• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.6. Quality of Service (QoS) dan Parameter Mobile Services

QoS adalahkumpulan beberapa effect kolektif kinerja dari layanan yang menentukan tingkat kepuasan pengguna (International Telecommunication Union - ITU). QoS didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam

jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif [20].

2.6.1. Delay Handover

Delay handover adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan handover dari packet inisialisasi pertama kali dikirimkan hingga packet terakhir, packet yang dimaksud merupakan komponen dari protocol FMIPv6. Dalam penelitian ini, nilai delay handover merupakan rata-rata dari handover yang telah dilakukan dari setiap percobaan yang telah dilakukan.

Besar nilai delay handover ditentukan dari setiap packet dari komponen FMIPv6 untuk terjadinya handover. Ketika delay handover terjadi dengan rentan yang lama mempunyai dampak terhadap parameter yang lain seperti packet loss, throughput, maupun jitter. Ketika handover terjadi, buffer menampung packet untuk di-forward ke access router tujuan mengalami kelebihan maka akan terjadi kehiangan packet untuk beberapa saat. Dari kelebihan packet yang di-buffer maupun kehilangan packet saat di-buffer berpengaruh dengan parameter diatas.

Rata-rata delay handover dapat dihitung menggunakan persamaan :

� � − � � ��ℎ� = ��ℎ�

��ℎ�

Dalam perhitungan delay handover, didapat dari setiap percobaan saat dilakukan dengan cara mencari setiap waktu yang dibutuhkan ketika packet RtSolPr pertama kali dikirim hingga packet FNA diterima oleh MN bukan

merupakan delay handover total.

Gambar 2.11: proses handover pada protocol FMIPv6.

2.6.2. Handover Success Ratio

Handover Success rate adalah prosentase tingkat keberhasilan proses perpindahan MN pada Access Router selama melakukan streaming secara mobile tanpa terjadi pemutusan koneksi. Yang memungkinkan kegagalan handover ketika perpindahan dari jaringan asal ke jaringan yang lain diantaranya:

1. Instalasi antena yang buruk.

2. Relasi handover antar access point yang salah. 3. Incorrect Locating Parameter Setting.

4. Cakupan sinyal radio yang buruk.

5. Interfrensi yang tinggi dari sinyal radio sekeliling.

Handover succes ratio ini pada perhitungannya menggunakan rumusan sebagai berikut [21].

� � % = ��

��

. 100%

Key Performance Indicator (KPI) parameter event adalah nilai perbandingan dan rata-rata dari keseluruhan kejadian yang terjadi pada saat pengukuran di lapangan. Standarisasi KPI menjadi acuan kehandalan dari suatu jaringan mobile secara keseluruhan. Berdasarkan standarisasi Key Performance Indicator (KPI), standar prosentase handover success ratio untuk mobile test adalah 95% [22].

Semakin besar nilai handover success ratio menunjukan layanan yang di berikan akan semakin baik, ditujukan dengan semakin sedikit proses terputusnya koneksi saat mengalami handover. Sedangkan nilai handover success ratio semakin kecil menandakan bahwa layanan mobility mengalami penurunan.

2.6.3. Packet Lost Ratio

Packet lost adalah adalah banyaknya packet yang hilang selama proses transmisi ke tujuan [23]. Kehilangan packet ketika terjadi peak load dan congestion (kemacetan transmisi packet akibat padatnya trafik yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu. Packet lost dapat disebabkan oleh tabrakan data atau antrian penuh, Link atau hardware disebabkan CRC error, perubahan rute (temporary drop) atau blackhole route (persistent drop), router down, Misconfigured access-list dan perpindahan kanal antar jaringan (dalam hal ini handover). Packet loss dapat dihitung dengan rumus :

�� � � = �� _ � � − �� _ �

Parameter penilaian packet loss dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini. Kategori Degradasi Packet Loss

Sangat bagus 0

Bagus 3 %

Sedang 15 %

Jelek 25 %

Tabel 2.2 Packet loss ratio [20].

2.6.4. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps [20], dengan kata lain jumlah bit aktual yang diterima dengan sukses perdetik melalui sebuah sistem atau media komunikasi (kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data). Throughput diukur setelah transmisi data (host/client) karena suatu sistem akan menambah delay yang disebabkan processor limitations, congestion jaringan, packet buffering saat handover, buffering inefficients, error transmisi, traffic loads atau desain hardware yang tidak mencukupi. Aspek utama throughput yaitu berkisar pada ketersediaan bandwidth yang cukup untuk menjalankan aplikasi. Hal ini menentukan besarnya trafik yang dapat diperoleh suatu aplikasi saat melewati jaringan. Sedangkan goodput adalah ukuran data sesungguhnya yang ditransmisikan, atau biasa disebut throughput tanpa header.

Untuk menghitung throughput menggunakan persamaan :

ℎ �ℎ = � �ℎ_ � �_�� �_ � � � �� _ �� � � _ � �

Throughput yang masih bisa diterima pengguna adalah diantara 16-384 kbit/s [24].

2.6.5. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah packet yang berasal dari aliran data yang sama[25]. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delay-nya besar dan memungkinkan proses buffering lebih leluasa saat handover, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay-nya kecil dan mengakibatkan proses buffering akan terganggu karena packet yang diterima akan lebih banyak secara continue. Jitter lazimnya disebut variasi delay ,berhubungan erat dengan latency (delay), yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter. Untuk aplikasi audio dan video membutuhkan jitter yang rendah untuk tiap packet-nya. Jika jitter tinggi maka perlakuan tambahan diperlukan pada saat menerima data.

Untuk mengatasi jitter maka packet data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai packet dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Nilai jitter yang direkomendasikan oleh ITU adalah dibawah 50 ms. Untuk menghitung jitter menggunakan persamaan :

� � − � ��� = � � �� � �� � � �� � � � � −1

Parameter penilaian delay dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.

KATEGORI DEGRADASI PEAK JITTER

Sangat bagus 0 ms

Bagus 0 s/d 75 ms

Sedang 76 s/d 125 ms

Jelek 125 s/d 225 ms

Tabel 2.3 Jitter [20].

Dokumen terkait