• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pulau Nias, Sumatera Utera

5.4 Kunjungan Ke daerah potensi aplikasi Gasifikasi batubara untuk PLTD Dual

5.4.2 Pulau Nias, Sumatera Utera

Sesuai surat Kepala Puslitbang tekMIRA No. 1175/05/BLT/2014 tanggal 12 Juni 2014 dan surat balasan Walikota Gunungsitoli No. 540/5125/SDA/2014 tanggal 20 Juni 2014, maka pada tanggal 24 Juni 2014, jam 09.00 – 11.00 telah dilakukan rapat koordinasi di kantor Walikota Gunungsitoli, Pulau Nias. Agenda dari pertemuan adalah pemaparan dan diskusi tentang rencana pembangunan gasifikasi batubara untuk pembangkit listrik tenaga disel (PLTD) sistem dual fuel di Gunungsitoli. Pertemuan yang dipimpin oleh Sekreteris Daerah Gunungsitoli dihadiri oleh staf terkait dilingkungan Pemerintah Kota Gunungsitoli termasuk dari Lingkungan Hidup. Kegiatan tersebut bisa dilihat pada gambar 5.45.

Gambar 5.45 Pertemuan dengan pemerintah daerah Gunungsitoli

Beberapa hal yang perlu disampaikan dari hasil pertemuan tersebut, adalah sebagai berikut:

38 a. Dalam sambutannya, Sekreteris Daerah Gunungsitoli menyambut baik dan

mendukung penuh rencana implementasi gas hasil gasifikasi batubara sebagai bahan bakar pada PLTD sistem dual fuel, mengingat semua kebutuhan listrik di wilayah ini bersumber dari PLTD dan pasokannya dirasakan sangat kurang serta sering terjadi pemadaman. Disampaikan juga bahwa Gunungsitoli memiliki sumber daya batubara namun belum diketahui berapa besar potensinya. Diharapkan batubara ini nanti dapat digunakan sebagai bahan baku untuk gasifikasi batubara.

b. Dalam pemaparannya, Puslitbang tekMIRA secara umum memperkenal litbang-litbang yang dilakukan olehPuslitbang-litbang tekMIRA dan fasilitas pendukung yang dimiliki. Secara khusus disampaikan bahwa rencana pembangunan gasifikasi batubara untuk PLTD sistem dual fuel di gunungsitoli merupakan lanjutan dari hasil litbang yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir di Palimanan, Cirebon. Rencana ini akan dilaksanakan pada tahun 2015, namun pada tahun 2014 akan dilakukan persiapan termasuk pemilihan lokasi dan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Juga disampaikan bahwa fasilitas gasifikasi batubara untuk PLTD sistem dual fuel yang akan dibangun ini merupakan laboratorium lapangan dalam pembuktian teknologi dan ekonomi pada skala industri. Dalam akhir kegiatan nanti akan dibuat konsep PLTD berbasis gasifikasi batubara di Pulau Nias yang dapat diimplementasikan secara umum di Indonesia.

c. Puslitbang tekMIRA mengharapkan peran dari Pemerintah Kota Gunungsitoli, antara lain berupa:

• Mengusulkan lokasi PLTD dual fuel untuk bersama-sama dievaluasi dengan Puslitbang tekMIRA dan PLN Wilayah Sumatera Utera.

• Membantu setiap tahapan administrasi pembangunan dan pelaksanaan UPL-UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

• Menyediakan infrastruktur/akses lokasi.

39 Dalam sesi diskusi, peserta pertemuan mempertanyakan beberapa hal, antara lain :

 Dampak negatif terhadap lingkungan akibat pengoperasian gasifikasi batubara. Setelah dijelaskan kondisi energi nasional saat ini dan bagaimana sulit dan mahalnyanya mengaplikasikan energi baru terbarukan peserta dapat memaklumi. Batubara hanya merupakan sumber energi antara, dari yang konvensional (minyak dan gas bumi) menjadi energi baru dan terbarukan (a.l. angin dan surya). Disampaikan juga bahwa gasifikasi batubara yang menkonversikan batubara menjadi gas merupakan teknologi batubara bersih dibandingkan dengan hanya membakar batubara langsung yang saat ini dilakukan di Indonesia.

 Perbandingan keekonomian listrik yang dihasilkan dari PLTD dengan gasifikasi batubara sistem dual fuel. Dalam penjelasannya terlihat bahwa listrik dari PLTD lebih mahal.

 Penjelasan kerjasama yang akan dilakukan, apakah pemerintah kota dilibatkan. Dalam hal ini disampaikan bahwa kerjasama akan dilakukan anter Puslitbang tekMIRA – PT. PLN Wilayah Sumatera Utera – Pemerintah Kota Gunungsitoli. Pada akhir pertemuan, Sekreteris Daerah Gunungsitoli menyampaikan kesiapan untuk berperan sesuai permintaan yang disampaikan Puslitbang tekMIRA. Untuk kebutuhan SDM akan dicarikan yang baru khusus ditugaskan menangani proyek gasifikasi batubara untuk dual fuel.

- Pertemuan dengan PT PLN Gunungsitoli

Setelah pertemuan dengan Pemerintah Kota Gunungsitoli dilanjutkan kunjungan ke PT PLN Gunungsitoli yang hasilnya sebagai berikut:

a. Beban puncak PLTD Gunung Sitoli dan PLTD Teluk Dalam pada bulan Januari 2014 berturut-turut adalah 18400 KW (Lampiran A) dan 6950 KW (Lampiran B) b. Saat ini terdapat PLTD sewa dengan kapasitas terpasang 26000 KW, PLTD

gunung sitoli dengan kapasitas terpasang 8200 KW dan PLTD teluk dalam dengan kapasitas 3380 KW

40 c. Dengan menggunakan PLTD PLN diperlukan biaya bahan bakar sekiter Rp 3300/kWh sampai dengan Rp 3700/kWh sementera itu biaya bahan bakar untuk PLTD sewa hanya 2700-3100 rupiah/kWh.

d. Saat ini PLN diarahkan untuk menggunakan PLTD sewa bahkan PLTD gunung sitoli praktis tidak beroperasi hanya standby saja untuk memasok listrik beban puncak.

e. PLTD PLN umumnya high speed (1500 rpm) tetapi perlu dilakukan kajian apakah PLTD PLN dapat digunakan untuk PLTD dual fuel mengingat kinerjanya yang sudah mulai menurun.

- Pertemuan dengan PT PLN Wilayah Sumatera Utera

Pertemuan dengan PT PLN Wilayah Sumatera Utera di Medan, yang hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Untuk rencana PLTD dual fuel di pulau Nias akan menggunakan batubara dari Jambi dengan alternatif transportasi :

• Jambi – Sibolga menggunakan transportasi truk jalan darat dan dilanjutkan menggunakan kapal Ferry Sibolga – Nias.

• Jambi – Padang menggunakan transportasi truk jalan darat dan dilanjutkan menggunakan kapal ferry Padang – Nias.

• Akan menggunakan Jetty apabila PLTU 3x7 MW sudah selesai dibangun. b. Kemungkinan Lokasi

• PLTD Moawe (luas lahan terbatas, struktur tanah bagus, lokasi disekiter pemukiman penduduk).

• PLTU Idanoi 3x7 MW (luas lahan memadai, struktur tanah labil, lokasi jauh dari pemukiman, ke depan akan menggunakan jetty PLTU untuk transport batubara).

c. Beban sistem Nias WBP 24 MW, LWBP 12 MW saat ini menggunakan PLTD sewa. Direncanakan PLTD dual fuel akan beroperasi pada 2016 untuk memenuhi kebutuhan sistem dan effisiensi bahan bakar minyak.

d. Rencana PLTU 3 x 7 MW akan beroperasi tahun 2018, dari kebutuhan saat ini 24 MW maka masih dibutuhkan 3 MW tambahan diluar PLTU.

41 5.4.3 Pulau Kundur, Kepulauan Riau

Tanjung Batu merupakan ibukota kecamatan Kundur. Letak Tanjung Batu berada di ujung tenggara pulau Kundur yaitu sebuah pulau yang merupakan bagian dari Propinsi Kepulauan Riau (Kepri). Untuk menuju Pulau Kundur (Tanjungbatu) bisa melalui pulau-pulau utama yang terdapat di Kepri, seperti Batam, Tanjungpinang, dan Karimun. Transportasi utama di Kepri menggunakan kapal feri cepat karena merupakan wilayah kepulauan. Waktu tempuh dari Batam ke Tanjung batu dapat di tempuh selama 1,5 jam.

- Gasifikasi sistem Fluidized Bed

Ada beberapa cara melakukan gasifikasi system fluidized bed antara lain dengan bubbling fluidized bed, cyrculating fluidized bed dan spouted bed. Geldart membagi partikel menjadi grup A, B, C dan D. Pada partijek group A dan B disarankan untuk menggunakan bubbling fluidized bed sedangkan partikel ukuran besar seperti partikel Grup D disarankan menggunakan spouted bed.

Reaktor spouted bed termasuk jenis reactor fluidized bed yang sederhana. Rektor ini tidak memerlukan distributor udara sehingga pressure drop rendah, pembuatannya lebih mudah dan biaya investasinya lebih murah dibandingkan reactor fluidized bed pada umumnya. Gambar 3 adalah ilustrasi gerakan partikel pada reaktor spouted bed.

42 Gambar 5.46 Ilustrasi gerakan partikel pada Spouted Bed

- Gasifikasi spouted bed

Gasifikasi spouted bed yang dibangun di Pulau Kundur adalah buatan PEAKO dari China yang dipasarkan oleh PT Prima Gasifikasi Indonesia (PGI). Modulstandar (PEAKO-500-Compact) terdiri dari spouted bed gasifier dan 2 buah engine V12 dengan total rated output 500 kW. Modul BGES dapat dengan mudah terhubung dan ditingkatkan dengan penambahan setiap 500 kW. Berikut ini merupakan spesifikasi umum dari Peako-500-Compact :

Energi tersedia (listrik) : 500 kWe

Energi tersedia (panas) : 1.250 kWt Konsumsi biomassa : 1,3 – 2,0 kg/kWh Kapasitas gas, maksimum : 1.200 Nm3/jam Efisiensi gasifikasi : >70%

43 Kontinuitas output listrik : 90% dari rated value

Gasifikasi dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: Biomassa/batubara di transportasikan ke dalam silo dengan menggunakan vertical conveyor selanjutnya dimasukkan ke dalam gasifier menggunakan screw conveyor. Udara diumpankan menuju air drum melalui blower udara dan control valve. Gasifikasi dilakukan dengan kendali jumlah udara dalam gasifier dengan temperatur proses 600-800oC. Abu sisa pembakaran dikeluarkan secara periodik melalui gasifier bottom diffuser ash conveyor dan gas produser hasil gasifikasi dikeluarkan melalui bagian atas gasifier untuk masuk ke siklon. Gas produser dilairkan melalui siklon dan scrubber untuk menghilangkan partikulat serta mengurangi panas. Dengan menggunakan jaket pendingin. Gas produser yang telah mengalami pembersihan selanjutnya masuk ke dalam sistem ESP. Gas produser masuk ke dalam ESP melalui bagian bawah dan melewati tabung bermuatan listrik. Medan elektrostatis pada tabung bermuatan listrik tersebut mengikat partikulat, dalam hal ini ter menuju dinding pipa. Gas produser yang bersih selanjutnya diteruskan ke unit blower gas. Tetes air atau partikulat yang ada di ESP selanjutnya ditampung dalam sebuah bak yang dibuat tumpah. Dari ESP gas producer tekanannya diperkuat dengan pressure adder menuju mesin pembangkit listrik. Tekanan gas produser dibatasi pada sekiter 400 mm H2O, gas lebih akan dibakar melalui sebuah sistem flaring. Gas produser akan memasuki knockout tank untuk mengurangi tetes air sebelum gas produser diumpankan menuju gas engine untuk menghasilkan listrik. Gambar 4 menampilkan digram alir gasifikasi untuk menghasilkan listrik di Tanjung batu.

Gambar 5.47 Plakat Peresmian fasilitas

44

Direktur PT. PLN Generator

Gambar 5.49 Fasilitas Gasifikasi

Dokumen terkait