• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN FUNGSI DPD RI DALAM PEMBERIAN PERTIMBANGAN

D. Publikasi

Pelaksanaan fungsi DPD RI dalam pemberian pertimbangan terhadap Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, dan Dana Transfer Daerah dalam RUU APBN merupakan satu bentuk pelaksanaan amanat rakyat yang dimandatkan oleh Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

Oleh karena ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik, pertimbangan DPD tersebut wajib dipublikasikan baik secara kelembagaan maupun perorangan anggota DPD ke daerah masing-masing. Sekretariat Jenderal DPD RI memfasilitasi publikasi aktivitas (proses dan progres) serta subtansi (materi muatan) pertimbangan DPD RI melalui media informasi publik agar rakyat dan daerah mengetahui dan memahami.

39

Tabel 1 : Alokasi Waktu & Aktivitas Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, dan Dana Transfer Daerah

WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH

AKTIVITAS DPD

Oktober-Februari

Persiapan penyusunan RKP Tahap Pra-RKP

Anggota melakukan serap aspirasi daerah (masa reses). BO mempersiapkan juknis serap aspirasi. Puskada menghimpun,

mengkompilasi, dan merekapitulasi hasil serap aspirasi daerah.

Konsolidasi oleh Kelompok Provinsi dengan kategori: (1) aspirasi kepada Pemda; (2) aspirasi kepada pemerintah pusat.

Raker Kelompok Provinsi dengan Pemda untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemda

(masukan Musrenbangda)

Tim APBN Komite dan Kelompok Provinsi mengkonsolidasikan hasil serap aspirasi dan ditindaklanjuti melalui Raker dengan

kementerian sektoral menghasilkan kesepakatan Pra-RKP sektoral.

Komite IV mengkonsolidasikan hasil kesepakatan Pra-RKP sektoral dan

menindaklanjuti melalui Raker dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menkeu

mengikutsertakan Tim APBN Komite I, II, III menghasilkan kesepakatan Pra-RKP. (Februari) Tahap Pertimbangan

40 WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH AKTIVITAS DPD Maret-April Musrenbang Kab/Kota Musrenbang Provinsi

Anggota DPD mendampingi daerah dalam Musrenbang Provinsi

Anggota melalui Kelompok Provinsi mengkonsolidasikan prioritas daerah dalam Musrenbangda sebagai masukan kepada Komite IV

April-Mei

Musrenbang Nasional Pimpinan DPD dan Komite IV menghadiri Musrenbangas.

Komite IV mengkonsolidasikan prioritas daerah dalam Musrenbangnas.

Keseluruhan hasil serap aspirasi prioritas daerah tersebut bersama dengan hasil

pengawasan Komite menjadi masukan proses penyusunan pertimbangan.

20 Mei Pembicaraan Pendahuluan - kerangka ekonomi makro - kebijakan fiskal

- Kebijakan non anggaran

 Rapat Pleno Komite IV. BO dan Puskada menyampaikan hasil analisa dan masukannya. Komite IV dapat melakukan RDPU dengan pakar, akademisi, dll.

 Raker dengan Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Gubernur Bank Indonesia mengikutsertakan Komite I, II, III, dan PURT

Juni  Pandangan Fraksi-fraksi

 Tanggapan Pemerintah

 Rapat Kerja

Komisi- Komite melakukan Raker Kementerian Sektoral masing-masing pada minggu III dan IV

41 WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH AKTIVITAS DPD komisi dengan Kementerian (minggu I dan II)

disampaikan bulan Februari (kesepakatan Pra-RKP)telah masuk dalam RKP serta

memasukkan aspirasi (baru) hasil Musrenbang Provinsi.

 Konsolidasi hasil Raker Kementerian sektoral dengan Tim APBN Komite I, Komite II, dan Komite III dalam Rapat Gabungan.

Juli  Laporan Komisi ke Badan Anggaran (Banggar)

 Rapat Banggar untuk alokasi anggaran

 Pembahasan Komisi-komisi dengan Kementerian

(sinkronisasi alokasi anggaran sesuai hasil pembahasan Banggar)

 Rapat Paripurna hasil pembahasan RKP dan pembicaraan

pendahuluan Banggar

 Finalisasi Pertimbangan DPD terhadap Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, dan Dana Transfer Daerah. Hasilnya disampaikan kepada Tim APBN komite-komite dalam Rapat Gabungan untuk cek akhir sebelum Paripurna.

 Paripurna pengesahan pertimbangan DPD

 Penyampaian pertimbangan kepada DPR (Badan Anggaran DPR)

16 Agustus

Pidato Presiden Penyampaian Nota

42

BAB V

PELAKSANAAN FUNGSI DPD RI DALAM

PEMBERIAN PERTIMBANGAN TERHADAP RUU TENTANG APBN

A. Input (Masukan Informasi)

Berkenaan dengan pelaksanaan fungsi pertimbangan terhadap RUU tentang APBN, Komite IV menyusun pertimbangan dimaksud berdasarkan telaah atas:

1) Hasil serap aspirasi daerah

Merupakan rangkaian hasil serap aspirasi pada Tahap Pra-RKP dan pembicaraan pendahuluan RAPBN (termasuk di dalamnya hasil-hasil Musrenbangda). Pada pokoknya DPD berusaha mengkonsolidasi dan merumuskan kebutuhan riil masyarakat dan daerah yang selayaknya menjadi dasar subtansi RUU APBN.

2) Hasil pengawasan

Merupakan rangkaian hasil pengawasan tiap-tiap komite terhadap pelaksanaan UU sektoral dan UU APBN sektoral.

3) Kajian Budget Office (BO)

Kajian BO memberikan gambaran umum anggaran ke daerah dalam RAPBN sekurangnya meliputi: DAU, DAK, DBH, Dana Dekon/TP, Dana Desa, Dana Otsus, Dana Hibah, Dana Penyesuaian, Dana Darurat, Dana Keistimewaan, Program Sharing Pusat-Daerah, dll

B. Proses Pembahasan dan Keluaran

Pelaksanaan pembahasan pertimbangan DPD terhadap RUU APBN menyesuaikan dengan tahapan dan waktu pembahasan pembicaraan yang dilakukan oleh DPR dan Pemerintah.

Target yang ingin dicapai oleh DPD pada pemberian pertimbangan terhadap RUU APBN adalah untuk memastikan proses penganggaran dalam APBN sejalan dengan pencapaian tujuan dan sasaran rencana pembangunan nasional baik jangka pendek, jangka

43

menengah, maupun jangka panjang, serta memastikan usulan anggaran prioritas daerah dapat diakomodir.

DPD menyampaikan pertimbangan terhadap RUU APBN secara komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup:

(1) Pertimbangan terhadap asumsi dasar ekonomi makro (2) Pertimbangan terhadap pendapatan negara

(3) Pertimbangan terhadap anggaran belanja pemerintah pusat (4) Pertimbangan terhadap kebijakan desentralisasi fiskal

(5) Pertimbangan terhadap defisit, pembiayaan anggaran, dan resiko fiskal (6) Pertimbangan terhadap proyeksi APBN jangka menengah

DPD RI menyampaikan pertimbangan terhadap RUU APBN kepada DPR sekitar bulan Oktober. Proses pembahasan diawali pada saat Pimpinan DPD menerima RUU APBN dan permohonan pemberian pertimbangan terhadap RUU APBN dari Pimpinan DPR.

Setelah Pimpinan DPD menerima RUU APBN dan permintaan pertimbangan oleh DPR, selanjutnya Pimpinan DPD dalam forum Paripurna meminta Komite terkait (Komite IV) untuk menyusun pertimbangan dimaksud dengan menerima masukan dari komite lainnya. Apabila paripurna tidak dapat dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) hari sejak diterimanya RUU APBN tersebut maka Panitia Musyawarah dapat memutuskan Komite terkait (Komite IV) untuk menyusun pertimbangan. Pada saat yang bersamaan RUU APBN tersebut disampaikan kepada seluruh Anggota DPD oleh Sekretariat Jenderal.

Berdasarkan penugasan tersebut, Komite melakukan pembahasan dan penyusunan rancangan pertimbangan terhadap RUU APBN dengan mekanisme pembahasan sebagai berikut:

(1) Proses penyusunan pertimbangan dilakukan setelah DPD menerima permintaan pertimbangan dari DPR. Dalam rangka persiapan awal, Komite IV melaksanakan Rapat Pleno dengan agenda telaah atas RUU APBN dengan

44

membahas hasil kajian BO dan mendengarkan informasi Sekretariat Jenderal terkait jadwal dan agenda pembahasan (menyesuaikan jadwal dan agenda pembahasan di DPR). Komite IV juga dapat mengundang pakar, akademisi, dan pihak-pihak terkait dalam forum Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) guna memperoleh masukan. Komite IV meminta Komite I, II, III mempersiapkan masukan materi/subtansi berupa aspirasi dan hasil pengawasan.

Hasil kajian dan analisis BO yang disampaikan ke seluruh komite berfokus pada gambaran umum anggaran ke daerah dalam RAPBN sekurangnya meliputi: DAU, DAK, DBH, Dana Dekon, Dana Desa, Dana Otsus, Dana Hibah, Dana Penyesuaian, Dana Darurat, Dana Keistimewaan, Program Sharing Pusat-Daerah, dll

(2) Guna menindaklanjuti hasil pembahasan pada poin (1), Komite IV melaksanakan Raker dengan Dirjen Anggaran dan Dirjen Perimbangan Keuangan mengikutsertakan Tim APBN Komite I, II, dan III dengan agenda pendalaman informasi tentang RUU APBN beserta Nota Keuangannya dengan fokus bahasan: gambaran umum anggaran ke daerah dalam APBN sekurangnya meliputi: DAU, DAK, DBH, Dana Dekon, Dana Desa, Dana Otsus, Dana Hibah, Dana Penyesuaian, Dana Darurat, Dana Keistimewaan, Program Sharing Pusat-Daerah, dll.

(3) Hasil Raker sebagaimana dimaksud pada poin (2) ditindaklanjuti oleh komite-komite dengan Raker Komite I-IV bersama Kementerian Sektoral masing-masing dengan fokus bahasan dana ke daerah dalam RAPBN sesuai kedekatan fungsi masing-masing komite. Selanjutnya, masing-masing komite dapat melakukan rapat konsultasi dengan komisi-komisi DPR dengan agenda penyamaan persepsi/pemahaman terkait pokok-pokok RAPBN serta memastikan usulan anggaran prioritas daerah tersampaikan kepada komisi-komisi DPR untuk diperjuangkan.

(4) Hasil Raker Komite I-IV dengan kementerian sektoral dan konsultasi dengan DPR dikonsolidasikan dan dibahas bersama pada Rapat Gabungan Komite IV dengan mengundang Tim APBN komite terkait sebagai representasi dari

45

masing-masing komite. Hasilnya dirumuskan dan dijadikan bahan masukan finalisasi penyusunan pertimbangan DPD oleh Komite IV.

(5) Komite IV melaksanakan Rapat Pleno dengan agenda finalisasi naskah pertimbangan terhadap RUU APBN. Setelah naskah selesai disusun, Komite IV kembali mengundang Tim APBN komite-komite dalam Rapat Gabungan untuk menjelaskan subtansi naskah pertimbangan dan akomodasi aspirasi seluruh komite.

C. Pengesahan dan Tindak Lanjut

Rancangan pertimbangan yang disusun oleh Komite IV selanjutnya disampaikan pada sidang paripurna untuk mendapatkan pengesahan setelah sebelumnya disampaikan laporan oleh Komite dan Anggota menyampaikan pendapatnya. Keputusan DPD tentang Pertimbangan terhadap RUU APBN selanjutnya menjadi pertimbangan DPD kepada DPR. Berdasarkan Pasal 282 UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, Pimpinan DPD menyampaikan pertimbangan tertulis sebagaimana dimaksud melalui Pimpinan DPR untuk ditindaklanjuti. Sesuai ketentuan undang-undang, Pimpinan DPD menyampaikan pertimbangan dimaksud selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat dari pimpinan DPR dan sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden, disertakan nama anggota tim DPD yang mewakili DPD.

Mengingat pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD terhadap RUU APBN merupakan amanat konstitusi, untuk memastikan bahwa pertimbangan tersebut diterima oleh Alat Kelengkapan DPR, maka Pimpinan DPD menyampaikan permintaan tertulis melalui Pimpinan DPR agar Pimpinan Alat Kelengkapan DPR (Badan Anggaran) dapat menerima Pimpinan Alat Kelengkapan DPD (Komite IV) guna menyampaikan dan ikut membahas pertimbangan dimaksud, baik secara tertulis maupun lisan, dalam forum Rapat Pleno Badan Anggaran DPR.

Dalam rangka mengawal pertimbangan DPD sebagaimana dimaksud, Komite IV menugaskan satu Tim untuk terus mengikuti perkembangan pembahasan dan hasilnya dilaporkan kepada Komite IV. Bilamana pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi DPD, Tim diberikan kewenangan untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan, termasuk

46

melakukan lobi kepada pihak-pihak terkait, agar aspirasi yang terkandung dalam pertimbangan DPD dapat diterima/disetujui oleh DPR dan Pemerintah.

D. Publikasi

Pelaksanaan fungsi DPD RI dalam pemberian pertimbangan terhadap RUU tentang APBN merupakan satu bentuk pelaksanaan amanat rakyat yang dimandatkan oleh Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

Oleh karena ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik, pertimbangan DPD tersebut wajib dipublikasikan baik secara kelembagaan maupun perorangan anggota DPD ke daerah masing-masing. Sekretariat Jenderal DPD RI memfasilitasi publikasi aktivitas (proses dan progres) serta subtansi (materi muatan) pertimbangan DPD RI melalui media informasi publik agar rakyat dan daerah mengetahui dan memahami.

47

Tabel 2 : Alokasi Waktu & Aktivitas Pembahasan RUU APBN

WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH AKTIVITAS DPD Agustus 16 22 25 Pidato Presiden Penyampaian Nota

Keuangan dan RUU APBN Pandangan Fraksi-fraksi Tanggapan Pemerintah

 Rapat Pleno Komite IV (pengkajian dan pembahasan). BO dan Sekretariat Jenderal menyampaikan hasil analisa dan

masukannya. Komite IV dapat melakukan RDPU dengan pakar, akademisi, dll. September

8

12

20—26

Raker Banggar dengan Menkeu dan Gubernur BI Raker Komisi-komisi dengan Kementerian Rapat Panja Komite IV Raker dengan Dirjen Anggaran dan Dirjen Perimbangan Keuangan, mengikutsertakan Komite I, II, dan III (Tim APBN)

 Komite Raker dengan Kementerian sektoral masing-masing

 Rapat Konsultasi Komite I, II, III, dan IV dengan Komisi-komisi DPR.

 Rapat Gabungan Komite IV dengan Komite I, II, III (Tim APBN) untuk

mengkonsolidasikan hasil Raker dengan Kementerian Sektoral dan konsultasi dengan

48

komisi-komisi DPR

 Pleno Komite IV konsolidasi masukan dan finalisasi Pertimbangan RUU APBN. Naskah pertimbangan hasil finalisasi disampaikan ke komite-komite dalam Rapat Gabungan untuk cek akhir sebelum Paripurna.

Paripurna Pengesahan Keputusan Pertimbangan RUU APBN Oktober 7 11 12 13—21 24 25 Rapat Banggar

Rapat Banggar dengan Menkeu dan Bappenas Rapat Banggar dengan Komisi

Raker Komisi dan Kementerian Penyesuaian RKA/KL ke Banggar Penyampaian Laporan Pembahasan Pernyataan Persetujuan Fraksi Tanggapan Pemerintah Pengesahan RUU APBN

Penyampaian Pertimbangan DPD terhadap RUU APBN

(1) Pimpinan DPD kepada Pimpinan DPR (2) Komite IV kepada Badan Anggaran

49

BAB VI

PELAKSANAAN FUNGSI DPD RI DALAM PEMBERIAN PERTIMBANGAN TERHADAP RUU TENTANG PERUBAHAN APBN

A. Input (Masukan Informasi)

Berkenaan dengan pelaksanaan fungsi pertimbangan terhadap RUU tentang Perubahan APBN, Komite IV menyusun pertimbangan dimaksud berdasarkan telaah atas:

1) Hasil serap aspirasi daerah

Serap aspirasi daerah pada pokonya dimaksudkan untuk mengkonsolidasi dan merumuskan kepentingan dan kebutuhan riil masyarakat dan daerah yang selayaknya menjadi dasar subtansi RUU Perubahan APBN.

2) Hasil pengawasan.

Merupakan rangkaian hasil pengawasan tiap-tiap komite terhadap pelaksanaan UU sektoral dan UU APBN sektoral. Masing-masing komite sesuai dengan tupoksinya melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN tahun berjalan dan hasil pengawasan tersebut menjadi input bagi pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN pada tahun berjalan.

3) Kajian Budget Office (BO) dan Masukan Puskada

Kajian BO memberikan gambaran dan analisa terhadap kerangka umum perubahan APBN. Sementara masukan Puskada berupa konsolidasi hasil aspirasi dan pengawasan tiap-tiap komite.

B. Proses Pembahasan dan Keluaran

Perubahan APBN dapat dilakukan tergantung pada prognosis Pemerintah terhadap perubahan asumsi makro dan postur APBN. Pembahasan RUU tentang Perubahan APBN antara Pemerintah dengan DPR dilakukan sebelum tahun anggaran bersangkutan berakhir tanggal 31 Desember (Pasal 27 ayat (3) UU 17/2003).

Perubahan APBN dilakukan apabila terjadi asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan postur APBN. Pembahasan dilakukan paling lama 1 (satu) bulan dalam masa sidang setelah RUU tentang Perubahan APBN disampaikan Pemerintah kepada DPR.

50

Proses pembahasan RUU perubahan APBN sama dengan APBN induk, namun tidak melalui tahap pemandangan umum fraksi dan jawaban pemerintah atas pandangan umum fraksi-fraksi (short cut).

DPD RI memberikan pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN berdasarkan dasar argumentasi yang dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah dalam mengajukan RUU tersebut, dengan tetap mengedepankan pencapaian tujuan dan sasaran rencana pembangunan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. DPD berharap perubahan APBN dilakukan secara objektif dan rasional serta benar-benar dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi maupun lingkungan strategis nasional maupun dunia sehingga tidak mengganggu rencana dan pencapaian pembangunan. Adapun subtansi pertimbangan DPD paling kurang mencakup:

(1) Pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiskal

(2) Pertimbangan DPD terhadap pokok-pokok perubahan APBN yang diajukan Pemerintah

Proses pembahasan diawali pada saat Pimpinan DPD menerima RUU Perubahan APBN dan permohonan pemberian pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN dari Pimpinan DPR.

Setelah Pimpinan DPD menerima RUU Perubahan APBN dan permintaan pertimbangan oleh DPR, selanjutnya Pimpinan DPD dalam forum paripurna meminta Komite terkait (Komite IV) untuk menyusun pertimbangan dimaksud dengan menerima masukan dari komite-komite. Apabila paripurna tidak dapat dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) hari sejak diterimanya RUU Perubahan APBN tersebut maka Panitia Musyawarah dapat memutuskan Komite terkait (Komite IV) untuk menyusun pertimbangan. Pada saat yang bersamaan RUU Perubahan APBN tersebut disampaikan kepada seluruh Anggota DPD oleh Sekretariat Jenderal.

Berdasarkan penugasan tersebut, Komite IV melakukan pembahasan dan penyusunan rancangan pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN. Komite IV melaksanakan pembahasan dimaksud dengan mekanisme sebagai berikut:

51

(1) Proses penyusunan pertimbangan dilakukan setelah DPD menerima permintaan pertimbangan dari DPR. Dalam rangka persiapan penyusunan pertimbangan dimaksud, Komite IV melaksanakan Rapat Pleno dengan agenda telaah atas RUU Perubahan APBN dengan membahas hasil kajian BO terkait perubahan asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan postur APBN. Komite IV juga mendengarkan masukan dari Puskada berupa konsolidasi aspirasi dan pengawasan tiap-tiap komite atas pelaksanaan APBN tahun berjalan. Komite IV juga dapat mengundang pakar, akademisi, dan pihak-pihak terkait dalam forum Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) guna memperoleh masukan. Komite IV meminta Komite I, II, III mempersiapkan masukan materi/subtansi berupa aspirasi dan hasil pengawasan.

Sebagai masukan awal, BO menyampaikan hasil kajian dan analis kepada seluruh komite, yaitu berupa analisa terhadap perubahan asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan postur APBN. Sementara Puskada mengkonsolidasi dan merumuskan aspirasi dan pengawasan tiap-tiap komite khususnya terhadap pelaksanaan APBN tahun berjalan.

(2) Guna menindaklanjuti hasil pembahasan pada poin (1), Komite IV melaksanakan Raker dengan Menkeu dan Gubernur BI dengan mengikutsertakan Tim APBN Komite I, II, dan III dengan agenda pendalaman informasi tentang perubahan asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan postur APBN.

(3) Hasil Raker sebagaimana dimaksud pada poin (2) ditindaklanjuti oleh komite-komite dengan Raker Komite I-IV bersama kementerian sektoral masing-masing dengan fokus bahasan perubahan postur APBN khususnya menyangkut dana ke daerah, sesuai kedekatan fungsi masing-masing komite.

(4) Hasil Raker Komite I-IV dengan kementerian sektoral dikonsolidasikan dan dibahas bersama pada Rapat Gabungan Komite IV dengan mengundang Tim APBN Komite terkait sebagai representasi dari masing-masing komite. Hasilnya dirumuskan dan dijadikan bahan masukan finalisasi penyusunan pertimbangan DPD oleh Komite IV.

52

(5) Komite IV melaksanakan Rapat Pleno dengan agenda finalisasi naskah pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN. Setelah naskah selesai disusun, Komite IV kembali mengundang Tim APBN komite-komite dalam Rapat Gabungan untuk menjelaskan subtansi naskah pertimbangan dan akomodasi aspirasi seluruh komite.

C. Pengesahan dan Tindak Lanjut

Rancangan pertimbangan yang telah disusun oleh Komite IV tersebut selanjutnya disampaikan pada sidang paripurna untuk mendapatkan pengesahan setelah sebelumnya disampaikan laporan oleh Komite IV dan Anggota menyampaikan pendapatnya. Keputusan DPD tentang Pertimbangan terhadap RUU Perubahan APBN selanjutnya menjadi pertimbangan DPD kepada DPR.

Berdasarkan UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, Pimpinan DPD menyampaikan pertimbangan tertulis sebagaimana dimaksud melalui Pimpinan DPR untuk ditindaklanjuti. Bersamaan dengan itu, Pimpinan DPD menyampaikan permintaan tertulis melalui Pimpinan DPR agar Pimpinan Alat Kelengkapan DPR (Badan Anggaran) dapat menerima Pimpinan Alat Kelengkapan DPD (Komite IV) guna menyampaikan dan ikut membahas pertimbangan dimaksud, baik secara tertulis maupun lisan, dalam forum Rapat Pleno Badan Anggaran DPR.

Dalam rangka mengawal pertimbangan DPD sebagaimana dimaksud, Komite IV menugaskan satu Tim untuk terus mengikuti perkembangan pembahasan dan hasilnya dilaporkan kepada Komite IV. Bilamana pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi DPD, Tim diberikan kewenangan untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan, termasuk melakukan lobi kepada pihak-pihak terkait, agar aspirasi yang terkandung dalam pertimbangan DPD dapat diterima/disetujui oleh DPR dan Pemerintah.

D. Publikasi

Pelaksanaan fungsi DPD RI dalam pemberian pertimbangan terhadap RUU tentang Perubahan APBN merupakan satu bentuk pelaksanaan amanat rakyat yang dimandatkan oleh Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

53

Oleh karena ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik, pertimbangan DPD tersebut wajib dipublikasikan baik secara kelembagaan maupun perorangan anggota DPD ke daerah masing-masing. Sekretariat Jenderal DPD RI memfasilitasi publikasi aktivitas (proses dan progres) serta subtansi (materi muatan) pertimbangan DPD RI melalui media informasi publik agar rakyat dan daerah mengetahui dan memahami.

54

Tabel 3 : Alokasi Waktu & Aktivitas Pembahasan RUU Perubahan APBN

WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH AKTIVITAS DPD Menyesuaikan (pembahasan paling lama 1 bulan)

 RUU Perubahan APBN diterima DPR, DPR menyampaikan

permintaan pertimbangan DPD

 Rapat Kerja Banggar dengan Pemerintah (Menteri Keuangan) dan Gubernur BI

1. Penyampaian

pokok-pokok RUU

Perubahan APBN dan Nota Perubahannya; 2. Pembentukan panja

 Rapat Pleno Komite IV. BO dan Puskada menyampaikan analisa dan masukannya. Komite IV dapat melakukan RDPU dengan pakar, akademisi, dll.

 Raker Komite IV dengan Menteri

Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, mengikutsertakan Tim APBN Komite I, II, dan III.

55

WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH

AKTIVITAS DPD

dan tim perumus draf RUU Perubahan APBN

 Rapat Kerja Komisi VII dan XI dengan Mitra Kerjanya dengan agenda pembahasan asumsi dasar dalam RUU Perubahan APBN

 Rapat Kerja/RDP Komisi-Komisi dengan Mitra Kerjanya dengan agenda pembahasan perubahan RKA/KL.

 Banggar DPR RI melaksanakan Rapat Intern dengan agenda penyampaian hasil Rapat Kerja/RDP Komisi dengan Mitra Kerjanya dalam rangka

pembahasan Perubahan RKA/KL.

 Raker Komite I, II, III, dan IV dengan Kementerian sektoral masing-masing.

 Komite IV Rapat Gabungan dengan Tim APBN Komite I, II, III

mengkonsolidasikan hasil Raker dengan Kementerian Sektoral

 Pleno Komite IV pembahasan hasil Raker/RDP/RDPU

56

WAKTU AKTIVITAS DPR, PEMERINTAH

AKTIVITAS DPD

 Rapat Panja-Panja dengan agenda Pembahasan RUU Perubahan APBN beserta Nota Perubahannya

 Rapat Tim Perumus dengan agenda Draft RUU Perubahan APBN

 Finalisasi Pertimbangan DPD terhadap RUU Perubahan APBN. Hasilnya

disampaikan kembali kepada Tim APBN komite-komite dalam Rapat Gabungan untuk cek akhir sebelum Paripurna

 Paripurna pengesahan pertimbangan DPD

 Penyampaian pertimbangan kepada DPR (Badan Anggaran DPR)

 Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah (Menteri Keuangan) dan Gubernur BI dengan agenda laporan panja dan timus; pendapat akhir mini thd RUU Perubahan APBN  Penyempurnaan oleh Komisi-Komisi  Rapat Paripurna DPR pengesahan RUU Perubahan APBN

57

BAB VII

PELAKSANAAN FUNGSI DPD RI DALAM PEMBERIAN PERTIMBANGAN TERHADAP RUU TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS

PELAKSANAAN APBN

A. Input (Masukan Informasi)

Berkenaan dengan pelaksanaan fungsi pertimbangan terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN, Komite IV menyusun pertimbangan dimaksud berdasarkan telaah atas:

1) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang telah diaudit BPK

Komite IV melakukan pendalaman dan pengkajian atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang telah diaudit BPK sebagai bahan penyusunan pertimbangan terhadap RUU Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN. 2) Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP dan SAKIP Lembaga Pemerintah

Kementerian/Nonkementerian).

Tiap-tiap komite membahas Laporan Kinerja Pemerintah sesuai mitra kerjanya masing-masing sebagai bahan penyusunan pertimbangan terhadap RUU Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN oleh Komite IV.

Dokumen terkait