• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAJAMIN NASUTION yang pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut :

Dalam dokumen PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr (Halaman 26-45)

- Bahwa Saksi saat ini menjabat sebagai Wakapolsek Minas;--- - Bahwa Saksi selaku pendamping bagi Penggugat pada sidang kode etik;--- - Bahwa setiap polisi yang di sidang kode etik boleh memilih sendiri

pendampingnya;--- - Bahwa Saksi tidak tahu apakah setiap anggota Polri bisa menjadi pendamping;--- - Bahwa Saksi baru kali ini menjadi pendamping;--- - Bahwa Saksi membaca berkas sebelum sidang kode etik;--- - Bahwa dalam rapat perwira kapasitas Saksi bukan sebagai

pendamping Penggugat;--- - Bahwa sebagai pendamping maka kapasitas Saksi adalah meminta

keringanan hukuman bagi Penggugat;--- - Bahwa ada 3 (tiga) pendamping bagi Penggugat yaitu bapak

Zamzami, Bapak Pulungan dan Saksi sendiri;--- - Bahwa Saksi memberikan pertimbangan agar diberikan keringanan

hukuman karena Penggugat di masa lalu maupun di akhir masa kerja selalu baik;--- 4. SUMADI yang pada pokoknya memberikan keterangan sebagai

berikut :--- - Bahwa Saksi yang mengambil Surat Lepas Penggugat dari LP Bangkinang (bukti T-3);---

- Bahwa bukti T-3 Saksi serahkan kepada Kasie Propam Polres Siak saat itu yaitu M. Simanungkalit;---

- Bahwa Saksi dan Penggugat bersama-sama pergi ke Polres Siak;---

- Bahwa saksi menyerahkan Penggugat kepada pihak Propam;---

- Bahwa Saksi tidak tahu apakah Penggugat saat itu langsung berdinas;---

- Bahwa Penggugat telah melakukan pelanggaran terhadap PP No. 1 Tahun 2003;---

- Bahwa Penggugat baru kali ini melakukan pelanggaran;---

Bahwa Majelis Hakim telah memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk mengajukan saksi dalam persidangan , namun saksi tidak dapat hadir;---

Bahwa Penggugat dan Tergugat masing-masing telah mengajukan Kesimpulan pada persidangan tanggal 22 Juli 2013 dan para pihak menyatakan tidak ada hal-hal yang perlu disampaikan dalam perkara ini dan mohon putusan ;---

Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam persidangan merujuk kepada Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan dalam perkara ini dan merupakan bagian tak terpisahkan dengan putusan ini;---

---TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM---

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai di atas; ---

Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat oleh Penggugat untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah :---

“Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/451/XII/2012 tanggal 18 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI No. Urut 3 atas nama Briptu James Pakpahan”;---

Dalam Eksepsi;---

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Pihak Tergugat telah mengajukan eksepsi sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban tertanggal 08 Mei 2013, yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :---

Tentang Gugatan Kadaluarsa;---

Bahwa gugatan Penggugat sudah kadaluarsa karena objek sengketa sudah diumumkan dan diberikan kepada Penggugat sudah melebihi tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;---

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat tersebut telah dibantah Penggugat sebagaimana termuat dalam Replik Penggugat tanggal 15 Mei 2013;---

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tentang gugatan kadaluarsa tersebut oleh Majelis Hakim akan dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :---

Menimbang, bahwa mengenai tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi : “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.”;--- Menimbang, bahwa setelah mencermati objek sengketa tersebut (vide Bukti P-2 dan T-11), maka Majelis Hakim dapat mengetahui yang dituju langsung oleh objek sengketa adalah saudara JAMES PAKPAHAN (Penggugat) No. Urut 3 dalam lampiran objek sengketa, sehingga tenggang waktu 90 hari mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara harus dihitung sejak diterimanya objek sengketa a quo oleh Penggugat;--- Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat mendalilkan bahwa objek sengketa a quo baru diterima Penggugat pada tanggal 22 Februari 2013 dari Briptu Alfares (Anggota Polres Siak) dan hal itu tersebut disangkal secara tegas oleh Tergugat, dimana Penggugat sudah menerima objek sengketa pada tanggal 18 Desember 2012, namun hal tersebut tidak dapat dibuktikan oleh Tergugat di persidangan;--- Menimbang, bahwa oleh karena objek sengketa baru diterima Penggugat tanggal 22 Februari 2013 berdasarkan surat tanda terima Penggugat terhadap Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/451/XII/2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

dari Dinas POLRI (vide bukti P-7) dan gugatan Penggugat didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 05 April 2013 dan diperbaiki tanggal 01 Mei 2013 dengan Register Perkara No. 15/G/2013/PTUN-PBR, maka Majelis Hakim berkeyakinan gugatan Penggugat dalam perkara ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan pada Pasal 55 Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata usaha Negara, dan oleh karenanya eksepsi Tergugat tentang gugatan kadaluarsa haruslah dinyatakan ditolak;---

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat dinyatakan ditolak, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai pokok perkara;--- Dalam Pokok Perkara;--- Menimbang, bahwa gugatan Penggugat a quo pada pokoknya didasarkan atas dalil-dalil sebagai berikut :---

1. Bahwa Penggugat adalah anggota POLRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia No. Pol : Skep/715/XII/2006, tanggal 19 Desember 2006 tentang Pengangkatan dan Penggajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara POLRI Gelombang II Tahun 2006 (vide bukti P-8);---

2. Bahwa Penggugat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pemerasan” berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 307/Pid.B/2011/PN.Bkn (vide bukti P-5 dan T-2) dan Penggugat sudah menjalankan hukumannya

selama 3 (tiga) bulan;---

3. Bahwa Penggugat telah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri, dimana berdasarkan Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri No. Pol: Kep/03/V/2012 tentang Putusan Sidang Pelanggaran Kode Etik Profesi Bintara Polri Polres Siak, Penggugat dijatuhkan sanksi berupa : Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-3 dan T-7);--- 4. Bahwa terhadap hasil dari Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut

Penggugat mengajukan permohonan Banding tanggal 04 Juni 2012 berdasarkan Surat Penggugat melalui kuasa hukumnya No. 0378/IJ-ADV/VI/2012 Perihal : Permohonan Banding atas Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor Polisi : Kep/03/V/2012 tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti P-6), namun permohonan banding Penggugat tersebut belum dapat diterbitkan, akan tetapi Tergugat sudah menerbitkan objek sengketa;--- 5, Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik;---

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut dibantah oleh Tergugat sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban Tergugat tertanggal 08 Mei 2013 yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :--- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat

berawal dari Laporan Polisi No. Pol : L/44/X/2011/SI PROPAM tanggal 27 Oktober 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah

melakukan tindak pidana pemerasan;---

2. Bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Riau melalui Bidkum telah mengeluarkan pendapat dan saran hukum Nomor : R/217/III/2012/Bidkum tanggal 30 Maret 2012 (vide bukti T-5) yang intinya berpendapat bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Penggugat telah memenuhi unsur Pasal 12 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;---

3. Bahwa berdasarkan pendapat dan saran tersebut, dibentuk susunan komisi kode etik berdasarkan Surat Keputusan No. Pol : Skep/06/V/2012 Tentang Pembentukan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 03 Mei 2012 (vide bukti T-6);---

4. Bahwa hasil Sidang Komisi Kode Etik yang dituangkan dalam Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri No. Pol : Kep/03/V/2012 tentang Putusan sidang Pelanggaran Kode Etik Profesi Bintara Polri Polres Siak tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti P-3 dan T-7) dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 12 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia;--- 5. Bahwa pelaksanaan Sidang Kode Etik terhadap Penggugat

menggunakan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol 8 Tahun 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana peraturan tersebut tidak mengenal Komisi Banding yang ada hanya upaya keberatan administratif sedangkan Komisi Banding Kode Etik dikenal pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2012 tentang Susunan Organisasai Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang efektif berlakunya bulan September 2012;--- 6. Bahwa penerbitan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah menertapkan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik;--- Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah dibantah Tergugat, maka Majelis Hakim akan menguji apakah dari perspektif hukum administrasi penerbitan surat keputusan Tergugat mengandung cacat hukum berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;---

Menimbang, bahwa dari dalil gugatan, jawaban, replik dan duplik dalam sengketa a quo, menurut Majelis Hakim permasalahan hukum administrasi yang harus dipertimbangkan dalam sengketa a quo adalah apakah dari aspek kewenangan, prosedur dan/atau substansi objek sengketa telah diterbitkan sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan telah pula menerapkan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik?---

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda 1 s/d

P-15………...… .

15 dan 4 (empat) orang saksi yang bernama M. Simanungkalit, Jefri Simbolon, Rajimin Nasution dan Sumadi sedangkan Tergugat mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 s/d T-16;---

Menimbang, bahwa setelah mempelajari berkas perkara dan hasil pemeriksaan bukti surat maupun alat bukti keterangan saksi yang diajukan oleh para pihak dipersidangan maka menurut Majelis Hakim terdapat fakta hukum yang relevan dan tidak terbantahkan lagi kebenarannya dalam perkara ini sebagaimana terurai dibawah ini :---

1. Bahwa Penggugat adalah anggota POLRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia No. Pol : Skep/715/XII/2006, tanggal 19 Desember 2006 tentang Pengangkatan dan Penggajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara POLRI Gelombang II Tahun 2006 (vide bukti P-8);---

2. Bahwa Penggugat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pemerasan” berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 307/Pid.B/2011/PN.Bkn (vide bukti P-5 dan T-2) ;--- 3. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal dari laporan Polisi No. Pol : L/44/X/2011/SI PROPAM tanggal 27 Oktober 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah dituduh melakukan pelanggaraan berdasarkan Pasal 12 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 21 ayat (3) huruf (a) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

Republik Indonesia dan hal tersebut bersesuaian dengan keterangan saksi di depan persidangan bernama M. Simanungkalit;--- 4. Bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Riau melalui Bidkum telah mengeluarkan pendapat dan saran hukum Nomor : R/217/III/2012/Bidkum tanggal 30 Maret 2012 (vide bukti T-5) yang intinya berpendapat bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Penggugat telah memenuhi unsur Pasal 12 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;--- 5. Bahwa berdasarkan pendapat dan saran tersebut, dibentuk susunan komisi kode etik berdasarkan Surat Keputusan No. Pol : Skep/06/V/2012 Tentang Pembentukan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 03 Mei 2012 (vide bukti T-6);--- 6. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri, dimana berdasarkan Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri No. Pol: Kep/03/V/2012 tentang Putusan Sidang Pelanggaran Kode Etik Profesi Bintara Polri Polres Siak, dimana Penggugat dijatuhkan sanksi berupa : Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-3 dan T-7) dan keputusan tersebut diterima Penggugat tanggal 25 Mei 2012 sesuai pengakuan Penggugat melalui kuasa hukumnya di persidangan dan sesuai dengan keterangan saksi sdr. M. Simanungkalit di persidangan;--- 7. Bahwa Kepala kepolisian Resor Siak mengeluarkan Surat Keterangan

Tidak…………...… .

Tidak layak Dipertahankan Dalam Dinas Polri terhadap diri Penggugat tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti T-10);--- 8. Bahwa terhadap hasil dari Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut

Penggugat mengajukan permohonan Banding tanggal 04 Juni 2012 berdasarkan Surat Penggugat melalui kuasa hukumnya No. 0378/IJ-ADV/VI/I/2012 Perihal : Permohonan Banding atas Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor Polisi : Kep/03/V/2012 tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti P-6);---

9. Bahwa terhadap permohonan banding yang diajukan oleh Penggugat melalui kuasanya, sudah dijawab oleh Tergugat namun sampai dengan acara kesimpulan, bukti tersebut tidak dapat dihadirkan oleh Tergugat;---

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan dari aspek kewenangan, apakah Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa berdasarkan kewenangan yang ada padanya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku?;---

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 15 huruf (b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;---

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol: Kep/74/XI/2003 tanggal 10 November 2003 Tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya manusia Polri, dimana kewenangan memberhentikan anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia di delegasikan kepada Kapolda, terhadap anggota yang berpangkat Aiptu ke bawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH);---

Menimbang, bahwa dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana disebutkan diatas, maka Majelis Hakim berpendapat mengenai Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri terhadap diri Penggugat kewenangannya didelegasikan kepada Kapolda Riau, oleh karenanya Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Kapolda Riau mempunyai kewenangan secara delegasi untuk menerbitkan objek sengketa a quo;---

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan, apakah dari aspek prosedural keputusan in litis diterbitkan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan telah cukup menerapkan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik?;---

Menimbang, bahwa dari dalil jawaban Tergugat sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban Tergugat tertanggal 08 Mei 2013 yang pada pokoknya menyatakan bahwa terbitnya objek sengketa karena Penggugat telah diduga melakukan tindak pidana dan perbuatan yang dilakukan oleh Penggugat telah memenuhi unsur Pasal 12 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesai dan terhadap tindakan Penggugat tersebut sudah dilaksanakan Sidang Komisi Kode Etik yang intinya Penggugat diberi sanksi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan berdasarkan hasil Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut Tergugat menerbitkan objek sengketa a quo;---

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Tergugat tersebut di atas maka yang perlu diuji kebenarannya adalah :--- 1. Apakah benar Penggugat selaku Anggota Polri telah melakukan tindak

pidana pemerasan dan apakah tindak pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap Anggota Polri dapat diberhentikan tidak dengan hormat?---

2. Apakah Sidang Komisi Kode Etik Polri terhadap diri Penggugat dapat diajukan Banding atau hanya dapat diajukan keberatan secara administrasi?--- 3. Apakah Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa secara

Prosedural telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik?---

Menimbang, bahwa Penggugat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pemerasan” berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 307/Pid.B/2011/PN.Bkn yang sudah berkekuatan hukum tetap (vide bukti P-5 dan T-2);--- Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa :--- (1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak

dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila :---

a. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia;---

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 21 ayat (3) huruf (a) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi :--- (3). Sanksi administratif berupa rekomendasi PTDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf 9 dikenakan kepada Pelanggar KEPP yang melakukan pelanggaran meliputi :--- a. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia;---

Menimbang, bahwa Kepala Kepolisian Resor Siak mengeluarkan Surat Keterangan Tidak Layak Dipertahankan Dalam Dinas Polri terhadap diri Penggugat tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti T-10);---

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis Hakim berkeyakinan, bahwa Penggugat telah terbukti secara sah melakukan tindak pidana pemerasan dan terhadap tindak pidana yang dilakukan Penggugat sudah mempunyai kekuatan hukum tetap sehingga Penggugat dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai anggota Polri;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan apakah Sidang Komisi Kode Etik Polri terhadap diri Penggugat dapat diupayakan banding atau hanya keberatan administrasi;

Menimbang, bahwa berdasarkan (vide bukti 1,8,14 dan T-16) dimana Pasal 12 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 21 ayat (3) huruf a Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tetap dicantumkan oleh pihak kepolisian dalam penanganan perkara terhadap diri Penggugat sebelum dilaksanakan Sidang Komisi Kode Etik Polri;---

Menimbang, bahwa Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : 7 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah tidak berlaku dan dicabut sejak diterbitkannya Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2011;---

Menimbang, bahwa Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : 8 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah tidak berlaku dan dicabut sejak diterbitkannya Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tanggal 4 September 2012;---

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis

Hakim berkesimpulan Sidang Komisi Kode Etik Polri terhadap diri Penggugat yang direkomendasikan diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dapat diupayakan mengajukan banding kepada Komisi Banding melalui Atasan Ankum berdasarkan Pasal 25 ayat (3) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa “Pelanggar yang dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g berhak mengajukan banding kepada Komisi Banding melalui atasan Ankum sesuai dengan tingkatannya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat keputusan Sidang KKEP”, meskipun dalam permasalahan Penggugat sewaktu proses masih berjalan Peraturan Kepala kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 tentang Susunaan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia belum diterbitkan, namun upaya banding harus tetap dijalankan oleh pihak kepolisian manakala si pelanggar melakukan upaya banding;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat secara Prosedural telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik?;---

Menimbang, bahwa Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia;---

Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan permohonan Banding tanggal 04 Juni 2012 berdasarkan Surat Penggugat melalui kuasa hukumnya No. 0378/IJ-ADV/VI/2012 Perihal : Permohonan Banding atas Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor Polisi: Kep/03/V/2012 tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti P-6);---

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (14) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi : Banding adalah upaya yang dilakukan oleh Pelanggar atau istri/suami, anak atau orang tua Pelanggar atau Pendamping yang keberatan atas putusan Sidang KKEP dengan mengajukan permohonan kepada Komisi Banding Kode Etik Polri melalui Atasan Ankum;---

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati surat banding yang diajukan oleh Penggugat melalui kuasa hukumnya dan dikaitkan dengan siapa-siapa saja yang mempunyai hak untuk mengajukan banding berdasarkan Pasal 1 ayat (14) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Majelis Hakim berkesimpulan bahwasannya kuasa hukum tidak dapat mengajukan banding terhadap putusan Sidang KKEP, dan itu artinya Surat Penggugat melalui kuasa hukumnya No. 0378/IJ-ADV/VI/2012 tanggal 04 Juni 2012 Perihal : Permohonan Banding atas Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor Polisi : Kep/03/V/2012 tanggal 24 Mei 2012 (vide bukti P-6) cacat secara formal;---

Menimbang, bahwa oleh karena kuasa hukum Penggugat bukan termasuk……...….

termasuk orang yang berhak untuk mengajukan upaya banding terhadap putusan sidang KKEP, maka Penggugat secara tidak langsung menerima hasil putusan Sidang KKEP dimana sanksi hukumannya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap diri Penggugat;---

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan di atas, maka telah terbukti secara sah dan meyakinkan dari aspek prosedur bahwa “Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/451/II/2012 tanggal 18 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI No. Urut 3 atas nama Briptu James Pakpahan” telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) khususnya Asas Kecermatan dan Asas Keadilan;---

Menimbang, bahwa oleh karena telah terbukti secara sah dan meyakinkan dari segi prosedur “Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/451/II/2012 tanggal 18 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI No. Urut 3 atas

Dalam dokumen PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr (Halaman 26-45)

Dokumen terkait