• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEL PUNCA DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Dalam dokumen Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi (Halaman 30-36)

Sumber sel punca pada rongga mulut dapat berasal dari jaringan pulpa gigi susu maupun gigi dewasa serta pada jaringan periodontal yaitu sementum dan ligamen periodontal. Sel punca jaringan tersebut bermanfaat untuk meregenerasi jaringan gigi. Sel pulpa berisi sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi dalam merespons jejas sehingga berpotensi untuk reparasi dentin gigi. Selama proses penyembuhan luka setelah terekspos maka sel mesenkimal undifferentiated yang memiliki kemampuan diferensiasi dan sel endotel serta akan bermigrasi ke lokasi pulpa yang terpapar, pada daerah yang lebih dalam akan melakukan regenerasi odontoblas. Sifat self renewal sel punca tetap ada selama organisme hidup, dapat dikembangkan dalam jumlah yang besar dalam kultur in vitro.1

3.1 Terhadap regenerasi gigi

Transplantasi sel punca dapat memberikan alternatif pendekatan yang menjanjikan untuk rekayasa jaringan pada bidang kedokteran gigi sehingga dapat digunakan untuk meregenerasi jaringan dalam rongga mulut. Dengan adanya kemajuan dalam tehnik memodifikasi aktifitas gen sel punca memberikan kemungkinan untuk penggunaan sel punca pasien sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena sifat reproduktif sel punca yang mampu membentuk kembali tulang, sementum, dentin bahkan ligamen periodontal.

Rekayasa jaringan bertujuan merestorasi struktur jaringan rusak akibat penyakit atau trauma dengan tetap memelihara lingkungan, dengan menginduksi sel punca pulpa gigi untuk berproliferasi menjadi odontoblast like cells yang akhirnya membentuk dentin. Ada tiga faktor yang diperlukan untuk rekayasa jaringan yaitu sinyal morfogenesis, sel punca untuk merespons terhadap morfogen dan scaffold dari matriks ekstraselular. Pada rekayasa jaringan gigi diperlukan juga regenerasi syaraf dan regenerasi vaskular untuk menjaga homeostasis gigi. 1,

8, 9, 19, 20

Gambar. 7 Sel punca dewasa bisa didapat dari jaringan gigi seperti pulpa gigi yang dikembangkan di laboratorium. Ketika jaringan pulpa tersebut dimuat ke scaffold yang sesuai dan dicangkokkan kembali ke daerah atau regio yang mengalami kerusakan, sel puncanya memiliki potensi untuk meregenerasi dentin. ( Krebsbach PH, Robey PG.

Dental and skeletal stem cells : Potential cellular therapeuics for craniofacial regeneration. JADA. 2002 : 770)

jaringan termasuk tulang, tulang rawan, otot, pembuluh darah dan sel saraf. Defek atau disfungsi jaringan kraniofasial setelah pasca operasi, trauma, kelainan kongenital memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan pasien. Oleh karena itu, rekonstruksi jaringan fungsional yang rusak perlu diperhatikan. Banyak laporan yang menunjukkan bahwa sumsum tulang yang berasal dari sel punca mesenkimal memiliki potensi yang menjanjikan untuk regenerasi berbagai organ, termasuk jaringan daerah kraniofasial dan jaringan pasca kelahiran dan dimanfaatkan sebagai terapi berbasis klinis.

Sumsum tulang tulang yang berasal dari sel punca mesenkimal adalah populasi heterogen sel, maksudnya mengandung sel-sel yang berbeda di setiap tahap-tahap perkembangannya. Untuk meningkatkan dan mengontrol diferensiasi sel punca, aplikasi dan metode yang tepat seperti manipulasi genetik, kombinasi sel punca dengan faktor-faktor pertumbuhan dan biomaterial yang cocok sangat pelu diperhatikan.

Seluruh struktur gigi, mulut, dan struktur tulang kraniofasial dibentuk oleh sel mesenkim pada saat pertumbuhan alami. Sel punca dewasa secara kronologik memiliki struktur yang lebih mirip dengan sel target seperti gigi, mulut dan struktur tulang kraniofasial daripada sel punca embrionik. Sel punca dewasa dapat berupa sel autologous atau diisolasi dari pasien, sebaliknya sel punca embrionik tidak bisa ditemukan dalam sel autologous. Terdapat resiko penolakan imunitas terhadap sel-sel yang non-autologous, dimana hal ini tidak didapati pada sel punca yang autologous.

Sebagian besar gigi, mulut, dan struktur tulang kraniofasial adalah jaringan ikat. Pada saat pertumbuhan alami struktur jaringan ikat gigi, mulut, dan struktur

tulang kraniofasial dibentuk oleh punca saraf dan sel mesenkim. Pada masa postnatal, sekelompok sel mesenkim ini selanjutnya akan berubah menjadi berbagai bentuk jaringan lainnya.

Sel punca mesenkim dewasa juga dapat digunakan secara allogenik untuk menyembuhkan defek yang besar. Sel punca mesenkim dewasa yang berasal dari kondrosit dapat digunakan untuk rekonstruksi struktur tulang rawan orofasial, seperti tulang rawan pada hidung dan sendi TMJ. Sel punca mesenkim dewasa yang berasal dari osteoblas, dapat digunakan untuk meregenerasi mulut dan tulang kraniofasial. 1, 8, 20, 21

Gambar. 8 Sel punca dewasa bisa didapat dari sumsum tulang yang dikembangkan di laboratorium. Ketika sumsum tulang tersebut dimuat ke scaffold yang sesuai dan dicangkokkan kembali ke daerah atau regio yang mengalami kerusakan, sel puncanya memiliki potensi untuk meregenerasi tulang. ( Krebsbach PH, Robey PG.

Dental and skeletal stem cells : Potential cellular therapeuics for craniofacial regeneration. JADA. 2002 : 770)

3.3 Terhadap regenerasi jaringan periodontal

Penyakit periodontal mengakibatkan hilangnya jaringan ikat dan tulang pendukung dan hal ini merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa. Dari beberapa penelitian terbukti bahwa pada jaringan periodontal berisi sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi tulang, sementum, dan ligamen periodontal. Karena pilihan terapi saat ini masih terbatas, sejumlah pendekatan bedah telah dikembangkan untuk meregenerasi jaringan periodontal. Regenerasi jaringan periodontal yang menggunakan sel punca autologous mungkin menjanjikan sebagai terapi berbasis sel di masa depan untuk penyakit periodontal. Untuk meregenerasi jaringan periodontal, dapat menggunakan sel punca embrionik, sel punca dewasa, dan sel-sel progenitor. Akan tetapi, karena masalah etika dan juga adanya keterbatasan pada penggunaan sel punca embrionik, maka sel punca dewasa dan sel-sel progenitor lebih cocok digunakan dalam situasi klinis. Baru - baru ini telah ditunjukkan bahwa jaringan lemak manusia mengandung sel-sel yang mirip dengan sel punca sumsum tulang. Sel punca adipose ini mungkin dapat menjadi sumber yang menjanjikan bagi sel-sel untuk strategi jaringan, karena banyak studi telah menunjukkan bahwa sel punca adipose dapat berdiferensiasi menjadi apogenik, osteogenik, kondrogenik, miogenik, dan keturunan sel neurogenik. Selain itu mereka juga telah berhasil digunakan untuk meregenerasi berbagai jaringan. Jaringan lemak tersedia dalam jumlah yang besar dan relatif mudah diperoleh.3,22,24,25

BAB 4 KESIMPULAN

Sel punca di bidang kedokteran umum telah digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaharui atau meregenerasi sel dan jaringan tubuh. Di bidang kedokteran gigi sendiri, sel punca ini dapat juga digunakan untuk meregenerasi gigi, jaringan periodontal dan struktur tulang-tulang kraniofasial. Sel punca itu ada 2 macam, yaitu sel punca dewasa dan sel punca embrionik yang mana sel punca ini juga mempunyai sifat yang dapat berdiferensiasi menjadi sel lain dan memperbaharui diri sendiri. Sel punca dewasa lebih sering digunakan daripada sel punca embrionik karena sel punca dewasa lebih mudah didapatkan, dapat berdiferensiasi menjadi segala sel didalam tubuh, dan reaksi penolakannya rendah. Walaupun keuntungan dari sel punca ini telah banyak disadari oleh banyak peneliti tetapi penggunaannya dalam bidang kedokteran gigi masih minim, hal ini mungkin diakibatkan oleh teknologi yang cukup mutakhir dan biaya yang cukup mahal.

Dalam dokumen Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi (Halaman 30-36)

Dokumen terkait