• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 2 5 TAHUN 1 9 9 2

TENTANG

PERKOPERASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan sert a unt uk mewuj udkan masyarakat yang maj u, adil dan makmur berl andaskan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945 dal am t at a perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar at as asas kekel uargaan dan demokrasi ekonomi;

b. bahwa Koperasi perl u l ebih membangun dirinya dan dibangun menj adi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional ;

c. bahwa pembangunan Koperasi merupakan t ugas dan t anggung j awab Pemerint ah dan sel uruh rakyat ;

d. bahwa unt uk mewuj udkan hal -hal t ersebut dan menyel araskan dengan perkembangan keadaan, perl u mengat ur kembal i ket ent uan t ent ang perkoperasian dal am suat u Undang-undang sebagai penggant i Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 t ent ang Pokok-pokok Perkoperasian;

(2)

Dengan perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERKOPERASIAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Koperasi adal ah badan usaha yang beranggot akan orang-seorang at au badan hukum Koperasi dengan mel andaskan kegiat annya berdasarkan prinsip Koperasi sekal igus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar at as asas kekel uargaan.

2. Perkoperasian adal ah segal a sesuat u yang menyangkut kehidupan Koperasi.

3. Koperasi Primer adal ah Koperasi yang didirikan ol eh dan beranggot akan orang-seorang.

4. Koperasi Sekunder adal ah Koperasi yang didirikan ol eh dan beranggot akan Koperasi.

(3)

BAB II

LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN

Bagian Pert ama Landasan dan Asas

Pasal 2

Koperasi berl andaskan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945 sert a berdasar at as asas kekel uargaan.

Bagian Kedua Tuj uan

Pasal 3

Koperasi bert uj uan memaj ukan kesej aht eraan anggot a pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sert a ikut membangun t at anan perekonomian nasional dal am rangka mewuj udkan masyarakat yang maj u, adil , dan makmur berl andaskan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III

FUNGSI, PERAN, DAN PRINSIP KOPERASI

Bagian Pert ama Fungsi dan Peran

Pasal 4

Fungsi dan peran Koperasi adal ah:

(4)

b. berperan sert a secara akt if dal am upaya mempert inggi kual it as kehidupan manusia dan masyarakat ;

c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuat an dan ket ahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

d. berusaha unt uk mewuj udkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar at as asas kekel uargaan dan demokrasi ekonomi.

Bagian Kedua Prinsip Koperasi

Pasal 5

(1) Koperasi mel aksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut : a. keanggot aan bersif at sukarel a dan t erbuka;

b. pengel ol aan dil akukan secara demokrat is;

c. pembagian sisa hasil usaha dil akukan secara adil sebanding dengan besarnya j asa usaha masing-masing anggot a;

d. pemberian bal as j asa yang t erbat as t erhadap modal ; e. kemandirian.

(2) Dal am mengembangkan Koperasi, maka Koperasi mel aksanakan pul a prinsip Koperasi sebagai berikut :

(5)

BAB IV PEMBENTUKAN

Bagian Pert ama Syarat Pembent ukan

Pasal 6

(1) Koperasi Primer dibent uk ol eh sekurang-kurangnya 20 (duapul uh) orang.

(2) Koperasi Sekunder dibent uk ol eh sekurang-kurangnya 3 (t iga) Koperasi.

Pasal 7

(1) Pembent ukan Koperasi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 dil akukan dengan akt a pendirian yang memuat Anggaran Dasar.

(2) Koperasi mempunyai t empat kedudukan dal am wil ayah negara Republ ik Indonesia.

Pasal 8

Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:

a. daf t ar nama pendiri;

b. nama dan t empat kedudukan;

(6)

f . ket ent uan mengenai pengel ol aan; g. ket ent uan mengenai permodal an;

h. ket ent uan mengenai j angka wakt u berdirinya; i. ket ent uan mengenai pembagian sisa hasil usaha; j . ket ent uan mengenai sanksi.

Bagian Kedua St at us Badan Hukum

Pasal 9

Koperasi memperol eh st at us badan hukum set el ah akt a pendiriannya disahkan ol eh Pemerint ah.

Pasal 10

(1) Unt uk mendapat kan pengesahan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 9, para pendiri mengaj ukan permint aan t ert ul is disert ai akt a pendirian Koperasi.

(2) Pengesahan akt a pendirian diberikan dal am j angka wakt u pal ing l ama 3 (t iga) bul an set el ah dit erimanya permint aan pengesahan.

(3) Pengesahan akt a pendirian diumumkan dal am Berit a Negara Republ ik Indonesia.

Pasal 11

(7)

permint aan.

(2) Terhadap penol akan pengesahan akt a pendirian para pendiri dapat mengaj ukan permint aan ul ang dal am wakt u pal ing l ama 1 (sat u) bul an sej ak dit erimanya penol akan.

(3) Keput usan t erhadap pengaj uan permint aan ul ang diberikan dal am j angka wakt u pal ing l ama 1 (sat u) bul an sej ak dit erimanya pengaj uan permint aan ul ang.

Pasal 12

(1) Perubahan Anggaran Dasar dil akukan ol eh Rapat Anggpt a.

(2) Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi dimint akan pengesahan kepada Pemerint ah.

Pasal 13

Ket ent uan mengenai persyarat an dan t at a cara pengesahan at au penol akan pengesahan akt a pendirian, dan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dal am Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 14

(1) Unt uk keperl uan pengembangan dan/ at au ef isiensi usaha, sat u Koperasi at au l ebih dapat :

a. menggabungkan diri menj adi sat u dengan Koperasi l ain, at au b. bersama Koperasi l ain mel eburkan diri dengan membent uk

Koperasi baru.

(8)

Rapat Anggot a masing-masing Koperasi.

Bagian Ket iga Bent uk dan Jenis

Pasal 15

Koperasi dapat berbent uk Koperasi Primer at au Koperasi Sekunder.

Pasal 16

Jenis Koperasi didasarkan pada kesamaan kegiat an dan kepent ingan ekonomi anggot anya.

BAB V KEANGGOTAAN

Pasal 17

(1) Anggot a Koperasi adal ah pemil ik dan sekal igus pengguna j asa Koperasi.

(2) Keanggot aan Koperasi dicat at dal am buku daf t ar anggot a.

Pasal 18

(1) Yang dapat menj adi anggot a Koperasi ial ah set iap warga negara Indonesia yang mampu mel akukan t indakan hukum at au Koperasi yang memenuhi persyarat an sebagaimana dit et apkan dal am Anggaran Dasar.

(9)

Pasal 19

(1) Keanggot aan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepent ingan ekonomi dal am l ingkup usaha Koperasi.

(2) Keanggot aan Koperasi dapat diperol eh at au diakhiri set el ah syarat sebagaimana diat ur dal am Anggaran Dasar dipenuhi.

(3) Keanggot aan Koperasi t idak dapat dipindaht angankan.

(4) Set iap anggot a mempunyai kewaj iban dan hak yang sama t erhadap Koperasi sebagaimana diat ur dal am Anggaran Dasar.

Pasal 20

(1) Set iap anggot a mempunyai kewaj iban:

a. memat uhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sert a keput usan yang t el ah disepakat i dal am Rapat Anggot a;

b. berpart isipasi dal am kegiat an usaha yang disel enggarakan ol eh Koperasi;

c. mengembangkan dan memel ihara kebersamaan berdasar at as asas kekel uargaan.

(2) Set iap anggot a mempunyai hak:

a. menghadiri, menyat akan pendapat , dan memberikan suara dal am Rapat Anggot a;

b. memil ih dan/ at au dipil ih menj adi anggot a Pengurus at au Pengawas;

c. memint a diadakan Rapat Anggot a menurut ket ent uan dal am Anggaran Dasar;

(10)

e. memanf aat kan Koperasi dan mendapat pel ayanan yang sama ant ara sesama anggot a;

f . mendapat kan ket erangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ket ent uan dal am Anggaran Dasar.

BAB VI

PERANGKAT ORGANISASI Bagian Pert ama

Umum Pasal 21

Perangkat organisasi Koperasi t erdiri dari: a. Rapat Anggot a;

b. Pengurus; c. Pengawas.

Bagian Kedua Rapat Anggot a

Pasal 22

(1) Rapat Anggot a merupakan pemegang kekuasaan t ert inggi dal am Koperasi.

(11)

Pasal 23

Rapat Anggot a menet apkan: a. Anggaran Dasar;

b. kebij aksanaan umum dibidang organisasi manaj emen, dan usaha Koperasi;

c. pemil ihan, pengangkat an, pemberhent ian Pengurus dan Pengawas; d. rencana kerj a, rencana anggaran pendapat an dan bel anj a Koperasi,

sert a pengesahan l aporan keuangan;

e. pengesahan pert anggungj awaban Pengurus dal am pel aksanaan t ugasnya;

f . pembagian sisa hasil usaha;

g. penggabungan, pel eburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.

Pasal 24

(1) Keput usan Rapat Anggot a diambi l berdasarkan musyawarah unt uk mencapai muf akat .

(2) Apabil a t idak diperol eh keput usan dengan cara musyawarah, maka pengambil an keput usan dil akukan berdasarkan suara t erbanyak.

(3) Dal am hal dil akukan pemungut an suara, set iap anggot a mempunyai hak sat u suara.

(12)

Pasal 25

Rapat Anggot a berhak memint a ket erangan dan pert anggungj awaban Pengurus dan Pengawas mengenai pengel ol aan Koperasi.

Pasal 26

(1) Rapat Anggot a dil akukan pal ing sedikit sekal i dal am 1 (sat u) t ahun.

(2) Rapat Anggot a unt uk mengesahkan pert anggungj awaban Pengurus disel enggarakan pal ing l ambat 6 (enam) bul an set el ah t ahun buku l ampau.

Pasal 27

(1) Sel ain Rapat Anggot a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 26, Koperasi dapat mel akukan Rapat Anggot a Luar Biasa apabil a keadaan mengharuskan adanya keput usan segera yang wewenangnyaada pada Rapat Anggot a.

(2) Rapat Anggot a Luar Biasa dapat diadakan at as permint aan sej uml ah anggot a Koperasi at au at as keput usan Pengurus yang pel aksanaannya diat ur dal am Anggaran Dasar.

(3) Rapat Anggot a Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat Anggot a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23

Pasal 28

(13)

Bagian Ket iga Pengurus

Pasal 29

(1) Pengurus dipil ih dari dan ol eh anggot a Koperasi dal am Rapat Anggot a.

(2) Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggot a.

(3) Unt uk pert ama kal i, susunan dan nama anggot a Pengurus dicant umkan dal am akt a pendirian.

(4) Masa j abat an Pengurus pal ing l ama 5 (l ima) t ahun.

(5) Persyarat an unt uk dapat dipil ih dan diangkat menj adi anggot a Pengurus dit et apkan dal am Anggaran Dasar.

Pasal 30

(1) Pengurus bert ugas:

a. mengel ol a Koperasi dan usahanya;

b. mengaj ukan rancangan rencana kerj a sert a rancangan rencana anggaran pendapat an dan bel anj a Koperasi;

c. menyel enggarakan Rapat Anggot a;

d. mengaj ukan l aporan keuangan dan pert anggungj awaban pel aksanaan t ugas;

e. menyel enggarakan pembukuan keuangan dan invent aris secara t ert ib;

f . memel ihara daf t ar buku anggot a dan pengurus.

(14)

a. mewakil i Koperasi di dal am dan di l uar pengadil an;

b. memut uskan penerimaan dan penol akan anggot a baru sert a pemberhent ian anggot a sesuai dengan ket ent uan dal am Anggaran Dasar;

c. mel akukan t indakan dan upaya bagi kepent ingan dan kemanf aat an Koperasi sesuai dengan t anggung j awabnya dan keput usan Rapat Anggot a.

Pasal 31

Pengurus bert anggung j awab mengenai segal a kegiat an pengel ol aan Koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggot a at au Rapat Anggot a Luar Biasa.

Pasal 32

(1) Pengurus Koperasi dapat mengangkat Pengel ol a yang diberi wewenang dan kuasa unt uk mengel ol a usaha.

(2) Dal am hal Pengurus Koperasi bermaksud unt uk mengangkat Pengel ol a, maka rencana pengangkat an t ersebut diaj ukan kepada Rapat Anggot a unt uk mendapat perset uj uan.

(3) Pengel ol a bert anggung j awab kepada Pengurus.

(4) Pengel ol aan usaha ol eh Pengel ol a t idak mengurangi t anggung j awab Pengurus sebagaimana dit ent ukan dal am Pasal 31.

Pasal 33

(15)

Pasal 34

(1) Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderit a Koperasi, karena t indakan yang dil akukan dengan kesengaj aan at au kel al aiannya.

(2) Disamping penggant ian kerugian t ersebut , apabil a t indakan it u dil akukan dengan kesengaj aan, t idak menut up kemungkinan bagi penunt ut umum unt uk mel akukan penunt ut an.

Pasal 35

Set el ah t ahun buku Koperasi dit ut up, pal ing l ambat 1 (sat u) bul an sebel um disel enggarakan rapat anggot a t ahunan, Pengurus menyusun l aporan t ahunan yang memuat sekurang-kurangnya:

a. perhit ungan t ahunan yang t erdiri dari neraca akhir t ahun buku yang baru l ampau dan perhit ungan hasil usaha dari t ahun yang bersangkut an sert a penj el asan at as dokumen t ersebut ;

b. keadaan dan usaha Koperasi sert a hasil usaha yang dapat dicapai.

Pasal 36

(1) Laporan t ahunan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 35 dit anda-t angani ol eh semua anggot a Pengurus.

(16)

Pasal 37

Perset uj uan t erhadap l aporan t ahunan, t ermasuk pengesahan perhit ungan t ahunan, merupakan penerimaan pert anggungj awaban Pengurus ol eh Rapat Anggot a.

Bagian Keempat Pengawas

Pasal 38

(1) Pengawas dipil ih dari dan ol eh anggot a Koperasi dal am Rapat Anggot a.

(2) Pengawas bert anggung j awab kepada Rapat Anggot a.

(3) Persyarat an unt uk dapat dipil ih dan diangkat sebagai anggot a Pengawas dit et apkan dal am Anggaran Dasar.

Pasal 39 (1) Pengawas bert ugas:

a. mel akukan pengawasan t erhadap pel aksanaan kebij aksanaan dan pengel ol aan Koperasi;

b. membuat l aporan t ert ul is t ent ang hasil pengawasannya.

(2) Pengawas berwenang:

a. menel it i cat at an yang ada pada Koperasi;

b. mendapat kan segal a ket erangan yang diperl ukan.

(17)

pihak ket iga.

Pasal 40

Koperasi dapat memint a j asa audit kepada akunt an publ ik.

BAB VII MODAL

Pasal 41

(1) Modal Koperasi t erdiri dari modal sendiri dan modal pinj aman.

(2) Modal sendiri dapat berasal dari: a. simpanan pokok;

b. simpanan waj ib; c. dana cadangan; d. hibah.

(3) Modal pinj aman dapat berasal dari: a. anggot a;

b. Koperasi l ainnya dan/ at au anggot anya; c. bank dan l embaga keuangan l ainnya;

(18)

Pasal 42

(1) Sel ain modal sebagai dimaksud dal am Pasal 41, Koperasi dapat pul a mel akukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyert aan.

(2) Ket ent uan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyert aan diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB VIII LAPANGAN USAHA

Pasal 43

(1) Usaha Koperasi adal ah usaha yang berkait an l angsung dengan kepent ingan anggot a unt uk meningkat kan usaha dan kesej aht eraan anggot a.

(2) Kel ebihan kemampuan pel ayanan Koperasi dapat digunakan unt uk memenuhi kebut uhan masyarakat yang bukan anggot a Koperasi.

(3) Koperasi menj al ankan kegiat an usaha dan berperan ut ama di segal a bidang kehidupan ekonomi rakyat .

Pasal 44

(1) Koperasi dapat menghimpun dana dan menyal urkannya mel al ui kegiat an usaha simpan pinj am dari dan unt uk:

(19)

(2) Kegiat an usaha simpan pinj am dapat dil aksanakan sebagai sal ah sat u at au sat u-sat unya kegiat an usaha Koperasi.

(3) Pel aksanaan kegiat an usaha simpan pinj am ol eh Koperasi diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB IX SISA HASIL USAHA

Pasal 45

(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapat an Koperasi yang diperol eh dal am sat u t ahun buku dikurangi dengan biaya, penyusut an, dan kewaj iban l ai nnya t ermasuk paj ak dal am t ahun buku yang bersangkut an.

(2) Sisa Hasil Usaha set el ah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggot a st anding dengan j asa usaha yang dil akukan ol eh, masing-masing anggot a dengan Koperasi, sert a digunakan unt uk keperl uan pendidikan perkoperasian dan keperl uan l ain dari Koperasi, sesuai dengan keput usan Rapat Anggot a.

(20)

BAB X

PEMBUBARAN KOPERASI

Bagian Pert ama Cara Pembubaran Koperasi

Pasal 46

Pembubaran Koperasi dapat dil akukan berdasarkan: a. keput usan Rapat Anggot a, at au

b. keput usan Pemerint ah.

Pasal 47

(1) Keput usan pembubaran ol eh Pemerint ah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 46 huruf b dil akukan apabil a:

a. t erdapat bukt i bahwa Koperasi yang bersangkut an t idak memenuhi ket ent uan Undang-undang ini;

b. kcgiat annya bert ent angan dengan ket ert iban umum dan/ at au kesusil aan;

c. kel angsungan hidupnya t idak dapat l agi diharapkan.

(2) Keput usan pembubaran Koperasi ol eh Pemerint ah dikel uarkan dal am wakt u pal ing l ambat 4 (empat ) bul an t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya surat pemberit ahuan rencana pembubaran t ersebut ol eh Koperasi yang bersangkut an.

(21)

(4) Keput usan Pemerint ah mengenai dit erima at au dit ol aknya keberat an at as rencana pembubaran diberikan pal ing l ambat 1 (sat u) bul an sej ak t anggal dit erimanya pemyat aan keberat an t ersebut .

Pasal 48

Ket ent uan mengenai pembubaran Koperasi ol eh Pemerint ah dan t at a cara pengaj uan keberat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 47, diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 49

(1) Keput usan pembubaran Koperasi ol eh Rapat Anggot a diberit ahukan secara t ert ul is ol eh Kuasa Rapat Anggot a kepada: a. semua kredit or;

b. Pemerint ah.

(2) Pemberit ahuan kepada semua kredit or dil akukan ol eh Pemerint ah, dal am hal pembubaran t ersebut berl angsung berdasarkan keput usan Pemerint ah.

(22)

Pasal 50

Dal am pemberit ahuan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 49 disebut kan:

a. nama dan al amat Penyel esai, dan

b. ket ent uan bahwa semua kredit or dapat mengaj ukan t agihan dal am j angka wakt u 3 (t iga) bul an sesudah t anggal dit erimanya surat pemberit ahuan pembubaran.

Bagian Kedua Penyel esaian

Pasal 51

Unt uk kepent ingan kredit or dan para anggot a Koperasi, t erhadap pembubaran Koperasi dil akukan penyel esaian pembubaran yang sel anj ut nya disebut penyel esaian.

Pasal 52

(1) Penyel esaian dil akukan ol eh penyet esai pembubaran yang sel anj ut nya disebut Penyel esai.

(2) Unt uk penyel esaian berdasarkan keput usan Rapat Anggot a, Penyel esai dit unj uk ol eh Rapat Anggot a.

(3) Unt uk penyel esaian berdasarkan keput usan Pemerint ah, Penyel esai dit unj uk ol eh Pemerint ah.

(4) Sel ama dal am proses penyel esaian, Koperasi t ersebut t et ap ada dengan sebut an "Koperasi dal am penyel esaian".

Pasal 53

(23)

pembubaran Koperasi.

(2) Penyel esai bert anggung j awab kepada Kuasa Rapat Anggot a dal am hal Penyel esai dit unj uk ol eh Rapat Anggot a dan kepada Pemerint ah dal am hal Penyel esai dit unj uk ol eh Pemerint ah.

Pasal 54

Penyel esai mempunyai hak, wewenang, dan kewaj iban sebagai berikut :

a. mel akukan segal a perbuat an hukum unt uk dan at as nama "Koperasi dal am penyel esaian";

b. mengumpul kan segal a ket erangan yang diperl ukan;

c. memanggil Pengurus, anggot a dan bekas anggot a t ert ent u yang diperl ukan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama;

d. memperol eh, memeriksa, dan menggunakan segal a cat at an dan arsip Koperasi;

e. menet apkan dan mel aksanakan segal a kewaj iban pembayaran yang didahul ukan dari pembayaran hut ang l ainnya;

f . menggunakan sisa kekayaan Koperasi unt uk menyel esaikan sisa kewaj iban Koperasi;

g. membagikan sisa hasil penyel esaian kepada anggot a; h. membuat berit a acara penyel esaian.

Pasal 55

(24)

Bagian Ket iga

Hapusnya St at us Badan Hukum

Pasal 56

(1) Pemerint ah mengumumkan pembubaran Koperasi dal am Berit a Negara Republ ik Indonesia.

(2) St at us badan hukum Koperasi hapus sej ak t anggal pengumuman pembubaran Koperasi t ersebut dal am Berit a Negara Republ ik Indonesia.

BAB XI

LEMBAGA GERAKAN KOPERASI

Pasal 57

(1) Koperasi secara bersama-sama mendirikan sat u organisasi t unggal yang berf ungsi sebagai wadah unt uk memperj uangkan kepent ingan dan bert indak sebagai pembawa aspirasi Koperasi.

(2) Organisasi ini berasaskan Pancasil a.

(3) Nama, t uj uan, susunan, dan t at a kerj a organisasi diat ur dal am Anggaran Dasar organisasi yang bersangkut an.

Pasal 58

(1) Organisasi t ersebut mel akukan kegiat an:

a. memperj uangkan dan menyal urkan aspirasi Koperasi;

b. meningkat kan kesadaran berkoperasi di kal angan masyarakat ; c. mel akukan pendidikan perkoperasian bagi anggot a dan

(25)

d. mengembangkan kerj asama ant arkoperasi dan ant ara Koperasi dengan badan usaha l ain, baik pada t ingkat nasional maupun int ernasional .

(2) Unt uk mel aksanakan kegiat an t ersebut , Koperasi secara bersama-sama, menghimpun dana Koperasi.

Pasal 59

Organisasi yang dibent uk sebagaimana dimaksud dal am Pasal 57 ayat (1) disahkan ol eh Pemerint ah.

BAB XII PEMBINAAN

Pasal 60

(1) Pemerint ah mencipt akan dan mengembangkan ikl im dan kondisi yang mendorong pert umbuhan sert a permasyarakat an Koperasi.

(2) Pemerint ah memberikan bimbingan, kemudahan, dan perl indungan kepada Koperasi.

Pasal 61

Dal am upaya mencipt akan dan mengembangkan ikl im dan kondisi yang mendorong pert umbuhan dan pemasyarakat an Koperasi, Pemerint ah: a. memberikan kesempat an usaha yang sel uas-l uasnya kepada

Koperasi;

(26)

c. mengupayakan t at a hubungan usaha yang sal ing mengunt ungkan ant ara Koperasi dengan badan usaha l ainnya;

d. membudayakan Koperasi dal am masyarakat .

Pasal 62

Dal am rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada Koperasi, Pemerint ah:

a. membimbing usaha Koperasi yang sesl uai dengan kepent ingan ekonomi anggot anya;

b. mendorong, mengembangkan, dan membant u pel aksanaan pendidikan, pel at ihan, penyul uhan, dan penel it ian perkoperasian; c. memberikan kemudahan unt uk memperkokoh permodal an Koperasi

sert a mengembangkan l embaga keuangan Koperasi;

d. membant u pengembangan j aringan usaha Koperasi dan kerj a sama yang sal ing mengunt ungkan ant arkoperasi;

e. memberikan bant uan konsul t ansi guna memecahkan permasal ahan yang dihadapi ol eh Koperasi dengan t et ap memperhat ikan Anggaran Dasar dan prinsip Koperasi.

Pasal 63

(1) Dal am rangka pemberian perl indungan kepada Koperasi, Pemerint ah dapat :

a. menet apkan bidang kegiat an ekonomi yang hanya bol eh di-usahakan ol eh Koperasi;

(27)

(2) Persyarat an dan t at a cara pel aksanaan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 64

Pembinaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, dan Pasal 63 dil akukan dengan memperhat ikan keadaan dan kepent ingan ekonomi nasional , sert a pemerat aan kesempat an berusaha dan kesempat an kerj a.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 65

Koperasi yang t el ah memil iki st at us badan hukum pada saat Undang-undang ini berl aku, dinyat akan t el ah memperol eh st at us badan hukum berdasarkan Undang-undang ini.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66

(1) Dengan berl akunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 t ent ang Pokok-pokok Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 2832) dinyat akan t idak berl aku l agi. (2) Perat uran pel aksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967

(28)

2832) dinyat akan masih t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan dengan at au bel um digant i berdasarkan Undang-undang ini.

Pasal 67

Undang-undang ini mul ai berl aku sej ak t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 21 Okt ober 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 21 Okt ober 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(29)

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992

TENTANG PERKOPERASIAN

I. UMUM

Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) menyat akan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar at as asas kekel uargaan. Sel anj ut nya penj el asan Pasal 33 ant ara l ain menyat akan bahwa kemakmuran masyarakat l ah yang diut amakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan it u ial ah koperasi. Penj el asan Pasal 33 menempat kan Koperasi baik dal am kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian int egral t at a perekonomian nasional .

(30)

perkembangan l ingkungan yang dinamis perl u adanya l andasan hukum baru yang mampu mendorong Koperasi agar dapat t umbuh dan berkembang menj adi l ebih kuat dan mandiri.

Pembangunan Koperasi perl u diarahkan sehingga semakin berperan dal am perekonomian nasional . Pengembangannya diarahkan agar Koperasi benar-benar menerapkan prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan demikian Koperasi akan merupakan organisasi ekonomi yang mant ap, demokrat is, ot onom, part isipat if , dan berwat ak sosial . Pembinaan Koperasi pada dasarnya dimaksudkan unt uk mendorong agar Koperasi menj al ankan kegiat an usaha dan berperan ut ama dal am kehidupan ekonomi rakyat .

Undang-undang ini menegaskan bahwa pemberian st at us badan hukum Koperasi, pengesahan perubahan Anggaran Dasar, dan pembinaan Koperasi merupakan wewenang dan t anggung j awab Pemerint ah. Dal am pel aksanaannya, Pemerint ah dapat mel impahkan wewenang t ersebut kepada Ment eri yang membidangi Koperasi. Namun demikian hal ini t idak berart i bahwa Pemerint ah mencampuri urusan int ernal organisasi Koperasi dan t et ap memperhat ikan prinsip kemandirian Koperasi.

(31)

Undang-undang ini j uga memberikan kesempat an bagi Koperasi unt uk memperkuat permodal an mel al ui pengerahan modal penyert aan baik dari anggot a maupun dari bukan anggot a. Dengan kemungkinan ini, Koperasi dapat l ebih menghimpun dana unt uk pengembangan usahanya. Sej al an dengan it u dal am Undang-undang ini dit anamkan pemikiran ke arah pengembangan pengel ol aan Koperasi secara prof esional .

Berdasarkan hal t ersebut di at as, Undang-undang ini disusun dengan maksud unt uk memperj el as dan mempert egas j at i diri, t uj uan, kedudukan, peran, manaj emen, keusahaan, dan permodal an Koperasi sert a pembinaan Koperasi, sehingga dapat l ebih menj amin t erwuj udnya kehidupan Koperasi sebagaimana diamanat kan ol eh Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Angka 1

Cukup j el as Angka 2

Yang dimaksud dengan kehidupan Koperasi adal ah aspek yang erat berkait an dengan pembangunan Koperasi, sepert i misal nya f al saf ah, ideol ogi, organisasi, manaj emen, usaha, pendidikan, pembinaan, dan sebagainya.

Angka 3 Cukup j el as Angka 4

(32)

Angka 5 Cukup j el as Pasal 2

Cukup j el as Pasal 3

Cukup j el as Pasal 4

Cukup j el as Pasal 5

Prinsip Koperasi merupakan sat u kesat uan dan t idak dapat dipisahkan dal am kehidupan berkoperasi. Dengan mel aksanakan kesel uruhan prinsip t ersebut Koperasi mewuj udkan dirinya sebagai badan usaha sekal igus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwat ak sosial .

Ayat (1)

Prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerj a Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan j at i diri Koperasi yang membedakannya dari badan usaha l ain.

Huruf a

(33)

apapun. Huruf b

Prinsip demokrasi menunj ukkan bahwa pengel ol aan Koperasi dil akukan al as kehendak dan keput usan para anggot a. Para anggot a it ul ah yang memegang dan mel aksanakan kekuasaan t ert inggi dal am Koperasi.

Huruf c

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggot a dil akukan t idak semat a-mat a berdasarkan modal yang dimil iki seseorang dal am Koperasi t et api j uga berdasarkan perimbangan j asa usaha anggot a t erhadap Koperasi. Ket ent uan yang demikian ini merupakan perwuj udan nil ai kekel uargaan dan keadil an.

Huruf d

Modal dal am Koperasi pada dasarnya dipergunakan unt uk kemanf aat an anggot a dan bukan unt uk sekedar mencari keunt ungan. Ol eh karena it u bal as j asa t erhadap modal yang diberikan kepada para anggot a j uga t erbat as, dan t idak didasarkan semat a-mat a al as besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan t erbat as adal ah waj ar dal am art i t idak mel ebihi suku bunga yang berl aku di pasar.

Huruf e

Kemandirian mengandung pengert ian dapat berdiri sendiri, t anpa bergant ung pada pihak l ain yang dil andasi ol eh kepercayaan kepada pert imbangan, keput usan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dal am kemandirian t erkandung pul a pengert ian kebebasan yang bert anggung j awab, ot onomi, swadaya, berani mempert anggungj awabkan perbuat an sendiri, dan kehendak unt uk mengel ol a diri sendiri.

Ayat (2)

(34)

unt uk pengembangan dirinya koperasi j uga mel aksanakan dua prinsip Koperasi yang l ain yait u pendidikan perkoperasian dan kerj a sama ant ar koperasi.

Penyel enggaraan pendidikan perkoperasian dan kerj a sama ant ar koperasi merupakan prinsip Koperasi yang pent ing dal am meningkat kan kemampuan, memperl uas wawasan anggot a, dan memperkuat sol idarit as dal am mewuj udkan t uj uan Koperasi. Kerj a sama dimaksud dapat dil akukan ant ar koperasi di t ingkat l okal , regional , nasional , dan int ernasional .

Pasal 6 Ayat (1)

Persyarat an ini dimaksudkan unt uk menj aga kel ayakan usaha dan kehidupan Koperasi. Orang-seorang pembent uk Koperasi adal ah mereka yang memenuhi persyarat an keanggot aan dan mempunyai kepent ingan ekonomi yang sama.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 7

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Yang dimaksud dengan t empat kedudukan adal ah al amat t et ap kant or Koperasi.

Pasal 8 Huruf a

Cukup j el as Huruf b

(35)

Huruf c Cukup j el as Huruf d

Cukup j el as Huruf e

Cukup j el as Huruf f

Cukup j el as Huruf g

Cukup j el as Huruf h

Jangka wakt u berdirinya Koperasi dapat dit et apkan t erbat as dal am j angka wakt u t ert ent u at au t idak t erbat as sesuai dengan t uj uannya.

Huruf i Cukup j el as Huruf j

Sanksi dal am ket ent uan ini adal ah sanksi yang diat ur secara int ern ol eh masing-masing Koperasi, yang dikenakan t erhadap Pengurus, Pengawas, dan anggot a yang mel anggar ket ent uan Anggaran Dasar.

Pasal 9

Cukup j el as Pasal 10

(36)

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Pasal 11

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Pasal 12 Ayat (1)

Cukup j el as Ayat (2)

(37)

Pasal 13

Cukup j el as Pasal 14

Ayat (1)

Penggabungan at au yang dikenal dengan ist il ah amal gamasi, dan pel eburan hanya dapat dil akukan apabil a didasarkan at as pert imbangan pengembangan dan/ at au ef isiensi usaha pengel ol aan Koperasi sesuai dengan kepent ingan anggot a. Dal am hal penggabungan dan pel eburan yang memerl ukan pengesahan Anggaran Dasar at au badan hukum baru dil akukan sesuai dengan ket ent uan yang diat ur dal am Undang-undang ini.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 15

Pengert ian Koperasi Sekunder mel iput i semua Koperasi yang didirikan ol eh dan beranggot akan Koperasi Primer dan/ at au Koperasi Sekunder. Berdasarkan kesamaan kepent ingan dan t uj uan ef isiensi, Koperasi Sekunder dapat didirikan ol eh Koperasi sej enis maupun berbagai j enis at au t ingkat an. Dal am hal Koperasi mendirikan Koperasi Sekunder dal am berbagai t ingkat an, sepert i yang sel ama ini dikenal sebagai Pusat , Gabungan, dan Induk, maka j uml ah t ingkat an maupun penamaannya diat ur sendiri ol eh Koperasi yang bersangkut an.

Pasal 16

(38)

anggot a ABRI, karyawan dan sebagainya, bukan merupakan j enis Koperasi t ersendiri.

Pasal 17 Ayat (1)

Sebagai pemil ik dan pengguna j asa Koperasi, anggot a berpart isipasi akt if dal am kegiat an Koperasi. Sekal ipun demikian, sepanj ang t idak merugikan kepent ingannya, Koperasi dapat pul a memberikan pel ayanan kepada bukan anggot a sesuai dengan sif at kegiat an usahanya, dengan maksud unt uk menarik yang bukan anggot a menj adi anggot a Koperasi.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 18

Ayat (1)

Yang dapat menj adi anggot a Koperasi Primer adal ah orang-seorang yang t el ah mampu mel akukan t indakan hukum dan memenuhi persyarat an yang dit et apkan ol eh Koperasi yang bersangkut an. Hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi Koperasi sebagai badan hukum. Namun demikian khusus bagi pel aj ar, siswa dan/ at au yang dipersamakan dan dianggap bel um mampu mel akukan t indakan hukum dapat membent uk Koperasi, t et api Koperasi t ersebut t idak disahkan sebagai badan hukum dan st at usnya hanya Koperasi t ercat at .

Ayat (2)

(39)

Koperasi sepanj ang memenuhi ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Pasal 19 Ayat (1)

Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Keanggot aan Koperasi pada dasarnya t idak dapat dipindaht angankan karena persyarat an unt uk menj adi anggot a Koperasi adal ah kepent ingan ekonomi yang mel ekat pada anggot a yang bersangkut an. Dal am hal anggot a Koperasi meninggal dunia, keanggot aannya dapat dit eruskan ol eh ahl i waris yang memenuhi syarat dal am Anggaran Dasar.

Hal ini dimaksudkan unt uk memel ihara kepent ingan ahl i waris dan mempermudah proses mereka unt uk menj adi anggot a.

Ayat (4) Cukup j el as Pasal 20

Ayat (1)

(40)

pel ayanan dari Koperasinya. Anggot a merupakan f akt or penent u dal am kehidupan Koperasi, ol eh karena it u pent ing bagi anggot a unt uk mengembangkan dan memel ihara kebersamaan.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 21

Cukup j el as Pasal 22

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Pasal 23

Cukup j el as Pasal 24

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Pemungut an suara yang dimaksud ayat ini dil akukan hanya ol eh anggot a yang hadir.

Ayat (4)

(41)

Koperasi-anggot a dan besar kecil nya j asa usaha Koperasi-anggot a t erhadap Koperasi Sekundernya.

Pasal 25

Cukup j el as Pasal 26

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Bat as wakt u penyel enggaraan Rapat Anggot a dal am ayat ini yait u pal ing l ambat 6 (enam) bul an set el ah t ahun buku l ampau, namun demikian dal am pel aksanaannya diusahakan secepat nya.

Pasal 27 Ayat (1)

Rapat Anggot a Luar Biasa diadakan apabil a sangat diperl ukan dan t idak bisa menunggu disel enggarakannya Rapat Anggot a.

Ayat (2)

Permint aan Rapat Anggot a Luar Biasa ol eh anggot a dapat dil akukan karena berbagai al asan, t erut ama apabil a anggot a menil ai bahwa Pengurus t el ah mel akukan kegiat an yang bert ent angan dengan kepent ingan Koperasi dan menimbul kan kerugian t erhadap Koperasi. Jika permint aan t ersebut t el ah dil akukan sesuai dengan ket ent uan Anggaran Dasar, maka Pengurus harus memenuhinya. Rapat Anggot a Luar Biasa at as keput usan Pengurus dil aksanakan unt uk kepent ingan pengembangan Koperasi.

(42)

Pasal 28

Cukup j el as Pasal 29

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Ayat (4)

Anggot a Pengurus yang t el ah habis masa j abat annya dapat dipil ih kembal i.

Ayat (5) Cukup j el as Pasal 30

Ayat (1)

Dal am mengel ol a Koperasi, Pengurus sel aku kuasa Rapat Anggot a mel akukan kegiat an semat a-mat a unt uk kepent ingan dan kemanf aat an Koperasi besert a anggot anya sesuai dengan keput usan Rapat Anggot a.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 31

Cukup j el as Pasal 32

(43)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mewuj udkan prof esional isme dal am pengel ol aan usaha Koperasi. Karenanya, Pengurus dapat mengangkat t enaga Pengel ol a yang ahl i unt uk mengel ol a usaha Koperasi yang bersangkut an. Penggunaan ist il ah Pengel ol a dimaksudkan unt uk dapat mencakup pengert ian yang l ebih l uas dan memberi al t ernat if bagi Koperasi. Dengan demikian sesuai kepent ingannya Koperasi dapat mengangkat Pengel ol a sebagai manaj er at au direksi. Maksud dari kat a diberi wewenang dan kuasa adal ah pel impahan wewenang dan kuasa yang dimil iki ol eh Pengurus. Dengan demikian Pengurus t idak l agi mel aksanakan sendiri wewenang dan kuasa yang t el ah dil impahkan kepada Pengel ol a dan t ugas Pengurus beral ih menj adi mengawasi pel aksanaan wewenang dan kuasa yang dil akukan Pengel ol a. Adapun besarnya wewenang dan kuasa yang dil impahkan dit ent ukan sesuai dengan kepent ingan Koperasi.

Ayat (2)

Yang dimint akan perset uj uan adal ah rencana pengangkat an pengel ol a usaha. Pemil ihan dan pengangkat an pengel ol a usaha dil aksanakan ol eh Pengurus.

Ayat (3) Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Pasal 33

(44)

Pasal 34 Ayat (1)

Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Pasal 35

Cukup j el as Pasal 6

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Pasal 37

Penerimaan pert anggungj awaban Pengurus ol eh Rapat Anggot a berart i membebaskan Pengurus dari t anggung j awabnya pada t ahun buku yang bersangkut an.

Pasal 38

(45)

Pasal 39 Ayat (1)

Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Pasal 40

Dal am rangka peningkat an ef isiensi, pengel ol aan yang bersif at t erbuka, dan mel indungi pihak yang berkepent ingan, Koperasi dapat memint a j asa audit kepada akunt an publ ik. Dengan ket ent uan ini Pengurus dapat memint a j asa audit kepada akunt an publ ik, dan t idak menut up kemungkinan permint aan t ersebut dil akukan ol eh Pengawas. Unt uk t erl aksananya audit sebagaimana mest inya, Rapat Anggot a dapat menet apkan unt uk it u, Yang dimaksud dengan j asa audit adal ah audit t erhadap. l aporan keuangan dan audit l ainnya sesuai keperl uan Koperasi. Disamping it u Koperasi dapat memint a j asa l ainnya dari akunt an publ ik ant ara l ain konsul t ansi dan pel at ihan.

Pasal 41 Ayat (1)

Cukup j el as Ayat (2)

Yang dimaksud dengan modal sendiri adal ah modal yang menanggung resiko at au disebut modal ekuit i.

Huruf a

(46)

yang waj ib dibayarkan ol eh anggot a kepada Koperasi pada saat masuk menj adi anggot a. Simpanan pokok t idak dapat diambil kembal i sel ama yang bersangkut an masih menj adi anggot a.

Huruf b

Simpanan waj ib adal ah j uml ah simpanan t ert ent u yang t idak harus sama yang waj ib dibayar ol eh anggot a kepada Koperasi dal am wakt u dan kesempat an t ert ent u. Simpanan waj ib t idak dapat diambil kembal i sel ama yang bersangkut an masih menj adi anggot a.

Huruf c

Dana cadangan adal ah sej uml ah uang yang diperol eh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan unt uk memupuk modal sendiri dan unt uk menut up kerugian Koperasi bil a diperl ukan.

Huruf d

Cukup j el as Ayat (3)

Unt uk pengembangan usahanya Koperasi dapat menggunakan modal pinj aman dengan memperhat ikan kel ayakan dan kel angsungan usahanya.

Huruf a

Pinj aman yang diperol eh dari anggot a, t ermasuk cal on anggot a yang memenuhi syarat .

Huruf b

(47)

Huruf c

Pinj aman dari bank dan l embaga keuangan l ainnya dil akukan berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Huruf d

Penerbit an obl igasi dan surat hut ang l ainnya dil akukan berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

Huruf e

Sumber l ain yang sah adal ah pinj aman dari bukan anggot a yang dil akukan t idak mel al ui penawaran secara umum.

Pasal 42 Ayat (1)

Pemupukan modal dari modal penyert aan, baik yang bersumber dari Pemerint ah maupun dari masyarakat dil aksanakan dal am rangka memperkuat kegiat an usaha Koperasi t erut ama yang berbent uk invest asi. Modal penyert aan ikut menanggung resiko. Pemil ik modal penyert aan t idak mempunyai hak suara dal am Rapat Anggot a dan dal am menent ukan kebij aksanaan Koperasi secara kesel uruhan. Namun demikian, pemil ik modal penyert aan dapat diikut sert akan dal am pengel ol aan dan pengawasan usaha invest asi yang didukung ol eh modal penyert aannya sesuai dengan perj anj ian.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 43

Ayat (1)

(48)

menunj ang usaha maupun kesej aht eraannya. Dal am hubungan ini maka pengel ol aan usaha Koperasi harus dil akukan secara produkt if , ef ekt if , dan ef isien dal am art i Koperasi harus mempunyai kemampuan mewuj udkan pel ayanan usaha yang dapat meningkat kan nil ai t ambah dan manf aat yang sebesar-besarnya pada anggot a dengan t et ap mempert imbangkan unt uk memperol eh sisa hasil usaha yang waj ar. Unt uk mencapai kemampuan usaha sepert i t ersebut di at as, maka Koperasi dapat berusaha secara l uwes baik ke hul u maupun ke hil ir sert a berbagai j enis usaha l ainnya yang t erkait . Adapun mengenai pel aksanaan usaha Koperasi, dapat dil akukan dimana saj a, baik di dal am maupun di l uar negeri, dengan mempert imbangkan kel ayakan usahanya.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan kel ebihan kemampuan usaha Koperasi adal ah kel ebihan kapasit as dana dan daya yang dimil iki ol eh Koperasi unt uk mel ayani anggot anya. Kel ebihan kapasit as t ersebut ol eh Koperasi dapat dimanf aat kan unt uk berusaha dengan bukan anggot a dengan t uj uan unt uk mengopt imal kan skal a ekonomi dal am art i memperbesar vol ume usaha dan menekan biaya per unit yang memberikan manf aat sebesar-besarnya kepada anggot anya sert a unt uk memasyarakat kan Koperasi.

Ayat (3)

(49)

Pasal 44 Ayat (1)

Sesuai dengan ket ent uan dal am Undang-undang yang mengat ur t ent ang perbankan, usaha simpan pinj am t ersebut diat ur secara khusus dal am Undang-undang ini. Pengert ian anggot a Koperasi sebagaimana dimaksud dal am huruf a ayat ini t ermasuk cal on anggot a yang memenuhi syarat . Sedangkan ket ent uan dal am huruf b berl aku sepanj ang dil andasi dengan perj anj ian kerj a sama ant arkoperasi yang bersangkut an.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Pasal 45

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Penet apan besarnya pembagian kepada para anggot a dan j enis sert a besarnya keperl uan l ain, dit et apkan ol eh Rapat Anggot a. Yang dimaksud dengan j asa usaha adal ah t ransaksi usaha dan

part isipasi modal . Ayat (3)

Cukup j el as Pasal 46

Cukup j el as Pasal 47

(50)

Keput usan pembubaran karena al asan kegiat an Koperasi bert ent angan dengan ket ert iban umum dan/ at au kesusil aan dal am ket ent uan ini dil akukan apabil a t el ah dibukt ikan dengan keput usan pengadil an. Keput usan pembubaran karena al asan kel angsungan hidupnya t idak dapat l agi diharapkan, ant ara l ain karena dinyat akan pail it .

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Ayat (4)

Cukup j el as Pasal 48

Cukup j el as Pasal 49

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Kuasa Rapat Anggot a dal am ayat ini adal ah mereka yang dit unj uk dan diberi kuasa sert a t anggung j awab ol eh Rapat Anggot a unt uk mel aksanakan t ugas yang berkait an dengan pembubaran Koperasi.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

(51)

Pasal 50

Cukup j el as Pasal 51

Cukup j el as Pasal 52

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Ayat (3)

Cukup j el as Ayat (4)

Ket ent uan ini menegaskan bahwa "Koperasi dal am penyel esaian", hak dan kewaj ibannya masih t et ap ada unt uk menyel esaikan sel uruh urusannya.

Pasal 53 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan keput usan pembubaran Koperasi adal ah baik ol eh keput usan Rapat Anggot a maupun ol eh keput usan Pemerint ah.

Ayat (2) Cukup j el as

Pasal 54 Huruf a

(52)

Huruf b Cukup j el as Huruf c

Yang dimaksud dengan bekas anggot a t ert ent u misal nya mereka yang kel uar dari keanggot aan Koperasi yang masih mempunyai kewaj iban menanggung sesuai dengan ket ent uan Anggaran Dasarnya.

Huruf d Cukup j el as Huruf e

Cukup j el as Huruf f

Cukup j el as Huruf g

Cukup j el as Huruf h

Cukup j el as Pasal 55

Ket ent uan ini merupakan penegasan bahwa anggot a hanya menanggung kerugian t erbat as pada simpanan pokok dan simpanan waj ib sert a modal penyert aannya. Sedangkan yang merupakan modal pinj aman Koperasi dari anggot a t idak t ermasuk dal am ket ent uan t ersebut .

Pasal 56 Ayat (1)

(53)

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 57

Ayat (1)

Organisasi t ersebut bukan merupakan badan usaha dan karenanya t idak mel akukan kegiat an usaha ekonomi secara l angsung. Pada saat diundangkannya Undang-undang ini, organisasi ini yang bernama Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) sel anj ut nya harus menyesuaikan dengan ket ent uan Undang-undang ini. Tuj uan dan kegiat an organisasi t ersebut harus sesuai dan sel aras dengan j iwa dan semangat yang t erkandung dal am Undang-undang ini.

Ayat (2) Cukup j el as Ayat (3)

Anggaran Dasar organisasi yang bersangkut an, sekurang-kurangnya memuat :

a. nama organisasi; b. t uj uan organisasi; c. susunan organisasi;

d. ket ent uan mengenai kepengurusan dan masa j abat annya; e. ket ent uan mengenai t at a kerj a organisasi;

f . ket ent uan mengenai Rapat Anggot a dan rapat l ainnya; g. ket ent uan mengenai hak dan kewaj iban anggot a;

h. ket ent uan mengenai sumber dan pengel ol aan keuangan;

i. ket ent uan mengenai perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran;

(54)

Pasal 58 Ayat (1)

Huruf a

Cukup j el as Huruf b

Upaya unt uk meningkat kan kesadaran berkoperasi di kal angan masyarakat , dil akukan ant ara l ain mel al ui kegiat an penerangan, penyampaian inf ormasi, penerbit an, dan pembinaan kel ompok usaha dal am masyarakat unt uk diarahkan menj adi Koperasi.

Huruf c

Cukup j el as Huruf d

Unt uk mengembangkan kerj a sama ant arkoperasi dan ant ara Koperasi dengan badan usaha l ainnya, organisasi ini mendorong pert umbuhan dan perkembangan j aringan kel embagaan dan usaha Koperasi baik di t ingkat regional , nasional , maupun int ernasional .

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 59.

Cukup j el as Pasal 60

(55)

t anpa mencampuri urusan int ernal organisasi Koperasi.

Penumbuhan, pengembangan, dan pemasyarakat an Koperasi merupakan upaya yang dil akukan ol eh Pemerint ah agar masyarakat l uas memahami gagasan Koperasi sehingga dengan penuh kesadaran mendirikan dan memanf aat kan Koperasi guna memenuhi kepent ingan ekonomi dan sosial nya. Pemberian bimbingan, kemudahan, dan perl indungan ol eh Pemerint ah merupakan upaya pengembangan Koperasi yang dil aksanakan mel al ui penet apan kebij aksanaan, penyediaan f asil it as, dan konsul t ansi yang diperl ukan agar Koperasi mampu mel aksanakan f ungsi dan perannya sert a dapat mencapai t uj uannya. Dengan demikian menj adi kewaj iban dari sel uruh aparat ur Pemerint ah, baik di pusat maupun di daerah unt uk mel akukan upaya dal am mendorong pert umbuhan, perkembangan, dan pemasyarakat an Koperasi.

Pasal 61 Huruf a

Cukup j el as Huruf b

Cukup j el as Huruf c

Tat a hubungan usaha yang serasi dan sal ing mengunt ungkan ant ara Koperasi dengan badan usaha l ainnya merupakan f akt or yang pent ing dal am rangka mewuj udkan sist em perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi. Dal am hubungan ini kerj a sama t ersebut harusl ah merupakan hubungan yang sal ing membut uhkan dan mengunt ungkan.

Huruf d

(56)

Pasal 62 Huruf a

Cukup j el as Huruf b

Cukup j el as Huruf c

Ket ent uan ini mempert egas komit men Pemerint ah, dal am upaya memperkokoh permodal an Koperasi sert a mengembangkan l embaga keuangan Koperasi, mengingat bahwa permodal an merupakan sal ah sat u sumber kekuat an bagi pengembangan usaha Koperasi. Dal am pel aksanaannya ant ara l ain dil akukan dengan mengembangkan penyert aan modal , baik dari Pemerint ah maupun masyarakat , sert a memberikan kemudahan persyarat an dan prosedur unt uk mendapat kan kredit . Pemerint ah j uga memberikan bimbingan dan kemudahan unt uk mengembangkan l embaga keuangan yang berbadan hukum Koperasi.

Huruf d

Pengembangan j aringan usaha Koperasi yang kuat dan kerj a sama ant arkoperasi yang erat dan sal ing mengunt ungkan merupakan f akt or pent ing dal am menumbuhkan pot ensi masing-masing Koperasi dan kesel uruhan Koperasi.

Huruf e Cukup j el as

Pasal 63 Ayat (1)

Huruf a

(57)

Pemerint ah dal am upaya memperkuat pert umbuhan dan perkembangan Koperasi sebagai suat u bangun perusahaan yang diamanat kan dal am Undang-Undang Dasar 1945. Dal am rangka komit men ini Pemerint ah dapat menet apkan bidang ekonomi t ert ent u, t erut ama yang sangat erat hubungannya dengan kegiat an ekonomi rakyat , yang hanya bol eh diusahakan ol eh Koperasi. Pel aksanaan ket ent uan ini bersif at dinamis dengan memperhat ikan aspek keseimbangan t erhadap keadaan dan kepent ingan ekonomi nasional sert a aspek pemerat aan berusaha.

Huruf b

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mel indungi kel angsungan hidup usaha Koperasi.

Ayat (2) Cukup j el as Pasal 64

Cukup j el as Pasal 65

Cukup j el as Pasal 66

Ayat (1) Cukup j el as Ayat (2)

Cukup j el as Pasal 67

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Quraisy Shihab men- curi berbeda dengan korupsi, me- rampok, mencopet dan merampas. Mencuri adalah mengambil secara sembunyi-sembunyi barang berhar- ga milik

11 Genton dkk tahun 1995 meneliti diagnosis pada infeksi P.falciparum dengan memakai uji ParaSight  dalam darah dan dalam urin pada anak-anak Papua New Guinea didapatkan

Aspirasi kacang di saluran napas merupakan keadaan gawat yang memerlukan penanganan secara cepat dan tepat, karena dalam waktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total sehingga

Sehubungan dengan Pelelangan Sederhana Pekerjaan Pengadaan Pupuk Majemuk Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Sumber Dana APBD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran

Menggunakan atribut STMIK AMIKOM Yogyakarta yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. Pasal 5

Banyak Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Boyolali yang masih dalam proses pembangunan dan pengembangan salah satunya adalah wisata Kampoeng Air di desa

Kawalan masalah kecacingan yang berkesan adalah bergantung kepada pengurusan kesihatan gerompok yang baik, penggunaan ubat cacing yang berkesan dan kaedah

PORTAL SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TAHUN 2013 Kopertis Wilayah 03.. Kopertis Wilayah III (ptu_03) Login sebagai PT Pengusul UBAH