• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Pembelajaran

Dalam dokumen IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR ROBERT GAGNE (Halaman 42-66)

BAB III TEORI BELAJAR R. GAGNE

E. Rancangan Pembelajaran

Berdasarkan analisisnya tentang pengelo-laan esensial dalam belajar yang disusun dalam 9 (Sembilan) fase seperti dipaparkan diatas, maka Gagne merancang suatu model pembelajaran dengan asumsi-asumsi sbb: 1. Pembelajaran mesti direncanakan agar memperlancar

belajar siswa secara individu.

2. Fase pendek dan fase panjang hendaknya masuk dalam rancangan.

3. Perencanaan hendaknya tidak asal jadi,dan tidak sekedar menyiapkan lingkungan asuh saja.

4. Usaha pembelajaran mesti dirancang dengan menggunakan analisis system.

5. Pembelajaran harus dikembangkan berda-sarkan pengetahuan tentang cara belajar. (Gagne, 1979:5)

Berdasarkan pada asumsi-asumsi diatas, Gagne menyusun rencangan pembelajaran yang bersesuaian dengan kondisi belajar,yang terjadi pada masing-masing fase belajar.

Rancangan yang dimaksud terdiri atas:

1. Perumusan Tujuan Performasi

Gagne dalam mengembangkan teori belajarnya ,selain meninjau hasil belajar yang harus dicapai, juga meninjau proses belajar yang menuju ke hasil tersebut dan mengembangkan langkah-langkah pembelajran

yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendampingi siswa dalam belajar. Hasil belajar yang ingin dicapai perlu dirumuskan dalam bentuk tujuan performasi. Hal ini dapat membantu guru untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran dan pengujian. Herman (1979:34) mengemukakan bahwa tujuan berfungsi untuk membantu guru dalam memilih materi dan pengalaman belajar matematika yang ditekankan dan membantu guru dalam menyusun alat penilaian.

Perumusan tujuan performasi secara spesifik menuntut adanya kemampuan internal tertentu yang dapat digolongkan dalam kategori hasil belajar tertentu, melalui proses belajar. Hal ini berarti proses belajar yang dilalui oleh sisiwa untuk memeroleh hasil belajar tertentu harus disesuaikan dengan tujuan performasi yang telah dirumuskan.

2. Memilih Acara Pembelajaran

Fungsi pembelajaran adalah menunjang proses internal, yang terjadi dalam diri siswa. Kesembilan fase belajar yang telah dipaparkan terdahulu maing-masing sejauh kejadiannya digiatkan secara internal, disamping itu juga perlu diperhatikan proses pengaturan tertentu dari stimulus lingkungan.

35

Acara-acara pembelajaran untuk kesembilan fase belajar dilukiskan oleh Bell Gredler (1994:210) sebagai berikut:

Perian Fase Belajar Acara Pembelajaran

Persiapan untuk belajar Perolehan dan perbuatan Retrival dan alih-alih belajar 1. Mengarahkan perhatian 2. Ekspektasi 3. Retrival 4. Persepsi selektif atas stimulus 5. Sandi Semantik 6. Retrival dan respon 7. Penguatan 8. Mengisyarat-kan terjadinya retrival 9. Generalisasi

Menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus. Memberitahu siswa tentang tujuan belajar.

Merangsang siswa agar mengingat kembali ha-sil belajar sebelumnya

Menyajikan stimulus yang jelas sifatnya Memberikan bimbingan belajar Memunculkan perbuatan siswa Memberikan balikan informatif

Menilai perbuatan siswa Meningkatkan retensi dan alih belajar

Acara pembelajaran untuk persiapan belajar

Menarik perhatian, memberitahu tujuan pelajaran, dan mendorong siswa untuk mengingat kembali pelajaran sebelumnya merupakan acara-acara

pembelajaran baru. Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat melakukan dengan mengajukan pertanyaan yang meransang minat belajar siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan, menceritakaan manfaat bahan ajar tersebut, atau membangkitkan minat-minat tersebut.

Setelah minat siswa dibangkitkan dan siap menerima materi pelajaran, maka guru berusaha membangkitkan ingatan siswa terhadap materi pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan dibahas. Informasi yang relevan, konsep, dan aturan yang berkaitandengan materi yang akan dibahas dapat dibangkitkan dari ingatan siswa dengan menggunakan pertanyaan atau memberi informasi yang dapat membangkitkan ingatan tersebut.

Acara pembeelajaran untuk perolehan dan perbuatan

Empat fase belajar pada kelompok perolehan dan perbuatan, yaitu persepsi selektif, sandi semantic, retrival dan respon, penguatan merupakan fase belajar pokok, keempat fase tersebut didukung oleh acara pembelajaran tertentu, yang dirinci sbb:

Guru menyajikan ciri-ciri stimulus, selanjutnya disajikan kepada siswa situasi khusus tersebut yang dibarengi dengan petunjuk. Kegiatan ini untuk memberikan bimbingan belajar. Menurut Gagne

37

(1989:129) komunikasi kepada siswa harus bisa merangsang jalan pikiran tertentu dan karena itu akan mencegah terjadinya salah arah.

Langkah berikutnya guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap materi yang disajikan, sehingga guru dapat mengetahui perbuatan yang perlu diberikan kepada siswa, perbuatan dalam hal ini ada dua kemungkinan, yaitu: membenarkan hasil belajar yang dicapai, atau memberikan balikan korektif atas pencapaian siswa. Berkaitan dengan pemberian bimbingan belajar kepada siswa Gagne (1980:6) mengemukakan bahwa bimbingan belajar tersebut membantu pelajar mengubah kapabiltas, baru menjadi sandi untuk diingat kembali, dan bimbingan membedakan belajar yang mudah dan yang sukar, serta membedakan antar belajar yang efektif dengan yang tidak efektf.

Berdasarkan pendapat Gagne tersebut, jelas bahwa bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa merupakan persoalan yang pokok dalam hal belajar, dengan demikian aktivitas guru dalam kegiatan belajar siswa juga memengangperan yang cukup strategis. Bimbingan belajar dapat dilakukan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan konsep yang dibahas.

Acara pembelajaran untuk retrival dan alih belajar

Untuk menentukan perolehan kapabilitas siswa, tidak cukup hanya didasarkan pada pengenalan siswa terhadap contoh-contoh atau kemampuan penerapan satu kaidah kesituasi tertentu,tetapi pencapaian kapabilitas tersebut masih perlu digeneralisasikan keberbagai situasi. Oleh kerena itu siswa dihadapkan pada seperangkat contoh tambahan atau situasi lain yang memberikan tuntutan kepada siswa berunjuk kerja menerapkan keterampilan-keterampilan tertentu.

Pembelajaran perlu disimpulkan dengan adanya ransangan yang khusus direncanakan untuk memperkuat ingatan dan alih belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan ulangan yang diadakan sehari atau lebih lama kemudian (Gagne, 1989:116).

Paparan dua alinea terakhir menunjukan bahwa seorang siswa dikatatakan telah mengetahui dengan baik bahan ajar yang disajikan dan memiliki kapabilitas baru, jika siswa tersebut dapat memberikan contoh dan mampu menerapkan bahan ajar tersebut keberbagai situasi yang berkaitan dengan bahan ajar. Untuk mengukur tingkat pencapaian ini diperlukan ujian yang terencana sesuai bahan ajar yang disajikan.

39

BAB IV

KEGIATAN MENGAJAR

BELAJAR KONSEP

Dibagian terdahulu telah dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan konsep dalam matematika, teori belajar dari Gagne, dan acara pembelajran menurut teori belajar Gagne. Mencermati fase-fase belajar dan acara pembelajaran yang berkaitan dengan fase-fase belajar dari Gagne, maka kegiatan belajar konsep yang akan dipaparkan pada bagian ini terdiri atas 2 bagian, yaitu: persiapan mengajar dan pelaksanaan mengajar dikelas.

A.Persiapan Mengajar

Persiapan mengajar konsep matematika dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam menyajikan konsep dikelas. Persiapan yang perlu dilakukan adalah merumuskan tujuan performasi dan analisis terhadap definisi.

1. Rumusan Tujuan Performasi

Seperti dipaparkan terdahulu bahwa tujuan performasi merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam

kegiatan mengajar belajar. Dalam kaitannya dengan belajar konsep, Gagne (1979:125) menyarankan kata kerja yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan belajar konsep yaitu kata kerja “mengenali contoh dan

mengelompokkan kedalam kategori”

Contoh:

Belajar konsep fungsi

Rumusan tujuan performasinya adalah: siswa dapat mengelompokkan hasil relasi yang merupakan konsep.

2. Analisis konsep

Analisis konsep yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pembedaan definisi konsep dalam komponen–

komponen konsep, disertai hubungan antara konsep tersebut dengan konsep prasyarat dan contoh-contoh konsep, serta ungkapan simbo;is suatu definisi. Analisi konsep dimaksud untuk membantu guru dalam mengajarkan konsep dikelas.

B.Pelaksanaan Pengajaran Konsep di Kelas

Seperti telah dipaparkan terdahulu bahwa kondisi eksrternal merupakan stimulus yang dapat diberikan kepda siswa agar kondsis internal yang diharapkan dapat melekat pada diri siswa, sehingga kondisi belajar yang diharapkan terjadi adalah:

41

1. Penyajian contoh-contoh konsep dan noncontoh konsep.

2. Penyajian objek-objek yang relevan dengan konsep yang akan dibahas.

3. Penyajian komponen konsep atau menyatakan konsep secara verbal.

4. Penampilan siswa dalam menyatakan konsep yang dibahas.

Sedangkan Nasution (1987: 163 – 167) mengisyaratkan stimulus yang yang perlu diberikan kepada siswa adalah:

1. Menyatakan perbuatan atau bentuk kelakuan yang diharapkan sebagai hasil belajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kelakuan yang diharapkan adalah kemampuan mengidentifikasi secara tepat dan benar yang merupakan perilaku terminal.

2. Instruksi verbal mendorong anak untuk mengingat kembali konsep yang diperlukan dalam pembahasan konsep baru ini.

3. Memberikan contoh-contoh dan noncontoh dari konsep yang dibahas, untuk menguatkan pemahaman siswa.

Mencermati paparan di atas dan bab-bab terdahulu, maka pelaksanaan kegiatan mengajar belajar konsep matematika di kelas dapat ditempuh sebagai berikut.

Persiapan untuk belajar

Pada kegiatan ini motivasi siswa untuk belajar diangkitkan debgan mengarahkan perhatiannya pada konsep yang akan dibahas, serta memberitahu siswa tujuan pembahasan. Untuk membangkitkan minat, siswa diberi gambaran secara global pentingnya konsep yang akan dibahas. Berdasarkan gambaran dan tujuan yang disajikan diharapkan siswa memiliki harapan yang baik terhadap konsep yang akan disajikan, sehingga siap menerima pelajaran.

Setelah siswa siap menerima, selanjutnya ingatan siswa terhadap materi prasyarat konsep yang dibahas dibangkitkan dan digali dari memori. Hal ini dapat dilakukan melalui tanya jawab.

Perolehan dan perbuatan

Pada bagian ini guru menyajikan konsep yang dibicarakan, menguraikan hubungan antara konsep prasyarat dengan konsep yang aka disajikan, menyajikan komponen-komponen definisi, dan contoh/noncontoh. Melalui penyajian stimulus ini siswa diharapkan

43

mengetahui definisi konsep dan komponen-komponen definisi dari konsep yang dibahas.

Selanjutnya siswa diberi bimbingan belajar. Bimbingan belajar diarahkan pada penyajian objek-objek yang relevan dengan konsep dan menunjukkan contoh dan non-contoh dari konsep. Melalui bimbingan belajar ini siswa diharapkan lebih mendalami konsep yang disajikan serta mampu mengembangkan contoh-contoh dan noncontoh.

Pada bagian ini diberikan beberapa contoh lain yang memenuhi kriteria konsep yang dibahas dan beberapa contoh yang tidak memenuhi. Guru meminta kepada siswa menunjukkan contoh yang memenuhi kriteria konsep sebagai contoh konsep dan contoh yang tidak memenuhi kriteria konsep sebagai noncontoh konsep.

Setelah itu guru memberi umpan balik terhadap jawaban siswa, dan melakukan koreksi terhadap setiap jawaban yang diberikan serta menuntun siswa untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Alih belajar

Guru memberikan soal latihan yang berkaitan dengan konsep yang dibahas, memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Selan-jutnya siswa diarahkan untuk melakukan generalisasi konsep serta

menerapkan konsep yang baru diperoleh. Hal ini dapat dilakukan dengan ujian tentang konsep yang baru dibahas

Skema alur kegiatan mengajar belajar konsep matematika sbb:

Pesiapan belajar

G u r u S i s w a

Stimulus Kondisi internal

Kondisi eksternal Hasil belajar

- Menarik perhatian - Menyampaikan tujuan - Membangkitkan konsep prasyarat - Ada harapan - Ada konsep prasyarat Perolehan dan perbuatan - Hubungan konsep

pra-syarat dengan konsep baru - Uraian komponen konsep - Definisi konsep - Contoh/mencontoh - Siap menerima pelajarn - Konep prasayarat muncul - Bimbingan belajar - Memunculkan perbuatan - Paham konsep - Contoh/non-contoh

- Umpan balik -Tampilan kembali

Alih belajar - Soal latihan

- Penilaian

- prestasi akhir

Gambar 6: Alur Kegiatan Mengajar Belajar Konsep Matematika Generalisasi

45

C.Contoh Pengajaran Konsep

Konsep : Fungsi Kelas : II SMU A.Persiapan

1. Tujuan

Siswa dapat menunjukkan relasi yang merupakan fungsi

2. Analisis konsep Definisi :

Suatu fungsi f dari X ke Y ialah suatu aturan yang memetakan setiap unsur ketepat satu unsur . Unsur y ini disebut bayangan unsur x, atau disebut juga nilai fungsi pada x, dan ditulis

Latar belakang : himpunan X, himpunan Y

Genus : aturan pemetaan

Simbol : , , ,

Ungkapan : fungsi f dari X ke Y

Contoh :

himpunan himpunan

Aturan pemetaan dari X ke Y didefinisikan oleh Aturan pemetaan disebut fungsi dari x ke y

Noncontoh : himpunan himpunan

aturan pemetaan dari Y ke X didefinisikan oleh

pemetaan dari Y ke X bukan fungsi Ungkapan Notasi :

F fungsi dari X ke Y 

3. Pelaksanaan kegiatan di kelas

Dalam kegiatan mengajar belajar ditempuh prosedur sbb:

Persiapan Belajar

Kondisi internal yang ada pada diri siswa adalah harapan untuk mengetahui konsep fungsi, konsep prasyarat yaitu himpunan dan relasi. Stimulus yang perlu diberikan oleh guru adalah menarik perhatian siswa, dengan menunjukkan manfaat konsep fungsi serta memberitahu tujuan mempelajari konsep fungsi. Disamping itu guru membangkitkan ingatan siswa tentang konsep himpunan dan relasi antara himpunan.

Pada bagian ini diharapkan konsep prasyarat yang perlu dimiliki siswa terpanggil dari ingatan jangka panjang, dan siswa siap menerima pelajaran baru.

47

Perolehan dan Perbuatan

Kondisi internal yang dimiliki siswa adalah kesiapan untuk belajar konsep fungsi, dengan memiliki konsep prasyarat yaitu konsep himpunan dan konsep relasi.

Stimulus yang diperlukan adalah menunjukkan 2 himpunan yang saling berelasi, selanjutnya meminta siswa untuk menunjukkan karakter khusus relasi tersebut.

Misalnya : Siswa diminta memperhatikan gambar berikut:

X Y

Gambar 7 : Hubungan Antar Dua Himpunan

Melalui tanya jawab siswa diarahkan untuk melihat karakteristik pasangan kedua himpunan tersebut, dengan pertanyaan: apakah ada anggota X yang tidak memiliki pasangan di Y?. Jika tidak ada, berarti setiap anggota X dipetakan dengan tepat satu unsur di Y.

Hubungan (relasi) seperti ini disebut fungsi dari X ke Y. Selanjutnya siswa diminta menyebutkan syarat-syarat suatu relasi disebut fungsi.

Berdasarkan pemahaman tersebut guru menguraikan komponen konsep fungsi dan meminta siswa untuk mencoba mendefinisikan fungsi sebagai suatu relasi khusus.

Selanjutnya ditunjukkan relasi yang merupakan fungsi dan relasi yang bukan fungsi.

Misalnya:

Diberikan himpunan X = dan Y=

Aturan pemetaan dari X ke Y didefinisikan oleh . Melalui tanya jawab siswa diarahkan untuk menunjukkan bahwa relasi yang didefinisikan oleh merupakan fungsi X ke Y. Untuk noncontoh, siswa diarahkan bahwa relasi dari Y ke X bukan fungsi. Sasaran: Siswa memahami relasi yang merupakan fungsi serta dapat menunjukkan suatu relasi yang merupakan fungsi, dapat mengklasifikasi contoh dan noncontoh dari suatu fungsi.

Alih Belajar

Kondisi internal pada diri siswa adalah pemahaman terhadap konsep, dan kemampuan

49

mengklasifikasi relasi yang merupakan fungsi dan relasi yang bukan fungsi.

Untuk menguatkan pemahaman tersebut guru memberikan soal-soal latihan dan memberi penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa.

Misalnya:

a. Diberikan himpunan-himpunan dan

Y = { y / y € Real }

Relasi dari x ke Y didefinisikan oleh y = X + 1.

Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi? Jelaskan jawaban anda.

b. Diberikan himpunan-himpunan

X = { X / X € Asli }dan Y ={ y / y € Bulat }

relasi dari x ke Y didefinisikan oleh y =  x .

Apakah relasi dari X ke Y merupakan fungsi? Jelaskan jawaban anda.

Sasaran

Siswa dapat menanpilkan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam belajar konsep konsep fungsi, dan selanjutnya menyimpan pada ingatan jangka panjang sehingga dapat panggil kembali bila diperlukan.

51

BAB V

KESIMPULAN-DAN

SARAN-SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan paparan di bagian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sbb:

1. Konsep merupakan salah satu objek matematika yang memiliki peranan penting dalam membangun stuktur matematika dan dalam mempelajari bagian matematika lainnya, sehingga pemahaman konsep perlu dimiliki oleh siswa untuk dapat mengem-bangkan dan mempelajari matematika lebih lanjut. 2. Suatu konsep dalam matematika dapat dipahami dan

digunakan secara operasional melalui definisi, sehingga untuk memahami suatu konsep diharapkan siswa memahami definisi dari konsep tersebut. Sedangkan difinisi dari suatu konsep dapat dipahami melalui pembedahan difinisi kedalam komponen-komponennya yang disertai dengan contoh dan non contoh dari definisi tersebut.

3. Untuk mempelajari suatu konsep, Robert Gagne menawarkan suatu alternatif belajar konsep melalui

teori belajarnya yang dikembengkan berdasarkan proses belajar dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajaran, yaitu kondisi internal, kondidi eksternal dan hasil belajar.

4. Hasil belajar maksimal dapat dicapai oleh siswa bila guru dapat melakukan modifikasi terhadap kondisi ekternal dengan memberikan stimulus sedemikian sehingga terjadi interaksi antara kondisi eksternal dengan kondidi internal.

5. Agar kondidi internal dan kondisi eksternal dapat berinteraksi dengan baik, maka guru perlu memperhatikan fase-fase belajar yang terjadi pada diri siswa. Berdasarkan fase-fase tersebut dilakukan acara pembelajaran yang berseesuaian dengan setiap fase. 6. Kegiatan belajar mengajar konsep matematika dengan

menerapkan teori Gagne dibagi atas dua bagian, yaitu: a. Persiapan mengajar yang meliputi, perumusan,

tujuan reformasi dan analisis definisi.

b. Pelaksanaan kegiatan mengajar, yang meliputi :

Persiapan dengan sasaran menarik perhatian dan

minat siswa untuk mempelajari konsep, dan membangkitkan konsep prasyarat untuk memasuki pembahasan konsep baru.

Perolehan dam perbuatan dengan sasaran

53

dengan konsep baru, pemahaman terhadap komponen konsep, definisi konsep dan pemberian contoh/ non contoh konsep, pemberian bimbingan belajar dan pemberian umpan balik terhadp hasil belajar siswa.

Alih belajar dengan sasaran melatih pemahan siswa

terhadap konsep yang baru dibahas untuk selanjutnya siswa dapat menyimpan konsep tersebut dalam ingatan jangka panjang, sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil pada saat dibutuhkan.

B.Saran-saran

1. Kepada guru matematika diharapkan dapat mempersiapkan secara maksimal bahan ajar sebelumnya menyajikan konsep matematika di depan kelas, dan melakukan perumusan tujuan dan pembedaan terhadap difinisi konsep.

2. Kepada guru-guru matematika diharapkan

menyajikan konsep matematika dengan

memperhatikan komponen konsep, contoh noncontoh konsep, fase-fase belajar dan acara pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase tersebut.

3. Kepada para ahli dan pengembangan pendidikan matematika diharapkan untuk melakukan kajian

teori-teori belajar yang bersesuaian untuk setiap konsep matematika.

4. Kepada para peneliti pendidikan matematika diharapkan untuk melakukan kajian eksperimen untuk menguji cobakan teori belajar Gagne dalam mengajarkan konsep matematika

55

DAFTAR PUSTAKA

Begle, E. G. (1979). Critical Variables in Mathematics

Education. NCTM Amerika

Bell, Federick H (1981). Teaching And Learning

Mathematics (In Secondari School). Wnc Brown Comp.

Publishers, IOWA USA.

Bell Gredler, Margaret E (1994). Belajar Dan

Membelajarkan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Darwis, muhammad (1994). Hubungan Persepsi Terhadap Efektifitas Pengajaran Dosen, Sikap Terhadap Kalkulus Dan Penguasaan Logika Elementer Dengan Kemampuan Pemahaman Konsep Kalkulus Pada FPMIPA IKIP Ujung

Pandang (Tesis S-2) PSS IKIP Malang Di IKIP

Surabaya .

Depdikbud (1998). Garis Besar Program Pengajaran

Matematika. Proyek Peningkatan SMA, Tenaga

Edukatif Dan BPG Jatim

Fitri Novi Astuti, Edy Yusmin, Dede Suratman. Analisis

Kesulitas Pemahanan Konseptual Siswa dalam

menyelesaikan Soal pada Materi Peluang di MAN Sanggau

Gagne (1997). The Conditions Of Learning (Edisi Ketiga).

Gagne, Robert M And Briggs Leslie J. (1997). Principles Of

Intruction, Prentice Hall, Rinehart And Winston, New

York USA.

Gagne, Robert M And Perkins Driscool (1998). Essentials

Of Learning For Intructions. Prentice Hall, New Jersey

Usa.

Hudoyo, herman (1979). Pengembangan Kurikulum

Matematika Dan Pelaksanaannya Didepan Kelas. Usaha

Nasional, Surabaya.

____________(1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. IKIP Malang.

Nasoetion, A. Hakim. (1995). Matematika 2 Untuk Sekolah

Menengah Umum. Balai Pustaka, Jakarta.

Nasution (1987). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar

Mengajar. Bina Aksara, Jakarta.

Soedjadi (1985). Mencari Strategi Pengelolaan Pendidikan

Matematika Menyongsong Tinggal Landas Pembangunan

Indonesia (Suatu Upaya Mawas Diri, Pidato

Pengukuhan). IKIP Surabaya.

___________ (1992). Matematika Pendidikan Menengah

Dalam Media Pendidikan Matematika No 2 Th 1 1992.

PPS IKIP Surabaya.

___________ (1995). Tinjauan Umum Matematika Sekolah

Dan Proses Belajar Mengajar Geometri (Bahan Pelatihan

57

Willis Dahar, Ratna (1989). Teori-Teori Belajar. Erlangga Jakarta.

Winkel, (1991). Psikologi Pengajaran. Grasindo, Jakarta. Tambunan (1987). Pelajaran Matematika (Modul UT).

Karunika, Jakarta.

Tiro, M Arif (2010). Cara Yang Efektif Untuk Mempelajari

Matematika. Andira Karya Mandiri. Makassar

View publication stats View publication stats

Dalam dokumen IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR ROBERT GAGNE (Halaman 42-66)

Dokumen terkait