• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Media Komunikasi Massa

Josep A. DevitoEffendydalam bukunya “ Communicology : An Introduction To The Study Of Communication “ menyatakan komunikasi media massa sebagai berikut :

1. Komunikasimassaadalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca, menonton televisi dan mendengar radio.

2. Komunikasimassaadalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.

Komunikasimassaitu ditujukankepada massa denganb melalui media massa maka cirri-ciri media massa :

1. Komunikator komunikasi massa bersifat melembaga, berarti bahwa

komunikatornya bertindak atas nama lembaga.

Contoh : Komunikator media massa adalah wartawan, penyiar radio, reportase televise, sutradara film, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga dan dalam menyebar luaskan bertindak atas nama lembaga.

2. Pesan yang disampaikan media massa bersifat umum (public) karena

ditujukan kepada umum yang mengenal kepentingan umum.

3. Proses komunikasi massa bersifat satu arah yang berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan terhadap komunikator. Dengan

perkataan lain televisi atau wartawan tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan tidak mengetahui dalam waktu proses komunikasi itu berlangsung.

4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, beragam dalam jenis

usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, status sosial, status ekonomi, hobbi dan sebagainya. Selain komunikan komunikasi massa juga bersifat anonym, tidak dikenal oleh komunikatornya.

5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan berarti pendengar

radio atau pemirsa televisi secara serempak bersama-sama dan serentak pada saat yang sama memperhatikan acara yang sama ( Effendy, 1990 : 23).

Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri komunikasi menitik beratkan pada penyampaian pesan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Menurut Mc Quail pesan yang disampaikan melalui media massa merupakan suatu produk dan komoditas yang memiliki simbolik yang mengandung nilai kegunaan. Jadi setiap pesan yang ditayangkan stasiun televisi berada dalam posisi sebagai produk yang ditawarkan dalam rangka mencapai salah satu tujuan yaitu konsumsi khalayak.

Selanjutnya Mc Quail (1991 : 53) mengatakan bahwa media massa berperan sebagai :

1. Berperan sebagai pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan

memungkinkan kita mmapu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.

2. Juru bahasayang menjelaskan dan member makna terhadap peristiwa

15

3. Pembawa atau penghantar informasi atau pendapat.

4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima

melalui berbagai macam umpan balik.

5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan

bimbingan atau instruksi.

6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan

perhatian khusus dan menyisihkan aspek dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya.

7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri.

8. Tirai dan penutup yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan

propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.

Sehingga tanpa dihindari, media massa kemudian turut berperan juga dalam kehidupan khalayak secara langsung ataupun secara tidak langsung.

2.2 Televisi dan Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

Stasiun televisi dan radio setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televise dan radio selama program itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu :

1) Program informasi (berita)

- Berita keras (hard news) : berita terkini yang harus segera disiarkan

- Berita lunak (soft news) : kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Dapat berbentuk perbincangan (talk show). Talk show adalah sebuah pertunjukkan yang dipusatkan pada wawancara-wawancara, dan lainnya diselingi dengan penampilan penyanyi atau pelawak.Namun wawancara tetap menjadi sentral dalam talk show dengan segala tipenya. (Pane,2004: 90).

2) Program Hiburan (Entertainment). Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis. (Pane,2004: 90).

Khalayak media memiliki beberapa karakteristik yaitu jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi social sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat ( Mc.Quail, 1989 : 201). Khalayak memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman (field of experience) yang berbeda.

Berdasarkan penglompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak keseluruhan sebagai sasaran atau khalayak sasaran (target audience).

2.3 Musik Mempengar uhi Tubuh dan Pik ir an

Disadari atau tidak, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak melibatkan musik karena definisi paling mendasar dari musik itu sendiri adalah merupakan bunyi yang teratur. Musik sendiri mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan kita sehari - hari. Mulai dari janin masih di dalam perut sampai saat kita menjadi dewasa dan tua bisa memanfaatkan musik tersebut. Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda

17

berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

a) Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.

b) Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

c) Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan

dan disajikan sebagai musik.

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotism sehingga tidak heran bila dunia musik selalu berkembang seiring dengan kebutuhan umat manusia. Pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun Berikut ini adalah pengertian dan definisi musik:

Philip Sheppard : Musik adalah sistem yang unik untuk mengomunikasikan ide dan emosi.

Masduki : Musik adalah produk kebudayaan manusia. Keterkaitan antara musik dan manusia selalu menjadi fokus kajian karena kebudayaan musik adalah produk konseptual (cognitive) dan perilaku (behavior) masyarakat. David Ewen : Musik adalah ilmu instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional.

Schopenhauer : Musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta. Dello Joio : Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain di luar musik. Pengenalan terhadap

musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari suatu kenyataan yang selama ini tersembunyi.

Suhastjarja : Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan. Blaking, 1973 : Musik merupakan ciri khusus spesies manusia karena musik merupakan aspek perilaku manusia yang ada di mana – mana.

Adjie Esa Poetra : Musik merupakan bunyi yang teratur, bukan saja bersifat moral normatif, melainkan juga diakui selaras berdasarkan penghitungan para ahli ilmu fisika.

Setiap musik yang kita dengarkan, meskipun kita tidak sengaja mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak kita. Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak kita yang akan terpengaruh oleh musik yang didengarkan, yaitu:

1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.

Musik adalah bahasa jiwa, mampu membawa perasan kearah mana saja. Musik yang didengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem immune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat.

19

2. Sistem Otak Kognitif

Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.

3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot

Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik dimatikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik.Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan darah.

2.4 Konsep Sikap

Secara historis istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer pada tahun 1862 yang sering dipakai dalam menilai status mental seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut lebih ditunjujjan pada postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respons untuk menggambarkan kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang datang

tiba-tiba (Azwar, 2002 : 4). Sikap memang mempunyai beberapa definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3 kerangka pemikiran dari beberapa ahli mengenai dari definisi dari sikap yang dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu :

1) Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi yaitu adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

2) Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi social dan psikologi kepribadian yang dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut kelompok ini sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu subjek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan di sini terkait dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

3) Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan konstelasi kompeonen-komponen kognitif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu subjek. (Azwar, 2002 : 4). Definisi sikap yang lain adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasakan dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai (Rahmat, 2005 : 39-40). Sikap manuasia dapat terbentuk karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukkan sikap yaitu :

a) Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. b) Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen social yang ikut mempengaruhi sikap kita.

21

Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi gerak tingah laku dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita.

c) Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap kita.

d) Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengeani sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuknya arah sikap.

e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai sesuatu system mempengaruhi dalam pembentukkan sikap dikarenakn keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f) Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk karena didasari oleh emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang paling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut ketiga komponen sikap tersebut.

a) Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat atau apa yan talah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu idea

tau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.

b) Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.Kompoenen ini terbentuk oleh aspek perasaan terhadap objek.Komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut.Beban emosional inilah yang memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak, dan termotivasi.

c) Komponen Konatif

Komponen berperilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek yang dihadapinya.Kaitan ini

didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak

mempengaruhiberperilaku. Menurut Attkinson, R.L, dkk, dalam Sunaryo (2004), sikap memiliki lima fungsi antara lain :

1) Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan

Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal dan meminimalkan sanksi.

2) Fungsi Pertahanan Diri

Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.

23

3) Fungsi Ekspresi Diri

Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.

4) Fungsi Pengetahuan

Sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan atau memberikan struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau.

5) Fungsi Penyesuaian Sosial

Fungsi sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap yang diambil individu tersebut akan dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.

2.5 Bahasa Dapat Mempengar uhi Per ilaku Manusia

Perbandingan definisi Bahasa menurut Santoso (1990:1), “Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar” dengan Bahasa menurut Wibowo (2001: 3) “Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran”.

Sementara pengertian bahasa secara umum yaitu bahasa sebagai lambang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat.

Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.

Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.

Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.

Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan

referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna.Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.

25

Kesimpulan bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dalam pengertian seperti inilah disebut realita. Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna.Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita.Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun

decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio, 1986).

Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger (1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung

atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental

tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya, juga

akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa itu dapat mempengaruhi perilaku manusia, karena dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi secara tidak langsung akan menggambarkan bagaimana karakter dan sifat yang ada pada diri seseorang. Dan hal itu dapat mempengaruhi perilaku kita sebagai manusia.Jika seseorang terbiasa berbicara menggunakan Bahasa Indonesia dengan penuh wibawa dan intelektual, maka hal itu dapat mencerminkan kepribadian yang cerdas.

2.6 Lagu dangdut yang dicekal

Musik dangdut telah dikenal luas sebagai musik rakyat khususnya dengan tingkat ekonomi menengah kebawah.Hampir semua rakyat kelas pekerja sangatlah mencintai musik dangdut.Banyak sekali musisi-musisi dangdut yang berhasil sukses dan terkenal berkat bakat di bidang musik dangdut.Namun, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui asal-muasal dari musik dangdut itu sendiri.

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk konteporer sekarang masuk unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an Dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuk gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan dalam

27

bentuk yang konteporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gembus, rock, pop, bahkan house musik.

Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yg khas dan didominasi oleh bunyi dang dan dut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yg sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerjaan saat itu.Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhan.Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yg masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yg asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yg memainkan lagu-lagu melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu.Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari presiden Soekarno menjadi pupuk dari grup-grup ini.

Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaysia), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya punggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswanm serta M. Mashabi (pencipta skor film “Ratapan Anak Tiri” yg sangat populer di tahun 1970-an).Gaya dan bahasa musik masa ini masih terus

Dokumen terkait