• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI IDENTITAS BATAK MELALUI: TRADISI, ADAPTASI, DAN STRATEGI EKONOMI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT JAWA (Studi Kasus di Perumahan Kutoharjo Pati).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REVITALISASI IDENTITAS BATAK MELALUI: TRADISI, ADAPTASI, DAN STRATEGI EKONOMI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT JAWA (Studi Kasus di Perumahan Kutoharjo Pati)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

REVITALISASI IDENTITAS BATAK MELALUI: TRADISI,

ADAPTASI, DAN STRATEGI EKONOMI

DI LINGKUNGAN MASYARAKAT JAWA

(Studi Kasus di Perumahan Kutoharjo Pati)

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh:

DWIYANTO

NIM : 0301513006

PROGRAM PASCA SARJANA

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Revitalisasi identitas Batak: melalui tradisi, adaptasi, dan

strategi ekonomi di lingkungan masyarakat Jawa. Studi kasus di perumahan

Kutoharjo Pati” karya,

Nama : Dwiyanto

NIM : 0301513006

Program Studi : IPS kelas khusus

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Semarang pada hari Senin tanggal 7 Desember 2015.

Semarang, 7 Desember 2015

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Pof. Dr. Rer.nat.Wahyu Hardyanto, M.Si Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si NIP.19601124198403100 NIP. 196208111988032001

Penguji I Penguji II

Dr. Juhadi, M.Si Moh. Yasir Alimi, S.Ag,.M.A.,Ph.D NIP. NIP.195801031986011002 NIP. 197510162009121001

Penguji III

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik magister baik di Universitas Negeri Semarang maupun di perguruan

tinggi lain.

2. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Di dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi.

Semarang, 7 Desember 2015 Yang membuat peryataan,

Meterai 6000

Dwiyanto

(4)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai

kesusahannya sendiri.Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Matius 6: 33-34)

Anak-anak adalah harta kekayaanku (kokido hamorangubiao) dan lebih baik hidup jauh dari kampung dari pada tinggal di kampung dengan hidup seadanya

Kucoretkan Pena karyaku ini, demi rasa syukurku pada Tuhan, atas rahmat dan

karuniaNya, dan kupersembahkan:

untuk almamaterku,

untuk teman seperjuangan dan rekan-rekan guru

di SMP Gabus 1 Pati

untuk ibu, kakak, adik dan mertuaku tercinta,

untuk Catharina Wahyu Hastuti istriku dan

(5)

v

ABSTRAK

Dwiyanto. 2015. “Revitalisasi Identitas Batak: Melalui Tradisi, Adaptasi, dan Strategi Ekonomi Di lingkungan Masyarakat Jawa. Studi Kasus Di Perumahan Kutoharjo Pati”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Wasino, M.Si., Pembimbing II Moh. Yasir Alimi, S.Ag,.M.A.,Ph.D

Kata Kunci : Tradisi, adaptasi, strategi ekonomi, revitalisasi identitas

Perumahan Kutoharjo Pati dikenal sebagai perumahan Batak, karena banyaknya Batak perantauan tinggal dan mengandalkan hidup sebagai pedagang dan penjaja modal secara kredit di pasar-pasar tradisional. Masalahnya, orang Batak mengalami degradasi vitalitas identitas suku bangsa karena pekerjaan dan sebutan ”Batak” itu sendiri. Penelitian difokuskan pada tradisi, adaptasi, strategi ekonomi, dan upayanya dalam merevitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat Jawa. Tujuan penelitian mengkaji tradisi, adaptasi, strategi ekonomi, dalam upaya merevitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat Jawa.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali dan mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada kehidupan orang Batak di lingkungan masyarakat Jawa dalam merevitalisasi identitasnya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya tradisi pesta kematian, mangadati, manaruon aik ni ute, tardidi, dan tradisi warungan pada orang Batak di lingkungan Jawa dengan tetap mempertahankan selera makanan, makanan adat Batak, peralatan, pemakaian ulos, marga Batak dan mengubah kebiasaan berbahasa dan minum. Adaptasi Batak dilakukan dengan membawa babi pesta secara sembunyi-sembunyi, mengurangi nyanyi-nyanyi di malam hari, mengganti minum tuak menjadi minum kopi, berpikir positif, serta melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatan Jawa. Strategi ekonomi dilakukan dengan hidup sederhana, bekerja keras, percaya diri, melatih keterampilan usaha secara langsung, berhemat, menabung, menghindari birokrasi panjang, membeli barang secara kontan dan terencana. Tekniknya, meminjamkan modal dan atau menjual barang pada pelanggan di pasar-pasar tradisional secara kredit berbunga 20%. Tambahan modal untuk peningkatan usaha diperoleh dari bantuan saudara atau tetangga sekampung, arisan kopyokan, dan arisan pasar untuk diputarkan kembali. Informasi penting digali dari tradisi warungan. Upaya revitalisasi identitas dilakukan dengan mengubah sebutan “Batak” menjadi orang Sumatera/Tapanuli, menolak disebut rentenir, aktif dalam punguan dosniruha, melestarikan adat Batak, mewajibkan setiap wanita memakai ulos dan sarung di setiap acara adat Batak, dan menyajikan tudu-tudu sipanganon.

(6)

vi

ABSTRACT

Dwiyanto. 2015. "Identity Revitalization Batak: Through Tradition, Adaptation, and Economics Strategy In the Java community environment Case Study in Pati Kutoharjo Residence". Thesis. Study Program of Social Sciences. Graduate Program. Semarang State University. Supervisor I Prof. Dr. Wasino, M.Sc., Advisor II Moh. Yasir Alimi, S.Ag, .M.A., Ph.D.

Keywords: Tradition, adaptation, economic strategy, revitalization identity Batak

Kutoharjo Pati Residence is known as Batak residence, because many native immigran Batak live and make a living as traders and hawkers capital credit in traditional markets. The problem is, people are degraded vitality Batak ethnic identity because of the work and the designation "Batak" themselves. The study focused on traditions, adaptation, economic strategy, and its efforts in revitalizing the identity of Batak in the Java community. The purpose of reviewing research traditions, adaptation, economic strategies, in efforts to revitalize the identity of Batak in the Java community.

The study used qualitative approach to explore and describe the phenomenon that occurs in the life of the Batak in the Java community to revitalize its identity.

The results of research showed there are tradition of death, mangadati, manaruon aik ni ute, tardidi, and tradition of warungan to Batak in Java circumstance by maintain appetite of food, traditional Batak food, equipment, usage ulos and Batak clan. Batak adaptation by carrying a pig feast in secret, reduce singing at night, replacing drinking palm wine into coffee, positive thinking, and get involved in the Java community activities. Economic strategy through a simple life, hard work, confidence, and business skills training, saving, avoid long bureaucracy, buying things in cash and planed. The technique, lend capital or sell goods to customers in traditional markets on credit at compound interest 20%. Additional capital for business improvement gained from the support of relatives or neighbors compatriot, arisan kopyokan, and arisan pasar to be played back. Important information extracted from warungan tradition. The strategy: saving, saving, avoiding long bureaucratic, buy goods in cash and planned. Revitalization of identity is done by changing the designation "Batak" became the Sumatra / Tapanuli, declined to be money lenders, active in punguan dosniruha, preserving traditional Batak, obliging every woman wears ulos and sarong in each event Batak, and present-tudu-tudu sipanganon.

(7)

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha kuasa. yang telah

melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “Revitalisasi Identitas Batak: Melalui Tradisi, Adaptasi, dan

Strategi Ekonomi Di Lingkungan Masyarakat Jawa. Studi Kasus Di Perumahan

Kutoharjo Pati, Jawa Tengah”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan

meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPS Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada Prof. Dr. Wasino,

M.Hum, selaku Ketua Program Studi IPS sekaligus Pembimbing I dan Moh.

Yasir Alimi, S.Ag,.M.A.,Ph.D, selaku Pembimbing II yang setia memberikan

bimbingan, motivasi, dan pengarahan sampai akhir penulisan tesis.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian studi, di

antaranya:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang

2. Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan

(8)

viii

3. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si, yang telah memberikan masukan

kepada penulis.

4. Dr. Juhadi, M.Si, sebagai penguji utama yang banyak memberikan masukan

kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana, yang telah memberikan bekal ilmu kepada

penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana angkatan 2013, rekan-rekan guru dan

karyawan SMP Negeri 1 Gabus Pati yang senantiasa memberikan dukungan

kepada peneliti.

7. Natalis Simamora yang menjadi inspirator peneliti dalam proses pengambilan

data dan masyarakat Batak di perumahan Kutoharjo Pati yang telah memberi

masukan kepada peneliti.

8. Catharina Wahyu Hastuti dan Antonius Krismada Wahyuanta, selaku istri dan

anak kami tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan bantuan.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi

maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan

merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 7 Desember 2015

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ...

PENGESAHAN UJIAN TESIS ...

PERNYATAAN KEASLIAN ...

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...

ABSTRAK ...

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Cakupan Masalah ... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

(10)

x

2.2. Kerangka Teoretis... 35

2.2.1. Teori Integratif Komunikasi Dan Adaptasi Lintas Budaya ... 35

2.2.2. Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting-Toomey ... 38

2.2.3. Teori Pilihan Rasional ... 39

2.3. Kerangka Berpikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 46

3.2. Fokus Penelitian ... 47

3.3. Latar Penelitian ... 47

3.3.1. Subjek Penelitian ... 47

3.3.2. Lokasi Penelitian ... 48

3.4. Data Dan Sumber Data Penelitian ... 48

3.4.1. Data Penelitian ... 48

3.4.2. Sumber Data Penelitian ... 49

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.6. Teknik Keabsahan Data ... 52

3.7. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 56

4.1.1. Kondisi Geografis Perumahan Kutoharjo Pati, Jawa Tengah ... 56

4.1.2. Sejarah Kedatangan Orang Batak Di Perumahan Kutoharjo Pati .. 56

4.1.3. Masyarakat Batak Di Perumahan Kutoharjo Pati ... 58

(11)

xi

4.2.1. Kebiasaan Orang Batak di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 50

4.2.2. Pemakaian Bahasa ... 63

4.2.3. Tradisi Makan Dan Minum ... 64

4.2.4. Pengenalan Dan Pewarisan Nilai Dan Norma Batak ... 66

4.2.5. Pesta Adat Batak Di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 67

4.2.6. Peralatan Adat Batak Di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 71

4.2.7. Tanaman Batak ... 74

4.3. Adaptasi Batak Di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 78

4.4. Strategi Ekonomi Batak Di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 86

4.5. Upaya Revitalisasi Identitas Batak Di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 102

5.2. Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Penduduk Suku Batak Dengan Keseluruhan

Penduduk Di Perumahan Kutoharjo Pati... 4

Tabel 4.1 Perbandingan Jumlah Penduduk Batak Dengan Non Batak di

Perumahan Kutoharjo Pati ... 59

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 45

Gambar 3.2 Skema Analitis Data Model Interaktif ... 54

Gambar 4.1 Barang Dagangan Batak ... 61

Gambar 4.2 Tradisi Warungan Di Perumahan Kutoharjo Pati ... 62

Gambar 4.3 Orang Batak Bermain Volley di Sore Hari ... 62

Gambar 4.4 Tudu-Tudu Sipanganon Dan Ikan Arsik ... 65

Gambar 4.5 Pemakaian Ulos Dan Sarung Dalam Acara Adat Batak ... 67

Gambar 4.6 Rapat Keluarga Meninggalnya Bapak Situmorang ... 69

Gambar 4.7 Tampi, Tandog, Dan Bahul-Bahul ... 71

Gambar 4.8 Ulos Suri-Suri ... 72

Gambar 4.9 Parang Batak ... 72

Gambar 4.10 Maya S Memperagakan Lage-Lage Untuk Penyembahan Arwah Dan Untuk Acara Pernikahan ... 73 Gambar 4.11 Tanaman Sirias dan Bangun-bangun ... 74

Gambar 4.12 Skema Tradisi Batak di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 75

Gambar 4.13 Menari Tor-Tor Bersama Diiringi Lagu Batak ... 79

Gambar 4.14 Skema Adaptasi Batak di Lingkungan Masyarakat Jawa ... 82

Gambar 4.15 Skema Strategi Ekonomi Batak di Masyarakat Jawa ... 92

Gambar 4.16 Pertemuan Punguan Dosniroha di Perumahan Kutoharjo Pati 96

Gambar 4.17 Skema Revitalisasi Identitas Batak Di Lingkungan

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta Perumahan Kutoharjo Pati ... 108

2. Pedoman Wawancara Natalis Simamora dan Martaedy Marbun ... 109

3. Daftar Lengkap Pertanyaan Wawancara ... 110

4. Pedoman Wawancara Ketua Punguan Dosniroha ... ... 112

5. Pedoman Wawancara Maya Sagala ... ... ... 113

6. Hasil Wawancara Dengan Natalis Simamora Dan Martaedy Marbun ... 114

7. Hasil Wawancara Dengan Ketua Punguan Dosniroha Pati ... 121

8. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Punguan Dosniroha Pati 123 9. Hasil Wawancara Dengan Maya Sagala ... 124

(15)

xv

(16)

xvi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Draf tesis dengan judul “Revitalisasi identitas Batak: melalui tradisi, adaptasi, dan

strategi ekonomi di lingkungan masyarakat Jawa, studi kasus di perumahan

KutoharjoPati, Jawa Tengah” karya,

Nama : Dwiyanto

NIM : 0301513006

Program Studi : IPS kelas khusus

telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Tesis.

Semarang,

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Prof. Dr. Wasino, M.Hum Moh. Yasir Alimi, S.Ag,.M.A.,Ph.D

(17)

xvii

PERSETUJUAN PENGUJI DRAF TESIS

Draf tesis dengan judul, “Revitalisasi identitas Batak : melalui tradisi,

adaptasi, dan strategi ekonomi di lingkungan masyarakat Jawa. Studi kasus di

perumahan Kutoharjo Pati, Jawa Tengah” karya,

Nama : Dwiyanto

NIM : 0301513006

Program Studi : IPS kelas khusus

Telah diuji pada tanggal 1 Oktober 2015 dan telah direvisi sesuai dengan

masukan tim penguji serta layak untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Tesis.

Semarang, 1 Oktober 2015

Ketua Penguji I

Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. Dr. Juhadi, M.Si

NIP. 196208111988032001 NIP.195801031986011002

Penguji I I Penguji III

Moh. Yasir Alimi, S.Ag,.M.A.,Ph.D Prof. Dr. Wasino, M.Hum

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan beragam budaya, adat,

agama,dan mata pencaharian. Antar suku bangsa saling berinteraksi sehingga

timbul kontak kebudayaan. Kontak kebudayaan terjadi pada seluruh, sebagian

atau antar individu dalam masyarakat, baik yang sudah modern ataupun masih

tradisional. Hasil kontak kebudayaan menimbulkan perubahan pola perilaku

kehidupan masyarakat baik sosial, politik, ekonomi, ideologi sebagai identitasnya.

Perubahan identitas dapat terjadi karena perbedaan teknologi, lingkungan,

struktur sosial serta dipengaruhi oleh proses adaptasi terhadap lingkungan serta

usahanya dalam memenuhi tuntutan kebutuhan ekonomi. Kesadaran akan tuntutan

kebutuhan dan lingkungan yang berbeda dengan daerah asal akan mempengaruhi

identitas seseorang di tempat baru seperti yang dialami orang-orang Batak di

perumahan Kutoharjo Pati, Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil skripsi Edberd Sihombing (1992) berjudul “Pola Dan

Fungsi Kekerabatan Masyarakat Batak Toba, Sebuah Studi Deskripsi Pada

Perkumpulan Marga Napitupulu, Boru dan Bere di Kotamadya Surabaya“ dapat

diketahui tentang daerah asal suku Batak, suku-suku Batak, dan sembilan nilai

utama dalam kebudayaan Batak. Suku Batak berasal dari provinsi Sumatra Utara,

tepatnya di wilayah Kangkat Hulu, Deli Hulu, Daratan Tinggi Karo, Serdang

(19)

2

garis besar terbagi menjadi 6, yakni Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak,

Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Keenam suku Batak

tersebut memiliki ciri khas budaya yang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya

akar budaya mereka sama, yakni budaya Batak.Contoh sembilan nilai budaya

yang diperjuangkan dan ingin dipertahankan masyarakat Batak Toba yaitu :1).

Kekerabatan mencakup hubungan primordial suku, kasih sayang atas dasar

hubungan darah, kerukunan unsur-unsur Dalihan Na Tolu( Hula-hula, Dongan

Tubu, Boru), Pisang Raut (Anak Boru dari Anak Boru), Hatobangon

(Cendikiawan) dan yang berhubungan dengan kekerabatan karena pernikahan,

solidaritas marga dan lain-lain. 2). Religi mencakup kehidupan keagamaan, baik

agama tradisional maupun agama yang datang kemudian yang mengatur

hubungannya dengan Maha Pencipta serta hubungannya dengan manusia dan

lingkungan hidupnya. 3). Hagabeon memiliki banyak keturunan dan panjang

umur. Tampak pada pesan kepada pengantin baru Batak agar memiliki keturunan

17 putra dan 16 putri dan saur matua bulung (berusia lanjut seperti daun, yang

gugur setelah tua). 4). Hasangapon atau meraih kejayaan seperti pangkat dan

jabatan. 5). Hamoraon atau mencari harta yang banyak. 6).Hamajuon mencapai

kemajuan dengan merantau, menuntut ilmu dan meningkatkan daya saing. 7).

Patik dohot uhum (aturan dan hukum) adalah nilai untuk menegakkan kebenaran

dan perjuangan hak azasi manusia dengan berkecimpung dalam dunia hukum.

Banyak tokoh-tokoh terkenal di bidang hukum berasal dari suku Batak. 8).

Pengayoman adalah nilai untuk mengayomi, melindungi, pemberi kesejahteraan.

(20)

3

dalam keadaan yang sangat mendesak. 9). Konflik dalam Batak Toba lebih tinggi

dibandingkan pada Angkola-Mandailing. Sumber konflik disebabkan oleh

perbedaan mentalitas dalam kehidupan kekerabatan Angkola-Mandailing dan nilai

hamaraoun (mencari harta) pada budaya Batak Toba.

Kehidupan orang Batak dalam kekerabatan dibangun atas dasar kasih

sayang, hubungan darah, perkawinan dan ikatan marga, percaya pada sang maha

pencipta, mempunyai anak yang banyak (17 putra dan 16 putri) dan semua

panjang umur, memiliki kemuliaan, kewibawaan, kharisma, suatu nilai utama

yang memberi dorongan kuat untuk meraih kejayaan dengan pangkat dan jabatan,

kaya raya, bila perlu merantau dan menuntut ilmu, menegakkan kebenaran,

berpegang pada aturan dan berkecimpung dalam dunia hukum, pribadi yang

mandiri maka kehadiran pengayom, pelindung, pemberi kesejahteraan, hanya

diperlukan dalam keadaan yang sangat mendesak. Rawan konflik karena

keinginan mengejar harta untuk menjadi kaya raya, penuh persaingan.

Pandangan terhadap orang Batak di Indonesia terarah pada

orang-orang Batak dalam daftar pendekar-pendekar hukum di peradilan atau hukum di

Indonesia. Hal itu berbeda sekali dengan lehidupan orang-orang Batak tingkat

marginal khususnya di perumahan Kutoharjo Pati, Jawa Tengah. Seperti yang

disampaikan Maya Sagala kepada peneliti bahwa,” Ia merantau untuk mengadu

nasib guna memperoleh peningkatan penghasilan. Kehidupan pertanian di Batak

tidak menguntungkan. Hasil tiap tahun selalu merugi sebab tanaman pertaniannya

terganggu oleh sekawanan kera dan babi hutan. Pembangunan desa di tempat

(21)

4

jalan berbatu dan mendaki, kontruksi tanah bergunung-gunung jauh dari kota dan

sulit dilalui kendaraan bermotor, serta hasil pertanian yang tidak cukup untuk

biaya hidup sehari-hari. Hal itulah yang mendorongnya untuk mengadu nasib

dengan merantau ke Pulau Jawa.Berbekal modal dari orang tua hasil

menggadaikan tanah pertanian dan ijasah pendidikan SMA. Mereka pergi ke Jawa

mengikuti jejak teman dan saudara-saudaranya yang telah lama meninggalkan

kampung dan doa dari orang tuanya. Tekadnya menjadi orang yang berhasil dan

mampu membayar cicilan hutang bank hasil menggadaikan tanah pertanian

sebagai modal merantau (wawancara dengan Maya Sagala).

Kenyataan yang dialami Maya Sagala adalah satu contoh kehidupan

orang-orang Batak dalam meraih perbaikan ekonomi dengan bermigrasi di

Jawa.Untuk itulah, tradisi, adaptasi dan strategiekonomi yang dilakukan harus

tepat sasaran dalam mencapai tujuan dan tetap survive di lingkungan masyarakat

Jawa.

Perbandingan penduduk Batak dengan penduduk perumahan Kutoharjo

dapat di lihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Perbandingan Penduduk Suku Batak Dengan Keseluruhan Penduduk Di Perumahan Kutoharjo Pati

Penduduk Perumahan Kutoharjo Pati Suku Batak Umum

(22)

5

Batak sebagai suatu identitas dalam pergaulan dengan masyarakat Jawa

terkendala oleh kenyataan bahwa: 1) tidak semua orang Batak mau disebut

“Batak”, 2) kebiasaan sebagian laki-laki Batak yang suka berkumpul di warung

Batak sambil main kartu, main catur, bilyard, bahkan kadang nyanyi-nyanyi

sampai malam dianggap sebagai pengganggu, 3) pandangan masyarakat Jawa

terhadap pekerjaan sebagian besar orang Batak yang menjajakan barang dagangan

dan modal secara kredit berbunga 20% yang menyebut sebagai ‘rentenir’.

Informasi penting tentang tradisi, adaptasi dan strategi ekonomi yang

dilakukan orang-orang Batak di lingkungan masyarakat Jawa yang akurat, tidak

mendeskreditkan, jelas dan dapat diterima semua pihak sangat diperlukan. Ada

pepatah menyatakan,” jika tak kenal maka tak sayang”. Untuk itulah penelitian ini

dibuat guna mengkaji lebih dalam tentang identitas Batak yang membanggakan

dalam sebuah tulisan ilmiah tesis berjudul “Revitalisasi identitas Batak melalui

tradisi, adabtasi, dan strategi ekonomi di lingkungan masyarakat Jawa. Studi

kasus di perumahan Kutoharjo Pati, Jawa Tengah.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang muncul adalah keberadaan

orang-orang Batak di perumahan Kutoharjo Pati yang terus bertambah, pekerjaan

Batak yang meminjamkan modal dan menjual barang secara kredit menimbulkan

stigmatisasi jelek diidentikkan dengan rentenir, ketidak inginan mereka disebut

orang Batak, adanya stereotype negatif pengganggu karena kebiasaan sebagian

(23)

6

catur, bilyard, bahkan kadang nyanyi-nyanyi sampai malam tanpa tampak adanya

orang Jawa. Di sisi lain tidak adanya informasi tentang tradisi, adaptasi dan

strategi ekonomi yang dilakukan orang-orang Batak di lingkungan masyarakat

Jawa yang akurat, tidak mendeskreditkan, jelas dan dapat diterima semua pihak.

Hal ini terjadi karena perbedaan tradisi, kurangnya wawasan dan pengetahuan

terhadap budaya Batak, perbedaan pandangan dan mata pencaharian,

hambatan-hambatan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan, dan kesenjangan sosial.

Persoalan identitas Batak penting diteliti karena dalam percampuran

budaya pasti ada yang kalah, membaur atau mendominasi. Bila hal itu dipahami

sebagaisuatu keberagaman budaya akan menambah kebersamaan ataupun

kebanggaan tetapi bila berhubungan dengan struktur yang tercipta dan dianggap

merugikan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat masalahnya akan menjadi

lain. Bagi orang Batak perumahan Kutoharjo yang dikenal sebagai perumahan

Batak akan menguntungkan tetapi disisi lain muncul kekhawatiran sehingga

penting untuk merevitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat Jawa.

1.3. Cakupan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, cakupan masalah pada penelitian

ini adalah tradisi Batak di lingkungan masyarakat Jawa, adaptasi Batak di

lingkungan masyarakat Jawa, dan strategi ekonomi yang di lakukan orang-orang

Batak dan upaya revitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat Jawa.

Fokus penelitian pada revitalisasi identitas Batak melalui tradisi, adaptasi, dan

(24)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, fokus pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tradisi Batak di lingkungan masyarakat Jawa?

2. Bagaimana adaptasi Batak di lingkungan masyarakat Jawa ?

3. Bagaimana strategi ekonomi Batak di lingkungan masyarakat Jawa ?

4. Bagaimana upaya revitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat

Jawa?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengkaji dan mendeskripsikan tradisi Batak di lingkungan masyarakat

Jawa.

2. Mengkaji dan menjelaskan adaptasi Batak di lingkungan masyarakat Jawa.

3. Mengkaji strategi ekonomi Batak di lingkungan masyarakat Jawa.

4. Mengkaji upaya revitalisasi identitas Batak di lingkungan masyarakat

Jawa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.6.1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti

sejenis maupun sebagai salah satu bahan pustaka dalam rangka

mengembangkan pengetahuan tentang revitalisasi identitas Batak di

(25)

8

1.6.2. Manfaat praktis

1. Bagi orang-orang Batak, memberikan masukan bagi orang-orang Batak di

lingkungan masyarakat Jawa untuk mengembangkan komunikasi dalam

mengenalkan identitas Batak melalui tradisi Batak, cara beradaptasi

dengan orang Jawa, dan sebagai pertimbangan untuk menjalankan

strategi ekonomi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya Batak

agar tetap survive di lingkungan masyarakat Jawa.

2. Bagi orang Jawa, memberikan masukan bagi orang Jawa untuk

menghargai dan menghormati budaya Batak sebagai bentuk penghargaan

terhadap keanekaragaman budaya warisan bangsa Indonesia yang perlu

dilestarikan.

3. Bagi pemerintah setempat, dapat memberikan masukan dalam mengambil

kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas dan keberadaan orang

Batak di perumahan Kutoharjo Pati sehingga terhindar dari

Referensi

Dokumen terkait

Metode Case Based Reasoning (CBR) yang diimplementasikan pada Sistem Pendukung Keputusan Konseling Siswa dapat memberikan solusi untuk masalah perilaku siswa,

The use of 10 t manure ha -1 along with PR in ultisol soil improved soil physical properties (BD, total soil pores, available water and soil permeability) and gave

Adapun ketersediaan jagung secara parsial dipengaruhi oleh semua variabel yaitu variabel pendapatan, luas panen jagung dan harga domestik jagung di Kabupaten Karo.. Kata Kunci :

Mahasiswa dengan preferensi (disukai) yang kuat untuk gaya belajar tertentu dapat memiliki kesulitan dalam belajar jika cara mengajar tidak sesuai dengan gaya

Dengan metode Fast Grey-Level Grouping (FGLG) dengan nilai bin standar 20, didapatkan peningkatan kualitas kontras suatu citra yang cukup baik bagi citra yang memiliki

Wanita pengrajin tenun yaitu untuk menjadi seorang wanita pengrajin tenun tidaklah mudah, mengingat jam kerja yang tidak bisa diperkirakan dan waktu berkumpul dengan

Tidak diketahui pasti kapan tradisi Rebo Wekasan diselenggarakan oleh masyarakat desa Jepang, Mejobo, Kudus. Menurut penuturan Mastur, Ketua Takmir masjid Wali

bebas pendapatan, luas panen jagung dan harga domestik jagung atau dengan kata. lain sebesar 98% variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap