• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI

2.1.2 Tenik Dasar Permainan Tenis

2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip

Menurut Bey Magethi (1990 : 42) ada tiga macam pengangan atau grip yaitu eastern grip, western grip dan continental grip. Yudoprasetio (1981 : 13) juga berpendapat sama, ada tiga cara memegang raket atau grip yaitu eastern grip,

continental grip dan western grip. Sebagian besar dari pemain-pemain tenis di dunia memegang raketnya dengan eastern grip. Memegang raket dengan eastern grip adalah cara memegang yang wajar, raket sebenarnya merupakan lanjutan dari lengan dan pengganti tangan pemain.

2.1.2.1.1 Teknik Pegangan Eastern

Teknik pegangan eastern menurut Lardner (1996 : 35) adalah bahwa forehand harus mengunakan model timur atau eastern grip. Cara memegang

eastern menurut Bey Magethi (1990 : 42-43) pegang raket pada lehernya dengan

tangan kiri (tangan yang tidak digunakan untuk memukul), tempatkan telapak tangan yang digunakan untuk bermain di belakang pegangan dan jari-jari ditempatkan melingkari pegangan raket, rasanya seperti seolah-olah berjabat tangan dengan pegangan raket. Genggaman ini akan memberi kekokohan dan posisi telapak tangan di belakang pegangan raket akan memberi kekuatan yang lebih dalam melakukan pukulan.

Eastern grip diperoleh dengan memegang leher (throat) dari raket dengan tangan kiri dan merentangkannya ke depan badan anda dengan pangkal gagang ke jurusan anda. Permukaan raket harus membentuk sudut siku-siku dengan tanah. Pegangan raket dengan tangan kanan, sehingga ruas belakang dari ibu jari berada di bagian atas dari raket, sekitar 1/8 inci sebelah kiri dari pertengahannya. Ini berarti, bahwa bentuk huruf V antara telunjuk dan ibu jari berada pada bagian atas dari bidang rata pegangan. Telapak tangan harus dekat pada bidang yang rata

dari gagang itu. Seumpama kita “berjabat tangan” dengan raket itu (Scharff, 1981 : 26).

Gambar 1 Pegangan Eastern Sumber : Scharff (1981 : 25) 2.1.2.1.2 Teknik Pegangan Continental

Menurut Scharff (1981 : 26) pada jenis continental, pegangan itu di putar sekitar seperdelapan putaran (untuk orang biasa arah lawan jarum jam, bagi orang kidal arah gerak jarum jam).”Continental grip, dengan meletakkan raket pada sisinya kemudian memungutnya” ( Scharff, 1981 : 27 ).

Gambar 2 Pegangan Continental Sumber : Scharff ( 1981 : 27 )

2.1.2.1.3 Teknik Pengangan Western

Cara memegang raket dengan jenis western yang paling mudah adalah dengan meletakkan raket tertelungkup di atas tanah, lalu pungut dengan cara continental (Scharff, 1981 : 28).

Gambar 3 Pegangan western Sumber : Scharff ( 1981 : 28 ) 2.1.3 Pukulan Dalam Tenis

Menurut Lardner (1996 : 9) beberapa macam pukulan dasar dalam tenis yaitu groundstroke, volley, smash, service, dan lob. Sedangkan menurut Yudoprasetio (1981 : 43), pukulan-pukulan dalam tenis lapangan digolongkan ke dalam tiga golongan groundstrokes, volley dan overhead stroke. Pendapat lain, pukulan yang harus dikuasai dalam permainan tenis menurut Scharff (1981 : 24) ada empat jenis pukulan dasar yaitu serve, forehand drive, backhand drive dan volley. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pukulan dasar dalam permainan tenis yaitu groundstroke ( forehend drive dan backhand drive ), volley, serve, smash dan lob.

2.1.4 Pukulan Drive

Sesuai pendapat Yudoprasetio (1981 : 59) bahwa pukulan drive adalah jenis pukulan yang disebut groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah (lapangan). Pukulan drive dibagi menjadi dua yaitu forehand drive dan backhand drive, forehand drive dilakukan dari sebelah kanan badan dan backhand drive dilakukan dari kiri badan untuk pemain bukan kidal.

2.1.4.1 Pukulan Forehand Drive

Pukulan forehand drive menurut Scharff (1981 : 24) adalah pukulan yang paling penting bagi seorang pemula. Tujuannya adalah mengembalikan bola pada sisi badan sebelah raket ( sebelah kanan bagi orang biasa dan sebelah kiri pada orang yang kidal ). Sedangkan menurut Lardner ( 1996 : 31 ) forehand merupakan pukulan stroke yang paling umum dipakai dalam tenis.

2.1.4.1.1 Definisi Forehand Drive

Untuk mengembangkan kemahiran dalam forehand ada prinsip-prinsip yang digunakan yaitu memandang bola dengan cermat, memperkirakan arah bola dari lawan, mempersiapkan stroke sejak dini, gerak kaki yang tepat, keseimbangan yang kokoh, kepekaan dan konsentrasi (Lardner, 1996 : 31). Menurut Yudoprasetio (1981 : 55) pukulan forehand adalah pukulan yang banyak dilakukan dalam permainan. Pukulan ini digunakan dalam mendekte lawan karena forehand adalah stroke yang keras dan dapat membuat lawan lari kesana kemari selama rally yang panjang atau lama (Lardner, 1996 : 32).

2.1.4.1.2 Teknik Pukulan Forehand Drive

Teknik pukulan forehand drive melalui tiga tahap yaitu Backswing, Forwardswing, Followtrough semua tahap sama pentingnya untuk memperoleh pukulan keras dan berirama. Pukulan dari mulai sampai berakhir harus berlaku dengan lancar dan merupakan koordinasi gerak kaki, badan dan tangan (Katili, 1973 : 24). Adapun urutan gerak dari awal hingga akhir tersebut sebagai berikut : 2.1.4.1.2.1Persiapan drive

Persiapan melakukan teknik pukulan drive yaitu dengan sikap siap harus diambil waktu menunggu bola, menghadap ke net dengan dua kaki mengangkang santai dan dengan berat badan sama berat pada kedua kaki. Ayunkan leher raket di tangan kiri dan arahkanlah kepalanya ke net, mata harus tertuju pada bola, badan santai dan lutut agak ditekukkan. Begitu bola menuju anda di sebelah kanan, berputarlah pada kaki kanan, melangkah dengan kaki kiri, sehingga kedua kaki menjadi sejajar dengan net dan menghadap ke garis kanan atau paling sedikit diagonal dengan net. Pinggul dan bahu anda harus pula berputar setengah lingkaran ke kanan, sehingga bahu menghadap ke net. Lengan kanan harus lurus dan bergantung pada pundak. Siku harus tetap lurus namun tidak kaku. Kepala raket harus sama tinggi dengan pergelangan atau sedikit lebih tinggi. Ingat pada saat memukul anda tegak 90 derajat dengan arah kemana hendak membidikkan bola (Scharff, 1981 : 29).

Gambar 4 Posisi siap (Ready Position) Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.2 Ayunan ke belakang (Back Swing)

Pada saat bola meninggalkan raket pelatih atau lawan, sambil berdiri berputar, mulailah ayunan ke belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan dan pindahkan berat badan berangsur-angsur ke kaki belakang. Gerakan ini harus serentak dan bersamaan dengan laju bola yang datang. Ketika raket melanjutkan gerakan ke belakang, berat badan harus terus berpindah kaki kanan, lutut membengkok sedikit sementara mata menatap bola yang datang, kalau ada waktu tariklah sejauh mungkin raket ke belakang. Lengan harus tetap lurus dan hampir sejajar dengan tanah sampai raket mengenai bola.

Lengan kiri mempunyai peranan penting dalam ayunan badan untuk keseimbangan dan harus bergerak bebas (1981 : 30).

Gambar 5 Ayunan ke belakang (Back Swing) Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.3 Ayunan ke depan ( Forward Swing)

Forward swing dimulai saat menghentikan ayunan ke belakang dan memulai gerakan ke depan dengan raket, tergantung pada kecepatan bola yang datang. Pada waktu akhir rentangan tangan ketika mengayun ke belakang harus pendek sekali jika perkiraan waktunya tepat dan cocok. Kepala raket harus sedikit di atas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung, sehingga pada ayunan depan ia sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah. Lutut sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan untuk membantu putaran badan.

Begitu memulai ayunan ke depan melangkahlah dengan kaki kiri sambil memiringkan sisi badan ke arah net dan bola yang melayang. Waktu melakukan ini mulailah memindahkan berat badan dari kaki kanan yang ada di belakang kaki kiri di depan pada waktu yang sama tangan dengan kepala raket vertikal ke tanah dan masih di atas pergelangan harus direntangkan jauh ke depan sampai gerakan badan dan arah raket serentak. Sewaktu raket mengayun ke depan menemui bola, kepala raket harus pada ketinggian bola dan rata datar pada saat benturan, tepat pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan terus demikian selama pukulan bola berlangsung. Selalu usahakan mengenai bola dengan bagian tengah dari raket pada ketinggian pinggang tetapi kalau bola itu ada di bawah pinggang tekuklah lutut anda sampai setinggi bola. Jika sebaliknya bola itu melambung tinggi mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Bola itu sedapat mungkin harus dikenakan pada puncak ketinggiannya antara ujung kaki kiri dan pertengahan pinggang (Scharff, 1981 : 31-32).

Gambar 6 Ayunan ke depan ( forward swing ) Sumber : Scharff (1981:30)

2.1.4.1.2.4 Gerak lanjutan ( follow trough )

Waktu melakukan pukulan forehand berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki ke kiri dan raket bergarak menuju bola kemudian membentur bola sampai gerakan lanjutannya. Dalam gerakan lanjutan ini beratkan badan ke depan ke arah bola, selama itu kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan dapat dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah. Menekuk lutut sewaktu memindahkan berat badan menyebabkan pukulan menjadi rata dan dengan demikian tidak menyodok atau mengangkat bola. Gerakan lanjut itu berakhir jika kepala raket terhenti dengan sendirinya dihadapkan bahu sebelah kiri dan kaki kiri. Kepala raket berakhir setinggi antara pinggang dan bahu, tergantung pada tinggi dan kecepatan bola yang dipukul. Pada bola yang lebih rendah perlu gerak lanjut yang lebih tinggi supaya bola dapat melampaui net, pada akhir pukulan berat badan harus tetap karena lengan dan raket menarik badan sebelah kanan kembali ke posisi siap dan tangan kiri berada pada raket lagi (Scharff, 1981 : 34).

Gambar 7 Gerak Lanjutan (follow trough) Sumber : Scharff (1981:30)

2.1.4.2 Pukulan Backhand Drive

Pukulan backhand drive menurut Lardner (1996 : 44) merupakan stroke (pukulan) yang lebih alami daripada forehand. Yaitu karena tubuh tidak menghadap sasaran, bila ini dilakukan dengan tepat, lengan bergerak ke depan dan mengikuti arah bola dengan gerakan yang bebas dan tubuh berayun di belakangnya dengan kekuatan wajar yang amat besar. Sedangkan menurut Yudoprasrtio (1981 : 64) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang berada disamping kiri pemain kalau pemain mempergunakan tangan kanan.

2.1.4.2.1 Definisi Backhand Drive

Pada dasarnya pukulan forehand dan pukulan backhand tidaklah jauh berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulannya saja. Kalau pukulan

forehand drive, pemain memukul dengan bagian depan tangan. Sedangkan

pukulan backhand drive, pemain memukul dengan bagian belakang tangan. Menurut Handono Murthi (2002 : 25), cara back swing dan impact point pukulan backhand drive sama seperti dalam pukulan forehand kecuali follow trough, karena tidak mungking ditekuk seperti pukulan forehand, jadi secara otomatis berakhir dengan posisi tangan lurus (kecuali dua tangan).

2.1.4.2.2 Teknik Pukulan Backhand Drive

Seperti halnya dengan pukulan forehand, menurut Rex Lardner (1996 : 47) dalam melakukan pukulan backhand drive, tekniknya adalah sebagai berikut. Pertema-tama, melakukan posisi siap dan memperhatikan pada saat bola lepas

dari raket lawan. Lakukan grip backhand sambil bergerak kearah bola, gerakan raket ke belakang dengan tangan kiri pada leher raket. Putar bahu ke kiri ketika sudah dekat dengan bola, ambil posisi siap untuk melakukan pukulan dengan cara membebankan berat tubuh pada kaki yang di belakang dan melangkahkan kaki ke arah sideline sebelah kiri. Setelah sudah siap melakukan stroke ini, kaki kanan harus berada kurang lebih 60 cm lebih dekat dengan sideline kiri daripada kaki kiri. Bahu kanan harus diputar sehingga punggung hampir tepat mengarah pada net, dan berat badan harus lebih ditumpukan pada kaki belakang. Kedua lutut harus ditekuk. Jika bolanya rendah, maka harus menekuk lutut lebih rendah untuk mencapai bola.

Dengan raket yang dipegang sejajar dengan baseline tangan kanan pada ketinggian sama dengan pinggang, mulailah memutar tubuh ke kanan sambil melepaskan tangan kiri terhadap raket. Raket ke depan sejajar dengan tanah, tubuh berputar ke depan dan berat beralih ke kaki yang depan, raket diayun memutar, pemain memukul bola dengan permukaan tegak lurus kira-kira 30 cm di depan pinggang sebelah kanan, dan berayun dengan gerak menyapu, sedikit naik dalam gerak follow trough yang lurus. Pada akhir follow trough lengan kanan harus benar-benar terlentang. Raket harus benar-benar melewati bahu kanan dan pada ketinggian yang sama dengan kepala. Topspin dihasilkan secara wajar oleh ayunan lengan dan pergelangan cenderung berputar pada saat raket diayun ke depan.

Gambar 8 Backhand Drive dari posisi siap sampai gerak lanjut Sumber : Brown (2007 : 35)

Dokumen terkait