• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Pen elitian Ter dahu lu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. J ud ul Penelit ian dan Tahu n Penelit ian

Var iabel dan Metode Analisis

Hasil Penelit ian Per bedaa n Penelit ian 1. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 - 2009). Pratama, 2010

DPK, CAR, NPL dan suku bunga SBI terhadap Kredit perbankan. Metode Analisis RegresiLinier Berganda dan uji Asumsi Klasik.

DPK berpengaruh positif dan signifikan, CAR dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan, Suku bunga SBI berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.

variabel terikat yang digunakan dan objek yang akan dijadikan sebagai penelitian.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penawaran Kredit Bank Umum di Indonesia periode 2005- 2007. Arisandi, 2008 DPK, CAR, ROA, NPL terhadap kredit Bank Umum di Indonesia. Metode Analisis Regresi Linier Berganda dan uji Asumsi Klasik.

Secara serempak DPK, CAR, NPL, ROA mempunyai pengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran kredit.

objek yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian dan teknik analisis yang digunakan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Persero. Esti, 2009

suku bunga kredit, DPK terhadap Kredit Investasi. Metode Analisis RegresiLinier Berganda dan uji t dan uji f.

DPK dan suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi bank persero.

variabel bebas yang digunakan dan tempat penelitian.

4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Nilai Ekspor, Terhadap Kredit pada Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Antika, 2008

tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah dan nilai ekspor

analisis jalur (path analysis), uji hipotesis uji f dan t

Nilai ekspor berpengaruh positif dan signifikan, tingkat suku bunga tidak signifikan dan positif, Nilai tukar rupiah tidak signifikan berpengaruh negatif.

metode dan teknik analisis data penelitian dan tempat penelitian.

5. Analisis Pengaruh DPK, Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran

pihak ketiga, tingkat suku bunga kredit, NPL, inflasi. Metode Metode Analisis Regresi Linier DPK, NPL dan inflasi berpengaruh positif signifikan sedangkan tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif tidak

Variabel bebas yang digunakan dan tempat penelitian

2.2. Landasan Teor i 2.2.1 Bank

Bank berasal dari bahasa Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang digunakan oleh para bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada nasabah, lalu istilah ini berubah populer dan resmi menjadi Bank.

Bank merupakan lembaga keuangan yang melakukan aktivitas perbankan dan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Undang-Undang Pasal 5 Nomor 10 Tahun 1998, terdapat dua jenis bank yang dibagi menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan memiliki cakupan wilayah operasi yang dapat dilakukan di seluruh wilayah. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain cakupan kegiatan Bank Umum jauh lebih luas dibandingkan Bank Perkreditan Rakyat (Insukindro, 2006).

2.2.1.1 Fungsi dan Tugas Bank

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali pada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai perantara keuangan. Secara spesifik fungsi bank sebagai berikut:

1. Agen of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau Kepercayaan, dalam hal penghimpunan maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh pihak bank dan uangnya akan dikelola denganbaik. Pihak bank sendiri mau menyalurakan dananya kepada masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa masyarakat yang meminjam tidak akan menyalahgunakan pinjamannya dan akan dikelola dengan baik serta membayar pada saat jatuh tempo.

2. Agen of Development

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran-penawaran jasa perbankn yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan.

Tugas Pokok Bank adalah :

Pada dasarnya bank mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : 1. Menarik uang dari masyarakat.

2. Memberikan kredit (pinjaman) kepada orang atau badan usaha yang membutuhkan.

3. Memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang 4. Kegiatan lain misalnya, memberikan jaminan simpanan bank, menyewakan

tempat untuk menyimpan barang-barang berharga.

Tugas-tugas tersebut merupakan aktifitas perbankan yang erat hubungannya dengan dunia perdagangan dan keuangan. Antara tugas dan fungsi pokok perbankan tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain.

Fungsi pokok perbankan adalah sebagai alat penarik dana yang ada di masyarakat baik uang kartal atau tunai maupun uang giral, sebagai penyalur dana masyarakat yang disediakan jasa perdagangan internasional (Hasanudin, 2009:14). 2.2.1.2 J enis-jenis Bank

Dalam prakteknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam undang-undang. Tetapi juga ditinjau dari Segi fungsinya maka bank dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis (Kasmir, 2011:14):

1. Bank Sentral

Bank sentral merupakan bank yang mengatur kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu Negara. Di setiap Negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Di Indonesia fungsi Bank Sentral di pegang oleh Bank Indonesia (BI).

2. Bank Umum

Merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik itu masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank Umum juga dikenal dengan Bank Komersial dan dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu : Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Bank perkreditan Rakyat berasal dari bank desa, bank pasar, bank pegawai serta bank-bank lainnya kemudian melebur menjadi satu yaitu Bank Perkreditan Rakyat.

Dilihat dari segi penciptaan uang giral, ad dua jenis bank yaitu :

A. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral, yang tergolong dalam pengertian ini adalah :

- Bank Sirkulasi (Bank Sentral) yang dapat menciptakan kredit dalam bentuk uang kertas dan uang giral.

- Bank Umum yang dapat menciptakan uang giral.

B. Bank Sekunder yaitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam penyaluran kredit. Yang tergolong dalam pengertian ini adalah :

- Bank Tabungan

- Bank-bank lainnya (bank pembangunan dan bank hipotik) yang tidak dapat menciptakan uang giral.

2.2.1.3 Bank Umum

Bank Umum adalah lembaga keuangan yang menerima deposito atau simpanan dari masyarakat (depositor) yang dibayarkan atas permintaan dan memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Dikatakan sebagai Comercial Bank karena bank semacam ini mendapatkan keuntungan yang didapat dari selisih bunga yang diterima dari pinjaman dengan harga yang dibayarkan oleh bank kepada depositor.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Dendawijaya, 2001:17).

Kegiatan Bank Umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun Dana (funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering juga disebut dengan rekening.

Jenis-jenis simpanan antara lain :

a. Simpanan Giro (demand deposit), merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menggunakan cek dan bilyet giro.

b. Simpanan Tabungan (saving deposit), merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan dengan cara menggunakan buku tabungan, slip penarikan.

c. Simpanan Deposito (time deposito), merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo) penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Dalam penarikannya jenis deposito terdiri dari : deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call.

2. Menyalurkan Dana (lending)

Menyalurkan Dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun oleh masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank melalui pemberian pinjaman dalam masyarakat lebih dikenal dengan kredit.

Secara umum jenis-jenis kredit sebagai berikut :

a. Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan pengusaha yang melakukan investasi, biasanya dalam jangka waktu diatas satu tahun.

b. Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha biasanya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.

c. Kredit perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas kegiatan perdagangan.

d. Kredit Produktif, merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja dan perdagangan.

e. Kredit Konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang dan papan.

f. Kredit Profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional seperti dosen, dokter dan lain-lain.

3. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh bank, maka semakin baik.

Dalam praktiknya jasa-jasa yang dapat ditawarkan meliputi :

a. Kiriman Uang (transfer), meruakan jasa pengiriman uang lewat bank.

b. Kliring (clearing), merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro)yang berasal dari dalam kota.

c. Incasio (collection), merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri.

d. Safe Deposit Box (safe loket), merupakan jasa pelayanan yang berupa penyewaan box.

e. Bank card (kartu kredit), meruakan kartu yang dapat dibelanjakan dan juga dapat digunakan untuk mengambil uang tunai.

f. Dan jasa-jasa bank lainnya. 2.2.2 K r edit

Kegiatan bank setelah melakukan penghimpunan dana dalam bentuk simpanan (giro, tabungan dan deposito) adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman atau dikenal dengan istilah kredit.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Kata kredit berasal dari bahasa Latin, yaitu “credere” yang berarti percaya. Maksud percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan bagi penerima kredit merupakan pemberiaan kepercayaan sehingga penerima kredit memiliki kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang disepakati bersama (Kasmir, 2011:78).

Meskipun suku bunga kredit masih berada pada kisaran yang cukup tinggi, namun permintaan masyarakat akan kredit juga tetap ada (Siamat, 2005). Selain itu bank dalam melakukan kegiatan pemberian kredit tentu harus memperhatikan dengan baik calon debitur yang akan menjadi penerima kredit, debitur tersebut tentu harus dapat dipercaya. Kredit yang disalurkan pun tentu saja harus memiliki prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Analisis kredit perlu dilakukan bank untuk menguji kelayakan pinjaman yang nantinya akan diberikan. Analisis kredit tentu akan sangat berguna bagi bank sebagai salah satu langkah dalam mencegah kredit macet. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan tentu saja bank sudah memiliki langkah-langkah dalam penyelamatan kredit. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian fasilitas kredit terdapat berbagai unsur yang terkadung di dalamnya antara lain (Kasmir, 2011:81):

1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu keyakinan bank sebagai pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini terjadi antara pihak pemberi kredit dan penerima kredit yang dituangkan dan ditandatangani dalam suatu perjanjian yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, dapat berupa jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.

4. Risiko

Semakin panjang jangka waktu suatu kredit maka akan semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian kredit. Risiko ini akan menjadi tanggungan perusahaan, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak disengaja.

5. Balas jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit. Bagi bank konvensional bunga dan biaya administrasi kredit merupakan keuntungan yang diterima bank sebagai balas jasa dalam memberikan fasilitas kredit.

2.2.2.1 Tujuan K r edit

Keuntungan utama dalam bisnis perbankan sebagian besar berasal dari pemberian kredit, maka dapat dikatakan bahwa pemberian kredit dapat menjadi salah satu cara dalam mencapai tujuan perbankan.

Menurut Kasmir (2011) tujuan utama dalam pemberian kredit adalah : 1. Untuk mencari keuntungan bagi bank, berupa bunga, biaya administrasi,

provisi, dan biaya-biaya lainnya yang dibebankan kepada debitur.

2. Untuk meningkatkan usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, sehingga nasabah dapat mengembangkan usahanya.

3. Untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.

Keuntungan lain yang didapatkan pemerintah dalam pemberian kredit oleh perbankan adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan pajak yang diterima dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

b. Menciptakan kesempatan kerja, dimana kredit yang diperuntukkan bagi pembentukan usaha baru atau perluasan usaha baru tentu akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat memberikan peluang bagi pencari kerja dan mengurangi pengangguran.

c. Meningkatkan devisa negara terutama bagi produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

d. Menghemat devisa negara terutama bagi produk-produk yang sebelumnya diimpor. Jadi dengan fasilitas kredit dapat memproduksi produk tersebut di dalam negeri tentu akan menghemat devisa negara.

e. Meningkatkan jumlah barang dan jasa karena kredit yang disalurkan tentu dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang terdapat di masyarakat.

2.2.2.2 Fungsi K r edit

Adapun fungsi kredit menurut Kasmir (2011:85) adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Apabila uang yang ada hanya disimpan saja dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, sebaliknya dengan disalurkannya dalam bentuk kredit maka uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan untuk mengolah barang yang sebelumnya tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

3. Untuk meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus peredaran barang dari suatu wilayah ke wilayah lain dan dapat meningkatkan jumlah barang yang beredar.

4. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan melalui kredit akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lain. Sehingga jika suatu daerah kekurangan uang dengan mendapatkan kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

5. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Dengan menerima kredit, nasabah akan bergairah untuk membuka atau memperluas usahanya.

6. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara debitur dan kreditur, sehingga akan meningkatkan kerja sama pada bidang lainnya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan meningkatkan pemerataan pendapatan di masyarakat.

8. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat serta meningkatkan devisa negara dalam membantu kegiatan ekspor barang.

2.2.2.3 J enis-jenis K r edit

disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Bank umum dan bank perkreditan rakyat memberikan berbagai jenis kredit kepada masyarakat. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Kasmir,2011:87) :

a. Dilihat dari Segi Kegunaan

1. Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk investasi produktif seperti keperluan perluasan usaha atau membangun proyek. Kredit ini biasanya digunakan untuk jangka waktu yang relatif lama. 2. Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja ini diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit 1. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan akan menghasilkan hasil tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.

2. Kredit Konsumsi

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah dan kredit konsumtif lainnya.

3. Kredit Perdagangan

Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas dan perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu 1. Kredit Jangka Pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya untuk tanaman padi atau jagung.

2. Kredit Jangka Menengah

Kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

3. Kredit Jangka Panjang

investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. Dalam prakteknya, bank dapat pula hanya mengklasifikasikan kredit menjadi hanya jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka waktu maksimal 1 tahun dianggap jangka pendek dan di atas 1 tahun dianggap jangka panjang.

d. Dilihat dari Segi Jaminan

1. Kredit dengan Jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud, tidak berwujud dan jaminan orang. Jadi, setiap kredit yang diberikan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

2. Kredit Tanpa Jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

e. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

1. Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian, sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2. Kredit Peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang misalnya peternakan kambing.

3. Kredit Industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah dan industri besar.

4. Kredit Pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas atau minyak.

5. Kredit Pendidikan, kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa. 6. Kredit Profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan professional seperti dosen, pengacara dan dokter.

7. Kredit Perumahan, merupakan kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

8. Dan sektor-sektor lainnya.

Dalam melakukan kegiatan kredit pengendalian kredit harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kredit macet dan penyelesaian kredit macet. Pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung dan kombinasi keduanya. Oleh karena itu pemberian kredit harus dilakukan dengan pengendalian yang baik dan benar serta memegang prinsip kehati-hatian. Bank biasanya memiliki kriteria-kriteria serta aspek penilaian terhadap calon nasabah yang akan menerima fasilitas kredit. Bank dapat melakukan analisis 5C dan 7P terhadap debitur (penerima kredit) sebagai uji kelayakan kredit.

Analisis 5C merupakan salah satu cara dalam mengurangi risiko kredit dengan melakukan analisa secara mendalam terhadap calon nasabah yang akan diberikan kredit. melakukan analisa secara mendalam terhadap calon nasabah

yang akan diberikan kredit. Adapun prinsip 5C adalah sebagai berikut (Kasmir, 2011) :

a. Character (watak atau kepribadian)

Character merupakan salah satu pertimbangan terpenting dalam memutuskan

Dokumen terkait