PENGADILAN TINGGI MEDAN
IV. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI RANTAUPRAPAT TIDAK ADIL KARENA TIDAK MENCERMINKAN KEBENARAN DAN KEADILAN DAN
CENDERUNG MEMIHAK KEPADA TERBANDING;
Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat yang menolak gugatan Pembanding, sama sekali tidak mencerminkan kebenaran dan keadilan, karena terbukti nyata Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat telah memperlakukan para pihak yang berperkara secara tidak setara dan tidak seimbang karena tidak fair dalam menilai dan mempertimbangkan alat bukti yang diajukan oleh Pembanding. Disamping tidak fair, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat juga telah bertindak tidak teliti dan tidak cermat. Padahal sudah menjadi suatu kewajiban hukum bagi semua hakim di Indonesia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi semua pihak yang berperkara dengan memperlakukan para pihak dalam kondisi yang setara dan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;
Bahwa oleh karena Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantauprapat telah memperlakukan para pihak yang berperkara secara tidak setara
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 27 dari 45 dan tidak seimbang karena tidak mempertimbangkan seluruh alat bukti yang diajukan Pembanding secara lebih fair, maka hal yang demikian jelas-jelas telah melanggar Pasal 17 Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA yang menentukan bahwa “Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar“;
Bahwa oleh karena putusan Majelis Hakim perkara a quo didasarkan pada pertimbangan hukum yang tidak fair dalam menilai alat bukti yang diajukan oleh Pembanding sehingga tidak mencerminkan kebenaran dan keadilan, maka putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor: 08/Pdt.G/2012/PN-BJ tersebut tidak layak untuk dipertahankan dan karenanya haruslah dibatalkan, dan selanjutnya menyatakan Menerima gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya;
Bahwa berdasarkan seluruh uraian dan fakta-fakta hukum tersebut di atas membuktikan bahwa pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat adalah pertimbangan hukum yang salah dan keliru, tidak berdasar dan tidak tepat, sehingga sangat beralasan bagi Yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi Medan c.q. Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor : 40/Pdt.G/2014/PN-Rap tertanggal 22 Oktober 2015 dan untuk selanjutnya mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya;
Bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas, Pembanding mohon agar kiranya Yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi Medan c.q. Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara BANDING ini berkenan untuk memberikan putusan dalam perkara ini yang amarnya sebagai berikut :
M E N G A D I L I :
---- Menerima dan mengabulkan permohonan Banding dari Pembanding;; ---- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat Nomor :
40/Pdt.G/2014/PN-Rap tertanggal 22 Oktober 2015;
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 28 dari 45 ---- Membebankan biaya-biaya perkara kepada Terbanding;
MENGADILI KEMBALI : DALAM KONPENSI
DALAM POKOK PERKARA
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga semua bukti-bukti yang diajukan Penggugat dalam perkara ini;
3. Menyatakan Tergugat telah melakukan wanprestasi;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar kekurangan pembayaran kepada Penggugat ditambah denda keterlambatan sebesar 5% per bulan selama 5 (lima) bulan sebesar Rp.875.000.000,- (delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
5. Menghukum Tergugat membayar kerugian Penggugat sebanyak + 33 (tiga puluh tiga) pohon kelapa sawit yang telah dirusak oleh Tergugat sebesar Rp. 132.000.000,- (seratus tiga puluh dua juta rupiah) secara tunai, sekaligus dan seketika setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde);
6. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan secara serta merta walaupun ada perlawanan (verzet), banding maupun Kasasi (uit voerbaar bij voorraad);
7. Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari kepada Penggugat apabila Tergugat lalai dalam melaksanakan putusan ini setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde);
8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
DALAM REKONPENSI
1. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
ATAU :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 29 dari 45 Membaca risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara (Inzage) Nomor:40/Pdt.G/2014/PN.Rap yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Rantau Prapat telah memberi kesempatan kepada pihak Tergugat/Terbanding pada tanggal 04 Januari 2016 dan kepada Penggugat/ Pembanding pada tanggal 18 Januari 2016 untuk meneliti dan memeriksa berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantau Prapat sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa putusan dalam perkara ini dibacakan dipersidangan tanggal 22 Oktober 2015 dengan dihadiri kedua belah pihak dan permohonan banding dari Penggugat/Pembanding telah diajukan pada tanggal 29 Oktober 2015 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Rantau Prapat sehingga masih dalam tenggang waktu dan sesuai tata cara sehingga telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat banding setelah memeriksa dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 22 Oktober 2015 Nomor:40/Pdt.G/2014/PN.Rap dan telah pula membaca serta memperhatikan dengan seksama surat Memori Banding yang diajukan oleh pihak Penggugat/Pembanding tertanggal 27 Nopember 2015 berpendapat sebagai berikut ;
Menimbang, bahwa bilamana mencermati pertimbangan majelis hakim tingkat pertama dalam putusannya yang menyatakan Dalam Konvensi ”Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya” dan Dalam Rekonvensi menyatakan “Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi untuk seluruhnya” dan selanjutnya mempertimbangkan “Untuk Adilnya” – Menghukum Penggugat untuk mengembalikan uang panjar kepada Tergugat sejumlah Rp.300.000.000,-(tiga ratus juta rupiah) serta “Menghukum Penggugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Tergugat sejumlah Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya terhitung sejak putusan ini berkekuaran hukum tetap” tidak mempunyai dasar hukum karena majelis hakim tingkat pertgama telah memutus diluar apa yang ada dalam petitum gugat penggugat dalam Konpensi maupun
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 30 dari 45 dalam petitum gugat dalam Rekonpensi, maka untuk itu majelis hakim tingkat banding akan mempertimbangkan sebagaimana dibawah ini:
DALAM KONPENSI
Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding mengemukakan didalam surat gugatnya bahwa :
Bahwa pada tanggal 24 Maret 2014 antara Penggugat dan Tergugat telah setuju dan sepakat untuk melakukan jual beli sebidang tanah berikut kebun milik Penggugat seluas + 7 Ha (lebih kurang tujuh hektar) yang terletak di Desa Bangai, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Desa Teluk Rampa Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Boinah
Sebelah Timur berbatas dengan tanah Abu Naem/R. Zulfikar Hsb Sebelah Barat berbatas dengan tanah Wahyu
Bahwa objek sengketa yang dijual-belikan tersebut terdiri atas :
Objek sengketa yang sudah ditanami tanaman pohon kelapa sawit seluas 5,4 Ha (lima koma empat hektar); dan
Objek sengketa berupa lahan kosong atau belum ditanami seluas 1,9 Ha (satu koma sembilan hektar).
Bahwa atas jual beli objek sengketa dimaksud, antara Penggugat dan Tergugat sepakat menetapkan harga per hektarnya sebagai berikut :
Untuk objek sengketa yang sudah ditanami tanaman pohon kelapa sawit harga per hektarnya ditetapkan seharga Rp.107.000.000,- (seratus tujuh juta rupiah); dan
Untuk objek sengketa berupa lahan kosong atau belum ditanami harga per hektarnya ditetapkan seharga Rp. 53.000.000,- (lima puluh tiga juta rupiah);
Sehingga total keseluruhan harga objek sengketa tersebut berjumlah (5,4 Ha x Rp. 107.000.000,-) + (1,9 Ha x Rp. 53.000.000,-) = Rp. 678.500.000,- (enam ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah);
Bahwa atas kesepakatan jual beli tersebut selanjutnya antara Penggugat dan Tergugat melakukan pengikatan jual beli dengan cara Tergugat membayar sejumlah uang kepada Penggugat sebagai panjar pembelian sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) yang dibayarkan secara
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 31 dari 45 tunai oleh Tergugat kepada Penggugat dengan ketentuan dan syarat bahwa Tergugat diberi jangka waktu selama 2 (dua) bulan atau pada tanggal 24 Mei 2014 untuk melakukan pelunasan atas kekurangan pembayaran sebesar Rp.378.500.000,- (tiga ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah); Bahwa akan tetapi sampai dengan batas waktu yang sudah diperjanjikan,
ternyata Tergugat tidak memenuhi kewajibannya untuk melakukan pelunasan atas kekurangan pembayaran sebesar Rp.378.500.000,- (tiga ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah) tersebut kepada Penggugat sehingga Penggugat harus menanggung kerugian;
Bahwa Penggugat telah beritikad baik dan bermurah hati kepada Tergugat dengan memberikan tambahan waktu pembayaran selama 2 (dua) minggu agar Tergugat memenuhi kewajibannya melunasi kekurangan pembayaran tersebut, akan tetapi hal itu sama sekali tidak membuahkan hasil karena Tergugat tidak juga memenuhi kewajibannya melakukan pelunasan kekurangan pembayaran dimaksud;
Bahwa sehubungan dengan itikad baik dari Penggugat tersebut tidak ditanggapi baik oleh Tergugat, dan Penggugat sangat membutuhkan uang dari pelunasan kekurangan pembayaran atas jual beli obyek sengketa tersebut guna menjalankan dan mengembangkan usaha Penggugat, karena itu akhirnya Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat melalui Pengadilan Negeri Rantau Prapat;
Bahwa karena Tergugat tidak memenuhi kewajibannya melakukan pelunasan atas kekurangan pembayaran sebesar Rp. 378.500.000,- (tiga ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah) tersebut, maka objek sengketa tersebut tetap dikuasai oleh Penggugat;
Bahwa sungguh pantas dan wajar didalam gugatan aquo apabila Penggugat merubah harga jual beli objek sengketa dengan menaikan harganya sebagaimana berikut :
Untuk objek sengketa yang sudah ditanami tanaman pohon kelapa sawit yang semula harga per hektarnya sebesar Rp. 107.000.000,- (seratus tujuh juta rupiah), Penggugat merubahnya dengan menaikkan menjadi Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah); dan
Untuk objek sengketa berupa lahan kosong atau belum ditanami yang semula harga per hektarnya sebesar Rp. 53.000.000,- (lima puluh tiga
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 32 dari 45 juta rupiah), Penggugat merubahnya dengan menaikkan menjadi Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah);
Sehingga total keseluruhan harga objek sengketa yang harus dibayar oleh Tergugat kepada Penggugat adalah berjumlah sebesar (5,4 Ha x Rp. 150.000.000,-) + (1,9 Ha x Rp. 100.000.000,-) = Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), yang setelah dipotong/dikurangi dengan panjar jual beli yang telah disetorkan Tergugat kepada Penggugat pada tanggal 24 Maret 2014 sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sehingga menjadi sebesar Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah);
Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding didalam jawabannya atas gugatan Penggugat/Pembanding mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa Tergugat dengan Pengguqat benar telah melakukan kesepakatan
jual beli terhadap sebidang tanah berikut tanaman kelapa sawit diatasnya pada tanggal 24 Maret 2014, terletak di Desa Bangai, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan;
2. Bahwa uraian Penggugat pada hal 2 (dua) point ke-2 (dua) adalah perhitungan luas sementara, sedangkan kepastiannya adalah ketika dilakukan pengukuran secara bersama-sama;
3. Bahwa setelah hasil pengukuran bersama yang telah terjadi disepakati antara Penggugat dengan Tergugat pada tanggal 22 Mei 2014, ternyata luas tanah beserta kebun kelapa sawit yang dijual Penggugat kepada Tergugat setelah diukur bersama juru ukur SAIPUL adalah seluas 4,5244 M2, sehingga tidak benar uraian Penggugat pada hal. 2 point ke-3, setentang lahan seluas 1,9 ha berupa tanah kosong pada point tersebut, karena ketika melakukan pengukuran bersama Penggugat tidak ada meminta melakukan pengukuran terhadap tanah kosong;
4. Bahwa tidak benar uraian Penggugat pada ha 1.2 (dua) point ke-6 (enam), yang menyatakan Tergugat tidak memenuhi kewajiban pelunasan terhadap kebun kelapa sawit Penggugat, tetapi sebaliknyalah Tergugat telah berupaya menghubungi Penggugat untuk melakukan pelunasan dengan datang pada tanggal 24 Mei 2014 sesuai tanggal kesepakatan, tetapi Penggugat menyatakan tidak menerima hasil pengukuran yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 dilokasi objek senqketa.
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 33 dari 45 5. Bahwa pada saat pengukuran pada tanggal 22 Mei 2014 telah dihadiri Penggugat, DIRHAMSYAH (abang kandung Penggugat), Tergugat dari SATIAMUDA SIREGAR serta petugas ukur yang bernama SAIPUL;
6. Bahwa pengukuran terhadap objek sengketa pada tanggal 24 Mei 2014 Penggugat tidak menerima dan tetap bertahan pada ukuran yang diukur Pihak Penggugat tanpa hadirnya Tergugat, selanjutnya Penggugat meminta kembali agar dilakukan pengukuran ulang yang jadwalnya ditentukan Penggugat pada awal bulan Juni 2014 dihadapan Tergugat dan saksi-saksi, Tergugat tetap bersedia dilakukan ukur ulang;
7. Bahwa sebelum jadwal yang telah ditentukan Penggugat untuk dilakukan pengukuran ulang, kemudian Penggugat pada tanggal 25 Mei 2014 datang kelokasi objek sengketa dan melakukan pemalangan lahan/kebun kelapa sawit yang telah diusahai Tergugat, selanjutnya Penggugat menjumpai orang yang menjaga kebun kelapa sawit dan hanya bertemu dengan ibu pekerja Tergugat sambil mengatakan : "lahan tersebut jangan didodos lagi karena panjar HERMAN hangus". selanjutnya Tergugat pada tanggal 26 Mei 2014 Tergugat menjumpai Kepala Desa Bangai untuk meminta membantu menyelesaikan masalah tersebut;
8. Bahwa tidak benar Penggugat dalam surat gugatnya pada ha 1.3 point ke-9 menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan wanprestasi, tetapi faktanya Penggugatlah yang telah melanggar kesepakatan sebagaimana uraian diatas, sehingga sangat beralasan menurut hukum Tergugatlah yang mengalami kerugian, karena uang panjar kebun kelapa sawit sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) tidak dikembalikan Penggugat hingga gugatan ini berjalan;
9. Bahwa Penggugat terkesan melakukan pemaksaan kepada Tergugat, seolah-olah jika Tergugat masih menginginkan kebun kelapa sawit tersebut, haruslah membayar sesuai keinginan Penggugat sebagaimana dalam surat gugatannya, ditambah lagi perhitungan harga yang fantastis mengenai perhitungan tanah/lahan kosong berbunyi: "(1.9 Ha x 100.000.000,-) = Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)", sebagaimana tertulis dalam uraian ha1.3 (tiga) point ke-11 (sebelas);
10. Bahwa tidak benar pada hal.3 pain ke-13 Tergugat melakukan pengrusakan terhadap batang kelapa sawit Penggugat, karena penguasaan beralih kepada Tergugat atas dasar kesepakatan dan seizin Penggugat, sehingga
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 34 dari 45 Tergugat melakukan pembenahan dan perawatan karena tanaman objek sengketa tersebut;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan bukti surat yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding maupun oleh Tergugat/Terbanding, mengenai kesepakatan jual-beli tanah sengketa tersebut tidak terdapat akta/surat jual beli, kecuali hanya merupakan Kwitansi Panjar Pembayaran harga tanah objek sengketa oleh Tergugat/Terbanding kepada Penggugat/ Pembanding sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) tertanggal 24 Maret 2014 sebagaimana Bukti T-1, dengan juga memperhatikan surat gugat Penggugat/Pembanding dan jawaban Tergugat/Terbanding yang keduanya secara tegas mengakui telah terjadinya jual beli sebagaimana dalam kwitansi bukti T.1 tersebut, sehingga dengan demikian perjanjian jual beli tanah sengketa oleh Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding adalah benar telah terjadi yang dilakukan secara lisan ;
Menimbang, bahwa sebagaimana fakta persidangan bahwa Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding pada tanggal 24 Maret 2014 telah sepakat untuk mengadakan perjanjian jual beli bidang tanah berikut tanaman kelapa sawit yang tumbuh diatasnya terletak di Desa Bingai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan seluas + 7 HA dengan rincian : 5,4 HA lahan yang sudah ditanami kelapa sawit dengan harga Rp.107.000.000,- / HA dan 1,9 HA lahan yang belum ditanami kelapa sawit (lahan kosong) dengan harga Rp.53.000.000,-/HA dan Tergugat/Terbanding telah menyerahkan uang panjar pembayaran sejumlah Rp.300.000.000,- kepada Penggugat/Pembanding sebagaimana kwitansi Bukti T.1 tanggal 24 Maret 2014 dan telah diterima oleh Penggugat/Pembanding dengan baik dengan janji sisa pembayaran sejumlah Rp.378.500.000,- akan dibayarkan dalam tempo dua bulan kemudian, yaitu jatuh tempo pada tanggal 24 Mei 2014, dan selanjutnya lahan objek jual beli diserahkan oleh Penggugat/Pembanding kepada Tergugat/Terbanding yang diterima oleh Tergugat/Terbanding dengan baik dan mulai mengusahai dan membenahi kebun tersebut ;
Namun sebelum tiba hari pelunasan tersebut Tergugat/Terbanding meminta untuk dilakukan pengukuran luas tanah objek jual-beli tersebut yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 oleh juru ukur yang dibawa oleh Tergugat/Terbanding, ternyata setelah dilakukan pengukuran luas tanah yang
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 35 dari 45 tumbuh kelapa sawit hanya seluas 4,5244 HA sementara lahan yang masih kosong tidak turut di ukur, dan berdasarkan hal tersebut Tergugat/Terbanding menyatakan kepada Penggugat/Pembanding bahwa ia hanya bersedia membayar 4,5244 HA x Rp.107.000.000,- = Rp.484.110.800,- dikurangi uang panjar sebesar Rp.300.000.000,- sehingga sisa yang harus diserahkan oleh Tergugat/Terbanding kepada Penggugat/Pembanding hanya tersisa sebesar Rp.184.110.800,- dan tidak bersedia melunasi sesuai kesepakatan dengan alasan bahwa luas yang tertulis dalam kwitansi (bukti T.1) + 7 HA adalah perhitungan luas sementara sebelum dilakukan pengukuran secara bersama;
Menimbang, bahwa oleh karena itu Penggugat/Pembanding menyatakan Tergugat/Terbanding telah ingkar janji dan selanjutnya membatalkan perjanjian jual beli secara sepihak dengan pernyataan uang panjar yang telah diterimanya dari Tergugat/Terbanding dianggap hangus dan selanjutnya pada tanggal 25 Mei 2014 Penggugat/Pembandig mengambil alih kembali keseluruhan lahan tersebut dari TergugatTerbanding. Tergugat/Terbanding boleh memiliki kembali lahan objek perjanjian jual beli tersebut bila bersedia membeli kembali dengan harga yang baru yakni untuk lahan seluas 5,4 HA yang telah ditanami kelapa sawit sebelumnya seharga Rp.107.000.000,- per HA menjadi Rp.150.000.000,- per HA sehingga 5,4 HA x Rp.150.000.000,- berjumlah Rp.810.000.000,- sementara lahan yang masih kosong seluas 1,9 HA dari harga Rp.53.000.000,- per HA menjadi Rp.100.000.000,- per HA sehingga 1,9 HA x Rp.100.000.000,- berjumlah Rp.190.000.000,- total harga adalah Rp.810.000.000,- + Rp.190.000.000,- = Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dikurangi uang panjar yang telah diserahkan oleh Tergugat/Terbanding sebesar Rp.300.000.000,- menjadi Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah);
Menimbang, bahwa Penggugat didalam petitum gugatnya meminta agar majelis hakim memutuskan bahwa “Tergugat/Terbanding telah melakukan wanprestasi/ingkar janji dan supaya menghukum TergugatTerbanding untuk membayar kekurangan pembayaran kepada Penggugat/Pembanding ditambah denda keterlambatan sebesar 5% per bulan selama 5 (lima) bulan sehingga berjumlah sebesar Rp.875.000.000,- (delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 36 dari 45 Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding didalam jawabannya terhadap gugat Penggugat/Pembanding menolak dalil Penggugat/Pembanding dengan menyatakan bersedia membayar harga lahan objek perjanjian jual beli antara Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding tetapi dengan perhitungan harga sesuai dengan hasil pengukuran yang dilakukannya tanggal 22 Mei 2014 ;
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan hal-hal tersebut diatas majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa antara Penggugat/ Pembanding dengan Tergugat/Terbanding telah ternyata bersepakat untuk melakukan jual beli tanah objek sengketa seluas + 7 HA dengan rincian seluas 5,4 HA sudah ditanami kelapa sawit dengan harga Rp.107.000.000,- per HA dan 1,9 HA lahan kosong dengan harga Rp.53.000.000,- per HA sehingga jumlah harga keseluruhan menjadi Rp.678.500.000,- dan Penggugat/ Pembanding telah menerima dengan baik uang panjar pembelian dari Tergugat/Terbanding sejumlah Rp.300.000.000,- dengan dibuatkan kwitansi penerimaan tertanggal 24 Maret 2014 dan sisa pembayaran sejumlah Rp.378.500.000,- akan dibayarkan dalam tempo dua bulan yakni sampai batas waktu tanggal 24 Mei 2014 ;
Menimbang, bahwa sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang syarat-syarat sahnya suatu perjanjian/perikatan sebagaimana dalam Pasal.1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa untuk “syahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, 3. Suatu hal tertentu, 4. Suatu sebab yang halal”. dimana sesuai fakta persidangan telah ternyata bahwa ke empat syarat telah dipenuhi dalam perjanjian antara Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding sebagaimana fakta persidangan tertuang didalam surat gugat Penggugat/Pembanding dan jawaban Tergugat/Terbanding serta keterangan saksi-saksi dipersidangan ;
Menimbang, bahwa sebagaimana pula ditentukan dalam Pasal.1338 KUHPerdata bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena
Putusan Nomor :106/PDT/2016/PT.MDN Halaman 37 dari 45 alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik” ;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan kedua pasal peraturan tersebut telah ternyata bahwa perjanjian yang dilakukan antara Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding mengenai tanah objek sengketa adalah sah dan mengikat kepada Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding, dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak, sehingga Penggugat/Pembanding tidak dapat menyatakan bahwa perjanjian batal dengan akibat hangusnya uang panjar pembayaran pembelian yang telah diterimanya dari Tergugat/Terbanding disebabkan Tergugat/Terbanding tidak melakukan pembayaran sisa harga tanah objek perjanjian, terkecuali memang mengenai hal itu telah diperjanjikan sebelumnya, dimana sesuai fakta persidangan perjanjian syarat batal sedemikian tidak ada diperjanjikan, dan juga Penggugat/ Pembanding sebagai penjual tidak berhak untuk secara sepihak merubah harga jual objek perjanjian antara mereka tanpa persetujuan dari Tergugat/Terbanding sebagai pembeli ;
Menimbang, bahwa demikian juga halnya dengan Tergugat/Terbanding tidak diperkenankan merubah apa yang telah diperjanjikan antara Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding dengan melakukan pengukuran tanah objek jual-beli dan dengan hasil pengukuran tersebut secara sepihak mengurangi jumlah uang pelunasan harga yang harus diserahkan kepada Penggugat/Pembanding, apalagi sebagaimana dikemukakan sendiri oleh Tergugat/Terbandig didalam jawabannya terhadap surat gugat dan keterangan saksi Saiful Harahap yang merupakan juru ukur Jasa Konsultan Pengukuran Dan Pemetaan “MAHES” yang dibawa oleh Tergugat/Terbanding saat melakukan pengukuran tanggal 22 Mei 2014 atas lahan objek perkara, bahwa pengukuran yang dilakukan oleh juru ukur yang dibawa oleh Tergugat tersebut hanya mengukur lahan yang telah ditanami kelapa sawit saja, hanya seluas 4,5244 HA sementara lahan yang kosong yang yang menurut