• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dianita (2006)

Judul : STUDI PENERAPAN PENCATATAN

KEUANGAN PADA USAHA

MIKRO DAN KECIL (UMK) (Studi Kasus pada Usaha Mikro dan Kecil Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita di Wilayah Sur abaya Utar a dan Barat)

Permasalahan : 1. Bagaimana pemahaman pencatatan

keuangan pada Usaha Mikro dan Kecil ?

2. Bagaimana penerapan pencatatan

keuangan pada Usaha Mikro dan Kecil?

Kesimpulan :1. Pemiliik sudah memahami pencatatan

keuangan, walaupun tanpa ada catatan kegiatan usaha secara tertulis dengan rapi.

2. Bentuk pencatatan keuangannya amat sangat sederhana sekali, namun hal itu sudah mampu memberikan informasi keuangan yang sangat berguna bagi UMKM tersebut.

2. Adha ( 2006 )

Judul : STUDI TENTANG PENERAPAN

PENCATATAN KEUANGAN BAGI

PELAKU USAHA KECIL DAN

MENENGAH (Studi kasus Pada Ika dan GA Tr ans Rent Car Sur abaya)

Permasalahan : 1.Bagaimana proses pencatatan laporan

keuangan dalam UKM?

2. Bagaimana proses penentuan tarif dasar sewa mobil?

Kesimpulan : 1.Pencatatan yang di lakukan masih

menggunakan sistem manual dan catatan setiap perunitnya sumua di jadikan satu sehingga pencatatan yang di lakukan

sangat tidak rapi sehingga susah di mengerti oleh orang lain.

2. Untuk penentuan tarif sewa berdasarkan mobil yang akan di sewa dan penentuan tarif juga berdasarkan berapa lama sewa mobil yang akan di pakai.

3. Choir iah ( 2006 )

Judul : PENERAPAN PE NCATATAN

KEUANGAN PADA INDUSTRI

KECIL RUMAHAN ( Studi Kasus Pengusa ha Pada Pengusaha Pada Counter P ulsa Bedjo Cell di Tuban )

Permasalahan :1. Bagaimana penerapan pencatatan

keuangan dalam industri kecil rumahan pada counter pulsa?

Kesimpulan :1. Pencatatan yang di lakukan masih

sederhana dan sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman pengusaha itu sendiri.

4. Dar sono (2007)

Judul : STUDI TENTANG PENERAPAN

PENCATATAN KEUANGAN DALAM USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM); (Studi Kasus Pada Depot Tr ifena di Kota Mojoker to)

Permasalahan : 1. Untuk mengetahui penerapan pencatatan

laporan keuangan pada pelaku UMKM.

2. Untuk mengetahui pemahaman proses penerapan akuntansi pada UMKM.

3. Untuk mengetahui proses dari penentuan harga menu makanan dan minuman di Depot Trifena.

Kesimpulan :1. Dengan melihat berbagai fenomena

tersebut bahwa pemilik UMKM tersebut sudah cukup memahami pentingnya pencatatan keuangan dalam menjalankan usahanya, meskipun pencatatan yang di buat tidak begitu rapi dan lengkap, Namun pada kenyataannya pemilik dan pelaksana

UMKM sudah bisa menggunakan informasi keuangan tersebut dalam melakukan perencanaan biaya, mengontrol keuangan perusahaan dan pengambil keputusan manajemen.

2. Bentuk Proses penerapan keuangannya bermacam – macam, pada depot Trifena langsung melalui komputerisasi Meskipun sudah cukup maju karena menggunakan komputer,namun kenyataannya para pelaksana UMKM kurang mengerti

tentang siklus akuntansi yang

sesungguhnya.

3. Untuk penentuan harga makan dan minum di tentukan dari biaya pengeluaran untuk beli bahan dasar, Namun untuk penentuan harga makanan dan minuman sangat relatif.

2.2. Landasa n Teor i

2.2.1. Penger tian Ak untansi

Akuntansi telah banyak di definasikan oleh beberapa lembaga terkait dan beberapa para ahli, menurut Suwardjono ( 2006:9 ) definisi tersebut antara lain :

1. Paul Grady dalam ARS No.7, AICPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematis, orisinil dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang di butuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggung jawaban atas kepercayaan yang di terimanya.

2. Accounting Principles Board (APB) dalam Statement APB No. 4 di sebutkan :

Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa ( service activity ) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas – entitas ekonomi yang di anggap berguna dalam pengambilan keputusanekonomi.

Menurut suwaldiman ( 2005:12 ) produk akuntansi adalah informasi keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan dengan aktifitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produkseni sama sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang di sajikan secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitik beratkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan keandalan informasi keuangan yang di hasilkannya.

Menurut Belkaoni ( 1987:7 ) akuntansi senantiasa di pandang sebagai suatu sistem informasi. Akuntansi di anggap sebagai suatu proses yang menjalin sumber informasi atau pemancar / transmiter (biasanya adalah akuntan), saluran komunikasi, dan seperangkat penerima / receivers ( pemakai eksternal). Keunggulan citra akuntansi sebagai suatu sistem informasi adalah sistem akuntansi alternatif tidak perlu lagi di nilai dalam hal kemampuannnya untuk menghasilkan “laba yang sebenarnya” atau keandalannya untuk menyajikan sejarah. Selama para pemakai yang berbeda mendapatkan bahwa informasi itu berguna, maka kegunaan sistem itu dapat di tentukan. Sedangkan Menurut Suwardjono ( 2010:10 ) akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit – unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi di selenggarakan dalam suatu perusahaan. Informasi yang dihasilkan adalah informasi tentang organisasi dan informasi akuntansi sangat penting bagi kelangsungan usaha.

2.2.2. Asumsi dan Konsep Dasar.

2.2.2.1. Asumsi Dasar

Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi – asumsi tersebut menurut Baridwan ( 2004:8 ) adalah :

1) Kesatuan Usaha Khusus.

Di dalam konsep ini, perusahaan di pandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan di anggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.Dengan anggapan seperti ini maka transaksi – transaksi perusahaan di pisahkan dari transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka sama semua pencatatan dan laporan di buat untuk perusahaaan tadi.

2) Kontiunitas Usaha.

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti di harapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan dating. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak – kontrak dan perjanjian – perjanjian. Oleh karena itu di buat berbagai meetode penelitian dan pengalokasian dalam akuntansi yang di dasarkan pada konsep ini. Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi, Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus di pandang akan hidup terus.

3) Penggunaan unit moneter dalam pencatatan.

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat di catat dengan menggunakan ukuran fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan – kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi – transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang di gunakan adalah mata uang dari Negara di mana

perusahaan itu berdiri.

4) Periode waktu

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan leporine keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan di laporkan dalam laporan keuangan paada periode yang bersangkutan, bakan pada saat kas diterima atau di keluarkan.

2.2.2.2. Konsep dasar

Konsep (prinsip) dasar yang mendasari penyusunan standar akuntansi menurut Baridwan ( 2004:10 ) adalah:

1) Prinsip biaya historis

Prinsip ini menghendaki di gunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

2) Prinsip Pengakuan Pendapatan.

Pendapatan adalah aliran masuk harta – harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.

3) Prinsip mempertemukan.

Yang di maksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya juga akan ditunda sampai saat di akuinya pendapatan.

4) Prinsip Konsistensi

Agar laporan keuangan dapat di bandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur – prosedur yang di gunakan dalam proses akuntansi harus di terapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. tergantung dari sikap dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

5) Prinsip pengungkapan lengkap.

Yang di maksud dengan prinsip pengungkapan lengkap (full disclousure) adalah menyajikan informasi yang di sajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi – transaksi dalam satu periode dan

juga saldo – saldo dari rekening- rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi – informasi yang ada ke dalam laporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan di buat bentuk (a) catatan kaki (footnotes), (b) dalam laporan keuangan, biasanya di tuliskan dalam kurung bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening – rekening tertentu dan (c) sebagai lampiran – lampiran.

2.3. Sistem Infor masi Akuntansi

2.3.1. Penger tian Sistem

Menurut Widjajanto ( 1989:1 ), “sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyadi ( 2001:5 ), Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang di buat untuk pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Menurut Hall ( 2007:6 ), Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen – komponen yang saling berkaitan (Subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama).Sedangkan Menurut Wikipedia berbahasa indonesia, Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara

mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan atau rangkaian komponen – komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan oleh perusahaan.

2.3.2. Penger tia n Infor masi

Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data, Menurut Cushing ( 1989:11 ), ”data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan di simpan serta di olah.Informasi diartikan sebagai output pengolah data yang di organisir dan brguna bagi orang yang menerimanya”.

Sedangkan Menurut Wilkinson ( 1993:3 ) ”Data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah, secara bersama – sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah di transformasi dan di buat lebih bernilai melalui pemprosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran’.

Peran informasi merupakan kumpulan dari data yang telah di olah sehingga bagi penerimanya, biasanya data belum dapat di gunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, sehingga agar dapat berguna bagi pemakaianya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.

2.3.3. Siklus Pengolahan data

Untuk mengubah data menjadi informasi, di lakukan proses pengolahan data,dalam akuntansi proses ini di sebut sebagai siklus akuntansi, maka dalam sistem informasi proses pengolahan data ini di lakukan dengan berbagai tahap tertentu.Yaitu sistem informasi akuntansi yang di proses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang proses dengan komputer.

Siklus pengola han data secar a ma nua l

Ga mbar 1

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi. BPPE, Yogyakarta, Edisi Kedua.

Laporan Keuangan Buku Besar Bukti Transaksi Jurnal Buku Pembantu

Siklus pengolaha n data dengan computer

Input Pengelolaan Output

Gambar 2

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi. BPPE, Yogyakarta, Edisi Kedua.

2.3.4. Sifa t – Sifa t Infor masi

Menurut Wilkinson ( 1993:121 ), sifat – sifat informasi yang penting meliputi hal – hal berikut :

1. Relevansi

Hubungan antara inforasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan. Jurnal Bukti Transaksi Laporan Keuangan & Laporan Lain Buku Besar File

2. Kuantifiabilitas

Sejauh mana informasi dapat diakuntifikasikan (di nyatakan dalam bentuk numerik)

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisisan informasi

4. Kepadatan

Sejauh mana informasi di ringkaskan atau dipadatkan

5. Ketepatan waktu

Keyakinan Informasi

6. Cakupan

Rentang yang di cakup oleh informasi

2.3.5. Akuntansi sebaga i Sistem Infor masi

Sebagai sistem, akuntansi di perlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun kalangan intern dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Secara garis besar ( Weygant,dkk,2007:6 ) pihak – pihak tersebut adalah:

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis

b. Pengguna eksternal, yaitu :

1. Investor ( pemilik )

menggunakan informai akuntansi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

2. Kreditor,

seperti pemasok dan banker menggunakan informasi akuntansi guna mengevaluasi resiko pemberian kredit atau pinjaman.

3. Badan perpajakan

Amerika Serikat seperti Internal Revenue Service (IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi undang – undang perpajakan.

4. Pelanggan

akan tertarik dengan sebuah perusahaan tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini – lini produknya.

5. Serikat pekerja

Ingin mengetahui apakah pemilik dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan

6.Perencanaan ekonomi

menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktifitas perekonomian.

2.4. Laporan Keuangan

2.4.1. Penger tian Lapor an Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Penilaian terhadap keberhasilan suatu perusahaan dapat di lakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan yang di sajikan. Salah satu unsur penting dalam laporan keuangan yang turut menentukan terhadap hasil penilaian tersebut adalah besarnya jumlah perolehan laba yang di peroleh atau karena perolehan laba merupakan gambaran kemempuan perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi laporan keuangan :

Menurut Munawir ( 2004:2 ) Pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Sutrisno ( 2008:9 ) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan laporan Rugi Laba.

Menurut Keown dkk ( 2008 : 139 ) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat untuk mlihat keterkaitan antar aktifitas perusahaan , laporankeuangan menyajikan data keuangan data keuangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.

Menurut Myer, dalam Munawir ( 2004:5 ) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang, tidak akan terlihat dalam laporan keuangan. Maka dari itu hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa potensi, tidak tercatat dalam laporan keuangan.

Menurut (Asianbrain), Laporan keuangan merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai informasi akuntansi.

Adapun fungsi laporan keuangan antara lain:

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas.

Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan. (http://www.anneahira.com)

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam bentuk neraca dan

laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaan investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang dicapaiselama jangka waktu yang diamati. Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pada rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Dari beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang menjelaskan atau melaporkan kegiatan perusahaan sekaligus untuk mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

2.4.2 Bentuk-bentuk Lapor an Keuangan

Dalam menganalisa dan menafsirkan laporan keuangan, seorang penganalisis harus mempunyai pengertian mengenai bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, rugi laba dan arus kas.

A. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu perusahaan pada hari terakhir periode akuntansi. Aktiva menunjukkan penggunaan dana, hutang dan modal menunjukkan sumber dana yang diperoleh.

Menurut Warsono dkk ( 2003:27 ) menyatakan bahwa neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Sedangkan Menurut Sutrisno ( 2008:9 ), neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Menurut Munawir ( 1990:13 ), neraca adalah Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan Menurut Darsono ( 2005:18 ) komponen neraca terdiri atas :

1. Aktiva ( Asset)

Yaitu kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang di peroleh atau di kendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi – transaksi atau kejadian – kejadian yang lalu. Dengan demikian, maka penggolongan aktiva dalam neraca adalah :

a. Aktiva lancar

Dalam aktiva lancar, aktiva dikelompokkan berdasarkan urutan yang paling lancar. Aktiva lancar disini adalah yang paling mudah dan cepat untuk dijadikan uang atau kas.

b. Aktiva tetap

Aktiva tetap adalah investasi pada tanah, bangunan, kendaraan dan peralatan yang lain yang dilakukan oleh perusahaan. Aktiva tetap disusun berdasarkan urutan yang paling tidak likuid (lancar).

c. Aktiva lain-lain

Aktiva lain-lain adalah investasi atau kekayaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain adalah kekayaan atau investasi yang tidak dikelompokkan dalam aktiva tetap dan aktiva lancar.

2. Kewajiban

Menurut Darsono ( 2005:19 ) berpendapat bahwa kewajiban adalah hak dari pemberi hutang (kreditor) terhadap kekayaan perusahaan, sedangkan ekuitas adalah hak pemilik atas kekayaan perusahaan. Pos-pos dalam sisi ini dikelompokkan sesuai dengan

besar kecilnya kemungkinan hak tersebut akan dibayar. Semakin besar kemungkinan hak atas perusahaan dibayar, semakin atas urutannya dalam neraca. Pembagian dalam sisi kewajiban dan ekuitas dalam neraca adalah :

a. Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban kepada kreditor yang akan dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun kedepan. Komponennya antara lain adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak, hutang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun, dan hutang-hutang lain.

b. Kewajiban jangka panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. Komponennya adalah hutang bank, hutang obligasi, hutang wesel dan hutang surat-surat berharga lainnya.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemilik akan dibayarkan hanya melalui dividen kas atau dividen

likuiditas akhir. Komponen dari ekuitas meliputi modal saham baik biasa maupun preferen, cadangan, laba ditahan, dan laba tahun berjalan.

B. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu sebagaimana halnya neraca, laporan laba rugi juga disusun tiap akhir tahun.

Menurut Sutrisno ( 2008:10 ), laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Menurut Warsono dkk ( 2003:28 ) menyatakan bahwa laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu.

Astuti ( 2004:17 ) mengemukakan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau setiap tahun. Sedangkan Darsono ( 2005:20 ) laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya-biaya selama periode waktu tertentu,

misalnya bulanan atau tahunan. Untuk melihat periode waktu tertentu

Dokumen terkait