• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Latihan Drive dengan Diumpan Terus Menerus dan Bergantian Terhadap Kemampuan Drive Pada Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Latihan Drive dengan Diumpan Terus Menerus dan Bergantian Terhadap Kemampuan Drive Pada Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

.

PERBEDAAN LATIHAN

DRIVE

DENGAN DIUMPAN TERUS

MENERUS DAN BERGANTIAN TERHADAP KEMAMPUAN

DRIVE

PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS

JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Andi Fahrur Rozi

6301407028

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

SARI

Andi Fahrur Rozi. 2011. Perbedaan Latihan Drive dengan Diumpan Terus Menerus dan Bergantian Terhadap Kemampuan Drive Pada Mahasiswa Putra

Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011. Skripsi, Pendidikan

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Permasalahan penelitian adalah apakah ada perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011, jika ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive, jika ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive.

Populasi penelitian mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 dengan jumlah 22 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, cara yang digunakan untuk merandomisasi menggunakan cara undian dengan jumlah sampel 16 mahasiswa. Variabel penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu latihan drive dengan diumpan terus-menerus dan bergantian serta variabel terikat yaitu kemampuan

drive. Metode penelitian menggunakan eksperimen. Metode analisis data

penelitian menggunakan statistik dengan t-test menggunakan rumus pendek. Hasil analisis data diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,090. Nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (d.b) 7 adalah sebesar 2,365. Karena t-hitung lebih besar t-tabel atau 3,090 > 2,365, maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Dari uji beda mean kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol atau 20,84 > 17,78, maka dapat disimpulkan bahwa latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik dari latihan drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive.

Saran; 1) Pelatih hendaknya memberikan latihan drive diumpan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan drive pada pemain. 2) Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan pukulan drive pada petenis.

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 2011

Andi Fahrur Rozi NIM. 6301407028

(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“ Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma, semua usaha dan doa ” (Ahmad Dhani)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Ayahku Suratmin dan Ibu Nur Khamilah tercinta, yang telah memberikan semangat, dorongan serta do’a.

2. Kakakku Aini Syarifah dan Adnan Rahmadi yang memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Almamater FIK UNNES.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Soedjatmiko, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs. Nasuka, M.Kes., selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal

(7)

ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Dosen mata kuliah IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Seluruh mahasiswa IKK tenis FIK UNNES tahun 2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian dan membantu selama pelaksanaan penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian untuk penulisan

skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

2.1.2 Teknik Dasar Permainan Tenis ... 13

(9)

2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip... ... 13

3.1 Populasi Penelitian... 32

3.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.3 Variabel Penelitian... 34

(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1Simpulan ... 52

5.2Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 55

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Analisis Kelebihan dan Kelemahan Latihan Drive Diumpan Terus

Menerus Dengan latihan Drive Diumpan Bergantian... 30

2. Persiapan Perhitungan Statistik ... 41

3. Deskripsi Kelompok Eksperimen ... 46

4. Deskripsi Kelompok Kontrol ... 47

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pegangan Eastern... 15

2. Pegangan Continental... ... 15

3. Pegangan Western...………….…...… 16

4. Posisi Siap (Ready Position)...... 19

5. Ayunan Ke Belakang (Backswing)... 20

6. Ayunan Ke Depan (Forwardswing) ... 21

7. Gerak Lanjutan (Followtrough) ... 22

8. Backhand Drive dari Posisi Siap Sampai Gerak Lanjut... 25

9. Latihan Drive Diumpan Terus Menerus... 26

10. Latihan Drive Diumpan Bergantian... 27

11.Tes Kemampuan Drive... 36

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Usul Penetapan Pembimbing Skripsi... 55

2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 56

3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Skripsi ... 57

4. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 58

5. Hasil Tes Awal (Pre-Test)Forehand dan Backhand Drive Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 59

6. Hasil Total Tes Awal (Pre-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 60

7. Rangking Tes Awal (Pre-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa Putra Peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 61

8. Hasil Tes Awal dan Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 62

9. Hasil Tes Akhir (Post-Test)Forehand dan Backhand Drive Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 63

10. Hasil Total Tes Akhir (Post-Test) Kemampuan Drive Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 ... 64

11. Perhitungan Statistik Hasil Tes Awal (Pre-Test) ... 65

(14)

12. Perhitungan Statistik Hasil Tes Akhir (Post-Test) ... 66 13. Program Latihan Drive Diumpan Terus Menerus Dan Bergantian

Pada Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK

UNNES Tahun 2011... 67 14. Dokumentasi Penelitian ... 70

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu pendukung pembentuk manusia Indonesia yang berkualitas, mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, dan kultural. Dengan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan yang baik maka hakikat dan tujuan dari olahraga tersebut akan tercapai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional. Pasal tersebut menjelaskan bahwa keolahragaan nasional adalah keolahragaan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga.

Adapun tujuan keolahragaan nasional itu adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Dalam mencapai tujuan keolahragaan nasional tersebut ada 3 ruang lingkup pembinaan dan pengembangan olahraga meliputi : 1) olahraga pendidikan, 2) olahraga rekreasi, 3) olahraga prestasi. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk menigkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam meningkatkan harkat

(16)

dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan yang melibatkan olahragawan muda potensial dari hasil pemantauan, pemaduan, dan pengembangan bakat sebagai proses regenerasi.

(17)

Tenis seperti yang dikatakan oleh Bey Magethi (1990 : 3) adalah jenis olahraga yang mencangkup aspek-aspek teknis tertentu. Untuk dapat bermain tenis baik bagi kaum amatir, lebih-lebih bagi pemain profesional, pemain dituntut menguasai teknik-teknik memukul bola, langkah serta gerakan tubuh yang sesuai. Agar dapat bermain dengan baik dan benar serta berprestasi tinggi. Khususnya bagi petenis pemula, keterampilan dasar dalam bermain tenis harus dikuasai. Menurut Mottram (1992 : 13) untuk bermain tenis dengan baik, pemain harus belajar mencurahkan perhatian yang seksama pada bola, memiliki gerak kaki yang rapi, teratur dan efektif, keseimbangan yang baik, mengontrol ayunan pukulan raket, mengontrol permukaan raket, berkonsentrasi. Selanjutnya Yudoprasetio (1981 : 10) mengatakan pula hal-hal yang harus di perhatikan dalam bermain tenis adalah pemusatan pikiran, memegang raket, mengayunkan raket, footwork, menggerakan badan, dan pengunaan rasa.

(18)

Menurut Scharff (1981 : 24) dalam permainan tenis ada empat jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh seorang petenis, yaitu : service, forehand drive (groundstrokes), backhand drive (groundstrokes) dan volley Dari keempat kategori pukulan tersebut, kategori groundstrokes yaitu pukulan forehand drive

dan backhand drive. Keduanya adalah pukulan yang amat penting untuk

dipelajari, karena 50-75% dalam permainan tenis akan mempergunakan kedua pukulan ini. Seorang petenis yang memiliki pukulan drive yang baik dimungkinkan dapat memegang kendali permainan dan ia juga dapat mempertahankan bola bahkan bisa memenangkan suatu permainan.

Keseluruhan pukulan yang ada dalam suatu permainan, tiga perempat pukulan kemenangan ditentukan lewat forehand drive. Menurut Yudoprasetio (1981 : 73) apabila mengetahui dengan jelas bagaimana cara melakukan backhand, tentu backhand dapat dilaksanakan sebaik forehand. Terlebih dahulu memahami bagaimana cara memukul bola backhand, mempunyai kemauan untuk menerapkan cara-cara pukulan dengan baik dan akhirnya melakukan latihan-latihan dengan tekun agar dapat menghasilkan backhand yang memuaskan.

(19)

menjuruskan (mengarahkan) bola ke muka dengan memberi pukulan keras kepadanya. Drive memang dalam garis besarnya terdiri dari tiga gerakan, tidak terputus-putus, melainkan menjadi suatu gerakan yang serasi (harmonis), yakni : 1) gerakan lengan kebelakang disebut back swing, 2) gerak lengan dari belakang badan ke muka untuk memukul bola disebut forward swing, 3) forward swing yang dengan sengaja harus dilanjutkan, gerak lengan ini disebut follow through, follow through bukan saja lanjutan dari forward swing, melainkan satu gerakan yang harus dilaksanakan setelah forward swing selesai atau setelah bola dipukul oleh raket.

Melakukan pukulan drive dengan baik bisa dilakukan dengan beberapa macam metode latihan, namun seiring perkembangan permainan tenis pelatih memiliki kemampuan untuk menciptakan variasi metode latihan. Variasi metode latihan tersebut diharapkan dapat membantu kemampuan dalam menerima dan memahami apa yang diajarkan dan diharapkan dari pelatih.

(20)

diumpan terus menerus melatih gerakan teknik dasar pukulan yang sempurna dan latihan dengan diumpan bergantian melatih koordinasi kedua pukulan tersebut. Disamping itu berdasarkan pengamatan penulis di lapangan bahwa banyak terjadi kesalahan dalam memukul bola misalnya dalam permainan saat terjadi rally bola yang seharusnya masuk dan mendapat point justru keluar atau menyangkut di net dan menghasilkan point bagi lawan. Hal ini menunjukkan teknik pukulan drive tidak dapat dikuasai dengan baik oleh pemain, dan salah satu sebabnya adalah kelemahan metode latihannya.

Adanya uraian di atas, penulis ingin mengetahui manakah yang lebih efektif diantara keduanya, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “perbedaan latihan drive dengan diumpan terus-menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011”.

Sebagai alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut :

1.1.1 Drive sering digunakan dalam permainan tenis.

1.1.2 Penguasaan drive dapat dilatih dengan latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian.

1.1.3 Forehand drive dan backhand drive merupakan pukulan yang sangat penting dalam permainan tenis, sehingga perlu metode latihan yang efektif.

(21)

Sesuai dengan judul di atas maka dengan demikian timbul suatu pemikiran, perhatian dan permasalahan bagi penulis untuk meneliti masalah-masalah sebagai berikut :

1.2.1 Apakah ada perbedaan latihan menggunakan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 ?

1.2.2 Jika ditemukan perbedaan hasil latihan dari kedua metode itu mana yang lebih baik antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.3.1 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

1.3.2 Jika ditemukan perbedaan maka akan dicari latihan yang memberikan pengaruh yang lebih baik antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

(22)

Penegasan istilah dalam judul penelitian untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau salah penafsiran dari istilah yang dipergunakan, sedangkan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Perbedaan

Perbedaan adalah sesuatu yang menjadi berlainan (tidak sama) antara benda yang satu dan benda yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 119). Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan antara latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian yang dilakukan oleh mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

1.4.2 Latihan

Latihan adalah belajar dan membiasakan diri mampu atau dapat melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 643). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah latihan diumpan terus menerus dan bergantian yang dilakukan mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 untuk melatih kemampuan drive.

1.4.3 Drive

(23)

1.4.3 Umpan

Umpan adalah sasaran yang mudah dijadikan korban (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 1243). yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sasaran terus menerus dan bergantian untuk melakukan latihan drive yang diberikan kepada mahasiaswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 agar tercapai kemampuan yang baik dalam melakukan drive.

1.4.4 Terus menerus

Terus menerus adalah tidak berputusan, tiada henti, bersinambung (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 1186). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu metode latihan drive yang dilakukan secara terus menerus guna melatih gerakan teknik dasar pukulan yang sempurna.

1.4.5 Bergantian

Bergantian adalah sesuatu yang menjadi penukar yang tidak ada atau hilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 334). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu metode latihan drive yang dilakukan secara bergantian guna melatih koordinasi kemampuan drive.

1.4.6 Kemampuan

(24)

tahun 2011 dalam melakukan drive permainan tenis setelah melakukan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan latihan drive diumpan bergantian.

1.4.7 Mahasiswa Putra peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011

Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 adalah mahasiswa putra yang masuk Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang mengambil mata kuliah Ilmu Kepelatihan Khusus Tenis pada tahun 2011.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian 1.5.1 Umum

Secara umum manfaat yang diambil dari hasil pelaksanan penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pelatihan cabang olahraga permaianan tenis. Selain itu hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatihan tenis baik dalam memilih atlet, pengembangan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar permainan tenis, agar latihan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

(25)

1.5.2.1 Peneliti sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.

1.5.2.2 Para pelatih dan pembina untuk dapat dijadikan pengetahuan tentang pentingnya penerapan metode latihan yang tepat untuk mengembangkan drive yang paling baik.

1.5.2.3 Mahasiswa yang berminat dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk mengadakan penelitihan lebih lanjut.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI

Untuk memberikan gambaran mengenai teori-teori yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini maka diuraikan mengenai tinjauan olahraga tenis, teknik dasar permainan tenis, metode latihan drive dan analisa kelebihan dan kelemahan latihan diumpan terus menerus dan latihan diumpan bergantian.

2.1.1 Olahraga Tenis

Tenis adalah permaian olahraga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olahraga yang juga disebut lawn tennis ini, raket dipukulkan ke bola sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan ke seberang jaring yang sengaja disebing lapangan empat persegi panjang. Semula sekitar abad ke-16, tenis dimainkan di Italia, Perancis dan Inggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kerajaan.

Lapangan tenis berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 23,77 m dan lebar 8,23 m. lapangan dibagi ditengah oleh sebuah jaring yang tergantung pada tali atau kabel metal dengan diameter maksimum 0,8 cm, ujung-ujungnya ditambahkan atau dilewatkan di atas puncak dua buah tiang yang berbentuk empat persegi dengan sisi tidak melebihi 15 cm atau berbentuk bundar dengan diameter 15 cm (Direktorat Keolahragaan, 1995 : 9).

(27)

Penguasaan teknik dasar dan teknik-teknik pukulan yang baik merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam bermain tenis. Untuk dapat bermain tenis dengan baik dan berprestasi optimal, seorang pemain harus menguasai teknik dasar dan teknik berbagai jenis pukulan yang ada disamping harus mempunyai kemampuan fisik yang tepat dan mental bertanding yang kuat (Harsono, 1988 : 100).

2.1.2 Tenik Dasar Permainan Tenis

Bermain tenis yang baik dan benar, teknik dasar dalam bermain harus dikuasai oleh pemain. Menurut Bey Magethi (1990 : 31) apapun tingkatan permainan pemain, ada beberapa prinsip dasar yang dikuasai dalam bermain tenis. Teknik pukulan yang bagus didasarkan pada memukul pada tempat dan waktu yang tepat. Tetapi yang penting harus berada dalam keseimbangan yang baik, bergerak dengan arah yang baik ke arah bola, dan mengerti dimana bola dan raket akan bertemu dan membuat titik pertemuan (titik kontak) sehingga dapat menghasilkan pukulan yang keras dan terarah.

2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip

(28)

continental grip dan western grip. Sebagian besar dari pemain-pemain tenis di dunia memegang raketnya dengan eastern grip. Memegang raket dengan eastern grip adalah cara memegang yang wajar, raket sebenarnya merupakan lanjutan dari lengan dan pengganti tangan pemain.

2.1.2.1.1 Teknik Pegangan Eastern

Teknik pegangan eastern menurut Lardner (1996 : 35) adalah bahwa forehand harus mengunakan model timur atau eastern grip. Cara memegang

eastern menurut Bey Magethi (1990 : 42-43) pegang raket pada lehernya dengan

tangan kiri (tangan yang tidak digunakan untuk memukul), tempatkan telapak tangan yang digunakan untuk bermain di belakang pegangan dan jari-jari ditempatkan melingkari pegangan raket, rasanya seperti seolah-olah berjabat tangan dengan pegangan raket. Genggaman ini akan memberi kekokohan dan posisi telapak tangan di belakang pegangan raket akan memberi kekuatan yang lebih dalam melakukan pukulan.

(29)

dari gagang itu. Seumpama kita “berjabat tangan” dengan raket itu (Scharff, 1981

: 26).

Gambar 1 Pegangan Eastern Sumber : Scharff (1981 : 25)

2.1.2.1.2 Teknik Pegangan Continental

Menurut Scharff (1981 : 26) pada jenis continental, pegangan itu di putar sekitar seperdelapan putaran (untuk orang biasa arah lawan jarum jam, bagi orang kidal arah gerak jarum jam).”Continental grip, dengan meletakkan raket pada sisinya kemudian memungutnya” ( Scharff, 1981 : 27 ).

(30)

2.1.2.1.3 Teknik Pengangan Western

Cara memegang raket dengan jenis western yang paling mudah adalah dengan meletakkan raket tertelungkup di atas tanah, lalu pungut dengan cara continental (Scharff, 1981 : 28).

Gambar 3 Pegangan western Sumber : Scharff ( 1981 : 28 )

2.1.3 Pukulan Dalam Tenis

(31)

2.1.4 Pukulan Drive

Sesuai pendapat Yudoprasetio (1981 : 59) bahwa pukulan drive adalah jenis pukulan yang disebut groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah (lapangan). Pukulan drive dibagi menjadi dua yaitu forehand drive dan backhand drive, forehand drive dilakukan dari sebelah kanan badan dan backhand drive dilakukan dari kiri badan untuk pemain bukan kidal.

2.1.4.1 Pukulan Forehand Drive

Pukulan forehand drive menurut Scharff (1981 : 24) adalah pukulan yang paling penting bagi seorang pemula. Tujuannya adalah mengembalikan bola pada sisi badan sebelah raket ( sebelah kanan bagi orang biasa dan sebelah kiri pada orang yang kidal ). Sedangkan menurut Lardner ( 1996 : 31 ) forehand merupakan pukulan stroke yang paling umum dipakai dalam tenis.

2.1.4.1.1 Definisi Forehand Drive

(32)

2.1.4.1.2 Teknik Pukulan Forehand Drive

Teknik pukulan forehand drive melalui tiga tahap yaitu Backswing, Forwardswing, Followtrough semua tahap sama pentingnya untuk memperoleh pukulan keras dan berirama. Pukulan dari mulai sampai berakhir harus berlaku dengan lancar dan merupakan koordinasi gerak kaki, badan dan tangan (Katili, 1973 : 24). Adapun urutan gerak dari awal hingga akhir tersebut sebagai berikut :

2.1.4.1.2.1Persiapan drive

(33)

Gambar 4 Posisi siap (Ready Position) Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.2 Ayunan ke belakang (Back Swing)

(34)

Lengan kiri mempunyai peranan penting dalam ayunan badan untuk keseimbangan dan harus bergerak bebas (1981 : 30).

Gambar 5 Ayunan ke belakang (Back Swing) Sumber : Scharff (1981 : 30)

2.1.4.1.2.3 Ayunan ke depan ( Forward Swing)

(35)

Begitu memulai ayunan ke depan melangkahlah dengan kaki kiri sambil memiringkan sisi badan ke arah net dan bola yang melayang. Waktu melakukan ini mulailah memindahkan berat badan dari kaki kanan yang ada di belakang kaki kiri di depan pada waktu yang sama tangan dengan kepala raket vertikal ke tanah dan masih di atas pergelangan harus direntangkan jauh ke depan sampai gerakan badan dan arah raket serentak. Sewaktu raket mengayun ke depan menemui bola, kepala raket harus pada ketinggian bola dan rata datar pada saat benturan, tepat pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan terus demikian selama pukulan bola berlangsung. Selalu usahakan mengenai bola dengan bagian tengah dari raket pada ketinggian pinggang tetapi kalau bola itu ada di bawah pinggang tekuklah lutut anda sampai setinggi bola. Jika sebaliknya bola itu melambung tinggi mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Bola itu sedapat mungkin harus dikenakan pada puncak ketinggiannya antara ujung kaki kiri dan pertengahan pinggang (Scharff, 1981 : 31-32).

(36)

2.1.4.1.2.4 Gerak lanjutan ( follow trough )

Waktu melakukan pukulan forehand berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki ke kiri dan raket bergarak menuju bola kemudian membentur bola sampai gerakan lanjutannya. Dalam gerakan lanjutan ini beratkan badan ke depan ke arah bola, selama itu kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan dapat dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah. Menekuk lutut sewaktu memindahkan berat badan menyebabkan pukulan menjadi rata dan dengan demikian tidak menyodok atau mengangkat bola. Gerakan lanjut itu berakhir jika kepala raket terhenti dengan sendirinya dihadapkan bahu sebelah kiri dan kaki kiri. Kepala raket berakhir setinggi antara pinggang dan bahu, tergantung pada tinggi dan kecepatan bola yang dipukul. Pada bola yang lebih rendah perlu gerak lanjut yang lebih tinggi supaya bola dapat melampaui net, pada akhir pukulan berat badan harus tetap karena lengan dan raket menarik badan sebelah kanan kembali ke posisi siap dan tangan kiri berada pada raket lagi (Scharff, 1981 : 34).

(37)

2.1.4.2 Pukulan Backhand Drive

Pukulan backhand drive menurut Lardner (1996 : 44) merupakan stroke (pukulan) yang lebih alami daripada forehand. Yaitu karena tubuh tidak menghadap sasaran, bila ini dilakukan dengan tepat, lengan bergerak ke depan dan mengikuti arah bola dengan gerakan yang bebas dan tubuh berayun di belakangnya dengan kekuatan wajar yang amat besar. Sedangkan menurut Yudoprasrtio (1981 : 64) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang berada disamping kiri pemain kalau pemain mempergunakan tangan kanan.

2.1.4.2.1 Definisi Backhand Drive

Pada dasarnya pukulan forehand dan pukulan backhand tidaklah jauh berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulannya saja. Kalau pukulan

forehand drive, pemain memukul dengan bagian depan tangan. Sedangkan

pukulan backhand drive, pemain memukul dengan bagian belakang tangan. Menurut Handono Murthi (2002 : 25), cara back swing dan impact point pukulan backhand drive sama seperti dalam pukulan forehand kecuali follow trough, karena tidak mungking ditekuk seperti pukulan forehand, jadi secara otomatis berakhir dengan posisi tangan lurus (kecuali dua tangan).

2.1.4.2.2 Teknik Pukulan Backhand Drive

(38)

dari raket lawan. Lakukan grip backhand sambil bergerak kearah bola, gerakan raket ke belakang dengan tangan kiri pada leher raket. Putar bahu ke kiri ketika sudah dekat dengan bola, ambil posisi siap untuk melakukan pukulan dengan cara membebankan berat tubuh pada kaki yang di belakang dan melangkahkan kaki ke arah sideline sebelah kiri. Setelah sudah siap melakukan stroke ini, kaki kanan harus berada kurang lebih 60 cm lebih dekat dengan sideline kiri daripada kaki kiri. Bahu kanan harus diputar sehingga punggung hampir tepat mengarah pada net, dan berat badan harus lebih ditumpukan pada kaki belakang. Kedua lutut harus ditekuk. Jika bolanya rendah, maka harus menekuk lutut lebih rendah untuk mencapai bola.

(39)

Gambar 8 Backhand Drive dari posisi siap sampai gerak lanjut Sumber : Brown (2007 : 35)

2.1.5 Metode Latihan Drive

Petenis dapat terampil dalam menguasai teknik dasar tenis yang dalam hal ini adalah teknik dasar drive, petenis harus latihan atau dilatih secara baik dan benar. Ada beberapa teknik atau metode latihan drive antara lain : 1). Latihan memukul dengan posisi bergerak maju mundur dan ke samping kanan kiri. 2). Latihan dengan jarak pukul tetap dan jarak pukul bertahap. 3). Latihan dengan diumpan terus menerus dan diumpan bergantian. Seorang pelatih memilih metode latihan yang dianggap paling baik dan mengharapkan hasil optimal tentu mempunyai alasan tersendiri, dalam penelitian ini peneliti memilih latihan drive diumpan terus menerus yang akan dibandingkan latihan drive diumpan bergantian.

2.1.5.1Latihan Drive Diumpan Terus Menerus

(40)

pengumpan berdiri dekat dengan net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter (di garis servis tengah) memberikan bola dengan menggunakan metode drill. Subyek melakukan pukulan forehand drive dari garis belakang (baseline) secara terus menerus dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan sebanyak 10 pukulan dengan jumlah bola sebanyak 10 bola. Setelah selesai dilanjutkan dengan pukulan backhanddrive secara terus menerus dengan jumlah bola yang sama.

Hal ini dapat diartikan sama dengan pernyataan Lutan (1988 : 113) bahwa latihan diumpan terus-menerus sama dengan mass practice, yaitu kegiatan latihan dilakukan dalam satu rangkaian dengan selang waktu istirahat yang amat kecil di antara kegiatan mencoba.

(41)

2.1.5.2 Latihan Drive Diumpan Bergantian

Bentuk latihan ini dilakukan dengan metode drill juga, dengan pengumpan memberikan bola dari garis tengah dekat net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter. Dalam metode ini subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di baseline dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan pukulan backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya bergantian selama 20 bola.

Hal ini diartikan sama dengan penyataan lutan (1988 : 113) bahwa latihan diumpan bergantian sama dengan distributed practice, yaitu serangkaian kegiatan latihan melibatkan kegiatan istirahat yang cukup di antara kegiatan mencoba.

(42)

2.1.6 Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori tersebut di atas maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

2.1.6.1Latihan Drive dengan Diumpan Terus Menerus

Latihan drive dengan diumpan terus menerus adalah bentuk latihan yang diberikan pelatih dengan metode drill dari garis tengah kepada subyek yang ada di baseline. Anak melakukan drive (forehand drive, backhand drive) secara terus-menerus sesuai dengan jumlah bola yang harus dipukul.

Bentuk latihan ini biasa digunakan oleh pelatih, yaitu pengumpan berdiri dekat dengan net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter (di garis servis tengah) memberikan bola dengan menggunakan metode drill. Subyek melakukan pukulan forehand drive dari garis belakang (baseline) secara terus menerus dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan sebanyak 10 pukulan dengan jumlah bola sebanyak 10 bola. Setelah selesai dilanjutkan dengan pukulan backhand drive secara terus menerus dengan jumlah bola yang sama.

(43)

2.1.4.2 Latihan Drive dengan Diumpan Bergantian

Latihan drive dengan diumpan bergantian adalah bentuk latihan yang diberikan pelatih dengan metode drill dari garis tengah kepada subyek yang ada di baseline. Subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di baseline dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan pukulan backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya sesuai dengan jumlah bola yang harus dipukul.

Bentuk latihan ini dilakukan dengan metode drill juga, dengan pengumpan memberikan bola dari garis tengah dekat net kurang lebih 1 sampai 1 ½ meter. Dalam metode ini subyek melakukan pukulan forehand drive dari posisi awal di baseline dengan memukul sekali kemudian kembali ke baseline lalu melakukan pukulan backhand drive sekali dan kembali ke baseline, begitu seterusnya bergantian selama 20 bola.

(44)

Tabel 1

Analisis Kelebihan dan Kelemahan Latihan Drive Diumpan Terus Menerus Dengan Latihan Drive Diumpan Bergantian

Latihan Diumpan Terus Menerus Latihan Diumpan Bergantian Kelebihan : forehand dengan backhand. 2. Subyek memiliki koordinasi

pukulan drive yang baik dalam permainan (game).

Kelemahan :

(45)

2.2Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah “suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2004 : 210) hipotesis

adalah “pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

kenyataannya”.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan latihan drive dengan diumpan bergantian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.2.1 Ada perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian ilmiah. Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Sutrisno Hadi (2004 : 4) menyatakan,” metodologi penelitian yang seperti

kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar penelitian yang dicapai dari suatu penelitian memiliki harga ilmiah yang setinggi-tingginya.

3.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian (2006 : 130). Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 182) bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 dengan jumlah 22 mahasiswa.

(47)

Sifat yang sama populasi penelitian ini adalah : 1). Populasi adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES 2). Populasi mendapat materi latihan yang sama dan oleh pelatih yang sama pada waktu dan tempat yang sama. Dengan demikian populasi yang dimaksud sudah memenuhi syarat sebagai populasi.

3.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006 : 231). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES dengan jumlah 16 mahasiswa. Sebagai perkiraan, apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 maka sebaiknya populasi diambil semua sebagai sampel, apabila jumlah subjeknya besar diambil 10%-15%, atau 20%-25% atau lebih, hal ini tergantung dari : 1) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, 2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan 3) besar kecilnya resiko yang harus ditanggung oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006 : 134).

Sutrisno Hadi (2004 : 186) bahwa “Salah satu cara yang sangat terkenal

(48)

kita. Sampel yang diperoleh dengan cara ini disebut sampel randomatau “random

sampling”. Dalam penelitian ini Pengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling, cara yang digunakan untuk merandomisasi menggunakan cara

undian dengan melibatkan semua populasi untuk berhak menjadi sampel, dengan cara semacam ini telah menghindarkan cara memilih-milih sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 yang berjumlah 16 orang.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 118 ). Variabel dalam penelitian

ini adalah :

3.3.1 Variabel bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian.

3.3.2 Variabel terikat

Dalam penelitan ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan drive.

3.4 Intrument Penelitian

(49)

3.4.1 Program latihan memukul (drive)

Program latihan yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu program latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian pada lampiran 13.

3.4.2 Tes kemempuan drive

Tes kemampuan drive adalah suatu tes untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam melakukan pukulan drive. Dalam hal ini penulis menggunakan Hewits Achievement Test yang disusun kembali oleh james S. Bosco dan William F. Gustafson (1983 : 217). Tes pukulan drive dari Hewits ini di rancang untuk digunakan sebagai alat pengelompokan dan penentu tingkat, dengan validitas 0,57 untuk forehand drive dan 0,52 untuk backhand drive, sedangkan reliabilitas 0,75 untuk forehand drive dan 0,78 untuk backhand drive.

(50)

Gambar 11 Tes Kemampuan Drive

Sumber : James S. Bosco dan William F.Gustafson (1983 : 217) Keterangan :

1,2,3,4,5 : Sasaran lapangan tes kemapuan drive A : Pemukul (testee)

B : Pengumpan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(51)

terikat adanya hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dan pelaksanaan latihan. Sutrisno Hadi (2004 : 465) menyatakan bahwa salah satu tugas yang penting dalam riset ilmiah adalah penetapan ada tidaknya hubungan sebab akibat antar fenomena dan membuat hukum tentang hubungan sebab akibat. Teknik eksperimen adalah teknik yang paling jitu untuk meneliti hubungan sebab akibat tersebut.

Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Matched

Subject Desaign” atau pola M-S, matching dilakukan terhadap subyek demi subyek. Subject matching sudah tentu sekaligus berarti juga grup matching karena hakikat subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subjects) masing-masing ke grup eksperimen dan ke grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu (Sutrisno Hadi, 2004 : 511).

Kedua grup tersebut disamakan dengan cara subject matching ordinal pairing yaitu subyek yang hasilnya sama atau hampir sama pada tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus AB-BA. A disebut kelompok eksperimen dan B disebut kelompok kontrol, maka terbentuk 2 kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan yang seimbang. Hal ini dapat dilihat dari mean kedua kelompok tersebut hampir sama.

(52)

subyektifitas penelitian tidak akan masuk di dalamnya dan dapat ditentukan mana yang kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

3.6 Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan populasi dan sampel diperlukan surat izin penelitian dari fakultas untuk meneliti mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011, setelah mendapatkan surat izin penelitian dari fakultas, selanjutnya penulis mengambil data dan mengadakan penelitian.

3.6.1 Alat-alat dan fasilitas penelitian

3.6.1.1Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan Tenis Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Lapangan tenis, diusahakan yang memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan dan mencukupi bagi seluruh subyek penelitian.

3.6.1.2Bola tenis, sebanyak 12 bola untuk pre-test dan post-test berasal dari peneliti sendiri yang khusus disediakan dalam penelitian ini. Sedangkan bola untuk latihan berasal dari mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

3.6.1.3Raket tenis, raket tenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah milik masing-masing mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

(53)

3.6.1.5Tali rafia, digunakan untuk membatasi bola yang melambung yang diikat diatas net dengan ukuran tertentu.

3.6.1.6Lakban, digunakan untuk menempelkan skor di lapangan 3.6.1.7Formulir penelitian

3.6.1.8Alat tulis seperti bolpoint untuk mencatat

3.6.1.9Kamera, digunakan untuk dokumentasi penelitian 3.6.1.10Tongkat digunakan untuk merentangkan tali

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

3.6.2.1 Tes Awal (Pre-Test)

Tes awal dilakukan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan sampel dalam melakukan drive. Pelaksanan tes awal yaitu sampel melakukan drive sebanyak 20 kali (10 kali forehand drive dan 10 kali backhand drive) yang sebelumnya diberikan kesempatan untuk melakukan 4 kali pukulan drive masing-masing 2 kali pukulan sebagai percobaan. Sebelum tes awal dimulai, terlebih dahulu diadakan persiapan yaitu membuat batas garis untuk penempatan drive, menyiapkan petugas pelaksana dan formulir pencatatan hasil drive serta alat-alat lain yang diperlukan. Setelah sampel diberi penjelasan tentang petunjuk pelaksanaan tes kemampuan drive setelah melakukan pemanasan.

3.6.2.2 Perlakuan atau latihan

(54)

satu minggu. Frekuensi latihan ini sesuai pernyataan E.L Fox yang dikutip oleh M. Sajoto (1995 : 70), bahwa latihan yang ideal adalah 3 atau 5 kali perminggunya. Peneliti menetapkan waktu latihan sebanyak 16 kali pertemuan.

3.6.2.3 Tes Akhir (Post Test)

Setelah testee selesai menjalani latihan selama 16 kali pertemuan maka diadakan tes akhir yang bertujuan untuk mengetahui hasil latihan yang dicapai testee dari tiap-tiap kelompok setelah melaksaankan program latihan. Sama halnya pada tes awal, pada tes akhir ini, pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan drive dari Hewitt Achievement Test.

3.7 Analisis Data

(55)

Tabel 2 Kolom 2 : Nomor pasangan subyek Kolom 3 : Nilai kelompok kontrol Kolom 4 : Nilai kelompok eksperimen

Kolom 5 : Perbedaan dari masing-masing kelompok, yang diperoleh dari selisih K-E

Kolom 6 : Deviasi perbedaan yang diperoleh dari selisih B-MB Kelom 7 : Kuadrat dari deviasi perbedaan

Mean perbedaan (MB) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihitung dengan rumus :

MB = �

(56)

Hasil dari perhitingan statistik di cek :

B = K-E dan = 0,0

Untuk menyelidiki signifikansi, selisih perbedaan mean dari sampel-sampel yang berbeda korelasi menggunakan rumus t-test. Ada dua rumus t-test yang digunakan dalam rumus statistik, yaitu rumus panjang dan rumus pendek. Dalam hal ini menggunakan rumus pendek karena lebih praktis dan ringkas. Lebih mudah dan hasilnya sama dengan rumus panjang, dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan N-1.

Rumus pendek yang digunakan :

t = �− �

= Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

(Sutrisno Hadi, 2004 : 230)

(57)

Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka diupayakan untuk memperkecil kendala atau hambatan yang dapat mempengaruhi penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian di cari jalan keluarnya, sehingga pengaruhnya dapat dihilangkan atau diminimalkan. Faktor-faktor tersebut adalah :

3.8.1 Faktor kesungguhan hati

Kesungguhan hati dari setiap sampel tidak sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari hal ini, peneliti berusaha memberikan motivasi kepada sampel agar pelaksanaan latihan dan tes dengan sungguh-sungguh. Selain itu juga mengontrol dan mengawasi dalam latihan, sehingga latihan dapat dilaksanakan dengan baik.

3.8.2 Faktor kemampuan sampel

Masing-masing sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda, baik penerimaan materi secara lisan maupun kemampuan dalam penggunaan alat tes. Untuk itu selain peneliti memberikan informasi, peneliti juga berusaha memberikan koreksi secara individu maupun kelompok, pada saat ataupun setelah mahasiswa atau kelompok melakukan demostrasi latihan.

3.8.3 faktor pemberi latihan atau pelatih

(58)

latihan, pelatih atau yang membantu telah diberi penjelasan mengenai tujuan penelitihan dan program latihan yang akan dilakukan.

3.8.4 Faktor peralatan sampel

Selama latihan dan pelaksanaan tes, alat yang dipakai dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian ini selama latihan dan tes, sampel menggunakan raket milik sendiri, sehingga sudah terbiasa. Bola yang digunakan selama latihan maupun tes memenuhi syarat.

3.8.5 Faktor lapangan

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan hasil latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011, maka dalam penelitian ini dilakukan sebuah eksperimen sehingga data yang diperoleh merupakan perbandingan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan analisis data dengan uji t (t-test) berikut ini akan disajikan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang meliputi mean (rata-rata), hasil maksimal dan hasil minimal.

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 1. Kelompok Eksperimen

Deskripsi data penelitian sampel kelompok eksperimen terbagi dalam dua perhitungan yaitu hasil perhitungan pre-test dan post test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(60)

Tabel 3

Deskripsi Kelompok Eksperimen

No Data Pre-test Post-test

1 N 8 8

2 Mean 14.15 20.84

3 Minimum 8.75 18.75

4 Maximum 23.25 24.25

Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil pre test kemampuan drive pada kelompok eksperimen diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 14,15 dan hasil minimal sebesar 8,75 dan maksimal sebesar 23,25. Sedangkan untuk data pos test diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 20,84 dengan hasil minimal sebesar 18,75 dan maksimal sebesar 24,25.

2. Kelompok Kontrol

(61)

Tabel 4

Deskripsi data penelitian sampel kelompok kontrol untuk data pre-test diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 14,13 dengan hasil minimal sebesar 9,25 dan maksimal sebesar 22,50. Sedangkan untuk data post test diketahui sebanyak dari N (responden) sebanyak 8 diperoleh rata-rata hasil pukulan sebesar 17,78 dengan hasil minimal sebesar 14,25 dan maksimal sebesar 21,50.

4.2.1 Hasil Analisis Data

1. Perbedaan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive.

(62)

memberikan treatment (latihan) yang berbeda pada kedua kelompok. Perbandingan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji t.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui thitung sebesar 3,090 dengan N

sebesar 8 dan taraf signifikansi 5% diketahui ttabel sebesar 2,365. Dengan demikian

thitung > ttabel (3,090 > 2,365) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil

latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan

drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun

2011.

2. Perbandingan latihan drive dengan diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan pukulan drive.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Me sebesar 20,84 dan Mk sebesar

17,78. Dengan demikian Me > Mk (20,84 > 17,78) sehingga dapat disimpulkan

bahwa latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik daripada latihan drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

4.2 Pembahasan

(63)

Pukulan drive merupakan pukulan cepat dan mendatar yang cukup menyulitkan lawan. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut keterampilan grip, reflek yang cepat dan kekuatan pergelangan tangan.

Penggunaan latihan drive diumpan terus menerus pada pukulan drive dilakukan dengan waktu atau jeda yang cukup diantara kedua jenis pukulan drive (forehand drive dan backhan drive). Sehingga pemain dapat mengkoreksi kesalahan dari salah satu jenis pukulan dengan cermat.

Latihan drive diumpan bergantian dilakukan dengan suatu rangkaian selang waktu jeda yang sangat kecil diantara melakukan kedua jenis pukulan drive. Cepat menyebabkan kelelahan pada pemain. Jika penggunaan latihan ini tidak didukung dengan kondisi fisik yang baik maka akan cepat menguras energi pemain. Sehingga mengurangi tingkat konsentrasi pemain dan kurang dapat mengkoreksi kesalahan dari salah satu jenis pukulan dengan cermat pada saat latihan.

(64)

terhadap tahanan atau bedan, sehingga orang akan lebih cepat mendorong, melempar lebih jauh dan efisien.

Kecepatan reaksi tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan mengembangkan keterampilan olahraga, khususnya keterampilan dalam permainan tenis lapangan seperti melakukan pukulan drive. Kecepatan reaksi adalah untuk merespon stimuli yang diberikan oleh pengumpan, pukulan drive yang mempunyai kecepatan reaksi yang tinggi akan dengan mudah menentukan jawaban kinetis untuk reaksi bola, sehingga akan memungkinkan bagi orang yang akan melakukan pukulan drive untuk mendapatkan kecepatan dan ketepatan yang maksimal. Disamping itu pukulan ini menjadi senjata untuk dapat mematikan lawan.

Pengembangan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan latihan mereaksi stimuli yang diberikan oleh pengumpan dan mengotomatisasikan semaksimal mungkin jawaban motorik yang perlakuan kinetis dalam pukulan drive. Peningkatan pengembangan unsur tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk atau situasi latihan dan ditunjang dengan metode yang baik dalam usaha mengembangkan kecepatan reaksi. Pengembangan kecepatan reaksi bisa dilakukan dengan pertandingan dimana harus mengajar waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan, contohnya mereaksi aba-aba atau kode-kode dan harus dikerjakan secepat-cepatnya.

(65)

kecepatan reaksi pemain lambat biasanya hasil dari drive yang dilakukan akan tidak tepat pada sasaran.

4.2.1 Keterbatasan penelitian

Walaupun berbagai antisipasi sudah dilaksanakan dalam rangka menjaga kemurnian hasil penelitian, namun dengan adanya keterbatasan maka ada beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan. Dengan adanya keterbatasan tersebut maka penelitian ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 anak yang tiap tiap kelompok hanya terdiri dari 8 anak. Hal ini merupakan jumlah yang sangat kecil untuk digunakan dalam generalisasi yang lebih luas cakupannya.

2. Variabel lain seperti jenis latihan lain, kondisi fisik dan psikis sampel tidak dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga hal-hal tersebut bisa saja mempengaruhi hasil penelitian.

(66)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini antara lain :

5.1.1 Ada perbedaan latihan menggunakan latihan drive diumpan terus menerus dan bergantian terhadap kemampuan drive mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

5.1.2 Latihan drive dengan diumpan terus menerus lebih baik daripada latihan drive diumpan bergantian terhadap kemampuan drive pada mahasiswa putra peserta IKK tenis Jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian antara lain :

5.2.1 Pelatih hendaknya memberikan latihan drive diumpan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan drive pada pemain.

5.2.2 Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan pukulan drive pada petenis.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Katili. 1973. Olahraga Tenis. Jakarta : Bumi Restu Offset

Bosco. J. S. And Gustafson. W. F. 1983. Measurement and Evaluation in Physical Education Fitness and Sports. USA : Prentice-Hall Inc. Brown, jim. 2007. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: Raja Grafindo Persada Depdikbud. 1995. Peraturan Permainan Tenis. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 2009,

Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1,

Semarang : FIK - UNNES

Handono Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno Pallal.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma

Lardner, Rex. 1996. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taknik Yang Akurat. Semarang : Dahara Prize.

Magethi, Bey. 1990. Tenis Para Bintang. Bandung : Pionir Jaya.

Mottram, Tony. 1992. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Semarang : Dahara Prize.

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.

Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdikbud.

Scharff, Robert. 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta : Mutiara.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

(68)

. 2004c. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset

UU RI No. 3. 2005. Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika

Yudoprasetio. 1981 a. Belajar Tenis Jilid 1. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Lampiran 6

HASIL TOTAL TES AWAL ( PRE-TEST)

HASIL TES AWAL (PRE-TEST) PUKULAN DRIVE

NO NAMA SKOR DATA

1 EKO WAHYU SAPUTRO 13,75

2 MARTHA ATIKA AYUDI DHARMA 18,50

3 MOCHAMMAD FAHMI UMAMI 23,25

4 AGUS TRIYONO 11,25

14 LAZUARDY AKBAR FAUZAN 11,00

15 AULIA RIO ROSYADI 22,50

(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

Lampiran 11

HASIL TOTAL TES AKHIR ( POST-TEST)

HASIL TES AKHIR (POST-TEST) PUKULAN DRIVE

NO NAMA SKOR DATA

1 EKO WAHYU SAPUTRO 15,75

2 MARTHA ATIKA AYUDI DHARMA 19,50

3 MOCHAMMAD FAHMI UMAMI 24,25

4 AGUS TRIYONO 19,25

14 LAZUARDY AKBAR FAUZAN 20,50

15 AULIA RIO ROSYADI 18,00

(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lapangan Tempat Penelitian

(85)

Sampel Sedang Melakukan Forehand Drive

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1 Pegangan Eastern
Gambar 3 Pegangan western
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prayit lan wong tuwane Uni isih percaya banget marang anane gugon tuhon nikahan sadulur pancer wali sing nduweni balak, yaiku bapake Prayit bakal mati.. Pranyata apa

Selain itu, sistem informasi ini menghasilkan output berupa laporan hasil penjualan yang ditampilkan dalam bentuk grafik per periode

Validasi dilakukan untuk melihat model hasil inversi dari masing-masing program, untuk inversi dengan metode Occam pada program konvensional dan WinGlink digunakan parameter yang

(tambah, kurang, kali, bagi dan pangkat) pecahan aljabar dengan penyebut satu suku.  Menyederhanakan

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

Jika daerah dan sumbu putarnya sama maka perhitungan dengan menggunakan metoda cakram/cincin dan metoda kulit tabung akan menghasilkan hasil yang sama. Contoh Tentukan benda

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara senam asma terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan (p= 0,0005; α= 0 ,05) dan fungsi paru (p= 0,0005; α= 0 ,05) pasien asma

(Hirsjärvi ym. 1998, 201.) Tämän tutkimuksen kannalta tämä oli oleellista, sillä haasteltavien oli tärkeää ymmärtää, mitä etenkin tutkimuksen keskeisillä