• Tidak ada hasil yang ditemukan

Puskesmas Muntilan I memiliki filosofi “menjunjung tinggi nilai mutu pelayanan

Dalam dokumen Spm Mandiri Pneumonia (Halaman 40-70)

yang berdasarkan profesionalitas, sesuai kebutuhan masyarakat melalui pemberdayaan  petugas serta meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.

6.1.4 Sumber Daya Puskesmas

6.1.4.1 Ketenagaan/Sumber Daya Manusia (Man)

Tabel 9. Data pegawai Puskesmas Muntilan I Tenaga Kerja Jumlah(orang)

Dokter Umum 2 Dokter Gigi 1 Perawat Puskesmas 4 Perawat Pustu -Perawat Gigi 1 Bidan Puskesmas 2 Bidan Desa 8 Petugas PU/Promkes -Juru imunisasi -Petugas Gizi 1 Petugas Apotek 1 Petugas Laborat 1 Pekarya Kesehatan 0 Koordinatos SP3 1

Petugas gudang obat

-Petugas P2M -Pembantu perawat 0 Tata Usaha/UP 1 Pembantu KIA 0 Petugas pendaftaran 1 Petugas RM 1 Pengemudi 1 Total 35

6.2 Desa Menayu 6.2.1 Keadaan Geografis

1) Letak Wilayah Desa Menayu

Desa Tempurejo berada di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

2) Peta Wilayah Desa Tempurejo

Peta wilayah Desa Menayu, Kecamatan Muntilan adalah sebagai beri kut :

Gambar 7. Peta Desa Menayu

3) Batas Wilayah Desa Menayu

Desa Menayu merupakan salah satu desa di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pertanian dengan

 pengembangan terkini terkait desa wisata Mina (budidaya ikan Ikan Arwana Silver dan albino). Desa Menayu memiliki batas desa sebagai berikut:

◦ Sebelah Utara : Desa Keji, Kecamatan Muntilan, Kabupaten

Magelang.

◦ Sebelah Timur : Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

◦ Sebelah Selatan: Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

◦ Sebelah Barat : Desa Pabelan Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

4) Luas Wilayah Desa Menayu

Luas wilayah Desa 126,4 Ha, yang terbagi menjadi 4 dusun dengan jumlah  penduduk tercatat berjumlah 2.968 jiwa (Data Tahun 2017).

1) Jumlah Penduduk Menurut Dusun

Tabel 10. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin

 No Dusun Jumlah

Penduduk Jumlah KK Jumlah Rumah 1 Kepanjen 434 113 99 2 Menayu 714 195 192 3 Sorogenen 833 263 224 4 Jambean 987 289 283 Jumlah 2968 860 798

6.3 Hasil Survei dan Pengamatan

6.3.1 Hasil Wawancara dengan Pengelola Program P2ISPA Puskesmas Muntilan 1

Menurut informasi yang di dapatkan dari pengelola Program P2 ISPA yaitu Ibu Sri Ruci Mulyati, penemuan kasus pneumonia hanya bersifat pasif yaitu hanya

terbatas di Puskesmas ataupun Posyandu, namun jumlahnya lebih banyak yang ditemukan di Puskesmas. Penanganan kasus tersebut sepenuhnya dilakukan di Puskesmas. Kemudian belum adanya pelatihan khusus mengenai pneumonia kepada  perawat atau bidan. Dari hasil wawancara juga didapatkan SOP (Standard Operational Procedure) tertulis untuk penangan balita dengan pneumonia yang dapat digunakan sebagai acuan standar pelayanan, namun setelah dilakukan pengamatan secara langsung, SOP kurang dipatuhi petugas kesehatan.

Hasil wawancara secara lengkap dirangkum dalam format sebagai berikut : Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Wawancara dengan Pengelola Program P2ISPA

No.

I nput

Pertanyaan Jawaban

1.

 Man

1. Siapa saja yang termasuk dalam  program P2ISPA? 2. Siapa yang melakukan

 pemeriksaan awal  pneumonia? 3. Siapa yang menegakkan diagnosis, klasifikasi dan pengobatan  pneumonia? 4. Apakah terdapat  pelatihan khusus mengenai pneumonia kepada bidan, perawat dan koordinator

P2ISPA?

1. Dokter, perawat, bidan 2. Di puskesmas, dilakukan

oleh bidan di MTBS dan  perawat di BP Umum.

Untuk di Posyandu sendiri hanya dilakukan oleh bidan desa dan apabila ditemukan  bayi yang dicurigai terdapat

gejala-gejala pneumonia maka disarankan dilakukan  pemeriksaan dan pengobatan

lebih lanjut ke Puskesmas 3. Dilakukan sepenuhnya oleh

dokter

4. Tidak ada pelatihan khusus tentang pneumonia

2.

 Machine

5. Alat apa saja yang

dgunakan untuk mendiagnosis  pneumonia?

6. Apakah tersedia obat di apotek untuk

 pengobatan  pneumonia?

7. Apakah terdapat SOP (Standard Operational  Procedure) bagi

 petugas?

8. Apakah terdapat media  promosi seperti poster

maupun brosur tentang  pneumonia yang

terdapat di lingkungan

5. Stetoskop anak, ARI timer, thermometer.

6. Iya, tersedia

7. Terdapat SOP untuk  penanganan ISPA

8. Terdapat poster dan brosur di MTBS namun tidak

 puskesmas?

3.

 Materi al

9. Perlengkapan apa saja

yang disediakan  puskesmas untuk  balita dengan penyakit  pneumonia?

9. Terdapat ruangan khusus yaitu ruang MTBS dan BP Umum untuk penanganan  balita dengan pneumonia

4.

 Money

10. Darimana dana berasal

untuk menjalankan  program P2ISPA?

10. Dana untuk program P2ISPA berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan

5.

 Method

11. Bagaimana cara

 penemuan kasus balita dengan pneumonia di Puskesmas Muntilan 1?

12. Bagaimana

 penggunaan SOP ISPA untuk kasus  balita dengan  pneumonia?

11. Penemuan kasus balita dengan pneumonia hanya  bergantung pada kunjungan  balita dengan pneumonia ke

Puskesmas Muntilan 1. 12. Untuk penggunaan SOP

mengenai pneumonia dirasakan sudah sesuai standar yang berlaku bagi  para petugas kesehatan

untuk penangan kasus tersebut

Proses Pertanyaan Jawaban

6. P1 13. Apakah dilakukan  perencanaan kegiatan  program P2ISPA?

Kapan?

14. Apakah salah satunya ada perencanaan untuk dilakukan penyuluhan atau pembuatan

 poster?

13. Ya, setiap bulan

14. Belum terdapat perencanaan kegiatan penyuluhan

langsung ke masyarakat dan  pembuatan poster ataupun  brosur untuk memberikan

informasi ke masyarakat mengenai pneumonia 7. P2 15. Kapan dilaksanakan  program P2ISPA? 15. Pelaksanaan program P2ISPA di Puskesmas

Muntilan 1 dilakukan setiap hari baik di MTBS maupun BP Umum. Sementara

 posyandu dilaksanakan rutin setiap bulan.

8. P3 16. Siapa yang melakukan  pengawasan terhadap  program P2ISPA dan  bagaimana caranya? 17. Bagaimana cara koordinator P2ISPA dalam mengawasi kasus pneumonia? 18. Apakah pencatatan

dari kasus pneumonia

16. Kepala puskesmas melakukan pengawasan langsung melalui laporan  bulanan yang diberikan

koordinator program P2 ISPA

17. Dilakukan evaluasi terhadap data pasien pneumonia yang ada di SIMPUS.

itu sudah termasuk kasus pneumonia dari  pelayanan kesehatan

lain di wilayah kerja  puskesmas Muntilan 1? 19. Setelah dilakukan  pelaporan ke kepala  puskesmas, apakah data tersebut dilaporkan ke DinKes?

 pencatatan dan pelaporan kasus balita dengan

 pneumonia dari pelayanan kesehatan lain seperti dokter  praktek swasta, klinik

kesehatan, bidan praktek di wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

19. Iya, data yang telah dilaporkan ke kepala

 puskesmas kemudian akan dilaporkan ke DinKes setiap  bulannya.

Lingkungan Pertanyaan Jawaban

9. Lingkungan 20. Bagaimana  pengetahuan masyarakat mengenai  pneumonia? 21. Bagaimana perilaku masyarakat untuk  berobat ke puskesmas? 22. Apakah menurut anda

adakah hambatan dalam sarana

transportasi maupun  jarak bagi masyarakat

untuk menjangkau Puskesmas Muntilan 1?

20. Dari segi pengetahuan, mayoritas warga sudah

mengetahui tentang penyakit  pneumonia.

21. Perilaku masyarakat untuk  berobat ke puskesmas sudah

cukup baik.

22. Dari segi akses untuk menjangkau Puskesmas Muntilan 1 tidak terdapat hambatan, baik transportasi ataupun jarak ke Puskesmas Muntilan 1.

6.3.2 Hasil Survei Dengan Pengisian Kuesioner 

Dari hasil survei yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2017 di Dusun Jambeyan, dengan jumlah 12 responden yaitu orang tua balita yang memiliki riwayat ISPA. Kuesioner meliputi identitas diri, data umum dana pelayanan kesehatan, data umum mengenai jangkauan pelayanan kesehatan, riwayat penyakit, tingkat  pengetahuan mengenai penyakit tersebut, dan perilaku. Tujuan dari pembuatan kuesioner adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan balita dengan pneumonia ke Puskesmas.

Tabel 12. Hasil Survei Identitas Diri dan Data Umum

Pertanyaan Jumlah Presentase

IDENTITAS/DATA DIRI  Nama Orangtua : Umur Orangtua : Pendidikan :  Nama Balita : Umur Balita : 12 100% DATA UMUM 1.Apakah anda termasuk peserta Jamkesmas?

a. Ya  b. Tidak 10 2 83,3% 16,7% 2. Dimana tempat pelayanan kesehatan yang

dikunjungi jika Balita anda sakit? a. Puskesmas

 b. Posyandu

c. Rumah Sakit Umum

d. Praktek dokter umum swasta e. Praktek dokter spesialis swasta f. Bidan g. Lain-lain... 9 -1 -2 75% -8,3% -16,7% 3. Berapa jarak ke Puskesmas dari rumah anda?

a. 1

 – 

 5 km  b. > 5 km 30 -100% -4. Kendaraan apakah yang anda gunakan ke tempat

tersebut? a. Angkutan Umum  b. Motor c. Jalan Kaki 2 10 -16,7% 83,3% -5. Berapa berat badan anak anda saat dilahirkan?

a. > 2500 gram  b. < 2500 gram 12 -100%

-Kesimpulan dari Tabel 16, dari 12 responden didapatkan bahwa 9 responden (75%) yang membawa balitanya ke Puskesmas jika sakit, selebihnya 1 responden (8,3%) membawa  balitanya ke praktek dokter swasta dan 2 responden (16,7%) ke bidan. Hal ini menunjukkan  bahwa tidak semua ibu Balita membawa anaknya ke Puskesmas jika sakit. Dari segi akses, didapatkan jarak Puskesmas yang cukup terjangkau dari rumah yaitu kurang dari 5 km (100%) dan Puskesmas dapat dijangkau dengan angkutan umum (16,7%) maupun motor (83,3%). Dari 12 responden, tidak ada yang memiliki riwayat BBLR, dimana BBLR merupakan salah satu faktor intrinsik yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumonia  pada Balita.

Tabel 13. Hasil Survei Tentang Perilaku PERILAKU

6. Apakah anda selalu membawa anak anda ke Posyandu? a. Ya  b. Tidak, alasan... 12 -100% 7. Apakah anda segera membawa anak anda ke

 pelayanan kesehatan bila mengalami batuk pilek? a. Ya

 b. Tidak, alasan...

12

-100% 8. Apakah anda tidak menggunakan kayu bakar

untuk memasak sehari-hari? a. Ya  b. Tidak 8 4 66,7% 33,3% 9. Apakah terdapat lubang pembuangan asap di dapur

anda? a. Ya  b. Tidak

-30 100%

10. Apakah anda membuka jendela minimal 1 jam setiap hari? a. Ya  b. Tidak 10 2 83,3% 16,7% 11. Apakah tidak ada anggota keluarga yang

mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah? a. Ya  b. Tidak 5 7 41,7% 58,3% 12. Apakah balita anda mendapatkan ASI ekslusif

saat berusia 0-6 bulan? a. Ya

 b. Tidak, alasan...

12

-100% 13. Apakah anak anda mendapatkan imunisasi sesuai

usianya? a. Ya  b. Tidak 12 -100% 14. Apakah anda akan membawa balita anda ke

 pelayanan kesehatan jika balita anda mengalami sesak napas? a. Ya  b. Tidak 12 -100%

Tabel 14. Jawaban Kuesioner Tentang Perilaku

KK Nomor Pertanyaan Skoring Kriteria

penilaian 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 B 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 B 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 B 4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 B 5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 B

6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 B 7 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 B 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 B 9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 B 10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 B 11 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 B 12 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 B

0 = Jawaban Tidak Perilaku baik : 5-9 1 = Jawaban ya Perilaku buruk : 1-4

Tabel 15. Kriteria Penilaian Perilaku

Kesimpulan dari Tabel 17 mengenai perilaku, dari 12 responden semua rutin membawa Balita-nya ke Posyandu, anaknya diberikan ASI eksklusif dan imunisasi sesuai usia (100%). Seluruh responden mengatakan akan membawa anaknya ke pelayanan kesehatan jika mengalami batuk pilek maupun sesak napas (100%). Dari 12 responden, masih ada 8 responden yang menggunakan kayu bakar untuk memasak (66,7%). Seluruh responden  juga tidak memiliki lubang pembuangan asap dapur (100%). 7 responden yang Balita-nya

tinggal dengan orang yang memiliik kebiasaan merokok (58,3%). Diketahui Balita yang terpapar asap pembakaran seperti asap dapur dan rokok diketahui lebih berisiko mengalami  pneumonia. Dari segi ventilasi rumah, 10 responden (83,3%) membuka jendela minimal 1  jam sehari. Berdasarkan kriteria penilaian yang ada, hasil survei menunjukkan seluruh

responden berperilaku baik (100%).

Tabel 16. Hasil Survei Tentang Pengetahuan Ibu PENGETAHUAN

15. Apakah anda mengetahui penyakit dengan gejala sesak napas pada anak yang disertai dengan demam (pneumonia)? a. Ya  b. Tidak 2 10 16,7% 83,3% 16. Apakah anda mengetahui gejala-gejala lain

 penyakit tersebut? a. Ya  b. Tidak 1 11 8,3% 91,7% Kriteria Penilaian Jumlah Responden Persentase

Perilaku baik 12 100%

Perilaku buruk 0 0%

17. Apakah menurut anda jika balita anda mengalami sesak dan panas tinggi itu berbahaya?

a. Ya  b. Tidak

12

-100% 18. Apakah anda tahu penyakit batuk pilek dapat

 berkembang menjadi pneumonia? a. Ya  b. Tidak 1 11 8,3% 91,7% 19. Apakah anda pernah mendapatkan penjelasan

atau penyuluhan dari Puskesmas mengenai  penyakit tersebut? a. Ya  b. Tidak -12 0% 100%

Tabel 17. Jawaban Kuesioner Tentang Pengetahuan Ibu

KK Nomor Pertanyaan Skoring Kriteria penilaian 15 16 17 18 19 1 0 0 1 0 0 1 K 2 0 0 1 0 0 1 K 3 0 0 1 0 0 1 K 4 0 0 1 0 0 1 K 5 0 0 1 0 0 1 K 6 0 0 1 0 0 1 K 7 1 0 1 1 0 3 B 8 0 0 1 0 0 1 K 9 1 0 1 0 0 2 K 10 0 0 1 0 0 1 K 11 0 0 1 0 0 1 K 12 0 1 1 0 0 2 K

0 = Jawaban Tidak Pengetahuan baik : 3-5 1 = Jawaban Ya Pengetahuan kurang : 1-2

Tabel 18. Kriteria Penilaian Pengetahuan Ibu

Kesimpulan Tabel 20, dari 12 responden, 10 responden (83,3%) tidak mengetahui apa itu penyakit pneumonia. Hanya 1 responden yang mengetahui jika batuk pilek dapat  berkembang menjadi pneumonia. Seluruh responden mengaku belum pernah mendapat  pneyuluhan mengenai pneumonia dari Puskesmas. Sehingga dapat disimpulkan hasil survei

Kriteria Penilaian Jumlah Responden Persentase

Pengetahuan baik 1 8,3%

Pengetahuan kurang 11 91,7%

menunjukkan 1 responden (8,3%) mempunyai pengetahuan yang baik, dan 11 responden (91,7%) mempunyai pengetahuan yang kurang.

6.3.3 Hasil Pengamatan Tingkat Kepatuhan terhadap SOP dalam Penatalaksanaan ISPA pada Balita

Tabel dibawah ini menunjukan pengamatan yang dilakukan di BP Umum Puskesmas Muntilan 1 selama 3 hari, yaitu pada hari Sabtu, Senin, dan Selasa pada tanggal 26-29 Agustus 2017.

Tabel 19. Daftar Tilik SOP ISPA

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

Apakah petugas melakukan anamnesis

Berapa umur anak ? Apakah anak batuk ? Berapa lama ?

Apakah anak dapat minum ? Apakah anak demam ?

Apakah anak kejang ?

Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik

Adakah tarikan dinding dada ke dalam ?

Adakah terdengar stridor ? (suara menarik nafas)

Adakah terdengar wheezing ? (suara mengeluarkan nafas)

Lihat, apakah kesadaran anak menurun ?

Periksa, apakah nafas anak cepat? hitung pernafasan dalam satu menit

Apakah petugas menegakkan diagnosis berdasarkan gambaran klinis

Apakah petugas melakukan penatalaksanaan/ memberikan therapi sesuai dengan diagnosa.

Apakah petugas mendokumentasikan penatalaksanaan ISPA dalam RM sesuai SOAP

Angka Kepatuhan = ∑ Ya × 100%

∑ Ya + Tidak

Dari tabel dan perhitungan diatas menunjukan bahwa tingkat kepatuhan terhadap SOP dalam penatalaksanaan ISPA di BP Umum Puskesmas Muntilan 1 adalah kurang berdasarkan compliance rate rata-rata yang lebih dari 80%.

6.4 Kesimpulan Hasil Penelitian

Dari hasil kuesioner didapatkan tidak semua masyarakat berobat ke Puskesmas. Dari segi akses, dapat disimpulkan tidak terdapat hambatan, baik sarana transportasi ataupun jarak untuk menjangkau Puskesmas Muntilan 1. Dari 12 responden seluruhnya berperilaku baik. Dari 12 responden hanya 1 responden yang memiliki pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan  bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pneumonia.

Dari hasil pengamatan tingkat kepatuhan SOP dalam penatalaksanaan ISPA didapatkan hasil compliance rate  rata-rata sebesar lebih dari 80% dimana hal tesebut menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas terhadap SOP sudah maksimal.

BAB VII PEMBAHASAN

7.1 Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, yang menjadi penyebab masalah dari kurangnya cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani (sesuai standar) adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pneumonia, tidak semua masyarakat berobat ke Puskesmas, serta kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas.

Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-penyebab dari kurangnya  balita dengan pneumonia yang ditemukan. Masalah tersebut dapat disebabkan oleh input, lingkungan dan proses. Input  terdiri dari 5 komponen, yaitu: Man, Money, Method, Material , dan  Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1 (perencanaan), P2 (pergerakkan dan  pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian). Disamping itu, lingkungan

dapat mempengaruhi input  dan proses.

Tabel 20. Kemungkinan Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

 INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

 MAN - Sumber daya manusia yang ada di program P2 ISPA terdiri dari dokter, perawat dan bidan

- Terdapat koordinator P2ISPA

- Yang melakukan  pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga  perawat yang belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA

- Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA

- Masih kurangnya  pengetahuan dari kader kesehatan mengenai  penyakit ISPA Pneumoni

dan non-Pneumoni.  MONEY - Dana tersedia dari Puskesmas

untuk Operasional

- METHOD - Terdapatnya SOP mengenai

ISPA di Puskesmas

- Tidak terdapat SOP ISPA di PKD

 MATERIAL - Tersedia 59 buah Posyandu yang tersebar di 8 desa yang

-Kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas

termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

- Puskesmas mempunyai ruangan khusus yaitu ruangan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Balai Pengobatan Umum untuk  penangan balita pneumonia

Muntilan 1

 MACHINE - Terdapat stetoskop, termometer, ARI Timer

- Tersedia obat-obatan termasuk antibiotik yang dibutuhkan untuk pengobatan pneumonia - Terdapat SOP di buku panduan

MTBS

- Tidak terdapat media  promosi seperti poster dan brosur tentang  pneumonia untuk

masyarakat

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1

(Perencana-an)

- Setiap bulan selalu dilakukan  penyusunan rencana untuk

kegiatan berikutnya

- Belum ada perencanaan untuk penyuluhan dan  pembuatan poster dan  brosur tentang pneumonia P2

(Penggerakan ,Pelaksanaan

)

- Pelaksanaan program P2ISPA dipuskesmas dilakukan setiap hari di MTBS dan di balai  pengobatan umum

- Posyandu dilakukan setiap bulan

-Dalam pelaksanaan

 program petugas di MTBS kurang maksimal dalam  penggunaan SOP

-MTBS tidak setiap hari dijalankan P3 (Penilaian,  pengawasan, Pengendalian )

- Kepala puskesmas melakukan  pengawasan langsung melalui laporan bulan yang diberikan oleh koordinator program

- Dilakukan evaluasi terhadap data  pasien pneumonia yang ada di

SIMPUS

-Tidak ada umpan balik dalam pencatatan dan  pelaporan kasus balita

dengan pneumonia dari  pelayanan kesehatan lain

seperti RSU dan praktek dokter swasta yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

LINGKU- NGAN KELEBIHAN KEKURANGAN

- Sarana transportasi untuk menjangkau puskesmas relatif mudah dan jarak tidak begitu  jauh (1-5 km)

- Tingkat perilaku berobat masyarakat yang baik

-Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai  pneumonia

- Tidak semua masyarakat  berobat ke puskesmas, ada  juga yang ke pelayanan

7.2 Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah

Berdasarkan analisis pendekatan sistem, maka didapatkan penyebab masalah adalah sebagai berikut :

1. Yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang  belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA

2. Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA

3. Masih kurangnya pengetahuan dari kader kesehatan mengenai penyakit ISPA Pneumoni dan non-Pneumoni.

4. Tidak terdapat SOP di PKD.

5. Kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas.

6. Tidak terdapat media promosi seperti poster dan brosur tentang pneumonia untuk masyarakat

7. Belum ada perencanaan untuk penyuluhan dan pembuatan poster dan brosur tentang  pneumonia

8. Dalam pelaksanaan program petugas di MTBS kurang maksimal dalam penggunaan SOP

9. MTBS tidak dilaksanakan setiap hari.

10. Tidak ada umpan balik dalam pencatatan dan pelaporan kasus balita dengan  pneumonia dari pelayanan kesehatan lain seperti RSU dan praktek dokter swasta yang

termasuk wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

11. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pneumonia

12. Tidak semua masyarakat berobat ke puskesmas, ada juga yang ke pelayanan kesehatan lain.

74 Gambar 8. DiagramFish

B oneBerdasarkan Pendekatan Sistem P2  INPUT  MAN  MATERIAL  MACHINE  METHOD

- Yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang  belum mendapatkan pelatihan mengenai

P2ISPA

- Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA. - Masih kurangnya pengetahuan dari kader

kesehatan mengenai penyakit ISPA Pneumoni dan non-Pneumoni.

Tidak terdapat SOP ISPA di PKD

 MONEY  - Tidak terdapat masalah

Tidak terdapat media promosi seperti poster dan brosur tentang  pneumonia untuk masyarakat

◦ Kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas Muntilan 1

◦Belum ada perencanaan untuk  penyuluhan dan pembuatan  poster dan brosur tentang  pneumonia

PROSES

P3

P1

-Dalam pelaksanaan program petugas di MTBS kurang maksimal dalam penggunaan SOP

-MTBS tidak setiap hari dijalankan

◦Tidak ada umpan balik dalam  pencatatan dan pelaporan kasus  balita dengan pneumonia dari  pelayanan kesehatan lain seperti

RSU dan praktek dokter swasta yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

LINGKUNGAN

o Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pneumonia

o Tidak semua masyarakat berobat ke puskesmas, ada juga yang ke  pelayanan kesehatan lain

Pencapaian cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani/ditemukan sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1 17,47% padahal target yang harus dicapai adalah 70%.

BAB VIII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

8.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 21 . Alternatif Pemecahan Masalah

 No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA

Usulan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

2. Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA.

Usulan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

3. Masih kurangnya pengetahuan dari kader kesehatan mengenai penyakit ISPA

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti  banner mengenai pneumonia

BAB VIII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

8.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 21 . Alternatif Pemecahan Masalah

 No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA

Usulan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

2. Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA.

Usulan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

3. Masih kurangnya pengetahuan dari kader kesehatan mengenai penyakit ISPA Pneumoni dan non-Pneumoni.

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti  banner mengenai pneumonia

4. Tidak terdapat SOP di PKD. Sosialisasi penggunaan SOP kepada petugas kesehatan

5. Kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas.

Pengoptimalan MTBS.

6. Tidak terdapat media promosi seperti  poster dan brosur tentang pneumonia

untuk masyarakat

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti  banner mengenai pneumonia

7. Belum ada perencanaan untuk  penyuluhan dan pembuatan poster dan  brosur tentang pneumonia

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti  banner mengenai pneumonia

8. Dalam pelaksanaan program petugas di MTBS kurang maksimal dalam

 penggunaan SOP

Sosialisasi penggunaan SOP kepada petugas kesehatan

9. MTBS tidak dilaksanakan setiap hari. Pengoptimalan MTBS

10. Tidak ada umpan balik dalam  pencatatan dan pelaporan kasus balita dengan pneumonia dari pelayanan kesehatan lain seperti RSU dan praktek dokter swasta yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1

Koordinasi dengan pelayanan kesehatan lain yang masih termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1.

11. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pneumonia

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti  banner mengenai pneumonia

12. Tidak semua masyarakat berobat ke  puskesmas, ada juga yang ke pelayanan

kesehatan lain.

Koordinasi dengan pelayanan kesehatan lain yang masih termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1.

6.2 Penggabungan Pemecahan Masalah

 No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA

Mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

2. Belum semua tenaga medis dan perawat mendapatkan pelatihan P2ISPA.

3. Masih kurangnya pengetahuan dari kader kesehatan mengenai penyakit ISPA Pneumoni dan non-Pneumoni.

Sosialisasi dan membuat media promosi seperti banner mengenai pneumonia

4. Tidak terdapat SOP di PKD.

5. Kurangnya pengoptimalan MTBS di Puskesmas.

6. Tidak terdapat media promosi seperti poster dan  brosur tentang pneumonia untuk masyarakat

Pengoptimalan MTBS. 7. Belum ada perencanaan untuk penyuluhan dan

 pembuatan poster dan brosur tentang pneumonia

8. Dalam pelaksanaan program petugas di MTBS kurang maksimal dalam penggunaan SOP

Sosialisasi penggunaan SOP kepada petugas kesehatan 9. MTBS tidak dilaksanakan setiap hari.

10. Tidak ada umpan balik dalam pencatatan dan  pelaporan kasus balita dengan pneumonia dari  pelayanan kesehatan lain seperti RSU dan  praktek dokter swasta yang termasuk wilayah

kerja Puskesmas Muntilan 1

Koordinasi dengan pelayanan kesehatan lain yang masih termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1. 11. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

 pneumonia

12. Tidak semua masyarakat berobat ke puskesmas, ada juga yang ke pelayanan kesehatan lain.

6.3 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih

1. Mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang P2ISPA

Dalam dokumen Spm Mandiri Pneumonia (Halaman 40-70)

Dokumen terkait