Pasal 40
(1) Bank dil arang memberikan ket erangan yang t ercat at pada bank t ent ang keadaan keuangan dan hal -hal l ain dari nasabahnya, yang waj ib dirahasiakan ol eh bank menurut kel aziman dal am dunia perbankan, kecual i dal am hal sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44.
(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) berl aku pul a bagi pihak t eraf il iasi.
Pasal 41
(1) Unt uk kepent ingan perpaj akan Ment eri berwenang mengel uarkan perint ah t ert ul is kepada Bank agar memberikan ket erangan dan memperl ihat kan bukt i-bukt i t ert ul is sert a surat -surat mengenai keadaan keuangan nasabah t ert ent u kepada pej abat paj ak.
(2) Perint ah t ert ul is sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), harus menyebut kan nama pej abat paj ak dan nama nasabah waj ib paj ak yang dikehendaki ket erangannya.
Pasal 42
(1) Unt uk kepent ingan peradil an dal am perkara pidana, Ment eri dapat memberi izin kepada pol isi, j aksa at au hakim unt uk memperol eh ket erangan dari bank t ent ang keadaan keuangan t ersangka/ t erdakwa pada bank.
(2) Izin sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diberikan secara t ert ul is at as permint aan t ert ul is dari Kepal a Kepol isian Republ ik Indonesia, Jaksa Agung, at au Ket ua Mahkamah Agung.
(3) Permint aan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) harus menyebut kan nama dan j abat an pol isi, j aksa at au hakim, nama t ersangka/ t erdakwa, sebab-sebab ket erangan diperl ukan dan hubungan perkara pidana yang bersangkut an dengan ket erangan-ket erangan yang diperl ukan.
Pasal 43
Dal am perkara perdat a ant ara bank dengan nasabahnya, direksi bank yang bersangkut an dapat menginf ormasikan kepada pengadil an t ent ang keadaan keuangan nasabah yang bersangkut an dan memberikan ket erangan l ain yang rel evan dengan perkara t ersebut .
Pasal 44
(1) Dal am rangka t ukar menukar inf ormasi ant ar bank, direksi bank dapat memberit ahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank l ain.
(2) Ket ent uan mengenai t ukar menukar inf ormasi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur l ebih l anj ut ol eh Bank Indonesia.
Pasal 45
Pihak yang merasa dirugikan ol eh ket erangan yang diberikan ol eh bank sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44, berhak unt uk menget ahui isi ket erangan' t ersebut dan memint a pembet ul an j ika t erdapat kesal ahan dal am ket erangan yang diberikan.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 46
(1) Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dal am bent uk simpanan berupa giro, deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u t anpa izin usaha dari Ment eri sebagaimana dimaksud dal am Pasal 16 dan Pasal 17, diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 15 (l ima bel as) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 10. 000. 000. 000, - (sepul uh mil yar rupiah).
(2) Dal am hal kegiat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan ol eh badan hukum yang berbent uk perseroan t erbat as, perserikat an, yayasan at au koperasi, maka penunt ut an t erhadap badan-badan dimaksud dil akukan baik t erhadap mereka yang memberi perint ah mel akukan perbuat an it u at au yang bert indak sebagai pimpinan dal am perbuat an it u at au t erhadap kedua-duanya.
Pasal 47
(1) Barang siapa t anpa membawa perint ah t ert ul is dari Ment eri kepada bank sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41 at au t anpa izin Ment eri sebagaimana dimaksud dal am Pasal 42, dengan sengaj a memaksa bank at au pihak t eraf il iasi unt uk memberikan ket erangan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 40, diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 3 (t iga) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 3. 000. 000. 000, - (t iga mil yar rupiah).
(2) Anggot a dewan komisaris, direksi, pegawai bank at au pihak t eraf il iasi l ainnya yang dengan sengaj a memberikan ket erangan yang waj ib dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 2 (dua) t ahun dan denda pal ing
banyak Rp. 2. 000. 000. 000, - (dua mil yar rupiah).
Pasal 48
(1) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a t idak memberikan ket erangan yang waj ib dipenuhi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 2 (dua) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 2. 000. 000. 000, - (dua mil yar rupiah).
(2) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang l al ai memberikan ket erangan yang waj ib dipenuhi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) t ahun dan/ at au denda pal ing banyak Rp. 1. 000. 000. 000, - (sat u mil yar rupiah).
Pasal 49
(1) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a:
a. membuat at au menyebabkan adanya pencat at an pal su dal am pembukuan at au dal am l aporan, maupun dal am dokumen at au l aporan kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank;
b. menghil angkan at au t idak memasukkan at au menyebabkan t idak dil akukannya pencat at an dal am pembukuan at au dal am l aporan, maupun dal am dokumen at au l aporan kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank;
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, at au menghil angkan adanya suat u pencat at an dal am pembukuan at au dal am l aporan, maupun dal am dokumen at au l aporan
kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank, at au dengan sengaj a mengubah, mengaburkan, menghil angkan, menyembunyikan at au merusak cat at an pembukuan t ersebut ,
diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 15 (l ima bel as) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 10. 000. 000. 000, - (sepul uh mil yar rupiah).
(2) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a:
a. memint a at au menerima, mengizinkan at au menyet uj ui unt uk menerima suat u imbal an, komisi, uang t ambahan, pel ayanan, uang at au barang berharga, unt uk keunt ungan pribadinya at au unt uk keunt ungan kel uarganya, dal am rangka mendapat kan at au berusaha mendapat kan bagi orang l ain dal am memperol eh uang muka, bank garansi, at au f asil it as kredit dari bank, at au dal am rangka pembel ian at au pendiskont oan ol eh bank at as surat -surat wesel , surat promes, cek, dan kert as dagang at au bukt i kewaj iban l ainnya, at aupun dal am rangka memberikan perset uj uan bagi orang l ain unt uk mel aksanakan penarikan dana yang mel ebihi bat as kredit nya pada bank;
b. tidak mel aksanakan l angkah-l angkah yang diperl ukan unt uk memast ikan ket aat an bank t erhadap ket ent uan dal am Undang-undang ini dan ket ent uan perat uran perundang-undangan l ainnya yang berl aku bagi bank,
diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 6 (enam) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 6. 000. 000. 000, - (enam mil yar rupiah).
Pasal 50
Pihak t eraf il iasi yang dengan sengaj a t idak mel aksanakan l angkah-l angkah yang diperl ukan unt uk memast ikan ket aat an bank
t erhadap ket ent uan dal am Undang-undang ini dan perat uran perundang-undangan l ainnya yang berl aku bagi bank diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 6 (enam) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 6. 000. 000. 000, - (enam mil yar rupiah).
Pasal 51
(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49, dan Pasal 50 adal ah kej ahat an.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 48 ayat (2) adal ah pel anggaran.
Pasal 52
Dengan t idak mengurangi ket ent uan pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 47, Pasal 48, dan Pasal 49, Bank Indonesia dapat menet apkan sanksi administ rat if kepada bank yang t idak memenuhi kewaj ibannya sebagaimana dit ent ukan dal am Undang-undang ini at au menyampaikan pert imbangan kepada Ment eri unt uk mencabut izin usaha bank yang bersangkut an.
Pasal 53
Dengan t idak mengurangi ket ent uan pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 50, Bank Indonesia dapat menet apkan sanksi administ rat if kepada pihak t eraf il iasi yang t idak memenuhi kewaj ibannya sebagaimana dit ent ukan dal am Undang-undang ini at au menyampaikan pert imbangan kepada inst ansi yang berwenang unt uk mencabut izin yang bersangkut an.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
(1) Dengan berl akunya Undang-undang ini :
a. Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 21 Tahun 1960 t ent ang Bank Pembangunan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1996);
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1962 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Bank Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2490);
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1968 t ent ang Bank Negara Indonesia 1946 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2870);
d. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1968 t ent ang Bank Dagang Negara (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2871);
e. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1968 t ent ang Bank Bumi Daya (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2872);
f . Undang-undang Nomor 20 Tahun 1968 t ent ang Bank Tabungan Negara (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2873);
g. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1968 t ent ang Bank Rakyat Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2874);
h. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1968 t ent ang Bank Ekspor Impor Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2875),
dinyat akan t et ap berl aku unt uk j angka wakt u sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini. (2) Dal am j angka wakt u sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), bank
yang didirikan berdasarkan Undang-undang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib memenuhi ket ent uan dal am Undang-undang ini.
(3) Dal am hal bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) t el ah menyesuaikan dengan ket ent uan dal am Undang-undang ini l ebih awal dari j angka wakt u sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), maka Undang-undang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), menj adi t idak berl aku l agi.
Pasal 55
(1) Bank yang t el ah memil iki izin usaha dari Ment eri pada saat Undang- undang ini mul ai berl aku, dinyat akan t el ah memperol eh izin usaha berdasarkan Undang-undang ini.
(2) Bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib menyesuaikan dengan ket ent uan dal am Undang-undang ini sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.
(3) Bank Perkredit an Rakyat yang t el ah mempunyai izin usaha pada saat Undang-undang ini mul ai berl aku, dan berkedudukan di ibukot a negara, ibukot a propinsi, ibukot a kabupat en, dan kot amadya, t et ap dapat mel anj ut kan usahanya sebagai Bank Perkredit an Rakyat hingga dapat dit ingkat kan menj adi Bank Umum.
Pasal 56
Ket ent uan bat as maksimum pemberian kredit sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 ayat (2) dan ayat (4), waj ib dipenuhi ol eh bank sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 5 (l ima) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.
Pasal 57
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang t el ah memil iki izin usaha dari Ment eri pada saat Undang-undang ini mul ai berl aku, dapat menyesuaikan kegiat an usahanya sebagai bank berdasarkan ket ent uan dal am Undang-undang ini, sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.
Pasal 58
Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pit ih Nagari (LPN), Lembaga Perkredit an Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamat an (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkredit an Kecamat an (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan/ at au l embaga-l embaga l ainnya yang dipersamakan dengan it u diberikan st at us sebagai Bank Perkredit an Rakyat berdasarkan Undang-undang ini dengan memenuhi persyarat an t at a cara yang dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 59
Perat uran perundang-undangan yang t el ah dikel uarkan sebel um berl akunya Undang-undang ini sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang-n undang ini, dinyat akan t et ap berl aku sampai dengan dicabut , digant i at au diperbaharui.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Dengan berl akunya Undang-undang ini maka :
a. St aat sbl ad Tahun 1929 Nomor 357 t anggal 14 Sept ember 1929 t ent ang At uran-at uran mengenai Badan-badan Kredit Desa dal am propinsi-propinsi di Jawa dan Madura di l uar wil ayah kot apraj a-kot apraj a;
b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1962 t ent ang Bank Pembangunan Swast a (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2489);
c. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 t ent ang Pokok-pokok Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2842),
dinyat akan t idak berl aku l agi.
Pasal 61
Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.
Disahkan di Jakart a
pada t anggal 25 Maret 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
t t d
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a pada t anggal 25 Maret 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
t t d
PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992
TENTANG PERBANKAN
UMUM
Dal am rangka mewuj udkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkat an pel aksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekel uargaan, perl u senant iasa dipel ihara dengan baik. Guna mencapai t uj uan t ersebut , maka pel aksanaan pembangunan ekonomi harus l ebih memperhat ikan keserasian, kesel arasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerat aan pembangunan, pert umbuhan ekonomi, dan st abil it as nasional .
Sal ah sat u sarana yang mempunyai peran st rat egis dal am menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari Tril ogi Pembangunan adal ah perbankan. Peran yang st rat egis t ersebut t erut ama disebabkan ol eh f ungsi ut ama bank sebagai suat u wahana yang dapat menghimpun dan menyal urkan dana masyarakat secara ef ekt if dan ef isien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pel aksanaan pembangunan nasional dal am rangka meningkat kan pemerat aan pembangunan dan hasil -hasil nya, pert umbuhan ekonomi dan st abil it as nasional , ke arah peningkat an t araf hidup rakyat banyak.
Memperhat ikan peranan l embaga perbankan yang demikian st rat egis dal am mencapai t uj uan pembangunan nasional , maka t erhadap l embaga perbankan perl u senant iasa t erdapat pembinaan dan pengawasan yang ef ekt if , dengan di dasari ol eh l andasan gerak yang kokoh agar l embaga perbankan di Indonesia mampu berf ungsi secara
ef isien, sehat , waj ar, dan mampu menghadapi persaingan yang semakin bersif at gl obal , mampu mel indungi secara baik dana yang dit it ipkan masyarakat kepadanya, sert a mampu menyal urkan dana masyarakat t ersebut ke bidang-bidang yang produkt if bagi pencapaian sasaran pembangunan.
Dal am upaya mendukung kesinambungan dan peningkat an pel aksanaan pembangunan, l embaga perbankan t el ah menunj ukkan perkembangan yang pesat , seiring dengan kemaj uan pembangunan di Indonesia dan perkembangan perekonomian int ernasional , sert a sej al an dengan peningkat an t unt ut an kebut uhan masyarakat akan j asa perbankan yang t angguh dan sehat .
Dengan meningkat nya kebut uhan akan j asa perbankan yang t el ah berkembang pesat , maka l andasan gerak perbankan yang ada dirasakan sudah saat nya diadakan penyesuaian agar mampu menampung t unt ut an pengembangan j asa perbankan.
Agar kemaj uan yang dial ami ol eh l embaga perbankan dapat dit ingkat kan secara berkel anj ut an dan benar-benar dapat memberikan manf aat yang sebesar-besarnya bagi pel aksanaan pembangunan nasional , dan unt uk menj amin berl angsungnya demokrasi ekonomi, sehingga segal a pot ensi, inisiat if dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menj adi suat u kekuat an riil bagi peningkat an kemakmuran rakyat , maka pembinaan dan pengawasan perbankan sert a l andasan gerak perbankan yang sel ama ini didasarkan kepada ket ent uan Undang-undang Perbankan 1967 perl u dikembangkan dan disempurnakan. Dengan penyempurnaan it u, maka perbankan dapat menj adi l ebih siap dan mampu berperan secara l ebih baik dal am mendukung proses pembangunan yang semakin dihadapkan pada t ant angan perkembangan perekonomian int ernasional .
Sebagaimana diket ahui, Undang-undang Perbankan 1967 t ersebut disusun pada saat sit uasi dan kondisi perekonomian yang j auh berbeda dengan sit uasi dan kondisi perekonomian saat ini. Perkembangan
perekonomian nasional maupun int ernasional yang senant iasa bergerak cepat disert ai t ant angan yang semakin l uas perl u sel al u dapat diikut i secara t anggap ol eh perbankan nasional dal am menj al ankan f ungsi dan t anggung j awabnya, sehingga perbankan nasional perl u:
1. dit at a dal am st rukt ur kel embagaan yang l ebih l ugas, dengan l andasan yang l ebih l uas, dan l ebih j el as ruang geraknya;
2. diberi kesempat an unt uk memperl uas j angkauan pel ayanannya di segal a penj uru t anah air, baik pel ayanan sebagai perbankan umum yang menj angkau semua l apisan masyarakat maupun perbankan perkredit an rakyat yang pel ayanannya diperunt ukkan bagi gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil ,
3. diperkuat dengan l andasan hukum yang dibut uhkan bagi t ersel enggaranya pembinaan dan pengawasan yang mendukung peningkat an kemampuan perbankan dal am menj al ankan f ungsinya secara sehat , waj ar dan ef isien, sekal igus memungkinkan perbankan Indonesia mel akukan penyesuaian yang diperl ukan sej al an dengan berkembangnya norma-norma perbankan int ernasional .
Sel anj ut nya dal am rangka penyempurnaan t at a perbankan di Indonesia dit empuh l angkah-l angkah ant ara l ain sebagai berikut :
1. Penyederhanaan j enis bank, menj adi j enis Bank Umum dan j enis Bank Perkredit an Rakyat , sert a memperj el as ruang l ingkup dan bat as kegiat an yang dapat disel enggarakannya;
2. Persyarat an pokok unt uk mendirikan suat u bank diat ur secara rinci, sehingga ket ent uan pel aksanaan yang berkait an dengan kegiat an perbankan l ebih j el as dan t erarah;
3. Peningkat an perl indungan dana masyarakat yang dipercayakan pada l embaga perbankan mel al ui penerapan prinsip kehat i-hat ian dan pemenuhan ket ent uan persyarat an kesehat an bank;
4. Peningkat an prof esional isme para pel aku di bidang perbankan; 5. Perl uasan kesempat an unt uk menyel enggarakan kegiat an di bidang
perbankan secara sehat dan bert anggung j awab, sekal igus mencegah t erj adinya prakt ek-prakt ek yang merugikan kepent ingan masyarakat l uas.
Mel al ui upaya penyempurnaan t ersebut dimaksudkan agar perbankan Indonesia memil iki sikap t anggap t erhadap perkembangan pembangunan nasional , sehingga peranannya dal am peningkat an t araf hidup rakyat banyak, pemerat aan pembangunan dan hasil -hasil nya, sert a peningkat an pert umbuhan ekonomi dan st abil it as nasional dapat t erwuj ud secara l ebih nyat a, dal am rangka mewuj udkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Angka 1 sampai dengan angka 20 Cukup j el as
Pasal 2
Yang dimaksud dengan "demokrasi ekonomi" adal ah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 3
Cukup j el as
Pasal 4
Cukup j el as
Ayat (1) Cukup j el as
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "mengkhususkan diri unt uk mel aksanakan kegiat an t ert ent u" adal ah ant ara l ain mel aksanakan kegiat an pembiayaan j angka panj ang, pembiayaan unt uk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil , pengembangan ekspor non migas, dan pengembangan pembangunan perumahan.
Pasal 6
Bank Umum dapat mel akukan sebagian at au sel uruh kegiat an usaha sebagaimana dimaksud dal am huruf a sampai dengan huruf n. Masing-masing bank dapat memil ih j enis usaha yang sesuai dengan keahl ian dan bidang usaha yang ingin dikembangkannya. Dengan cara demikian kebut uhan masyarakat t erhadap berbagai j enis j asa bank dapat dipenuhi ol eh dunia perbankan t anpa mengabaikan prinsip kesehat an dan ef isiensi.
Huruf a Cukup j el as
Huruf b Cukup j el as
Huruf c
Bank dapat menerbit kan surat pengakuan hut ang baik yang berj angka pendek maupun yang berj angka panj ang. Surat
pengakuan hut ang yang berj angka pendek adal ah sebagaimana