• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PTERIDACEAE Adiantum

Ukuran perawakan beragam, frond pinnate sampai tripinnate, sori tidak dilindungi oleh indusium, tetapi dilindungi oleh tepi pinna yang melekuk ke bagian abaksial.

1a. Frond pinnate ... A.philippense 1b. Frond bipinnate-tripinnate ... 2

2a. Bentuk pinnula persegi, ada parafisis warna kuning ... A.capillus-veneris 2b. Bentuk pinnula trapesium, tidak ada parafisis ... 3

3a. Sisik ±1 mm, warna coklat, pangkal rounded, berspina di tepi

bagian basal, bentuk pinnula trapezium terbalik ... A.latifolium 3b. Sisik ±2 mm, warna kuning, pangkal truncate, berspina di tepi

bagian apikal, bentuk pinulla trapezium ... A.trapeziforme Adiantum capillus-veneris Linn. (Piggott 1988: 417)

Frond bipinnate-tripinnate, tinggi mencapai 50 cm. Stipe dan rachis hitam, permukaan glabrous, pangkal bersisik; sisik coklat, ± 3 mm, ujung acuminate, tepi pilous. Jumlah pinna ± 8 per frond. Pinnula steril dan fertil memiliki bentuk dan ukuran hampir sama, pinnula paling bawah pinnate, jumlah pinnula per pinna selalu ganjil (7 – 9). Pinnula bentuk persegi, pangkal acute, tepi apikal berlobus, pertulangan daun dikotom. Sori marginal, terputus-putus pada tepi apikal pinnula fertil, ditutupi parafisis kuning, pada bagian dalam indusium palsu; indusium bentuk lembaran pendek, permukaan glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, tanpa perispor, coklat terang, apertur triradiat (Gambar 36).

Adiantum latifolium Lam (Piggott 1988: 420)

Frond bipinnate, tinggi mencapai 30 cm. Stipe dan rachis hitam, bersisik; sisik coklat, ± 1 mm, ujung acuminate, tepi bagian basal spinous. Jumlah pinna 3 – 4 per frond. Pinnula steril dan fertil memiliki bentuk dan ukuran yang hampir sama, bentuk trapesium terbalik, tepi basiscopic entire, acroscopic serrate atau berlobus pada pinna fertil, pertulangan daun dikotom, jumlah pinnula 4 – 10 pasang per pinna. Sori marginal, terputus-putus pada acroscopic pinna fertil, pada bagian dalam indusium palsu; indusium bentuk lembaran, permukaan glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, tanpa perispore, warna kuning terang, apertur triradiat (Gambar 37).

Adiantum philippense Linn. (Holttum 1954: 598)

Frond pinnate, tinggi mencapai 20 cm. Stipe dan rachis hitam, permukaan glabrous, pangkal bersisik; sisik coklat terang, ± 2 mm, ramping, ujung acuminate, tepi entire. Pinna steril dan pinna fertil memiliki bentuk dan ukuran sama, jumlah pinna 8 - 18 per frond, bentuk setengah lingkaran, basiscopic entire, tepi acroscopic berlobus, pertulangan daun dikotom. Sori marginal, terputus-putus pada acroscopic pinna fertil, pada bagian dalam indusium palsu; berbentuk lembaran pendek, permukaan glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, tanpa perispor, coklat, apertur triradiat (Gambar 38).

33 Adiantum trapeziforme L. (Piggott 1988: 415)

Frond bipinnate, tinggi mencapai 100 cm. Stipe dan rachis hitam, permukaan glabrous. Sisik pada rhizome kuning, ± 2 mm lanset, tepi bagian apikal spinous. Jumlah pinna > 3 per frond. Pinnula steril dan fertil memiliki bentuk dan ukuran sama, bentuk trapesium, panjangnya ± 4 cm, tepi basiscopic entire, acroscopic berlobus, pertulangan daun dikotom, jumlah pinnula 5 – 6 pasang per pinna. Sori marginal, terputus-putus pada acroscopic pinnula fertil, pada bagian dalam indusium palsu; berbentuk lembaran pendek, permukaan glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, tanpa perispor, kuning terang, apertura triradiat (Gambar 39).

Gambar 36 Adiantum capilus-veneris, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sorus, (D) spora, (E) sisik

Gambar 37 Adiantum latifolium, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sorus, (D) spora, (E) sisik

34

Cheilanthes

Cheilanthes tenuifolia (Burm.) Sw. (Holttum 1954: 590; Piggott 1988: 412) Frond tripinnate, tinggi mencapai 30 cm. Stipe hitam, beralur pada bagain depan, permukaan glabrous atau kadang-kadang berambut pada bagian alur. Rachis kehitaman, permukaan glabrous; rachis sekunder bersayap. Pinna membentuk pola bundar telur. Pinnula steril dan fertil pinnate, memiliki bentuk dan ukuran sama, ellip, tepian berlobus, pertulangan daun dikotom. Sori continyu di tepi, dilindungi indusium palsu atau tepi daun yang melipat ke bagian abaksial sewaktu muda. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, tanpa perispor, coklat, aperture triradiat (Gambar 40).

Gambar 38 Adiantum philippense, (A) perawakan, (B) frond steril, (C) pinna fertil, (D) sori, (E) spora

Gambar 39 Adiantum trapeziformis, (A) perawakan, (B) pinna steril, (C) pinnula fertil, (D) sorus, (E) spora

35

Pteris

Daun pinnate, daun fertil dan steril dapat berbeda bentuk atau sama. Sori submarginal, linier, dilindungi oleh indusium tipis, tepi pinna yang melekuk ke bagian abaksial (indusium palsu).

1a. Sori indusiate ... 2

1b. Sori dilindungi indusium palsu ... 3

2a. Rachis berduri... P.asperula

2b. Rachis glabrous ... P.biaurita 3a. Bentuk daun fertil dan steril berbeda ... P. ensiformis

3b. Bentuk daun fertil dan steril sama ... P. vittata Pteris asperula J. Sm. (Holttum 1954: 406; Piggott 1988: 229)

Frond pinnate, tinggi mencapai 50 cm. Stipe coklat atau keunguan, pangkal bersisik. Rachis keunguan, bagian adaksial berduri. Pinna steril dan pinna fertil memiliki bentuk dan ukuran sama, basiscopic pinna paling basal membentuk cabang seperti pinna, tepi pinna membentuk lobus yang dalam sampai 1-2 mm dari tulang daun utama, glabrous, tepi lobus entire, ujung lobus rounded, pertulangan daun dikotom. Sori terdapat di tepi pinna kecuali bagian ujung lobus, continuous, dilindungi indusium; bentuk lembaran, bening, glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, granulate, tanpa perispor, coklat gelap, apertur triradiat (Gambar 41).

Pteris biaurita Linn. (Holttum 1954: 230; Piggott 1988: 407)

Frond pinnate, tinggi mencapai 40 cm. Stipe hijau kecoklatan, pangkal bersisik. Rachis hijau, glabrous. Pinna steril dan pinna fertil memiliki bentuk dan ukuran sama, tepi pinna membentuk lobus yang dalam sampai 1-2 mm dari tulang daun utama, glabrous, tepi lobus entire, ujung lobus rounded, pertulangan daun dikotom. Sori terdapat di tepi pinna kecuali bagian ujung lobus, continuous, dilindungi indusium; bentuk lembaran, bening, glabrous. Spora belum diamati (Gambar 42).

Gambar 40 Cheilanthes tenuifolia, (A) perawakan, (B) pinna steril, (C) pinna fertil, (D) spora

36

Pteris ensiformis Burm. (Holttum 1954: 224; Piggott 1988: 399)

Frond pinnate tinggi mencapai 30 cm. Stipe hijau, pangkal bersisik; sisik coklat, lanset-linier, di tepi terdapat beberapa rambut multisel. Rachis hijau, glabrous. Pinna steril dan pinna fertil memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, pertulangan daun bebas. Pinna steril pinnate atau berlobus sangat dalam, tepi serrate, ujung rounded. Pinna fertil lebih ramping, bentuk linier. Sori marginal, di sepanjang tepi pinna fertil kecuali pada bagian pangkal dan ujung, dilindungi indusium palsu. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, pappilous, perispor entire, coklat terang, apertur triradiat (Gambar 43).

Pteris vittata Linn. (Holttum 1954: 396; Piggott 1988: 223)

Frond pinnate, tinggi mencapai 50 cm. Stipe warna hijau, glabrous, pangkal bersisik; sisik coklat pucat, lanset-acuminate, tepi entire. Pinna muda dan pinna dewasa memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, pertulangan daun dikotom. Pinna muda berukuran lebih pendek dari pinna dewasa, ellip, tepi serrate, ujung rounded. Pinna dewasa lebih panjang, oblong, lanceolate, mencapai 15 cm, tepi serrate, ujung acuminate. Sori marginal, di sepanjang tepi pinna kecuali pada bagian ujung dan pangkal, dilindungi indusium palsu. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, cristate, perispor berlekuk, putih, apertur triradiat (Gambar 44).

Gambar 41 Pteris asperula, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sori, (D) spora

37

Taenitis

Taenitis blechnoides (Willd.) Sw. (Holttum 1954: 586; Piggott 1988: 437)

Frond pinnate, tinggi mencapai 50 cm. Stipe hijau keunguan pada bagian pangkal, permukaan glabrous, beralur di bagian depan. Rachis hijau, permukaan glabrous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk sama, bentuk lanset, tepi entire, ujung acuminate, pinna fertil lebih ramping, tulang daun anastomosing. Sori superficial, membentuk garis lurus di tengah tulang daun utama dan tepian pinna, kadang-kadang bentuk terputus-putus, exindusiate, dilindungi parafisis; parafisis multiseluler, kuning kemerahan, bentuk seperti gada. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora trilet, glabrous, pappilous, tanpa perispore, warna kuning bening, aperture triradiat (Gambar 45).

Gambar 43 Pteris ensiformis, (A,B) perawakan, (C) sisik, (D) sori, (E) spora

Gambar 44 Pteris vittata, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sisik, (D) sori, (E) spora

38

SELAGINELLACEAE

Daun berukuran kecil (mikrofil), terdiri dari 3 macam daun steril. Daun fertil terdapat di ujung atau pangkal cabang membentuk strobilus.

1a. Pola percabangan bipinnate ... 2 1b. Pola percabangan dikotom ... 3 2a. Daun lateral ovate, obtuse. Daun median ellip, obtuse.

Mikrospora echinate ... S. willdenovii 2b. Daun steril lanset, acute. Daun median ovate, acuminate.

Mikrospora cristate ... Selaginella sp. 3a. Perawakan < 10 cm. Panjang daun lateral ± 1,5 mm ... S.rothertii 3b. Perawakan > 20 cm. Panjang daun lateral >2 mm ... 4

4a. Posisi megasporofil diatas mikrosporofil. Dua megaspora

per sporangium, bentuk bola, warna putih ... S.intermedia 4b. Megasporofil dan mikrosporofil tidak terdapat dalam satu

strobilus. Empat megaspora per sporangium, bentuk trilet,

warna kuning ... S.plana Selaginella intermedia (Blume.) Spring. (de Winter dan Amoroso 2004: 182)

Perawakan suberect, tinggi mencapai 20 cm. Percabangan batang dikotom, membentuk setengah lingkaran. Daun lateral bentuk lanset, tepi serrate, ujung obtuse, ukuran ± 4 mm.. Daun median bentuk ovate, tepi serrate, ujung acuminate. Daun fertil bentuk ovate, tepi serrate, ujung acuminate. Strobilus terletak di ujung cabang. Megasporofil dan mikrosporofil tidak terdapat dalam satu strobilus. Megasporofil berisi 1 megasporangium, bentuk ellip, warna hijau, berisi 2 megaspora; megaspora globose, warna putih, permukaan granulate. Strobilus berisi mikrosporofil belum ditemukan (Gambar 46).

Gambar 45 Taenitis blechnoides, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sori, (D) spora dan parafisis.

39 Selaginella plana (Desv.) Hieron. (de Winter dan Amoroso 2004: 178)

Perawakan tegak, rhizome merambat sampai 50 cm. Percabangan batang dikotom, cabang berbentuk bulat telur. Daun lateral bentuk lanset, tepi entire, ujung acute, ukuran 2,7-3,5 mm. Daun median bentuk ovate, tepi entire, ujung acuminate. Daun fertil bentuk ovate, tepi serrate, ujung acuminate. Strobilus terletak di ujung cabang, tersusun atas megasporofil dan mikrosporofil. Megasporofil terletak di bagian apikal, berisi 1 megasporangium, bentuk tetrahedral, warna hijau tua, berisi 4 megaspora; megaspora trilet, warna kuning, pappilous, tanpa perispor, apertura triradiat. Mikrosporofil berisi 1 mikrosporangium, bentuk setengah lingkaran, warna hijau muda, berisi >64 mikrospora; mikrospora trilet, warna putih bening, cristate, perispor berlekuk, apertur triradiat (Gambar 47).

Selaginella rothertii Alderw. (Bioscience 1(3):146-158)

Batang suberect, tinggi mencapai 10 cm. Percabangan batang dikotom, membentuk ellip. Daun lateral bentuk lanset, tepi serrate, ujung acute, ukuran ±1,5 mm.. Daun median bentuk ovate, tepi serrate, ujung acuminate. Daun fertil dimorfis; sepasang daun bagian dorsal pipih melindungi mikrosporangium, sepasang daun bagian ventral cekung melindungi megasporangium. Megasporangium berisi 4 megaspora; megaspora trilet, hijau, glabrous, apertur triradiat. Mikrosporangium bentuk ellip, oranye, berisi >64 mikrospora; mikrospora trilet, kuning, pappilous, apertur triradiat (Gambar 48).

Selaginella willdenowii (Desv. ex Poir)Baker (de Winter dan Amoroso 2004: 183) Perawakan tegak atau memanjat, panjang batang utama mencapai 3 m. Pola percabangan bipinnate, cabang membentuk bangun segitiga. Daun segar hijau kebiruan. Daun lateral ovate, tepi entire, ujung obtuse, ukuran 3-4 mm. Daun median ellip, tepi entire, ujung obtuse. Daun fertil ovate, tepi entire, ujung obtuse. Strobilus terletak di ujung cabang, terdiri dari megasporofil dan mikrosporofil. Letak megasporofil dan mikrosporofil bersebelahan dalam strobilus. Megasporofil berisi 1 megasporangium, bentuk tetrahedral, hijau tua, berisi 4 megaspora; megaspora trilet, kuning, pappilous, tanpa perispor, apertura triradiat. Mikrosporofil berisi 1 mikrosporangium, bentuk setengah lingkaran, hijau muda, berisi > 64 mikrospora; mikrospora trilet, putih bening, echinate, perispor berlekuk, apertur triradiat (Gambar 49).

Selaginella sp.

Perawakan tegak atau merambat, panjang batang utama mencapai 2 m. Pola percabangan bipinnate, cabang membentuk ellip. Daun segar hijau kemerahan. Daun lateral lanset, tepi entire, ujung acute, ukuran 3,5-4 mm. Daun median ovate, tepi entire, ujung acuminate. Daun fertil ovate, tepi serrate, ujung acuminate. Strobilus terletak di ujung dan pangkal percabangan, terdiri dari megasporofil dan mikrosporofil. Letak megasporofil dan mikrosporofil bersebelahan dalam satu strobilus. Megasporofil berisi 1 megasporangium, bentuk tetrahedral, hijau tua, berisi 4 megaspora; megaspora trilet, kuning, pappilous, tanpa perispor, apertur triradiat. Mikrosporofil berisi 1 mikrosporangium, bentuk setengah lingkaran, hijau muda, berisi > 64 mikrospora; mikrospora trilet, putih bening, cristate, perispor berlekuk, apertur triradiat (Gambar 50).

40

Gambar 47 Selaginella plana, (A) perawakan, (B) daun steril (stipe), (C) daun steril (cabang), (D) strobilus, (E) sporofil, (F) daun median, (G) mikrospora

Gambar 46 Selaginella intermedia, (A) perawakan, (B) daun steril (stipe), (C) daun steril (cabang), (D) strobilus, (E) megaspora

Gambar 48 Selaginella rothertii, (A) perawakan, (B) daun steril pada stipe, (C) daun steril pada cabang, (D) daun median, (E) daun fertil, (F) strobilus, (G) megaspora perbesaran 1x, (H) mikrospora perbesaran 100x

41

TECTARIACEAE

Ukuran dan bentuk frond beragam, pertulangan daun menyirip atau anastomosing, spora monolet, perispore echinate atau cristate.

1a. Frond tunggal ... 2

1b. Frond pinnate ... 4

2a. Bentuk frond fertil dan frond steril sama ... Tectaria vasta

2b. Bentuk frond fertil dan frond steril berbeda ... 3 3a. Bentuk frond steril obovate. Bentuk frond fertil lanset,

sorus tidak beraturan ... T.hilocarpa

3b. Bentuk frond steril cordate. Frond fertil trifoliate, sorus

berbentuk bundar ... T.heracleifolia 4a. Stipe glabrous, sori indusiate ... T.maingayi

4b. Stipe bersisik, sori exindusiate ... 5

5a. Sorus tersebar di abaksial pinna, perispore cristate ... Pleocnemia irregularis

6b. Sorus tenggelam dalam pinna, perispore echinate ... Tectaria subebenea Gambar 50 Selaginella sp., (A) perawakan, (B) percabangan dan strobilus, (C)

daun steril pada stipe, (D) daun steril pada cabang, (E) daun fertil, (F) daun median, (G) mikrospora

Gambar 49 Selaginella wildenowii, (A) perawakan, (B) daun steril (stipe), (C) daun steril (cabang), (D) mikrosporofil, (E) sporofil, (F) daun median, (G) mikrospora

42

Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holtt. (Piggott 1988, p.333)

Frond pinnate, tinggi mencapai 1 m. Stipe coklat, bersisik; sisik coklat kehitaman. Rachis beralur, pilous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, permukaan adaksial glabrous, berbentuk lanset, ujung acuminate, tepi berlobus, pertulangan menyirip, basiscopic pinna paling pangkal berlobus; tepi lobus crenate, ujung lobus rounded. Sori exindusiate, berbentuk bundar atau ellip, tersebar di permukaan abaksial pinna. Sporangium berisi 64 spora homospora Spora monolet, cristate, perispore berlekuk, warna coklat terang, apertur linier (Gambar 51).

Tectaria heracleifolia (Willd.) Underw. (Bull.Torey.Bot.Club 33(3):200. 1906) Frond tunggal. Stipe dan rachis coklat, herbaceus, stipe bersisik; sisik warna coklat, lanset, tepi berambut. Frond steril tunggal, permukaan glabrous, bentuk cordate, berlobus di bagian pangkalnya, tepi entire, ujung acute, pertulangan meyirip. Frond fertil trifoliate. Sorus tersebar di abaksial lamina, bentuk bundar, dilindungi indusium; indusium tipis, bening, tepi berambut. Sporangium masih berisi air (Gambar 52).

Tectaria vasta (Bl.) Copel (Piggott 1988, p.346)

Frond tunggal roset, tepi pinnatifid, panjang mencapai 70 cm. Stipe pendek, ± 5 cm, warna coklat, bersisik; sisik lanset, tepi pilous, ujung acuminate, warna coklat. Lamina glabrous, lobus paling basal bercangap, tepi entire, ujung lobus acute, pertulangan menyirip. Frond fertil dan frond steril sama. Sorus tersebar di permukaan abaksial lamina fertil, pada tulang daun tersier, bentuk bundar, dilindungi indusium; indusium bundar, glabrous, warna kuning. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perispor tipis berlekuk, warna coklat, apertur linier (Gambar 53).

Tectaria hilocarpa (Fee) M.G.Price (Kalikasan 3:175. 1974)

Frond tunggal roset, fond steril dan fertil memiliki bentuk berbeda. Frond steril hijau tua, bentuk obovate, tepi entire-undulate, ujung obtuse-rounded, tangkai sangat pendek, pertulangan anastomosing. Frond fertil tegak, hijau muda, tangkai 5-7 cm, lamina lanset, lebar 2-3 cm, tepi undulate, sorus tidak beraturan di permukaan abaksial. Sorus bentuk ellip, exindusiate. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perispor berlekuk, coklat, apertur linier (Gambar 54).

Tectaria maingayi (Bak.) C.Chr (Holttum 1954: 513)

Frond pinnate. Stipe dan rachis glabrous, coklat. Pinna fertil lebih ramping dari pada pinna steril. Pinna lanset – ovate, tepi entire, ujung acuminate, permukaan glabrous, pertulangan menyirip. Basiscopic pinna paling pangkal berlobus. Sori tersebar di abaksial pinna, bundar, indusium bundar, permukaan glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perispor berlekuk, warna coklat terang, apertur linier (Gambar 55).

Tectaria subebenea (Christ.)C.Chr. (Index Filix Suppl. 3:185. 1934)

Frond pinnate. Stipe dan rachis bersisik; sisik coklat kehitaman. Pinna fertil dan steril dengan bentuk dan ukuran sama, permukaan glabrous, lanset, ujung

43 acuminate, tepi berlobus, pertulangan menyirip, basiscopic pinna paling pangkal berlobus; tepi lobus entire, ujung lobus acute. Sori tenggelam dalam pinna, berbentuk bundar, exindusiate. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, echinate, tanpa perispor, warna coklat terang, aperture linier (Gambar 56).

Gambar 51 Pleocnemia irregularis, (A) perawakan, (B) pangkal frond, (C) pinna fertil, (D) sorus, (E) spora

Gambar 52 Tectaria heracleifolia, (A) perawakan, (B) frond fertil, (C) sori, (D) indusium, (E) sisik

44

Gambar 54 Tectaria hilocarpa, (A) perawakan, (B) pangkal frond, (C) pinna steril, (D) potongan pinna fertil, (E) spora

Gambar 55 Tectaria maingayi, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sori, (D) spora

Gambar 53 Tectaria vasta, (A) perawakan, (B) pangkal frond, (C) potongan sisik, (D) sorus, (E) spora

45

Gambar 56 Tectaria subebenea, (A) perawakan, (B) abaksial pinna fertil, (C) adaksial pinna fertil, (D) sorus, (E) spora

THELYPTERIDACEAE

Frond pinnate, pinna fertil dan steril memiliki bentuk dan ukuran sama, pertulangan daun menyirip, spora monolet, echinate atau cristate.

1a.Jumlah pinna 3, sori exindusiate ... Pronephrium triphyllum

1b.Jumlah pinna lebih dari 3, sori indusiate ... 2 2a.Tepi pinna crenate ... Pronephrium asperum

2b.Tepi pinna berlobus ... 3 3a.Stipe pilous ... 4

3b.Stipe glabrous ... 5 4a.Ujung pinna acute ... Christella dentata

4b.Ujung pinna acuminate ... Christella parasitica 5a.Bentuk indusium reniform... Cyclosorus sumatranus

5b.Bentuk indusium bundar ... 6 6a.Permukaan indusium glabrous, perispore cristate ... Cyclosorus interruptus

6b.Permukaan indusium pilous, perispore echinate ... Pneumatopteris truncata Christella dentata (Piggott 1988: 219)

Cyclosorus subpubescens Bl. Ching (Holttum 1954: 273)

Frond pinnate, tinggi mencapai 50 cm. Stipe dan rachis hijau, herbaceus, pilous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, lanset, ujung acute, tepi berlobus ¼ dari tepi pinna, lobus paling pangkal umumnya lebih panjang, tepi pinna adaksial pilous, pertulangan menyirip. Sori superficial, di ujung cabang tulang daun, dilindungi indusium; reniform, kuning cerah, permukaan pilous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, tonjolan eksin serrate, perispor tipis atau tidak ada, coklat, apertur linier (Gambar 57).

46

Christella parasitica (L.) Lev (Piggott 1988: 186)

Cyclosorus parasiticus (L.) Farwell (Holttum 1954: 281)

Frond pinnate, tinggi mencapai 30 cm. Stipe mencapai 10 cm, pilous, pangkal coklat dan bersisik. Rachis hijau, pilous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, lanset, kedua permukaannya pilous, ujung acuminate, tepi berlobus ¾ dari tepi pinna, lobus basiscopic paling pangkal lebih panjang, ujung lobus rounded, pertulangan daun menyirip, tangkai pinna sangat pendek, coklat. Sori superficial, bulat, terletak di tengah cabang tulang daun, dilindungi indusium; indusium reniform, warna coklat pucat, permukaan berambut. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perispor tipis, warna coklat kehitaman, apertur linier (Gambar 58).

Cyclosorus interrputus (Willd.) Ching (Holttum 1954: 262, Piggott 1988: 191) Frond pinnate, tinggi mencapai 100 cm. Stipe coklat, glabrous, beralur. Rachis hijau, pilous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, ujung meruncing, tepi berlobus ¼ dari tepi pinna, pertulangan menyirip. Sori superficial, terletak di cabang tulang daun dekat tepi lobus, sorus terdapat di lobus, dilindungi indusium; indusium bundar, peltate, coklat, glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perispor tipis atau tanpa perispor, warna coklat, apertur linier (Gambar 59).

Cyclosorus sumatranus (v.A.v.R.) Ching (Holttum 1954: 275) Christella subpubescens (Bl.) Holtt. (Piggott 1988: 220)

Frond bipinnate, tinggi mencapai 70 cm, ukuran pinna tereduksi pada bagian pangkal. Stipe dan rachis hijau kecoklatan, glabrous, pangkal stipe bersisik coklat. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, lanset, ujung acuminate, tepi berlobus (1/3 dari tepi), pertulangan menyirip. Sori superficial, di tengah cabang tulang daun, dilindungi indusium; indusium reniform, coklat, glabrous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, tanpa perispor, warna coklat terang, apertur linier (Gambar 60).

Pneumatopteris truncata (Poir.) Holtt. (Piggott 1988: 198)

Frond pinnate, tinggi mencapai 2 m. Stipe dan rachis coklat, beralur, glabrous. Pinna steril dan pinna fertil dengan bentuk dan ukuran sama, lanset, glabrous, ujung acuminate, tepi berlobus 1/3 dari tepi pinna, ujung lobus truncate, terdapat beberapa pasang pinna tereduksi berbentuk cuping di bagian basal lamina. Pertulangan daun menyirip, costa dan costule pilous. Sori superficial, di tengah cabang tulang daun, dilindungi indusium; indusium reniform, coklat, pilous. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, echinate, tanpa perispor, warna coklat terang, apertur linier (Gambar 61).

Pronephrium asperum (Presl.) Holtt. (Piggott 1988:206)

Abacopteris multilineata (Wall.)Ching var.malayensis (Holttum 1954:297) Frond pinnate. Tinggi mencapai 50 cm. Stipe hijau kecoklatan, glabrous. Sisi pada rhizome coklat terang, lanset, ujung acuminate, tepi entire. Rachis pilous. Pinna steril dan fertil dengan bentuk dan ukuran sama, oblong, hijau tua, tepi crenate, ujung acute, pertulangan menyirip. Sorus 2 baris di antara cabang tulang

47

Gambar 57 Christella dentata, (A) perawakan, (B) frond fertil, (C) potongan pinna fertil, (D) sorus, (E) spora

Gambar 58 Christella parasitica (A) perawakan, (B) frond fertil, (C) adaksial pinna, (D) sorus, (E) spora

daun, bentuk bundar, dilindungi indusium. Sporangium berisi 64 spora homospora. Spora monolet, cristate, perisor tipis, warna coklat, apertur linier (Gambar 62). Pronephrium triphyllum (Sw.) Holtt. (Piggott 1988: 210)

Abacopteris triphylla Sw. Ching (Holttum 1954: 287)

Rhizome panjang, menjalar di dalam tanah, jarak antar frond ± 2 cm, bersisik. Frond terdiri dari 3 pinna, tinggi mencapai 20 cm. Stipe dan rachis glabrous, pangkal bersisik; sisik coklat, acuminate, terdapat spina di tepi dan permukaan. Pinna steril dan pinna fertil memiliki bentuk dan ukuran sama, ellip, ujung acute, tepi entire atau berlobus di dekat pangkal, pertulangan menyirip. Sori memanjang atau ellip, menempel pada vena antar tulang daun sekunder, exindusiate. Sporangium memiliki sepasang seta, berisi 64 spora homospora. Spora monolet, echinate, tonjolan eksin percabang, tanpa perispor, warna coklat, apertur linier (Gambar 63).

48

Gambar 59 Cyclosorus interruptus, (A) perawakan, (B) frond fertil, (C) potongan pinna fertil, (D) sorus, (E) spora

Gambar 60 Cyclosorus sumatranus, (A) perawakan, (B) sisik, (C) frond fertil, (D) sori, (E) spora

Gambar 61 Pneumatopteris truncata, (A) perawakan, (B) pinna tereduksi, (C,D) sorus, (E) spora

49

Gambar 63 Pronephrium triphyllum, (A) perawakan, (B) pinna fertil, (C) sorus, (D) sporangium dengan spina, (E) spora

Gambar 62 Pronephrium asperum, (A) perawakan, (B) sisik, (C) pinna fertil, (D) sorus, (E) spora

50

SIMPULAN

Tumbuhan paku terestiral di kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga yang telah diidentifikasi terdiri dari 18 famili, 30 genera, dan 56 spesies. Famili yang dominan adalah Thelypteridaceae sebanyak 4 genera, 7 spesies. Spesies tumbuhan paku terestrial yang dapat ditemukan di hampir seluruh kawasan kampus Darmaga IPB adalah Pteris ensiformis, Pleocnemia irregularis, dan Lygodium flexuosum. Pteris ensiformis dapat tumbuh di habitat terbuka dan ternaung. Ploecnemia irregularis tumbuh di habitat ternaung sampai Teduh. Lygodium flexuosum tumbuh di habitat Teduh sampai terbuka.

Morfologi vegetatif tumbuhan paku terestrial sangat beranekaragam. Habitus dan tipe frond digunakan untuk membedakan antar famili, sedangkan bentuk frond dan pola percabangan digunakan untuk membedakan antar genus. Karakter yang membedakan antar spesies dalam satu genus adalah sisik dan tepi lamina. Morfologi struktur reproduksi tumbuhan paku juga beranekaragam. Letak sori, tipe spora dan bentuk spora merupkan karakter pembeda antar famili. Tipe indusium dan bentuk spora membedakan genus dalam satu famili, sedangkan ornamentasi eksin dan perispor dapat membedakan spesies dalam satu genus. Tipe sistem reproduksi pada kebanyakan tumbuhan paku terestrial di IPB adalah tipe seksual, dengan tipe spora umumnya homospora. Jumlah spora per sporangium adalah 64, kecuali mikrosporangium Selaginella, Lycopodium, Ophioglossum, dan Dicranopteris.

SARAN

Publikasi tentang morfologi spora di Indonesia masih sedikit dan perlu ditingkatkan, sehingga penelitian lebih lanjut tentang morfologi spora menggunakan SEM (Scanning electron microscope) sangat disarankan. Selain itu, penyusunan daftar keanekaragaman tumbuhan paku lokal juga perlu terus dilakukan, agar harapan dari The 6th Asian Fern Symposium, Bali, 26-29 Agustus 2014, untuk membuat daftar tumbuhan paku Indonesia dapat diwujudkan.

Dokumen terkait