• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pure franchising/business format

Dalam dokumen MAKALAH MEMBANGUN WIRAUSAHAWAN.docx (Halaman 25-37)

Dalam hal ini  franchise  memperoleh hak seluruhnya, mulai dari penjualan,  peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik,  pengendalian kualitas, dll.

4. Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga adalah sebuah lembaga bisnis/perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau  jabatan/fungsi dalam perusahaan.

2.12. Faktor Penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha

Adapun faktor-faktor keberhasilan wirausaha dapat dilihat dari kiat-kiat sukses menjadi wirausaha, Murphy and Peck dalam Buchari (2007) yaitu:

Mau bekerja keras

• Bekerja sama dengan orang lain • Penampilan yang baik

• Yakin

• Pandai membuat keputusan

• Mau menambah ilmu pengetahuan • Ambisi untuk maju

• Pandai berkomunikasi

 b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan  penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah  besar.

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transaksi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan  perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha, Buchahari (2007:134):

1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target sasarannya.

2. Memiliki modal cukup.

3. Mencari dan menggunakan informasi secara tepat 4. Mampu memanage waktu secara efektif

5. Memiliki tenaga ahli yang bisa diandalkan.

Faktor penyebab kegagalan dalam wirausaha Menurut (Zimmerer,1996):

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan  pengetahuan mengelola usaha.

2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber daya manusia dll

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan 4. Gagal dalam perencanaan

5. Lokasi yang kurang memadai

6. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha

7. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.

Megginson (2000) dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab kegagalan dalam small business adalah:

4) Inadequate planning, tidak membuat planning karena menganggap tidak  penting

5) Inexperience, kurang pengalaman B. Faktor eksternal disebabkan oleh:

1) SDM yang tidak memadai, kialitas dan kuantitasnya 2) Komitmen pihak lain yang tidak terbukti

3) Kenaikan harga barang yang tidak terduga 4) Perubahan ekonomi global

5) Kebijakan pemerintah

6) Krisis ekonomi, politik,hukum 7) Perkembangan iptek

2.13. Cara Menghindari Kegagalan dalam Berwirausaha

Kita telah melihat alasan-alasan yan paling umum di balik kegagalan  berwirausaha. Sekarang kita harus mempelajari cara menghindari dari kegagalan dan memperoleh wawasan mengenai hal-hal yang membuat suatu usaha tersebut dapat berhasil.

Saran-saran untuk keberhasilan berasal dari sebab-sebab kegagalan: 1. Mengenali Bisnis Anda Secara Mendalam.

Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh di bisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang mungkin misalnya, majalah bisnis, jurnal niaga, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki. Hubungan pribadi dengan pemasok,  pelanggan, perkumpulan bisnis, dan kegiatan lainnya dalam industri yang

2. Menembangkan Rencana Bisnis yang Matang.

Untuk wirausahawan yang baru, rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana  bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas. Namun para wirausahawan, yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak, sering kali langsung lompat ke suatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan  bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang

tepat merupakan hal yang kritis. Ini semua akan membantu dalam mengambil keputusan yang penting mengenai bisnis.dan harus terus menerus memantau apa yang telah dicapai sesuai yang telah direncana kan.

3. Mengelola Sumber Daya Keuangan.

Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan adalah denagn mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis. Tidak ada wirausahawan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui kesehatan bisnisnya.

Langkah pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal permulaan yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedangkan sumber daya yang paling berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai. Memang menghasilkan laba itu penting untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, tetapi sebuah perusahaan harus cukup memiliki uang untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya. Beberapa wirausahawan mengandalkan

4. Memahami Laporan Keuangan.

Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan dan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan sebagai alat pengendali yang vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha paling tidak harus mempunyai pemahaman dasar mengenai akuntansi dan keuangan. Apabila dianalisa dan ditafsirkan dengan benar, laporan-laporan keuangan ini merupakan indikator-indikator yang dapat dipercaya mengenai kesehatan perusahaan kecil. Laporan-laporan ini cukup membantu dalam memberi peringatan adanya masalah. Sebagai contoh, penurunan penjualan, tidak tercapainya laba, membengkaknya utang, dan menyusutnya modal kerja, yang semoanya merupakan gejala adanya masalah yang berpotensi mematikan yang membutuhkan perhatian segera. 5. Belajar Mengelola Manusia Secara Efektif.

Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia. Setipa bisnis tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada pemilik  bisnis dapat mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Orang-orang yang

diperkerjakan oleh sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan seberapa jauh perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh. Meskipun demikian, merekrut dan mempertahankan suatu korps karyawan yang bermutu bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan begi setiap pemilik bisnis.

6. Menjaga Kondisi Diri.

Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung peda keberadaan dan perhatian secara terus-menerus, oleh sebab itu seoarang wirausahawan perlu memantau kesehatan diri denagn cermat. Stres merupakan masalah utama, terutama bila

disponsori perusahaan akan efektif secara biaya. Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer & Norman M. Scarborough (second edition, 28-29).

2.14. Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah: (1) Imbalan berupa laba.

Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Tidaklah mengejutkan imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha tertentu.

(2) Imbalan berupa kebebasan.

Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi, Kebebasan untuk menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain dari seorang wirausaha. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibel itas di satu sisi saja. Akan tetapi, wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri.

(3) Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup.

Bebas dari rutinitas, kebosana dan pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Defenisi Wirausahawan menurut Geoffrey G. Meredith Wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan bahwa dia akan sukses.

Konsep 10 D Bygrave yaitu: 1. Dream (mimpi)

2. Decisiveness (ketegasan) 3. Doers (pelaku)

4. Determination (determinasi, kebulatan tekad) 5. Dedication (dedikasi yang tinggi/pengabdian 6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)

7. Details (cermat)

8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya) 9. Distribute (membagi tugas)

10. Dollars (Kekayaan)

Sifat-sifat yang perlu dimikili wirausaha 1. Percaya diri, terdiri dari:

Yakin dan optimisme

Mandiri

2. Berorientasi tugas & hasil, terdiri dari:

Ingin berprestasi

Berorientasi keuntungan

Teguh, tekun, dan kerja keras 3. Pengambilan resiko

Inisiatif/proaktif

5. Berorientasi ke masa depan.

 pandangan ke depan,

ketajaman persepsi 6. Kepemimpinan

Komitmen

Responsive terhadap saran/kritik

Bertanggung jawab

Kompetensi yang harus dimiliki wirausaha, yaitu: 1.  Knowing Your Business

2.  Knowing The Basic Business Management  3.  Having The Proper Attitude

4.  Having Adequate Capital  5.  Managing  Finances Effectively 6.  Managing Time Efficiently 7.  Managing People

8. Satisfying Customer by Providing High Quality Product  9.  Knowing Hozu to Compete

10. Copying with Regulations and Paperwork ,

Tiga macam Tipe Pokok Wirausaha menurut Raymond Kao yaitu: 1. Wirausaha Ahli (Craftman)

Menurut Zimmerer & Scarborough (1996) profil wirausaha yaitu: 1. Women Entrepreneur

2. Immigrant Entrepreneurs 3. Part Time Entrepreneurs 4. Home Based Entrepreneurs 5. Family –  Owned Busines 6. Copreneurs

7. Minority Entrepreneur

Cara Memasuki Dunia Usaha 1. Merintis usaha baru ( starting )

2. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan (buying ) 3. Kerjasama manajemen /Waralaba ( franchising ) 4. Bisnis Keluarga

3.2. Saran

Saran yang penulis sampaikan hendaklah makalah ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sesuai dengan tujuan makalah ini terutama bagi  pembaca.

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi  penyampaian isi, maupun penyajian makalah oleh karna itu, diharapkan kepada Penulis lain yang ingin membahas materi yang sama, agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam membuat makalah tentang Memahami Dan Membangun Cara Berfikir Wirausaha, karena masih ada bahkan masih banyak pembahasan tentang makalah kami ini yang belum penulis sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bustanul dan Muh.Noer. 2002. hal. 1-23. Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dearlove. 2009. Konsep Menjadi Wirausahawan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Justin, Carlos & J.William, hal. 7-9, Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc. hal. 14,16,17. Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer & Norman M. Scarborough, second edition, 28-29)

Prawirokusumo. 1997. Kewirausahaan (entrepreneurship). Jakarta. UI Press Suryana. 2001. Kewirausahaan. Yogyakarta: Salemba medika.

Ratni. 2012. Wirausahawan Sukses. Jakarta: Erlangga

BERITA ACARA DALAM DISKUSI

Presentator:

1. Sri Eka Ravitha

2. Tengku Yuni Atika Sufi 3. Wira Prassetiyo

Moderator:

1. Nanang Anugrah

Pertanyan:

1. Chindy Permata Sari: Bagaimana menurut pemateri lebih memilih membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang besar serta memiliki resiko yang besar dibandingkan membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang sedang/ kecil dengan faktor resiko yang lebih kecil?

Jawaban:

Laras Widi Pratama: menurut saya, saya lebih memilih membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang besar walaupun hal tersebut  beresiko lebih besar, karena menurut saya memulai usaha pasti memiliki

resikonya masing-masing. Pertanyan:

2. Wahyuni: bagaimana menurut pemateri cara menarik pelanggan agar membeli obat diapotek kita, sementara di lingkungan daerah apotik kita telah banyak berdiri apotik-apotik lain?

memberikan pelayanan yang berbeda dibandingkan apotek lain ,misalnya kita menyediakan pelayanan konseling.

3. Adla Nur Shofa: Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: Merintis usaha baru, Membeli Perusahaan yang sudah didirikan, Kerjasama manajemen/ Waralaba, dan bisnis keluarga dari empat cara tersebut manakah cara yang  paling bagus untuk kita memasuki dunia usaha menurut pemateri?

Jawaban: Rika Masvira: Menurut kami dari empat cara tersebut mempunyai keunggulan dan kerugian masing-masing, misalnya

a. Merintis usaha baru, keuntungannya kita dapat membuka usaha yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh orang lain, sehingga saingan  pun berkurang. Kerugiannya kita belum mempunyai pengalaman yang  banyak mengenai usaha yang akan kita buka tersebut, sehingga harus memperhatikan: Bidang dan jenis usaha yang dimasuki, Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, Tempat usaha yang akan dipilih, Organisasi usaha yang akan digunakan, Kompleksitas organisasi usaha, ergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha, Lingkungan usaha.

 b. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan, keuntungannya; Resiko lebih rendah, Lebih mudah, Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Kerugiannya, Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar, Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

Dalam dokumen MAKALAH MEMBANGUN WIRAUSAHAWAN.docx (Halaman 25-37)

Dokumen terkait