• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SEL PUNCA DI BIDANG KEDOKTERAN

GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LUKI TANTRI SOFAN NIM : 0606000135

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial

Tahun 2010

Luki Tantri Sofan

Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi viii+ 28 halaman

Pengetahuan bidang Kedokteran Gigi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengalami kemajuan pesat dalam perkembangannya. Salah satu bentuk kemajuan ini dapat dilihat dari telah terlibatnya ilmu biologi molekuler dalam pengembangan teknik perawatan dental baik untuk regenerasi ataupun rekonstruksi jaringan rongga mulut.

Teknik perawatan kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma atau pembedahan kanker merupakan salah satu perawatan yang membutuhkan biaya cukup tinggi sehingga perlu adanya beberapa alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Terapi regeneratif untuk memperbaiki defek kraniofasial yang ada selama ini biasanya menggunakan bahan autogenous dan bahan alloplastik yang memiliki keterbatasan terutama masalah histokompatibilitas sehingga membatasi aplikasi secara universal.

(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Juni 2010

Pembimbing: Tanda tangan

Olivia Avriyanti H, drg., Sp.BM (...)

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 23 Juni 2010

TIM PENGUJI SKRIPSI

KETUA : Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM ANGGOTA : 1. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes.

2. Abdullah,.drg

(6)

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam saya sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh dengan cahaya Islam.

Saya sadar sepenuhnya sebagai manusia saya penuh dengan keterbatasan. Sangat banyak bantuan baik berupa materil maupun moril yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Anthony Sofan dan Ibunda tercinta Nurbetty Lingga yang telah begitu banyak melakukan pengorbanan untuk membesarkan, mendidik, memberikan kasih sayang, cinta, bimbingan, dan juga telah menjadi penyemangat saya. Terima kasih juga untuk adik-adikku tercinta Ayren Tantri Sofan dan Benyamin Tantri Sofan. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Eddy Ketaren, drg., Sp.BM Selaku Kepala Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Olivia Avriyanti Hanafiah,drg.,Sp.BM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pemikiran dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

(7)

4. Seluruh staf pengajar dan tenaga administrasi FKG USU terutama bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial yang telah memberikan bantuan dan bimbingn kepada penulis.

5. Teman-teman terbaikku, Dhita, Nanda, Uul, Noni, Lita, Esti, Tika, Mita, Ica, Wina yang selalu memberikan motivasinya kepada penulis dan yang selalu ada disaat tawa dan sedih penulis.

6. Tommy Tri Atmaja yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat dengan caranya sendiri kepada penulis.

7. Kak Ami, Kak Ika, Bang Ahyar, Kak Puti, Bang Akbar, Bang Husni. Seluruh Pengurus dan Keluarga besar HMI Komisariat FKG USU yang telah memberikan dukungannya.

8. Eddy, Rozi, Hanif, Fauzan, Dahnil, Johannes, Vider, Widodo, Akroma, Susan, Nita, Yani, Jupita yang juga telah banyak membantu.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2006 terima kasih atas bantuannya. 10.Semua Pihak yang telah banyak membantu penulisan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan, dan masyarakat.

(8)

DAFTAR ISI

2.5. Keuntungan dan Kerugian ... 13

2.6. Karakterisrik Sel Punca ... 14

2.7. Cara Kerja ... 16

BAB 3 SEL PUNCA DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI 3.1. Terhadap Regenerasi Gigi ... 19

3.2. Terhadap Regenerasi Tulang ... 21

3.3. Terhadap Regenerasi Jaringan Periodontal... 23

BAB 4 KESIMPULAN ... 25

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Sel punca ... 5

2 Diferensiasi sel punca embrionik ... 6

3 Sel punca embrionik dalam tahap blastokista ... 6

4 Sel punca dewasa ... 7

5 Diferensiasi sel punca dewasa dalam tahap pluripotent ... 15

6 Mekanisme sel punca ... 17

7 Sel punca yang didapat dari pulpa gigi………... 20

(10)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial

Tahun 2010

Luki Tantri Sofan

Peran Sel Punca Di Bidang Kedokteran Gigi viii+ 28 halaman

Pengetahuan bidang Kedokteran Gigi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengalami kemajuan pesat dalam perkembangannya. Salah satu bentuk kemajuan ini dapat dilihat dari telah terlibatnya ilmu biologi molekuler dalam pengembangan teknik perawatan dental baik untuk regenerasi ataupun rekonstruksi jaringan rongga mulut.

Teknik perawatan kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma atau pembedahan kanker merupakan salah satu perawatan yang membutuhkan biaya cukup tinggi sehingga perlu adanya beberapa alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Terapi regeneratif untuk memperbaiki defek kraniofasial yang ada selama ini biasanya menggunakan bahan autogenous dan bahan alloplastik yang memiliki keterbatasan terutama masalah histokompatibilitas sehingga membatasi aplikasi secara universal.

(11)
(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

Teknik perawatan kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma atau pembedahan kanker membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga dicari beberapa alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Terapi regeneratif untuk memperbaiki defek kraniofasial yang ada selama ini biasanya menggunakan bahan autogenous dan bahan alloplastik yang memiliki keterbatasan terutama masalah histokompatibilitas sehingga membatasi aplikasi secara universal. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran gigi ditunjang oleh teknologi kultur sel in vitro, tissue grafting dan biologi molekuler telah dimanfaatkan dalam pengembangan perawatan untuk regenerasi jaringan dalam rongga mulut yaitu potensi sel punca untuk meregenerasi jaringan bahkan membentuk beberapa jenis jaringan berbeda.1 Sel punca biasanya secara umum tergambar sebagai sel klogenik yang mempunyai sifat self-renewal yaitu dapat memperbaharui diri dan multilineage differentiation yaitu berdiferensiasi terus menerus.2,3, 4, 5

(13)

mesenchymal stem cell, neural stem cell, mammary stem cell, adiposal stem cell,

olfactory stem cell. Penggunaan sel punca dewasa tidak kontroversial karena

produksinya tidak membutuhkan destruksi embrio. Baru-baru ini dilaporkan bahwa sel punca dewasa mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai jaringan asalnya, sel punca dewasa juga dapat berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Misalnya : neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah atau sel punca sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot, hati, dan jaringan saraf.1, 5, 6, 7

(14)
(15)

BAB 2

SEL PUNCA

Biologi sel punca merupakan bidang baru yang maju dan sangat pesat dengan penemuan-penemuan baru yang dilaporkan dari seluruh dunia. Selama bertahun-tahun para peneliti telah mencari cara untuk menggunakan sel punca untuk menggantikan sel dan jaringan yang rusak, tetapi hanya baru-baru ini saja diketahui bahwa sel punca banyak menarik perhatian dari para ilmiah dan kebijakan publik. 1

Minat terhadap sel punca juga jelas meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini disebabkan karena potensi sel punca yang sangat menjanjikan untuk terapi berbagai penyakit sehingga menimbulkan harapan baru dalam pengobatan berbagai penyakit. 10

1.Definisi

(16)

Gambar. 1 Keterangan mengenai sel punca yang mempunyai sifat mereplikasi diri dan berdiferensiasi menjadi sel lain.( The National Academies. Understanding

Stem Cells. 2004 : 3)

2. Jenis

Berdasarkan jenisnya sel punca dibagi menjadi 2 yaitu : 1, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14 1. Sel punca embrional

Sel punca embrional adalah sel punca yang diambil dari inner mass cell embrio pada fase blastosit yaitu 5-7 hari setelah pembuahan. Massa sel bagian

(17)

Gambar. 2 Keterangan gambar diferensiasi daripada sel punca embrionik (The National Academies. Understanding Stem Cells. 2004 : 4)

Gambar. 3 Sel punca yang berasal dari inner mass cell dalam tahap blastokista embrio manusia telah terbukti dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang berbeda dan memiliki potensi untuk menggantikan atau dapat meregenerasi jaringan. ( Andreasen JO, Andreasen FM, Andreasen L. Textbook

(18)

2. Sel punca dewasa

Sel punca dewasa berasal dari jaringan dewasa yaitu sel yang dapat berproliferasi dalam periode yang panjang untuk memperbaharui diri, serta dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesifik. Salah satu sel punca dewasa adalah sel punca hematopoitik (hematopoietic stem cells), yaitu sel punca pembentuk sel-sel darah yang sehat. Sumber sel induk hematopoitik adalah sum-sum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Sel punca dewasa memiliki ciri yang unik, yaitu memiliki sifat undifferentiated dan dapat mempertahankan sifat ini sampai mereka terpapar dan merespons terhadap sinyal. Sel punca dewasa mempunyai kemampuan mereplikasi diri yang panjang dan kemampuan berdiferensiasi ganda selama organisme hidup.1

(19)

3.Sumber

Sel punca bisa didapat dari berbagai sumber, yaitu : 1, 5, 6, 15, 16 a. Transplantasi sel punca dari sumsum tulang

besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Transplantasi sumsum tulang merupakan terapi sel punca yang berhasil pertama kali. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobata tertentu, da meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas.

Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana. Pasien dalam keadaan te (sekitar 600cc) diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi.

(20)

Turunan sumsum tulang sel punca mesenkim dapat mereplikasi diri dan dapat berdiferensiasi, di bawah kondisi eksperimental, menjadi osteoblast, kondrosit, mioblasts, adiposit dan jenis sel lain, seperti sel-sel neuron, pulau pankreas sel beta,dll. Turunan sumsum tulang sel punca mesenkim saat ini sedang diselidiki dalam aplikasi yang lebih luas, seperti cacat pada tulang rawan sendi, defek tulang, cangkok jaringan adiposa, jantung infark, penyakit hati dan regenerasi neurologis. Sel punca mesenkim sering dipandang sebagai ukuran sel punca dewasa.

b. Transplantasi sel punca dari adiposa

Sel punca adiposa didapat dan diisolasi dari lemak manusia, biasanya dengan cara ” lipectomi ” atau aspirasi sedot lemak. Sel punca adiposa dapat berdiferensiasi menjadi adiposit, kondrosit, miosit, saraf dan turunan osteoblast. Sel punca adiposa dapat mereplikasi diri menjadi banyak bagian tanpa kehilangan kemampuan untuk berdiferensiasi lebih lanjut. Banyak kepercayaan, bahwa sel punca adiposa mempunyai keuntungan yang lebih dari populasi sel punca dewasa yang lain, untuk jaringan adiposa lebih banyak ke individu-individu tertentu, yang mudah diakses dan lebih lengkap. Akan tetapi, kemampuan untuk menyusun kembali jaringan dan organ oleh sel punca adipose melawan sel punca dewasa lain belum dibuktikan secara komprehensif.

c. Transplantasi sel punca dari darah tali pusat

(21)

Karena sel punca dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien dengan penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel punca dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.

d. Transplantasi sel punca dari cairan ketuban

Sel punca cairan ketuban dapat diperoleh dari aspirasi amniosentesis selama proses pembentukan gen.Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sel punca dari cairan ketuban memiliki kemampuan luar biasa dalam berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel, seperti kondrosit, adiposit, osteoblast, miosit, sel endotel seperti sel-sel neuron dan sel-sel hidup.

e. Transplantasi sel punca dari induced pluripotent

Sel punca dari induced pluripotent berasal dari sel-sel epitel. Sel punca induced pluripotent lebih dikenal sebagai sel punca dewasa atau somatik sel punca

yang telah memiliki sifat yang mirip seperti sel punca embrionik. Secara biologis dan sosial, studi ini cukup signifikan. Di bidang biologis, sel punca dari induced pluripotent memiliki kemampuan untuk menghasilkan jumlah sel punca yang

(22)

jaringan khusus untuk pasien tertentu. Di bidang sosial, sel punca dari induced pluripotent muncul untuk meminimalkan kebutuhan sel embrionik manusia.

f. Transplantasi sel punca sel dari gigi

Sel punca dari gigi terisolasi dari pulpa gigi, ligamen periodontal (termasuk bagian apikal) dan struktur gigi lainnya . Sel punca kraniofasial, termasuk sel punca dari gigi, berasal dari sel neural crest dan sel mesenkimal selama pengembangan. Neural crest merupakan sel-sel progenitor dari pembentukan jaringan saraf. Secara konseptual, sel punca dari gigi juga berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi turunan sel saraf. Khususnya, sel punca yang berasal dari gigi desidui telah menunjukkan adanya hubungan terhadap pembentukan penanda sel saraf (neural markers) seperti nestin. Demikian pula, sel punca yang berasal dari sumsum tulang juga telah menunjukkan adanya hubungan terhadap pembentukan penanda sel saraf (neural markers). Dijumpainya neural markers dari sel punca gigi menunjukkan potensi sel ini dalam pengobatan penyakit Parkinson. Sel punca dari gigi yang telah terisolasi, baik dari gigi desidui atau gigi permanen dianggap sebagai sel punca setelah melahirkan atau sel punca dewasa

g. Zigot, yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur. h. Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi dengan syarat seperti : usia janin 3 minggu, berdasarkan persetujuan si ibu dan apabila bayi yang dilahirkan nantinya dapat membahayakan atau menganggu kesehatan dan keselamatan si ibu.

(23)

Peran sel punca yang didapat dari riset adalah : 10

1. Terapi gen. Sel punca ( dalam hal ini hematopoitic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah sel punca ini berhasil mengeksperesikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena sel punca mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel,

sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel

2.Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui sel punca dapat diketahui proses perkembangan, baik sel normal maupun sel kanker

3. Penemuan dan perkembangan obat baru , yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan

4. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena sel punca dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap sel punca itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Sel punca yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu

5.Keuntungan dan kerugian

(24)

1. Mudah didapat dari klinik fertilitas

2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh

3. Immortal. Maksudnya berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur

4.Reaksi penolakan rendah

Kerugian sel punca embrional yaitu :

1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker

2. Selalu bersifat alogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan 3. Secara etis sangat kontroversial

Keuntungan sel punca dewasa yaitu :

1. Dapat diambil dari sel pasien itu sendiri sehingga menghindari penolakan imun 2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana

3. Secara etis tidak ada masalah. Kerugian sel punca dewasa yaitu :

1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan dalam jumlah banyak

2. Tidak memiliki masa hidup yang panjang

3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas sel punca embrional yang bersifat pluripoten.

(25)

Sel punca yang dapat bereplikasi menjadi mature cell mempunyai karakteristik dan bentuk khas. Teminologi sel punca oleh para peneliti dibedakan berdasarkan karakteristik in vivo, in vitro dan pasca transplantasi in vivo yaitu: 1, 5,

6, 10

1. Totipoten

Sel berasal dari sel telur yang mempunyai kemampuan menjadi sel dan jaringan embrio serta jaringan yang mendukung pertumbuhan embrio itu sendiri. Mamalia mempunyai 200 jenis sel yang meliputi sel saraf (neuron), sel otot (miosit), sel kulit (epitelial), sel darah (eritrosit, monosit,limfosit dll), sel tulang (osteosit) dan sel kartilago (kondrosit). Sel yang juga berperan pada pertumbuhan embrio meliputi jaringan ekstraembrional, plasenta dan tali pusat.

2. Pluripoten

(26)

Gambar. 5 Keterangan gambar diferensiasi daripada jaringan manusia pada karakteristik pluripotent yang terbagi menjadi lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm (http: // stemcells.nih.gov/info/scireport/chapter1/asp)

3. Unipoten

(27)

gen tertentu teraktivasi dan gen lainnya bersifat inaktif meskipun sel punca dewasa sulit untuk diisolasi dan diidentifikasi, sel ini diharapkan dapat berperan dalam dunia terapi.

7. Cara kerja

Dalam pengaturan klinis, rute yang optimal untuk pemberian sel punca tergantung pada anatomi dan tingkat kerusakan jaringan atau organ yang terlibat, dapat secara langsung atau lokal atau dengan pemberian secara implantasi intravaskuler. Meskipun layak untuk jaringan dengan batas-batas anatomis, daerah implantasi adalah invasif, memiliki prosedur yang terkait biaya, dan bisa mengakibatkan morbiditas yang signifikan. Selain itu, pemberian ini bisa menyebabkan trauma cedera dan peradangan.

Studi baru-baru ini oleh Sackstein dan rekan, melaporkan bahwa CD44 dapat berfungsi sebagai molekul homing dari sum-sum tulang yang berasal dari sel punca mesenkimal.

(28)

Gambar. 6 Skema mekanisme daripada sel punca ( Khaldoyanidi S. Directing stem

cell homing. 2008: 199)

Mesenkimal sel punca pertama akan masuk kedalam darah terlebih dahulu dan akan menghasilkan Hematopoitic Cell atau sel darah. Kemudian Hematopoietic Cells atau sel darah tersebut akan mencari dan bergabung dengan

E-selection yang menghasilkan suatu proses yaitu rolling. Setelah proses rolling,

akan terjadi proses adhesion yang mana sel-sel tersebut akan melekat ke membran Endothelial Cell atau sel endothelial. Setelah itu, sel nya akan melakukan proses

transmigration, yaitu sel-sel tersebut akan berpindah dan menembus sel

(29)
(30)

BAB 3

SEL PUNCA DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Sumber sel punca pada rongga mulut dapat berasal dari jaringan pulpa gigi susu maupun gigi dewasa serta pada jaringan periodontal yaitu sementum dan ligamen periodontal. Sel punca jaringan tersebut bermanfaat untuk meregenerasi jaringan gigi. Sel pulpa berisi sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi dalam merespons jejas sehingga berpotensi untuk reparasi dentin gigi. Selama proses penyembuhan luka setelah terekspos maka sel mesenkimal undifferentiated yang memiliki kemampuan diferensiasi dan sel endotel serta akan

bermigrasi ke lokasi pulpa yang terpapar, pada daerah yang lebih dalam akan melakukan regenerasi odontoblas. Sifat self renewal sel punca tetap ada selama organisme hidup, dapat dikembangkan dalam jumlah yang besar dalam kultur in vitro.1

3.1 Terhadap regenerasi gigi

(31)

Rekayasa jaringan bertujuan merestorasi struktur jaringan rusak akibat penyakit atau trauma dengan tetap memelihara lingkungan, dengan menginduksi sel punca pulpa gigi untuk berproliferasi menjadi odontoblast like cells yang akhirnya membentuk dentin. Ada tiga faktor yang diperlukan untuk rekayasa jaringan yaitu sinyal morfogenesis, sel punca untuk merespons terhadap morfogen dan scaffold dari matriks ekstraselular. Pada rekayasa jaringan gigi diperlukan juga regenerasi syaraf dan regenerasi vaskular untuk menjaga homeostasis gigi. 1,

8, 9, 19, 20

Gambar. 7 Sel punca dewasa bisa didapat dari jaringan gigi seperti pulpa gigi yang dikembangkan di laboratorium. Ketika jaringan pulpa tersebut dimuat ke scaffold yang sesuai dan dicangkokkan kembali ke daerah atau regio yang mengalami kerusakan, sel puncanya memiliki potensi untuk meregenerasi dentin. ( Krebsbach PH, Robey PG.

Dental and skeletal stem cells : Potential cellular therapeuics for craniofacial regeneration. JADA. 2002 : 770)

(32)

jaringan termasuk tulang, tulang rawan, otot, pembuluh darah dan sel saraf. Defek atau disfungsi jaringan kraniofasial setelah pasca operasi, trauma, kelainan kongenital memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan pasien. Oleh karena itu, rekonstruksi jaringan fungsional yang rusak perlu diperhatikan. Banyak laporan yang menunjukkan bahwa sumsum tulang yang berasal dari sel punca mesenkimal memiliki potensi yang menjanjikan untuk regenerasi berbagai organ, termasuk jaringan daerah kraniofasial dan jaringan pasca kelahiran dan dimanfaatkan sebagai terapi berbasis klinis.

Sumsum tulang tulang yang berasal dari sel punca mesenkimal adalah populasi heterogen sel, maksudnya mengandung sel-sel yang berbeda di setiap tahap-tahap perkembangannya. Untuk meningkatkan dan mengontrol diferensiasi sel punca, aplikasi dan metode yang tepat seperti manipulasi genetik, kombinasi sel punca dengan faktor-faktor pertumbuhan dan biomaterial yang cocok sangat pelu diperhatikan.

Seluruh struktur gigi, mulut, dan struktur tulang kraniofasial dibentuk oleh sel mesenkim pada saat pertumbuhan alami. Sel punca dewasa secara kronologik memiliki struktur yang lebih mirip dengan sel target seperti gigi, mulut dan struktur tulang kraniofasial daripada sel punca embrionik. Sel punca dewasa dapat berupa sel autologous atau diisolasi dari pasien, sebaliknya sel punca embrionik tidak bisa ditemukan dalam sel autologous. Terdapat resiko penolakan imunitas terhadap sel-sel yang non-autologous, dimana hal ini tidak didapati pada sel punca yang autologous.

(33)

tulang kraniofasial dibentuk oleh punca saraf dan sel mesenkim. Pada masa postnatal, sekelompok sel mesenkim ini selanjutnya akan berubah menjadi

berbagai bentuk jaringan lainnya.

Sel punca mesenkim dewasa juga dapat digunakan secara allogenik untuk menyembuhkan defek yang besar. Sel punca mesenkim dewasa yang berasal dari kondrosit dapat digunakan untuk rekonstruksi struktur tulang rawan orofasial, seperti tulang rawan pada hidung dan sendi TMJ. Sel punca mesenkim dewasa yang berasal dari osteoblas, dapat digunakan untuk meregenerasi mulut dan tulang kraniofasial. 1, 8, 20, 21

Gambar. 8 Sel punca dewasa bisa didapat dari sumsum tulang yang dikembangkan di laboratorium. Ketika sumsum tulang tersebut dimuat ke scaffold yang sesuai dan dicangkokkan kembali ke daerah atau regio yang mengalami kerusakan, sel puncanya memiliki potensi untuk meregenerasi tulang. ( Krebsbach PH, Robey PG.

(34)

3.3 Terhadap regenerasi jaringan periodontal

(35)

BAB 4

KESIMPULAN

(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hakim RF, Fatma D, Djamal NZ. Prospek sel stem sebagai terapi pada bidang kedokteran gigi. Dentika Dent J 2008; 13(2): 186-92.

2. Suchanek J, Soukup T, Ivancakova R, et al. Human denrtal pulp stem cells- isolation and long term cultivation. ACTA MEDICA 2007; 50(3) : 195-201.

3. Pollard TD, Earnshaw WC, Lippincott-Schwartz. Cell Biology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008: 757-59.

4. H Amanda, Yen H, Sharpe TP. Stem cells and tooth tissue engineering. Cell Tissue Res 2008; 331 : 359-64.

5. Gronthos S, Brahim J, Li W, et al. Stem cell properties human dental pulp stem cells. J Dent Res 2002; 81 : 531-35.

6. Wikipedia. Stem cell. Juli 2009. <http://en.wikipedia.org/wiki/ Stem cell >

7. Hartwell LH, Hood L, Goldberg ML, et al. Genetics from genes to genomes. 3rd ed. New York ; The McGraw Hill Companies 2008 : 724.

(18 Agustus 2009).

8. Krebsbach PH, Robey PG. Dental and Skeletal Stem Cells : Potential cellular therapeutics for craniofacial regeneration. Journal of Dental Education 2002;

66(6) : 769-71.

9. Andreasen JO, Andreasen FM, Andersson L. Textbook and color atlas traumatic injuries to the teeth. 4th ed. Denmark : Blackwell Company, 2007 :

116-21.

(37)

11.Understanding Stem Cells. The National Academies. 3-4.

12.Robbins, Cotran. Pathologic basis disease. 7th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier, 2008 : 91-2.

13.Lanza R. Handbook stem cells. USA : Elsevier , 2004 : 268-70.

14.Turksen K. Adult stem cells. New Jersey. Human Press Inc, 2004 : 67-77 15.Mao JJ. Stem cells and the future dental care. NYSDJ 2008 : 20-4.

16.Reznick JB. Stem cells: emerging medical and dental therapies for dental professional. PACE 2008 : 42-46.

17.Majalah Berita Indonesia. Menelisik transplantasi sel. Oktober 2008.

18.Khaldoyanidi S. Directing stem cell homing. Elsevier Inc 2008 ; 2 : 198-9. 19.Nedel F, Andre DD, De Oliveira IO, et al. Stem cells : therapeutic potential in

dentistry. The Journal of Contemporars Dental Practice 2009; 10(4) : 1-7.

20.Robey P, Bianco P. Essentials stem cell biology. China : Elsevier, 2006 : 463-66.

21.Miura M, Miura Y, Sonoyama W, et al. Bone marrow-derived mesenchymal stem cells for regenerative medicine in craniofacial region. Blackwell

Munksgaard 2006 ; 12 : 517

22.Tobita M, Uysal CA, Ogawa R, et al. Periodontal tissue renegeration with adipose-derived stem cells. Mary Ann Liebert 2007; 00(00) : 5-7.

23.Dorland. Medical dictionary. 26th ed. Philadelphia : W.B.Saunders Company, 1981.

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Luki Tantri Sofan

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan / 12 Desember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Murai VI No. 16 Komp. Tomang Elok, Medan Orangtua

Ayah : Anthony Sofan Ibu : Nurbetty Lingga

Alamat : Jln. Murai VI No. 16 Komp. Tomang Elok, Medan

Riwayat Pendidikan

1. 1991-1994 : TK Tadika Puri, Medan 2. 1994-2000 : SD Swasta Sutomo 1, Medan

3. 2000-2003 : SLTP Swasta Sutomo 1, Lubuk Pakam 4. 2003-2006 : SMA Swasta Sutomo 1, Medan

Gambar

Gambar
Gambar. 1   Keterangan mengenai sel punca yang mempunyai sifat mereplikasi diri dan berdiferensiasi menjadi sel lain.( The National Academies
Gambar. 2  Keterangan  gambar  diferensiasi  daripada  sel punca  embrionik (The National Academies
Gambar. 4 Keterangan gambar menunjukkan  sel punca dewasa yang  dapat berdiferensiasi menjadi sel seperti  yang  kita  kehendaki
+3

Referensi

Dokumen terkait

Lola Nofrita : Berbagai Sifat Dan Kegunaan Dental Porcelain Di Bidang Kedokteran Gigi, 2003... Lola Nofrita : Berbagai Sifat Dan Kegunaan Dental Porcelain Di Bidang Kedokteran

Fitrady Ulianda Siregar : Penggunaan Bahan Cetak Elastomer Di Bidang Kedokteran Gigi, 2006... Fitrady Ulianda Siregar : Penggunaan Bahan Cetak Elastomer Di Bidang Kedokteran

Afifuddin : Beberapa Penggunaan Zirconia Dalam Bidang Kedokteran Gigi, 2002... Afifuddin : Beberapa Penggunaan Zirconia Dalam Bidang Kedokteran

Sel punca yang digunakan dalam transplantasi dapat diisolasi dari beberapa sumber, antara lain sumsum tulang, darah perifer, darah tali pusat, dan

Sel punca mesenkim (SPM) dapat diisolasi dari berbagai sumber, yaitu dari jaringan lemak, sumsum tulang, Wharton Jelly, darah tali pusat, pulpa gigi, dan lain-lain..

Teknologi nano di kedokteran gigi digunakan da- lam bahan tambal dan adhesif, bahan cetak, dental implan, gigi tiruan, pasta gigi, kawat ortodonti, ba- han untuk merangsang

Berbagai modalitas pengobatan tersedia untuk mengatasinya; namun, metode yang paling efektif masih kontroversial.1 Telah banyak peneliti mencoba terapi sel punca di bidang ortopedi,

Universitas YARSI ix ABSTRAK Nama : Cindy Martha Sari Program studi : Kedokteran Gigi Program Sarjana Judul : Peran edukasi terhadap pengetahuan ibu hamil mengenai kondisi jaringan