• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Pusat Belanja

2.1.1.2. Mall

Shopping Mall adalah salah satu bentuk atau klasifikasi usaha dari shopping center (pusat perbelanjaan). International Council of Shopping Centers mendefinisikan istilah shopping center sebagai pusat perbelanjaan yang terdiri dari kelompok toko – toko ritel dan pembangunan komersial yang terencana, terorganisir, berkembang, dimiliki dan dikelola sebagai satu kesatuan properti. Terdapat lahan untuk parkir dan tempat untuk restoran sebagai bagian dari fasilitas pusat perbelanjaan serta karakteristik dan ukuran pusat belanja ditentukan oleh orientasi target market pusat belanja tersebut.

Sedangkan penjelasan tentang klasifikasi pusat belanja berdasarkan susunan fisik menurut ICSC (2004) adalah sebagai berikut:

1. Shopping Mall

Pusat belanja dalam kategori ini memiliki karakteristik khusus seperti memiliki tempat yang tertutup, tidak terpengaruh oleh cuaca diluar ruangan,

menggunakan cahaya lampu yang terang, terdapat satu atau lebih pintu masuk, dan tersedianya lahan parkir yang teratur di sekitarnya.

Istilah shopping mall merujuk pada tipe pusat perbelanjaan regional center dan super regional center. Definisi Regional Center adalah shopping mall yang menjual barang dagangan umum dengan adanya penyewa tempat sebagai daya tariknya. Menyerupai Regional center, Super Regional Center berbeda dalam hal ukuran bangunan yang lebih luas dan lahan parkir yang bertingkat.

2. Open Air Center

Nama lain dari Strip center ini adalah pusat belanja yang pada umumnya,berupa kumpulan dari toko – toko ritel yang berderet dengan lahan parkir yang terlatak di depan toko, terdapat jalur pedestrian terbuka untuk pengunjung yang terhubung antara toko yang satu dengan toko yang lainnya. Berbagai macam susunan dari pusat belanja ini berbentuk garis lurus (linear), L-shaped, U-shaped, atau Cluster.

Penggunaan terminologi shopping center (pusat perbelanjaan) telah digunakan sejak 1950-an. Pada awalnya, istilah tersebut meliputi empat karakteristik utama: neighborhood, community, regional, dan super regional centers. Akan tetapi, seiring banyaknya dan makin bervariasinya pusat perbelanjaan, keempat karakteristik yang digunakan tersebut perlu direvisi kembali.

Mengikuti perkembangan bentuk pusat belanja, ICSC mengembangkan karaktersitik dan membagi pusat perbelanjaandalam delapan tipe yaitu: neighborhood center, community center, regional center, super regional center, fashion/specialty center, power center, theme/festival center, dan outlet center.

Beberapa jenis dari Open Air Center sebagai berikut ;

1. Neighborhood center umumnya adalah supermarket, yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, Bangunan utamanya adalah supermarket namun di dalamnya juga terdapat retailer lain. Biasanya bangunan neighborhood center memiliki luas 30.000 - 150.000 m².

2. Community center disebut juga sebagai discount center merupakan berbagai jenis retailer yang menawarkan potongan harga, sehingga menawarkan barang dan jasa yang lebih beragam dan banyak daripada neighborhood center dan jenis shopping center lain. Lazimnya, bangunan community center merupakan strip center berbentuk “L” atau “U”. Pada umumnya community center memiliki luas 100.000 - 350.000 m².

3. Regional center menyediakan beragam barang dan jasa, mulai dari tradisional, produk masal, toko fashion, maupun toko-toko yang memberikan discount. Umumnya regional center merupakan bangunan tertutup (indoor), terdapat koridor yang menghubungkan toko-toko retail di dalamnya, dan terdapat lahan parkir di bagian luar bangunan. Bangunan regional center memiliki luas 400.000 - 800.000 m².

4. Super regional center menyerupai regional center; tertutup (indoor) dan bertingkat, namun dengan ukuran yang lebih besar, dengan barang dan jasa yang lebih beragam, dan jaringan brand yang cabanganya tersebar di banyak tempat (anchor) yang lebih banyak, dan pengunjung pusat belanja yang lebih luas. Bangunan super regional center memiliki luas lebih dari 800.000 m².

5. Fashion/specialty center adalah pusat belanja dengan karakteristik banyaknya toko yang menjual kebutuhan barang dan jasa untuk penampilan diri, terdiri dari butik, pusat perawatan tubuh, toko kerajinan tangan, toko sepatu, toko tas, dan toko aksesoris. Fashion/specialty center memiliki tampilan bangunan yang sangat megah, menekankan pada dekorasi yang unik dan berkelas sesuai dengan pengunjung di kawasan penduduk kelas atas. Pada umumnya fashion/specialty center memiliki luas 80.000 - 250.000 m².

6. Power center adalah pusat perbelanjaan yang didominasi anchor besar untuk produk perawatan rumah (home improvement) serta menawarkan potongan harga, serta terdapat beberapa pengisi tenant kecil. Bangunan power center memiliki luas 250.000 - 600.000 m².

7. Theme/festival center menawarkan konsep “kesenangan tanpa batas waktu” dan didominasi restoran dan fasilitas hiburan, umumnya ditujukan untuk turis. Theme/festival center terletak di daerah urban, dan berada di kawasan tua yang mengandung nilai historis. Misalnya kawasan Kya-Kya Kembang Jepun. Theme/festival center umumnya memiliki luas 80.000 - 250.000 m².

8. Outlet center umumnya terletak di daerah wisata yang kerap dikunjungi turis. Outlet center menawarkan produk massal yang dengan potongan harga yang sangat menarik. Di Indonesia, dikenal pula sebagai factory outlet. Bangunan outlet center memiliki luas 50.000 - 400.000 m².

Namun tidak semua pusat perbelanjaan dapat diklasifikasikan dalam satu kategori. Ada pula pusat perbelanjaan yang memiliki lebih dari satu karakteristik, disebut dengan pusat perbelanjaan hybrid. Hybrid Center mengkombinasikan berbagai jenis format shopping Mall di dalam satu kawasan properti terpadu. Pembacaan atas definisi ICSC dalam Nair (2003) adalah pusat belanja yang memiliki dua atau lebih outlet utama (anchor tenant) yang meliputi department stores baik skala besar dan skala menengah, terdapat toko ritel peralatan dan perlengkapan, serta toko yang menawarkan diskon ataupun toko – toko pakaian.

Melanjutkan dari pembacaan sumber yang sama, menurut Indonesia Shopping Directory (2009) pusat belanja merupakan salah satu bentuk evolusi dari pasar tradisional, tempat berkumpulnya sejumlah vendor independen atau beragam jenis toko yang terhubung satu dengan yang lain, terdapat koridor pejalan kaki baik yang terbuka maupun tertutup bertujuan untuk memudahkan pengunjung Mall untuk mengunjungi toko demi toko dengan nyaman dan aman. Definisi lain dari pusat belanja dikemukakan oleh Csaba dan Askegaard (1999) adalah tentang pengaturan kelompok usaha ritel yang untuk penciptaan suatu kondisi tertentu serta memberikan kenyamanan dan kenikmatan kepada pengunjung, bukan hanya berfokus pada aktivitas pembelian produk oleh pelanggan saja.

Menurut Wiryomartono (1995) Shopping Mall pertama di Indonesia adalah Sarinah, yang terletak di Jakarta. Bangunan rancangan Ir. Soekarno dengan bantuan beberapa arsitek ini dibuat dalam bentuk bangunan setinggi 13 lantai dan dilengkapi dua lapis lantai bawah tanah. Berada di Jalan M.H. Thamrin, Sarinah dirancang untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat dalam satu bangunan.

Dokumen terkait