• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah

4.1.5 Ramah Pejalan Kaki

Gambaran ramah pejalan kaki meliputi kondisi ketersedian fasilitas pejalan kaki, dimensi jalur pejalan kaki, konektivitas jalur pejalan kaki, ketersediaan fasilitas jalur sepeda, dan ketersediaan fasilitas penyebrangan.

4.1.5.1 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki

Ketersediaan jalur pejalan kaki di suatu kawasan transit merupakan salah satu eleman penting dalam pengembangan kawasan TOD. Jalur pejalan kaki merupakan jalur yang diperuntukkan untuk prasarana dan sarana pejalan kaki yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan sehingga dapat memberikan kelancaran, keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki tersebut.

Pada wilayah penelitian, jalur pejalan kaki atau trotoar di sekitar kawasan transit Stasiun Gubeng hampir tersedia di seluruh jalan utama, yakni di ruas Jalan Raya Gubeng, Jalan Pemuda, Jalan Yos Sudarso, Jalan Stasiun Gubeng, Jalan Sumatera, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Prof.Dr.Moestopo, Jalan Dharmawangsa dan Jalan Kayun. Kondisi trotoar di sekitar kawasan transit sudah tergolong baik dan sebagian besar trotoar juga dilengkapi dengan tactile untuk penyandang difabel. Selain itu, trotoar tersebut juga dilengkapi dengan pohon peneduh yang dapat memberikan kesan estetika dan kenyamanan bagi para pejalan kaki.

69

69

Dalam mengetahui ketersediaan jalur pejalan kaki di sekitar kawasan transit Stasiun Gubeng, digunakan perbandingan antara panjang total jaringan jalur pejalan kaki di setiap blok dengan jaringan jalan raya yang ada di blok tersebut. Ketersediaan jalur pejalan kaki dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4. 7 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Transit

Blok Panjang Jalur Pejalan

Kaki (m) Panjang Jalan (m)

Persentase Ketersediaan 1 715 1502 47,6% 2 603 1573 38,3% 3 802 1430 56,1% 4 1260 1660 75,9% 5 753 1883 40% 6 1571 1942 80,9% 7 428 428 100%

Sumber: Hasil analisis, 2017

Adapun kelengkapan pada jalur pejalan kaki seperti tactile untuk difabel dan pohon peneduh di kawasan transit dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 4. 8 Ketersediaan Kelengkapan Jalur Pejalan Kaki

Blok Ketersediaan Tactile Ketersediaan Pohon Peneduh

1

Terdapat tactile pada jalur pejalan kaki di Jalan Walikota Mustajab, sedangkan pada Jalan Kusuma Bangsa belum dilengkapi dengan tactile

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

2 Tidak terdapat tactile di jalur pedestrian pada blok ini

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

3

Pada blok ini, jalur pejalan kaki yang dilengkapi dengan tactile hanya sebagian kecil, yakni di depan Monkasel. Sedangkan jalur pejalan kaki di Jalan Pemuda dan Jalan Yos Sudarso belum dilengkapi tactile

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

4

Tactile tersedia di jalur pejalan kaki Jalan Stasiun Gubeng, Jalan Sumatera, dan Jalan Prof.Dr.Moestopo (sebagian kecil), tetapi pada Jalan Prof.Dr.Moestopo dan Jalan

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

Blok Ketersediaan Tactile Ketersediaan Pohon Peneduh

Gubeng Masjid belum dilengkapi dengan

tactile

5 Tactile tersedia di sepanjang jalur pejalan kaki

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

6

Terdapat tactile pada jalur pejalan kaki di Jalan Raya Gubeng dan Jalan Sumatera, namun pada Jalan Sumtera (jalan kearah Pengadilan Tinggi) masih belum terdapat

tactile

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

7 Tactile tersedia di sepanjang jalur pejalan kaki

Sudah tersedia pohon peneduh di jalur pejalan kaki pada blok

Sumber: Survey Primer, 2017

Gambar 4. 13 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 1

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 14 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 2

71

71

Gambar 4. 15 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 3

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 16 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 4

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 17 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 5

Gambar 4. 18 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 6

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 19 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki pada Blok 7

Sumber: Survey primer, 2017

4.1.5.2 Dimensi Jalur Pejalan Kaki

Ketersediaan jalur pejalan kaki juga tidak terlepas dari dimensi pada jalur pejalan kaki tersebut. Dimensi pada jalur pejalan kaki atau trotoar menjadi bagian penting dalam penyediaan prasarana jalur pejalan kaki, yakni untuk menghindari kemungkinan kontak fisik antar pejalan kaki dan berbenturan dengan kendaraan bermotor. Dimensi jalur pejalan kaki dihitung berdasarkan dimensi tubuh manusia, sehingga pejalan kaki dapat dengan aman dan nyaman dalam berjalan di sekitar kawasan transit.

73

73

Pengadaan jalur pejalan kaki di sekitar kawasan transit Stasiun Gubeng sudah dibangun mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2014. Pengadaan jalur pejalan kaki tersebut dilakukan secara bertahap baik dalam hal panjang, maupun lebar dari jalur pejalan kaki tersebut. Dimensi jalur pejalan kaki di sekitar kawasan transit Stasiun Gubeng dibagi dalam tiap blok kawasan yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4. 9 Dimensi Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Transit

Blok Kode Nama Jalan Lebar jalan (m)

1

1.1 Jalan Walikota Mustajab 2

1.2 Jalan Slamet 2

1.3 Jalan Kusuma Bangsa 2

2 2.1 Jalan Prof.Dr.Moestopo 2

3 3.1 Jalan Pemuda 3

3.2 Jalan Yos Sudarso 2,5

4

4.1 Jalan Prof.Dr.Moestopo 2

4.2 Jalan Stasiun Gubeng 4

4.3 Jalan Gubeng Masjid 2

4.4 Jalan Sumatera 2,5

4.5 Jalan Gerbong 1,5

5 5.1 Jalan Pemuda 3

5.2 Jalan Kayun 2,5

6 6.1 Jalan Raya Gubeng 3,5

6.2 Jalan Sumatera 3

7 7.1 Jalan Dharmawangsa 3

Sumber: Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya dan Survey Primer, 2017

4.1.5.3 Konektivitas Jalur Pejalan Kaki

Konektivitas jalur pejalan kaki dalam hal ini merupakan kemudahan berjalan kaki dan aksesibilitas yang dapat dengan singkat dan mudah pencapaiannya dari titik transit menuju pusat kegiatan ataupun sebaliknya.

Konektivitas jalur pejalan kaki pada kawasan transit Stasiun Gubeng dilihat berdasarkan waktu tempuh rata-rata berjalan kaki dari titik transit menuju pusat kegiatan pada masing-masing blok. Adapun data mengenai konektivitas jalur pejalan kaki pada setiap blok dapat dilihat pada Tabel IV.10 berikut.

Tabel 4. 10 Konektivitas Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Transit

Blok Minimal Waktu Tempuh (menit) Maksimal Waktu Tempuh (menit) Rata-rata Waktu Tempuh (menit) 1 1 8 5 2 9 13 11,25 3 5 12 9,25 4 1 10 5,5 5 7 10 8,5 6 5 9 7,5 7 11 14 12,5

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa konektivitas jalur pejalan kaki di kawasan transit Stasiun Gubeng belum terpenuhi aksesibilitasnya dalam mendorong masyarakat untuk berjalan kaki di kawasan transit. Hal ini terlihat dari masih tingginya waktu tempuh rata-rata pada beberapa blok dari waktu tempuh maksimal, yakni 10 menit. Rata-rata waktu tempuh yang tinggi terdapat pada blok 2 dan 7, hal ini dikarenakan ukuran setiap blok yang besar, jarak yang jauh dari titik transit, dan minim akses bagi pejalan kaki.

4.1.5.4 Ketersediaan Fasilitas Jalur Sepeda

Bersepeda merupakan pilihan moda transportasi lain yang bebas emisi, sehat dan terjangkau. Bersepeda juga dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurangi masalah kemacetan dan menghidupkan jalan-jalan di perkotaan, serta meningkatkan cakupan layanan stasiun angkutan umum. Dalam mendukung kegiatan tersebut, diperlukan infrastruktur berupa jalur khusus sepeda di jalan raya.

Ketersediaan fasilitas jalur sepeda di kawasan transit hanya terdapat pada Jalan Pemuda (Blok 3 dan 5) dan Jalan Raya Gubeng (Blok 6). Namun, ketersediaan jalur sepeda ini belum sepenuhnya ada di jalan-jalan utama pada blok lain di kawasan transit. Jalur tersebut tersedia di kiri dan kanan jalan dengan lebar kurang lebih 1,5 meter dan jalur sepeda tersebut masih menyatu dengan kendaraan bermotor lainnya, dikarenakan letaknya terdapat pada bahu jalan.

75

75

Gambar 4. 20 Ketersediaan Jalur Sepeda di jalan Raya Gubeng (kiri) dan Jalan Pemuda (kanan)

Sumber: Survei Primer, 2017

4.1.5.5 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan

Fasilitas penyebrangan merupakan fasilitas yang menghubungkan antara ruang pejalan kaki yang bersebrangan. Fasilitas penyebrangan terdiri dari zebra cross, jembatan penyebrangan orang, dan penyebrangan pelikan. Fasilitas penyebrangan ini merupakan hal penting dalam mendukung aksesibilitas pejalan kaki yang menggunakan jalur pedestrian. Pada wilayah penelitian, fasilitas penyebrangan yang ada yakni zebra cross, jembatan penyebrangan orang, dan penyebrangan pelikan. Persebaran zebra cross dan penyebrangan pelikan di kawasan transit terbilang cukup banyak dan terdapat pada bangunan-bangunan utama seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan fasilitas umum, serta terdapat di persimpangan jalan. Sedangkan untuk jembatan penyebrangan orang, terdapat di Jalan Pemuda tepatnya di depan Plaza Surabaya, dimana jalan tersebut memiliki lalu lintas yang cukup padat. Ketersediaan fasilitas penyebrangan di kawasan transit Stasiun Gubeng dijelaskan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4. 11 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan di Kawasan Transit

Blok Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan

1 Terdapat zebra cross di Stasiun Gubeng Lama dan SMA Gracia, mall Grand

City dan di persimpangan jalan (Hanamasa)

2 Terdapat zebra cross dan penyebrangan pelikan di GKJW Surabaya dan di

Blok Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan

3 Terdapat zebra cross di Monkasel, jembatan penyebrangan di Delta Plaza,

dan penyebrangan pelikan di Hotel Grand Palace

4 Terdapat zebra cross dan penyebrangan pelikan di SMA 4 dan di Stasiun

Gubeng Baru

5 Terdapat zebra cross di Jalan Kayun dan jembatan penyebrangan di Kantor

RRI Surabaya

6 Terdapat zebra cross di persimpangan Jalan Sumatera menuju Jalan Pemuda

dan di Jalan Raya Gubeng

7

Terdapat zebra cross dan penyebrangan pelikan di depan Lapangan Hockey, Masjid Panglima Sudirman, dan persimpangan menuju Jalan

Prof.Dr.Moestopo

Sumber: Survei Primer, 2017

Gambar 4. 21 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan pada Blok 1 (kiri) dan Blok 2 (kanan)

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 22 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan pada Blok 3

77

77

Gambar 4. 23 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan pada Blok 4

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 24 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan pada Blok 5

Sumber: Survey primer, 2017

Gambar 4. 25 Ketersediaan Fasilitas Penyebrangan pada Blok 6 (kiri) dan Blok 7 (kanan)

Gambar 4. 26 Koefisien Lantai Bangunan

79

79

Gambar 4. 27 Ketersediaan Jalur Pejalan Kaki

Gambar 4. 28 Ketersediaan Jalur Sepeda Sumber: Survey Primer, 2017

81

81

4.2 Mengidentifikasi Kriteria-Kriteria Konsep TOD yang

Dokumen terkait