• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN KOTAGEDE

KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )

Program Studi Farmasi

Oleh : Nelly Wulandari NIM : 108114057

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

BUKAN DENGAN KEKUATANKU

KU DAPAT JALANI HIDUPKU

TANPA TUHAN YANG DI SAMPINGKU

KU TAK MAMPU SENDIRI

ENGKAULAH KUATKU

YANG MENOPANGKU

For of Him, and through Him, and to Him, are all things:

to whom be glory forever. Amen.

Romans 11:36

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus Yang Hidup Dan BerkuasaPapah dan mamah terkasih

(5)

v

PRAKATA

Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala cinta, berkat, kesempatan dan pertolongan-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Demografi

Terhadap Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Pada

Anak Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Tahun 2013”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang mudah. Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini

menjadi lebih baik.

3. Semua responden di Kecamatan Kotagede yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian.

(6)

vi

5. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

6. Teman-teman seperjuangan, Sonia Efrina Agusta Saemani, Khristina Julita Pintani, Febriaty Ivana Margaret Toewak dan Lydia Eryana Puthi HE, yang selalu saling menyemangati dan mendukung selama proses penelitian.

7. Sahabat-sahabat luar biasa yang selalu mendukung : Adit, Mayang, Febby, Jepe, Defi, Lenny, Tyas, Odex, VG.56fide, FKK A 2010 dan teman-teman KKN Randusari 2013.

8. Ongky Daniel Wiweko yang dengan sabar selalu menemani, menyemangati dan mengingatkan selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut ambil bagian dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada

masyarakat terutama mengenai penggunaan Multivitamin pada anak.

Yogyakarta,06 Agustus 2014

(7)
(8)
(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

INTISARI ... xvii

ABSTRACT... xviii

BAB I PENGANTAR... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan ... 4

2. Keaslian penelitian... 4

3. Manfaat penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 6

(10)

x

2. Tujuan khusus ... 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 7

A. Data Monografi Kecamatan Kotagede... 7

B. Pengetahuan ... 7

1. Pengertian pengetahuan ... 7

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 8

3. Tingkat pengetahuan ... 12

4. Pengukuran pengetahuan ... 14

C. Multivitamin ... 15

D. Landasan Teori... 16

E. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18

B. Variabel Penelitian... 18

1. Variabel bebas (independent) ... 18

2. Variabel tergantung (dependent) ... 18

C. Definisi Operasional ... 19

D. Subyek Penelitian dan Sampling... 19

1. Subyek penelitian ... 19

2. Sampling... 20

E. Instrumen Penelitian ... 22

F. Tata Cara Penelitian ... 24

1. Penentuan lokasi ... 24

2. Pengurusan ijin ... 24

3. Pembuatan instrumen penelitian... 24

4. Penyebaran kuisioner... 26

(11)

xi

G. Analisis Hasil Penelitian ... 28

H. Kelemahan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskriptif Karakteristik Demografi Responden ... 31

B. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Multivitamin Anak ... 39

C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN... 51

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden

dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable ... 23

Tabel II. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan karakteristik

demografi ... 33

Tabel III. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap rentang

waktu terakhir penggunaan multivitamin ... 34

Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat

pembelian multivitamin ... 37

Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber

informasi ... 37

Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk

multivitamin yang digunakan ... 38

Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban yang menyatakan

harapan terhadap penggunaan multivitamin ... 38

Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat

pengetahuan terkait penggunaan multivitamin pada anak ... 39

Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan

(13)

xiii

Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat

pengetahuan dan kategori usia ... 42

Tabel XI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat

pengetahuan dan pendidikan terakhir ... 43

Tabel XII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat

pengetahuan dan status pekerjaan ... 43

Tabel XIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka pengujian statistic hipotesis... 29

Gambar 2. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap harga

Multivitamin yang dibeli... 35

Gambar 3. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap bentuk

sediaan multivitamin yang digunakan ... 35

Gambar 4. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap frekuensi

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner penelitian ... 52

Lampiran 2. Surat ijin Bappeda ... 59

Lampiran 3. Data monografi kelurahan Rejowinangun ... 61

Lampiran 4. Data monografi kelurahan Purbayan ... 62

Lampiran 5. Data monografi kelurahan Prenggan ... 63

Lampiran 6. Uji realibilitas kuisioner... 64

Lampiran 7. Karakteristik demografi ... 66

Lampiran 8. Uji normalitas skor pengetahuan ... 69

Lampiran 9. Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel usia ... 71

Lampiran 10.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel pendidikan terakhir... 72

Lampiran 11.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel pekerjaan ... 73

Lampiran 12.Uji Chi-Square terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel penghasilan... 74

Lampiran 13.Informasi produk multivitamin ... 75

(16)

xvi

Lampiran 15.Jumlah pemberian aktavol ... 78

(17)

xvii

INTISARI

Orangtua cenderung memberikan multivitamin pada anaknya walaupun gizinya sudah cukup karena orangtua merasa bahwa zat-zat gizi yang ada pada makanan yang diberikan tidak mampu memenuhi kebutuhan zat gizi anak, sehingga diperlukan pengetahuan yang baik pada orangtua tentang penggunaan multivitamin secara tepat untuk menghindari masalah-masalah yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin anak pada masyarakat di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional yang dilakukan di masyarakat yang menggunakan rancangan analytical cross-sectional. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random sampling dengan teknik stratified sampling menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada 95 responden di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Data yang diperoleh adalah data primer yang akan dianalisis secara statistik analitik.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden baik (85,26%), cukup baik (14,74 %) dan pengetahuan kurang baik (1,05 %). Faktor usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan jumlah penghasilan keluarga tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan.

(18)

xviii

ABSTRACT

Parents tend to give their children more multivitamin even though the nutrition is enough because the parents felt that the nutrients exist in a given food are not able to meet the nutritional needs of children, so we need good knowledge for parents about the proper use of multivitamins to avoid the unwanted problems. This study aims to measure the level of parental knowledge related to the use of multivitamin on kids at Kotagede Subdistrict , the city of Yogyakarta.

The type of this research is observational in community which uses analytical cross-sectional design. The method used in the sampling is non-random sampling with stratified sampling technique using questionnaires as the research instrument. The sampling was conducted on 95 respondents in the Kotagede Subdistrict Yogyakarta. The data obtained are the primary data that will be analyzed statistically.

The results showed a good level of knowledge of the respondents (85.26%), fairly good (14.74%) and poor knowledge (1.05%). Factors of age, education level, employment status, and number of family income does not affect the level of knowledge.

(19)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada dasarnya dimulai sejak dalam

kandungan dan berlangsung cepat sampai dengan usia empat tahun.

Perkembangan intelegensia mencapai 20% pada usia 2 tahun, 50% pada usia 4

tahun, 80% pada usia 8 tahun dan 100% pada usia 17 tahun. Dengan demikian,

usia sampai dengan empat tahun merupakan usia yang sangat penting dan cepat

dalam perkembangan intelegensia anak sehingga pemberian gizi yang baik pada

usia balita membantu perkembangan dan pertumbuhan yang optimal pada anak

(Bloom, 2003).

Dewasa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi suatu

permasalahan yang menjadi perhatian orangtua. Salah satu masalah yang banyak

menjadi perhatian orangtua adalah masalah pemenuhan gizi bagi anak.

Permasalahan gizi pada anak merupakan permasalahan yang penting karena

menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang karena di

masa inilah periode tumbuh kembang yang paling optimal, baik untuk

inteligensinya maupun fisiknya (Akhmadi, 2009).

Orangtua cenderung memberikan multivitamin pada anaknya walaupun

gizinya sudah cukup karena orangtua merasa bahwa zat-zat gizi yang ada pada

makanan yang diberikan tidak mampu memenuhi kebutuhan zat gizi anak. Selain

itu pada saat sekarang ini banyak iklan multivitamin yang dapat mempengaruhi

(20)

sehat seperti apa yang diiklankan. Pemberian multivitamin bagi anak memang

dianjurkan jika anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan.

Karena ketika anak sedang sakit maka anak cenderung tidak nafsu makan yang

mengakibatkan asupan gizinya berkurang sedangkan tubuhnya memerlukan lebih

banyak zat gizi dari biasanya. Pada kondisi seperti inilah ibu memberikan

multivitamin pada anak. Selain itu, anak yang baru sembuh dari sakit juga perlu

diberi multivitamin. Namun bila kondisi kesehatan anak semakin membaik,

pemberian multivitamin sebaiknya dikurangi dan dihentikan (Akhmadi, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh UC Davis School of Medicine terhadap

11.000 anak berusia 2-17 tahun yang mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral

sejak 1999-2004 diperoleh data bahwa banyak anak balita dan remaja dalam

kondisi sehat di Amerika Serikat mengonsumsi suplemen yang tidak mereka

butuhkan. Penelitian tersebut juga menemukan 37% anak mengonsumsi suplemen

dengan kondisi sangat sehat, dan hanya sekitar 28% anak-anak yang berada dalam

kondisi sakit atau kurang gizi yang mengonsumsi vitamin. Di dalam penelitian

yang sama juga ditemukan bahwa sekitar 30-40% anak dengan overweight atau

berat badan berlebih mengonsumsi multivitamin (Shaikh, 2009).

Di dalam pemberian multivitamin pada anak, orangtua harus

mempertimbangkan kebutuhan anak terhadap multivitamin dan memberikan

multivitamin yang memang khusus diformulasikan untuk anak dan mudah

dikonsumsi. Bagi anak yang tengah mengidap penyakit tertentu agar pemberian

multivitamin tidak menyebabkan kontra indikasi dengan obat untuk penyakitnya.

(21)

memperhatikan efek suplemen tersebut secara periodik karena konsumsi vitamin

dan mineral dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek samping yang

bervariasi, mulai dari muntah sampai efek samping serius seperti kerusakan ginjal

(Inayah, 2008).

Data tahun 2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY, menyatakan bahwa

Kota Yogyakarta menempati jumlah populasi paling sedikit dari 5 Kabupaten

yang ada di Provinsi DIY namun, dalam masalah status gizi balita Kota

Yogyakarta menempati peringkat ke-1 untuk gizi buruk (1,35 %) dan untuk status

gizi berlebih (4,07 %). Badriyah (2013) selaku Kepala Seksi Gizi di Dinkes

Provinsi DIY, mengungkapkan bahwa gizi buruk yang terjadi di Yogyakarta tidak

disebabkan karena ekonomi yang rendah, melainkan karena penyakit penyerta

seperti diare, TBC dan lain-lain. Penyebab lainnya adalah ketika terjadi kesalahan

pola asuh dari orangtua yang biasanya menitipkan anak pada pengasuh yang

kurang mengetahui asupan gizi yang proporsional dan mengakibatkan asupan gizi

yang kurang sehingga, terkadang orangtua hanya mengandalkan multivitamin

untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi tidak paham dengan angka

kecukupan gizi yang diberikan pada anak.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta karena

jumlah kasus gizi buruk pada anak-anak yang cukup tinggi, angka kejadian gizi

buruk pada anak-anak di Kecamatan Kotagede menempati urutan keempat yaitu

(22)

1. Permasalahan :

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul permasalahan

untuk diteliti yaitu :

a. Seperti apakah karakteristik demografi orangtua yang memberikan

multivitamin pada anak ?

b. Seberapa besar tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak ?

c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pekerjaan,

pendidikan terakhir, dan penghasilan) terhadap tingkat pengetahuan ?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, penelitian mengenai “Kajian

Pengetahuan Orangtua Terhadap Multivitamin Anak di Kecamatan Kotagede

Kota Yogyakarta Tahun 2013”, belum pernah dilakukan. Adapun ditemukan

beberapa penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, seperti:

a. Penelitian oleh Permatasari (2008), dengan judul “Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak di Taman Kanak-Kanak

terhadap Pemilihan Multivitamin di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek, lokasi, dan fokus penelitian.

Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian Permatasari adalah orangtua

yaitu ibu dari anak di taman kanak-kanak, sedangkan pada penelitian ini adalah

orangtua yaitu bisa ibu atau bapak dari anak, dalam rentang usia 2-12 tahun.

Kemudian lokasi penelitian yang dilakukan oleh Permatasari dilakukan di

(23)

Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Dan fokus penelitian yang dilakukan oleh

Permatasari adalah hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dari

anak di taman kanak-kanak terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan

penelitian ini lebih memfokuskan pengaruh karakteristik demografi terhadap

tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.

b. Penelitian oleh Yuri (2008), dengan judul “Sikap dan Perilaku Ibu

terhadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Taman Kanak-Kanak

Kota Bogor”. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada subjek, lokasi

dan fokus penelitian. Subjek penelitian Yuri adalah Ibu dari anak balita di Taman

Kanak-kanak sedangkan subjek penelitian ini adalah orangtua yaitu bisa ibu atau

bapak yang memiliki anak usia 2-12 tahun. Penelitian oleh Yuri dilakukan di

Bogor sedangkan penelitian ini dilakukan di Yogyakarta. Fokus penelitian yang

dilakukan oleh Yuri adalah sikap dan perilaku ibu pada anak balita terkait dengan

penggunaan multivitamin. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sekarang lebih memfokuskan pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat

pengetahuan orangtua yaitu bisa ibu atau bapak, tentang penggunaan multivitamin

pada anak.

3. Manfaat penelitian

a Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan

(24)

b. Manfaat praktis:

1. Bagi Masyarakat, untuk meningkatkan motivasi untuk mencari informasi

tentang penggunaan multivitamin pada anak dan efek samping yang akan

ditimbulkan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

2. Bagi dinas kesehatan, sebagai dasar untuk melakukan evaluasi pelayanan

kesehatan kepada masyarakat khususnya orang tua sehubungan dengan

penggunaan multivitamin pada anak yang baik dan benar.

3. Bagi akademisi, sebagai dasar pengembangan materi edukasi dan

pengembangan penelitian sehubungan dengan pengetahuan masyarakat

tentang multivitamin pada anak.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang

penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta

tahun 2013.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua yang

memberikan multivitamin pada anak.

b. Untuk mengukur tingkat pengetahuan orangtua pengguna multivitamin

pada anak terkait dengan penggunaan multivitamin.

c. Untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik demografi (usia,

pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan) terhadap tingkat

(25)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Data Monografi Kecamatan Kotagede

Kota Yogyakarta terbagi atas 14 Kecamatan dan salah satu nya adalah

Kecamatan Kotagede. Kecamatan Kotagede terbagi atas 3 Kelurahan yaitu

Kelurahan Rejowinangun, Prenggan dan Purbayan. Jumlah populasi di Kecamatan

Kotagede sebesar 33.415 orang yang terdiri dari perempuan 16.886 orang dan

laki-laki 16.529 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 10.975 KK.

Pendidikan terakhir penduduk di Kecamatan Kotagede, SD sebesar 5434

orang, SMP sebesar 4336 orang, SMA sebesar 9199 orang, Akademi / D1-D3

sebesar 1643 orang dan Sarjana (S1 - S3) sebesar 5393 orang. Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian sebagai PNS sebesar 1089 orang, ABRI sebesar 94

orang, Swasta sebesar 4420 orang, Wiraswasta/Pedagang sebesar 841 orang dan

Pensiunan sebesar 838 orang.

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat

mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman,

kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga

didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

(26)

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan

pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari

pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster,

kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,

dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga

seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Hidayat, 2007).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Usia

Gunarso (2008) mengemukakan bahwa makin tua usia seseorang maka

proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia

tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia

belasan tahun.

Ahmadi (2009) juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat

seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada

bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada usia-usia tertentu atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu

(27)

b. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan

diklasifikasikan menjadi pendidikan tinggi: akademi/PT, pendidikan menengah:

SLTP/SLTA dan pendidikan dasar : SD. Dengan pendidikan yang tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain

maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Notoatmodjo, 2007).

Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah,

seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima

pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi, 2008).

Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula

menentukan mudah tidaknya seseorang menerap dan memahami pengetahuan

yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin baik pula pengetahuannya.

c. Pengalaman

Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap

individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. Seseorang

yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan (Hidayat,

2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi

(28)

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperloeh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara

umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan

lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih

rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuanseseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

4.Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu

untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

(29)

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru

diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat

kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri-ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.

Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan

(30)

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

e. Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang

akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai

budaya untuk menjaga kesehatan keluarga maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kesehatan keluarga.

3. Tingkat pengetahuan

Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya

pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri atas 6 tingkat yaitu:

a. Tahu(Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap

(31)

diterima. Oleh karena itu, “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami(Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek

yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi(Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

d. Analisis(Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis(Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi(Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo,

(32)

4. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuisioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau

diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat

pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010).

Tingkat pengetahuan dikatakan baik jika responden mampu menjawab

pertanyaan benar 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan, tingkat

pengetahuan cukup baik jika responden mampu menjawab pertanyaan 56%

-75%, tingkat pengetahuan kurang baik jika responden menjawab pertanyaan 40%

- 55% dan tingkat pengetahuan tidak baik jika responden menjawab pertanyaan

0% - 39% (Arikunto, 2007).

Pada penelitian, pengetahuan dilakukan dengan skala diktomi

(dichotomous scale), yang merupakan sebuah instrumen (pertanyaan) untuk

mengukur pengetahuan responden terhadap sesuatu, dimana jawaban atas

pertanyaan telah disediakan. Sesuai dengan namanya, kepada responden atau

subyek peneliti disediakan 2 (dua) alternatif jawaban yang harus dipilih salah satu.

Apabila alternatif jawaban yang tersedia lebih dari dua, maka bukan lagi skala

diktomi. Pada skala diktomi, alternatif jawaban yang disediakan pada dasarnya

menggunakan pendekatan logika “benar (true)” dan “salah (false)” atau “ya (yes)”

dan “tidak (no)”. Hasil dari skala diktomi ini, bisa data yang berskala nominal

(33)

Cara mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan

penilaian yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada

tiap-tiap pertanyaan yang diajukan (Nursalam, 2008).

Menurut Griffith (2014), pengetahuan yang perlu dimiliki oleh orangtua

terhadap penggunaan multivitamin pada anak adalah cara penyimpanan, dosis

maksimum sehari, efek samping, dosis pemakaian, indikasi atau kegunaan, aturan

pemakaian, cara pemberian, jenis multivitamin, dan waktu kadaluarsa (Expired

Date).

C. Multivitamin

Multivitamin termasuk dalam produk suplemen makanan karena

mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Multivitamin adalah substansi natural yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh,

berkembang dan berfungsi normal.Tapi sebenarnya vitamin sudah tercukupi

dalam makanan yang sehat, meskipun pada beberapa kondisi memang dibutuhkan

lebih misal pada masa pertumbuhan, kehamilan, gizi buruk, gangguan pencernaan

dan kondisi sakit. Perlu kehati-hatian karena multivitamin juga bisa menimbulkan

reaksi alergi. Multivitamin juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada

lambung atau meninggalkan rasa yang tidak enak di lidah (Marsetyo,2009).

Multivitamin berisi nutrisi esensial dan non-esensial bagi tubuh, berfungsi

mencegah kekurangan vitamin dan mineral tubuh. Multivitamin berisi Vitamin A,

Vitamin B-complex mencakup thiamine, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate,

(34)

Vitamin K, Calcium, Magnesium, Zinc, Iodine, Selenium, Copper, Manganese,

Chromium, Molybdenum (Marsetyo,2009).

Masing-masing vitamin dibutuhkan badan dalam jumlah tertentu.Terlalu

banyak maupun terlalu sedikit vitamin yang tersedia bagi badan, memberikan

tingkat kesehatan yang kurang. Bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi, akan

terjadi gejala-gejala yang merugikan dan kondisi demikian disebut

hypervitaminosis. Sebaliknya, bila konsumsi vitamin tidak memenuhi kebutuhan

akan terjadi juga gejala-gejala yang merugikan. Bila kadar vitamin di dalam darah

menurun, tetapi belum memberikan gejala-gejala klinik yang jelas, disebut

kondisi hypovitaminosis, sedangkan bila sudah tampak gejala-gejala klinik,

disebutavitaminosis(Sediaoetama, 2008).

D. Landasan Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia,

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Semakin tua usia seseorang maka

proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu

bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan

tahun. Memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang

dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh (Ahmadi,

2009).

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

(35)

informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, sehingga semakin tinggi pendidikan

seseorang maka tingkat pengetahuannya semakin baik (Notoatmodjo, 2007).

Pekerjaan mempengaruhi pengetahuan ditinjau dari jenis pekerjaan yang

sering berinteraksi dengan orang lain. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung, sehingga orang-orang yang bekerja cenderung memiliki

tingkat pengetahuan yang lebih baik (Mubarak, 2007).

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun bila seseorang berpenghasilan cukzup besar, maka dia akan mampu untuk

menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi, sehingga semakin

tinggi penghasilan seseorang maka tingkat pengetahuannya semakin baik

(Notoatmodjo, 2007).

E. Hipotesis

H1 : Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan

multivitamin pada anak.

H2 : Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan

multivitamin pada anak.

H3 : Pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan

multivitamin pada anak.

H4 : Penghasilan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan

(36)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional yang dilakukan di masyarakat,

karena peneliti tidak memberikan perlakuan atau intervensi pada responden

penelitian. Rancangan penelitian ini adalah analytical cross-sectional, peneliti

akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen, kemudian akan

menganalisa data yang terkumpul untuk mencari hubungan antara variabel. Pada

penelitian ini pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung diambil

pada waktu bersamaan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent)

Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) adalah usia, pendidikan

terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga.

2. Variabel tergantung (dependent)

Dalam penelitian ini variabel tergantung (dependent) adalah tingkat

pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di

(37)

C. Definisi Operasional

1. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak umur 2-12 tahun

yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.

2. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam vitamin

atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Biasanya juga

terdapat tambahan zat seperti zat penambah nafsu makan dan zat penunjang

kekebalan tubuh.

3. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik jika responden mampu menjawab

pernyataan dengan benar 76-100% atau 21-27 pernyataan, untuk kategori

cukup baik jika responden mampu menjawab pernyataan dengan benar

56-75% atau 16-20 pernyataan, kategori kurang baik jika responden mampu

menjawab pernyataan dengan benar 40-55% atau 11-15 pernyataan, dan untuk

kategori tidak baik jika responden menjawab pernyataan dengan benar 0-39%

atau < 11 pernyataan.

4. Karakteristik demografi responden adalah data pribadi yang meliputi usia,

pekerjaan, penghasilan, pendidikan terakhir.

D. Subyek Penelitian dan Sampling

1. Subyek Penelitian

Responden harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam

penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yang

bersedia menjadi responden, memiliki anak 2-12 tahun yang sedang atau pernah

(38)

Yogyakarta. Multivitamin yang dimaksud adalah sediaan yang mengandung lebih

dari satu macam vitamin atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan

mineral. Biasanya juga terdapat tambahan zat seperti, zat penambah nafsu makan

dan zat penunjang kekebalan tubuh.

Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden

yang tidak lengkap mengisi kuesioner.

2. Sampling

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random

sampling dengan teknik stratified sampling yaitu mengambil sampel dengan

memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi. Populasi dikelompokan

menjadi sub-sub populasi berdasarkan kelurahan yang ada kemudian dari

masing-masing sub selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi

proporsional.

Digunakan non random sampling karena subyek dalam penelitian ini

adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua orang

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek penelitian. Sampel dalam

penelitian ini adalah orangtua yang melakukan pemilihan dan pemberian

multivitamin pada anak. Menurut Notoadmodjo (2002) bila populasi dalam

penelitian berjumlah lebih dari 10.000 sampel, maka banyaknya sampel minimal

(39)

Keterangan:

d= derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)

z= standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)

p= proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5)

q= 1,0–p

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi (jumlah kepala keluarga tiap kecamatan)

Perhitungan sampel:

N = 95,215 responden responden

Dalam perhitungan tersebut, tingkat kepercayaan yang dikehendaki

sebesar 95% dan tingkat ketepatan instrumen adalah sebesar 10%, maka jumlah

sampel minimal yang diperoleh dengan rumus tersebut sebanyak 95,215 dan

dilakukan pembulatan menjadi 95 responden. Perhitungan sampel minimal

(40)

Kelurahan Rejowinangun = 95 33

Kelurahan Purbayan = 95 30 975

Kelurahan Prenggan = 95 32 975

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah responden yang digunakan

di Kelurahan Rejowinangun berjumlah 33 responden, Kelurahan Purbayan

berjumlah 30 responden, dan Kelurahan Prenggan berjumlah 32 responden.

E. Instrumen Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Bagian pertama merupakan bagian kuesioner mengenai informasi penggunaan

multivitamin anak yang digunakan dengan tipe multiple choicedan open form

item. Kuesioner tersebut meliputi pertanyaan usia anak, kapan terakhir

menggunakan multivitamin, multivitamin yang sedang atau pernah digunakan,

harga multivitamin, bentuk sediaan multivitamin yang digunakan, frekuensi

pemberian, tempat memperoleh multivitamin, sumber informasi penggunaan

multivitamin dan harapan responden dalam menggunakan multivitamin.

2. Bagian kedua merupakan kuesioner dengan tipe pilihan jawaban bentuk

dichotomous scale untuk meneliti fakta-fakta mengenai pengetahuan terhadap

penggunaan multivitamin pada anak sebanyak 27 pernyataan. Pengetahuan

mengenai pengertian umum multivitamin pada pernyataan 1, 10, dan 18,

kegunaan atau indikasi pada pernyataan 2, 11, dan 20 , dosis pemakaian pada

(41)

21, penyimpanan multivitamin pada pernyataan 6, 15, dan 24, efek samping

pada pernyataan 4, 13, dan 22, cara pemberian pada pernyataan 7, 16, dan 25,

waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi

pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27.

Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu

“benar” jika menganggap benar pernyataan tersebut atau “salah” jika

menganggap pernyataan tersebut salah. Ringkasan kategori item pernyataan

pada bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable

disajikan dalam tabel I.

Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorable

Pernyataan Nomor

Pengertian 1*, 10, 18*

Indikasi 2*, 11, 20*

Kandungan 3, 12*, 21*

Efek Samping 4, 13, 22*

Dosis 5, 14*, 23

Penyimpanan 6, 15*, 24

Cara Pemberian 7*, 16, 25

Tanggal Kadaluarsa 8, 17*, 26

Informasi 9*, 19, 27*

Keterangan: (*) Favorable

3. Bagian ketiga merupakan bagian kuesioner dengan bentuk open form item

yang memuat tentang data demografi responden. Data demografi responden

terdiri dari nama responden, jenis kelamin, alamat, usia responden, pendidikan

(42)

F. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan lokasi

Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Kotagede karena

Kecamatan Kotagede merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta.

Penentuan lokasi ini berdasarkan dengan undian dari 14 Kecamatan yang berada

di Kota Yogyakarta. Kecamatan Kotagede terbagi atas 3 kelurahan, yaitu

Rejowinangun, Purbayan, dan Prenggan dengan proses perijinan terlebih dahulu.

2. Pengurusan ijin

Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan surat permohonan

ijin dan proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Lalu dilanjutkan

dengan mengajukan permohonan ijin ke 7 bagian instansi yaitu Walikota

Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, kantor pemerintahan

Kecamatan Kotagede, Lurah Rejowinangun, Lurah Purbayan, Lurah Prenggan,

dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

menggunakan ijin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Data penelitian diambil

di tiap Kelurahan berdasarkan tembusan ijin dari pemerintah Kecamatan

Kotagede dengan bukti tanda tangan dari camat Kotagede pada surat ijin dari

Dinas Perizinan. Berdasarkan surat ijin tersebut, perizinan dilanjutkan ke tiga

kelurahan, dari masing-masing kelurahan diberikan ijin dengan bukti tanda tangan

oleh kepala lurah pada surat ijin dari Dinas Perizinan.

3. Pembuatan instrumen penelitian

a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3

(43)

dan “SALAH” dengan tipe dichotomous scale, dan data demografi responden.

Pertama yang dilakukan adalah membuat data diri anak yang sedang

menggunakan multivitamin dan kemudian membuat kuesioner dengan bentuk

plihan jawaban dichotomous scaleyang memuat pernyataan tentang pengetahuan

responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak. Jawaban pernyataan

terdiri dari dua alternatif jawaban, yaitu “benar” atau “salah” sebanyak 27

pernyataan dan yang terakhir membuat kuesioner dengan metodeopen form item

yang terkait dengan data demografi dari responden.

b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Arikunto, 2007). Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan content validity, yaitu menyangkut kebenaran suatu instrumen

mengukur isi dari area yang dimaksudkan untuk diukur. Kemudian untuk uji

pemahaman bahasa diuji berdasarkan analisis rasional atau dengan professional

judgement, yaitu apoteker dan dokter spesialis anak. Sebelum di validasi jumlah

butir pernyataan sebanyak 22, kemudian di validasi oleh apoteker butir pernyataan

ditambah menjadi 27 nomor, yaitu 19, 21, 22, 26, dan 27. Hal di karenakan butir

pernyataan untuk menggali pengetahuan tentang kandungan, efek samping

multivitamin, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin kurang lengkap. Uji

pemahaman bahasa ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang

(44)

pemahaman bahasa dilakukan di daerah Condong Catur Sleman. Hasil uji

pemahaman bahasa dapat dikatakan baik karena tidak ada responden yang

bertanya mengenai kuesioner.

c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan

Alpha Cronbachdengan taraf kepercayaan 95%, dimana uji reliabilitas dilakukan

pada responden yang tinggal bukan di Kecamatan Kotagede. Oleh karena uji

validitas menggunakanprofessional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai

α > 0,75 (Mustafa, 2009). Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden,

didapatkan hasil α = 0,767 pada bagian pengetahuan, sehingga dapat dikatakan

kuesioner telah reliabel.

4. Penyebaran kuesioner

Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner dilakukan di tiap kelurahan

diantaranya : pertemuan di Posyandu tiap kelurahan, ke sekolah-sekolah (TK dan

SD) dan dari rumah ke rumah. Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih

dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner agar

responden tidak bertanya-tanya dan bingung, apabila responden telah setuju untuk

mengisi kuesioner dalam penelitian ini maka kuesioner dapat dibagikan kepada

responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penyebaran kusioner dilakukan sendiri

oleh responden dan tiap responden diberikan satu kuesioner dan diberikan

kesempatan untuk mengerjakan kuesioner saat itu juga pada tempat penelitian.

Pertama dilakukan penyebaran kuesioner di Kelurahan Rejowinangun

selama 1 minggu, dibagikan 40 kuesioner, 30 kuesioner diisi oleh responden dan 6

(45)

kuesioner tanpa ada drop out sehingga didapatkan 33 sampel di Kelurahan

tersebut. Di Kelurahan Purbayan dibagikan 35 kuesioner, 30 kuesioner diisi oleh

responden, dan 5 kuesioner yang didrop out, kemudian hari berikutnya dibagikan

lagi 5 kuesioner tanpa adadrop out sehingga didapatkan 30 sampel di Kelurahan

tersebut. Dari 40 kuesioner yang dibagikan di Kelurahan Prenggan 37 kuesioner

diisi oleh responden dan 7 kuesioner harus didrop out,kemudian hari berikutnya

dibagikan lagi 2 responden tanpa adadrop outsehingga didapatkan 32 sampel di

Kelurahan tersebut. Dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah

peneliti mendapatkan sampel sebanyak jumlah sampel minimal per kelurahan.

5. Pengolahan Data

Peneliti memeriksa kuesioner untuk mengetahui apakah responden masuk

dalam kriteria inklusi atau tidak. Jika responden tersebut masuk dalam kriteria

inklusi, data dapat dimasukkan ke dalam tabel lembar kerja. Kemudian diberi

kode pada jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anak,

produk multivitamin yang digunakan, harapan penggunaan multivitamin, harga

multivitamin, tempat memperoleh, sumber informasi penggunaan multivitamin,

frekuensi pemberian, bentuk sediaan, dan kapan terakhir menggunakan

multivitamin. Selanjutnya, karakteristik demografi dan informasi penggunaan

multivitamin dapat dihitung.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengaruh karakteristik

demografi responden terhadap tingkat pengetahuan, dilakukan dengan cara

memberikan skoring pada masing-masing jawaban responden. Kemudian,

(46)

kerja lalu dihitung berapa banyak responden yang menjawab benar. Pemberian

skor pada pernyataan pengetahuan diberi skor 0 dan 1. Skor 0 menunjukkan

jawaban responden yang salah dan skor 1 menunjukkan jawaban responden yang

benar (Nursalam, 2008).

Setelah menghitung jawaban responden yang benar lalu skor tersebut

dikategorikan dalam tingkat pengetahuan baik jika menjawab benar 21-27

pernyataan, pengetahuan cukup baik jika menjawab benar 16-20 pernyataan,

pengetahuan kurang baik jika menjawab benar 11-15 pernyataan, dan

pengetahuan tidak baik jika menjawab benar < 11 pernyataan.

Untuk pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan,

setelah skor pernyataan sudah dikategorikan dalam pengetahuan baik,cukup baik,

dan kurang baik, kemudian dilakukan uji statistik menggunakan Uji Chi-Square

agar dapat diketahui apakah karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan.

G. Analisis Hasil Penelitian

Hasil dari pengelompokkan karakteristik demografi dan informasi

penggunaan multivitamin anak dihitung dalam bentuk persentase yang

ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram untuk mendeskripsikan fakta-fakta

yang tertulis dalam kuesioner. Perhitungan persentase menggunakan rumus :

% = × 100%

Keterangan : P = persentase jawaban, A = jumlah jawaban yang sejenis, dan B =

(47)

Analisis hasil penelitian terkait dengan pengaruh karakateristik demografi

terhadap tingkat pengetahuan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu baik,

cukup baik, kurang baik dan tidak baik, namun dalam penelitian ini hanya

digunakan 2 kategori yaitu baik dan cukup baik, setelah itu membandingkan

dengan cara sebagai berikut :

1. Usia responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H1

diterima.

2. Pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H2

diterima.

3. Pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H3

diterima.

4. Penghasilan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji

metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H4

diterima.

(48)

H. Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini uji validitas secara statistik sudah dilakukan (validitas

konstruk) sebanyak 4 kali, namun hasil yang didapatkan selalu tidak valid,

sehingga peneliti hanya melakukan uji validitas content. Kemudian, jumlah

responden dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimal, seharusnya

jumlah sampel minimal hanya digunakan untuk 1 kelompok dari masing-masing

(49)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi masyarakat yang menjadi responden dalam

penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah

penghasilan keluarga, jumlah anak dan waktu terakhir penggunaan multivitamin

pada anak. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 95 responden yang

berasal dari tiga kelurahan.

Pada penelitian ini lebih banyak perempuan sebagai responden karena

responden perempuan merupakan ibu dari anak-anak yang menggunakan

multivitamin yang terlibat secara langsung dalam penggunaan multivitamin pada

anak. Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2013), seorang ibu memiliki peranan

penting untuk mengatur dan merencanakan menu makanan yang sehat dan bergizi

bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya memenuhi zat gizi yang diperlukan.

Minimal usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah

responden dengan usia 20 tahun dan sudah menikah. Pembagian usia responden

yaitu berdasarkan kategori usia dewasa menurut Papila, Olds dan Feldman (2009)

yang dibagi dalam tiga kelompok usia yaitu dewasa muda (20-40 tahun), dewasa

tengah (40-65 tahun) dan dewasa tua (65 tahun keatas).

Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pengetahuan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka sangat diharapkan semakin tinggi pula

pengetahuan orang tersebut mengenai gizi dan kesehatan. Pendidikan yang tinggi

(50)

zat-zat gizi yang seimbang. Adanya pola makan yang baik dapat mengurangi

bahkan mencegah dari timbulnya masalah yang tidak diinginkan mengenai gizi

dan kesehatan (Apriadji, 2008). Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi, akan mudah dalam menyerap dan menerapkan informasi gizi, sehingga

diharapkan dapat menimbulkan perilaku dan gaya hidup yang sesuai dengan

informasi yang didapatkan mengenai gizi dan kesehatan. Tingkat pendidikan

sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan (Almatsier, 2009).

Status pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga saling berkaitan satu

dengan yang lain. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik

yang primer seperti makanan maupun yang sekunder. Tingkat penghasilan juga

ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli dengan adanya tambahan

penghasilan (Adriani dan Wirjatmadi, 2013).

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya

cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang

diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Adapun keluarga dengan

keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan

mengakibatkan berkurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, seperti

makanan dan makanan tambahan yang diperlukan oleh anak (Adriani dan

(51)

Tabel II. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan karakteristik

Perempuan 82 86, 3

Laki-laki 13 13,7

Usia 20-40 tahun 83 87,4

41-54 tahun 12 12,6

Pendidikan

Pekerjaan PNS 5 5,3

Wiraswasta 12 12,6

< Rp. 1.100.000, 00 30 31,6 Rp. 1.100.000, 00–Rp.

>Rp. 4.400.000, 00 7 7,4

Jumlah anak Anak 1 43 45,3

Anak 2 43 45,3

Anak 3 8 8,4

(52)

1. Rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin

Dalam penelitian ini, ada 3 kategori waktu terakhir penggunaan

multivitamin untuk memenuhi kriteria inklusi dari responden, yaitu penggunaan

multivitamin < 1 bulan, 1-3 bulan dan 3-6 bulan. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan responden untuk mengingat sepanjang 6 bulan kebelakang dan

untuk menghindari adanyarecall bias.Sehingga responden dengan waktu terakhir

penggunaan multivitamin pada anak > 6 bulan akan didrop out.Rangkuman hasil

penelitian disajikan dalam Tabel III.

Tabel III. Proporsi responden (%) berdasarkan jawaban terhadap rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin

Waktu terakhir penggunaan multivitamin

Jumlah Responden Persentase (%)

<1 bulan 57 60

1-3 bulan 9 9,5

3-6 bulan 29 30,5

Jumlah 95 100

2. Harga Multivitamin

Variasi harga yang digunakan oleh responden untuk mendapatkan

multivitamin terdiri dari 5 kategori harga dan yang paling banyak digunakan

adalah multivitamin dengan harga Rp. 10.000, 00 – Rp. 20.000, 00 yaitu

sebanyak 40 %, Hal ini sesuai dengan karakteristik demografi masyarakat

kecamatan Kotagede yang kebanyakan memiliki penghasilan keluarga ≤Rp.

1.100.000, 00 yaitu sebanyak 33 reponden (34,4 %). Rangkuman hasil penelitian

(53)

Gambar 2. Propor

Gambar 3. Proporsi r

Rp.30.000

-oporsi responden (%) berdasarkan jawaban terh multivitamin yang dibeli

aan

diaan multivitamin anak yang paling banyak

h multivitamin cair/sirup. Menurut Zulaekah da

kesukaan terhadap suplemen menunjukkan bahw

menyukai warna, rasa dan aroma supleme

uk lainnya. Rangkuman hasil penelitian disajikan

(54)

4. Frekuensi pemb

Masih terdapa

kali sehari, padahal

sering dapat menim

apotek untuk mend

semakin terdidik da

obat sehingga kebut

lebih tinggi. Rangkum

mberian multivitamin

pat responden yang memberikan multivitamin

hal menurut Inayah (2008) pemberian multivitam

nimbulkan efek yang tidak diinginkan terhadap

n vitamin tertentu dan terjadi kerusakan ginjal. R

kan dalam Gambar 4.

orsi responden (%) berdasarkan jawaban terhad pemberian multivitamin

belian multivitamin

61 responden (64,21 %) membeli multivita

oetama (2008), masyarakat lebih memilih me

endapatkan obat-obat untuk pengobatan sendi

k dan kritis dalam memilih layanan kesehatan

butuhan untuk mendapatkan informasi tentan

ngkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel I

1 kali sehari 92% 2-3 kali sehari

8%

in untuk anak 2-3

vitamin yang terlalu

ap kesehatan anak

. Rangkuman hasil

hadap frekuensi

vitamin di apotek.

membeli obat ke

ndiri. Masyarakat

an dan jenis-jenis

ntang obat menjadi

(55)

Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat pembelian multivitamin

Tempat pembelian multivitamin Jumlah responden

Apotek 61

Puskesmas / RS 4

Toko obat 10

Supermarket 19

Agen tertentu (MLM) 0

Lainnya (Resep dokter) 1

6. Sumber informasi

Sebanyak 48 responden (50,53 %) mendapatkan informasi terkait

penggunaan multivitamin anak dari tenaga kesehatan (dokter, apoteker, bidan, dan

perawat). Menurut Sediaoetama (2008), tenaga kesehatan memiliki peranan

penting dalam memberikan informasi yang tepat dan benar mengenai pengobatan

yang akan dipilih oleh masyarakat. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam

Tabel V.

Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber informasi Sumber informasi Jumlah responden

Keluarga/ teman 29

Tenaga kesehatan 48

Iklan 20

Lainnya (inisiatif sendiri) 2

7. Produk Multivitamin Yang Banyak Digunakan

Multivitamin yang paling banyak digunakan oleh responden adalah

Curcuma Plus® yaitu sebanyak 38 responden. Padahal harapan orangtua

kebanyakan adalah untuk menjaga daya tahan tubuh anak pada penggunaan

Curcuma Plus sebanyak 73,68%. Hal ini tidak sesuai dengan indikasi

multivitamin tersebut yaitu untuk menambah nafsu makan anak. Dapat

(56)

memperhatikan indikasi dari setiap multivitamin. Rangkuman hasil penelitian

disajikan dalam Tabel VI.

Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk multivitamin yang digunakan

Produk Multivitamin Jumlah Responden

Curcuma Plus® 38

8. Harapan Responden Dalam Penggunaan Multivitamin Pada Anak

Harapan yang diinginkan responden dalam penggunaan multivitamin

adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Menurut Adriani dan Wirjatmadi

(2013) orangtua yang terlalu mengkhawatirkan kesehatan anaknya cenderung

memberikan asupan tambahan untuk menjaga kekebalan tubuh anak-anak mereka.

Sehingga banyak orangtua memilih multivitamin yang memiliki indikasi untuk

menjaga daya tahan tubuh anak. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam

Tabel VII.

Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban yang menyatakan harapan terhadap penggunaan multivitamin

Harapan Jumlah Responden

Kekebalan Tubuh Anak 74

Nafsu makan meningkat 36

Menyembuhkan penyakit 7

(57)

B. Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Anak

Dari hasil penelitian ini, tingkat pengetahuan dengan kategori baik

memiliki persentase yang paling besar sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat

pengetahuan masyarakat di Kecamatan Kotagede tergolong baik.

Pengetahuan masyarakat tentang peggunaan multivitamin sudah baik

namun tetap perlu ditingkatkan lagi sehingga orangtua tetap mengerti bagaimana

seharusnya memberikan multivitamin yang baik untuk anak-anak mereka.

Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel VIII.

Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan terkait penggunaan multivitamin pada anak

Pengetahuan Jumlah responden Persentase (%)

Baik 81 85,26

Cukup Baik 13 13,69

Kurang Baik 1 1,05

Total 95 100

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang

menjawab benar pada 9 kategori yaitu pengertian umum multivitamin, indikasi,

dosis pemakaian, kandungan, penyimpanan, efek samping, cara pemberian, waktu

kadaluarsa, dan informasi pemilihan multivitamin tergolong baik karena total

persentase responden yang menjawab benar yaitu sebesar 85,26 %.

Informasi yang paling banyak belum diketahui oleh responden adalah

tentang efek samping penggunaan multivitamin, dikarenakan dari 9 kategori

tersebut persentase efek samping adalah yang terendah (57,54 %) dibandingkan

(58)

responden mengenai efek samping penggunaan multivitamin dalam jangka

panjang.

Informasi tentang multivitamin yang paling banyak diketahui adalah

tentang kandungan multivitamin dengan persentase jawaban benar yaitu 95,44 %

dikarenakan responden telah mengetahui kandungan multivitamin yang ada dari

kemasan multivitamin tersebut ataupun dari berbagai sumber informasi yang

mereka dapatkan seperti iklan dan lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa

responden di Kecamatan Kotagede telah banyak memahami dan mengetahui

kandungan dari multivitamin anak.

Pemberian informasi pada masyarakat mengenai penggunaan multivitamin

anak di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta yang paling utama adalah tentang

efek samping penggunaan multivitamin jangka panjang. Informasi yang

selanjutnya diberikan adalah indikasi, informasi pemilihan multivitamin, cara

pemberian, penyimpanan, dosis pemakaian, pengertian, waktu kadaluarsa dan

kandungan multivitamin. Rangkuman jawaban responden pada pernyataan

(59)

Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan

2. Indikasi 2,11,20 76.14 23.86

3 Dosis pemakaian 5,14,23 89.47 10.53

4. Kandungan 3,12,21 95.44 4.56

5. Penyimpanan 6,15,24 89.12 10.88

6. Efek samping 4,13,22 57.54 42.46

7. Cara pemberian 7,16,25 87.01 12,99

8. Waktu kadaluarsa 8,17,26 95.09 4.91

9. Informasi pemilihan multivitamin

9,19,27 82.80 17.20

Nilai Total (27 soal) 85.03 14.97

Hasil penelitian menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada

bagian pengetahuan karena nilai signifikan yang didapat yaitu 0,005 (p > 0,05),

sehingga dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji

nonparametric dengan interpretasi hasil menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini > 50 responden

C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan

1. Pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan

Dari hasil penelitian ini, kategori usia 20 – 40 tahun adalah responden

yang memiliki pengetahuan baik dengan persentase 85,54 %. Hal ini dikarenakan

(60)

pengetahuan lebih baik daripada responden yang memiliki usia lebih lanjut

(Ahmadi, 2009). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam Tabel X.

Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan kategori usia

Kategori usia Tingkat pengetahuan

Baik Cukup baik

∑ % ∑ %

20–40 tahun 71 85,5 12 14,5

41–54 tahun 10 83,3 2 16,7

Berdasarkan uji statistik yang membandingkan usia responden dengan

tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Fisher's

Exact Test, p = 0,560). Dengan demikian, usia tidak mempengaruhi tingkat

pengetahuan responden tentang penggunaan multivitamin pada anak

2. Pengaruh pendidikan terakhir terhadap tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan tinggi adalah responden

yang memiliki tingkat pendidikan terakhir ≥ SMA. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon

yang datang dari luar. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan (Nursalam, 2008). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam

Gambar

Tabel I. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
Gambar 1. Kerangka pengujian statistic hipotesis.......................................
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis Pernyataan Favorable dan Unfavorable
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil akhir didapatkan bahwa variabel yang berhubungan secara bermakna adalah tekanan intraoku- lar (data kontinu dengan PR = 1,01; 95% CI = 1,01- 1,02), jenis glaukoma,

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

Metode pencarian yang digunakan pada mesin pencari string ini adalah menggunakan metode pencarian fuzzy string matching dengan menggunakan algoritma

Pengaruh ion logam terhadap aktivitas enzim diuji dengan cara menginkubasikan larutan enzim dalam 0,1 M bufer Atkins dan Pantin pH 8,0 yang mengandung 1 mM berbagai ion logam

Tulos- ten perusteella voidaan todeta, että toiminta on tarpeellista sekä omaisten kan- nalta, mutta myös hoitajien kannalta.. Toiminnalla on vaikutusta hoitajien päivit- täiseen

daya manusia yang baik di dalam sebuah perusahaan atau organisasi Salah satu pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui penilaian kinerja karyawan atau performance

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana membentuk model epidemi SEIV penyebaran penyakit polio pada populasi tak konstan, bagaimana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan steam blanching dan perendaman menggunakan larutan asam sitrat terhadap kualitas fisik, kimia,