• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 7 TAHUN 1 9 9 2

TENTANG

PERBANKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa unt uk memel ihara kesinambungan pel aksanaan pembangunan nasional guna mewuj udkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945, pel aksanaan pembangunan ekonomi yang berasaskan kekel uargaan harus l ebih memperhat ikan keserasian, kesel arasan, dan keseimbangan unsur-unsur Tril ogi Pembangunan;

b. bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan f ungsi ul amanya sebagai penghimpun dan penyal ur dana masyarakat , memil iki peranan yang st rat egis unt uk menunj ang pel aksanaan pembangunan nasional , dal am rangka meningkat kan pemerat aan pembangunan dan hasil -hasil nya, pert umbuhan ekonomi, dan st abil it as nasional , ke arah peningkat an t araf hidup rakyat banyak;

c. bahwa perkembangan perekonomian nasional maupun int ernasional yang senant iasa bergerak cepat disert ai dengan t ant angan-t ant angan yang semakin l uas, harus sel al u diikut i secara t anggap ol eh perbankan nasional dal am menj al ankan f ungsi dan t anggung j awabnya kepada masyarakat ;

(2)

perkembangan perekonomian nasional maupun int ernasional ;

e. bahwa unt uk mencapai maksud di at as, perl u disusun Undang-undang baru t ent ang Perbankan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 t ent ang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387);

3. Undang-undang Nomor 12 11Tahun 1967 t ent ang Pokok-pokok Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2832);

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 t ent ang Bank Sent ral (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2865);

5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);

Dengan perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Bank adal ah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dal am bent uk simpanan, dan menyal urkannya kepada masyarakat dal am rangka meningkat kan t araf hidup rakyat banyak;

2. Bank Umum adal ah bank yang dapat memberikan j asa dal am l al u l int as pembayaran;

3. Bank Perkredit an Rakyat adal ah bank yang menerima simpanan hanya dal am bent uk deposit o berj angka, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u;

4. Bank Campuran adal ah Bank Umum yang didirikan bersama ol eh sat u at au l ebih Bank Umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan ol eh warga negara Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia yang dimil iki sepenuhnya ol eh warga negara Indonesia, dengan sat u at au l ebih bank yang berkedudukan di l uar negeri;

5. Kant or Cabang adal ah set iap kant or bank yang secara l angsung bert anggung j awab kepada kant or pusat bank yang bersangkut an, dengan t empat usaha yang permanen dimana kant or cabang t ersebut mel akukan kegiat annya;

6. Simpanan adal ah dana yang dipercayakan ol eh masyarakat kepada bank dal am bent uk giro, deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u; 7. Giro adal ah simpanan yang dapat digunakan sebagai al at

pembayaran dan penarikannya dapat dil akukan set iap saat dengan menggunakan cek, sarana perint ah pembayaran l ainnya, at au dengan cara pemindahbukuan;

(4)

dapat dil akukan pada wakt u t ert ent u menurut perj anj ian ant ara penyimpan dengan bank yang bersangkut an;

9. Sert if ikat Deposit o adal ah deposit o berj angka yang bukt i simpanannya dapat diperdagangkan;

10. Tabungan adal ah simpanan yang penarikannya hanya dapat dil akukan menurut syarat t ert ent u yang disepakat i, t et api t idak dapat dit arik dengan cek at au al at yang dapat dipersamakan dengan it u;

11. Surat Berharga adal ah surat pengakuan hut ang, wesel , saham, obl igasi, sekurit as kredit , at au set iap derivat if dari surat berharga at au kepent ingan l ain at au suat u kewaj iban dari penerbit , dal am bent uk yang l azim diperdagangkan dal am pasar modal : dan pasar uang;

12. Kredit adal ah penyediaan uang at au t agihan yang dapat dipersamakan dengan it u, berdasarkan perset uj uan at au kesepakat an pinj am-meminj am ant ara bank dengan pihak l ain yang mewaj ibkan pihak peminj am unt uk mel unasi hut angnya set el ah j angka wakt u t ert ent u dengan j uml ah bunga, imbal an at au pembagian hasil keunt ungan;

13. Penit ipan adal ah penyimpanan hart a berdasarkan kont rak ant ara Bank Umum dengan penit ip yang didal amnya dit ent ukan bahwa Bank Umum yang bersangkut an mel akukan penyimpanan hart a t anpa mempunyai hak kepemil ikan at as hart a t ersebut ;

14. Wal i Amanat adal ah Bank Umum, yang berdasarkan suat u perj anj ian ant ara Bank Umum t ersebut dengan emit en surat berharga, dit unj uk unt uk mewakil i kepent ingan semua pemegang surat berharga t ersebut ;

15. Pihak Teraf il iasi adal ah:

(5)

b. anggot a pengurus, badan pemeriksa, direksi, pej abat , at au karyawan bank, khusus bagi bank yang berbent uk hukum koperasi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku; c. pihak yang memberikan j asanya kepada bank yang bersangkut an,

t ermasuk konsul t an, konsul t an hukum, akunt an publ ik, penil ai; d. pihak yang berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank

Indonesia t urut sert a mempengaruhi pengel ol aan bank;

16. Rahasia Bank adal ah segal a sesuat u yang berhubungan dengan keuangan dan hal -hal l ain dari nasabah bank yang menurut kel aziman dunia perbankan waj ib dirahasiakan;

17. Bank Indonesia adal ah Bank Sent ral Republ ik Indonesia sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang yang berl aku;

18. Dewan Monet er adal ah dewan monet er sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang yang berl aku;

19. Ment eri adal ah Ment eri Keuangan Republ ik Indonesia; 20. Pemerint ah adal ah Pemerint ah Republ ik Indonesia.

BAB II

ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal 2

Perbankan Indonesia dal am mel akukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehat i-hat ian.

Pasal 3

(6)

Pasal 4

Perbankan Indonesia bert uj uan menunj ang pel aksanaan pembangunan nasional dal am rangka meningkat kan pemerat aan, pert umbuhan ekonomi, dan st abil it as nasional kearah peningkat an kesej aht eraan rakyat banyak.

BAB III

JENIS DAN USAHA BANK Bagian Pert ama

Jenis Bank

Pasal 5

(1) Menurut j enisnya, bank t erdiri dari : a. Bank Umum;

b. Bank Perkredit an Rakyat .

(2) Bank Umum dapat mengkhususkan diri unt uk mel aksanakan kegiat an t ert ent u at au memberikan perhat ian yang l ebih besar kepada kegiat an t ert ent u.

Bagian Kedua Usahas Bank Umum

Pasal 6

Usaha Bank Umum mel iput i :

a. menghimpun dana dari masyarakat dal am bent uk simpanan berupa giro, deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u;

(7)

c. menerbit kan surat pengakuan hut ang;

d. membel i, menj ual at au menj amin at as risiko sendiri maupun unt uk kepent ingan dan at as perint ah nasabahnya:

1. surat -surat wesel t ermasuk wesel yang diaksept asi ol eh bank yang masa berl akunya t idak l ebih l ama daripada kebiasaan dal am perdagangan surat -surat dimaksud;

2. surat pengakuan hut ang dan kert as dagang l ainnya yang masa berl akunya t idak l ebih l ama dari kebiasaan dal am perdagangan surat -surat dimaksud;

3. kert as perbendaharaan negara dan surat j aminan pemerint ah; 4. Sert if ikat Bank Indonesia (SBI);

5. obl igasi;

6. surat dagang berj angka wakt u sampai dengan 1 (sat u) t ahun; 7. inst rumen surat berharga l ain yang berj angka wakt u sampai

dengan 1 (sat u) t ahun;

e. memindahkan uang baik unt uk kepent ingan sendiri maupun unt uk kepent ingan nasabah;

f . menempat kan dana pada, meminj am dana dari, at au meminj amkan dana kepada bank l ain, baik dengan menggunakan surat , sarana t el ekomunikasi maupun dengan wesel unj uk, cek at au sarana l ainnya;

g. menerima pembayaran dari t agihan at as surat berharga dan mel akukan perhit ungan dengan at au ant ar pihak ket iga;

h. menyediakan t empat unt uk menyimpan barang dan surat berharga; i. mel akukan kegiat an penit ipan unt uk kepent ingan pihak l ain

berdasarkan suat u kont rak;

(8)

k. membel i mel al ui pel el angan agunan baik semua maupun sebagian dal am hal debit ur t idak memenuhi kewaj ibannya kepada bank, dengan ket ent uan agunan yang dibel i t ersebut waj ib dicairkan secepat nya;

l . mel akukan kegiat an anj ak piut ang, usaha kart u kredit dan kegiat an wal i amanat ;

m. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan dal am Perat uran Pemerint ah;

n. mel akukan kegiat an l ain yang l azim dil akukan ol eh bank sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang-undang ini dan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Pasal 7

Sel ain mel akukan kegiat an usaha sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6, Bank Umum dapat pul a:

a. mel akukan kegiat an dal am val ut a asing dengan memenuhi ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia;

b. mel akukan kegiat an penyert aan modal pada bank at au perusahaan l ain di bidang keuangan, sepert i sewa guna usaha, modal vent ura, perusahaan ef ek, asuransi, sert a l embaga kl iring penyel esaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia;

c. mel akukan kegiat an penyert aan modal sement ara unt uk mengat asi akibat kegagal an kredit , dengan syarat harus menarik kembal i penyert aannya, dengan memenuhi ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia; dan

(9)

dana pensiun yang berl aku.

Pasal 8

Dal am memberikan kredit , Bank Umum waj ib mempunyai keyakinan at as kemampuan dan kesanggupan debit ur unt uk mel unasi hut angnya sesuai dengan yang diperj anj ikan.

Pasal 9

(1) Bank Umum yang menyel enggarakan kegiat an penit ipan sebagai mana dimaksud dal am Pasal 6 huruf i, bert anggung j awab unt uk menyimpan hart a mil ik penit ip, dan memenuhi kewaj iban l ain sesuai dengan kont rak.

(2) Hart a yang dit it ipkan waj ib dibukukan dan dicat at secara t ersendiri.

(3) Dal am hal bank mengal ami kepail it an, semua hart a yang dit it ip kan pada bank t ersebut t idak dimasukkan dal am hart a kepail it an dan waj ib dikembal ikan kepada penit ip yang bersangkut an.

Pasal 10

Bank Umum dil arang:

a. mel akukan penyert aan modal , kecual i sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 huruf b dan huruf c;

b. mel akukan usaha perasuransian;

(10)

Pasal 11

(1) Bank Indonesia menet apkan ket ent uan mengenai bat as maksimum pemberian kredit , pemberian j aminan, penempat an invest asi surat berharga, at au hal l ain yang serupa, yang dapat dil akukan ol eh bank kepada peminj am at au sekel ompok peminj am yang t erkait , t ermasuk kepada perusahaan-perusahaan dal am kel ompok yang sama dengan bank yang bersangkut an. (2) Bat as maksimum sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) t idak

bol eh mel ebihi 30% (t iga pul uh perserat us) dari modal bank yang sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia. (3) Bank Indonesia menet apkan ket ent uan mengenai bat as

maksimum pemberian kredit , pemberian j aminan, penempat an invest asi surat berharga, at au hal l ain yang serupa, yang dapat dil akukan ol eh bank kepada:

a. pemegang saham yang memil iki 10% (sepul uh perserat us) at au l ebih dari modal diset or bank;

b. anggot a dewan komisaris; c. anggot a direksi;

d. kel uarga dari pihak sebagaimana dimaksud dal am huruf a, huruf b dan huruf c; dan

e. pej abat bank l ainnya; sert a

f . perusahaan-perusahaan yang didal amnya t erdapat kepen t ingan dari pihak-pihak sebagaimana dimaksud dal am huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.

(4) Bat as maksimum sebagaimana dimaksud dal am ayat (3) t idak bol eh mel ebihi 10% (sepul uh perserat us) dari modal bank yang sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia. (5) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1)

(11)

dit et apkan ol eh Bank Indonesia.

Pasal 12

Pemerint ah dapat menugaskan Bank Umum unt uk mel aksanakan pro gram pemerint ah guna mengembangkan sekt or-sekt or perekonomian t ert ent u, at au memberikan perhat ian yang l ebih besar pada koperasi dan pengusaha gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil dal am rangka meningkat kan t araf hidup rakyat banyak, berdasarkan ket ent uan yang diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

Bagian Ket iga

Usaha Bank Perkredit an Rakyat

Pasal 13

Usaha Bank Perkredit an Rakyat mel iput i:

a. menghimpun dana dari masyarakat dal am bent uk simpanan berupa deposit o berj angka, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u;

b. memberikan kredit ;

c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan dal am Perat uran Pemerint ah;

(12)

Pasal 14

Bank Perkredit an Rakyat dil arang:

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut sert a dal am l al u l int as pembayaran;

b. mel akukan kegiat an usaha dal am val ut a asing; c. mel akukan penyert aan modal ;

d. mel akukan usaha perasuransian;

e. mel akukan usaha l ain di l uar kegiat an usaha sebagaimana dimaksud dal am Pasal 13.

Pasal 15

Ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 dan Pasal 11 berl aku j uga bagi Bank Perkredit an Rakyat .

BAB IV

PERIZINAN, BENTUK HUKUM DAN KEPEMILIKAN Bagian Pert ama

Perizinan

Pasal 16

(13)

(2) Izin usaha Bank Umum dan Bank Perkredit an Rakyat diberikan ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia. (3) Unt uk mendapat kan izin usaha Bank Umum dan Bank Perkredit an

Rakyat sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) waj ib dipenuhi persyarat an t ent ang:

a. susunan organisasi; b. permodal an;

c. kepemil ikan;

d. keahl ian di bidang perbankan; e. kel ayakan rencana kerj a; dan

f . hal -hal l ain yang dit et apkan ol eh Ment eri, set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

(4) Unt uk mendapat kan izin usaha Bank Perkredit an Rakyat , di samping memenuhi syarat -syarat sebagaimana dimaksud dal am ayat (3), waj ib dipenuhi pul a persyarat an t ent ang t empat kedudukan kant or pusat Bank Perkredit an Rakyat di kecamat an. (5) Tanpa mengurangi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat

(4), dengan memenuhi ket ent uan yang diat ur l ebih l anj ut dal am Perat uran Pemerint ah, Bank Perkredit an Rakyat dapat didirikan di ibukot a kabupat en at au kot amadya, sepanj ang di ibukot a kabupat en at au kot amadya dimaksud bel um t erdapat Bank Perkredit an Rakyat .

(14)

Pasal 17

Unt uk mendapat kan izin usaha sebagai Bank Umum yang berbent uk bank campuran, waj ib dipenuhi persyarat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 16 ayat (3) dan ayat (6), sert a ket ent uan yang dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah, yang mengat ur:

a. j uml ah kepemil ikan dan kepengurusan pihak asing yang diizinkan; b. pihak-pihak yang diizinkan bekerj a sama;

c. hal -hal l ain yang menurut Dewan Monet er perl u diat ur unt uk kepent ingan pembangunan nasional .

Pasal 18

(1) Pembukaan kant or cabang Bank Umum hanya dapat dil akukan dengan izin Ment eri, set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

(2) Pembukaan kant or cabang dan perwakil an Bank Umum di l uar negeri hanya dapat dil akukan dengan izin Ment eri, set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

(3) Pembukaan kant or di bawah kant or cabang Bank Umum waj ib dil aporkan kepada Bank Indonesia.

(4) Persyarat an dan t at a cara pembukaan kant or-kant or Bank Umum sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dit et apkan ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

Pasal 19

(15)

pert imbangan Bank Indonesia.

(2) Pembukaan kant or cabang di l uar ibukot a negara, ibukot a propinsi, ibukot a kabupat en dan kot amadya, sert a pembukaan kant or di bawah kant or cabang Bank Perkredit an Rakyat waj ib dil aporkan kepada Bank Indonesia.

(3) Persyarat an dan t at a cara pembukaan kant or-kant or Bank Perkredit an Rakyat sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

Pasal 20

(1) Pembukaan kant or cabang, kant or cabang pembant u dan kant or perwakil an dari suat u bank yang berkedudukan di l uar negeri hanya dapat dil akukan dengan izin. Ment eri, set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

(2) Pembukaan kant or di bawah kant or cabang pembant u dari bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib dil aporkan kepada Bank Indonesia.

(3) Persyarat an dan t at a cara pembukaan kant or-kant or sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

Bagian Kedua Bent uk Hukum

Pasal 21

(1) Bent uk hukum suat u Bank Umum dapat berupa sal ah sat u dari: a. Perusahaan Perseroan (PERSERO);

(16)

c. Koperasi;

d. Perseroan Terbat as.

(2) Bent uk hukum suat u Bank Perkredit an Rakyat dapat berupa sal ah sat u dari:

a. Perusahaan Daerah; b. Koperasi;

c. Perseroan Terbat as;

d. Bent uk l ain yang dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah. (3) Bent uk hukum dari kant or perwakil an dan kant or cabang bank

yang berkedudukan di l uar negeri mengikut i bent uk hukum kant or pusat nya.

Bagian Ket iga Kepemil ikan

Pasal 22

Bank Umum hanya dapat didirikan ol eh:

a. Warga negara Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimil iki ol eh warga negara Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia; at au

b. Bank yang pendirinya sebagaimana dimaksud dal am huruf a dengan bank yang berkedudukan di l uar negeri.

Pasal 23

(17)

Pasal 24

Bank Umum dan Bank Perkredit an Rakyat yang berbent uk hukum koperasi, kepemil ikannya diat ur berdasarkan ket ent uan dal am Undang-undang t ent ang perkoperasian yang berl aku.

Pasal 25

Bank Umum dan Bank Perkredit an Rakyat yang berbent uk hukum perseroan t erbat as, sahamnya hanya dapat dit erbit kan dal am bent uk saham at as nama.

Pasal 26

(1) Bank Umum dapat mel akukan emisi saham mel al ui bursa ef ek di Indonesia.

(2) Warga negara Indonesia, warga negara asing, badan hukum Indonesia dan/ at au badan hukum asing dapat membel i saham Bank Umum yang dij ual berdasarkan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1).

(3) Warga negara asing dan/ at au badan hukum asing dapat membel i saham Bank Umum mel al ui bursa ef ek, dengan ket ent uan t idak menj adi mayorit as.

(4) Khusus bagi Bank Umum mil ik negara, emisi saham sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) hanya dapat dil akukan t anpa mengakibat kan perubahan at as mayorit as kepemil ikan saham ol eh negara.

(18)

Pasal 27

Perubahan kepemil ikan bank waj ib:

a. memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 16 ayat (6), Pasal 17, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, dan Pasal 26; b. dil aporkan kepada Bank Indonesia.

Pasal 28

(1) Merger dan konsol idasi ant ar bank, sert a akuisisi bank waj ib t erl ebih dahul u mendapat izin Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

(2) Ket ent uan mengenai merger, konsol idasi, dan akuisisi dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 29

(1) Pembinaan dan pengawasan bank dil akukan ol eh Bank Indonesia. (2) Bank Indonesia menet apkan ket ent uan t ent ang kesehat an bank

dengan memperhat ikan aspek permodal an, kual it as asset , kual it as manaj emen, rent abil it as, l ikuidit as, sol vabil it as, dan aspek l ain yang berhubungan dengan usaha bank.

(3) Bank waj ib memel ihara kesehat an bank sesuai dengan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dan waj ib mel akukan usaha sesuai dengan prinsip kehat i-hat ian.

(19)

bank.

(5) Unt uk kepent ingan nasabah. , bank menyediakan inf ormasi mengenai kemungkinan t imbul nya risiko kerugian bagi t ransaksi nasabah yang dil akukan mel al ui bank.

Pasal 30

(1) Bank waj ib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segal a ket erangan, dan penj el asan mengenai usahanya menurut t at a cara yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia.

(2) Bank at as permint aan Bank Indonesia, waj ib memberikan kesempat an bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, sert a waj ib memberikan bant uan yang diperl ukan dal am rangka memperol eh kebenaran dari segal a ket erangan, dokumen dan penj el asan yang dil aporkan ol eh bank yang bersangkut an.

(3) Ket erangan t ent ang bank yang diperol eh berdasarkan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) t idak diumumkan dan bersif at rahasia.

Pasal 31

(1) Bank Indonesia mel akukan pemeriksaan t erhadap bank, baik secara berkal a maupun set iap wakt u apabil a diperl ukan.

(2) Dal am hal diperl ukan unt uk menet apkan kebij aksanaan makro, dewan monet er dapat memint a Bank Indonesia unt uk :

a. menyampaikan l aporan mengenai hasil pemeriksaan bank yang diperl ukan;

(20)

Pasal 32

Jika dianggap perl u, Ment eri dapat pul a memint a Bank Indonesia unt uk menyampaikan l aporan mengenai hasil pemeriksaan bank at au memint a Bank Indonesia unt uk mel akukan pemeriksaan khusus t erhadap bank dan mel aporkan hasil pemeriksaan yang dil akukannya.

Pasal 33

(1) Laporan pemeriksaan bank sebagaimana dimaksud dal am Pasal 31 dan Pasal 32 bersif at rahasia.

(2) Persyarat an dan t at a cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 31 dan Pasal 32 dit et apkan ol eh Bank Indonesia.

Pasal 34

(1) Bank waj ib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca dan perhit ungan l aba/ rugi t ahunan sert a penj el asannya, sert a l aporan berkal a l ainnya, dal am wakt u dan bent uk yang dit et apkan ol eh Bank Indonesia.

(2) Neraca sert a perhit ungan l aba/ rugi t ahunan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib t erl ebih dahul u diaudit ol eh akunt an publ ik.

(3) Tahun buku bank adal ah t ahun t akwim.

Pasal 35

(21)

Pasal 36

Bank Indonesia dapat menet apkan pengecual ian dari ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 34 ayat (2) bagi Bank Perkredit an Rakyat .

Pasal 37

(1) Apabil a menurut penil aian Bank Indonesia suat u bank diperkirakan mengal ami kesul it an yang membahayakan kel angsungan usahanya, Bank Indonesia memberit ahukan hal t ersebut kepada Ment eri.

(2) Dal am hal suat u bank mengal ami kesul it an yang membahayakan kel angsungan usahanya, maka Bank Indonesia dapat :

a. mel akukan t indakan agar:

1. pemegang saham menambah modal ;

2. pemegang saham menggant i dewan komisaris dan/ at au direksi bank;

3. bank menghapus-bukukan kredit yang macet , dan memperhit ungkan kerugian bank dengan modal nya;

4. bank mel akukan merger at au konsol idasi dengan bank l ain; 5. bank dij ual kepada pembel i yang bersedia mengambil al ih

sel uruh kewaj iban;

b. mengambil t indakan l ain sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

(3) Apabil a menurut penil aian Bank Indonesia:

a. keadaan suat u bank membahayakan sist em perbankan; at au b. t indakan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) bel um cukup

(22)

Bank Indonesia mengusul kan kepada Ment eri unt uk mencabut izin usaha bank t ersebut .

(4) Berdasarkan usul Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dal am ayat (3), Ment eri mencabut izin usaha bank yang bersangkut an dan memerint ahkan direksi unt uk mel ikuidasi bank t ersebut . (5) Dal am hal direksi t idak mel ikuidasi bank sebagaimana dimaksud

dal am ayat (4), Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia memint a kepada Pengadil an unt uk mel ikuidasi bank yang bersangkut an.

BAB VI

DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN TENAGA ASING

Pasal 38

(1) Pengangkat an keanggot aan dewan komisaris dan direksi bank, waj ib memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 16 ayat (6) dan Pasal 17.

(2) Perubahan keanggot aan dewan komisaris dan direksi bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib dil aporkan kepada Bank Indonesia.

Pasal 39

(1) Dal am menj al ankan kegiat annya, bank dapat menggunakan t enaga asing.

(23)

BAB VII RAHASIA BANK

Pasal 40

(1) Bank dil arang memberikan ket erangan yang t ercat at pada bank t ent ang keadaan keuangan dan hal -hal l ain dari nasabahnya, yang waj ib dirahasiakan ol eh bank menurut kel aziman dal am dunia perbankan, kecual i dal am hal sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44.

(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) berl aku pul a bagi pihak t eraf il iasi.

Pasal 41

(1) Unt uk kepent ingan perpaj akan Ment eri berwenang mengel uarkan perint ah t ert ul is kepada Bank agar memberikan ket erangan dan memperl ihat kan bukt i-bukt i t ert ul is sert a surat -surat mengenai keadaan keuangan nasabah t ert ent u kepada pej abat paj ak.

(2) Perint ah t ert ul is sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), harus menyebut kan nama pej abat paj ak dan nama nasabah waj ib paj ak yang dikehendaki ket erangannya.

Pasal 42

(1) Unt uk kepent ingan peradil an dal am perkara pidana, Ment eri dapat memberi izin kepada pol isi, j aksa at au hakim unt uk memperol eh ket erangan dari bank t ent ang keadaan keuangan t ersangka/ t erdakwa pada bank.

(24)

(3) Permint aan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) harus menyebut kan nama dan j abat an pol isi, j aksa at au hakim, nama t ersangka/ t erdakwa, sebab-sebab ket erangan diperl ukan dan hubungan perkara pidana yang bersangkut an dengan ket erangan-ket erangan yang diperl ukan.

Pasal 43

Dal am perkara perdat a ant ara bank dengan nasabahnya, direksi bank yang bersangkut an dapat menginf ormasikan kepada pengadil an t ent ang keadaan keuangan nasabah yang bersangkut an dan memberikan ket erangan l ain yang rel evan dengan perkara t ersebut .

Pasal 44

(1) Dal am rangka t ukar menukar inf ormasi ant ar bank, direksi bank dapat memberit ahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank l ain.

(2) Ket ent uan mengenai t ukar menukar inf ormasi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur l ebih l anj ut ol eh Bank Indonesia.

Pasal 45

(25)

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 46

(1) Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dal am bent uk simpanan berupa giro, deposit o berj angka, sert if ikat deposit o, t abungan, dan/ at au bent uk l ainnya yang dipersamakan dengan it u t anpa izin usaha dari Ment eri sebagaimana dimaksud dal am Pasal 16 dan Pasal 17, diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 15 (l ima bel as) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 10. 000. 000. 000, - (sepul uh mil yar rupiah).

(2) Dal am hal kegiat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan ol eh badan hukum yang berbent uk perseroan t erbat as, perserikat an, yayasan at au koperasi, maka penunt ut an t erhadap badan-badan dimaksud dil akukan baik t erhadap mereka yang memberi perint ah mel akukan perbuat an it u at au yang bert indak sebagai pimpinan dal am perbuat an it u at au t erhadap kedua-duanya.

Pasal 47

(1) Barang siapa t anpa membawa perint ah t ert ul is dari Ment eri kepada bank sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41 at au t anpa izin Ment eri sebagaimana dimaksud dal am Pasal 42, dengan sengaj a memaksa bank at au pihak t eraf il iasi unt uk memberikan ket erangan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 40, diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 3 (t iga) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 3. 000. 000. 000, - (t iga mil yar rupiah).

(26)

banyak Rp. 2. 000. 000. 000, - (dua mil yar rupiah).

Pasal 48

(1) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a t idak memberikan ket erangan yang waj ib dipenuhi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 2 (dua) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 2. 000. 000. 000, - (dua mil yar rupiah).

(2) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang l al ai memberikan ket erangan yang waj ib dipenuhi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) t ahun dan/ at au denda pal ing banyak Rp. 1. 000. 000. 000, - (sat u mil yar rupiah).

Pasal 49

(1) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a:

a. membuat at au menyebabkan adanya pencat at an pal su dal am pembukuan at au dal am l aporan, maupun dal am dokumen at au l aporan kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank;

b. menghil angkan at au t idak memasukkan at au menyebabkan t idak dil akukannya pencat at an dal am pembukuan at au dal am l aporan, maupun dal am dokumen at au l aporan kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank;

(27)

kegiat an usaha, l aporan t ransaksi at au rekening suat u bank, at au dengan sengaj a mengubah, mengaburkan, menghil angkan, menyembunyikan at au merusak cat at an pembukuan t ersebut ,

diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 15 (l ima bel as) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 10. 000. 000. 000, - (sepul uh mil yar rupiah).

(2) Anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai bank yang dengan sengaj a:

a. memint a at au menerima, mengizinkan at au menyet uj ui unt uk menerima suat u imbal an, komisi, uang t ambahan, pel ayanan, uang at au barang berharga, unt uk keunt ungan pribadinya at au unt uk keunt ungan kel uarganya, dal am rangka mendapat kan at au berusaha mendapat kan bagi orang l ain dal am memperol eh uang muka, bank garansi, at au f asil it as kredit dari bank, at au dal am rangka pembel ian at au pendiskont oan ol eh bank at as surat -surat wesel , surat promes, cek, dan kert as dagang at au bukt i kewaj iban l ainnya, at aupun dal am rangka memberikan perset uj uan bagi orang l ain unt uk mel aksanakan penarikan dana yang mel ebihi bat as kredit nya pada bank;

b. tidak mel aksanakan l angkah-l angkah yang diperl ukan unt uk memast ikan ket aat an bank t erhadap ket ent uan dal am Undang-undang ini dan ket ent uan perat uran perundang-undangan l ainnya yang berl aku bagi bank,

diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 6 (enam) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 6. 000. 000. 000, - (enam mil yar rupiah).

Pasal 50

(28)

t erhadap ket ent uan dal am Undang-undang ini dan perat uran perundang-undangan l ainnya yang berl aku bagi bank diancam dengan pidana penj ara pal ing l ama 6 (enam) t ahun dan denda pal ing banyak Rp. 6. 000. 000. 000, - (enam mil yar rupiah).

Pasal 51

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49, dan Pasal 50 adal ah kej ahat an.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 48 ayat (2) adal ah pel anggaran.

Pasal 52

Dengan t idak mengurangi ket ent uan pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 47, Pasal 48, dan Pasal 49, Bank Indonesia dapat menet apkan sanksi administ rat if kepada bank yang t idak memenuhi kewaj ibannya sebagaimana dit ent ukan dal am Undang-undang ini at au menyampaikan pert imbangan kepada Ment eri unt uk mencabut izin usaha bank yang bersangkut an.

Pasal 53

(29)

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 54

(1) Dengan berl akunya Undang-undang ini :

a. Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 21 Tahun 1960 t ent ang Bank Pembangunan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1996);

b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1962 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Bank Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2490);

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1968 t ent ang Bank Negara Indonesia 1946 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2870);

d. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1968 t ent ang Bank Dagang Negara (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2871);

e. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1968 t ent ang Bank Bumi Daya (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2872);

f . Undang-undang Nomor 20 Tahun 1968 t ent ang Bank Tabungan Negara (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2873);

g. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1968 t ent ang Bank Rakyat Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2874);

(30)

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2875),

dinyat akan t et ap berl aku unt uk j angka wakt u sel ama-l amanya 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini. (2) Dal am j angka wakt u sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), bank

yang didirikan berdasarkan Undang-undang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib memenuhi ket ent uan dal am Undang-undang ini.

(3) Dal am hal bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) t el ah menyesuaikan dengan ket ent uan dal am Undang-undang ini l ebih awal dari j angka wakt u sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), maka Undang-undang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), menj adi t idak berl aku l agi.

Pasal 55

(1) Bank yang t el ah memil iki izin usaha dari Ment eri pada saat Undang- undang ini mul ai berl aku, dinyat akan t el ah memperol eh izin usaha berdasarkan Undang-undang ini.

(2) Bank sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) waj ib menyesuaikan dengan ket ent uan dal am Undang-undang ini sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.

(31)

Pasal 56

Ket ent uan bat as maksimum pemberian kredit sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 ayat (2) dan ayat (4), waj ib dipenuhi ol eh bank sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 5 (l ima) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.

Pasal 57

Lembaga Keuangan Bukan Bank yang t el ah memil iki izin usaha dari Ment eri pada saat Undang-undang ini mul ai berl aku, dapat menyesuaikan kegiat an usahanya sebagai bank berdasarkan ket ent uan dal am Undang-undang ini, sel ambat -l ambat nya dal am j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak mul ai berl akunya Undang-undang ini.

Pasal 58

Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pit ih Nagari (LPN), Lembaga Perkredit an Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamat an (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkredit an Kecamat an (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan/ at au l embaga-l embaga l ainnya yang dipersamakan dengan it u diberikan st at us sebagai Bank Perkredit an Rakyat berdasarkan Undang-undang ini dengan memenuhi persyarat an t at a cara yang dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 59

(32)

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 60

Dengan berl akunya Undang-undang ini maka :

a. St aat sbl ad Tahun 1929 Nomor 357 t anggal 14 Sept ember 1929 t ent ang At uran-at uran mengenai Badan-badan Kredit Desa dal am propinsi-propinsi di Jawa dan Madura di l uar wil ayah kot apraj a-kot apraj a;

b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1962 t ent ang Bank Pembangunan Swast a (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2489);

c. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 t ent ang Pokok-pokok Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2842),

dinyat akan t idak berl aku l agi.

Pasal 61

Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

(33)

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 25 Maret 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 25 Maret 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(34)

PENJELASAN

Dal am rangka mewuj udkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkat an pel aksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekel uargaan, perl u senant iasa dipel ihara dengan baik. Guna mencapai t uj uan t ersebut , maka pel aksanaan pembangunan ekonomi harus l ebih memperhat ikan keserasian, kesel arasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerat aan pembangunan, pert umbuhan ekonomi, dan st abil it as nasional .

Sal ah sat u sarana yang mempunyai peran st rat egis dal am menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari Tril ogi Pembangunan adal ah perbankan. Peran yang st rat egis t ersebut t erut ama disebabkan ol eh f ungsi ut ama bank sebagai suat u wahana yang dapat menghimpun dan menyal urkan dana masyarakat secara ef ekt if dan ef isien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pel aksanaan pembangunan nasional dal am rangka meningkat kan pemerat aan pembangunan dan hasil -hasil nya, pert umbuhan ekonomi dan st abil it as nasional , ke arah peningkat an t araf hidup rakyat banyak.

(35)

ef isien, sehat , waj ar, dan mampu menghadapi persaingan yang semakin bersif at gl obal , mampu mel indungi secara baik dana yang dit it ipkan masyarakat kepadanya, sert a mampu menyal urkan dana masyarakat t ersebut ke bidang-bidang yang produkt if bagi pencapaian sasaran pembangunan.

Dal am upaya mendukung kesinambungan dan peningkat an pel aksanaan pembangunan, l embaga perbankan t el ah menunj ukkan perkembangan yang pesat , seiring dengan kemaj uan pembangunan di Indonesia dan perkembangan perekonomian int ernasional , sert a sej al an dengan peningkat an t unt ut an kebut uhan masyarakat akan j asa perbankan yang t angguh dan sehat .

Dengan meningkat nya kebut uhan akan j asa perbankan yang t el ah berkembang pesat , maka l andasan gerak perbankan yang ada dirasakan sudah saat nya diadakan penyesuaian agar mampu menampung t unt ut an pengembangan j asa perbankan.

Agar kemaj uan yang dial ami ol eh l embaga perbankan dapat dit ingkat kan secara berkel anj ut an dan benar-benar dapat memberikan manf aat yang sebesar-besarnya bagi pel aksanaan pembangunan nasional , dan unt uk menj amin berl angsungnya demokrasi ekonomi, sehingga segal a pot ensi, inisiat if dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menj adi suat u kekuat an riil bagi peningkat an kemakmuran rakyat , maka pembinaan dan pengawasan perbankan sert a l andasan gerak perbankan yang sel ama ini didasarkan kepada ket ent uan Undang-undang Perbankan 1967 perl u dikembangkan dan disempurnakan. Dengan penyempurnaan it u, maka perbankan dapat menj adi l ebih siap dan mampu berperan secara l ebih baik dal am mendukung proses pembangunan yang semakin dihadapkan pada t ant angan perkembangan perekonomian int ernasional .

(36)

perekonomian nasional maupun int ernasional yang senant iasa bergerak cepat disert ai t ant angan yang semakin l uas perl u sel al u dapat diikut i secara t anggap ol eh perbankan nasional dal am menj al ankan f ungsi dan t anggung j awabnya, sehingga perbankan nasional perl u:

1. dit at a dal am st rukt ur kel embagaan yang l ebih l ugas, dengan l andasan yang l ebih l uas, dan l ebih j el as ruang geraknya;

2. diberi kesempat an unt uk memperl uas j angkauan pel ayanannya di segal a penj uru t anah air, baik pel ayanan sebagai perbankan umum yang menj angkau semua l apisan masyarakat maupun perbankan perkredit an rakyat yang pel ayanannya diperunt ukkan bagi gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil ,

3. diperkuat dengan l andasan hukum yang dibut uhkan bagi t ersel enggaranya pembinaan dan pengawasan yang mendukung peningkat an kemampuan perbankan dal am menj al ankan f ungsinya secara sehat , waj ar dan ef isien, sekal igus memungkinkan perbankan Indonesia mel akukan penyesuaian yang diperl ukan sej al an dengan berkembangnya norma-norma perbankan int ernasional .

Sel anj ut nya dal am rangka penyempurnaan t at a perbankan di Indonesia dit empuh l angkah-l angkah ant ara l ain sebagai berikut :

1. Penyederhanaan j enis bank, menj adi j enis Bank Umum dan j enis Bank Perkredit an Rakyat , sert a memperj el as ruang l ingkup dan bat as kegiat an yang dapat disel enggarakannya;

2. Persyarat an pokok unt uk mendirikan suat u bank diat ur secara rinci, sehingga ket ent uan pel aksanaan yang berkait an dengan kegiat an perbankan l ebih j el as dan t erarah;

3. Peningkat an perl indungan dana masyarakat yang dipercayakan pada l embaga perbankan mel al ui penerapan prinsip kehat i-hat ian dan pemenuhan ket ent uan persyarat an kesehat an bank;

(37)

perbankan secara sehat dan bert anggung j awab, sekal igus mencegah t erj adinya prakt ek-prakt ek yang merugikan kepent ingan masyarakat l uas.

Mel al ui upaya penyempurnaan t ersebut dimaksudkan agar perbankan Indonesia memil iki sikap t anggap t erhadap perkembangan pembangunan nasional , sehingga peranannya dal am peningkat an t araf hidup rakyat banyak, pemerat aan pembangunan dan hasil -hasil nya, sert a peningkat an pert umbuhan ekonomi dan st abil it as nasional dapat t erwuj ud secara l ebih nyat a, dal am rangka mewuj udkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Angka 1 sampai dengan angka 20 Cukup j el as

Pasal 2

Yang dimaksud dengan "demokrasi ekonomi" adal ah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 3

Cukup j el as

Pasal 4

Cukup j el as

(38)

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "mengkhususkan diri unt uk mel aksanakan kegiat an t ert ent u" adal ah ant ara l ain mel aksanakan kegiat an pembiayaan j angka panj ang, pembiayaan unt uk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil , pengembangan ekspor non migas, dan pengembangan pembangunan perumahan.

Pasal 6

Bank Umum dapat mel akukan sebagian at au sel uruh kegiat an usaha sebagaimana dimaksud dal am huruf a sampai dengan huruf n. Masing-masing bank dapat memil ih j enis usaha yang sesuai dengan keahl ian dan bidang usaha yang ingin dikembangkannya. Dengan cara demikian kebut uhan masyarakat t erhadap berbagai j enis j asa bank dapat dipenuhi ol eh dunia perbankan t anpa mengabaikan prinsip kesehat an dan ef isiensi.

Huruf a Cukup j el as

Huruf b Cukup j el as

Huruf c

(39)

pengakuan hut ang yang berj angka pendek adal ah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 100 sampai dengan Pasal 229 k Kit ab Undang-undang Hukum Dagang, yang dal am pasar uang dikenal sebagai Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), yait u promes dan wesel maupun j enis l ain yang mungkin dikembangkan di masa yang akan dat ang. Surat pengakuan hut ang berj angka panj ang dapat berupa obl igasi at au sekurit as kredit .

Huruf d

Usaha sebagaimana dimaksud dal am huruf ini mencakup kegiat an membel i, menj ual at au menj amin surat -surat berharga sepert i t ersebut pada penj el asan huruf c dan surat -surat berharga yang dit erbit kan ol eh pemerint ah dan/ at au Bank Indonesia.

But ir 1

Cukup j el as But ir 2

Cukup j el as But ir 3

Cukup j el as

But ir 4

Cukup j el as

But ir 5

Cukup j el as

But ir 6

Cukup j el as

(40)

Ket ent uan ini dimaksud unt uk menampung kemungkinan adanya j enis surat berharga l ain, sel ain dari yang t el ah disebut kan pada but ir 1 sampai dengan but ir 6.

Huruf e Cukup j el as

Huruf f Cukup j el as

Huruf g

Kegiat an ini mencakup ant ara l ain inkaso dan kl iring.

Huruf h

Yang dimaksud dengan "menyediakan t empat " dal am ket ent uan ini adal ah kegiat an bank yang semat a-mat a mel akukan penyewaan t empat penyimpanan barang dan surat berharga (saf et y box) t anpa perl u diket ahui mut asi dan isinya ol eh bank.

Huruf i

Dal am mel akukan kegiat an penit ipan, bank menerima t it ipan hart a penit ip dengan mengadminist rasikannya secara t erpisah dari kekayaan bank. Mut asi dari barang t it ipan dil aksanakan ol eh bank at as perint ah penit ip.

Huruf j

(41)

Huruf k

Kewaj iban bank dal am ket ent uan ini, dimaksudkan unt uk mel akukan pencairan secepat nya at as agunan yang dibel i dengan l el ang, agar dana hasil pencairan dari penj ual an agunan t ersebut dapat segera dimanf aat kan ol eh bank. Dal am hal t erdapat sisa dari hasil pel el angan set el ah diperhit ungkan dengan kewaj iban nasabah kepada bank, dimanf aat kan ol eh nasabah.

Huruf l

Kegiat an anj ak piut ang merupakan kegiat an pengurusan piut ang at au t agihan j angka pendek dari t ransaksi perdagangan dal am at au l uar negeri, yang dil akukan dengan cara pengambil al ihan at au pembel ian piut ang t ersebut .

Usaha kart u kredit merupakan usaha dal am kegiat an pemberian kredit at au pembiayaan unt uk pembel ian barang at au j asa yang penarikannya dil akukan dengan kart u. Secara t eknis kart u kredit berf ungsi sebagai sarana pemindahbukuan dal am mel akukan pembayaran suat u t ransaksi.

Huruf m Cukup j el as

Huruf n

Kegiat an l ain yang l azim dil akukan ol eh bank dal am hal ini adal ah kegiat an-kegiat an usaha sel ain dari kegiat an t ersebut pada huruf a sampai dengan huruf m, yang t idak bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku, misal nya memberikan bank garansi, bert indak sebagai bank persepsi, swap bunga, membant u administ rasi usaha nasabah dan l ain-l ain.

(42)

Cukup j el as

Pasal 8

Kredit yang diberikan ol eh bank mengandung risiko, sehingga dal am pel aksanaannya bank harus memperhat ikan asas-asas perkredit an yang sehat . Unt uk mengurangi risiko t ersebut , j aminan pembel ian kredit dal am art i keyakinan at as kemampuan dan kesanggupan debit ur unt uk mel unasi hut angnya sesuai dengan yang diperj anj ikan merupakan f akt or pent ing yang harus diperhat ikan ol eh bank.

Unt uk memperol eh keyakinan t ersebut , sebel um memberikan kredit , bank harus mel akukan penil aian yang seksama t erhadap wat ak, kemampuan, modal , agunan, dan prospek usaha dari debit ur.

Mengingat bahwa agunan menj adi sal ah sat u unsur j aminan pemberian kredit , maka apabil a berdasarkan unsur-unsur l ain t el ah dapat diperol eh keyakinan at as kemampuan debit ur mengembal ikan hut angnya, agunan dapat hanya berupa barang, proyek, at au hak t agih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkut an. Tanah yang kepemil ikannya didasarkan pada hukum adat , yait u t anah yang bukt i kepemil ikannya berupa girik, pet uk, dan l ain-l ain yang sej enis dapat digunakan sebagai agunan. Bank t idak waj ib memint a agunan berupa barang yang t idak berkait an l angsung dengan obyek yang dibiayai, yang l azim dikenal dengan "agunan t ambahan".

Pasal 9

Ayat (1) Cukup j el as

(43)

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 10

Huruf a Cukup j el as

Huruf b Cukup j el as

Huruf c

Usaha l ain yang dil arang pada huruf c ini ant ara l ain mel akukan kegiat an sebagai penj amin emisi ef ek (underwrit er).

Pasal 11

Pemberian kredit ol eh bank mengandung risiko kegagal an at au kemacet an dal am pel unasannya, sehingga dapat berpengaruh t erhadap kesehat an bank. Mengingat bahwa kredit t ersebut bersumber dari dana masyarakat yang disimpan pada bank, maka risiko yang dihadapi bank dapat berpengaruh pul a kepada keamanan dana masyarakat t ersebut . Ol eh karena it u unt uk memel ihara kesehat an dan meningkat kan daya-t ahannya, bank diwaj ibkan menyebar risiko dengan mengat ur penyal uran kredit , pemberian j aminan maupun f asil it as l ain sedemikian rupa sehingga t idak t erpusat pada debit ur at au kel ompok debit ur t ert ent u.

Ayat (1)

(44)

Ayat (2)

Bank Indonesia dapat menet apkan bat as maksimum yang l ebih rendah dari 30% (t iga pul uh perserat us) dari modal bank. Pengert ian modal bank dit et apkan ol eh Bank Indonesia sesuai dengan pengert ian yang dipergunakan dal am penil aian kesehat an bank. Bat as maksimum dimaksud adal ah unt uk masing-masing peminj am at au sekel ompok peminj am t ermasuk perusahaan-perusahaan dal am kel ompok yang sama.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup j el as

Huruf b

Cukup j el as

Huruf c

Cukup j el as

Huruf d

Yang dimaksud dengan "kel uarga" dal am ket ent uan ini mel iput i hubungan kel uarga sampai dengan deraj at kedua menurut garis l urus maupun kesamping t ermasuk mert ua, menant u dan ipar.

Huruf e

Cukup j el as

(45)

Ayat (4)

Bank Indonesia dapat menet apkan bat as maksimum yang l ebih rendah dari 10% (sepul uh perserat us) dari modal bank. Pengert ian modal bank dit et apkan ol eh Bank Indonesia sesuai dengan pengert ian yang dipergunakan dal am penil aian kesehat an bank.

Ayat (5) Cukup j el as

Pasal 12

Yang dimaksud dengan "Pemerint ah dapat menugaskan Bank Umum", adal ah dal am rangka penj abaran at as ket ent uan mengenai asas, f ungsi, dan t uj uan perbankan sebagaimana diat ur dal am Bab II, yang penyel enggaraannya senant iasa disesuaikan dengan t unt ut an perkembangan pembangunan nasional .

Yang dimaksud dengan "sekt or-sekt or perekonomian t ert ent u", adal ah ant ara l ain program pengembangan pembangunan perumahan, sert a pengembangan ekspor non migas.

Dal am Perat uran Pemerint ah dimaksud diat ur pul a ket ent uan mengenai pel aksanaan program t ert ent u ol eh sat u at au beberapa Bank Umum t ert ent u.

Pasal 13

Huruf a

(46)

penghimpunan dana dari masyarakat ol eh Bank Perkredit an Rakyat yang serupa dengan deposit o berj angka dan t abungan t et api bukan giro at au simpanan l ain yang dapat dit arik dengan cek.

Huruf b Cukup j el as

Huruf c Cukup j el as

Huruf d Cukup j el as

Pasal 14

Larangan ini dimaksudkan unt uk menyesuaikan dengan kegiat an usaha Bank Perkredit an Rakyat yang t erut ama dit uj ukan unt uk mel ayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Unt uk it u j enis-j enis pel ayanan yang dapat diberikan ol eh Bank Perkredit an Rakyat disesuaikan dengan maksud t ersebut .

Huruf a Cukup j el as

Huruf b

Larangan yang dimaksud dal am huruf ini t idak t ermasuk kegiat an t ukar menukar val ut a asing (money changer). Unt uk mel akukan usaha t ukar menukar val ut a asing, Bank Perkredit an Rakyat harus memenuhi ket ent uan Bank Indonesia.

(47)

Cukup j el as

Huruf d Cukup j el as

Huruf e Cukup j el as

Pasal 15

Cukup j el as

Pasal 16

Ayat (1)

Kegiat an menghimpun dana dari masyarakat ol eh siapapun pada dasarnya merupakan kegiat an yang perl u diawasi, mengingat dal am kegiat an it u t erkait kepent ingan masyarakat yang dananya disimpan pada pihak yang menghimpun dana t ersebut .

Sehubungan dengan it u dal am ayat ini dit egaskan bahwa kegiat an menghimpun dana masyarakat dal am bent uk simpanan hanya dapat dil akukan ol eh suat u pihak, set el ah pihak yang bersangkut an t erl ebih dahul u memperol eh izin usaha, sebagai Bank Umum at au sebagai Bank Perkredit an Rakyat .

Namun demikian, di masyarakat t erdapat pul a j enis l embaga l ainnya yang j uga mel akukan kegiat an menghimpun dana masyarakat dal am bent uk simpanan at au semacam simpanan, misal nya yang dil akukan ol eh kant or pos, ol eh dana pensiun, at au ol eh perusahaan asuransi. Kegiat an l embaga-l embaga

(48)

t ersendiri besert a perat uran pel aksanaannya.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan "kecamat an" dal am ayat ini adal ah kecamat an di l uar ibukot a kabupat en, kot amadya, ibukot a propinsi, at au ibukot a negara. Hal ini dimaksudkan agar Bank Perkredit an Rakyat t et ap dapat berf ungsi sebagai. penunj ang pembangunan dan modernisasi di daerah pedesaan.

Ayat (5)

Dal am rangka menunj ang peningkat an pembangunan yang l ebih merat a, maka khusus di kot a-kot a sebagaimana dimaksud dal am ayat ini dapat didirikan Bank Perkredit an Rakyat ol eh pemerint ah daerah set empat , baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan koperasi, bank mil ik negara dan/ at au bank mil ik pemerint ah daerah.

Ayat (6)

Dal am Perat uran Pemerint ah sebagai pel aksanaan ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), ket ent uan-ket ent uan menyangkut koperasi sebagaimana diat ur dal am Undang-undang t ent ang perkoperasian, misal nya t ent ang susunan organisasi, kepemil ikan, dan kepengurusan, perl u diperhat ikan.

(49)

Huruf a

Dal am ket ent uan mengenai j uml ah kepemil ikan dan kepengurusan pihak asing, t ermasuk pul a pengert ian t ent ang proses Indonesianisasi.

Dengan adanya ket ent uan ini, diharapkan perbankan nasional semakin dapat bert umpu pada kekuat an sendiri.

Huruf b Cukup j el as

Huruf c

Mengenai hal -hal l ain yang diperl ukan dal am rangka penyusunan Perat uran Pemerint ah dimaksud diperol eh dari dewan monet er ol eh karena secara f ungsional dewan monet er mempunyai t ugas-t ugas menyangkut perumusan kebij aksanaan di bidang monet er sesuai dengan Undang-undang yang berl aku. Namun demikian dal am perumusan Perat uran Pemerint ah t ersebut dapat dimint a pul a masukan dari inst ansi-inst ansi pemerint ah l ainnya.

Pasal 18

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

(50)

Cukup j el as

Pasal 19

Ayat (1)

Unt uk memungkinkan pel ayanan bagi gol ongan ekonomi l emah/ pengusaha kecil di daerah perkot aan, Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia, dapat memberi izin kepada Bank Perkredit an Rakyat unt uk membuka kant or cabang di ibukot a kabupat en, kot amadya, dan/ at au di ibukot a propinsi yang bersangkut an. Izin t ersebut dapat diberikan pul a kepada Bank Perkredit an Rakyat yang berkedudukan di kecamat an sekit ar ibukot a negara unt uk membuka kant or cabang di ibukot a negara.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3)

Unt uk menj aga kel angsungan usaha Bank Perkredit an Rakyat , Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Bank Indonesia menet apkan persyarat an dan t at a cara pembukaan kant or Bank Perkredit an Rakyat ant ara l ain mencakup persyarat an t ingkat kesehat an bank dan kesiapan pembukaan kant or. Khusus bagi Bank Perkredit an Rakyat yang membuka kant or di ibukot a negara, ibukot a propinsi, ibukot a kabupat en, dan kot amadya, sel ain persyarat an kesehat an bank dan kesiapan pembukaan

kant or j uga harus memenuhi persyarat an l ainnya sepert i permodal an, dan t ersedianya t enaga yang prof esional .

(51)

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "bank yang berkedudukan di l uar negeri" adal ah bank yang didirikan berdasarkan hukum asing dan berkant or pusat di l uar negeri. Ol eh karenanya bank yang bersangkut an t unduk pada hukum di mana bank t ersebut didirikan.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 21

Ayat (1)

Huruf a

Cukup j el as

Huruf b

Cukup j el as

Huruf c

Cukup j el as

Huruf d

Cukup j el as

Ayat (2)

Huruf a

(52)

Huruf b

Cukup j el as

Huruf c

Cukup j el as

Huruf d

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk memberikan wadah bagi penyel enggaraan l embaga perbankan yang l ebih kecil dari Bank Perkredit an Rakyat , sepert i bank desa, l umbung desa, badan kredit desa, dan l embaga-l embaga l ainnya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 58.

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 22

Huruf a

Dal am hal pendiri bank adal ah badan hukum, maka badan hukum yang bersangkut an harus dimil iki sepenuhnya ol eh warga negara Indonesia. Termasuk dal am pengert ian badan hukum Indonesia ant ara l ain adal ah badan usaha mil ik negara, badan usaha mil ik daerah, koperasi, dan badan usaha mil ik swast a.

Huruf b Cukup j el as

Pasal 23

(53)

Indonesia, maka badan hukum Indonesia dimaksud sel uruh pemil iknya adal ah warga negara Indonesia.

Pasal 24

Cukup j el as

Pasal 25

Saham bank dal am bent uk saham at as nama dimaksudkan unt uk dapat menget ahui perubahan kepemil ikan saham bank.

Pasal 26

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "mayorit as" adal ah sekurang-kurangnya sebesar 51% (l ima pul uh sat u perserat us) dari j uml ah sel uruh saham yang dij ual mel al ui bursa ef ek.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan "mayorit as kepemil ikan saham ol eh negara" adal ah sekurang-kurangnya sebesar 51% (l ima pul uh sat u perserat us) dari modal diset or.

(54)

Pasal 27

Huruf a Cukup j el as

Huruf b Cukup j el as

Pasal 28

Ayat (1)

Merger (penggabungan usaha) adal ah penggabungan dari dua bank at au l ebih dengan cara t et ap mempert ahankan berdirinya sal ah sat u bank dan mel ikuidasi bank-bank l ainnya. Konsol idasi (pel eburan usaha) adal ah penggabungan dari dua bank at au l ebih dengan cara mendirikan bank baru dan mel ikuidasi bank-bank yang ada. Akuisisi adal ah pengambil al ihan kepemil ikan suat u bank.

Dal am hal bank umum mil ik negara, merger at au konsol idasi hanya dapat dil akukan ant ar bank umum mil ik negara. Dengan demikian pemil ikan ol eh swast a at as saham bank umum mil ik negara hanya dapat dil akukan mel al ui bursa ef ek.

Dal am mel akukan merger, konsol idasi, dan akuisisi, waj ib dihindarkan t imbul nya pemusat an kekuat an ekonomi pada sat u kel ompok dal am bent uk monopol i yang merugikan masyarakat . Demikian pul a merger, konsol idasi at au akuisisi yang dil akukan,

t idak bol eh merugikan kepent ingan para nasabah.

Ayat (2) Cukup j el as

(55)

Ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)

Mengingat bank t erut ama bekerj a dengan dana dari masyarakat yang disimpan pada bank at as dasar kepercayaan, maka set iap bank perl u t erus menj aga kesehat annya dan memel ihara kepercayaan masyarakat padanya. Sej al an dengan it u Bank Indonesia diberi wewenang dan kewaj iban unt uk membina sert a mel akukan pengawasan t erhadap bank dengan menempuh upaya-upaya baik yang bersif at prevent if dal am bent uk ket ent uan-ket ent uan, pet unj uk, nasehat , bimbingan dan pengarahan maupun secara represif dal am bent uk pemeriksaan yang disusul dengan t indakan-t indakan perbaikan.

Ayat (5)

Inf ormasi yang disediakan unt uk nasabah t ersebut adal ah inf ormasi mengenai t ingkat risiko dari kegiat an yang menj adi sasaran penggunaan at au penempat an dana. Apabil a inf ormasi t el ah disediakan, maka bank dianggap t el ah mel aksanakan ket ent uan ini. Inf ormasi t ersebut perl u diberikan ol eh bank, dal am hal bank bert indak sebagai perant ara dal am mel akukan penempat an dana dari nasabah at au membel i/ menj ual surat berharga unt uk kepent ingan dan at as perint ah nasabahnya.

Pasal 30

Ayat (1) dan ayat (2)

(56)

dan menj aga keberadaan l embaga perbankan.

Kepercayaan masyarakat t erhadap l embaga perbankan hanya dapat dit umbuhkan apabil a l embaga perbankan dal am kegiat an usahanya sel al u berada dal am keadaan sehat . Ol eh karena it u, dal am rangka memperol eh kebenaran at as l aporan yang disampaikan ol eh bank, Bank Indonesia diberi wewenang unt uk mel akukan pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada pada bank.

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 31

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 32

Permint aan Ment eri kepada Bank Indonesia unt uk mel akukan pemeriksaan khusus at as suat u bank at au memint a l aporan at as hasil pemeriksaan bank adal ah bil amana t erdapat pet unj uk yang menurut pendapat Ment eri membahayakan kesehat an dan kel angsungan hidup bank sert a kepent ingan umum dan kel angsungan pembangunan nasional .

Pasal 33

(57)

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "persyarat an dan t at a cara pemeriksaan" adal ah ant ara l ain mel iput i j enis pemeriksaan, prosedur pemeriksaan, ruang l ingkup pemeriksaan, pel aporan, dan l angkah t indak l anj ut hasil pemeriksaan dal am rangka pembinaan dan pengawasan.

Pasal 34

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 35

Cukup j el as

Pasal 36

Pengecual ian ini dapat diberikan dengan memperhat ikan kemampuan yang dimil iki ol eh Bank Perkredit an Rakyat yang bersangkut an.

Pasal 37

(58)

Ayat (2)

Dal am ayat ini dit et apkan l angkah-l angkah yang dapat dil akukan ol eh Bank Indonesia t erhadap bank yang mengal ami kesul it an yang membahayakan kel angsungan usahanya, sebel um dil akukan pencabut an izin usahanya dan/ at au t indakan l ikuidasi. Langkah-l angkah dimaksud dil akukan dal am rangka mempert ahankan/ menyel amat kan bank sebagai l embaga kepercayaan masyarakat .

Ayat (3) Cukup j el as

Ayat (4) Cukup j el as

Ayat (5) Cukup j el as

Pasal 38

Ayat (1)

Ket ent uan dal am Pasal ini berl aku pul a dal am hal pengangkat an at au perubahan pej abat pimpinan yang set ingkat direksi dan anggot a dewan komisaris, bagi bank yang berbent uk hukum koperasi.

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 39

(59)

Penggunaan t enaga asing ol eh bank dimungkinkan, sesuai dengan kebut uhan bank yang bersangkut an.

Dal am hal Bank Perkredit an Rakyat dan Bank Umum, t enaga asing dimaksud bersif at sement ara dan t erbat as pada t enaga ahl i, penasehat dan konsul t an, sesuai dengan kebut uhan bank yang bersangkut an. Sedangkan dal am hal bank campuran dan cabang dari bank yang berkedudukan di l uar negeri, t enaga asing t ersebut disesuaikan dengan sif at kepemil ikan ol eh asing. Namun demikian penggunaan t enaga asing dal am bank campuran dan cabang dari bank yang berkedudukan di l uar negeri, waj ib disesuaikan dengan program Indonesianisasi.

Ayat (2)

Yang diat ur dal am Perat uran Pemerint ah t ersebut ant ara l ain adal ah mengenai persyarat an-persyarat an sebagai penj abaran ket ent uan dal am ayat (1) misal nya j enis pekerj aan at au keahl ian yang masih memerl ukan t enaga asing dan j angka wakt u penggunaan, sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku di bidang ket enagakerj aan.

Pasal 40

Ayat (1)

Dal am hubungan ini yang menurut kel aziman waj ib dirahasiakan ol eh bank adal ah sel uruh dat a dan inf ormasi mengenai segal a sesuat u yang berhubungan dengan keuangan dan hal -hal l ain dari orang dan badan yang diket ahui ol eh bank karena kegiat an usahanya.

(60)

bank at au memanf aat kan j asa bank apabil a dari bank ada j aminan bahwa penget ahuan bank t ent ang simpanan dan keadaan keuangan nasabah t idak akan disal ahgunakan. Dengan adanya ket ent uan t ersebut dit egaskan bahwa bank harus memegang t eguh rahasia bank. Wal aupun demikian pemberian dat a dan inf ormasi kepada pihak l ain dimungkinkan, yait u berdasarkan Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44.

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 41

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 42

Ayat (1)

(61)

diperl ukan dal am hubungan perkara pidana yang bersangkut an.

Ayat (2) Cukup j el as

Ayat (3) Cukup j el as

Pasal 43

Dal am hal perkara perdat a ant ara bank dengan nasabahnya sebagaimana dimaksud dal am Pasal ini, bank dapat menginf ormasikan keadaan keuangan nasabah yang dal am perkara sert a ket erangan l ain yang berkait an dengan perkara t ersebut , t anpa izin dari Ment eri.

Pasal 44

Ayat (1)

Tukar menukar inf ormasi ant ar bank dimaksudkan unt uk memperl ancar dan mengamankan kegiat an usaha bank, ant ara l ain guna mencegah kredit rangkap sert a menget ahui keadaan dan st at us dari suat u bank yang l ain. Dengan demikian bank dapat menil ai t ingkat risiko yang dihadapi, sebel um mel akukan suat u t ransaksi dengan nasabah at au dengan bank l ain.

Ayat (2)

(62)

dari kredit yang dit erima nasabah, agunan, dan masuk t idaknya debit ur yang bersangkut an dal am daf t ar kredit macet .

Pasal 45

Apabil a permint aan pembet ul an ol eh pihak yang merasa dirugikan akibat ket erangan yang diberikan ol eh bank t idak dipenuhi ol eh bank, maka masal ah t ersebut dapat diaj ukan ol eh pihak yang bersangkut an ke Pengadil an yang berwenang.

Pasal 46

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 47

Ayat (1) Cukup j el as

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "pegawai bank" adal ah semua pej abat dan karyawan bank.

Pasal 48

Ayat (1)

(63)

operasional bank, dan karyawan yang mempunyai akses t erhadap inf ormal mengenai keadaan bank.

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 49

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pegawai bank" adal ah semua pej abat dan karyawan bank.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "pegawai bank" adal ah semua pej abat dan karyawan bank.

Huruf b

Yang dimaksud dengan "pegawai bank" adal ah pej abat bank yang mempunyai wewenang dan t anggung j awab t ent ang hal -hal yang berkait an dengan usaha bank yang bersangkut an.

Pasal 50

Cukup j el as

Pasal 51

(64)

Perbuat an-perbuat an sebagaimana dimaksud dal am pasal - pasal t ersebut dal am ayat ini digol ongkan sebagai t indak pidana kej ahat an, berart i bahwa t erhadap perbuat an-perbuat an dimaksud akan dikenakan ancaman hukuman yang l ebih berat dibandingkan dengan apabil a hanya sekedar sebagai pel anggaran. Hal ini mengingat bahwa bank adal ah l embaga yang menyimpan dana yang dipercayakan masyarakat kepadanya, sehingga perbuat an yang dapat mengakibat kan rusaknya kepercayaan masyarakat kepada Bank, yang pada dasarnya j uga akan merugikan bank maupun masyarakat , perl u sel al u dihindarkan. Dengan digol ongkan sebagai t indak kej ahat an , maka diharapkan

akan dapat l ebih t erbent uk ket aat an yang t inggi t erhadap ket ent uan dal am Undang-undang ini.

Mengenai t indak pidana kej ahat an yang dil akukan ol eh anggot a dewan komisaris, direksi at au pegawai Bank Perkredit an Rakyat pada dasarnya berl aku ket ent uan-ket ent uan t ent ang sanksi pidana dal am Bab VIII, mengingat sif at ancaman pidana dimaksud berl aku umum. Dengan dit et apkannya bat as maksimum pidana t erhadap kej ahat an yang dil akukan, maka besar kecil nya pidana dapat dipert imbangkan dengan memperhat ikan ant ara l ain kerugian yang dit imbul kan.

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 52

Sanksi administ rat if dal am pasal ini dapat berupa :

a. denda yait u kewaj iban unt uk membayar sej uml ah uang t ert ent u sebagai akibat t idak dipenuhinya ket ent uan dal am Undang-undang ini;

Referensi

Dokumen terkait

o Dalam, konteks belajar gerak, anak akan dapat menguasai suatu keterampilan jika atribut-atribut yang mendukung (seperti tingkat kekuatan, daya tahan, dan atribut

'TQihu tidaA^Btsa Sedan moAg SerfaHanCaA, figCcm Berjalan masiA suAt moAg meranglig^fiA.. AA O A tidoAmeAAat AasUtapi

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU. Kepala

[r]

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU. Kepala

menyusun Laporan Hasil Pelaksanaan Konreg di 3 wilayah beserta rekapitulasi baseline dan stok kegiatan per provinsi yang sudah diinput ke dalam SiPro dan menyampaikan kepada Dirjen

Western Perception, Islam, and Terrorism The accusation that Islam inspiring terrorism is based on the fact that many radical Islamic movements committed acts of violence in the name