaja adalah mendengarkan musik dan menonton televisi.

5. Model peran berdasarkan jenis kelamin

Media memberikan model peranan wanita dan pria; gambaran media-media ini mengenai wanita dan pria dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja terhadap gender.

6. Jati diri budaya orang muda

Penggunaan media memberikan banyak remaja perasaan terhubung dengan jaringan dan budaya teman sebaya, yang lebih luas, yang tergabung oleh jenis-jenis nilai dan ketertarikan yang disampaikan media yang berorientasi remaja.

II.7 Minat

N. As’ad (1991 : 54) mendefinisikan minat sebagai sikap yang membuat seseorang senang terhadap suatu objek, situasi, dan ide-ide tertentu.

Menurut Effendy (1986 : 103) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat membuat seseorang senang terhadap objek, situasi atau ide-ide tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang baik bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah sebagai berikut : (Rakhmat, 2005 : 51-52)

1. Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi apabila kita mengkosentrasikan diri pada salah satu alat indra yang lain (Rakhmat, 2005:51). Secara eksternal, stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain : gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan. Secara internal, ada beberapa faktor yang menarik perhatian kita yaitu biologis dan faktor sosiopsikologis. Motif sosiogenesis, kebiasaan dan kemauan, juga mempengaruhi apa yang kita perhatikan.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga merupakan memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory

stimuli) (Rakhmat, 2005 : 52). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

adalah faktor fungisional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal lainnya yang kita sebut dengan faktor personal; faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimui fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu; faktor situasional yaitu berkaitan dengan bahasa nonverbal seperti petunjuk prosemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik; dan faktor personal terdiri atas pengaalaman, olaman, motivasi, dan kepribadian.

3. Keinginan

Keinginan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan keinginan adalah tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Richard Dewey dan W.J Humber, keinginan merupakan : (1) hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilai-nilai lain, yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan, (2) berdasarkan pengetahuan tentang, cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (3) dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan; (4) pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005 : 43).

Minat itu sendiri senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek. Tidak adanya minat tanpa ada objek. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat tentu haruslah menarik minat (manusia cenderung menyukai yang menarik bagi diri dan menguntungkannya). Bagaimana agar stimulus tersebut dapat menarik, haruslah melalui proses :

a) Adanya perhatian terhadap stimulus

b) Stimulus dapat mengerti

c) Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan)

Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus.. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan jejak petualang yang ditayangkan oleh Trans 7.

BAB III

Dokumen terkait