• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN DALAM USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) (STUDI KASUS PADA UD KEYZA COLLECTION DI SURABAYA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN DALAM USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) (STUDI KASUS PADA UD KEYZA COLLECTION DI SURABAYA)."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ALFI NURUL HIDAYATI

0813015009/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan

dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

Pr ogr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

Alfi Nur ul Hidayati

0813015009/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

(STUDI KASUS PADA UD KEYZA COLLECTION DI SURABAYA )

Yang diajukan

Alfi Nurul Hidayati 0813015009/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Tanggal : ...

NIP. 19650929 199203 2001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

(4)

Disusun Oleh :

Alfi Nurul Hidayati 0813015009/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 22 Februari 2013

Pembimbing : Tim Penguji

Pembimbing Uta ma Ketua

Dr . Sr i Tr isnaningsih, SE, M.Si Dr . Sr i Tr isnaningsih, SE, M.Si Sekr etar is

Dr a. Ec. Siti Sundar i, M.Si Anggota

Dr s. Ec. Sja fii, MM, Ak

Mengetahui

Deka n Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembanguna n Nasional “Vetera n” J awa Timur Dekan Fa kulta s Ekonomi

(5)

Oleh :

Alfi Nur ul Hidayati

ABSTRAKSI

Perkembangan perekonomian di indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan ekonomi kerakyatan banyak di dapat dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa akuntansi tidak terlalu penting untuk di terapkan, oleh karena itu, penelitian ini untuk mengungkapkan penerapan pencatatan keuangan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas obyek. Teknik pertama yang digunakan adalah wawancara mendalam terhadap para informan. Teknik kedua digunakan observasi terhadap tindakan dalam penerapan sistem akuntansi. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti – bukti penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Analisis data, di lakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pemilik UD.Keyza Collection masih kurang dalam penerapan pencatatan keuangan dan model pencatatanya masih sederhana hanya sebatas pada pencatatan yang diketahuinya.

(6)

KATA PENGANTAR

Assa la mu’a la ikum Wr . Wb

Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Segala Puji bagi Tuhan. Rahmat dan Salam untuk Nabi Muhammad

SAW, beserta seluruh keluarganya dan para sahabatnya.

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat-Nya, karena hanya

dengan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “PENERAPAN PENCATATAN

KEUANGAN DALAM USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM);(STUDI KASUS PADA UD KEYZA COLLECTION DI

SURABAYA) ”. Dalam rangka melengkapi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangannya, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya

kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis, walaupun demikian

dengan adanya bimbingan serta petunjuk yang diterima dari berbagai pihak

(7)

Atas terwujudnya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsannuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Progdi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah

membantu memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang

banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi pengarahan dan

bimbingan dalam penyusun skripsi ini.

7. Para dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan dan

suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswi di Universitas

(8)

8. Seluruh civitas akademika Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan

yang telah diberikan kepada penulis selama proses penelitian ini.

9. Kedua Orang Tuaku, Bude, Pakde, Abang, Mas, Kakak, Mbak, adekku

dan Seluruh Keluarga Besarku yang selalu memberikan doa, dukungan,

perhatian dan pengorbanan yang begitu besar kepada Alfi. Terima kasih

atas segalanya. Aku cinta kalian semua.

10.Semua teman-teman dan kawan-kawan baik yang ada dikampus dan luar

kampus, di Jawa/Surabaya maupun luar Surabaya/ luar Pulau yang

selalu memberiku semangat, inspirasi, membantu dan mendukung

dengan do’a dalam penelitian ini, terima kasih untuk semuanya.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan-kekurangan, tetapi penulis berharap semoga hasilnya dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Februari 2013

(9)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... ... ... .. 1

1.2. Fokus Penelitian………..…... ... 7

1.3. Perumusan Masalah ….. ... 8

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ……….. . 9

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ….. ... 10

2.2. Landasan Teori ... 15

(10)

2.3. Sistem Informasi Akuntansi………. ... 21

2.3.1. Pengertian Sistem ... . 21

2.3.2. Pengertian Informasi……….. ... 22

2.3.3. Siklus Pengolahan data ... 23

2.3.4. Sifat Informasi ... 24

2.3.5. Akuntansi sebagai sistem informasi……….. .. 25

2.4. Laporan Keuangan ... ... 27

2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 27

2.4.2. Bentuk –Bentuk Laporan Keuangan... ... 30

2.4.3. Tujuan Laporan Keuangan ... ... 37

2.4.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 38

2.4.5. Pemakai Laporan Keuangan ………... ... 40

2.5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 42

2.5.1. Pengertian ... 42

(11)

2.6.1. Pengertian... ... 53

2.6.2. Karakteristk Sifat Wirausaha ………..……….. . 54

2.6.3. Langkah - Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha….. ... 55

2.6.4. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan………. ... 55

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 59

3.2. Keterkaitan Penelitian………. ... 60

3.3. Lokasi Peneliti ... ... 62

3.4. Instrumen Penelitian... ... 63

3.5. Sumber Data ... … ... 63

3.6. Penentuan Informan……….. ... 64

3.7. Teknik Pengumpulan data ... .... 64

3.8. Analisis data... ... 67

3.9. Keabsahan Data……… ... 68

(12)

4.1.4. Struktur organisasi obyek penelitian……… 76

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

4.2.1. Bagaimana penerapan bentuk pencatatan keuangan UMKM ... 79

4.2.2. Bentuk atau pencatatan keuangan ... 80

4.2.3. Pengetahuan mengenai pencatatan keuangan ... 83

4.2.1.3. Penanggung jaawab pemrosesan pencatatan keuangan ... 85

4.2.1.4. Proses pencatatan keuangan ……… 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 90

5.2. Saran ... 90

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Lata r Belaka ng

Hakikat setiap usaha didirikan yaitu untuk mencapai tujuan tertentu, di

mana tujuan masing – masing usaha secara umum dapat di katakana sama,

hanya prioritasnya yang berbeda. Tujuan paling utama bagi seluruh usaha

adalah mendapatkan keuntungan seoptimal mungkin, begitu juga bagi para

pelaku usaha mikro kecil menengah ( UMKM ), mereka memiliki tujuan

tertentu selain mendapatkan keuntungan dari usahanya tersebut yaitu

mengurangi tingkat pengangguran di indonesia

Banyak perusahaan berpendapat bahwa, dalam era globalisasi pada saat

ini dimana persaingan bisnis semakin ketat, maka mereka sangat memerlukan

hal tersebut. Perusahaan yang memiliki keunggulan komparatif akan mampu

bertahan bahkan mampu mengembangkan usahanya. Keunggulan tersebut

diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola informasi akuntansi yang

dihasilkan dari suatu laporan keuangan sangat berguna dalam rangka menyusun

berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas dimasa yang akan

datang. Akuntansi juga seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang

berguna untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses

pengambilan keputusan. Informasi ini adalah data yang disajikan oleh

(14)

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi

pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan

Usaha Menengah. Informan akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat

menjadi modal dasar bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk

pengambilan keputusan dalam pengelolaan Usaha Kecil, antara lain :

keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain - lain dalam

hubungan dengan pemerintahan dan kreditur ( bank ). Penyediaan informasi

akuntansi juga di perlukan. Kewajiban penyelenggara pencatatan akuntansi

yang baik bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang – Undang

usaha kecil no. 9 tahun 1995 dan alam Undang – undang perpajakan ( Pinasti,

2007 : 322 ). Selain itu salah satu faktor penyebab kegagalan wirausaha dalam

menjalankan usahanya adalah kurangnya kemampuan dalam mengendalikan

keuangan perusahaan (Zimmerer, 1996 : 14-15 dalam Suryana, 2001). Padahal

pencatatan keuangan yang di lakukan dengan cermat, akan membantu

pengusaha dalam mengendalikan keuangan perusahaan, sehingga usaha yang

di jalankan dapat berhasil dengan baik.

Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai

keberhasilan suatu usaha, termasuk usaha kecil. Tetapi dalam kenyataanya,

kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan

menggunakan akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Setelah dilakukan

(15)

akuntansi sehingga mereka tidak mengetahui betapa pentingnya pencatatan dan

pembukuan bagi kelangsungan usaha mereka. Pengusaha kecil memandang

bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan dalam usahanya.

Pentingnya penerapan ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) dinilai masih kurang dipahami oleh

para pengusaha. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan

pencatatan atas laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga

yang tidak melakukan pencatatan. Para pengusaha kecil dan menengah

biasanya hanya mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan

pengeluaran saja. Akibatnya, laba bersih perusahaan sulit diketahui sehingga

pengajuan kredit ke bank untuk modal usaha sulit diperoleh, dikarenakan

kebanyakan dari pelaku UMKM tidak memiliki latar belakang pendidikan yang

baik.

Pada Penelitian di UD Keyza Collection di Surabaya pemilik UMKM

sudah memahami pencatatan keuangan, walaupun tanpa ada catatan kegiatan

usaha secara tertulis dengan rapi. Tetapi kenyataannya pemilik UMKM sudah

bisa menggunakan informasi keuangan tersebut dalam melakukan

perencanaan biaya dan pengambilan keputusan, Namun dalam pencatatannya

masih menggunakan sistem manual yang artinya bahwa kegiatan UMKM

(16)

Padahal apabila tidak adanya sebuah sistem akuntansi yang baik dan

benar, maka sebuah rencana tidak akan bisa di susun dengan sempurna, banyak

usaha yang di bangun tidak di dasari oleh suatu sistem pencatatan keuangan

yang baik dan benar menurut standar akuntansi. Umumnya mereka

membangun usaha manakalh ada kesempatan, di satu pihak hal ini tidak bisa di

persalahkan, tetapi di lain pihak, usaha yang tidak di rencanakan dengan cermat

tidak akan bertahan lama. Perusahaan tidak tahu seberapa besar kekuatan dan

kelemahan – kelemahan apa saja yang ada pada perusahaan, manakalah

perusahaan telah semakin berkembang maka laporan keuangan itu akan

semakin kompleks, manakalah perusahaan semakin mengembangkan usaha

maka mereka butuh yang namanya dana besar dan itu harus di lakukan

peminjaman dan kepada pihak bank, serigkali pinjaman itu di tolak hanya

karena perusahaan tersebut tidak menerapkan pencatatan keuangan dengan baik

dan benar, sangat di sayangkan apabila hal itu terjadi di kalangan sekitar.

Umumnya pemilik UMKM beranggapan bahwa perencanaan dan

pengembangan strategis bisnis adalah tidak perlu, teknologi seperti terlihat

sebagai suatu investasi uang dan waktu yang mahal dan terjangkau, tetepi

memilih alat yang tepat akan membuat bisnis menjaaaadi lebih mudah

daripada sebelumnya. Menyadari situasi dan kondisi tersebut di atas, maka di

(17)

sebagian dari mereka belum mengerti pencatatan akuntansi, menjadi mengerti

dan mudah menerapkannya.

Revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong

kemajuan dalam teknologi, produk dan proses, serta terbentuknya masyarakat

informai, dalam dunia usaha di tuntut untuk tampil adaptif terhadap perubahan

yang terjadi dengan perbaiakan strategis dan operasi perusahaan agar dapat

bertahan dalam kompetisi dunia usaha yang semakin ketat.UMKM sukses

adalah kelompok UMKM yang mampu memanfaaatkan sumberdaya tersedia

terutama yang bernilai ekonomi rendah termasuk limbah menjadi barang –

barang yang bernilai ekonomi tinggi. Keberhasilan UMKM sukses ternyata

tidak hanya karena keahlian yang di miliki. Tetapi juga di pengaruhi oleh

banyak faktor antara lain : a) jiwa kewirausahaan dan kreatifitas individual

yang melahirkan inovasi, b) ketersediaan bahan baku, iklim usaha, dukungan

finansial, ketersediaan informasi baik pengetahuan dan teknologi, ketersediaan

informasi baik pengetahuan dan teknologi, ketersediaan pasar dan dukungan

infrastruktur ( Budiretnowati, 2007 : 2).

Begitu juaga halnya dengan aspek pemasaran untuk produk dan proses

dari UMKM tersebut di butuhkan sebuah inovasi – inovasi yang dapat

meningkatkan pendapatan bagi umkm tersebut dan agar tidak ”jalan di tempat“

(18)

Pada umunya pemilik UMKM beranggapan bahwa pencatatan

keuangan tidaklah perlu. Membutuhkan kecermatan, waktu dan juga biaya

dengan jumlah tertentu membuat beberapa pemilik UKM enggan untuk

mengingat segala sesuatu yang berkaitan dengan operasional perusahaan

menjadi pilihan yang menarik bagi kebanyakan pelaku UKM. Namun tentunya

tidak semua pelaku UKM memiliki anggapan tersebut. Masih ada pelaku UKM

yang melakukan pencatatan keuangan dalam menjalankan usahanya.

Di dalam konsep kesatuan usaha khusus (economic), perusahaan di

pandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.

Atau dengan kata lain perusahaan di anggap sebagai’unit akuntansi’yang

terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.Untuk tujuan

akntansi perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Dengan

anggapan seperti ini maka transaksi – transaksi perusahaan dipisahkan dari

transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan

laporan di buat untuk perusahaan tadi ( Baridwan, 2004 : 8 )

Faktor accountability sangat di perlukan jika pemilik UKM

menginginkan usahanya lebih maju, karena untuk mengajukan pinjaman dana

kepada bank atau lembaga perkreditan lainnya yang memerlukan laporan

(19)

Dari permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap :

Penerapan Pencata ta n Keua ngan Dalam Usaha Mikr o Kecil

Menengah (UMKM); (Studi Kasus Pada UD. Keyza Collection di

Sur a baya)

1.2 Fokus Penelitian

Dari uraian yang di kemukakan di atas, banyak hal – hal yang

mempengaruhi kegiatan UMKM yang dapat menimbulkan permasalahan dalam

UMKM tersebut antara lain:

1. Masalah Sumber Daya Manusia (SDM)

Pada umumnya pemilik atau orang –orang yang bergelut di bidang

UMKM hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang UMKM, sehingga

banyak umkm yang tidak berkembang hingga menjadi Besar dan

berkembang.

2. Masalah Pemasaran

Pemasaran menjadi hal yang cukup penting di bidang UMKM,

karena pemasaran biasanya menjadi ”penolong” bagi suatu UMKM.

Dengan adanya pemasaran UMKM bisa di kenal oleh masyarakat luas,

(20)

3. Masalah Akuntabilitas

Faktor akuntabilitas menjadi hal yang sangat penting bagi UMKM,

karena faktor ini dapat dikatakan sebagai tolak ukur bagi umkm apakah

UMKM tersebut berkembang dengan baik atau mengalami kerugian

dalam perkembangannya. Tetapi terkadang faktor ini sering di abaikan

oleh pemilik atau orang – orang yang mengeluti bidang ini.

Dari uraian di atas maka yang menjadi fokus penelitian dalam hal

ini adalah seberapa jauh pelaku UMKM memahami pencatatan

keuangan. Dan seberapa penting pencatatan keuangan tersebut bagi

pelaku UMKM.

1.3 Per umusa n Ma salah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan, maka berikut ini

di buat suatu perumusan masalah :

1)Bagaimana penerapan pencatatan keuangan pada Usaha Mikro Kecil dan

Menengah ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas. Maka

tujuan dari penelitian berikut ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan pencatatan keuangan

(21)

2. Untuk mengetahui seberapa penting pencatatan keuangan bagi pelaku

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

1.5 Ma nfa at Penelitian

1) Bagi UMKM

Hasil ini di harapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau hasil

ini di harapkan juga mampu memberikan bahan masukan untuk lebih

mengetahui pentingnya akuntabilitas usaha.

2) Bagi Universitas

Sebagai tambahan informasi mengenai akuntabilitas UMKM dan bahan

penelitian bagi mahasiswa di masa yang akan datang.

3) Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menetapkan dan mengaplikasikan teori – teori yang

telah diperoleh dari sumber – sumber lain sehingga bermanfaat bagi pihak

yang memerlukan.

4) Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang

(22)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang

dapat dipakai sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Dianita (2006)

Judul : STUDI PENERAPAN PENCATATAN

KEUANGAN PADA USAHA

MIKRO DAN KECIL (UMK) (Studi

Kasus pada Usaha Mikro dan Kecil

Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita

di Wilayah Sur abaya Utar a dan

Barat)

Permasalahan : 1. Bagaimana pemahaman pencatatan

keuangan pada Usaha Mikro dan Kecil ?

2. Bagaimana penerapan pencatatan

keuangan pada Usaha Mikro dan Kecil?

Kesimpulan :1. Pemiliik sudah memahami pencatatan

keuangan, walaupun tanpa ada catatan

kegiatan usaha secara tertulis dengan

(23)

2. Bentuk pencatatan keuangannya amat sangat

sederhana sekali, namun hal itu sudah

mampu memberikan informasi keuangan

yang sangat berguna bagi UMKM tersebut.

2. Adha ( 2006 )

Judul : STUDI TENTANG PENERAPAN

PENCATATAN KEUANGAN BAGI

PELAKU USAHA KECIL DAN

MENENGAH (Studi kasus Pada Ika dan

GA Tr ans Rent Car Sur abaya)

Permasalahan : 1.Bagaimana proses pencatatan laporan

keuangan dalam UKM?

2. Bagaimana proses penentuan tarif dasar

sewa mobil?

Kesimpulan : 1.Pencatatan yang di lakukan masih

menggunakan sistem manual dan catatan

setiap perunitnya sumua di jadikan satu

(24)

sangat tidak rapi sehingga susah di

mengerti oleh orang lain.

2. Untuk penentuan tarif sewa berdasarkan

mobil yang akan di sewa dan penentuan

tarif juga berdasarkan berapa lama sewa

mobil yang akan di pakai.

3. Choir iah ( 2006 )

Judul : PENERAPAN PE NCATATAN

KEUANGAN PADA INDUSTRI

KECIL RUMAHAN ( Studi Kasus

Pengusa ha Pada Pengusaha Pada

Counter P ulsa Bedjo Cell di Tuban )

Permasalahan :1. Bagaimana penerapan pencatatan

keuangan dalam industri kecil rumahan

pada counter pulsa?

Kesimpulan :1. Pencatatan yang di lakukan masih

sederhana dan sesuai dengan pengetahuan,

kemampuan, dan pemahaman pengusaha

(25)

4. Dar sono (2007)

Judul : STUDI TENTANG PENERAPAN

PENCATATAN KEUANGAN DALAM

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM); (Studi Kasus Pada Depot

Tr ifena di Kota Mojoker to)

Permasalahan : 1. Untuk mengetahui penerapan pencatatan

laporan keuangan pada pelaku UMKM.

2. Untuk mengetahui pemahaman proses

penerapan akuntansi pada UMKM.

3. Untuk mengetahui proses dari penentuan

harga menu makanan dan minuman di

Depot Trifena.

Kesimpulan :1. Dengan melihat berbagai fenomena

tersebut bahwa pemilik UMKM tersebut

sudah cukup memahami pentingnya

pencatatan keuangan dalam menjalankan

usahanya, meskipun pencatatan yang di

buat tidak begitu rapi dan lengkap, Namun

(26)

UMKM sudah bisa menggunakan

informasi keuangan tersebut dalam

melakukan perencanaan biaya, mengontrol

keuangan perusahaan dan pengambil

keputusan manajemen.

2. Bentuk Proses penerapan keuangannya

bermacam – macam, pada depot Trifena

langsung melalui komputerisasi Meskipun

sudah cukup maju karena menggunakan

komputer,namun kenyataannya para

pelaksana UMKM kurang mengerti

tentang siklus akuntansi yang

sesungguhnya.

3. Untuk penentuan harga makan dan minum

di tentukan dari biaya pengeluaran untuk

beli bahan dasar, Namun untuk penentuan

harga makanan dan minuman sangat

(27)

2.2. Landasa n Teor i

2.2.1. Penger tian Ak untansi

Akuntansi telah banyak di definasikan oleh beberapa lembaga terkait

dan beberapa para ahli, menurut Suwardjono ( 2006:9 ) definisi tersebut

antara lain :

1. Paul Grady dalam ARS No.7, AICPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi

yang secara sistematis, orisinil dan autentik, mencatat,

mengklasifikasikan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh

transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam

operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang

berarti yang di butuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggung

jawaban atas kepercayaan yang di terimanya.

2. Accounting Principles Board (APB) dalam Statement APB No. 4 di

sebutkan :

Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa ( service activity ) fungsinya

adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat

finansial, tentang entitas – entitas ekonomi yang di anggap berguna

(28)

Menurut suwaldiman ( 2005:12 ) produk akuntansi adalah informasi

keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan

dengan aktifitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produkseni sama

sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang di sajikan

secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut

lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitik

beratkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan

keandalan informasi keuangan yang di hasilkannya.

Menurut Belkaoni ( 1987:7 ) akuntansi senantiasa di pandang sebagai

suatu sistem informasi. Akuntansi di anggap sebagai suatu proses yang

menjalin sumber informasi atau pemancar / transmiter (biasanya adalah

akuntan), saluran komunikasi, dan seperangkat penerima / receivers (

pemakai eksternal). Keunggulan citra akuntansi sebagai suatu sistem

informasi adalah sistem akuntansi alternatif tidak perlu lagi di nilai dalam

hal kemampuannnya untuk menghasilkan “laba yang sebenarnya” atau

keandalannya untuk menyajikan sejarah. Selama para pemakai yang berbeda

mendapatkan bahwa informasi itu berguna, maka kegunaan sistem itu dapat

di tentukan. Sedangkan Menurut Suwardjono ( 2010:10 ) akuntansi sebagai

seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa

berupa informasi keuangan kuantitatif unit – unit organisasi dalam suatu

(29)

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomik.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi di

selenggarakan dalam suatu perusahaan. Informasi yang dihasilkan adalah

informasi tentang organisasi dan informasi akuntansi sangat penting bagi

kelangsungan usaha.

2.2.2. Asumsi dan Konsep Dasar.

2.2.2.1. Asumsi Dasar

Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi –

asumsi tersebut menurut Baridwan ( 2004:8 ) adalah :

1) Kesatuan Usaha Khusus.

Di dalam konsep ini, perusahaan di pandang sebagai suatu unit usaha

yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain

perusahaan di anggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari

pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.Dengan anggapan seperti

ini maka transaksi – transaksi perusahaan di pisahkan dari transaksi –

transaksi pemilik dan oleh karenanya maka sama semua pencatatan dan

(30)

2) Kontiunitas Usaha.

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup

terus, dalam arti di harapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang

akan dating. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa

akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan

usaha, kontrak – kontrak dan perjanjian – perjanjian. Oleh karena itu di

buat berbagai meetode penelitian dan pengalokasian dalam akuntansi

yang di dasarkan pada konsep ini. Sebagai contoh adalah prosedur

amortisasi dan depresiasi, Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas

bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan

usaha itu harus di pandang akan hidup terus.

3) Penggunaan unit moneter dalam pencatatan.

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat di

catat dengan menggunakan ukuran fisik atau waktu, tetapi karena tidak

semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama,

sehingga akan menimbulkan kesulitan – kesulitan di dalam pencatatan

dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka

semua transaksi – transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam

catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.

(31)

perusahaan itu berdiri.

4) Periode waktu

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian

tujuan leporine keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.

Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan di

laporkan dalam laporan keuangan paada periode yang bersangkutan,

bakan pada saat kas diterima atau di keluarkan.

2.2.2.2. Konsep dasar

Konsep (prinsip) dasar yang mendasari penyusunan standar akuntansi

menurut Baridwan ( 2004:10 ) adalah:

1) Prinsip biaya historis

Prinsip ini menghendaki di gunakannya harga perolehan dalam

mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

2) Prinsip Pengakuan Pendapatan.

Pendapatan adalah aliran masuk harta – harta (aktiva) yang timbul

dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit

(32)

3) Prinsip mempertemukan.

Yang di maksud dengan prinsip mempertemukan adalah

mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya

tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya

penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus

dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya juga

akan ditunda sampai saat di akuinya pendapatan.

4) Prinsip Konsistensi

Agar laporan keuangan dapat di bandingkan dengan tahun – tahun

sebelumnya, maka metode dan prosedur – prosedur yang di gunakan

dalam proses akuntansi harus di terapkan secara konsisten dari tahun

ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam

dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan

selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. tergantung dari

sikap dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip

tersebut.

5) Prinsip pengungkapan lengkap.

Yang di maksud dengan prinsip pengungkapan lengkap (full

disclousure) adalah menyajikan informasi yang di sajikan itu

(33)

juga saldo – saldo dari rekening- rekening tertentu, tidaklah mungkin

untuk memasukkan semua informasi – informasi yang ada ke dalam

laporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi

dalam laporan keuangan di buat bentuk (a) catatan kaki (footnotes),

(b) dalam laporan keuangan, biasanya di tuliskan dalam kurung bawah

elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening – rekening

tertentu dan (c) sebagai lampiran – lampiran.

2.3. Sistem Infor masi Akuntansi

2.3.1. Penger tian Sistem

Menurut Widjajanto ( 1989:1 ), “sistem adalah suatu kesatuan yang

terdiri dari bagian – bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk

mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyadi ( 2001:5 ), Sistem adalah suatu jaringan prosedur

yang di buat untuk pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan.

Menurut Hall ( 2007:6 ), Sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen – komponen yang saling berkaitan (Subsistem-subsistem yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama).Sedangkan Menurut Wikipedia

berbahasa indonesia, Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling

(34)

mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan

bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen

atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran

informasi, materi atau energi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan

atau rangkaian komponen – komponen yang saling berhubungan dan

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan oleh

perusahaan.

2.3.2. Penger tia n Infor masi

Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data, Menurut

Cushing ( 1989:11 ), ”data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang

diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan di simpan serta

di olah.Informasi diartikan sebagai output pengolah data yang di organisir

dan brguna bagi orang yang menerimanya”.

Sedangkan Menurut Wilkinson ( 1993:3 ) ”Data adalah fakta, angka,

bahkan symbol mentah, secara bersama – sama mereka merupakan

masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data

yang telah di transformasi dan di buat lebih bernilai melalui pemprosesan.

Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk

(35)

Peran informasi merupakan kumpulan dari data yang telah di olah

sehingga bagi penerimanya, biasanya data belum dapat di gunakan sebagai

dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen,

sehingga agar dapat berguna bagi pemakaianya, data harus diproses

sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.

2.3.3. Siklus Pengolahan data

Untuk mengubah data menjadi informasi, di lakukan proses

pengolahan data,dalam akuntansi proses ini di sebut sebagai siklus

akuntansi, maka dalam sistem informasi proses pengolahan data ini di

lakukan dengan berbagai tahap tertentu.Yaitu sistem informasi akuntansi

yang di proses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang proses

dengan komputer.

Siklus pengola han data secar a ma nua l

Ga mbar 1

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi. BPPE,

Yogyakarta, Edisi Kedua.

Laporan Keuangan Buku Besar

Bukti

Transaksi Jurnal

(36)

Siklus pengolaha n data dengan computer

Input Pengelolaan Output

Gambar 2

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi. BPPE,

Yogyakarta, Edisi Kedua.

2.3.4. Sifa t – Sifa t Infor masi

Menurut Wilkinson ( 1993:121 ), sifat – sifat informasi yang penting

meliputi hal – hal berikut :

1. Relevansi

Hubungan antara inforasi dan situasi keputusan, serta dengan

sasaran perusahaan.

Jurnal

Bukti

Transaksi

Laporan Keuangan & Laporan Lain Buku Besar

(37)

2. Kuantifiabilitas

Sejauh mana informasi dapat diakuntifikasikan (di nyatakan dalam

bentuk numerik)

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisisan informasi

4. Kepadatan

Sejauh mana informasi di ringkaskan atau dipadatkan

5. Ketepatan waktu

Keyakinan Informasi

6. Cakupan

Rentang yang di cakup oleh informasi

2.3.5. Akuntansi sebaga i Sistem Infor masi

Sebagai sistem, akuntansi di perlukan oleh berbagai pihak, baik

dalam kalangan intern maupun kalangan intern dari luar organisasi yang

menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Secara garis besar ( Weygant,dkk,2007:6 ) pihak – pihak tersebut adalah:

(38)

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis

b. Pengguna eksternal, yaitu :

1. Investor ( pemilik )

menggunakan informai akuntansi guna membuat keputusan untuk

membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

2. Kreditor,

seperti pemasok dan banker menggunakan informasi akuntansi guna

mengevaluasi resiko pemberian kredit atau pinjaman.

3. Badan perpajakan

Amerika Serikat seperti Internal Revenue Service (IRS), ingin

mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi undang – undang

perpajakan.

4. Pelanggan

akan tertarik dengan sebuah perusahaan tetap harus menghargai

jaminan dan dukungan produk atas lini – lini produknya.

5. Serikat pekerja

Ingin mengetahui apakah pemilik dapat membayar kenaikan upah

(39)

6.Perencanaan ekonomi

menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktifitas

perekonomian.

2.4. Laporan Keuangan

2.4.1. Penger tian Lapor an Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari

laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat

mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan

maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan

di dalam mengambil keputusan. Penilaian terhadap keberhasilan suatu

perusahaan dapat di lakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan

yang di sajikan. Salah satu unsur penting dalam laporan keuangan yang

turut menentukan terhadap hasil penilaian tersebut adalah besarnya

jumlah perolehan laba yang di peroleh atau karena perolehan laba

merupakan gambaran kemempuan perusahaan dalam menjalankan

aktifitasnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi laporan

keuangan :

Menurut Munawir ( 2004:2 ) Pengertian laporan keuangan adalah

(40)

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut.

Menurut Sutrisno ( 2008:9 ) laporan keuangan merupakan hasil

akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni

Neraca dan laporan Rugi Laba.

Menurut Keown dkk ( 2008 : 139 ) Laporan keuangan pada

dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat di gunakan

sebagai alat untuk mlihat keterkaitan antar aktifitas perusahaan ,

laporankeuangan menyajikan data keuangan data keuangan bagi pihak –

pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.

Menurut Myer, dalam Munawir ( 2004:5 ) yang dimaksud

dengan laporan keuangan adalah : “Dua daftar yang disusun oleh

akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar

tersebut adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan

atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi

kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar

ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba

yang ditahan)”.

(41)

proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang,

dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam

nilai uang. Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang, tidak

akan terlihat dalam laporan keuangan. Maka dari itu hal-hal yang

belum terjadi dan masih berupa potensi, tidak tercatat dalam laporan

keuangan.

Menurut (Asianbrain), Laporan keuangan merupakan laporan

mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta

informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai informasi akuntansi.

Adapun fungsi laporan keuangan antara lain:

• Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva,

kewajiban dan ekuitas.

• Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi

akutansi dalam pengambilan keputusan. (http://www.anneahira.com)

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang

menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang dilaksanakan

(42)

laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk

menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen

perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaan investasi dalam

perusahaan dan hasil-hasil yang dicapaiselama jangka waktu yang

diamati. Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan

perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca

menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pada rugi laba

memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta

biaya yang terjadi selama periode tertentu. Dari beberapa pendapat ahli

ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil akhir proses akuntansi yang menjelaskan atau

melaporkan kegiatan perusahaan sekaligus untuk mengevaluasi

keberhasilan strategi perusahaan dalam pencapaian tujuan yang ingin

dicapai.

2.4.2 Bentuk-bentuk Lapor an Keuangan

Dalam menganalisa dan menafsirkan laporan keuangan, seorang

penganalisis harus mempunyai pengertian mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah

yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan

(43)

A. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat

tertentu. Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu

perusahaan pada hari terakhir periode akuntansi. Aktiva

menunjukkan penggunaan dana, hutang dan modal menunjukkan

sumber dana yang diperoleh.

Menurut Warsono dkk ( 2003:27 ) menyatakan bahwa neraca

adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

organisasi pada suatu periode tertentu. Sedangkan Menurut Sutrisno

( 2008:9 ), neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi

keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Menurut Munawir ( 1990:13 ), neraca adalah Laporan yang

sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan

pada suatu saat tertentu. Sedangkan Menurut Darsono ( 2005:18 )

komponen neraca terdiri atas :

1. Aktiva ( Asset)

Yaitu kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang di

peroleh atau di kendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari

transaksi – transaksi atau kejadian – kejadian yang lalu. Dengan

(44)

a. Aktiva lancar

Dalam aktiva lancar, aktiva dikelompokkan berdasarkan

urutan yang paling lancar. Aktiva lancar disini adalah yang

paling mudah dan cepat untuk dijadikan uang atau kas.

b. Aktiva tetap

Aktiva tetap adalah investasi pada tanah, bangunan,

kendaraan dan peralatan yang lain yang dilakukan oleh

perusahaan. Aktiva tetap disusun berdasarkan urutan yang

paling tidak likuid (lancar).

c. Aktiva lain-lain

Aktiva lain-lain adalah investasi atau kekayaan lain

yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain

adalah kekayaan atau investasi yang tidak dikelompokkan

dalam aktiva tetap dan aktiva lancar.

2. Kewajiban

Menurut Darsono ( 2005:19 ) berpendapat bahwa kewajiban

adalah hak dari pemberi hutang (kreditor) terhadap kekayaan

perusahaan, sedangkan ekuitas adalah hak pemilik atas kekayaan

(45)

besar kecilnya kemungkinan hak tersebut akan dibayar. Semakin

besar kemungkinan hak atas perusahaan dibayar, semakin atas

urutannya dalam neraca. Pembagian dalam sisi kewajiban dan

ekuitas dalam neraca adalah :

a. Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban kepada

kreditor yang akan dibayarkan dalam jangka waktu satu

tahun kedepan. Komponennya antara lain adalah hutang

dagang, hutang gaji, hutang pajak, hutang bank yang jatuh

tempo dalam satu tahun, dan hutang-hutang lain.

b. Kewajiban jangka panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan

dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu periode

akuntansi atau satu tahun. Komponennya adalah hutang bank,

hutang obligasi, hutang wesel dan hutang surat-surat berharga

lainnya.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemilik

(46)

likuiditas akhir. Komponen dari ekuitas meliputi modal saham

baik biasa maupun preferen, cadangan, laba ditahan, dan laba

tahun berjalan.

B. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan

jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu

perusahaan pada periode tertentu sebagaimana halnya neraca, laporan

laba rugi juga disusun tiap akhir tahun.

Menurut Sutrisno ( 2008:10 ), laporan rugi laba adalah

laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam

jangka waktu tertentu. Sedangkan Menurut Warsono dkk ( 2003:28 )

menyatakan bahwa laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang

menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode

tertentu.

Astuti ( 2004:17 ) mengemukakan bahwa laporan laba rugi

merupakan laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban

perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya

setiap kuartal atau setiap tahun. Sedangkan Darsono ( 2005:20 )

laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan

(47)

misalnya bulanan atau tahunan. Untuk melihat periode waktu tertentu

yang dilaporkan, maka pembaca laporan laba rugi perlu

memperhatikan kepala (heading) pada laporan tersebut.

Komponen laba rugi menurut Darsono ( 2005:21 ) adalah :

a. Pendapatan/Penjualan

hasil penjualan produk atau jasa utama yang di hasilkan

perusahaan kepada pelanggan.

b. Harga Pokok Penjualan

Merupakan biaya produksi sesungguhnya dari produk atau jasa

yang di jual pada periode tersebut.

c. Biaya Pemasaran.

Biaya yang dikeluarkan untuk memesarkan produk dan jasa yag di

hasilkan pada periode tersebut, misalnya biaya iklan, biaya

salesman, dan biaya promosi.

d. Biaya Administrasi dan Umum

Biaya yang di keluarkan untuk keperluan administrasi dan umum

perusahaan. Contohnya adalah biaya gaji direksi, biaya

(48)

e. Pendapatan Luar Usaha

Pendapatan yang di peroleh bukan dari bisnis utama perusahaan

misaknya keuntungan penjualan aktifa tetap, bunga bank bagi

perusahaan non bank, dan lain – lain.

f. Biaya Luar Usaha

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

laporan laba rugi merupakan suatu daftar perusahaan dimana

didalamnya didasarkan atas semua pendapatan dan biaya-biaya

sedemikian rupa yang terjadi pada periode tertentu yang disusun

secara sistematis sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah suatu

perusahaan itu memperoleh laba atau rugi.

C. Laporan Arus Kas

Laporan ini menggambarkan tentang perputaran uang (kas dan

bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan dan tahunan.

Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional dan kas

untuk kegiatan pendanaan.

D. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik

(49)

negatif, dalam hal ini artinya masih belum di bagi.

E. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus

berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan. Catatan atas laporan keuangan megnungkapkan :

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijkan akuntansi yang dipilih dan diterpkan terhadap peristiwa

dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam penyusunan Standar Akuntansi

Keuangan tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba rugi,

Laporan Arus kas

2.4.3. Tujua n Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan

yang dikutip oleh Sawir ( 2005:2 ) adalah :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

(50)

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan

manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

d. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

e. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.

f. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan

netto dari kekayaan sebagai hasil dari aktivitas usaha.

2.4.4. Kar akter istik Lapora n Keua ngan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas

yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi

pemakai. Menurut standar akuntansi keuangan ada empat karakteristik

kualitatif yang dikutip oleh Munawir ( 2007:21 ), yaitu :

a. Dapat dipahami Kualitas

Penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh

(51)

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta

kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang

wajar.

b. Relevan

Untuk memperoleh manfaat yang baik, informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan

dengan menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi dimasa lalu.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan

pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang

seharusnya disajikan. Agar dapat diandalkan, informasi haruslah

menggambarkan atau menyajikan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat

(52)

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan

(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat

memperbandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif. Hasil analisis dan interprestasi akan

memberikan gambaran internal tentang kekuatan dan kelemahan

perusahaan. Dengan mengetahui hal tersebut, pemimpin perusahaan

dapat menetapkan keputusan yang tepat, efektif dan efisien dalam

memanfaatkan peluang dan menanggulangi ancaman yang dihadapi

perusahaan dalam lingkungan usahanya.

2.4.5. Pemakai Lapor an Keuangan

Menurut Darsono (2005:7-12) dalam UU No. 1/1995 tentang

Perseroan Terbatas (PT) jelas bahwa laporan keuangan merupakan suatu

alat pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan oleh pengurus

perusahaan (Direksi dan Komisaris). Sebagai alat pertanggung jawaban,

laporan keuangan wajib disampaikan kepada pemilik. Namun dengan

adanya keterlibatan pihak lain, maka laporan keuangan menjadi bagian

penting informasi kepada pihak lain non – pemilik, seperti kreditur,

(53)

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan

ataupun perkembangan suatu perusahaan antara lain :

1. Pemilik modal : Untuk menilai sukses tidaknya manajemen dalam

mengelola suatu perusahaan.

2. Manajemen : Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan

perusahaan yang dipimpinnya, agar dapat dibuat

atau disusun perencanaan untuk masa yang akan

datang.

3. Karyawan : Karyawan tertarik pada informasi mengenai

stabilitas dan profitabilitas perusahaan karena

mereka ingin menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa,

pensiun, dan kesempatan kerja.

4. Para Investor : Dari laporan keuangan yang disajikan, investor

akan memutuskan apakah mereka menanamkan

modal kepada perusahaan atau tidak.

(54)

memutuskan apakah pinjaman serta bunganya

dapat dibayar pada saat jatuh tempo dan apakah

kredit yang diberikan cukup mendapat jaminan

perusahaan.

6. Pemerintah : Pemerintah berkepentingan terhadap laporan ke-

uangan perusahaan untuk menentukan besarnya

pajak yang harus ditanggung perusahaan.

2.5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2.5.1. Penger tia n Usaha Mikr o, Kecil dan Menenga h

Pengertian Usaha Kecil dan Menengah Di indonesia sedikitnya terdapat

tiga pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sebagai berikut:

1. Menurut BPS, suatu usaha yang dijalankan oleh kurang dari 4 tenaga kerja

disebut industri rumah tangga, kemudian jika usaha dijalankan oleh 5-19

pekerja digolongkan kepada industri kecil dan jika usaha dijalankan oleh

20 - 99 pekerja digolongkan industri menengah.

2. Menurut kementrian industri dan perdagangan, usaha yng mempunyai nilai

aset (tidak termasuk tanah dan bangunan ) dengan aset kurang dari 200

juta rupiah disebut industri kecil, sedangkan suatu usaha yang memiliki

(55)

3. Menurut undang - undang industri kecil tahun 1995 kementrian usaha kecil

dan menengah serta bank indonesia, usaha berskala kecil adalah usaha

yang mempunyai modal kurang dari 200 juta rupiah (tidak termasuk

tanah dan bangunan) atau memiliki penjualan kurang dari 1 milyar rupiah

per tahun (pustaka unpad.c.id)symposium kebudayaan indonesia –

Malaysia , wawan setiwan : 2007)

4. Biro pusat statistik indonesia (BPS) 1988 mendefinisikan usaha kecil

dengan ukuran tenaga kerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang termasuk

pekerja kasar yang dibayar pekerja pemilik dan pekerja keluarga. Perusahaan

industri yang memiliki tenaga kerja urang dari 5 orang diklasifikasikan

sebagai industri rumah tangga (home industri). Berbeda dengan klasifikasi

yang dikemukakakn oleh Stanley dan Morse, bahwa industri yang menyerap

tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan rumah tangga. Industri

kecil menyerap 10-49 orang , industri sedang menyerap 50-59 orang dan

industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang lebih ( Suryana, 2001:84 ).

Sedangkan definisi usaha menengah menurut instruksi presiden nomor 10

tahun 1999 adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha lebih besar dari Rp 200 juta

sampai paling banyak Rp. 10 miliar ( Suhardjono, 2003:33 ). Batasan usaha

kecil dan menengah - industri dagang menurut keputusan yang telah

(56)

1. Menurut undang - undang No. 9 tahun 1995 : mengenai usaha kecil dan

menengah yang disebut usaha kecil dan menengah adalah suatu usaha

yang mempunyai kekayaan bersih maksimum 200 juta rupiah di luar tanah

dan bangunan atau mempunyai omset penjualan maksimal 1 milyar rupiah

per tahun.

2. Menurut undang - undang No. 10 tahun 1999 mengenai usaha kecil dan

menengah industri dagang yang disebut usaha menengah adalah usaha

yang mempunyai kekayaaan bersih lebih besar dari 200 juta rupiah sampai

dengan maksimal 10 milyar rupiah. Usaha kecil dan menengah binaan

dirjen IKDK berdasarkan SK menteri perindustrian dan perdagangan No.

589 tahun 1999 adalah usaha yang mempunyai nilai investasi seluruhnya

sampai dengan 1 milyar rupiah.

2.5.2. Kr iter ia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dalam undang - undang N0.9 / 1995 pasal 5 tentang usaha kecil

disebutkan beberapa kriteria usaha kecil dan menengah antara lain:

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha : atau memiliki

hasi penjualan tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000 ( satu milyar ),(

Suryana 2001:84 ).

(57)

ketentuan Undang - Undang Nomor 9 tahun 1995 dan surat edaran bank

indonesia No. 3/9/Bkr tahun 2001 adalah sebagai berikut :

1.Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2.Memiliki hasil penjualan bersih tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-

(satu milyar rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan besar.

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbdan

hukum atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi.

Menurut Komisi untuk perkembangan ekonomi (Community For

Econommic Development) C.E.D dalam suryana ( 2001:84 )

mengemukakan kriteria usaha kecil yaitu manajemen berdiri sendiri,

manajer adalah pemilik modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok

kecil, daerah operasi bersifat lokal; ukuran dalam keseluruhan relatif

kecil.

(58)

dalam subanar ( 2001:2 ), kriteria dari bank inonesia, maka yang

termasuk katagori usaha kecil adalah:

a. Usaha Perdagangan

Keagenan, pengecer, ekspor/impor dan lain - lain dengan modal aktif

perusahaan (MAP) tidak melebihi 150.000.000/tahun dan capital

turn over ( CTO ) atau perputanan modal tidak melebihi Rp.

600.000,-

b. Usaha Pertanian

Pertanian maupun perkebunan, perikanan darat / laut peternakan dan

usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan departemen pertanian.

ketentuan MAP dan CTO seperti usaha perdagangan diatas.

c.Usaha industri

Industri logam/kimia , makanan/ minuman , pertambangan , bahan

galian serta aneka industri kecil lainnya dengan batas MAP = Rp

250.000.000,- serta batas CTO = Rp 1000.000.000,-

d. Usaha jasa

Menjual tenaga pelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, perencana,

perbengkelan, transportasi serta restoran dan lainnya dengan batas

(59)

e. Usaha jasa kontruksi

Kontraktor bangunan , jalan kelistrikan, jembatan pengairan dan

usaha - usaha lain yang berkaitan dengan teknik konstruksi

bangunan, dengan batas MAP dan CTO seperti usaha industri. Dari

masing - masing jenis usaha diatas batas jumlah tenaga perusahaan

tidak lebih dari 300 orang oleh perorangan yang merangkap sebagai

pemilik sealigus pengelola perusahaan, serta memanafaatkan tenaga

kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua rendahnya akses

industri kecil terhadap lembaga - lembaga kredit formal sehingga

mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari

modal sendiri atau sumber - sumber lain seperti keluarga, kerabat,

pedagang perantara, bahkan rentenir. Ketiga, sebagian besar usaha

kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.

Keempat dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir

sepertiga bagian dari industri kecil bergerak pada kelompok industri

makanan, minuman dan tembakau, diikuti oleh kelompok industri

barang galian bukan logam, perabotan rumah tangga, masing -

masing berkisar antara 21 persen hingga 22 persen dari seluruh

industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada kelompok

industri kertas dan kimia relatif masih sangat sedikit yaitu kurang

(60)

2.5.3. Kekuatan Dan Kelemaha n Usaha Kecil d an Menengah

Menurut Suryana ( 2001: 85-86 ) usaha kecil memiliki kekuatan dan

kelemahan tersendiri. Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain:

1. Memiliki kebebasan untuk bretindak.

Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, teknologi baru

dan perubahan mesin baru usaha kecil bisa bertindak dengan cepat

untuk menyesuaikan dengan kedaan yang berubah tersebut. Sedangkan

pada perusahaan besar tindakan tersebut sudah dilakukan.

2. Feleksibel.

Perusahaan kecil dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada

umumnya menggunakan sumber - sumber setempat yang bersifat lokal.

3. Tidak mudah goncang.

Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya bersifat

lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan

baku impor.

Sedangkan kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan kedalam

(61)

1. Aspek Kelemahan Struktural

yaitu kelelemahan dalam strukturnya, misalnya kelemahan dalam

bidang manajemen dan organisasi kelemahan dalam pengendalian

mutu kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi,

kesulitan mencari permodalan tenaga kerja masih lokal dan

terbatasnya akses pasar.

2. Aspek Kelemahan Cultural

mengakibatkan kelemahan struktural, kurangnya akses informasi dan

lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses

permodalan, pemasaran dan bahan baku, seperti:

a. informasi peluang dan cara memasarkan produk.

b. informasi untuk mendapatkan bahan baku murah dan mudah

didapat.

c. informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha

besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh

bantuan permodalan dan pemasaran.

d. informasi tentang tata cara pengembangan produk baik desain,

kualitas maupun kemasannya.

(62)

persyaratan yang terjangkau.

Sedangkan Menurut Subanar ( 2001:6-9 ) usaha kecil memiliki

keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulan usaha kecil antara lain:

1. Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri dan

memiliki gaya manajemen sendiri ( merangkap semua fungsi

manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).

2. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi sumber daya

baru serta barang dan jasa- jasa baru.

3. Resiko usaha menjadi beban pemilik

4. Prosedur hukumnya sederhana

5. Merupakan tipe usaha yang paling cocok mengelola produk, jasa atau

proyek perintisan yang sama sekali baru atau belum pernah ada yang

mencobanya sehingga memiliki sedikit pesaing.

Sedangkan kelemahan serta hambatan bagi pengelolaanya suatu

usaha kecil diantaranya faktor intern serta beberapa faktor ekstern seperti :

1. Kekurangan informasi bisnis hanya mengacu pada intuisi dana ambisi

pengelola, lemah dalam promosi

(63)

pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar jam kerja

standar

3. Resiko utang - utang pada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan

pribadi

4. Perkembangan usaha tergantung kepada pengusaha yang setiap waktu

dapat berhalangan karena sakit atau meninggal.

5. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik

2.5.4. Kar akter istik - kar akter istik utama dar i UMI (Usaha Mikro), UK

(Usaha Kecil) dan UM (Usaha Menengah) di NSB (Negara Sedang

Berkembang) Selain itu menurut suatu laporan BPS (2006) ada perbedaaan

antara UMI, UK dan UM dalam latar belakang atau motivasi pengusaha

melakukan usaha perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya harus dilihat

sebagai karakteristik paling penting untuk membedakan antara UMKM dan

UB, ataupun antar subkategori di dalam UMKM itu sendiri. Menurut

laporan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian besar pengusaha mikro di indonesia mempunyai latar belakang

ekonomi yakni alasan utama melakukan kegiatan tersebut adalah ingin

memperoleh perbaikan penghasilan. Ini menunjukkan bahwa pengusaha

Gambar

Gambar 3: Struktur organisasi UD. Keyza Collection
Gambar 4. : Denah lokasi UD. Keyza Collection

Referensi

Dokumen terkait

Kami berharap prosiding ini dapat digunakan sebagai dokumentasi karya ilmiah para peneliti dan praktisi dalam bidang kesehatan khususnya kedokteran nuklir yang

Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengaktifkan aktuator ketika intensitas suara lebih dari 55 dB adalah 3,4 detik. Hal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Limbah ubi kayu mempunyai kandungan N-total tertinggi dan berpotensi sebagai bahan pengkaya yang dapat menggantikan urea, (2) Kompos

Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah Kemampuan pemahaman konsep siswa berkemampuan awal tinggi yang menggunakan pembelajaran aktif tipe

Alhamdulillahi rabbil a’lamin , puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala berkah dan hidayah-Nya serta Rahmat-Nya sehingga penulis dapat

Untuk memahami makna kompetensi dikemukakan pendapat Spencer dalam Moeheriono (2009:3) mengemukakan bahwa “Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari

Bagi pihak sekolah (guru BK): Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dan acuan bagi pihak sekolah meliputi kepala sekolah, waka kesiswaan, guru mapel

Pengikatan air isomalt yang rendah menyebabkan air yang dapat diikat oleh isomalt tidak sebanyak air yang diikat oleh sukrosa sehingga semakin banyak air yang akan