IDENTIFIKASI DATA
4. Ragam visual Vernacular Typography Street pada Becak di Solo.
Tipografi yang dipakai dalam desain Vernacular Typography Street becak Solo adalah ‘huruf kembang’. Tipografi tersebut dinamakan huruf kembang karena memiliki motif meliuk – liuk yang diperumpamakan seperti bunga atau kembang dalam bahasa Jawa. Tipografi tersebut dibuat secara manual dan spontan dengan cara dilukis tanpa menggunakan letterset atau alat cetak huruf. Bentuk huruf kembang juga telah ada secara turun temurun semenjak adanya becak lukis dan bertahan hingga sekarang.
Proporsi dan karakter yang menonjol dari bentuk tipografi Vernacular Typography Street becak Solo terdiri dari :
a. Huruf dekoratif.
b. Bentuk huruf yang terdiri dari uppercase (huruf kapital).
d. Bentuk huruf cenderung bergelombang sesuai motif dekoratif bunga dengan berbagai sudut kelengkungan yang variatif.
e. Stroke bentuk Vernacular Typography Street becak Solo relatif tebal dan ketebalannya konstan.
Bentuk tipografi dalam desain Vernacular Typography Street becak Solo didukung oleh berbagai ragam visual pendukung yang memiliki keterkaitan erat dengan kebudayaan Jawa, Solo dan akulturasi kebudayaan Cina yang berkembang di Surakarta. Hal itu dapat dilihat dari segi tema desain lukisannya yang bertemakan ajaran – ajaran filosofis kehidupan kosmologis masyarakat Jawa – Solo, sedangkan bentuk akulturasi kebudayaan Cina dapat dilihat dari segi pewarnaan yang menggunakan warna dominan merah pada desain becak. Warna merah dalam filosofi Cina mengandung arti mendatangkan keberuntungan. Latar belakang dari terjadinya akulturasi ini dikarenakan keberadaan becak diawal mula perkembanganya di kota Solo dipakai sebagai alat transportasi dalam perdagangan masyarakat etnis Cina di Solo. Ragam desain visual tersebut merupakan hasil peniruan dari bentuk – bentuk alam sekitar seperti bentuk pemandangan, binatang hingga tokoh dalam pewayangan. Di dalam ragam desain visual Vernacular Typography Street becak Solo mengandung beberapa ungkapan kata tentang ajaran hidup Jawa seperti Nrimo Wae, Ojo Dumeh, Kadung Tresno, Gotong – royong, Sumber Urip, Lumintu, Gemah Ripah dan Prihatin. Dikarenakan sifat desain dari seni jalanan yang kurang teratur dan dikerjakan oleh desiner jalanan yang tidak terdidik maka meskipun mengandung filosofi – filosofi Jawa dan karakter desain yang unik serta berciri khas namun diantara desain – desain vernacular tersebut terdapat beberapa yang tidak sinkron antara desain dan tulisan
tipografinya. Serta sering hanya memenuhi dari permintaan pemilik becak untuk diberi tulisan apa.
Diantaranya ragam visual desain Vernacular Typography Street becak Solo antara lain :
a. Nrimo Wae.
Nrimo Wae dalam bahasa Indonesia artinya menerima saja. Memiliki arti filosofi dalam kehidupan kosmologi masyarakat Jawa bahwa apapun yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak ilahi dan kita sebagai manusia hendaknya pasrah dan berserah diri kepada-NYA. Dalam desain Nrimo Wae digambarkan berupa desain pemandangan alam yang merupakan hasil peniruan dan imajinasi dari pemandangan alam yang ada dalam benak seniman lukis becak saat melukisnya. Tulisan tipografi wajah baru juga merupakan unsur pelengkap dalam desain yang merupakan semacam celoteh dari senimannya. Hal ini menunjukkan bahwa antara desain, tulisan dan tema dari desain tidak memiliki kesatuan keterikatan yang khusus karena desain tidak sesuai dengan tema. Ini merupakan sebuah ciri dari desain yang berasal dari seniman atau desainer yang otodidak dan kurang terlatih.
b. Ojo Dumeh.
Pengertian Ojo Dumeh dari segi bahasa yaitu Ojo yang berarti jangan atau tidak boleh. Kata Ojo dinyatakan untuk manusia secara tegas dan lugas. Dumeh yang berarti mentang – mentang. Jadi Ojo Dumeh bisa diartikan jangan mentang – mentang. Secara filosofis memiliki makna bahwa manusia itu tempat bersemayamnya lupa. Baik lupa diri, lupa daratan, lupa asal – usul, lupa sejarahnya atau lupa yang lain. Disamping itu pula manusia merupakan makhluk yang cenderung tergoda oleh hawa nafsu duniawi. Maka Ojo Dumeh adalah ikon pengendali agar manusia itu tidak larut dalam ranah duniawi yang dilingkungi oleh nafsu – nafsu yang buruk. Dalam desain vernacular Ojo Dumeh digambarkan seekor banteng yang kuat. Gambar Banteng mewakili dari karakte manusia, dimaksudkan bahwa manusia jangan mentang – mentang kuat maka menjadi semena – mena terhadap orang lain. Sedangkan tipografi dalam desainnya berupa tulisan berseri. Tipografi dengan tulisan berseri merupakan motto dari kota Solo.
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Ojo Dumeh’.
c. Kadung Tresno.
Kadung Tresno dalam bahasa Indonesia memiliki arti terlanjur cinta. Memiliki arti filosofi bahwa jika manusia sudah terlanjur cinta maka mereka akan buta terhadap segala perbedaan dan tidak memperdulikan apa kata orang sekitarnya. Dalam desain Kadung Tresno di wakili oleh gambar seekor gajah dan harimau yang melambangkan segala perbedaan tersebut tapi mereka tetap bisa hidup rukun tanpa memperdulikan segala bentuk perbedaan mereka. Tipografi pada desain vernacular kadung tresno berupa tulisan inisial dari identitas pemilik becak.
Contoh desain vernacular becak Solo ‘Kadung tresno’.
Sumber : foto ( 6 Desember 2009).
d. Gotong royong.
Gotong royong adalah kerja sosial yang besar dan berat tetapi terasa ringan dan riang karena ditangani oraang banyak secara ramai – ramai. Kehidupan masyarakat tradisional biasanya semangat gotong royong terasa lebih kuat. Hubungan individu tidak dilandassi semata – mata oleh karena untung rugi material. Hidup memerlukan kebersamaan untuk mencapai keselarasan dan
masyarakat tanpa melihat dari segi perbedaan sosial dan golongan. Dalam desain vernacular gotong royong digambarkan seekor rusa dan seekor harimau dengan disertai desain tipografi bertuliskan gotong royong. Gambar harimau dan rusa menggambarkan dua makhluk yang berbeda baik dari segi ukuran, bentuk, kebiasaan dan tabiat. Seperti manusia pula yang tak pernah sama antara satu sama lain namun terikat oleh satu konsep nilai estetika budaya yang sama seperti diungkapkan oleh Prof. Koentjaraningrat, yaitu :
1) Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sisitem makro kosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang Maha Besar itu.
2) Dengan demikian dalam segala aspek kehidupannya manusia pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
3) Karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata, sama rasa meskipun ditengah segala perbedaan yang ada.
4) Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dalam komunikasi, terdorong oleh jiwa sama tinggi dan sama rendah.
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Gotong Royong’. Sumber : foto ( 6 Desember 2009).
e. Sumber urip.
Sumber urip dalam bahasa Indonesia berarti sumber hidup. Sedangkan secara filosofi kosmologis kehidupan Jawa arti Sumber Urip merupakan salah satu syarat prinsip dari hakekat hidup manusia di dunia yang terdiri dari :
1) Berusaha dengan cara bekerja untuk mencapai suatu kedudukan yang layak sesuai dengan kemampuan dan kemauan dalam bekerja yang berakibat pada penghasilan sebagai sumber hidup.
2) Berusaha memperoleh uang secara halal, sebagai sumber hidup.
3) Berusaha memperoleh atau mendapatkan suatu kepandaian, baik berupa ketrampilan yang dapat menghasilkan sumber penghidupan.
Dalam desain Vernacular Typography Street sumber urip digambarkan dengan landscape gambar pemandangan dengan hamparan sawahnya yang luas dan subur disertai dengan tipografi bertuliskan Rahardjo yang memiliki arti makmur atau kemakmuran. Arti dari lukisan pemandangan tersebut yaitu bagi masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani, sawah
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Sumber Urip’. Sumber : foto ( 6 Desember 2009).
f. Lumintu.
Lumintu dalam bahasa Indonesia memiliki arti tidak terputus atau terus menerus tanpa henti. Diartikan secara filosofis berdasarkan ajaran kosmologis masyarakat Jawa bahwa dalam berusaha harus secara terus menerus dan berkesinambungan dan tidak terputus sebagai keinginan untuk menjalankan suatu usaha seterusnya dan bisa berjalan langgeng atau selamanya. Seperti yang dilukiskan dalam desain yang digambarkan dengan dua ekor sapi yang bekerja menarik gerobak. Sapi dalam kehidupan masyarakat jawa merupakan lambang pekerja keras. Disertai tipografi berseri sebagai motto dari kota Solo.
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Lumintu’.
g. Gemah ripah.
Gemah ripah dalam bahasa Indonesia memiliki arti subur makmur. Dalam desain digambarkan dengan lukisan area pedesaan dan persawahan yang subur dengan tipografi bertuliskan Margo Tentrem. Lukisan tersebut merupakan hasil dari peniruan dan imajinasi seniman becak yang berasal dari pemandangan lingkungan pedesaan. Mengandung makna secara filosofis dalam kosmologis masyarakat jawa bahwa hidup itu bergantung pada alam. Sehingga tingkat kesuburan suatu daerah dapat dilihat dari tanaman dan tumbuhan yang tumbuh subur diarea tersebut, dan jika suatu daerah subur maka dapat menjamin tingkat kemakmuran dan ketentraman suatu wilayah.
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Gemah Ripah’.
Sumber : foto ( 6 Desember 2009). h. Prihatin.
Prihatin memiliki makna secara filosofis dalam ajaran kehidupan kosmologis masyarakat Jawa sebagai sikap dimana kita mencoba memposisikan diri pada posisi sulit yang dialami oleh orang lain supaya kita dapat merasakan dan mengerti tentang posisi dan perasaan mereka. Dalam desain dilukiskan dengan
tipografi bertuliskan kata Prihatin yang merupakan ajakan untuk kita hidup prehatin dan secukupnya tanpa berlebih – lebihan.
Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Prihatin’.
Sumber : foto ( 6 Desember 2009).
B.
Pembanding.
1. Vernacular Typography Street becak Yogya.
Sejarah keberadaan becak di Yogya diperkirakan berkembang pada masa perang dunia kedua. Salah satu seniman lukis becak yang terkenal di Yogya adalah Bapak Sucipto yang beralamat di Ketanggunan, Wirobrajan, Yogyakarta. Bapak Sucipto melukis becak sejak tahun 1970an dengan ongkos sekali lukis berkisar Rp 40.000. Warna yang dominan dari desain becak Yogya adalah merah, kuning, hijau, biru dan lebih cenderung pada suka – suka seniman yang melukisnya.
Karakter desain Vernacular Typography Street becak yogya sangat khas yaitu berupa lukisan pemandangan alam di kaki gunung berapi dikarenakan lokasi Yogya yang berada tidak jauh dari lokasi gunung berapi. Difilosofikan bahwa gunung merupakan sumber kehidupan dalam kepercayaaan dan kosmologi manusia Jawa. Bentuk tipografi dalam desain Vernacular Typography Street becak Yogya terdiri dari beberapa tulisan yang berisi kata – kata filosofis diantaranya adalah Mbanyu Mili,
Migunani dan Waton urip. Menurut pakar budaya Sindhunata kata – kata tersebut menyiratkan filosofi atau pandangan hidup tukang becak. Seperti Mbanyu Mili yang memiliki arti secara filosofi bahwa pendapatan tetap mengalir meskipun sedikit dari hasil menarik becak. Migunani yang berarti berguna atau bermanfaat dalam hidup sebagai sumber pandapatan bagi tukang becak. Waton Urip yang berarti berani hidup tanpa tanpa takut terhadap segala cobaan yang ada. Kesemua desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak Yogya tersebut ditulis dengan menggunakan bentuk tipografi modern dengan semacam letterset atau alat cetak tipografi sederhana sehingga tidak dibuat spontan dengan cara manual lukis tangan.
Contoh desain Vernacular Typography Sstreet becak Yogya
Sumber : www.google/images-becak/harianjogja.com (10 januari 2010).
2. Vernacular Typography Street becak Bandung.
Keberadaan becak di kota Bandung berkembang pesat sejak diberlakukannya peraturan daerah di Jakarta yang melarang beroperasinya becak dikota tersebut pada tahun 1980, sehingga banyak dari penarik becak yang berpindah operasi di kota
Desain vernacular yang terdapat pada becak Bandung sangat beraneka ragam dari segi warna karena dalam satu desain becak tampak sangat colorfull dengan warna – warna yang mencolok dibandingkan pada desain becak di kota – kota lain seperti Solo dan Yogya. Namun dari segi tulisan yang tercantum pada becakpun masih sama mengandung arti kata filosofis seperti sabar yang mengajarkan bahwa hidup itu harus sabar sebagaimanapun cobaan yang dihadapi. Desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak Bandung memiliki desain yang sudah lebih teratur dan konstan dari segi bentuk dan ukuran serta memiliki desain kesatuan.
Contoh desain vernacular typography street becak di Bandung
Sumber : www.desaingrafis-indonesia.com (2 April 2009).
Desain vernacular becak Bandung ini pun pernah menjadi sumber inspirasi dalam perancangan tipografi yang diberi tajuk perancangan Vernacular Typography Street Baca Becak. Di rancang oleh Asih Nurul yang merupakan mahasiswa Desain komunikasi visual Institut Tekhnologi Bandung. Hasil rancangan dari desain Vernacular Typography Street becak diaplikasikan dalam desain poster yang di presentasikan dalam tajuk ‘ Vernacular Street Typography as Source of Ideas for
Typeface Design ; Case Study Bandung, Indonesia dalam ajang 3rd International
Conference on Typography and Visual Communication (ICTVC) di Thessaloniki Yunani pada tahun 2007. 3rd International Conference on Typography and Visual
Communication (ICTVC) merupakan ajang konferensi tipografi tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Macedonia setiap dua tahun sekali dengan tema tertentu yang selalu berbeda. Untuk ajang 3rdInternational Conference on Typography
and Visual Communication (ICTVC) ketiga pada tahun 2007 tersebut mengangkat tema From Verbal to Graphic yang dimaksudkan untuk mengembangkan pendidikan dan riset di bidang tipografi. Presentasi dari desain Vernacular Typography Street ini banyak mendapat tanggapan positif dari berbagai desainer dan tipografer dunia peserta ICTV.
Contoh Vernacular Typography Street Baca Becak. Sumber : www.desaingrafis-Indonesia.com ( 2 April 2009).
C. Analisis SWOT.
SWOT Venacular Typography Street becak Solo.
Vernacular Typography Street becak Yogya.
Venacular Typography Street
becak Bandung
Strength Bentuk desain tipografinya tidak ditemui pada bentuk desain tipografi modern buatan desainer grafis dan
typographer.
Bentuk desain
tipografinya bermacam – macam, sebagian besar merupakan bentuk huruf roman.
Bentuk desain
tipografinya berwarna – warni dan indah, sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian khalayak.
Bentuk desain tipografinya yang mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun sebagai tipografi pada becak Solo.
Bentuk desain tipografinya telah diadaptasi ke dalam desain Venacular Typography Street Baca Becak melalui media desain komunikasi visual.
Satu – satunya desain tipografi pada becak
yang dilukis tangan secara manual. Weakness Dibuat secara manual
dengan dilukis sehingga kurang adanya kekonstanan dalam desain Bentuk desain tipografinya berbeda antara becak satu dengan becak lainnya di Yogya.
Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk keperluan headline.
Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk keperluan headline.
Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk
keperluan headline.
Oppurtunity Bentuk desain tipografinya unik dan seragam dipakai pada desain tipografi becak di Solo. Bentuk desain tipografinya telah diperkenalkan dalam konferensi tipografi ICTV di Yunani. Treath Penggunaan tekhnologi
komputerisasi dan print
Penggunaan tekhnologi
komputerisasi dan print
Penggunaan tekhnologi
out yang diaplikasikan pada becak
mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.
out yang diaplikasikan pada becak mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.
out yang diaplikasikan pada becak mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.
A.
Positioning.
Desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak di kota Solo
mempunyai positioning sebagai bentuk tipografi yang mengambil dasar bentuk
tipografi pada becak di kota Solo, yang dibuat dengan cara di lukis secara spontan.
B.
USP (Unique, Selling, Prepositioning).
Vernacular Typography Street becak Solo merupakan bentuk tipografi pada becak di Solo yang memiliki karakteristik khas di bandingkan bentuk tipografi –pada becak dikota di Indonesia. Bentuk tipografinya merupakan hasil kreasi dari seniman lukis becak yang mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun. Bentuk tipografinya tetap dibuat secara manual dan spontan, walaupun tekhnologi dalam desain grafis telah berkembang pesat. Sehingga disetiap guratan tipografinya menampakkan emosi dari sang seniman ketika melukis. Namun tetap memiliki karakteristik kesatuan bentuk yang konsisten dan tidak berubah dalam tiap karyanya. Dikarenakan bentuk karakter tipografinya sering dipakai pada desain tipografi becak di Solo sehingga mempunnyai ciri khas diantara bentuk tipografi jalanan yang ada,. Masyarakatpun dapat mengenali bentuk khas tipografi tersebut sebagai identitas dari becak Solo.