i
PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN KOTAGEDE
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )
Program Studi Farmasi
Oleh : Nelly Wulandari NIM : 108114057
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
BUKAN DENGAN KEKUATANKU
KU DAPAT JALANI HIDUPKU
TANPA TUHAN YANG DI SAMPINGKU
KU TAK MAMPU SENDIRI
ENGKAULAH KUATKU
YANG MENOPANGKU
For of Him, and through Him, and to Him, are all things:
to whom be glory forever. Amen.
Romans 11:36
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus Yang Hidup Dan Berkuasa Papah dan mamah terkasih
v
PRAKATA
Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala cinta, berkat, kesempatan dan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Demografi
Terhadap Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Pada
Anak Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Tahun 2013”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang mudah. Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Semua responden di Kecamatan Kotagede yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian.
vi
5. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
6. Teman-teman seperjuangan, Sonia Efrina Agusta Saemani, Khristina Julita Pintani, Febriaty Ivana Margaret Toewak dan Lydia Eryana Puthi HE, yang selalu saling menyemangati dan mendukung selama proses penelitian.
7. Sahabat-sahabat luar biasa yang selalu mendukung : Adit, Mayang, Febby, Jepe, Defi, Lenny, Tyas, Odex, VG.56fide, FKK A 2010 dan teman-teman KKN Randusari 2013.
8. Ongky Daniel Wiweko yang dengan sabar selalu menemani, menyemangati dan mengingatkan selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut ambil bagian dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat
berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada
masyarakat terutama mengenai penggunaan Multivitamin pada anak.
Yogyakarta,06 Agustus 2014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PRAKATA... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
INTISARI ... xvii
ABSTRACT... xviii
BAB I PENGANTAR... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan ... 4
2. Keaslian penelitian... 4
3. Manfaat penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 6
x
2. Tujuan khusus ... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 7
A. Data Monografi Kecamatan Kotagede... 7
B. Pengetahuan ... 7
1. Pengertian pengetahuan ... 7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 8
3. Tingkat pengetahuan ... 12
4. Pengukuran pengetahuan ... 14
C. Multivitamin ... 15
D. Landasan Teori... 16
E. Hipotesis ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18
B. Variabel Penelitian... 18
1. Variabel bebas (independent) ... 18
2. Variabel tergantung (dependent) ... 18
C. Definisi Operasional ... 19
D. Subyek Penelitian dan Sampling... 19
1. Subyek penelitian ... 19
2. Sampling... 20
E. Instrumen Penelitian ... 22
F. Tata Cara Penelitian ... 24
1. Penentuan lokasi ... 24
2. Pengurusan ijin ... 24
3. Pembuatan instrumen penelitian... 24
4. Penyebaran kuisioner... 26
xi
G. Analisis Hasil Penelitian ... 28
H. Kelemahan Penelitian ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Deskriptif Karakteristik Demografi Responden ... 31
B. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Multivitamin Anak ... 39
C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN... 51
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden
dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable ... 23
Tabel II. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan karakteristik
demografi ... 33
Tabel III. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap rentang
waktu terakhir penggunaan multivitamin ... 34
Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat
pembelian multivitamin ... 37
Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber
informasi ... 37
Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk
multivitamin yang digunakan ... 38
Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban yang menyatakan
harapan terhadap penggunaan multivitamin ... 38
Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
pengetahuan terkait penggunaan multivitamin pada anak ... 39
Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan
xiii
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
pengetahuan dan kategori usia ... 42
Tabel XI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
pengetahuan dan pendidikan terakhir ... 43
Tabel XII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
pengetahuan dan status pekerjaan ... 43
Tabel XIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka pengujian statistic hipotesis... 29
Gambar 2. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap harga
Multivitamin yang dibeli... 35
Gambar 3. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap bentuk
sediaan multivitamin yang digunakan ... 35
Gambar 4. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap frekuensi
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner penelitian ... 52
Lampiran 2. Surat ijin Bappeda ... 59
Lampiran 3. Data monografi kelurahan Rejowinangun ... 61
Lampiran 4. Data monografi kelurahan Purbayan ... 62
Lampiran 5. Data monografi kelurahan Prenggan ... 63
Lampiran 6. Uji realibilitas kuisioner... 64
Lampiran 7. Karakteristik demografi ... 66
Lampiran 8. Uji normalitas skor pengetahuan ... 69
Lampiran 9. Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel usia ... 71
Lampiran 10.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel pendidikan terakhir... 72
Lampiran 11.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel pekerjaan ... 73
Lampiran 12.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel penghasilan... 74
Lampiran 13.Informasi produk multivitamin ... 75
xvi
Lampiran 15.Jumlah pemberian aktavol ... 78
xvii
INTISARI
Orangtua cenderung memberikan multivitamin pada anaknya walaupun gizinya sudah cukup karena orangtua merasa bahwa zat-zat gizi yang ada pada makanan yang diberikan tidak mampu memenuhi kebutuhan zat gizi anak, sehingga diperlukan pengetahuan yang baik pada orangtua tentang penggunaan multivitamin secara tepat untuk menghindari masalah-masalah yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin anak pada masyarakat di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional yang dilakukan di masyarakat yang menggunakan rancangan analytical cross-sectional. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random sampling dengan teknik stratified sampling menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada 95 responden di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Data yang diperoleh adalah data primer yang akan dianalisis secara statistik analitik.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden baik (85,26%), cukup baik (14,74 %) dan pengetahuan kurang baik (1,05 %). Faktor usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan jumlah penghasilan keluarga tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan.
xviii
ABSTRACT
Parents tend to give their children more multivitamin even though the nutrition is enough because the parents felt that the nutrients exist in a given food are not able to meet the nutritional needs of children, so we need good knowledge for parents about the proper use of multivitamins to avoid the unwanted problems. This study aims to measure the level of parental knowledge related to the use of multivitamin on kids at Kotagede Subdistrict , the city of Yogyakarta.
The type of this research is observational in community which uses analytical cross-sectional design. The method used in the sampling is non-random sampling with stratified sampling technique using questionnaires as the research instrument. The sampling was conducted on 95 respondents in the Kotagede Subdistrict Yogyakarta. The data obtained are the primary data that will be analyzed statistically.
The results showed a good level of knowledge of the respondents (85.26%), fairly good (14.74%) and poor knowledge (1.05%). Factors of age, education level, employment status, and number of family income does not affect the level of knowledge.
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada dasarnya dimulai sejak dalam
kandungan dan berlangsung cepat sampai dengan usia empat tahun.
Perkembangan intelegensia mencapai 20% pada usia 2 tahun, 50% pada usia 4
tahun, 80% pada usia 8 tahun dan 100% pada usia 17 tahun. Dengan demikian,
usia sampai dengan empat tahun merupakan usia yang sangat penting dan cepat
dalam perkembangan intelegensia anak sehingga pemberian gizi yang baik pada
usia balita membantu perkembangan dan pertumbuhan yang optimal pada anak
(Bloom, 2003).
Dewasa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi suatu
permasalahan yang menjadi perhatian orangtua. Salah satu masalah yang banyak
menjadi perhatian orangtua adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak.
Permasalahan gizi pada anak merupakan permasalahan yang penting karena
menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang karena di
masa inilah periode tumbuh kembang yang paling optimal, baik untuk
inteligensinya maupun fisiknya (Akhmadi, 2009).
Orangtua cenderung memberikan multivitamin pada anaknya walaupun
gizinya sudah cukup karena orangtua merasa bahwa zat-zat gizi yang ada pada
makanan yang diberikan tidak mampu memenuhi kebutuhan zat gizi anak. Selain
itu pada saat sekarang ini banyak iklan multivitamin yang dapat mempengaruhi
sehat seperti apa yang diiklankan. Pemberian multivitamin bagi anak memang
dianjurkan jika anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan.
Karena ketika anak sedang sakit maka anak cenderung tidak nafsu makan yang
mengakibatkan asupan gizinya berkurang sedangkan tubuhnya memerlukan lebih
banyak zat gizi dari biasanya. Pada kondisi seperti inilah ibu memberikan
multivitamin pada anak. Selain itu, anak yang baru sembuh dari sakit juga perlu
diberi multivitamin. Namun bila kondisi kesehatan anak semakin membaik,
pemberian multivitamin sebaiknya dikurangi dan dihentikan (Akhmadi, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh UC Davis School of Medicine terhadap
11.000 anak berusia 2-17 tahun yang mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral
sejak 1999-2004 diperoleh data bahwa banyak anak balita dan remaja dalam
kondisi sehat di Amerika Serikat mengonsumsi suplemen yang tidak mereka
butuhkan. Penelitian tersebut juga menemukan 37% anak mengonsumsi suplemen
dengan kondisi sangat sehat, dan hanya sekitar 28% anak-anak yang berada dalam
kondisi sakit atau kurang gizi yang mengonsumsi vitamin. Di dalam penelitian
yang sama juga ditemukan bahwa sekitar 30-40% anak dengan overweight atau
berat badan berlebih mengonsumsi multivitamin (Shaikh, 2009).
Di dalam pemberian multivitamin pada anak, orangtua harus
mempertimbangkan kebutuhan anak terhadap multivitamin dan memberikan
multivitamin yang memang khusus diformulasikan untuk anak dan mudah
dikonsumsi. Bagi anak yang tengah mengidap penyakit tertentu agar pemberian
multivitamin tidak menyebabkan kontra indikasi dengan obat untuk penyakitnya.
memperhatikan efek suplemen tersebut secara periodik karena konsumsi vitamin
dan mineral dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek samping yang
bervariasi, mulai dari muntah sampai efek samping serius seperti kerusakan ginjal
(Inayah, 2008).
Data tahun 2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY, menyatakan bahwa
Kota Yogyakarta menempati jumlah populasi paling sedikit dari 5 Kabupaten
yang ada di Provinsi DIY namun, dalam masalah status gizi balita Kota
Yogyakarta menempati peringkat ke-1 untuk gizi buruk (1,35 %) dan untuk status
gizi berlebih (4,07 %). Badriyah (2013) selaku Kepala Seksi Gizi di Dinkes
Provinsi DIY, mengungkapkan bahwa gizi buruk yang terjadi di Yogyakarta tidak
disebabkan karena ekonomi yang rendah, melainkan karena penyakit penyerta
seperti diare, TBC dan lain-lain. Penyebab lainnya adalah ketika terjadi kesalahan
pola asuh dari orangtua yang biasanya menitipkan anak pada pengasuh yang
kurang mengetahui asupan gizi yang proporsional dan mengakibatkan asupan gizi
yang kurang sehingga, terkadang orangtua hanya mengandalkan multivitamin
untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi tidak paham dengan angka
kecukupan gizi yang diberikan pada anak.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta karena
jumlah kasus gizi buruk pada anak-anak yang cukup tinggi, angka kejadian gizi
buruk pada anak-anak di Kecamatan Kotagede menempati urutan keempat yaitu
1. Permasalahan :
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul permasalahan
untuk diteliti yaitu :
a. Seperti apakah karakteristik demografi orangtua yang memberikan
multivitamin pada anak ?
b. Seberapa besar tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan
multivitamin pada anak ?
c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pekerjaan,
pendidikan terakhir, dan penghasilan) terhadap tingkat pengetahuan ?
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, penelitian mengenai “Kajian
Pengetahuan Orangtua Terhadap Multivitamin Anak di Kecamatan Kotagede
Kota Yogyakarta Tahun 2013”, belum pernah dilakukan. Adapun ditemukan
beberapa penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, seperti:
a. Penelitian oleh Permatasari (2008), dengan judul “Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak di Taman Kanak-Kanak
terhadap Pemilihan Multivitamin di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek, lokasi, dan fokus penelitian.
Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian Permatasari adalah orangtua
yaitu ibu dari anak di taman kanak-kanak, sedangkan pada penelitian ini adalah
orangtua yaitu bisa ibu atau bapak dari anak, dalam rentang usia 2-12 tahun.
Kemudian lokasi penelitian yang dilakukan oleh Permatasari dilakukan di
Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Dan fokus penelitian yang dilakukan oleh
Permatasari adalah hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dari
anak di taman kanak-kanak terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan pengaruh karakteristik demografi terhadap
tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.
b. Penelitian oleh Yuri (2008), dengan judul “Sikap dan Perilaku Ibu
terhadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Taman Kanak-Kanak
Kota Bogor”. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada subjek, lokasi
dan fokus penelitian. Subjek penelitian Yuri adalah Ibu dari anak balita di Taman
Kanak-kanak sedangkan subjek penelitian ini adalah orangtua yaitu bisa ibu atau
bapak yang memiliki anak usia 2-12 tahun. Penelitian oleh Yuri dilakukan di
Bogor sedangkan penelitian ini dilakukan di Yogyakarta. Fokus penelitian yang
dilakukan oleh Yuri adalah sikap dan perilaku ibu pada anak balita terkait dengan
penggunaan multivitamin. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sekarang lebih memfokuskan pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat
pengetahuan orangtua yaitu bisa ibu atau bapak, tentang penggunaan multivitamin
pada anak.
3. Manfaat penelitian
a Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Manfaat praktis:
1. Bagi Masyarakat, untuk meningkatkan motivasi untuk mencari informasi
tentang penggunaan multivitamin pada anak dan efek samping yang akan
ditimbulkan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
2. Bagi dinas kesehatan, sebagai dasar untuk melakukan evaluasi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat khususnya orang tua sehubungan dengan
penggunaan multivitamin pada anak yang baik dan benar.
3. Bagi akademisi, sebagai dasar pengembangan materi edukasi dan
pengembangan penelitian sehubungan dengan pengetahuan masyarakat
tentang multivitamin pada anak.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang
penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta
tahun 2013.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua yang
memberikan multivitamin pada anak.
b. Untuk mengukur tingkat pengetahuan orangtua pengguna multivitamin
pada anak terkait dengan penggunaan multivitamin.
c. Untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik demografi (usia,
pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan) terhadap tingkat
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Data Monografi Kecamatan Kotagede
Kota Yogyakarta terbagi atas 14 Kecamatan dan salah satu nya adalah
Kecamatan Kotagede. Kecamatan Kotagede terbagi atas 3 Kelurahan yaitu
Kelurahan Rejowinangun, Prenggan dan Purbayan. Jumlah populasi di Kecamatan
Kotagede sebesar 33.415 orang yang terdiri dari perempuan 16.886 orang dan
laki-laki 16.529 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 10.975 KK.
Pendidikan terakhir penduduk di Kecamatan Kotagede, SD sebesar 5434
orang, SMP sebesar 4336 orang, SMA sebesar 9199 orang, Akademi / D1-D3
sebesar 1643 orang dan Sarjana (S1 - S3) sebesar 5393 orang. Jumlah penduduk
menurut mata pencaharian sebagai PNS sebesar 1089 orang, ABRI sebesar 94
orang, Swasta sebesar 4420 orang, Wiraswasta/Pedagang sebesar 841 orang dan
Pensiunan sebesar 838 orang.
B. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat
mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman,
kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga
didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan
pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster,
kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,
dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga
seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Hidayat, 2007).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Usia
Gunarso (2008) mengemukakan bahwa makin tua usia seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia
tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia
belasan tahun.
Ahmadi (2009) juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada usia-usia tertentu atau
menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu
b. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan
diklasifikasikan menjadi pendidikan tinggi: akademi/PT, pendidikan menengah:
SLTP/SLTA dan pendidikan dasar : SD. Dengan pendidikan yang tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain
maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Notoatmodjo, 2007).
Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah,
seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima
pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi, 2008).
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin baik pula pengetahuannya.
c. Pengalaman
Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap
individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. Seseorang
yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan (Hidayat,
2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperloeh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara
umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih
rendah.
3. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuanseseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
4.Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
5. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
6. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat
kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri-ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
d. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
e. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang
akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam
emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kesehatan keluarga maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kesehatan keluarga.
3. Tingkat pengetahuan
Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya
pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri atas 6 tingkat yaitu:
a. Tahu(Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap
diterima. Oleh karena itu, “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti:
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami(Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek
yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi(Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
d. Analisis(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis(Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi(Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo,
4. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
(kuisioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau
diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat
pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010).
Tingkat pengetahuan dikatakan baik jika responden mampu menjawab
pertanyaan benar 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan, tingkat
pengetahuan cukup baik jika responden mampu menjawab pertanyaan 56%
-75%, tingkat pengetahuan kurang baik jika responden menjawab pertanyaan 40%
- 55% dan tingkat pengetahuan tidak baik jika responden menjawab pertanyaan
0% - 39% (Arikunto, 2007).
Pada penelitian, pengetahuan dilakukan dengan skala diktomi
(dichotomous scale), yang merupakan sebuah instrumen (pertanyaan) untuk
mengukur pengetahuan responden terhadap sesuatu, dimana jawaban atas
pertanyaan telah disediakan. Sesuai dengan namanya, kepada responden atau
subyek peneliti disediakan 2 (dua) alternatif jawaban yang harus dipilih salah satu.
Apabila alternatif jawaban yang tersedia lebih dari dua, maka bukan lagi skala
diktomi. Pada skala diktomi, alternatif jawaban yang disediakan pada dasarnya
menggunakan pendekatan logika “benar (true)” dan “salah (false)” atau “ya (yes)”
dan “tidak (no)”. Hasil dari skala diktomi ini, bisa data yang berskala nominal
Cara mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
penilaian yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada
tiap-tiap pertanyaan yang diajukan (Nursalam, 2008).
Menurut Griffith (2014), pengetahuan yang perlu dimiliki oleh orangtua
terhadap penggunaan multivitamin pada anak adalah cara penyimpanan, dosis
maksimum sehari, efek samping, dosis pemakaian, indikasi atau kegunaan, aturan
pemakaian, cara pemberian, jenis multivitamin, dan waktu kadaluarsa (Expired
Date).
C. Multivitamin
Multivitamin termasuk dalam produk suplemen makanan karena
mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Multivitamin adalah substansi natural yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh,
berkembang dan berfungsi normal.Tapi sebenarnya vitamin sudah tercukupi
dalam makanan yang sehat, meskipun pada beberapa kondisi memang dibutuhkan
lebih misal pada masa pertumbuhan, kehamilan, gizi buruk, gangguan pencernaan
dan kondisi sakit. Perlu kehati-hatian karena multivitamin juga bisa menimbulkan
reaksi alergi. Multivitamin juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada
lambung atau meninggalkan rasa yang tidak enak di lidah (Marsetyo,2009).
Multivitamin berisi nutrisi esensial dan non-esensial bagi tubuh, berfungsi
mencegah kekurangan vitamin dan mineral tubuh. Multivitamin berisi Vitamin A,
Vitamin B-complex mencakup thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate,
Vitamin K, Calcium, Magnesium, Zinc, Iodine, Selenium, Copper, Manganese,
Chromium, Molybdenum (Marsetyo,2009).
Masing-masing vitamin dibutuhkan badan dalam jumlah tertentu.Terlalu
banyak maupun terlalu sedikit vitamin yang tersedia bagi badan, memberikan
tingkat kesehatan yang kurang. Bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi, akan
terjadi gejala-gejala yang merugikan dan kondisi demikian disebut
hypervitaminosis. Sebaliknya, bila konsumsi vitamin tidak memenuhi kebutuhan
akan terjadi juga gejala-gejala yang merugikan. Bila kadar vitamin di dalam darah
menurun, tetapi belum memberikan gejala-gejala klinik yang jelas, disebut
kondisi hypovitaminosis, sedangkan bila sudah tampak gejala-gejala klinik,
disebutavitaminosis(Sediaoetama, 2008).
D. Landasan Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia,
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Semakin tua usia seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu
bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan
tahun. Memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang
dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh (Ahmadi,
2009).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, sehingga semakin tinggi pendidikan
seseorang maka tingkat pengetahuannya semakin baik (Notoatmodjo, 2007).
Pekerjaan mempengaruhi pengetahuan ditinjau dari jenis pekerjaan yang
sering berinteraksi dengan orang lain. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga orang-orang yang bekerja cenderung memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih baik (Mubarak, 2007).
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukzup besar, maka dia akan mampu untuk
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi, sehingga semakin
tinggi penghasilan seseorang maka tingkat pengetahuannya semakin baik
(Notoatmodjo, 2007).
E. Hipotesis
H1 : Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan
multivitamin pada anak.
H2 : Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan
multivitamin pada anak.
H3 : Pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan
multivitamin pada anak.
H4 : Penghasilan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional yang dilakukan di masyarakat,
karena peneliti tidak memberikan perlakuan atau intervensi pada responden
penelitian. Rancangan penelitian ini adalah analytical cross-sectional, peneliti
akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen, kemudian akan
menganalisa data yang terkumpul untuk mencari hubungan antara variabel. Pada
penelitian ini pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung diambil
pada waktu bersamaan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent)
Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) adalah usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga.
2. Variabel tergantung (dependent)
Dalam penelitian ini variabel tergantung (dependent) adalah tingkat
pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di
C. Definisi Operasional
1. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak umur 2-12 tahun
yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.
2. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam vitamin
atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Biasanya juga
terdapat tambahan zat seperti zat penambah nafsu makan dan zat penunjang
kekebalan tubuh.
3. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar 76-100% atau 21-27 pernyataan, untuk kategori
cukup baik jika responden mampu menjawab pernyataan dengan benar
56-75% atau 16-20 pernyataan, kategori kurang baik jika responden mampu
menjawab pernyataan dengan benar 40-55% atau 11-15 pernyataan, dan untuk
kategori tidak baik jika responden menjawab pernyataan dengan benar 0-39%
atau < 11 pernyataan.
4. Karakteristik demografi responden adalah data pribadi yang meliputi usia,
pekerjaan, penghasilan, pendidikan terakhir.
D. Subyek Penelitian dan Sampling
1. Subyek Penelitian
Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam
penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yang
bersedia menjadi responden, memiliki anak 2-12 tahun yang sedang atau pernah
Yogyakarta. Multivitamin yang dimaksud adalah sediaan yang mengandung lebih
dari satu macam vitamin atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan
mineral. Biasanya juga terdapat tambahan zat seperti, zat penambah nafsu makan
dan zat penunjang kekebalan tubuh.
Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden
yang tidak lengkap mengisi kuesioner.
2. Sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random
sampling dengan teknik stratified sampling yaitu mengambil sampel dengan
memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi. Populasi dikelompokan
menjadi sub-sub populasi berdasarkan kelurahan yang ada kemudian dari
masing-masing sub selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi
proporsional.
Digunakan non random sampling karena subyek dalam penelitian ini
adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua orang
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek penelitian. Sampel dalam
penelitian ini adalah orangtua yang melakukan pemilihan dan pemberian
multivitamin pada anak. Menurut Notoadmodjo (2002) bila populasi dalam
penelitian berjumlah lebih dari 10.000 sampel, maka banyaknya sampel minimal
Keterangan:
d= derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)
z= standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)
p= proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5)
q= 1,0–p
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi (jumlah kepala keluarga tiap kecamatan)
Perhitungan sampel:
N = 95,215 responden responden
Dalam perhitungan tersebut, tingkat kepercayaan yang dikehendaki
sebesar 95% dan tingkat ketepatan instrumen adalah sebesar 10%, maka jumlah
sampel minimal yang diperoleh dengan rumus tersebut sebanyak 95,215 dan
dilakukan pembulatan menjadi 95 responden. Perhitungan sampel minimal
Kelurahan Rejowinangun = 95 33
Kelurahan Purbayan = 95 30 975
Kelurahan Prenggan = 95 32 975
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah responden yang digunakan
di Kelurahan Rejowinangun berjumlah 33 responden, Kelurahan Purbayan
berjumlah 30 responden, dan Kelurahan Prenggan berjumlah 32 responden.
E. Instrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Bagian pertama merupakan bagian kuesioner mengenai informasi penggunaan
multivitamin anak yang digunakan dengan tipe multiple choicedan open form
item. Kuesioner tersebut meliputi pertanyaan usia anak, kapan terakhir
menggunakan multivitamin, multivitamin yang sedang atau pernah digunakan,
harga multivitamin, bentuk sediaan multivitamin yang digunakan, frekuensi
pemberian, tempat memperoleh multivitamin, sumber informasi penggunaan
multivitamin dan harapan responden dalam menggunakan multivitamin.
2. Bagian kedua merupakan kuesioner dengan tipe pilihan jawaban bentuk
dichotomous scale untuk meneliti fakta-fakta mengenai pengetahuan terhadap
penggunaan multivitamin pada anak sebanyak 27 pernyataan. Pengetahuan
mengenai pengertian umum multivitamin pada pernyataan 1, 10, dan 18,
kegunaan atau indikasi pada pernyataan 2, 11, dan 20 , dosis pemakaian pada
21, penyimpanan multivitamin pada pernyataan 6, 15, dan 24, efek samping
pada pernyataan 4, 13, dan 22, cara pemberian pada pernyataan 7, 16, dan 25,
waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi
pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27.
Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu
“benar” jika menganggap benar pernyataan tersebut atau “salah” jika
menganggap pernyataan tersebut salah. Ringkasan kategori item pernyataan
pada bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable
disajikan dalam tabel I.
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorable
Pernyataan Nomor
Pengertian 1*, 10, 18*
Indikasi 2*, 11, 20*
Kandungan 3, 12*, 21*
Efek Samping 4, 13, 22*
Dosis 5, 14*, 23
Penyimpanan 6, 15*, 24
Cara Pemberian 7*, 16, 25
Tanggal Kadaluarsa 8, 17*, 26
Informasi 9*, 19, 27*
Keterangan: (*) Favorable
3. Bagian ketiga merupakan bagian kuesioner dengan bentuk open form item
yang memuat tentang data demografi responden. Data demografi responden
terdiri dari nama responden, jenis kelamin, alamat, usia responden, pendidikan
F. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Kotagede karena
Kecamatan Kotagede merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta.
Penentuan lokasi ini berdasarkan dengan undian dari 14 Kecamatan yang berada
di Kota Yogyakarta. Kecamatan Kotagede terbagi atas 3 kelurahan, yaitu
Rejowinangun, Purbayan, dan Prenggan dengan proses perijinan terlebih dahulu.
2. Pengurusan ijin
Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan surat permohonan
ijin dan proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Lalu dilanjutkan
dengan mengajukan permohonan ijin ke 7 bagian instansi yaitu Walikota
Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, kantor pemerintahan
Kecamatan Kotagede, Lurah Rejowinangun, Lurah Purbayan, Lurah Prenggan,
dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
menggunakan ijin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Data penelitian diambil
di tiap Kelurahan berdasarkan tembusan ijin dari pemerintah Kecamatan
Kotagede dengan bukti tanda tangan dari camat Kotagede pada surat ijin dari
Dinas Perizinan. Berdasarkan surat ijin tersebut, perizinan dilanjutkan ke tiga
kelurahan, dari masing-masing kelurahan diberikan ijin dengan bukti tanda tangan
oleh kepala lurah pada surat ijin dari Dinas Perizinan.
3. Pembuatan instrumen penelitian
a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3
dan “SALAH” dengan tipe dichotomous scale, dan data demografi responden.
Pertama yang dilakukan adalah membuat data diri anak yang sedang
menggunakan multivitamin dan kemudian membuat kuesioner dengan bentuk
plihan jawaban dichotomous scaleyang memuat pernyataan tentang pengetahuan
responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak. Jawaban pernyataan
terdiri dari dua alternatif jawaban, yaitu “benar” atau “salah” sebanyak 27
pernyataan dan yang terakhir membuat kuesioner dengan metodeopen form item
yang terkait dengan data demografi dari responden.
b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Arikunto, 2007). Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan content validity, yaitu menyangkut kebenaran suatu instrumen
mengukur isi dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Kemudian untuk uji
pemahaman bahasa diuji berdasarkan analisis rasional atau dengan professional
judgement, yaitu apoteker dan dokter spesialis anak. Sebelum di validasi jumlah
butir pernyataan sebanyak 22, kemudian di validasi oleh apoteker butir pernyataan
ditambah menjadi 27 nomor, yaitu 19, 21, 22, 26, dan 27. Hal di karenakan butir
pernyataan untuk menggali pengetahuan tentang kandungan, efek samping
multivitamin, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin kurang lengkap. Uji
pemahaman bahasa ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang
pemahaman bahasa dilakukan di daerah Condong Catur Sleman. Hasil uji
pemahaman bahasa dapat dikatakan baik karena tidak ada responden yang
bertanya mengenai kuesioner.
c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
Alpha Cronbachdengan taraf kepercayaan 95%, dimana uji reliabilitas dilakukan
pada responden yang tinggal bukan di Kecamatan Kotagede. Oleh karena uji
validitas menggunakanprofessional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai
α > 0,75 (Mustafa, 2009). Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden,
didapatkan hasil α = 0,767 pada bagian pengetahuan, sehingga dapat dikatakan
kuesioner telah reliabel.
4. Penyebaran kuesioner
Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner dilakukan di tiap kelurahan
diantaranya : pertemuan di Posyandu tiap kelurahan, ke sekolah-sekolah (TK dan
SD) dan dari rumah ke rumah. Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih
dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner agar
responden tidak bertanya-tanya dan bingung, apabila responden telah setuju untuk
mengisi kuesioner dalam penelitian ini maka kuesioner dapat dibagikan kepada
responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penyebaran kusioner dilakukan sendiri
oleh responden dan tiap responden diberikan satu kuesioner dan diberikan
kesempatan untuk mengerjakan kuesioner saat itu juga pada tempat penelitian.
Pertama dilakukan penyebaran kuesioner di Kelurahan Rejowinangun
selama 1 minggu, dibagikan 40 kuesioner, 30 kuesioner diisi oleh responden dan 6
kuesioner tanpa ada drop out sehingga didapatkan 33 sampel di Kelurahan
tersebut. Di Kelurahan Purbayan dibagikan 35 kuesioner, 30 kuesioner diisi oleh
responden, dan 5 kuesioner yang didrop out, kemudian hari berikutnya dibagikan
lagi 5 kuesioner tanpa adadrop out sehingga didapatkan 30 sampel di Kelurahan
tersebut. Dari 40 kuesioner yang dibagikan di Kelurahan Prenggan 37 kuesioner
diisi oleh responden dan 7 kuesioner harus didrop out,kemudian hari berikutnya
dibagikan lagi 2 responden tanpa adadrop outsehingga didapatkan 32 sampel di
Kelurahan tersebut. Dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah
peneliti mendapatkan sampel sebanyak jumlah sampel minimal per kelurahan.
5. Pengolahan Data
Peneliti memeriksa kuesioner untuk mengetahui apakah responden masuk
dalam kriteria inklusi atau tidak. Jika responden tersebut masuk dalam kriteria
inklusi, data dapat dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja. Kemudian diberi
kode pada jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anak,
produk multivitamin yang digunakan, harapan penggunaan multivitamin, harga
multivitamin, tempat memperoleh, sumber informasi penggunaan multivitamin,
frekuensi pemberian, bentuk sediaan, dan kapan terakhir menggunakan
multivitamin. Selanjutnya, karakteristik demografi dan informasi penggunaan
multivitamin dapat dihitung.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengaruh karakteristik
demografi responden terhadap tingkat pengetahuan, dilakukan dengan cara
memberikan skoring pada masing-masing jawaban responden. Kemudian,
kerja lalu dihitung berapa banyak responden yang menjawab benar. Pemberian
skor pada pernyataan pengetahuan diberi skor 0 dan 1. Skor 0 menunjukkan
jawaban responden yang salah dan skor 1 menunjukkan jawaban responden yang
benar (Nursalam, 2008).
Setelah menghitung jawaban responden yang benar lalu skor tersebut
dikategorikan dalam tingkat pengetahuan baik jika menjawab benar 21-27
pernyataan, pengetahuan cukup baik jika menjawab benar 16-20 pernyataan,
pengetahuan kurang baik jika menjawab benar 11-15 pernyataan, dan
pengetahuan tidak baik jika menjawab benar < 11 pernyataan.
Untuk pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan,
setelah skor pernyataan sudah dikategorikan dalam pengetahuan baik,cukup baik,
dan kurang baik, kemudian dilakukan uji statistik menggunakan Uji Chi-Square
agar dapat diketahui apakah karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan.
G. Analisis Hasil Penelitian
Hasil dari pengelompokkan karakteristik demografi dan informasi
penggunaan multivitamin anak dihitung dalam bentuk persentase yang
ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram untuk mendeskripsikan fakta-fakta
yang tertulis dalam kuesioner. Perhitungan persentase menggunakan rumus :
% = × 100%
Keterangan : P = persentase jawaban, A = jumlah jawaban yang sejenis, dan B =
Analisis hasil penelitian terkait dengan pengaruh karakateristik demografi
terhadap tingkat pengetahuan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu baik,
cukup baik, kurang baik dan tidak baik, namun dalam penelitian ini hanya
digunakan 2 kategori yaitu baik dan cukup baik, setelah itu membandingkan
dengan cara sebagai berikut :
1. Usia responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H1
diterima.
2. Pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H2
diterima.
3. Pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H3
diterima.
4. Penghasilan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H4
diterima.
H. Kelemahan Penelitian
Dalam penelitian ini uji validitas secara statistik sudah dilakukan (validitas
konstruk) sebanyak 4 kali, namun hasil yang didapatkan selalu tidak valid,
sehingga peneliti hanya melakukan uji validitas content. Kemudian, jumlah
responden dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimal, seharusnya
jumlah sampel minimal hanya digunakan untuk 1 kelompok dari masing-masing
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi masyarakat yang menjadi responden dalam
penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah
penghasilan keluarga, jumlah anak dan waktu terakhir penggunaan multivitamin
pada anak. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 95 responden yang
berasal dari tiga kelurahan.
Pada penelitian ini lebih banyak perempuan sebagai responden karena
responden perempuan merupakan ibu dari anak-anak yang menggunakan
multivitamin yang terlibat secara langsung dalam penggunaan multivitamin pada
anak. Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2013), seorang ibu memiliki peranan
penting untuk mengatur dan merencanakan menu makanan yang sehat dan bergizi
bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya memenuhi zat gizi yang diperlukan.
Minimal usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah
responden dengan usia 20 tahun dan sudah menikah. Pembagian usia responden
yaitu berdasarkan kategori usia dewasa menurut Papila, Olds dan Feldman (2009)
yang dibagi dalam tiga kelompok usia yaitu dewasa muda (20-40 tahun), dewasa
tengah (40-65 tahun) dan dewasa tua (65 tahun keatas).
Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pengetahuan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka sangat diharapkan semakin tinggi pula
pengetahuan orang tersebut mengenai gizi dan kesehatan. Pendidikan yang tinggi
zat-zat gizi yang seimbang. Adanya pola makan yang baik dapat mengurangi
bahkan mencegah dari timbulnya masalah yang tidak diinginkan mengenai gizi
dan kesehatan (Apriadji, 2008). Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi, akan mudah dalam menyerap dan menerapkan informasi gizi, sehingga
diharapkan dapat menimbulkan perilaku dan gaya hidup yang sesuai dengan
informasi yang didapatkan mengenai gizi dan kesehatan. Tingkat pendidikan
sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan (Almatsier, 2009).
Status pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga saling berkaitan satu
dengan yang lain. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer seperti makanan maupun yang sekunder. Tingkat penghasilan juga
ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli dengan adanya tambahan
penghasilan (Adriani dan Wirjatmadi, 2013).
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Adapun keluarga dengan
keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan
mengakibatkan berkurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, seperti
makanan dan makanan tambahan yang diperlukan oleh anak (Adriani dan
Tabel II. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan karakteristik
Perempuan 82 86, 3
Laki-laki 13 13,7
Usia 20-40 tahun 83 87,4
41-54 tahun 12 12,6
Pendidikan
Pekerjaan PNS 5 5,3
Wiraswasta 12 12,6
< Rp. 1.100.000, 00 30 31,6 Rp. 1.100.000, 00–Rp.
>Rp. 4.400.000, 00 7 7,4
Jumlah anak Anak 1 43 45,3
Anak 2 43 45,3
Anak 3 8 8,4
1. Rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin
Dalam penelitian ini, ada 3 kategori waktu terakhir penggunaan
multivitamin untuk memenuhi kriteria inklusi dari responden, yaitu penggunaan
multivitamin < 1 bulan, 1-3 bulan dan 3-6 bulan. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan responden untuk mengingat sepanjang 6 bulan kebelakang dan
untuk menghindari adanyarecall bias.Sehingga responden dengan waktu terakhir
penggunaan multivitamin pada anak > 6 bulan akan didrop out.Rangkuman hasil
penelitian disajikan dalam Tabel III.
Tabel III. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin
Waktu terakhir penggunaan multivitamin
Jumlah Responden Persentase (%)
<1 bulan 57 60
1-3 bulan 9 9,5
3-6 bulan 29 30,5
Jumlah 95 100
2. Harga Multivitamin
Variasi harga yang digunakan oleh responden untuk mendapatkan
multivitamin terdiri dari 5 kategori harga dan yang paling banyak digunakan
adalah multivitamin dengan harga Rp. 10.000, 00 – Rp. 20.000, 00 yaitu
sebanyak 40 %, Hal ini sesuai dengan karakteristik demografi masyarakat
kecamatan Kotagede yang kebanyakan memiliki penghasilan keluarga ≤Rp.
1.100.000, 00 yaitu sebanyak 33 reponden (34,4 %). Rangkuman hasil penelitian
Gambar 2. Propor
Gambar 3. Proporsi r
Rp.30.000
-oporsi responden (%) berdasarkan jawaban terh multivitamin yang dibeli
aan
diaan multivitamin anak yang paling banyak
h multivitamin cair/sirup. Menurut Zulaekah da
kesukaan terhadap suplemen menunjukkan bahw
menyukai warna, rasa dan aroma supleme
uk lainnya. Rangkuman hasil penelitian disajikan
4. Frekuensi pemb
Masih terdapa
kali sehari, padahal
sering dapat menim
apotek untuk mend
semakin terdidik da
obat sehingga kebut
lebih tinggi. Rangkum
mberian multivitamin
pat responden yang memberikan multivitamin
hal menurut Inayah (2008) pemberian multivitam
nimbulkan efek yang tidak diinginkan terhadap
n vitamin tertentu dan terjadi kerusakan ginjal. R
kan dalam Gambar 4.
orsi responden (%) berdasarkan jawaban terhad pemberian multivitamin
belian multivitamin
61 responden (64,21 %) membeli multivita
oetama (2008), masyarakat lebih memilih me
endapatkan obat-obat untuk pengobatan sendi
k dan kritis dalam memilih layanan kesehatan
butuhan untuk mendapatkan informasi tentan
ngkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel I
1 kali sehari 92% 2-3 kali sehari
8%
in untuk anak 2-3
vitamin yang terlalu
ap kesehatan anak
. Rangkuman hasil
hadap frekuensi
vitamin di apotek.
membeli obat ke
ndiri. Masyarakat
an dan jenis-jenis
ntang obat menjadi
Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat pembelian multivitamin
Tempat pembelian multivitamin Jumlah responden
Apotek 61
Puskesmas / RS 4
Toko obat 10
Supermarket 19
Agen tertentu (MLM) 0
Lainnya (Resep dokter) 1
6. Sumber informasi
Sebanyak 48 responden (50,53 %) mendapatkan informasi terkait
penggunaan multivitamin anak dari tenaga kesehatan (dokter, apoteker, bidan, dan
perawat). Menurut Sediaoetama (2008), tenaga kesehatan memiliki peranan
penting dalam memberikan informasi yang tepat dan benar mengenai pengobatan
yang akan dipilih oleh masyarakat. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam
Tabel V.
Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber informasi Sumber informasi Jumlah responden
Keluarga/ teman 29
Tenaga kesehatan 48
Iklan 20
Lainnya (inisiatif sendiri) 2
7. Produk Multivitamin Yang Banyak Digunakan
Multivitamin yang paling banyak digunakan oleh responden adalah
Curcuma Plus® yaitu sebanyak 38 responden. Padahal harapan orangtua
kebanyakan adalah untuk menjaga daya tahan tubuh anak pada penggunaan
Curcuma Plus sebanyak 73,68%. Hal ini tidak sesuai dengan indikasi
multivitamin tersebut yaitu untuk menambah nafsu makan anak. Dapat
memperhatikan indikasi dari setiap multivitamin. Rangkuman hasil penelitian
disajikan dalam Tabel VI.
Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk multivitamin yang digunakan
Produk Multivitamin Jumlah Responden
Curcuma Plus® 38
8. Harapan Responden Dalam Penggunaan Multivitamin Pada Anak
Harapan yang diinginkan responden dalam penggunaan multivitamin
adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Menurut Adriani dan Wirjatmadi
(2013) orangtua yang terlalu mengkhawatirkan kesehatan anaknya cenderung
memberikan asupan tambahan untuk menjaga kekebalan tubuh anak-anak mereka.
Sehingga banyak orangtua memilih multivitamin yang memiliki indikasi untuk
menjaga daya tahan tubuh anak. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam
Tabel VII.
Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban yang menyatakan harapan terhadap penggunaan multivitamin
Harapan Jumlah Responden
Kekebalan Tubuh Anak 74
Nafsu makan meningkat 36
Menyembuhkan penyakit 7
B. Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Anak
Dari hasil penelitian ini, tingkat pengetahuan dengan kategori baik
memiliki persentase yang paling besar sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat di Kecamatan Kotagede tergolong baik.
Pengetahuan masyarakat tentang peggunaan multivitamin sudah baik
namun tetap perlu ditingkatkan lagi sehingga orangtua tetap mengerti bagaimana
seharusnya memberikan multivitamin yang baik untuk anak-anak mereka.
Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan terkait penggunaan multivitamin pada anak
Pengetahuan Jumlah responden Persentase (%)
Baik 81 85,26
Cukup Baik 13 13,69
Kurang Baik 1 1,05
Total 95 100
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang
menjawab benar pada 9 kategori yaitu pengertian umum multivitamin, indikasi,
dosis pemakaian, kandungan, penyimpanan, efek samping, cara pemberian, waktu
kadaluarsa, dan informasi pemilihan multivitamin tergolong baik karena total
persentase responden yang menjawab benar yaitu sebesar 85,26 %.
Informasi yang paling banyak belum diketahui oleh responden adalah
tentang efek samping penggunaan multivitamin, dikarenakan dari 9 kategori
tersebut persentase efek samping adalah yang terendah (57,54 %) dibandingkan
responden mengenai efek samping penggunaan multivitamin dalam jangka
panjang.
Informasi tentang multivitamin yang paling banyak diketahui adalah
tentang kandungan multivitamin dengan persentase jawaban benar yaitu 95,44 %
dikarenakan responden telah mengetahui kandungan multivitamin yang ada dari
kemasan multivitamin tersebut ataupun dari berbagai sumber informasi yang
mereka dapatkan seperti iklan dan lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa
responden di Kecamatan Kotagede telah banyak memahami dan mengetahui
kandungan dari multivitamin anak.
Pemberian informasi pada masyarakat mengenai penggunaan multivitamin
anak di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta yang paling utama adalah tentang
efek samping penggunaan multivitamin jangka panjang. Informasi yang
selanjutnya diberikan adalah indikasi, informasi pemilihan multivitamin, cara
pemberian, penyimpanan, dosis pemakaian, pengertian, waktu kadaluarsa dan
kandungan multivitamin. Rangkuman jawaban responden pada pernyataan
Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan
2. Indikasi 2,11,20 76.14 23.86
3 Dosis pemakaian 5,14,23 89.47 10.53
4. Kandungan 3,12,21 95.44 4.56
5. Penyimpanan 6,15,24 89.12 10.88
6. Efek samping 4,13,22 57.54 42.46
7. Cara pemberian 7,16,25 87.01 12,99
8. Waktu kadaluarsa 8,17,26 95.09 4.91
9. Informasi pemilihan multivitamin
9,19,27 82.80 17.20
Nilai Total (27 soal) 85.03 14.97
Hasil penelitian menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada
bagian pengetahuan karena nilai signifikan yang didapat yaitu 0,005 (p > 0,05),
sehingga dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji
nonparametric dengan interpretasi hasil menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini > 50 responden
C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan
1. Pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan
Dari hasil penelitian ini, kategori usia 20 – 40 tahun adalah responden
yang memiliki pengetahuan baik dengan persentase 85,54 %. Hal ini dikarenakan
pengetahuan lebih baik daripada responden yang memiliki usia lebih lanjut
(Ahmadi, 2009). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel X.
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan kategori usia
Kategori usia Tingkat pengetahuan
Baik Cukup baik
∑ % ∑ %
20–40 tahun 71 85,5 12 14,5
41–54 tahun 10 83,3 2 16,7
Berdasarkan uji statistik yang membandingkan usia responden dengan
tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Fisher's
Exact Test, p = 0,560). Dengan demikian, usia tidak mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak
2. Pengaruh pendidikan terakhir terhadap tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan tinggi adalah responden
yang memiliki tingkat pendidikan terakhir ≥ SMA. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon
yang datang dari luar. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin
banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan (Nursalam, 2008). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam