OPINI IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TERHADAP LAGU “HAMIL DULUAN” YANG DICEKAL OLEH KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH
J AWA TIMUR .
(St udi Deskript if kuant itat if t ent ang opini ibu rumah t angga di Surabaya t erhadap lagu “ Hamil Duluan” yang dicekal oleh komisi penyiaran Indonesia daerah jaw a t imur)
Diajukan unt uk memenuhi persyarat an m emeperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakult as Sosial dan Ilmu Polit ik Universit as Pembangunan Nasional Vet eran Surabaya
SKRIPSI
Oleh :
TIKA PUTRI HERIYANTI
0743010021
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENELITIAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Judul : OPINI IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TERHADAP LAGU “HAMIL DULUAN” YANG DICEKAL OLEH KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR
Nama Mahasiswa : Tika Putri Heriyanti
NPM : 0743010021
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui,
Pembimbing Tim Penguji :
1. Ketua
Dr a. Her lina Suk smawati, Msi Ir. Didiek Tranggono, Msi
NIP. 196 412 251 993 092 001 NIP. 195.812.251.990.011.001
2. Sekr etar is
Dr a. Her lina Suk smawati, MSi NIP. 196 412 251 993 092 001
3. Anggota
Dr a. Diana Amelia, MSi
NIP. 196309071991032001
Mengetahui, DEKAN
Dr a.Ec. Hj. Supar wati, MSi
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul Opini Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Lagu
“Hamil Duluan” Yang Dicekal Oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa
Timur (Study Deskriptif tentang Opini Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap
Lagu “Hamil Duluan” Yang Dicekal Oleh KPID Jawa Timur)
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangannya meskipun penulis sudah berusaha
sebaik-baiknya. Hal tersebut karena masih kurangnya ilmu, penulis bersedia menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan, bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Mengingat hal tersebut, maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya untuk ibu Dra.
Herlina Suksmawati, Msi, selaku Dosen Pembimbing utama dalam penelitian ini,
dan ucapan terima kasih pula kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Dra. Ec Suparwati, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S. Sos., Msi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur serta Dosen
Wali penulis.
4. Bapak / Ibu Dosen serta staff karyawan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik yang telah memberi banyak dorongan pada penulis.
5. Ibu Agus Sutarti sebagai Ibu sekaligus Ayah tersayang dan tercinta yang
memberikan doa, motivasi, semangat, dorongan penuh serta air matanya
untuk penulis sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar di Kalibokor yang sangat mendukung dan memotivasi atas
terselesaikannya skripsi ini oleh penulis.
7. H. Suliyantoro dan Hj. Nanik Siti Rahmani sebagai mertua yang mendukung
sepenuhnya dan memberikan tuntunan kepada penulis.
8. Pendamping terakhirku yaitu suamiku Deddy Kurniawan tercinta, tersayang,
membantu memberikan pengarahan serta material kepada penulis.
9. Jagoan kecilku Azka Dyka Kurniava yang saat ini berusia 17 bulan
masa-masa lucunya yang selalu membuat hari-hari penulis lebih semangat.
10. Adik iparku yaitu Novriyana K seperjuangan dalam menempuh skripsi dan
juga saling mendukung kepada penulis
11. Sahabat-sahabat kerjaku Mbak Via, Dewi, Sari, Anggun, dan masih banyak
lainnya yang memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis
12. Ibu Reni Dermawanti selaku Head Of HRD pada Colors Group tempat
bekerja penulis yang selalu mendukung, memberikan ijin dalam bimbingan
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan penuh
keterbatasan. Dengan harapan bahwa laporan ini dapat berguna untuk
teman-teman mahasiswa di Jurusan Ilmu Komunikasi, maka saran dan kritik yang
membangun sangatlah dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Surabaya, 19 Juni 2012
Penulis
Tika Putri Heriyanti
DAFTAR ISI
Halaman
HAL PERSETUJ UAN ... i
HAL PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 01
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1 Secara Praktis ... 11
1.4.2 Secara Teoritis ... 12
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Media Komunikasi Massa ... 13
2.2 Televisi dan Radio Sebagai Media Komunikasi Massa... 15
2.3 Musik Mempengaruhi Tubuh dan Pikiran ... 16
2.4 Konsep Sikap... ... 19
2.5 Bahasa Dapat Mempengaruhi Perilaku Manusia ... 23
2.6 Lagu dangdut yang dicekal ... 26
2.7 Teori S-O-R ... 30
2.8 Opini ... 32
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operational Dan Pengukuran Variabel ... 37
3.2 Pengukuran Variabel ... 39
3.3 Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 41
3.3.1 Populasi ... 41
3.3.2 Sampel……….. 42
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5 Metode Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46
4.1.1 Sejarah Singkat Lagu “Hamil Duluan” ... 46
4.2 Penyajian Data dan Analisa Data ... 47
4.2.1 Identitas Responden ... 47
4.2.1.1 Berdasarkan Klasifikasi Usia ... 47
4.2.1.2 Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Terakhir 48 4.2.1.3 Berdasarkan Klasifikasi Media Massa Yang Digunakan ... 49
4.2.1.4 Berdasarkan Frekuensi... 49
4.2.1.5 Berdasarkan Durasi... 51
4.3 Opini Ibu Rumah Tangga Terhadap Lagu “Hamil Duluan Yang Dinyanyikan Oleh Tuty Wibowo ... 51
4.3.1 Mengandung Unsur Pornografi... 52
4.3.2 Mengajarkan Pendengat Untuk Berhubungan Seks.... 53
4.3.3 Lagu Dangdut Yang Tidak Mendidik... 55
4.3.4 Tidak Layak Diputar Pada Televisi Untuk Disaksikan Oleh Masyarakat... 56
4.3.5 Tidak Dapat Menjadi Contoh Baik Masyarakat... 58
4.3.6 Mendapatkan Teguran Oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah... 60
4.3.7 Dicekal Untuk Diputar Oleh Televisi Dan Radio 62 4.4 Total Skor Opini Ibu Rumah Tangga Terhadap Lagu “Hamil Duluan Yang Dicekal Oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran... 67
DAFTAR LAMPIRAN…… ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 79
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Usia ... 47
Tabel 2 Pendidikan Terakhir ... 48
Tabel 3 Media Massa Yang Digunakan ... 49
Tabel 4 Frekuensi ... 50
Tabel 5 Durasi ... 51
Tabel 6 Mengandung Unsur Ponografi ... 52
Tabel 7 Mengajarkan Untuk Berbuat Seks ... 53
Tabel 8 Lagu Dangdut Yang Tidak Mendidik ... 55
Tabel 9 Tidak Layak Diputar di Televisi dan Radio ... 56
Tabel 10 Tidak Dapat Menjadi Contoh Yang Baik ... 58
Tabel 11 Mendapatkan Teguran Oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah 60 Tabel 12 Dicekal Untuk Diputar Oleh Televisi Dan Radio ... 62
Tabel 13 Identitas Responden Berupa Tabel ... 69
Tabel 14 Data Opini Berupa Tabulasi ... 74
Tabel 15 Total Skor Opini………. 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Teori S-O-R ... 31
xi ABSTRAKSI
TIKA PUTRI HERIYANTI. OPINI IBU RUMAH DI SURABAYA TERHADAP LAGU “HAMIL DULUAN” YANG DICEKAL OLEH KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR.
Dari latar belakang perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana opini masyarakat terutama ibu rumah tangga terhadap lagu “ Hamil Duluan “ yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur”. Tujuan dalam penelitian ini adalah seberapa banyak dan pengaruh masyarakat terutama ibu rumah tangga mengetahui lirik lagu “Hamil Duluan” yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur dan pengaruh lagu tersebut terhadap kehidupan sosial masyarakat. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai perkembangan lagu yang dapat mempengaruhi kehidupan pribadi yang baik untuk dicontoh dan untuk media massa sebagai masukan agar menentukan mana yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dengan tidak mengeksploitasi salah satu pihak dengan mempertimbangkan efek yang ditimbulkan. Bagi pencipta lagu diharapkan dapat memberikan masukan positif , mendidik, dan informatif dalam memilih juga membuat lirik lagu yang diciptakan sebelum dipasar kepada penyanyi yang dipercayakan.
Penelitian ini didasari oleh teori S-O-R yaitu Stimulus (S), Organism (O), Response (R) serta Deskriptif opini. Definisi operational dalam penelitian ini adalah kepercayaan dan sikap ibu rumah tangga. Opini adalah suatu pernyataan mengenai sesuatu yang sifatnya bertentangan atau terdapat pandangan yang berlainan mengenai suatu masalah. Opini berupa reaksi pertama di mana orang mempunyai rasa ragu-ragu terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaannya, ketidakcocokan, dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling berbeda pendapat. Dengan demikian opini mempunyai 2 unsur penyataan dan masalah yang bertentangan. Opini tidak akan timbul jika tidak ada hal yang pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat dinyatakan kata-kata atau ditunjukan oleh tingkah laku. Opini mempunyai ciri-ciri yaitu selalu diketahui dari suatu pernyataan-pernyataan, merupakan sintesa atau kesulitan dari banyak pendapat dan mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.
Jenis ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks. Skala Likert ini digunakan untuk mengukur pendapat seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Isi pertanyaan untuk menyatakan persetujuan terbagi dalam empat macam kategori jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)” yang akan diukur dengan menggunakan skala nominal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang ada di Surabaya yang berusia antara 30 tahun sampai 50 tahun. Dengan jumlah ibu rumah tangga 100 responden. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik penarikan accidental sampling. Berdasarkan penarikan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penelitian ini, maka penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa ibu rumah tangga di Surabaya memiliki opini positif terhadap lagu “Hamil Duluan”.
ABSTRACTION
TIKA PUTRI HERIYANTI,SURABAYA OPINION ON HOUSE MOTHER SONGS “HAMIL DULUAN” BLOCKED BY THE BROADCASTING COMMISSION REGION EAST J AVA INDONESIA.
Background formulation of the problem in this study is how public opinion, especially housewives to the song "Hamil Duluan" which was banned by the Broadcasting Commission of East Java Indonesia. "The purpose of this research is how much and influence people, especially housewives know the lyrics to " Hamil Duluan " which was banned by the Broadcasting Commission of Indonesia East Java and the influence of the song on the social life of the community. Provide knowledge to the public regarding the development of songs that can affect your personal life is good to follow and to the mass media as an input to determine which ones fit the needs of the audience by not exploiting any of the parties taking into account the effects. For the songwriter is expected to provide positive feedback, educational, and informative in choosing a well made song that was created before the market is entrusted to the singer.
This study is based on the SOR theory Stimulus (S), Organism (O), Response (R) and Descriptive opinion. Operational definition in this study is the belief and attitude of the housewife. Opinion is a statement about something that is in conflict or there are different views on an issue. Opinion of the first reaction in which people have a sense of doubt concerning a problem that another of his habits, the mismatch, and a change in assessment, so that these elements are pushed to disagree with each other. Thus the opinion has 2 elements and issues statements to the contrary. Opinion would not arise if there is nothing to conflict and disagreement should be stated. As for the opinions it can be stated the words or shown by the behavior. Opinion has always been traits that are known from the statements, was the synthesis or the difficulty of many opinions and have a large number of supporters.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belaka ng Masa lah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Komunikasi merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan
manusia, karena itu semakin seiring dengan tingkat kemajuan
zaman.Perkembangan komunikasi ditandai dengan adanya teknologi untuk
memajukan kemampuan media yang dipakai sebagai saluran komunikasi.
Media cetak maupun media elektronik mendukung penyebaran informasi agar
bias memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang komunikasi secara efisien.
Media massa mampu menjangkau komunikasinya secara luas, dalam jumlah
yang besar dan dalam jangka waktu bersamaan. Hal tersebut berkaitan dengan
kekuatan media massa yang mampu secara luas dan mencangkup kawasan
yang tidak bias dijangkau oleh komunikatornya.
Kegiatan komunikasi tersebut hanya dilakukan secara tatap muka, namun
ada juga menggunakan alat bantu media untuk menyampaikan pesan. Media
yang menggunakan jasa untuk menyampaikan pesan pada khalayak disebut
media massa (Effendy, 2002: 50).
Menurut jenisnya media massa di bagi menjadi dua yaitu media massa
cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah,
tabloid dan surat kabar sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi
radio yang mana masing-masing memiliki sifat, karakter, daya tarik, dan ciri
khas sendiri-sendiri.
Media massa mempunyai potensi besar dalam menyampaikan informasi,
kekuatan media massa dalam hal mempersuasif pada kenyataannya
mempunyai kontribusi dalam pembentukan sikap masyarakat.
Dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa
elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi
merupakan media massa yang paling efektif dan banyak menarik simpatik
serta perhatian dari masyarakat luas. Televisi sebagai salah satu bentuk media
massa memiliki fungsi dan peran yang sangat besar bagi khalayak pemirsa,
terutama karena memiliki kelebihan disbanding media massa lain. Hal ini
menyebabkan televisi dianggap sebagai salah satu bentuk media massa yang
efektif dalam penyampaian informasi ( Effendy, 1993 : 177 ). Menurut (
Effendy, 1993 : 177 ) media televisi sebagai salah satu pelopor dalam
penyebaran informasi dengan menggunakan perangkat satelit kini menjadi
media informasi yang terus berkembang pesat dan juga munculnya globalisasi
teknologi informasi dimanapun, bias disaksikan lewat siaran jaringan televisi,
dengan membawa dampak yang begitu besar baik dalam bidang politik,
ekonomi, maupun budaya.
Televisi yang memiliki sifat audio visualnya yang tidak dimiliki oleh
media massa lainnya. Dalam hal penayangannya televisi memiliki jangkauan
yang tidak terbatas.Dengan modal visualnya yang dimiliki, siaran televisi
bersifat sangat komulatif dalam memberikan pesan-pesannya, karena itulah
media televisi sangat bermanfaat bagi upaya pembentukan sikap maupun
perilaku sekaligus perubahan pola berpikir.
Menurut Effendy (1997:41) media televisi mempunyai daya tarik yang
3
sifatnya auditif (hanya dapat didengar) sedangkan televisi memiliki unsur
visual atau gambar bergerak (moving picture) sehingga segalanya seolah-olah
terlihat “hidup” dan audiens merasa seperti ikut didalamnya. Pada
perkembangannya televisi selain memberikan informasi yang juga
menayangkan acara-acara hiburan yang pada umumnya dapat mempengaruhi
sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi yang menontonnya.
Menurut Kuswandi (1996:21-24), munculnya media televisi dalam
kehidupan manusia telah menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam
proses komunikasi dan informasi. Kemampuan media televisi dalam menarik
perhatian massa menunjukkan bahwa media televisi semakin besar efeknya
sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi berubah total
sama sekali.
Televisi hadir dengan segala macam acara yang berisikan pesan-pesan
pilihan dari pihak-pihak produser atau pengelola stasiun televisi. Khalayak
dihadapkan banyak pilihan program acara yang disajikan ditelevisi. Khalayak
atau pemirsa akan lebih selektif dalam menentukan suatu acara yang sekiranya
sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana yang dikatakan oleh De Fleur & Mac
Andrews (1998:5) bahwa individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran
media manaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan dengan
kepentingannya.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan
membawa dampak yang sangat besar pada pekembangan pertelevisian saat ini.
Suatu siaran televisi dituntut untuk dapat memberikan informasi dan hiburan
yang tidak hanya akurat tetapi juga dapat memberikan pengetahuan,
pengalaman, bahkan sampai membuat para pemirsa peka terhadap masalah
sosial yang ada.Media televisi mempunyai daya tarik lebih tinggi sebagai
media elektronik karena sifatnya yang audiovisual, selain dapat didengar juga
dapat dilihat dan segala sesuatunya berlangsung hidup sehngga seolah-olah
khalayak berada ditempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu
dibandingkan dengan radio yang sifatnya auditif, hanya dapat didengarkan
(Effendy, 2000:175).
Pemirsa ( Television watcher, television viewer ) adalah sasaran
komunikasi melalui televise siaran yang karena heterogen masing-masing
mempunyai kerangka acuan ( frame of reference ) yang berbeda satu sama
lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin, tetapi juga
dalam latar belakang social dan budaya sehingga pada gilirannya berbeda
dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan,
cita-cita, keinginan, kesenangan dan lain sebagainya. Kegiatan pemirsa dalam
memutar acara televisi dan radio merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
untuk memenuhi tujuan mereka, baik kebutuhan berupa informasi, maupun
hiburan ( Effendy, 1993 : 8 ).
Di Indonesia pertelevisian berkembang pesat sejak awal tahun 1990
dengan adanya lima stasiun TV swasta seperti ANTV, RCTI, SCTV, Global
TV dan INDOSIAR kegiatan komunikasi berkembang luas untuk memenuhi
kebutuhan khalayak. Dengan adanya persaingan yang sangat ketat maka
masing-masing stasiun televisi berusaha untuk menampilkan berbagai macam
program acara yang menarik para pemirsa.Berbagai program acara
ditayangkan mulai dari sinetron, program musik, program kuis, reality show
5
Menjamurnya bebrapa stasiun televisi maupun radio membuktikan kepada
masyarakat kita membutuhkan media yang bias memberikan efek yang baik
didalam kehidupan sehari-hari masyarakat baik informasi dan hiburan.
Hiburan disini mencoba dijadiakan suatu kekuatan untuk menarik perhatian
masyarakat sehingga hiburan tersebut menjadi pusat perhatian.Hiburan disini
dapat dicontohkan dengan tayangan musik yang mampu memutar musik di
televisi dan radio sehingga musik tersebut sering didengar dan dinikmati
masyarakat. Jika masyarakat menyukai dengan salah satu musik unggulannya
maka masyarakat tidak akan berganti pada ke stasiun lainnya dan bahkan ada
yang menghafal lirik lagu.
Salah satu jenis tayangan yang marak gemari oleh masyarakat di Surabaya
salah satunya stasiun televisi adalah acara musik, terutama musik yang banyak
digemari oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak yang sering
dinyanyikan saat bermain sampai kalangan dewasa.Tetapi sangat disayangkan
program musik saat ini dalam stasiun televisi dan radio Jawa Timur sering
memutarkan lagu yang berbau porno dan ada juga lagu yang dicekal.
Sangat disayangkan di Indonesia, perkembangan penyiaran diawasi oleh
sebuah lembaga Negara yang independen, yaitu KPI (Komisi Penyiaran
Indonesia) yang menurut undang-undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 pasal 8
ayat 2 memiliki kewenangan untuk menetapkan standar program siaran,
menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran serta
standar program penyiaran, memberikan sanksi terhadap pelanggaran
peraturan serta melakukan koordinasi dan atau kerjasama dengan pemerintah.
Seperti halnya lagu-lagu yang diputar pada stasiun televisi dan radio masih
banyak lirik-liriknya mengandung unsur pornografi yang dapat menimbulkan
pro dan kontra dikalangan masyarakat.
Dalam hal ini seperti langkah yang diambil oleh Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur melarang lirik lagu yang berbau porno.
KPID Jawa Timur bahkan mencekal empat lagu yaitu “Hamil Duluan”, “Watu
Cilik”, “Lubang Buaya” dan “Iwak Peyek” untuk tidak diputar di lembaga
penyiaran radio dan televisi di seluruh wilayah Jatim.
Terkesan lirik lagu tersebut jorok dan berbau porno itulah sebabnya KPID
Jatim melarang dan mencekal tidak beredarnya lagu tersebut. Empat yang
dicekal oleh KPID antara lainnya adalah ”Hamil Duluan” dinyanyikan oleh
Tuty Wibowo, “Watu Cilik” dinyanyikan oleh Shodiq dan Ratna Antika,
“Lubang Buaya” dinyanyikan oleh Minawati Dewi, dan “Iwak Peyek”
dinyanyikan oleh Eni Sagita. Ketua Bidang Pengawasan Isi dan Siaran KPID
Jatim, Donny Maulana Jumat, 14 Oktober 2011, mengatakan: ”Berawal dari
pengaduan masyarakat ke KPID Jatim, mereka keberatan dengan syair lagu
yang diputar di radio dan televisi”.
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mengimbau
seluruh stasiun televisi dan radio tidak menampilkan empat lagu dangdut yang
menjurus seks dan tidak mendidik. Lagu versi dangdut yang dilarang itu telah
melanggar pasal 19 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (p3) dan Standar
Program Siaran (SPS). Donny mengatakan “ Lagu berjudul “Hamil Duluan”
karenasyair lagunya tidak mendidik, terkesan jorok dan mengarah ke
7
Memang apabila kita mendengarkan lagu tersebut tentunya terdengar jelas
bila lagu tersebut berbau porno dan disimpulkan bahwa lirik pada lagu “Hamil
Duluan” berisi ajakan untuk seks bebas dan untuk lagu “Iwak Peyek”
bermuatan kata-kata kotor.Sementara lagu “Watu Cilik” dan “Lubang Buaya”
berisi kata-kata yang melambangkan alat kelamin laki-laki dan perempuan.
Ditambahkan, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa
Timursudah memberikan satu kali teguran kepada stasiun televisi JTV dalam
acara Stasiun Dangdutkarena tetap menayangkan lagu "Hamil Duluan" meski
sudah diperingatkan.
Stasiun dangdut adalah salah satu program andalan JTV yang
menayangkan show dari berbagai artis dangdut baik lokal maupun ibukota
yang ditayangkan secara langsung dari lokasi halaman stasiun JTV.
Dalam menyikapi teguran yang dilayangkan oleh Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur pihak stasiun TV JTV yang diwakili
oleh Direktur Utama JTV Imawan Mashuri menyatakan merasa
terkejut.Imawan tak menampik unsur pornografi ataupun kekerasan
mendominasi isi tayangan televisi khususnya.Namun lebih banyak dilakukan
televisi yang tidak memiliki izin resmi alias televisi liar.”Ada tayangan yang
dikemas sebagai petunjukan musik dangdut, tapi yang dipertontonkan ya
melulu yang berbau pornografi,” ucap Imawan ketika dimintai konfirmasi
oleh Tempo. Imawan justru ingin penilaian dilakukan secara komprehensif.
Sebab rangkaian penyebabnya saling kait-mengkait. Semua jenis media,
termasuk televisi dan radio, mengejar rating. Hasil kerja lembaga survei
dijadikan patokan untuk menjajikan tayangan apa yang paling disukai pemirsa.
Rating yang berkaitan dengan jumlah pemirsa erat kaitannya dengan upaya
para pengelola televisi, radio, ataupun media lainnya dalam mengejar
iklan.”Akibatnya yang jadi patokan semata-mata kuantitas, bukan kualitas isi
siarannya,” ujar Himawan pula.
Karena lembaga penyiaran, termasuk media lainnya harus mengejar rating,
isi siarannya kerap dituding tidak mendidik. Sajian berita penuh dengan adu
domba. Agar cekal itu efektif dan tidak menimbulkan prasangka, Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timurjuga menyosialisasikan
larangan pemutaran empat lagu itu dengan terjun langsung ke stasiun di
berbagai daerah di Jatim.
Sementara di kota lain, Ulama se-Kecamatan Junrejo, Kota Batu,
mengeluarkan fatwa berupa larangan kepada masyarakat untuk memutar
lagu-lagu seronok. Keputusan ini bertujuan melindungi moral generasi muda agar
tidak terjerumus dan terjebak pada praktik perzinaan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Junrejo Ustad Solikin
mengatakan, sesuai surat keputusan (SK) dari Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) Jatim, lagu seronok yang berbau pornografi dilarang diputar
karena dianggap bisa merusak mental generasi muda. ”Kita merasa khawatir
dengan kondisi sekarang ini.Masyarakat justru senang mendengarkan
lagu-lagu berirama koplo dan lirik lagu-lagunya mengandung unsur kemak-siatan. Mulai
di rumah, kantor sampai acara hajatan temanten yang diputar lagu-lagu
seronok,” ujar Solikin,kemarin. Solikin mengaku prihatin, sebab mulai anak
TK sampai remaja bahkan orang tua mudah menghafal lagu-lagu yang berlirik
seronok.Misalkan lirik lagu Iwak Peyek, Cucak Rowo, Hamil Duluan, Watu
9
berikan kepada masyarakat. Salah satunya mengimbau kepada lembaga
pendidikan agar merazia handphone yang dimiliki siswanya agar tidak
menyimpan lagu-lagu yang berbau pornografi,”jelasnya.
Selain itu, para ulama setempat juga mendesak pemerintah agar tidak
memberikan izin mengadakan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran
Islam. ”Lalu mengeluarkan larangan kepada pemilik sound system agar tidak
memutar lagu seronok saat diundang pada acara hajatan
warga,”imbuhnya. Sugiono, salah seorang penyiar radio komunitas Surya FM
di Jalan Utomorejo No 661, Kelurahan Sisir sependapat dengan imbauan para
ulama di Kota Batu dan KPID Jatim tersebut. Pria yang akrab disapa Aryo ini
mengakui, selama ini fans Radio Surya FM sering menelepon ke studio dan
meminta diputarkan lagu-lagu yang berlirik pornografi. ”Untungnya sejak
awal penyiar radio komunitas Surya FM sudah sepakat untuk tidak memutar
lagu-lagu yang berbau kemaksiatan. Karena kita paham mental generasi muda
perlu diselamatkan,”jelas Aryo.
Ungkapan senada dilontarkan Yoyok Sunaryo, pengurus radio komunitas
Surya FM. Menurutnya, para penyiar di radionya sudah berkomitmen untuk
tidak memutar lagu-lagu yang berlirik pornografi.”Radio kami setiap hari
mulai on air sejak pukul 07.00- 01.00. Puluhan penelepon menghubungi
studio. Permintaan fans kadang aneh-aneh. Ada yang pesan lagu Campur Sari,
dangdut koplo, pop dan lain sebagainya. Termasuk ada pula pesan lagu Iwak
Peyek, tetapi kita tolak karena kita ingin ambil bagian menyelamatkan moral
generasi muda,” urainya. Siska Dwi Rismawati, penyanyi dangdut dari
KecamatanBatumengatakan, kalau ada pencekalan agar penyanyi tidak
melantunkan lagu-lagu seronok, dirinya sebagai penyanyi tidak bisa berbuat
apa-apa. Namun dikatakan, biasanya penonton banyak memesan lagu-lagu
koplo yang berbau pornografi. ”Penonton lebih suka meminta lagu-lagu dari
album Sagita, khususnya album Ngamen 2 dan Ngamen 3. Harapan kita juga
bisa memahami kondisi yang ada dan ikut mematuhi fatwa
ulama,”katanya.Respon yang berbeda dilontarkan oleh salah satu penyanyi
yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur,
Tutty Wibowo."Saya cuma bisa menerima dengan besar hati larangan
tersebut.Saya tidak bisa berbuat apa-apa, ya diterima saja," terang Tutty, saat
dihubungi, Jumat (14/10).Tak menampik, Tutty juga mengaku kecewa atas
larangan tersebut. Apalagi alasannya dilarang karena lagu “Hamil Duluan”
dikatakan mengandung lirik yang porno."Padahal menurut kami, lagu “Hamil
Duluan liriknya” itu mendidik. Ini kan seperti imbauan, agar jangan pacaran
sembarangan. Tapi memang dinyanyikannya ada unsur komedi," lanjut
Tutty."Saya terima saja kalau mau dilarang. Lagi pula, lagu ini kan yang
menyukai masyarakat. Karena dari kami hampir sama sekali tidak ada
promosi," ujar Tutty.
Dari keempat lagu yang dicekal oleh KPID, peneliti memilih lagu “Hamil
Duluan”karena lagu tersebut selain menjadi pro kontra dimasyarakat terutama
pada ibu rumah tangga saat ini dapat menimbulkan dampak kurang baik
karena lirik lagu tersebut mengandung unsur pornografinya yang paling
tinggi.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini diutamakan memilih ibu
rumah tangga di Surabaya yang berusia antara 30 – 50 tahun karena dengan
asumsi mereka sangat khawatir terhadap realitas sosial yang terjadi, bahkan
11
keturunannya. Kategori ibu ruamh tangga dapat mampu memberikan alasan
yang biasa dijadikan data peneliti dan tercatat sebesar 1.280.209 jiwa (BPS,
2010).
1.2. Per umusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah“Bagaimana opini masyarakat terutama ibu rumah tangga
terhadap lagu “ Hamil Duluan “ yang dicekal oleh Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Jawa Timur”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah seberapa banyak
dan pengaruh masyarakat terutama ibu rumah tangga mengetahui lirik lagu
“Hamil Duluan” yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa
Timur dan seberapa besar pengaruh lagu tersebut terhadap kehidupan sosial
masyarakat.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1 Secar a Pr aktis
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai perkembangan
lagu yang dapat mempengaruhi kehidupan pribadi yang baik untuk dicontoh
dan untuk mediamassa sebagai masukan agar menentukan mana yang sesuai
dengan kebutuhan khalayak dengan tidak mengeksploitasi salah satu pihak
dengan mempertimbangkan efek yang ditimbulkan. Bagi pencipta lagu
diharapkan dapat memberikan masukan positif , mendidik, dan informatif
dalam memilih juga membuat lirik lagu yang diciptakan sebelum dipasar
kepada penyanyi yang dipercayakan.
1.4.2 Secar a Teor itis
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran pada ilmu
komunikasi khususnya mengenai pemilihan suatu lirik lagu-lagu dangdut yang
diputar di media massa pada stasiun televisi dan radio serta memberikan
kontribusi bagi perkembangan studi komunikasi yang berkaitan dengan opini
ibu rumah tangga mengenai lagu “ Hamil Duluan “ dicekal oleh Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah dan tidak layak untuk diputar pada televisi dan
13
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Media Komunikasi Massa
Josep A. DevitoEffendydalam bukunya “ Communicology : An
Introduction To The Study Of Communication “ menyatakan komunikasi
media massa sebagai berikut :
1. Komunikasimassaadalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca, menonton
televisi dan mendengar radio.
2. Komunikasimassaadalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi akan lebih mudah dan logis bila
didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah,
film, buku dan pita.
Komunikasimassaitu ditujukankepada massa denganb melalui media massa
maka cirri-ciri media massa :
1. Komunikator komunikasi massa bersifat melembaga, berarti bahwa
komunikatornya bertindak atas nama lembaga.
Contoh : Komunikator media massa adalah wartawan, penyiar radio,
reportase televise, sutradara film, karena media yang digunakan adalah
suatu lembaga dan dalam menyebar luaskan bertindak atas nama lembaga.
2. Pesan yang disampaikan media massa bersifat umum (public) karena
ditujukan kepada umum yang mengenal kepentingan umum.
3. Proses komunikasi massa bersifat satu arah yang berarti bahwa tidak
terdapat arus balik dari komunikan terhadap komunikator. Dengan
perkataan lain televisi atau wartawan tidak mengetahui tanggapan
khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan tidak
mengetahui dalam waktu proses komunikasi itu berlangsung.
4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, beragam dalam jenis
usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, status sosial, status ekonomi,
hobbi dan sebagainya. Selain komunikan komunikasi massa juga bersifat
anonym, tidak dikenal oleh komunikatornya.
5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan berarti pendengar
radio atau pemirsa televisi secara serempak bersama-sama dan serentak
pada saat yang sama memperhatikan acara yang sama ( Effendy, 1990 :
23).
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri komunikasi menitik beratkan pada
penyampaian pesan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.
Menurut Mc Quail pesan yang disampaikan melalui media massa merupakan
suatu produk dan komoditas yang memiliki simbolik yang mengandung nilai
kegunaan. Jadi setiap pesan yang ditayangkan stasiun televisi berada dalam
posisi sebagai produk yang ditawarkan dalam rangka mencapai salah satu
tujuan yaitu konsumsi khalayak.
Selanjutnya Mc Quail (1991 : 53) mengatakan bahwa media massa
berperan sebagai :
1. Berperan sebagai pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan
memungkinkan kita mmapu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita,
tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasayang menjelaskan dan member makna terhadap peristiwa
15
3. Pembawa atau penghantar informasi atau pendapat.
4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima
melalui berbagai macam umpan balik.
5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan
bimbingan atau instruksi.
6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan
perhatian khusus dan menyisihkan aspek dan menyisihkan aspek
pengalaman lainnya.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri.
8. Tirai dan penutup yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan
propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.
Sehingga tanpa dihindari, media massa kemudian turut berperan juga
dalam kehidupan khalayak secara langsung ataupun secara tidak langsung.
2.2 Televisi dan Radio Sebagai Media Komunikasi Massa
Stasiun televisi dan radio setiap harinya menyajikan berbagai jenis
program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya
apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televise dan radio
selama program itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak
bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola
stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk
menghasilkan program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu :
1) Program informasi (berita)
- Berita keras (hard news) : berita terkini yang harus segera disiarkan
- Berita lunak (soft news) : kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Dapat
berbentuk perbincangan (talk show). Talk show adalah sebuah pertunjukkan
yang dipusatkan pada wawancara-wawancara, dan lainnya diselingi dengan
penampilan penyanyi atau pelawak.Namun wawancara tetap menjadi sentral
dalam talk show dengan segala tipenya. (Pane,2004: 90).
2) Program Hiburan (Entertainment). Program informasi dibagi lagi menjadi
dua jenis. (Pane,2004: 90).
Khalayak media memiliki beberapa karakteristik yaitu jumlah yang besar,
bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam
ikatan organisasi social sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat ( Mc.Quail, 1989 : 201). Khalayak memiliki perbedaan
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan
lapangan pengalaman (field of experience) yang berbeda.
Berdasarkan penglompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan
untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak
keseluruhan sebagai sasaran atau khalayak sasaran (target audience).
2.3 Musik Mempengar uhi Tubuh dan Pik ir an
Disadari atau tidak, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak melibatkan
musik karena definisi paling mendasar dari musik itu sendiri adalah
merupakan bunyi yang teratur. Musik sendiri mempunyai banyak kegunaan
dalam kehidupan kita sehari - hari. Mulai dari janin masih di dalam perut
sampai saat kita menjadi dewasa dan tua bisa memanfaatkan musik tersebut.
17
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati
tentang musik juga bermacam-macam:
a) Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.
b) Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
c) Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan
dan disajikan sebagai musik.
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik
menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah,
mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotism sehingga tidak
heran bila dunia musik selalu berkembang seiring dengan kebutuhan umat
manusia. Pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik
vokal maupun Berikut ini adalah pengertian dan definisi musik:
Philip Sheppard : Musik adalah sistem yang unik untuk mengomunikasikan
ide dan emosi.
Masduki : Musik adalah produk kebudayaan manusia. Keterkaitan antara
musik dan manusia selalu menjadi fokus kajian karena kebudayaan musik
adalah produk konseptual (cognitive) dan perilaku (behavior) masyarakat.
David Ewen : Musik adalah ilmu instrumental, yang meliputi melodi dan
harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama
aspek emosional.
Schopenhauer : Musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta.
Dello Joio : Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan
selain juga mengenal banyak hal lain di luar musik. Pengenalan terhadap
musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari
akan dimensi lain dari suatu kenyataan yang selama ini tersembunyi.
Suhastjarja : Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu
konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang
mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang
waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan.
Blaking, 1973 : Musik merupakan ciri khusus spesies manusia karena musik
merupakan aspek perilaku manusia yang ada di mana – mana.
Adjie Esa Poetra : Musik merupakan bunyi yang teratur, bukan saja bersifat
moral normatif, melainkan juga diakui selaras berdasarkan penghitungan para
ahli ilmu fisika.
Setiap musik yang kita dengarkan, meskipun kita tidak sengaja
mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak kita. Setidaknya ada tiga
sistem saraf dalam otak kita yang akan terpengaruh oleh musik yang
didengarkan, yaitu:
1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.
Musik adalah bahasa jiwa, mampu membawa perasan kearah mana saja.
Musik yang didengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan
suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi
pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam
ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu
sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin,
sistem immune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik,
sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut
19
2. Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau
memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini
secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan
musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan
meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan
matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping
itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan
pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik
yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun tetap
terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek
terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa
diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik dimatikan,
maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik.Fakta ini juga
bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan
darah.
2.4 Konsep Sikap
Secara historis istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencer pada tahun 1862 yang sering dipakai dalam menilai status
mental seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut lebih ditunjujjan pada
postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange
menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respons untuk
menggambarkan kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang datang
tiba-tiba (Azwar, 2002 : 4). Sikap memang mempunyai beberapa definisi yang
berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3 kerangka pemikiran dari
beberapa ahli mengenai dari definisi dari sikap yang dapat disimpulkan
sebagai berikut yaitu :
1) Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi yaitu adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan.
2) Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi social dan psikologi
kepribadian yang dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut kelompok ini
sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu subjek
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan di sini terkait dengan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
3) Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan
konstelasi kompeonen-komponen kognitif yang saling berinteraksi dalam
memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu subjek. (Azwar, 2002 :
4). Definisi sikap yang lain adalah kecenderungan untuk bertindak,
berpersepsi, berpikir dan merasakan dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan
nilai (Rahmat, 2005 : 39-40). Sikap manuasia dapat terbentuk karena ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukkan sikap yaitu :
a) Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar
pembentukan sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
b) Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan
21
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi gerak tingah laku dan pendapat kita, seseorang yang tidak
ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita.
c) Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap kita.
d) Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengeani sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila
cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuknya arah sikap.
e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan
lembaga agama sebagai sesuatu system mempengaruhi dalam pembentukkan
sikap dikarenakn keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri individu.
f) Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk
karena didasari oleh emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang paling menunjang yaitu
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Di bawah ini
akan diuraikan lebih lanjut ketiga komponen sikap tersebut.
a) Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku
atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang
telah kita lihat atau apa yan talah kita ketahui, kemudian terbentuk suatu idea
tau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Bila
kepercayaan sudah terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan
seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.
b) Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap.Kompoenen ini terbentuk oleh aspek perasaan
terhadap objek.Komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap
objek tersebut.Beban emosional inilah yang memberikan watak tertentu
terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak, dan termotivasi.
c) Komponen Konatif
Komponen berperilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek yang dihadapinya.Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhiberperilaku. Menurut Attkinson, R.L, dkk, dalam Sunaryo
(2004), sikap memiliki lima fungsi antara lain :
1) Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan
Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk
memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal dan meminimalkan
sanksi.
2) Fungsi Pertahanan Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka dari
hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang
23
3) Fungsi Ekspresi Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan
ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.
4) Fungsi Pengetahuan
Sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan atau memberikan
struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau.
5) Fungsi Penyesuaian Sosial
Fungsi sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.
Dalam hal ini sikap yang diambil individu tersebut akan dapat menyesuaikan
dengan lingkungannya.
2.5 Bahasa Dapat Mempengar uhi Per ilaku Manusia
Perbandingan definisi Bahasa menurut Santoso (1990:1), “Bahasa adalah
rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar” dengan
Bahasa menurut Wibowo (2001: 3) “Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer
dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran”.
Sementara pengertian bahasa secara umum yaitu bahasa sebagai lambang.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat.
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa
mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain
yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah
variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum
tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau
keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan
perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu. Selain itu, perlu juga
dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk
ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup
pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda.
Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna
yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda
adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi
ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang
dimaksud.
Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan
referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena
suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut
tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa
adalah problema makna.Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan
antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda
meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan
25
Kesimpulan bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan
bahasa, dan masih banyak cara lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh
ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum
jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang
terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk
mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang
dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam
diri penutur bahasa. Dalam pengertian seperti inilah disebut realita. Penjelasan
Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara
realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di
luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa,
karena tidak ada bahasa tanpa makna.Sementara makna adalah hasil hubungan
bahasa dan realita.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam bahasa selalu tersirat
realita.Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi.
Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan
baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun
decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa
yang sama. (Omaggio, 1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger (1981) tentang
realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita.
Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori
pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau
proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia
memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung
atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan
sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental
tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya, juga
akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa itu dapat
mempengaruhi perilaku manusia, karena dengan menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi secara tidak langsung akan menggambarkan bagaimana
karakter dan sifat yang ada pada diri seseorang. Dan hal itu dapat
mempengaruhi perilaku kita sebagai manusia.Jika seseorang terbiasa berbicara
menggunakan Bahasa Indonesia dengan penuh wibawa dan intelektual, maka
hal itu dapat mencerminkan kepribadian yang cerdas.
2.6 Lagu dangdut yang dicekal
Musik dangdut telah dikenal luas sebagai musik rakyat khususnya dengan
tingkat ekonomi menengah kebawah.Hampir semua rakyat kelas pekerja
sangatlah mencintai musik dangdut.Banyak sekali musisi-musisi dangdut yang
berhasil sukses dan terkenal berkat bakat di bidang musik dangdut.Namun,
hanya sedikit masyarakat yang mengetahui asal-muasal dari musik dangdut itu
sendiri.
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di
Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an.
Dalam evolusi menuju bentuk konteporer sekarang masuk unsur-unsur musik
India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan
harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an
Dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuk gitar listrik dan juga
27
bentuk yang konteporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka
terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung,
gembus, rock, pop, bahkan house musik.
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yg khas dan didominasi oleh
bunyi dang dan dut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah
artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yg sangat populer di
kalangan masyarakat kelas pekerjaan saat itu.Dangdut kontemporer telah
berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan
sentuhan.Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yg masih sering dipakai
untuk suatu grup musik dangdut) yg asli menggunakan alat musik seperti gitar
akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu
di Jakarta yg memainkan lagu-lagu melayu Deli dari Sumatera (sekitar
Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam
musik Melayu.Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik
anti-Barat dari presiden Soekarno menjadi pupuk dari grup-grup ini.
Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaysia),
Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya punggung seperti
penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif
Bahaswanm serta M. Mashabi (pencipta skor film “Ratapan Anak Tiri” yg
sangat populer di tahun 1970-an).Gaya dan bahasa musik masa ini masih terus
bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar
dikancah musik Melayu yg dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma
Irama.beberapa nama dari masa 1970-an yg dapat disebut adalah Mansyur S.
Ida Laila, A Rafiq, serta Muksin Alatas. Populernya musik melayu dapat
dilihat dari keluarnya beberapa album pop Koes Plus di masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan
dengan politik Indonesia yg ramah terhadap budaya barat, memasukan
alat-alat musik modern barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet,
seksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan
kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting.
Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada
musik dangdut.Tahun 1970-an menjadi ajang “pertempuran” bagi musik
dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah
diadakan konser ‘duel’ antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa
ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis
bermusiknya.Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi
“dangdut humor” yg dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP).
Orkes ini, yg berangkat dari gaya musik melayudeli, membantu diseminasi
dangdut dikalangan mahasiswa. Subgenrediteruskan, misalnya oleh OM
Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes
Pemuda Harapan Bangsa (PHB).Sebagaian besar lagu dangdut dapat
menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan sebagaian besar
tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut
29
nuri dan Seroja. Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun
harmoni.
Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan
tabla dan sinkop.Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan
seruling, selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin.Panjang intro
dapat mencapai delapan irama.Bagian awal tersusun dari delapan birama,
dengan atau tanpa pengulang.Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan
suatu baris permainan jeda.
Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu, situasi yang
dihadapi sang penyanyi. Berkembangnya lagu-lagu dangdut di era 2000-an
dikalangan dunia hiburan khususnya televisi saat ini banyak sekali muncul
penyanyi-penyanyi dangdut yang menyanyikan lirik lagu dengan gayadan
bahasa yang berlebihan sehingga para khalayak menyikapi sebagai unsur
pornografi.Program acara musik dangdut yang menarik dari JTV Surabaya.
Ditayangkan secara LIVE dari studio JTV, setiap hari Sabtu sampai Kamis
pukul 12.00-13.00 WIB. Menampilkan orkes-orkes Melayu dan penyanyi
dangdut yang terbaik.Acara ini dipandu oleh presenter-presenter yang kocak
untuk membuat audiencesemakin bersemangat ditemani musik dangdut dari
Stasiun Dangdut. Disertai telepon interaktif dan request lagu dan kirim salam
dariaudience.Musik dangdut bagi masyarakat lebih tinggi tingkatnya diputar
pada televisi karena dapat dilihat penyanyi maupun goyangannya
dibandingkan dengan radio yang sifatnya auditif (hanya dapat didengar). Lagu
yang dicekalkarena terkesan lirik lagu tersebut jorok dan berbau porno itulah
sebabnya KPID Jatim melarang dan mencekal tidak beredarnya lagu tersebut.
Empat yang dicekal oleh KPID antara lainnya adalah ”Hamil Duluan”
dinyanyikan oleh Tuty Wibowo, “Watu Cilik” dinyanyikan oleh Shodiq dan
Ratna Antika, “Lubang Buaya” dinyanyikan oleh Minawati Dewi, dan “Iwak
Peyek” dinyanyikan oleh Eni Sagita. Tetapi dari keempat lagu tersebut lirik
lagu yang paling menonjol bahasanya adalah “Hamil Duluan” dimana lirik
tersebut langsung menyatakan suatu hal yang berunsur pornografi syair
lagunya tidak mendidik, terkesan jorok dan mengarah ke pornografi (kata-kata
kotor). Lirik “Hamil Duluan” dapat diamati sebagai berikut :
Judul : Hamil Duluan
Penyanyi : Tuty Wibowo
awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan
reff:
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran tidurnya berduaan
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran suka gelap-gelapan
2.7Teor i S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organisme – Response ini
31
objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia
yang jiwanya meliputi komponen – komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,
afeksi dan konasi. (Effendy, 2003:254). Menurut stimulus respon ini efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikasn. Jadi unsur-unsur dalam model in adalah :
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organisme, O)
c. Efek (Response, R)
Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa
dalam menelaah opini yang baru ada tiga variable penting yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Teori S - O – R
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan STIMULUS
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya
dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy,
2003:255).
2.8Opini
Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan. Tanggapan disusul
melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan menimbulkan
perasaan, pikiran, dan kesudiannya terhadap sesuatu yang terjadi. Untuk
mengetahui opini individu terhadap objek, dapat dilihatdari unsur pembentuk
opininya. Setiap opini membentuk 3 unsur :
1. Kepercayaan ( berkaitan dengan unsure kognitif )
Kepercayaan mengacu pada sesuatu yang diterima khalayak, benar atau
tidak berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan dan informasi
sekarang dan persepsi yang berkesinambungan.
2. Nilai
Melibatkan kesukaan dan ketidaksukaan, cinta dan kebencian, hasrat dan
ketakutan, bagaimana orang menilai sesuatu dan intensitas penilaiannya
apakah kuat, lemah dan netral.
3. Pengharapan
Mengandung citra seseorang tentang apa keadaannya setelah tindakan.
33
pada masa lalu, keadaan sekarang, dan sesuatu yang kira-kira akan terjadi
dilakukan perbuatan tertentu (William dan Clive, 1994:14).
Dari unsur-unsur diatas dapat disimpulkan bahwa opini tidak bias
dilepaskan dari kepercayaan, nilai, dan pengharapan seseorang. Hal ini
dikarenaka ketiga unsur tersebut mempunyai peranan dalam membentuk opini
seseorang.
Secara sederhana, opini didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau sikap
terhadap rangsangan (stimuli) yang diberikan, kemudian timbul respon dari
komunikan dan setelah itu mengalami proses yang dinamakan dengan opini.
Oleh sebab itu, opini perlu dikaji, dipahami dan dipergunakan karena
mempunyai kekuatan tersendiri.
Opini itu sendiri tidak mempunyai tingkatan atau strata, namun
mempunyai arah yaitu :
1. Opini positif : Jika individu memberikan pernyataan setuju
2. Opini netral : Jika individu memberikan pernyataan ragu-ragu
3. Opini negatif : Jika individu memberikan pernyataan tidak setuju (Effendy,
1993:85)
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa opini merupakan
ekspresi tentang sikap (kecenderungan untuk memberika respon) terhadap
suatu masalah atau situasi tertentu dan dapat berupa pernyataan yang
diucapkan atau tulisan sebagai jawaban yang diucapkan atau diberikan oleh
individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan
beberapa pernyataan yang dipermasalahkan.
2.9Ker angka Ber fik ir
Dari semula media komunikasi yang ada, salah satunya televisi dan radio
yang mempunyai pengaruh paling kuat pada kehidupan manusia. Televisi
dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dibanding
media massa yang lain yaitu dapat disajikan dalam bentuk audio dan visual.
Dapat menggambarkan suatu peristiwa secara langsung dan tidak mengenal
jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota, di suatu Negara yang satu dapat
ditonton dengan baik di Negara lain tanpa mengenal rintangan berupa laut
ataupun jurang (Effendy,2000:176-177).
Melalui media televisi dan radio, masyarakat dapat menyaksikan
program-program acara mulai hiburan sampai berita (news) yang disuguhkan oleh
stasiun televisi. Apalagi sekarang semakin banyak stasiun televisi dan radio
yang bermunculan untuk memutar dan berlomba-lomba menyuguhkan banyak
sekali program acara yang dikemas semenarik mungkin, sehingga membuat
masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Pada televisi maupun radio yang pernah memutarkan lagu “Hamil
Duluan”, yang merupakan lagu yang dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) Jawa Timur. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa