• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Penger tian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin yaitu communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud dari kata sama adalah persamaan makna (Effendy, 2003 : 9).

Menurut Hovland, komunikasi adalah “the process to modify the

behavior of other individuals”, dengan kata lain komunikasi adalah proses

megubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif (Effendy, 2003 : 10).

Lasswell berpendapat bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In

Which Channel To Whom With What Effect?. Hal tersebut menunjukkan

bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

1. Komunikator (source sender)

2. Pesan (message)

4. Komunikan (receiver) 5. Efek (effect)

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Pada hakekatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut dapat berupa gagasan, informasi, opini, dan lain sebagainya yang muncul dari benaknya (Effendy, 2003 : 10-11).

2.1.2 Penger tian Organisasi

Organisasi adalah suatu lembaga sosial yang secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan mempunyai batasan-batasan yang secara relative dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis yang relatif permanen dan dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Kazt dan Roseinzweig, organisasi adalah adanya orang-orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1997 :7).

Stephen P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai

social entity, unit-unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang

yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya.

2.1.3 Kar akter istik dan Fungsi Or ganisasi

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Muhammad, 2001 : 23). Tiap organisasi mempunyai karakteristik umum, antara lain :

1. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

perubahan karena selalu menghadapi tantangan baru dari

lingkungannyadan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan

lingkungan yang selalu berubah. Sifat dinamis disebabkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi secara tajam pada kehidupan organisasi. Uang yang tersedia, sumber yang digunakan sebagai bahan mentah, biaya pekerja atau karyawan, semuanya memainkan peranan penting dalam pengembangan organisasi.

2. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Begitu juga sebaliknya, dengan tidak adanya informasi suatu organisasi dapat macet atau mati sama sekali. Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi yang dapat diperoleh dari dalam maupun luar organisasi.

3. Mempunyai Tujuan

Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan masing-masing yang bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung secara penuh untuk pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individu.

4. Terstruktur

Organisasi membuat aturan, undang-undang, dan hirarki hubungan dalam organisasi. Struktur menjadikan organisasi mebakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan produksi (Muhammad, 2001 : 29-31).

Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :

1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks maka kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini merupakan tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.

2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun masyarakat tempat organisasi itu berada. Standart ini memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotanya.

3. Memproduksi Barang atau Orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang

membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan

pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang baru. Orang sebagai anggota organisasi manapun sebagai pemakai jasa organisasi dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi tempat ia bekerja (Muhammad, 2001 : 32-34).

2.1.4 Komunikasi Or ganisasi

Komunikasi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993 : 33).

Menurut Goldhaber (1986) definisi komunikasi organisasi adalah “the process of creating and exchanging messages within a network of

interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”.

Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungannya yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001: 67).

Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu :

1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari

orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja sama.

2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan

orang-orang untuk melakukan sesuatu.

3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan

kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai dengan lingkungan fisik dan sosial mereka.

Disamping keempat fungsi tersebut, komunikasi juga menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial diantara manusia-manusia (Moekijat, 1993 : 7).

Menurut Dale Yoder (Moekijat, 1993 : 14-17), tujuan utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksanaan dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan antara lain sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan, kerja sama dan pengertian pegawai.

2. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang kebutuhan

dan tujuan pegawai.

3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi

pegawai terhadap tujuan, kebijaksanaan, dan praktek perusahaan.

4. Untuk meberikan informasi, menjelaskan, dan menafsirkan

program-program perusahaan dan keefektifan dari program-program-program-program.

5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.

6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.

7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan pegawai.

8. Untuk memotivasi pegawai.

9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangi

propaganda dari sumber-sumber lain.

Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk mempengaruhi tindakan ke arah kesejahteraan perusahaan. Komunikasi penting untuk berfungsinya interen perusahaan karena komunikasi menyatukan fungsi-fungsi manajerial yang menurut Harold Koonts komunikasi diperlukan untuk :

1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.

2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.

3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya

dengan cara yang se-efektif dan se-efisien mungkin.

4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.

5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana agar

orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa manajemen adalah komunikasi dan George R. Terry mengibaratkan komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar (Effendy, 2003 : 10).

Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung (tatap muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara langsung dalam artian komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya

pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif. Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya melalui penyampaian pesan (Effendy, 2003 : 25-26).

Dalam suatu organisasi (baik profit maupun non profit), tindak komunikasi dalam organisasi akan melibatkan :

1. Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi yang seluruh anggotanya berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.

2. Regulatif

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

3. Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak pimpinan yang lebih suka mempersuasikan bawahan daripada memberi perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan kepedulian yang besar.

4. Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang baik, yaitu saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi

informal. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1992 : 136).

2.1.5 Komunikasi Or ganisasi Dalam Suatu Per usahaan

Menurut Pace dan Faules (1993 : 32), komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.

Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Makna pesan dinegosiasikan antara peserta komunikasi. Makna pesan muncul dan berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Hubungan antara para peserta juga konteksnya akan menentukan apa makna kata-kata yang bersangkutan. Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993 : 33).

Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses berinteraksi dan memberikan makna atas apa yang terjadi (komunikasi transaksional). Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang yang berinteraksi maka komunikasi hanya berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi, tetapi merupakan organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata, gagasan-gagasan, dan konstruk yang mendorong, mengesahkan, mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktivitas yang terorganisir dalam situasi-situasi spesifik (Liliweri, 2004 : 60).

Menurut Mulyana (2001:75), komunikasi organisasi

(Organizational Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan adakalanya juga komunikasi publik.

2.1.6 Pendekatan Komunikasi Or ganisasi

Untuk mengetahui komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Makro

Pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.

2. Pendekatan Mikro

Pendekatan mikro memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkatan ini adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.

Dalam organisasi biasanya terdapat bermacam-macam kelompok sosial. Masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan masing-masing. Agar masing-masing kelompok ini dapat menyokong pencapaian tujuan organisasi dan penjelasan kaitannya dengan tujuan

masing-masing kelompok sehingga masing-masing kelompok

merasakan bahwa tujuan organisasi adalah tujuan mereka bersama. Dalam hal ini diperlukan ketrampilan berkomunikasi dari pimpinan sehingga anggota kelompok mempunyai motivasi untuk bekerja

dengan baik. Lebih lagi bila anggota kelompok melihat adanya keuntungan bagi diri mereka, mereka akan bekerja dengan giat dan akan mendukung tujuan organisasi.

3. Pendekatan Individual

Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Komunikasi individual ada beberapa bentuk, diantaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan dan sebagainya.

2.1.7 Iklim Komunikasi Or ganisasi

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.

Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komunikasi dengan iklim organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh macam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi

berkomunikasi secara rileks dan ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Reeding (Goldhaber, 1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi, yaitu :

1. Partisipasi membuat keputusan.

2. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.

3. Keterbukaan dan keterusterangan.

4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

5. “Supportiveness”, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa

hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting (Muhammad, 2001 : 82-85).

2.1.8 Iklim Komunikasi Or ganisasi Dalam Suatu Perusahaan

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota-anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk, menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk perkembangan iklim komunikasi organisasi. Iklim

bukanlah sifat seorang individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para anggota organisasi ( Pace dan Faules, 1993 : 165-166).

Menurut Pace dan Faules (1993:149), iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.

Perusahaan yang memiliki iklim komunikasi organisasi yang sehat dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dalam kompetisi antar perusahaan. Iklim ini dibentuk dari pola interaksi yang intens agar anggota organisasi (semua karyawan) dengan lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai, dan kepercayaan yang tinggi akan menuju ke arah iklim komunikasi yang positif.

Menurut Pace dan Faules (1993 : 157), proses pengukuran iklim komunikasi organisasi meliputi penelitian atas persepsi anggota organisasi mengenai pengaruh komunikasi. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis,

1974). Meskipun satuan-satuan analisis adalah persepsi individu, persepsi keseluruhan memberi suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur adalah sifat-sifat makro organisasi.

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad, 2001 : 85).

Menurut Pace dan Faules (1993 : 159-160), ada enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, antara lain :

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah bagaimana karyawan menilai kepercayaan yang mereka peroleh dari atasan dan bagaimana karyawan merespon kepercayaan itu dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Personel di semua tingkat berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya ada kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.

2. Pembuatan Keputusan Partisipasif

Pembuatan keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

permasalahan yang dihadapi di dalam perusahaan dan bagaimana mencari jalan keluar bersama untuk menyelesaikannya. Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terhadap kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

3. Kejujuran

Kejujuran yang dimaksud adalah bagaimana karyawan mampu menyampaikan isi pikiran mereka dan saling berterus terang sehingga tidak ada selisih paham serta tidak ada kebohongan diantara karyawan. Suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara pada teman sejawat, bawahan, atau atasan.

4. Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah yang dimaksud adalah bagaimana karyawan mampu secara terbuka mengkoordinasikan pekerjaan supaya mulai dari tingkat manajer, penyelia (supervisor), sampai staf apapun mengenai informasi dapat disebarluaskan dengan terbuka. Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus

relatif lebih mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan rencana-rencana.

5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas

Mendengarkan dalam komunikasi ke atas yang dimaksud adalah bagaimana karyawan atau staf merasa bahwa informasi yang dimiliki dianggap penting oleh manajemen sehingga manajemen mau mendengarkan masukan dari bawahan dengan pikiran yang terbuka. Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

6. Perhatian Pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi

Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi yang dimaksud adalah personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya.

2.1.9 Pr oses Komunikasi di Per usahaan

Proses-proses komunikasi di dalam perusahaan bisa bermacam-macam cara penyampaiannya. Harus dilaksanakan seefektif mungkin karena dibutuhkan feedback untuk mengetahui apakah komunikasi yang disampaikan sukses atau tidaknya. Dari sana kita tahu apakah respons yang didapat positif atau negatif.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran

(interpretation) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001 : 167-168).

Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukan. Informasi akan dirujuk , seperti dalam konteks “arus informasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules, 1993 : 29).

Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus memiliki komunikasi yang efektif di semua karyawan. Persepsi mengenai informasi yang diterima maupun yang disampaikan antara pimpinan

kepada bawahan atau sebaliknya harus benar-benar akurat. Pola komunikasi yang di dalamnya terjadi proses saling tukar menukar informasi menjadikan efektifitas pesan dapat diterima dengan baik antara kedua belah pihak.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi sangat penting karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya ini berhasil atau malah gagal. Dengan kata lain, apakah umpan baliknya itu positif maupun negatif.

2.1.10 Komunikasi Inter ak sional

Komunikasi pada hakekatnya adalah interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal penerima bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua dan seterusnya.

Pada model komunikasi interaksional, manusia dianggap lebih aktif. Kualitas simbolik secara implicit terkandung dalam istilah interaksional sehingga model komunikasi interaksional ini berbeda dengan interaksi biasa yang ditandai dengan penukaran stimulus respons (Mulyana, 2003 : 159).

Model komunikasi interaksional merujuk pada model komunikasi

Dokumen terkait