• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI UMUM PUTUSAN KASASI MAHKAMAH AGUNG TENTANG ILLEGAL LOGGING

D. Putusan Hakim Perkara Illegal Logging

1. Putusan Pengadilan Negeri Ketapang (No. 248/Pid.B/2006/PN.KTP)

Sebelum hakim Pengadilan Negeri Ketapang memberikan keputusan terhadap terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi), majelis hakim harus mempertimbangkan, saksi-saksi yang telah dihadirkan di persidangan, barang bukti dan keterangan dari terdakwa.

Pertama akan dijelaskan mengenai keterangan saksi-saksi di persidangan. Saksi pertama Sukirno selaku anggota kepolisian dari polres Ketapang, Sukirno menjelaskan telah melakukan penangkapan bersama-sama anggota kepolisian lainnya terhadap KLM Benua Sandai yang nahkodanya adalah terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) yang mengangkut kayu yang berjumlah sekitar 200 M3 dan tidak dilengkapi dengan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). Saksi kedua, Lim Kok Yong als Ayong bin Gow Liang Hong, menjelaskan bahwa KLM Benua sandai adalah miliknya, dan ia merasa dibohongi oleh Sdr Husein karena menurut perjanjiannya kapalnya digunakan untuk mengangkut kayu-kayu yang dilengkapi dengan dokumen yang sah tetapi kenyataannya kayu-kayu tersebut illegal. Saksi ketiga, Nur Fadly adalah staf Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang yang

merupakan saksi ahli bidang Tata Niaga Hasil Hutan atau Peredaran Hasil Hutan, menjelaskan untuk mendapatkan hasil hutan harus memiliki ijin HPH, IUPHHK, IPHHK. Saksi keempat adalah Syahrial bin Sarman yang merupakan staf Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang yang bertugas melakukan pengukuran kayu, menjelaskan bahwa kayu berbentuk kayu olahan dengan jenis meranti sebanyak 252,6810 M3 dan bengkirai sebanyak 54, 92444 M3. Saksi kelima, Juanda bin Mujli adalah pekerja di TPK sdr Kevin, mengetahui bahwa kayu-kayu yang diangkut terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) tidak dilengkapi dengan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). Saksi keenam Armino als Tatai bin Uti Lanen adalah pekerja di TPK sdr Kevin, menjelaskan pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap bongkar dan muat hasil hutan berupa kayu dan sepengetahuannya kayu-kayu tersebut tidak dilengkapi dengan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). Hal yang paling penting bahwa kayu-kayu tersebut adalah milik Sdr Kevin bukan milik terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) berdasarkan keterangan saksi sukirno, juanda, dan armino.94

Bukti yang dihadirkan di persidangan. Barang bukti pertama berupa kayu olahan sebanyak 307,6054 M3 (tiga ratus tujuh koma enam nol lima empat meter kubik) = 5.805 (lima ribu delapan ratus lima) keping dengan perincian : kayu bengkirai sejumlah 54,9244 M3 (lima puluh empat koma sembilan dua empat empat meter kubik) = 385 (tiga ratus delapan puluh lima) keping dan kayu meranti sejumlah 252,6810 M3 (dua ratus lima puluh dua koma enam delapan satu nol meter kubik) = 5.420 (lima ribu empat ratus dua puluh) keping yang sudah dilelang dengan hasil

94

bersih sebesar Rp 243.624.150,-. Barang bukti kedua berupa 1(satu) buah kapal KLM Benua Sandai.95

Ketiga, pengakuan terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) di persidangan, menjelaskan bahwa pada tanggal 09 September 2006 sekitar jam 19.30 WIB telah ditangkap oleh petugas Kepolisian Ketapang di perairan Muara Ketapang, Desa Sukabangun , Kec. Delta Pawan ,Kab Ketapang. Terdakwa mengakui ia adalah nahkoda dari KLM Benua Sandai yang bertanggung jawab atas muatan barang di dalam kapal dan terdapat dokumen yang. Terdakwa mengakui bahwa kayu-kayu yang di dalam KLM Benua Sandai adalah milik Sdr.Kevin tetapi ia tidak mengenalnya. Dan kapal KLM Benua Sandai adalah milik Lim Kok Yong.96

Berdasarkan saksi-saksi di persidangan, barang bukti dan keterangan terdakwa. Jaksa penuntut umum mendakwakan terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) dengan dakwaan yang disusun secara alternatif. Untuk dakwaan kesatu terdakwa didakwa dengan pasal 50 ayat (3) huruf h jo pasal 78 ayat (7) UU No. 41 tahun 1999. Dan untuk dakwaan kedua, terdakwa didakwa dengan pasal 50 ayat (3) huruf f jo pasal 78 ayat (5) UU No. 41 tahun 1999.97

Menurut pendapat Hari Sasangka, surat dakwaan alternatif dibuat apabila tindak pidana yang akan didakwakan terhadap terdakwa hanya satu tindak pidana saja, akan tetapi jaksa penuntut umum ragu-ragu tentang tindak pidana apa yang paling tepat untuk didakwakan. Dakwaan alternatif dapat membuat kemudahan

95

Parulian, Lampiran Barang BuktiNo248/Pid.B/2006//PN. KTP Tentang Illegal Logging,, hlm 10-11

96

Ibid, hlm 8-9

97

kepada hakim karena hakim mempunyai alternatif pilihan untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa.98

Di dalam menentukan apakah terdakwa terbukti bersalah maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur pidana sebagaimana termuat dalam pasal 50 ayat (3) huruf h jo pasal 78 ayat (7) UU No. 41 tahun 1999 sebagai berikut :

1. Setiap orang; 2. Dilarang;

3. Mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan.99

1. Unsur setiap orang

Unsur Barang siapa/setiap orang di dalam pasal ini menunjuk tentang subjek hukum, yaitu siapa pelaku yang didakwa melakukan tindak pidana mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. Terdakwa yang diajukan oleh jaksa penuntut umum di depan persidangan telah disesuaikan dengan fakta yang ada berserta identitas terdakwa, maka ternyata terdakwa telah memenuhi unsur sebagai subjek hukum sebagaimana pasal yang didakwakan.100

2. Unsur Dilarang

Unsur dilarang dimaksudkan adalah tidak diperbolehkannya secara tanpa hak melakukan suatu perbuatan yang mana bertentangan dengan suatu aturan. Aturan yang dimaksud adalah melanggar undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang

98

Hari Sasangka dkk, Penuntutan dan Teknik Membuat Surat Dakwaan, Surabaya : Dharma Surya Berlian, 1996, hlm 98

99

Parulian , Putusan No 248/Pid.B/2006/PN.KTP Tentang Illegal Logging, hlm 11

100

Kehutanan. Dan berdasarkan keterangan saksi-saksi beserta barang bukti dapat diketahui bahwa terdakwa telah melanggar dari ketentuan tersebut di atas.101

3. Unsur Mengangkut, Menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama- sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan.

Berdasarkan fakta di persidangan, di dalam pasal 50 ayat (3) huruf h jo pasal 78 ayat (7) UU No. 41 tahun 1999 sub unsur mengangkut, menguasai atau memiliki adalah sub unsur yang bersifat alternatif, maka Majelis Hakim akan membuktikan sub unsur yang terbukti dipersidangan yaitu sub unsur ”menguasai”. Berdasarkan alat-alat bukti berupa keterangan saksi-saksi, terdakwa dan barang bukti maka benar bahwa pada hari sabtu tanggal 09 September 2006 sekitar jam 19.30 WIB bertempat di perairan sekitar Muara Ketapang, Desa Sukabangun, Kec Delta Pawan, Kab Ketapang, Terdakwa bertanggung jawab atas segala muatan yang berada di dalam kapal dan bahkan yang menguasai barang yang ada di dalam kapal. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, barang bukti dan keterangan terdakwa maka unsur ”mengangkut”, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan keterangan sahnya hasil hutan telah terpenuhi.102

Berdasarkan penjelasan unsur-unsur pasal di atas (pasal 50 ayat (3) huruf h jo pasal 78 ayat (7) UU No. 41 tahun 1999) dan pertimbangan majelis hakim dengan memperhatikan fakta-fakta di persidangan, maka majelis hakim memutuskan bahwa terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana menguasai hasil hutan yang tidak dilengkapi dengan Surat Sahnya Hasil Hutan. Terdakwa dipidana penjara selama 4(empat bulan) dan denda Rp 500.000,-(lima ratus ribu rupiah). Dan negara merampas barang bukti berupa 1 KLM Benua Sandai dan uang tunai hasil lelang kayu sebesar Rp. 243.

101

Ibid, hlm 12

102

624.150,- (dua ratus empat puluh tiga juta enam ratus dua puluh empat ribu seratus lima puluh rupiah).103

2. Putusan Pengadilan Tinggi Pontianak (No. 89/Pid/2007/PT.PTK)

Pada tingkat pengadilan tinggi Pontianak, sebelum hakim memberikan putusan maka harus mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama hakim dapat menerima permintaan banding jika penuntut umum mengajukannya sesuai dengan cara yang diatur oleh undang-undang. Kedua, penuntut umum harus mengajukan memori banding dan terdakwa mengajukan kontra memori banding kepada pengadilan tinggi Pontianak. Ketiga, hakim pengadilan tinggi pontianak tidak setuju dengan lamanya pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa. keempat, berdasarkan kepada pertimbangan aspek tujuan pemidanaan maka putusan putusan pangadilan negeri Ketapang harus diperbaiki mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa.104

Berdasarkan beberapa pertimbangan majelis hakim, maka terdakwa (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi) tetap dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana kehutanan dan hakim menerima permintaan banding jaksa penuntut umum. Hakim juga menjatuhkan putusan terhadap terdakwa dengan pidana penjara 10 bulan dan denda sebesar Rp.300.000.000,- dan merampas barang bukti 1(satu) KLM Benua Sandai.105

Berdasarkan pasal 241 KUHAP putusan pada tingkat pegadilan tinggi dapat berupa putusan yang menguatkan, mengubah atau memperbaiki putusan dan dapat juga membatalkan putusan pengadilan negeri. Jadi dalam perkara ini putusan yang

103

Ibid, hlm 16-17

104

Mudzakir , Putusan No. 89K/Pid/2007/PT.PTK Tentang Illegal logging, hlm 8

105

dijatuhkan terhadap terdakwa adalah putusan yang memperbaiki putusan pengadilan negeri dan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.106

3. Putusan Kasasi Mahkamah Agung (No. 761 K/Pid.sus/2007)

Sebelum memberikan keputusan terhadap pemohon kasasi (Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi), Hakim harus mempertimbangkan terlebih dahulu alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi. Alasan-alasan tersebut diajukan karena penerapan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya dan tidak sesuai dengan judex factie. Alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi adalah sebagai berikut:107

Pertama, walaupun pemohon kasasi telah melakukan perbuatan yang melanggar UU No. 41 tahun 1999 ia adalah orang awam yang tidak mengerti tentang aturan dan hukum. Kedua, pemohon kasasi telah dibohongi oleh sdr. Husein selaku orang yang memesan kapal karena dianggap kayu-kayu tersebut memiliki dokumen dan akan diserahkan kepada pemohon kasasi setelah selesai dimuat. Ketiga, pemilik kayu adalah Kevin, sedangkan pemohon kasasi hanya seorang nahkoda kapal yang bekerja untuk mendapat upah dari mengangkut suatu barang. Keempat, kegiatan dibidang kehutanan khususnya dibidang kayu merupakan suatu pendapatan tetap bagi sebagian penduduk di daerah pedalaman kabupaten Ketapang dan jika pemohon kasasi tidak mengangkut kayu maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kelima, pemohon kasasi adalah sebagai kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga. Keenam, pemohon kasasi sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.108

106

Harun M Husin, Kasasi Sebagai Upaya Hukum, Jakarta : PT. Sinar Grafika, 1992, hlm 35

107

Parman , Putusan No. 761 K/Pid.Sus/2007 Tentang Illegal Logging, hlm 5

108

Berdasarkan alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi, maka hakim mempunyai pertimbangan bahwa judex factie tidak salah di dalam menerapkan hukum. Dan penerapan hukum di dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka pemohon kasasi harus ditolak.109

Maka sebenarnya berdasarkan pasal 244 dan pasal 248 KUHAP, upaya hukum kasasi dilakukan guna menentuka benar atau tidaknya suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya. Jika penerapan suatu hukum sudah diterapkan dengan benar maka kasasi ditolak oleh Mahkamah Agung.110

Dokumen terkait