• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEGIATAN DI PT MUTIARA MUKTI FARMA

3.2. Tinjauan ke bagian-bagian lain

3.2.3. Quality Assurance (QA)

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik

secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat

yang dihasilkan. Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat

dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat yang dihasilkan dengan mutu yang

sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Tugas-tugas Bagian Pemastian Mutu mencakup :

a. Pengawasan terhadap bahan awal, termasuk di dalamnya bahan baku dan

bahan pengemas.

b. Pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses (in

process controls) serta validasi yang diperlukan dilakukan.

c. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses,

pengemasan dan pengujian bets, dilakukan sebelum memberikan

d. Melakukan kualifikasi terhadap meliputi semua faktor yang relevan

termasuk kondisi pembuatan, hasil pengujian dan/atau pengawasan selama

proses, pengkajian dokumen produksi termasuk pengemasan, pengkajian

penyimpangan dari prosedur yg telah ditetapkan, pemenuhan dan

persyaratan dari spesifikasi produk jadi dan pemeriksaan produk dalam

kemasan akhir.

e. Menyediakan prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu yang secara

berkala mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem Pemastian Mutu.

f. Melaporkan, menyelidiki, dan mencatat apabila terjadi penyimpangan.

g. Mengevaluasi dan menyetujui pemasok bahan awal dan pengemas untuk

memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan.

h. Mengevaluasi dan menyetujui prosedur pengolahan ulang.

i. Evaluasi mutu berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan

memastikan perbaikan proses yang berkesinambungan.

j. Mengevaluasi perubahan yang akan dilakukan yang dianggap berdampak

pada mutu produk.

k. Mengatur dan memastikan bahwa sedapat mungkin, produk disimpan,

didistribusikan dan selanjutnya ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap

dijaga selama masa edar/simpan obat.

l. Meluluskan produk untuk didistribusikan dengan dasar tiap bets produksi

dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam

izin edar dan peraturan lain yang berkaitan dengan aspek produksi,

3.2.4 Gudang

Gudang bertugas melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan

bahan baku, kemasan dan sediaan jadi. Gudang melaksanakan penyimpanan dan

pengeluaran bahan baku, sediaan jadi dan kemasan dengan memakai prinsip FIFO

(Frist In Frist Out) dan FEFO (Frist expire frist Out). Gudang ini terbagi 3 yaitu

gudang bahan baku, gudang sediaan jadi dan gudang kemasan yang dibuat dengan

sistem satu pintu. Pelaksanaan kegiatan di gudang adalahmenerima, menyimpan,

memelihara, menyalurkan bahan baku, bahan sediaan dan kemasan serta

melaksanakan administrasi penerimaan, penyimpanan, penyaluran sesuai

peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Bahan baku atau kemasan dianalisis oleh Unit Quality Control (QC) setelah

menerima Surat Pengiriman contoh bahan baku atau kemasan. Unit ini bertugas

memberikan persetujuan atau penolakan terhadap bahan baku atau kemasan

berdasarkan hasil analisis. Bahan baku atau kemasan yang diluluskan oleh Unit

Quality Assurance (QA) akan merobek label “karantina”, menempelkan label

“diluluskan” yang berwarna hijau dan ditempatkan di daerah yang diluluskan.

Bahan baku atau kemasan yang ditolak oleh Unit Quality Assurance (QA) akan

merobek label “karantina” dan menempelkan label “ditolak” yang berwarna

merah serta menempatkan di daerah ditolak. Khusus bahan baku dan kemasan

yang ditolak, Unit Quality Assurance (QA) harus membuat surat penolakan

kepada pemasok dengan menyebutkan alasan penolakan. Barang yang sesuai

dengan spesifikasi atau persyaratan selanjutnya disimpan di gudang obat

Bahan baku, sediaan jadi maupun kemasan yang disimpan di gudang

memiliki kartu stok yang berfungsi sebagai kontrol dan memudahkan pemeriksaan

jika ada kekeliruan. Untuk penyimpanan bahan baku disusun berdasarkan jenis

bahan baku, sedang untuk bahan baku cair dan beta laktam disimpan terpisah.

Untuk penyimpanan kemasan disusun berdasarkan jenis dan bentuknya, sehingga

mudah dalam pengambilan maupun penyusunannya.

Masuknya obat jadi/sediaan jadi di gudang obat jadi berasal dari hasil

produksi diserahkan oleh kepala unit produksi kepada kepala gudang obat jadi.

Kemudian kepala gudang obat jadi membuat surat Bukti Penyerahan Hasil

Produksi (BPHP) yang menerangkan nama obat jadi, kemasan, jumlah, nomor

batch yang ditandatangani oleh kepala gudang obat jadi. Penyimpanan sediaan

jadi berdasarkan fungsi farmakologis obat, alfabetis dan bentuk sediaan guna

memudahkan dalam pencarian. Jadi untuk proses administrasi, masing-masing

kepala gudang tersebut membuat laporan masuk atau keluarnya bahan baku, obat

jadi dan kemasan secara komputerisasi maupun manual.

3.2.5 Limbah

3.2.6 Limbah Non Beta Laktam

Jenis limbah di PT. MUTIFA ada 3 jenis yaitu :

1. Limbah cair, limbah ini berasal dari limbah produksi, limbah laboratorium,

limbah domestik dan limbah bengkel.

Limbah laboratorium yang mengandung sisa bahan berbahaya ditampung

dalam wadah tertutup rapat dan diberi tanda yang jelas menyatakan jenis

2. Limbah Padat, berasal dari kemasan bahan awal (bahan baku/bahan

kemasan), buangan proses produksi, bahan awal yang rusak, produk obat

jadi yang rusak, wadah bekas bahan produksi dan limbah padat domestik.

3. Limbah Udara, berasal dari gas, uap dan asap dari bahan kimia, bahan

baku dan proses produksi, pembakaran zat padat, debu produksi,

suara/getaran mesin. Limbah ini sebagian berbahaya, sebagian tidak

berbahaya.

Limbah Beta Laktam

Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat dan udara. Limbah

cair berasal dari gedung produksi beta laktam berupa pencucian alat/mesin,

pembersihan ruangan, meja dan kursi serta loundry. Limbah padat berupa wadah

bekas bahan baku antibiotik beta laktam, bahan baku beta laktam yang rusak,

buangan proses produksi dan produk jadi antibiotika beta laktam yang rusak.

Limbah udara berupa debu produksi antibiotika beta laktam. Kesemua limbah ini

memiliki sifat yang berbahaya.

Pengelolaan Limbah Beta Laktam:

1. Limbah Cair

Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan ke bak/kolam

perusakan cincin beta laktam dengan menggunakan larutan NaOH, setelah

itu dialirkan/digabung dengan limbah cair non beta laktam di bak

penampungan, dan seterusnya diolah bersama.

Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan antibiotika beta

laktam dicuci dan dibilas bersih dengan air bersih diruang pencucian di

dalam gedung beta laktam. Air pencucian tersebut merupakan limbah cair

dari gedung beta laktam yang dialirkan ke bak perusak cincin beta laktam,

sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih tersebut dikeluarkan

dari gedung beta laktam dan ditangani limbahnya seperti pada pengelolaan

limbah padat non beta laktam.

3. Limbah Udara

Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan oleh dust

collector. Cara pembuangan limbah debu produksi yang dikumpulkan oleh

dust collector pada gedung beta laktam adalah sebagai berikut :

Catridge atau filter dust collector dilepas, kemudian dimasukkan ke

dalam kantong dan diikat.

Filter yang sudah terbungkus dan terisolasi kemudian dibawa ke ruang

khusus yang dipersiapkan untuk melebur/melarutkan limbah debu dari

filter dust collector.

Kantong yang terisi filter dust collector tersebut dibuka kemudian

dilarutkan kedalam air yang kemudian air tersebut dialirkan ke kolam

pengolahan limbah gedung beta laktam untuk dinetralisir. Kemudian

filter yang sudah bersih dibakar bersama limbah padat non beta laktam

BAB IV

Dokumen terkait