• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ragam Teknologi Pengolahan Sampah

Dalam dokumen PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (Halaman 34-36)

R

Metode open dumping

Pada metode ini, sampah dibuang pada daerah berbentuk lembah, di- timbun secara terbuka tanpa meng- alami proses pemadatan dan tanpa ditutup oleh lapisan tanah, demikian seterusnya sampai lembah tersebut menjadi rata dengan daerah di seki- tarnya.

Metode sanitary landfill

Pada metode ini sampah dibuang ke daerah parit, daerah cekungan atau daerah lereng, kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Metode ini mempunyai tiga macam cara yaitu metode area, metode trench dan metode depression. Metode pengepakan sampah (baling method)

Di sini sampah dalam berbagai jenis diolah pada instalasi, dengan cara sampah itu ditekan dengan keku- atan + 2000 psi, sehingga terbentuk suatu balok padat dengan ukuran ter- tentu yang selanjutnya dapat diman- faatkan sebagai bahan penimbun (terutama sampah dengan bahan anorganik). Balok-balok itu baik un- tuk digunakan sebagai penimbun ja- lan ataupun sebagai penimbun daerah lembah yang terkontrol.

Metode pembakaran (incineration) Pada metode ini, sampah dibakar dengan alat pembakar. Metode ini akan menghasilkan sisa pembakaran dan gas lain. Berat dan volume dari z

sisa pembakaran lebih kecil dari berat dan volume sampah semula.

Metode kompos

Kompos adalah hasil pemecahan biokimia dari zat organik dalam sam- pah, yang dapat mempengaruhi ka- rakteristik tanah. Proses pemecahan kompos dilakukan oleh mikroorgan- isme dan mikroflora pada temperatur yang sama dengan temperatur sam- pah tersebut.

Metoda ATAD (Autogenous Thermo- philic Aerobic Digestion)

Teknologi ini menggunakan bak- teri aerobik yang responsif pada suhu tertentu untuk memproses sampah organik menjadi bahan pupuk dalam bentuk pellet (padat) dan cair. Tekno- logi ini sebenarnya digunakan untuk pengolahan air limbah.

z z z z z FOTO: MUJIYANTO

skala perkotaan. Metode pengomposan merupakan cara paling murah dengan risiko teknis yang rendah tetapi membu- tuhkan waktu yang lama. Di lain pihak volume sampah terus meningkat setiap harinya, sehingga perlu perhitungan yang tepat jika akan mengadopsi teknologi tersebut. Sedangkan untuk metode ATAD, hanya dibutuhkan waktu yang singkat untuk menguraikan sampah de- ngan risiko yang rendah, tetapi biaya in- vestasinya sangat tinggi.

Salah dalam memilih teknologi bisa menyebabkan risiko teknis seperti ke- rusakan alat yang digunakan karena over- loadsehingga proses pengolahan berhen- ti dan kemudian sampah menumpuk di- mana-mana (Ryding, 1994: 287). Selan- jutnya akibat berhentinya proses peng- olahan tersebut, sistem pengolahan kem- bali menjadi open dumping, hal ini sa- ngat tidak diharapkan untuk terjadi kare- na hal ini berarti mulai dari awal lagi.

Secara umum, resiko teknis seringkali

disebabkan oleh keinginan swasta dan pemerintah untuk menerapkan teknologi yang paling mutakhir yang memiliki seja- rah pengoperasian yang kurang memadai (Cointraeu, 1982). Masalah-masalah yang tidak diperkirakan sebelumnya seringkali muncul pada saat suatu teknologi diper- kenalkan ke suatu negara atau wilayah untuk pertama kali karena adanya masa- lah-masalah spesifik dengan daerah ter- sebut yang belum ditangani sebelumnya (Ryding, 1994: 187). Risiko teknis ini ha- rus dialokasikan kepada pihak swasta.

Di bawah ini adalah tabel yang menun- jukkan kelebihan dan kelemahan teknologi pengolahan sampah serta risiko teknisnya.

Pada tabel di bawah, jelas sekali open dumping adalah teknologi pengolahan sampah dengan tingkatan yang paling rendah dan akan mungkin diterapkan pada kerja sama antara pemerintah kota dengan swasta. Untuk sanitary landfill, keuntungannya adalah biaya investasi cukup rendah, akan tetapi mempunyai

potensi dampak yang buruk seperti tim- bulnya gas metana dan ada kecenderung- an berubah menjadi open dumping. Se- dangkan pada teknologi pengepakan sampah, biaya yang harus diinvestasikan cukup tinggi, dan biaya pemeliharaan dan operasional juga mahal. Selain itu juga teknologi tersebut tidak menjelaskan me- ngenai pembuangan cairan yang dihasil- kan oleh pengepakan sampah.

Teknologi pembakaran sampah dapat membakar habis sampah, akan tetapi biaya mesin yang tinggi, biaya operasional dan pemeliharaan juga tinggi. Selain itu teknolo- gi tersebut menimbulkan pencemaran uda- ra. Teknologi kompos dan ATAD, merupa- kan teknologi yang paling menguntungkan jika diterapkan dalam kerjasama. Perbedaan antara keduanya menyangkut waktu dan bi- aya investasi. Jika pada kompos dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengubah sampah menjadi kompos, pada ATAD wak- tunya lebih singkat karena adanya bantuan bakteri aerobik. Sedangkan untuk biaya investasi, teknologi ATAD merupakan teknologi yang membutuhkan biaya inves- tasi yang besar sekali, selain itu ATAD belum pernah dite- rapkan di Indonesia.

Secara keseluruhan, ri- siko teknis pada tiap tek- nologi pengolahan sampah dapat diminimalkan mela- lui penerapan teknologi- teknologi yang terbukti ba- ik, seperti teknologi kom- pos dan ATAD, yang dipa- sok dan didukung oleh per- usahaan-perusahaan yang memiliki reputasi. Sejarah kinerja dan pemecahan masalah yang baik meru- pakan faktor penting da- lam memilih pemasok tek- nologi. Turut sertanya pe- masok sebagai calon mitra merupakan faktor pengu- rang risiko teknis. „FW

A G A M

R

KELEBIHAN, KELEMAHAN SERTA RESIKO TEKNIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

Jenis Teknologi Mekanisme Pengolahan Kelebihan Kelemahan Resiko teknis

Open Dumping Sampah dibuang pada daerah lembah atau cekungan tanpa ada pengolahan lebih lanjut

Tidak membutuhkan biaya pengolahan sampah

Sampah menumpuk dan tidak terurai sebagaimana mestinya

Menyebabkan sampah terus menumpuk dan polusi udara, air dan tanah

Sanitary landfill Pada metoda ini sampah dibuang ke daerah parit, daerah cekungan atau daerah lereng, kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Metoda ini mempunyai tiga macam cara yaitu metoda area, metoda trench

dan metoda depression.

- Merupakan cara yang paling murah - Investasi rendah

- Tidak ada pemisahan sampah

- Memerlukan tanah yang luas, sehingga untuk kota besar tidak memungkinkan

- Pengoperasian hrs sesuai dengan standar - Menimbulkan gas metana yang berbahaya

Jika tidak ada perawatan secara periodik akan berubah menjadi open dumping

Pengepakan (Balling method)

Berbagai jenis sampah dikumpulkan dan ditekan dengan kekuatan + 2000psi sehingga menyerupai balok

Sampah dapat digunakan sebagai penimbun jalan atau penimbun lembah daerah terkontrol

- Biaya investasi cukup mahal - Jika tidak digunakan sebagai penimbun akan

menyebabkan penumpukan sampah (walaupun sudah dilakukan pengepakan)

Cairan sampah (leachete) yang keluar pada saat pengepakan dapat menimbulkan pencemaran air tanah

Incineration Sampah dibakar pada suhu yang sangat tinggi Sampah terbakar habis - Biaya investasi yang sangat mahal - Penggunaan mesin yang sesuai standar (tidak

boleh melebihi kapasitas) - Sampah yang mengandung cairan dapat

menyebabkan kerusakan mesin - Suhu minimal agar sampah dapat terbakar habis

seringkali tidak dapat dicapai sehingga pembakaran menghasilkan pencemaran

Pengolahan sampah dengan cara ini menimbulkan polusi udara yang tinggi

Kompos Kompos adalah hasil pemecahan biokimia dari zat organik dalam sampah, yang dapat mempengaruhi karakteristik tanah. Proses pemecahan kompos disebabkan oleh mikroorganisme dan tipe mikroflora pada temperatur yang sama dengan temperatur sampah tersebut

Merupakan pengolahan sampah yang bersifat zero waste dan menghasilkan pupuk kompos

Memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi kompos

Karena butuh waktu yang lama, ada kemungkinan terjadi antrian sampah, hal ini menyebabkan polusi

ATAD (Autogenous Thermophilic Aerobic Digestion)

Teknologi ATAD (autogeneous thermophilic aerobic digestion) menggunakan bakteri aerobik yang responsif pada suhu tertentu untuk memproses sampah organik menjadi pupuk dalam bentuk pellet (padat) dan cair. Teknologi ini sebenarnya adalah untuk pengolahan air limbah

Merupakan pengolahan sampah yang bersifat zero waste sekaligus mengolah air limbah

Investasi yang dilakukan cukup tinggi dan perlu ada uji coba dahulu karena belum pernah dilakukan di Indonesia

Belum diketahui

P

enanganan sampah tradisional sering kali membawa banyak ma- salah berupa polusi tanah, air, dan udara; kerugian sumber daya penting yang terus menerus; standar kehidupan yang buruk dan penurunan nilai-nilai properti yang dekat lokasi sampah; dan peningkatan biaya karena pertumbuhan volume sampah.

Berbagai upaya dilakukan di seluruh dunia untuk menangani masalah sampah ini. Industri daur ulang pun dikembang- kan. Namun hasilnya belum memuaskan. Kini ada sebuah terobosan baru dalam teknologi penyimpanan sampah yakni

Dalam dokumen PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (Halaman 34-36)

Dokumen terkait