• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV WUJUD GARAPAN

4.4 Analisa Materi

4.4.2 Ragam Gerak

Penggarapan sebuah karya tari tidak pernah lepas dari gerak, karena gerak merupakan unsur pokok dari sebuah tarian. Melalui rangkaian gerak yang telah penulis tata sedemikian rupa secara nyata tari dapat terwujud.

yang dikembangkan. Adapun ragam gerak dan gerak-gerak yang digunakan dalam garapan ini:

a. Bagian I

Pada bagian pertama, menceritakan tentang penyesalan Dewi Uma yang telah dikutuk oleh Bhatara Siwa menjadi Bhatari Durga (sebagai penguni setra). Adapun ragam geraknya adalah sebagai berikut:

1. Penari dengan posisi agem kanan, tangan kanan didepan sirang mata dengan tangan ngebat, tangan kiri sirang susu dengan posisi tangan ngebat, level medium.

2. Berputar, gerak mekesiab diulang 3 kali.

3. Posisi duduk menggunakan level rendah dengan posisi jengkeng,

ngoyog, kedua tangan ngebat di depan mulut (tangan kanan di atas, tangan kiri dibawah).

4. Rebah kanan, rebah kiri, berputar ke kiri dengan level rendah dan posisi tangan kiri lurus ngebat ke atas, tangan kanan lurus pojok kanan depan dengan posisi jari ngebat.

5. Rebah kanan, rebah kiri, bangun, ngelayak, agem dengan kedua tangan ngebat sirang susu, mata nyureng, jalan meangkaban turun dari trap, loncat, nyalud dengan posisi rendah, putar ke kanan, nyogroh ke kiri 2 kali, nyogroh ke kanan 1 kali, putar ke kiri.

6. Nyogroh 2 kali ke kanan, nyogroh 1 kali ke kiri, putar ke kanan.

b. Bagian II

1. Penari masuk ke panggung dari arah kanan dan kiri wing. Penari dari arah kanan panggung, dengan posisi tangan kiri di atas kepala, posisi kiri ngebat, tangan kanan sirang susu dengan posisi tangan ngebat, berjalan nyeregseg.

2. Penari dari arah kiri panggung, posisi tangan di atas kepala dengan posisi tangan ngebat, tangan kiri sirang susu dengan posisi tangan ngebat, berjalan nyeregseg.

3. Tukar posisi (penari dari kanan ke kiri dan sebaliknya).

4. Agem kanan arah belakang, nyogroh dua kali, agem kanan, ngelier, ngengsog, putar ke arah depan.

5. Agem kanan, nelik, ngelier, kipek pojok kiri, mudur kaki kiri, angkat kanan, posisi agem kanan, kaki kiri diangkat, posisi agem kanan seklo dengan posisi jari ngebat.

6. Njot-njot, putar ke kanan dengan posisi tangan kanan lurus ke atas ngebat, tangan kiri sirang susu ngebat.

7. Putar, ambil rurub putar ke kiri, gerak alternit.

8. Putar ke kiri, hadap pojok kanan dan kiri, jalan silang diulang 3 kali tanjek, seledet tengah, ceguk, ngoyod, rebah kanan, rebah kiri, putar ke dalam.

9. Jalan dengan posisi agem kanan, agem kiri diulang 2 kali, permainan level.

10.Posisi penari pojok depan dan belakang saling berhadapan memnbentuk segi tiga, nyeregseg, agem kanan, agem kiri, agem kanan, nyogroh 2 kali, agem kanan, tangan ngebat di depan dada, ngelier, ngengsog, hadap depan bergantian.

11.Agem kiri, nelik, ngelier, kipek pojok kanan, agem kiri dengan kaki kanan diangkat, agem kiri seklo, njot-njot, putar ke kanan.

12.Putar kiri, ambil rurub, gerak alternit, putar dengan level berbeda, jadi satu hadap belakang, pecah, langsung membentuk lingkaran dengan 1 orang penari di tengah lingkaran.

13.Pecah, cross, posisi diagonal dua, dua, dua, rebah kanan, rebah kiri, putar hadap belakang.

c. Bagian III

1. Hadap belakang, piles kanan, putar setengah, hadap depan, agem kanan, angsel, agem kanan, bergantian, nyeregseg, cegut, ngelayak dengan posisi agem kanan, sledet pojok, cegut atas bawah.

2. Gerak rampak dengan level yang berbeda, ambil rurub, rebah kanan, rebah kiri, ngelayak, putar setengah.

3. Penari putra melakukan gerak perubahan

4. Penari putri melakukan gerak seperti berguru jalan meangkaban, loncat-loncat, rebah kanan, rebah kiri, tengah, ambil rurub, nyeregseg, putar hadap belakang.

1. Penari putra turun dari trap, bertemu dengan penari putri, hadap-hadapan, nyogroh kiri, angkat kaki kiri, nyogroh kanan, angkat kaki kanan, putar. 2. Satu penari putra dan satu penari putri (tokoh Bhatari Durga dengan Kala

Rudra) melakukan gerakan berkejar-kejaran dan melakukan percintaan yang keras. Empat penari lainnya menggambarkan bumi bergoncang dengan melakukan gerakan bhuta-bhuti (kala-kali).

e. Bagian V

Akibat dari percintaan yang dilakukan oleh Bhatari Durga dengan Kala Rudra, menimbulkan suatu simbol yaitu simbol Bhuta Nawa Sari dengan gerak tangan kanan berada di atas kepala, tangan kiri berada di lutut kiri dan kaki kiri diangkat.

Penjelasan Gerak

a. Agem : Merupakan cara pokok berdiri pada tari putri yang dapat dibedakan menjadi agem kanan dan agem kiri. Agem kanan dilakukan dengan berat badan ada pada kaki kanan dan kaki kiri maju serong satu atau dua telapak kaki serta badan condong ke kanan sehingga kelihatan tangan kanan lebih tinggi dari tangan kiri dan begitu pula dengan agem kiri merupakan kebalikannya. Pengembangan terdapat pada posisi tangan yang lebih dibuka ke luar jari-jarinya, agem ini dapat dilakukan dengan level rendah, sedang dan tinggi. Pengembangan lainnya pada agem keras atau agem raksasi dilakukan dengan tangan dan kaki yang dibuka lebar serta

jari-jarinya lebih dibuka sehingga memberikan kesan lebih besar.

b. Angsel : merupakan suatu gerakan tari yang bersumber pada gerakan

kaki dan tangan yang kemudian juga mengakibatkan badan dan kepala ikut bergerak.

c. Piles : gerakan sebelah kaki yang diputar ke arah tengah dengan merendahkan badan.

d. Nelik : gerakan mata yang dibuat membesar.

e. Sogok : gerakan badan yang didominasi oleh diagfragma yang

mendorong ke kiri dan kanan sehingga terjadi perubahan berat badan.

f. Nengkleng : gerakan melompat di atas tumpuan satu kaki.

g. Nyregseg : gerakan kaki yang dilakukan dengan cepat ke samping kanan dan kiri dalam posisi agem. Pengembangannya terdapat pada posisi badan yang condong ke kanan dan kiri saat berpindah tempat.

h. Nyogroh : gerakan seperti akan menerkan sesuatu yang dilakukan

dengan garang.

i. Gegirahan : gerakan seperti akan menerkam dengan gerakan jari tangan

j. Nyelier : gerakan kepala yang agak berputar ke samping kanan dan kiri disertai gerakan mata yang sedikit terpejam dan diikuti pula gerakan leher dan dagu sedikit melingkar berlawanan dengan putaran kepala.

k. Seledet : gerakan bola mata ke arah samping kanan dan kiri yang diikuti dengan gerakan dagu.

l. Nyegut : gerakn mata dan dagu ke arah bawah seperti mengangguk.

m. Ngileg : gerakan kepala ke samping kiri dan kanan secara pelan.

n. Ngegol : gerakan pinggul yang digoyangkan ke kanan dan kiri secara

bergantian dan berulang-ulang diikuti gerakan kepala ke kanan dan kiri searah dengan gerakan ayunan pinggul.

o. Buta ngawa sari : merupakan suatu pose gerak tari Bali yang menirukan patung raksasa. Adapun posenya terdiri dari sikap tangan kiri di atas lutut kaki kiri yang sedang “kedengkleng” (kaki diangkat) dan tangan kanan ngeluk di atas.

Dokumen terkait