• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.9 Quantitative Strategic Planning Matrix (Matriks QSPM)

Menurut David (2004) Teknik perencanaan strategi kuantitatif digunakan untuk menentukan strategi dari alternatif tindakan yang layak. Baris atas QSPM terdiri atas alternatif strategi yang diturunkan dari Matriks SWOT. Adapun

unsur-Faktor Internal

Faktor Eksternal

unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS (Attractiveness Score) = nilai daya tarik, TAS (Total Attractiveness Score) = total nilai daya tarik, dan STAS (Sum Total Attractiveness Score) = jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah penggunaan matriks QSPM :

1. Membuat daftar peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan di kolom kiri QSPM berdasarkan informasi langsung dari matriks EFE dan matriks IFE.

2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot ini identik dengan yang digunakan pada matriks EFE dan IFE.

3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan ditahap kedua dan mengenali strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.

4. Menentukan nilai AS (Attractiveness Score). Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa faktor eksternal dan internal satu per satu. Nilai daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah : 1 = tidak menarik ; 2 = sedikit menarik ; 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis (-) digunakan untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score / TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik dalam

setiap baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, semakin tinggi TAS semakin menarik alternatif strategi itu.

6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (Sum Total Attractiveness Score / STAS), menjumlahkan total nilai daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya semakin menarik strategi tersebut dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Faktor Kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

AS : Attractiveness Score TAS : Total Attractiveness Score Sumber : David (2004)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Menurut David (2004) teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan dalam tiga tahap kerangka pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut :

1. Tahap 1: Tahap masukan (input stage), yaitu meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi yang terdiri dari matriks IFE dan matriks EFE.

2. Tahap 2: Tahap pemaduan (matching stage), yaitu tahap memfokuskan untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang terdiri dari matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threrats). Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan secara lebih detail.

3. Tahap 3: Tahap pemilihan strategi/keputusan (decision stage), yaitu setelah diperoleh alternatif strategi melalui matriks SWOT dan matriks IE, alternatif strategi tersebut diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya dengan menggunakan matriks QSPM.

Sumber : David (2004)

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda &

Olah Raga Kota Sibolga

Visi dan Misi Disbudparpora

Analisis Permasalahan Disbudparpora Dalam Upaya Pengembangan Wisata Bahari

Analisis Faktor Internal : 1. Sumber Daya Manusia 2. Sarana dan Prasarana 3. Pemasaran

4. Produksi dan Operasi 5. Kebijakan Program

Pengembangan Pariwisata di Kota Sibolga

Analisis Faktor Eksternal : 1. Lingkunan Umum(Ekonomi, Sosial

Budaya, Teknologi Informasi,

Matriks IFE Matriks EFE

Penentuan Posisi Strategis Perusahaan

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Gambar 3.1 Kerangka Formulasi Strategi

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Sibolga, provinsi Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari akhir bulan Agustus hingga minggu ketiga pada bulan November 2014.

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan

4.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yang menurut I Made Winartha (2006) yaitu :

Metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini akan menggambarkan keadaan di lapangan dan mengajukan sebuah strategi pengembangan sebagai bahan rekomendasi bagi Pemerintah Kota Sibolga.

4.3 Populasi dan Sampel

Mengingat studi ini berkaitan dengan permasalahan di bidang pariwisata, maka terdapat dua kelompok sampel dalam penelitian ini. Sampel pertama adalah kelompok para pejabat Pemko Sibolga yang terkait dengan pengembangan di bidang pariwisata dan kelompok kedua adalah para wisatawan yang berkunjung ke Kota Sibolga. Sampel pada kelompok pertama ini dipilih secara purposive sampling, Sementara itu sampel pada kelompok kedua dipilih secara accidential sampling.

Accidential sampling menurut Sugiyono (2004), yakni

Accidential sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

Pengertian Purposive Sampling Menurut Sugiyono (2008), yakni

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian terhadap orang yang kompeten di suatu bidang.

Sampel pada kelompok pertama khususnya pejabat di lingkungan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga perlu dipilih untuk mengetahui fasilitas, data kunjungan wisatawan, dan arah kebijakan pariwisata Kota Sibolga, serta program pengembangan pariwisata Kota Sibolga, sedangkan sampel

pada kelompok kedua adalah wisatawan. Sehubungan dengan penentuan ukuran sampel, Roscoe (1975) menyarankan hal berikut :

a. Ukuran sampel yang layak untuk sebagian besar penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

b. Jika dipecah kepada sub sampel maka jumlah minimum sub sampel adalah 30.

Sesuai dengan pernyataan Roscoe di atas, maka jumlah sampel dalam penilitian ini adalah 104 orang.

4.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan/instansi.

Data primer didapat dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara langsung dengan pihak manajemen Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. Sedangkan data sekunder yang akan dihimpun adalah dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam upaya pengembangan pariwisata Kota Sibolga, rencana-rencana pengembangan, serta permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diupayakan.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : - Teknik pengamatan atau observasi meliputi berbagai hal yang menyangkut pengamatan kondisi fisik dan aktifitas pada lokasi penelitian.

- Teknik kuisioner adalah teknik pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan terstruktur yang diberikan kepada responden sesuai dengan masalah penelitian.

- Teknik wawancara yaitu kegiatan mengajukan pertanyaan melalui wawancara guna memperoleh informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan responden dan informan.

- Teknik dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan dan pengkajian beberapa informasi yang diperoleh dari laporan perusahaan/instansi, literatur yang relevan dengan masalah penelitian, serta melakukan browsing melalui media internet terkait topik penelitian.

4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Untuk menganalisis data alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks Intrenal-External (IE), Matriks SWOT, dan Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Tipologi Objek Wisata Bahari Kota Sibolga

Sibolga adalah salah satu kota di sebelah barat pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kota ini secara administratif berada di Provinsi Sumatera Utara dan berjarak sekitar 350 km dari kota Medan ke arah selatan. Secara geografis kota Sibolga terletak diantara 10 42’ -10 46’ LU dan 980 44 – 980 48BT.

Wilayah administrasi pemerintahan Kodya Sibolga terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 16 kelurahan. Keempat kecamatan itu adalah Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan dan luas areanya 3,333 Km2. Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan dan luas areanya 2,7732 Km2. Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan dan luas areanya 3,138 Km2. Kecamatan Sibolga Sambas dengan empat kelurahan dan luas areanya 1,566 Km2.

Kotamadya Sibolga memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara : Kabupaten Tapanuli Tengah

 Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

 Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli

Pariwisata bahari di kota Sibolga tersebar di banyak wilayah, berikut tempat-tempat wisata bahari dan profilnya.

Tabel 5.1 Tempat-Tempat Wisata Bahari Kota Sibolga

No. Nama Wisata Deskripsi

1 Pulau Poncan Gadang Pulau ini menjadi salah satu tujuan wisata impian di kota Sibolga. Pulau ini terkenal dengan dengan keindahan pantainya, kejernihan airnya, pasir putih, dan juga dikelilingi oleh taman laut yang indah dengan beragam jenis ikan hias dan terumbu karang yang sangat cocok bagi pecinta memancing, diving, dan snorkeling. Keunikan lain dari pulau ini adalah terdapatnya satu bentuk pulau semacam reruntuhan yang di dalamnya terdapat banyak batu-batu besar, banyak pengunjung melakukan aktivitas memancing di atas batu di pulau ini. Di pulau ini telah tersedia fasilitas berupa hotel berbintang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Pulau ini dapat dijangkau sekitar 15 menit dengan menggunakan speed boat dari Sibolga.

2 Pulau Panjang Keunikan lain lagi dari wisata bahari yang ada di kota Sibolga, ada sebuah pulau yang bentuknya sangat panjang. Pulau ini seolah-olah membatasi semua perairan laut Sibolga, dan akhirnya masyarakat menamakan pulau ini menjadi ”PULAU PANJANG”.

Pulau ini sangat indah sekali, dengan hamparan pasir putih, angin laut yang bertiup sepoi-sepoi bisa ini yang menyerupai sebuah SENDOK yang seolah-olah air laut Sibolga ini berasal dari sendok tersebut.

Ini dikarenakan letak posisi sendok ini menghadap ke bawah.

4 Pulau Poncan Ketek Berbeda dari Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek ini bermakna dalam bahasa Indonesia berarti

”KECIL”. Konon ceritanya pulau ini adalah tempat pemukiman pertama kali kota Sibolga dibuka, karena

terjadi penjajahan maka Raja Tuanku Dorong Hutagalung berhasil mendorong masyarakatnya ke Pulau Poncan Ketek, dari sinilah gelar Tuanku Dorong didapat oleh Raja tersebut. Sampai saat ini, keindahan pulau ini masih tetap terjaga. Pasir putih yang berada di bibir pantai, kesejukan yang luar biasa apabila anda berkunjung ke sana. Penduduk yang berada di pulau ini keseluruhan adalah nelayan, karena itu para pengunjung tidak akan kesulitan untuk mendapatkan ikan yang segar hasil tangkapan dari laut Sibolga. Hal inilah yang membuat para pengunjung mengatakan bahwa masyarakat Sibolga terkenal dengan keramahannya dan senyumannya.

5 Pulau Sarudik Pulau Sarudik terletak tidak jauh dari kota Sibolga, hanya berjarak 300 meter dari kota. Manfaat pulau ini sangat banyak khususnya bagi para nelayan. Saat ini fungsi dari pulau ini bagi nelayan adalah untuk memperbaiki kapal-kapal penangkap ikan, perahu-perahu nelayan yang rusak disinggahi di pulau ini, sehingga tidak mengganggu aktivitas para nelayan yang lain bagi mereka yang sudah mendapat ikan.

Kebanyakan dari para pengunjung yang datang, hanya untuk melihat bagaimana perbaikan kapal-kapal yang rusak oleh masyarakat kota Sibolga.

6 Pantai Ujung Sibolga Tempat bersantai di kota Sibolga sekaligus wisata bahari ada di Pantai Ujung Sibolga, banyak sekali masyarakat kota Sibolga menghabiskan waktu senja hari di sini, hanya untuk melihat matahari tenggelam.

Saat ini kondisi pantai masih dalam tahap renovasi demi meningkatkan kenyamanan para wisatawan. Di pantai ini, para pengunjung akan disuguhkan makanan khas kota Sibolga. Fasilitas yang ada di pantai ini sudah dibangun wahana permainan khusus untuk keluarga yang berkunjung. Para pengunjung juga dapat menikmati suguhan olah raga volley pantai.

Sumber : ”Visit Sibolga” DISBUDPARPORA Kota Sibolga, 2014

Pada Tabel 5.1 di atas telah dijelaskan kemudahan untuk mencapai objek-objek wisata bahari yang ada di kota Sibolga, yang hampir keseluruhannya ditempuh

dengan menggunakan kapal pariwisata yang disediakan dari hotel-hotel yang ada di kota Sibolga, maupun Speed Boat yang disediakan dari pulau wisata tujuan. Jika berkunjung ke tempat objek wisata di atas, wisatawan dapat juga memilih alternatif lain dengan menyewa kapal penumpang dari masyarakat sekitar untuk diantar ke tempat objek wisata dimaksud.

Untuk wisata pantai, wisatawan dapat mengunjungi Pantai Pelabuhan Lama Sibolga di Jalan Komplek Bea Cukai Kelurahan Kota Beringin, atau bersebelahan dengan lokasi hotel wisata indah sibolga. Dimana banyak event-event wisata yang dilaksanakan oleh pemerintah kota Sibolga guna memanjakan para wisatawan domestik maupun mancanegara. Berbagai acara digelar dengan kategori tertentu mulai dari tingkat masyarakat sampai dengan tingkat Internasional.

Perlombaan tingkat masyarakat Sibolga, perlombaan ini telah dicanangkan pada tahun 2014, perlombaan yang mengasyikkan dari permainan tradisional masyarakat Sibolga sendiri, lomba ini hanya bisa diikuti oleh masyarakat kota Sibolga. Perlombaan tingkat nasional/internasional diketegorikan lomba Triathlon, Lomba lari 10K, Lomba Renang Perairan Terbuka, dan Lomba Perahu Naga. Sudah tiga tahun berturut-turut peserta yang mengikuti lomba ini didominasi oleh negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia yang datang dari daerah-daerah lainnya.

Selain itu dalam kegiatan wisata bahari pantai, para wisatawan domestik maupun mancanegara akan dimanjakan, bukan hanya lomba bertaraf nasional dan internasional saja yang disajikan, melainkan lomba untuk kalangan masyarakat

sendiripun diberikan beberapa perlombaan salah satunya adalah lomba balap perahu motor. Perahu motor adalah salah satu sarana bagi nelayan untuk mencari nafkah, lomba ini dikhususkan untuk para nelayan yang ada di kota Sibolga.

Yang terakhir adalah, peringatan hari pariwisata sedunia yang merupakan event tahunan yang dilaksanakan pada bulan oktober setiap tahunnya, event ini digelar dengan berbagai lomba dan kegiatan. Keunikan tersendiri dari event ini, digelarnya lomba memasak masakan tradisional khas Sibolga secara langsung, ada juga permainan pukul bantal dan atraksi kesenian dalam budaya pesisir.

5.2 Kondisi Umum Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Sibolga

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan, melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sesuai tugas dan fungsinya.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga merupakan salah satu SKPD yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan

urusan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi kewenangan dibidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, berkewajiban untuk membuat laporan penyelenggaraan tugas sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.2.1 Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 Tanggal 31 Mei 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, bahwa Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga dipimpin Kepala Dinas dan Kepala Dinas membawahi 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang ditambah Kepala Seksi dan Kepala Sub–Bagian. Secara diagramatis dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1

Bagan Struktur Organisasi DISBUDPARPORA Kota Sibolga

Sumber : DISBUDPARPORA Kota Sibolga, 2014

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Permasalahan Pariwisata Kota Sibolga

Berdasarkan proses pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat tergambarkan bahwa permasalahan yang terjadi pada pariwisata kota Sibolga disebabkan karena kurangnya pengelolaan yang dilakukan terhadap potensi wisata Sibolga, ketersediaan fasilitas komunikasi, kurang terpeliharanya kebersihan merupakan sedikit dari beberapa faktor penyebab belum optimalnya usaha peningkatan daya tarik objek wisata bahari kota Sibolga. Menilik Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 pada Bab 1 terlihat dengan jelas konsekuensi yang harus dialami pemerintah kota Sibolga akibat kurangnya daya saing sektor pariwisata, yakni menurunnya jumlah arus kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke kota Sibolga.

Berdasarkan pada hasil kuisioner yang dilakukan terhadap 100 orang responden, ditemukan fakta bahwa menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan objek wisata bahari yang ada di kota Sibolga adalah kurang terawatnya beberapa fasilitas yang ada disekitar kawasan objek wisata, ketersediaan fasilitas komunikasi, jaringan internet, home stay milik masyarakat setempat tidak banyak dan sulit didapat dan jualan yang digelar di sekitar objek wisata cenderung mahal, dan yang paling penting menurut wisatawan adalah kurang terpeliharanya kebersihan di kawasan objek wisata, selain itu ada juga faktor keamanan. Tanggapan langsung dan harapan responden atau wisatawan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Tanggapan dan Harapan Responden

Sumber : Hasil Kuisioner, 2014 (data diolah)

Dari Tabel 6.1 dapat dijelaskan bahwa penurunan jumlah arus kunjungan wisata ke kota Sibolga disebabkan karena para wisatawan baik yang berasal dari mancanegara maupun domestik merasa kecewa saat mengetahui kondisi riil objek wisata bahari kota Sibolga ternyata tidak seperti yang mereka ketahui dari berbagai media promosi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Situasi ini selayaknya perlu mendapat perhatian yang mendalam, karena sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata bahari Sibolga merupkan tipe wisatawan dengan motivasi minat khusus diving dan snorkeling. Para wisatawan yang berkunjung umumnya didorong oleh rasa ingin untuk menikmati objek wisata bahari di Sibolga.

6.2 Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dianalisis karakteristik responden yang telah mengisi kuisioner yang diajukan kepada mereka. Identitas atau karakteristik responden perlu diketahui untuk mendapatkan informasi guna membantu menemukan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan pariwisata bahari kota Sibolga.

Tabel 6.2

Jenis Kelamin Responden vs Umur Responden

No. Jenis Kelamin

Mancanegara Domestik

Jumlah Persentase Responden Persentase Responden Persentase

1 Laki-laki 20 71 % 48 67 % 68 68 %

Sumber : Hasil Kuisioner, 2014 (data diolah)

Pada Tabel 6.2 memperlihatkan penggolongan jenis kelamin responden mancanegara dan domestik. Responden dari mancanegara berjenis kelamin laki-laki berjumlah 20 orang (71%) dan perempuan 8 orang (29%). Sementara itu, responden domestik yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 48 orang (67%) dan perempuan 24 orang (33%). Data di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki berjumlah 68 orang dan perempuan 32 orang. Dari Tabel 6.2 terlihat bahwa secara kumulatif jumlah wisatawan menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki

yakni sebanyak 68%. Sedangkan jumlah wisatawan berjenis kelamin perempuan sebanyak 32%. Dengan melihat jumlah dan persentase wisatawan laki-laki lebih banyak dari pada perempuan hal ini dapat dimengerti karena kemungkinan lebih banyak wisatawan laki-laki dari pada perempuan yang tertarik dengan wisata diving atau snorkeling.

Tabel 6.2 juga menunjukkan karakteristik responden berdasarkan klasifikasi umur, kelompok umur responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah kelompok umur 30-39 tahun yaitu : sebanyak 13 orang (46%) dari mancanegara dan sebanyak 29 orang (40%) dari domestik. Data ini menunjukkan bahwa kelompok umur responden yang paling sedikit adalah kelompok umur 50-59 tahun dan di atas 59 tahun masing-masing 1 (4%) orang dari mancanegara. Sedangkan dari domestik kelompok umur responden yang paling sedikit adalah kelompok umur di atas 59 tahun sebanyak 1 orang (2%).

Berdasarkan data di atas, jika dilakukan penjumlahan memperlihatkan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah kelompok umur 30 – 39 tahun sebanyak 42 orang (42%). Karakteristik responden dengan rentang usia ini dapat menjadi peluang yang potensial bagi pengembangan pariwisata kota Sibolga karena rentang usia tersebut adalah rentang usia yang produktif.

Karakteristik responden juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan mereka.

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan menunjukkan tingkat pendidikan responden mancanegara tamat SMA (Senior High School) sebanyak 4 orang (14%), Sarjana (Graduate) sebanyak 24 orang (86%). Sementara itu tingkat

pendidikan responden domestik tamat SMP (Junior high School) sebanyak 8 orang Responden Persentase Responden Persentase

1

Sumber : Hasil Kuisioner, 2014 (data diolah)

Dari tabulasi data yang ada pada Tabel 6.3 secara kumulatif menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah masih kuliah (College) sebanyak 43 orang (43%). Jumlah mereka yang masih duduk di bangku kuliah hampir seluruh jumlah responden. Selanjutnya pada urutan kedua, secara kumulatif menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak, yakni Sarjana (Graduate) sebanyak 33 orang (33%). Berdasarkan tingkat pendidikan ini menjelaskan bahwa pada dasarnya 76% responden mempunyai jenjang pendidikan perguruan tinggi dan sarjana, dan 24% responden berpendidikan tamatan SMA ke bawah. Tingkat pendidikan secara tidak langsung dapat mempengaruhi jenis objek wisata yang dipilih oleh para wisatawan. Jika dikaitkan dengan potensi objek-objek wisata yang ada di kota Sibolga, maka jenis pariwisata yang akan banyak diminati

oleh para wisatawan baik dari mancanegara maupun domestik adalah wisata bahari.

Karakteristik responden dengan mayoritas berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi dan sarjana akan memberikan dampak positif dalam pembangunan sektor pariwisata kota Sibolga.

Berikut ini memperlihatkan bidang pekerjaan sehari-hari yang digeluti oleh responden. Responden Persentase Responden Persentase

1

Sumber : Hasil Kuisioner, 2014 (data diolah)

Berdasarkan pengklasifikasian bidang pekerjaan ini menunjukkan bahwa responden paling banyak menyandang profesi sebagai pelajar, berjumlah 34 orang

Berdasarkan pengklasifikasian bidang pekerjaan ini menunjukkan bahwa responden paling banyak menyandang profesi sebagai pelajar, berjumlah 34 orang

Dokumen terkait