KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN FARMASI
KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN FARMASI
““
Memahami Dan Membangun Cara Berfikir Wirausaha
Memahami Dan Membangun Cara Berfikir Wirausaha
””DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 KELOMPOK 1
HANALIA
HANALIA ZAHARA ZAHARA (1500015)(1500015) LARAS
LARAS WIDI WIDI PRATAMA PRATAMA (1500017)(1500017) NANANG
NANANG ANUGRAH ANUGRAH S.R S.R (1500021)(1500021) RIKA
RIKA MASVIRA MASVIRA (1500029)(1500029) SRI
SRI EKA EKA RAVITHA RAVITHA (1500034)(1500034) TENGKU
TENGKU YUNI YUNI A.S A.S (1500035)(1500035) WIRA
WIRA PRASSETIYPRASSETIYO O (1500040)(1500040) WUSTHU
WUSTHU HANIFAN HANIFAN (1500042)(1500042)
DOSEN: DOSEN:
ERNIZA PRATIWI, M. Farm., Apt ERNIZA PRATIWI, M. Farm., Apt
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada ibuk Erniza Pratiwi, M. Farm., Terimakasih pula kami ucapkan kepada ibuk Erniza Pratiwi, M. Farm., Apt. selaku dosen mata kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan. Apt. selaku dosen mata kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan. Sehingga
Sehingga makalah makalah yang yang berjudulberjudul ““Memahami Dan Membangun Cara BerfikirMemahami Dan Membangun Cara Berfikir Wirausaha
Wirausaha”” i ini dapat ni dapat terselesaikan terselesaikan tepat tepat pada pada waktunya serta waktunya serta dapat digunakandapat digunakan dengan sebaik mungkin. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata dengan sebaik mungkin. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan.
kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan.
Kami sadari, dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh Kami sadari, dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.
diharapkan untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.
Pekanbaru, September 2017 Pekanbaru, September 2017
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ii DAFTAR
DAFTAR ISI ISI ... ... iiii BAB
BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 1.1.
1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 1.2.
1.2. Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... ... 22 1.3.
1.3. Tujuan Tujuan Makalah Makalah ... ... 22 BAB
BAB II II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA ... ... 33 2.1. Defenisi
2.1. Defenisi Wirausahawan Wirausahawan ... ... 33 2.2.
2.2. Konsep Konsep 10 10 D D Bygrave Bygrave ... ... 44 2.3.
2.3. Sifat-sifat Sifat-sifat Yang Yang Perlu Perlu Dimiliki Dimiliki Oleh Oleh Wirausaha Wirausaha ... ... 77 2.4.
2.4. Kompetensi Kompetensi Yang Yang Harus Harus Dimiliki Dimiliki Oleh Oleh Wirausaha Wirausaha ... ... 1010 2.5.
2.5. Tipe-tipe Tipe-tipe Wirausaha...Wirausaha... ... 1111 2.5.1.
2.5.1. Tiga Tiga Macam Macam Tipe Tipe Pokok Pokok Wirausaha...Wirausaha... ... 1212 2.6.
2.6. Profil Profil Wirausaha Wirausaha ... ... 1212 2.7.
2.7. Faktor Faktor Pemicu Pemicu Kewirausahaan Kewirausahaan ... ... 1616 2.8.
2.8. Model Model Proses Proses Kewirausahaan Kewirausahaan ... ... 1616 2.9.
2.9. Proses Proses Kewirausahaan Kewirausahaan ... ... 1616 2.10.
2.10. Sumber Sumber Ide Ide Usaha Usaha Baru Baru ... ... 1818 2.11.
2.11. Cara Cara Memasuki Memasuki Dunia Dunia Usaha Usaha ... ... 1919 2.12.
2.12. Faktor Faktor penyebab penyebab Keberhasilan Keberhasilan Dan Dan Kegagalan Kegagalan Wirausaha... Wirausaha... 2121 2.13.
2.13. Cara Cara Menghindari Menghindari Kegagalan Kegagalan Dalam Dalam Berwirausaha Berwirausaha ... ... 2424 2.14.
2.14. Keuntungan Keuntungan Dan Dan Kerugian Kerugian Berwirausaha Berwirausaha ... ... 2727 BAB
BAB III III PENUTUP PENUTUP ... .... 2828 3.1.
3.1. Kesimpulan Kesimpulan ... ... 2828 3.2.
3.2. Saran Saran ... ... 3030 DAFTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran. Modal bisa di dapat dari berbagai cara misalnya denhgan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau hubungan social yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau manajemen dan pemasaran
akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek yang memegang peranan penting. Karena itulah penulis menguraikan pembahasan ini dalam bentuk makalah mengenai bagaimana mengelola sendiri usaha yang dijalan atau
mendatangi konsumen sendiri.
Wirausaha/ entrepreneur bukanlah sebuah profesi, melainkan sebuah pola pikir atau paradigma seseorang. Wirausaha itu suatu cara pandang, yaitu bagaimana kita melakukan suatu usaha secara mandiri sesuai dengan potensi yang kita miliki, yaitu bagaimana kita dapat menciptakan nilai bukan sekedar uang, kemudian bagaimana kita bisa berkontribusi lebih dimana pun kita bekerja.
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Wirausahawan? 2. Apa Saja Konsep 10 D Bygrave?
3. Apa Saja Sifat-Sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausaha? 4. Apa Saja Tipe-Tipe Wirausaha?
5. Bagaimana Profil Wirausaha?
6. Bagaimana Cara Memasuki Dunia Usaha Baru?
7. Apa Saja Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui Defenisi Wirausahawan. 2. Mengetahui Konsep 10 D Bygrave
3. Mengetahui Sifat-Sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausaha 4. Mengetahui Tipe-Tipe Wirausaha.
5. Mengetahui Profil Wirausaha
6. Mengetahui Cara Memasuki Dunia Usaha Baru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Wirausahawan
Menurut Jean Baptise say (1816) Seseorang Wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Sedangkan menurut Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seseorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Geoffrey G. Meredith mengatakan wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan bahwa dia akan sukses.
Menurut Raymond W. Y Kao (1995) kewirausahaan adalah sebagai suatu proses menciptakan yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
David C. McClelland (1961) mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitude) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atu keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right (PR), competency/ability(C), incentive(I), dan external environment (E).
2.2. Konsep 10 D Bygrave
Konsep 10 D Bigrave yang disusun oleh Bill Gates yang merupakan seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat, se rta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Ia menduduki peringkat tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga. Selama kariernya di Microsoft, Gates pernah menjabat sebagai CEO dan kepala arsitek perangkat lunak, dan masih menjadi pemegang saham perorangan terbesar dengan lebih dari 8 persen saham umum perusahaan. Gates termasuk salah seorang pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di dunia. Posisnya saat ini juga bermula dari sebuah impian yang menjadi visinya yaitu “satu komputer disetiap meja dan di setiap rumah”. Ketika dilihat dari kaca mata sekarang, penyebaran komputer pribadi dari kantor ke rumah tampaknya tidak bisa dihindari (Dearlove, 2009). Semua ini berawal dari sebuah “impian”.
Seorang Entrepreneur memang sedikit berbeda dibanding dengan orang biasa. William Bygrave membuat daftar 10 D sebagai ciri kewirausahaan, yaitu:
1. Dream (Mimpi)
Wirausaha memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan usaha mereka ingin hadapi. Dan lebih penting lagi mereka memiliki kemampuan mengimplementasikan mimpi mereka. Tiap orang yang memiliki jiwa wirausahawan tentu memiliki konsep pemikiran yang ujung titik pangkanlnya sangat jauh dan hal tersebut membuat diri mereka untuk terus dan ingin mencapainya. Disamping hal tersebut mereka memiliki daya untuk meraihnya dan pada akhirnya dengan usaha yang mereka tekuni mengenai apa yang sebelumnya belum tercapai, dengan adanya konsep visi yang ada kelak hal yang sebelumnya masih di angan-angan akan di dapatkan (Ratni, 2012).
2. Decisiveness (Ketegasan)
Seorang yang berjiwa wirausaha memiliki sikap yang tangguh dan tidak akan terpengaruh oleh orang lain. Mereka tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan dengan cepat. Kecepatan yang di miliki merupakan fktor kunci kesuksesannya (Ratni, 2012).
3. Doers (Pelaku)
Artinya, seorang pebisnis harus cepat bertindak setiap ada kesempatan yang di mungkinkan dapat bermanfaat baginya dan baik bagi bisnisnya. Setelah mereka menentukan jenis tindakan, mereka harus melaksanakannya dengan cepat. Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya secepat mungkin. Tidak menunda-nunda lagi karena jika mereka terlalu lama menunda, bisa jadi kesempatan itu di ambil oleh orang lain. Belajar dari kata pepatah bahwa kesempatan tidak datang dua kali. Oleh karena itu, hendaknya semua wirausahawan dapat memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang ada di hadapannya. Dengan banyak mengambil kesempatan, seorang pebisnis akan semakin berpeluang menuju kesuksesannya (Ratni, 2012).
4. Determination (determinasi, penentuan/kebulatan tekad)
Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab, dan tidak mudah menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang mustahil untuk diatasi. Mereka mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemen total. Mereka jarang menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak mungkin diatasi (Ratni, 2012).
5. Dedication (dedikasi yang tinggi/pengabdian)
Seorang wirausaha mempunyai dedikasi yang sangat tinggi terhadap bisnisnya. Semua perhatian dan kegiatannya di pusatkan semata-mata hanya
untuk kegiatan bisnisnya. Semua jiwa dan raga di fokuskan untuk bisnisnya. Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnya, Terkadang kepentingan keluarga harus di korbankan untuk sementara demi berkembangnya bisnis yang di tekuni. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua belas jam sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya (Ratni, 2012).
6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)
Seorang wirausahawan harus mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam menjualnya.
7. Details (dapat merinci)
Seorang wirausahawan sangat memperhatikan faktor-faktor yang sangat rinci terhadap apa yang terjadi selama menjalankan kegiatan usahanya. Dia tidak mengabaikan faktor-faktor yang kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya. Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis (Ratni, 2012).
8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)
Seorang wirausahawan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau bergantung pada orang lain. Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib
9. Dollars (Kekayaan)
Seorang wirausahawan tidak mengutamakan pada pencapaian kekayaan. Motivasinya bukan karena masalah uang. Dia berasumsi jika berhasil dalam bisnisnya, maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah (Ratni, 2012).
10. Distribute (Membagi-bagi)
Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bisnisnya. Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Ratni, 2012).
2.3. Sifat- sifat Yang Perlu Dimiliki Oleh Seorang Wirausaha
1. Percaya Diri, seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri yang tercermin dari:
• Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya akan maju dan berkembang untuk itu Seorang wirausaha harus mampu menyusun rencana keberhasilan perusahaannya.
• Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau keluarga.
• Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
2. Berorientasi tugas & hasil
Berorientasi tugas & hasil, terdiri dari sifat:
• Ingin berprestasi, kemauan untuk terus maju dan mengembangkan usaha. IQ dan EQ tidak cukup untuk memprediksi keberhasilan. Dibutuhkan AQ (Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan yang ditemuinya dalam mencapai keberhasilan.
• Berorientasi keuntungan, semua cara dan usaha yang dilakukan harus mendatangkan profit, karena bisnis tidak akan bisa bertahan dan berkembang jika tidak ada profit
• Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
• Penuh semangat, dan Penuh energi. Melakukan semua aktivitas dengan semangat untuk keberhasilan.
3. Berani ambil risiko, terdiri dari sifat:
• mampu ambil risiko, suka tantangan. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
4. Originalitas: seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat orginalitas yang tercermin dari:
• Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan
• Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum dilakukan banyak orang sebagai nilai tambah keungulan bersaing.
• Inisiatif/proaktif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
5. Berorientasi masa depan terdiri dari sifat:
• Pandangan ke depan, ketajaman persepsi. Untuk itu anda harus Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut Beorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.
6. Kepemimpinan terdiri dari sifat:
• Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan.
• Responsive terhadap saran/kritik. Menganggap saran dan kritik adalah dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang masuk di respon dengan baik untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, proses bisnis dan efesiensi perusahaan.
2.4. Kompetensi yang Harus Dimiliki Wirausaha
1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran komputer.
2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. 3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
4) Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental.
5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
6) Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8) Satisfying Customer by Providing High Quality Product , yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.
9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat ) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10) Copying with Regulations and Paperwork , yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.
2.5. Tipe- Tipe Wirausaha
Menurut Perilaku Wirausaha maka dapat dikemukakan tiga macam tipe Perilaku Wirausaha.
1. Wirausaha yang memiliki inisiatif
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial & ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
2.5.1. Tiga macam Tipe Pokok Wirausaha menurut Raymond Kao yaitu: 1. Wirausaha Ahli (Craftman) atau seorang penemu, memiliki ide yang ingin dikembangkan baik dalam proses produksi maupun sistim produksi, mereka cenderung bergerak dalam bidang penelitian, membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Kemudian memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya sendiri.
2. The Promoter adalah seorang individu yang tadinya bekerja sebagai seles/marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. 3. General Manager adalah seorang individu yang bekerja dalam
perusahaan sebagai general manager, dia mengusai keahlian produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan. Kemudian dia mulai merintis
suatu perusahaan sendiri. 2.6. Profil Wirausaha
Wirausaha adalah Orang / kelompok yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru
Beberapamacam-macam profil wirausaha:
1. Woman Entrepreneur/ Wirausahawan Perempuan
Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau menekuni bidang seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaannya.
2. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit memperoleh pekerjaan formal, maka mereka terjun keperkerjaan bersifat non formal.
dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.
3. Part Time Entrepreneurs
Usaha ini biasanya untuk mengisi waktu lowong, biasanya berupa hobi, kemudian beralih ke usaha bisnis. Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seseorang pegawai mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Apabila bisnis ini lebih maju, pegawai itu berhenti dari pegawai dan beralih profesi kebisnis yang disenangi yang merupakan hobinya.
4. Home Based Entrepreneurs/ Wirausahawan di Rumah
Banyak ibu yang memulai kegiatan bisnis rumah tangga, misalnya ibu-ibu pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko di sekitar tempat tinggalnya. Usaha tersebut makin lama makin maju. Juga usaha catering yang dimulai dari rumah tangga yang hobi memasak, kemudian usaha tersebut berkembang melayani pesanan untuk pesta.
5. Family – Owned Busines/ Bisnis Keluarga,
Suatu bisnis yang melibatkan dua atau lebih angggota keluarga yang mengendalikan keuangan perusahaan. Sebuah keluarga membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin usaha keluarga yang telah dirintis oleh bapaknya, setelah maju dibuka cabang baru yang dikelola oleh ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain yang mungkin jenis
6. Copreneurs
Adalah pasangan kewirausahaan yang bekerja sama sebagai co-pemilik bisnis mereka, pembagian pekerjaan didasarkan atas keahlian masing-masing
orang sekaligus pertanggungjawaban produk/ divisi. 7. Minority Entrepreneur
Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja di bidang pemerintahan. Mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga giat mengembangkan bisnis.
Adapun profil wirausahawan sebagai berikut: Ø Mengejar Prestasi
Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk itu mereka lebih memili bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cendrung untuk berfikir cermat serta berfokus pada visi jangka panjang tentang bisnis.
Ø Berani Mengambil Resiko
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan besar kecilnya resiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.
Ø Mampu Memecahkan Masalah
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi.
Ø Rendah Hati
Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambing-lambang keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang,namun mereka menolak apabila pujian yang ditujukan kepada mereka.
Ø Bersemangat
Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha.
Ø Memiliki Rasa Percaya Diri
Wirausahawan adalah orang yang memilki percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin bagi mnereka sendiri.
Ø Menghidari Sifat Cengeng
Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinya hubungan akrab dengan kawan atau anggota keluarga.
Ø Mencari Kepuasaan Diri
Karena Wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat tehadap struktur organisasi.
2.7. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (competency/ability), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment).
2.8. Model Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunanaan. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti: locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti: pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertmbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Faktor yang berasaal dari organisasi antara lain: kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: pesaing, pelanggan, pemasok dn lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana. “Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia” (Arman, Bustanul dan Muh. Noer (1-23) 2.9. Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen.
peluang dangan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.
Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus, yaitu:
1. Identifikasi dan Evaluasi Peluang Yang Ada
Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis khusus dapat menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-pelung bisnis:
a) para konsumen b) serikat dagan
c) para anggota sistem distribusi
d) orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik
2. Kembangkan Rencana Bisnis
Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami persoalan-persoalan inti yang terlibat di dalamnya. Karakteristik-karakteristik
dan besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana finansial, rencana organisasi, dan syarat finansial.
3. Sumber-sumber Daya Yang Diperlukan.
Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu di ketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya wirausaha yang dimiliki. Dalam konteks ini buakn saja perlu diidentifikasi para pensuplai alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi
4. Laksanakan Manajemen Usaha Tersebut
Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen. Winardi, Entrepreneur& Entrepreneurship (188-193).
2.10. Sumber Ide Usaha Baru
1. Pengalaman Pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2. Minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.
3. Penemuan secara tidak sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4. Relasi atau bisnis keluarga
Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka
berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.
5. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain. 2.11. Cara Memasuki Dunia Usaha
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
1. Merintis usaha baru (
starting)
Perusahaan milik sendiri ( sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
Persekutuan ( partnership), suatu kerjasama (asiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan (
buying
)Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada dari pada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
1. Resiko lebih rendah 2. Lebih mudah
3. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
1. Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
2. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.
3. Kerjasama manajemen /Waralaba (
franchising
)Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur.
Waralaba adalah suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis semi mandiri membayar iuran dan royalti kepada perusahaan induk untuk menjual produk/jasa dengan menggunakan format sistem bisnisnya.
Tipe-tipe Frenchising yaitu: 1.
Trade nama franchising
Dalam hal ini, franchise memperoleh hak untuk memproduksi. Seperti : PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam merek Triumph dengan lisensi dari Jerman.
2.
Product distribution franchising
3.
Pure franchising/business format
Dalam hal ini franchise memperoleh hak seluruhnya, mulai dari penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dll.
4. Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah lembaga bisnis/perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/fungsi dalam perusahaan.
2.12. Faktor Penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha
Adapun faktor-faktor keberhasilan wirausaha dapat dilihat dari kiat-kiat sukses menjadi wirausaha, Murphy and Peck dalam Buchari (2007) yaitu:
• Mau bekerja keras
• Bekerja sama dengan orang lain • Penampilan yang baik
• Yakin
• Pandai membuat keputusan
• Mau menambah ilmu pengetahuan • Ambisi untuk maju
• Pandai berkomunikasi
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transaksi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha, Buchahari (2007:134):
1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target sasarannya.
2. Memiliki modal cukup.
3. Mencari dan menggunakan informasi secara tepat 4. Mampu memanage waktu secara efektif
5. Memiliki tenaga ahli yang bisa diandalkan.
Faktor penyebab kegagalan dalam wirausaha Menurut (Zimmerer,1996):
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber daya manusia dll
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan 4. Gagal dalam perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
7. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Megginson (2000) dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab kegagalan dalam small business adalah:
4) Inadequate planning, tidak membuat planning karena menganggap tidak penting
5) Inexperience, kurang pengalaman B. Faktor eksternal disebabkan oleh:
1) SDM yang tidak memadai, kialitas dan kuantitasnya 2) Komitmen pihak lain yang tidak terbukti
3) Kenaikan harga barang yang tidak terduga 4) Perubahan ekonomi global
5) Kebijakan pemerintah
6) Krisis ekonomi, politik,hukum 7) Perkembangan iptek
2.13. Cara Menghindari Kegagalan dalam Berwirausaha
Kita telah melihat alasan-alasan yan paling umum di balik kegagalan berwirausaha. Sekarang kita harus mempelajari cara menghindari dari kegagalan dan memperoleh wawasan mengenai hal-hal yang membuat suatu usaha tersebut dapat berhasil.
Saran-saran untuk keberhasilan berasal dari sebab-sebab kegagalan: 1. Mengenali Bisnis Anda Secara Mendalam.
Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh di bisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang mungkin misalnya, majalah bisnis, jurnal niaga, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki. Hubungan pribadi dengan pemasok, pelanggan, perkumpulan bisnis, dan kegiatan lainnya dalam industri yang
2. Menembangkan Rencana Bisnis yang Matang.
Untuk wirausahawan yang baru, rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas. Namun para wirausahawan, yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak, sering kali langsung lompat ke suatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang
tepat merupakan hal yang kritis. Ini semua akan membantu dalam mengambil keputusan yang penting mengenai bisnis.dan harus terus menerus memantau apa yang telah dicapai sesuai yang telah direncana kan.
3. Mengelola Sumber Daya Keuangan.
Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan adalah denagn mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis. Tidak ada wirausahawan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui kesehatan bisnisnya.
Langkah pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal permulaan yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedangkan sumber daya yang paling berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai. Memang menghasilkan laba itu penting untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, tetapi sebuah perusahaan harus cukup memiliki uang untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya. Beberapa wirausahawan mengandalkan
4. Memahami Laporan Keuangan.
Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan dan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan sebagai alat pengendali yang vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha paling tidak harus mempunyai pemahaman dasar mengenai akuntansi dan keuangan. Apabila dianalisa dan ditafsirkan dengan benar, laporan-laporan keuangan ini merupakan indikator-indikator yang dapat dipercaya mengenai kesehatan perusahaan kecil. Laporan-laporan ini cukup membantu dalam memberi peringatan adanya masalah. Sebagai contoh, penurunan penjualan, tidak tercapainya laba, membengkaknya utang, dan menyusutnya modal kerja, yang semoanya merupakan gejala adanya masalah yang berpotensi mematikan yang membutuhkan perhatian segera. 5. Belajar Mengelola Manusia Secara Efektif.
Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia. Setipa bisnis tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada pemilik bisnis dapat mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Orang-orang yang
diperkerjakan oleh sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan seberapa jauh perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh. Meskipun demikian, merekrut dan mempertahankan suatu korps karyawan yang bermutu bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan begi setiap pemilik bisnis.
6. Menjaga Kondisi Diri.
Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung peda keberadaan dan perhatian secara terus-menerus, oleh sebab itu seoarang wirausahawan perlu memantau kesehatan diri denagn cermat. Stres merupakan masalah utama, terutama bila
disponsori perusahaan akan efektif secara biaya. Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer & Norman M. Scarborough (second edition, 28-29).
2.14. Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah: (1) Imbalan berupa laba.
Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Tidaklah mengejutkan imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha tertentu.
(2) Imbalan berupa kebebasan.
Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi, Kebebasan untuk menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain dari seorang wirausaha. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibel itas di satu sisi saja. Akan tetapi, wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri.
(3) Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup.
Bebas dari rutinitas, kebosana dan pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Defenisi Wirausahawan menurut Geoffrey G. Meredith Wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan bahwa dia akan sukses.
Konsep 10 D Bygrave yaitu: 1. Dream (mimpi)
2. Decisiveness (ketegasan) 3. Doers (pelaku)
4. Determination (determinasi, kebulatan tekad) 5. Dedication (dedikasi yang tinggi/pengabdian 6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)
7. Details (cermat)
8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya) 9. Distribute (membagi tugas)
10. Dollars (Kekayaan)
Sifat-sifat yang perlu dimikili wirausaha 1. Percaya diri, terdiri dari:
• Yakin dan optimisme • Mandiri
2. Berorientasi tugas & hasil, terdiri dari: • Ingin berprestasi
• Berorientasi keuntungan • Teguh, tekun, dan kerja keras 3. Pengambilan resiko
• Inisiatif/proaktif
5. Berorientasi ke masa depan. • pandangan ke depan,
• ketajaman persepsi 6. Kepemimpinan
• Komitmen
• Responsive terhadap saran/kritik • Bertanggung jawab
Kompetensi yang harus dimiliki wirausaha, yaitu: 1. Knowing Your Business
2. Knowing The Basic Business Management 3. Having The Proper Attitude
4. Having Adequate Capital 5. Managing Finances Effectively 6. Managing Time Efficiently 7. Managing People
8. Satisfying Customer by Providing High Quality Product 9. Knowing Hozu to Compete
10. Copying with Regulations and Paperwork ,
Tiga macam Tipe Pokok Wirausaha menurut Raymond Kao yaitu: 1. Wirausaha Ahli (Craftman)
Menurut Zimmerer & Scarborough (1996) profil wirausaha yaitu: 1. Women Entrepreneur
2. Immigrant Entrepreneurs 3. Part Time Entrepreneurs 4. Home Based Entrepreneurs 5. Family – Owned Busines 6. Copreneurs
7. Minority Entrepreneur Cara Memasuki Dunia Usaha
1. Merintis usaha baru ( starting )
2. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan (buying ) 3. Kerjasama manajemen /Waralaba ( franchising ) 4. Bisnis Keluarga
3.2. Saran
Saran yang penulis sampaikan hendaklah makalah ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sesuai dengan tujuan makalah ini terutama bagi pembaca.
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyampaian isi, maupun penyajian makalah oleh karna itu, diharapkan kepada Penulis lain yang ingin membahas materi yang sama, agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam membuat makalah tentang Memahami Dan Membangun Cara Berfikir Wirausaha, karena masih ada bahkan masih banyak pembahasan tentang makalah kami ini yang belum penulis sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bustanul dan Muh.Noer. 2002. hal. 1-23. Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dearlove. 2009. Konsep Menjadi Wirausahawan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Justin, Carlos & J.William, hal. 7-9, Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc. hal. 14,16,17. Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer & Norman M. Scarborough, second edition, 28-29)
Prawirokusumo. 1997. Kewirausahaan (entrepreneurship). Jakarta. UI Press Suryana. 2001. Kewirausahaan. Yogyakarta: Salemba medika.
Ratni. 2012. Wirausahawan Sukses. Jakarta: Erlangga
BERITA ACARA DALAM DISKUSI
Presentator:
1. Sri Eka Ravitha
2. Tengku Yuni Atika Sufi 3. Wira Prassetiyo
Moderator:
1. Nanang Anugrah
Pertanyan:
1. Chindy Permata Sari: Bagaimana menurut pemateri lebih memilih membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang besar serta memiliki resiko yang besar dibandingkan membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang sedang/ kecil dengan faktor resiko yang lebih kecil?
Jawaban:
Laras Widi Pratama: menurut saya, saya lebih memilih membangun/ memulai suatu usaha dengan keuntungan yang besar walaupun hal tersebut beresiko lebih besar, karena menurut saya memulai usaha pasti memiliki
resikonya masing-masing. Pertanyan:
2. Wahyuni: bagaimana menurut pemateri cara menarik pelanggan agar membeli obat diapotek kita, sementara di lingkungan daerah apotik kita telah banyak berdiri apotik-apotik lain?
memberikan pelayanan yang berbeda dibandingkan apotek lain ,misalnya kita menyediakan pelayanan konseling.
3. Adla Nur Shofa: Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: Merintis usaha baru, Membeli Perusahaan yang sudah didirikan, Kerjasama manajemen/ Waralaba, dan bisnis keluarga dari empat cara tersebut manakah cara yang paling bagus untuk kita memasuki dunia usaha menurut pemateri?
Jawaban: Rika Masvira: Menurut kami dari empat cara tersebut mempunyai keunggulan dan kerugian masing-masing, misalnya
a. Merintis usaha baru, keuntungannya kita dapat membuka usaha yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh orang lain, sehingga saingan pun berkurang. Kerugiannya kita belum mempunyai pengalaman yang banyak mengenai usaha yang akan kita buka tersebut, sehingga harus memperhatikan: Bidang dan jenis usaha yang dimasuki, Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, Tempat usaha yang akan dipilih, Organisasi usaha yang akan digunakan, Kompleksitas organisasi usaha, ergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha, Lingkungan usaha.
b. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan, keuntungannya; Resiko lebih rendah, Lebih mudah, Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Kerugiannya, Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar, Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.