• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Pembelajaran yang Sederhana, Kontekstual, dan

BAB IV RANCANGAN PEMBELAJARAN KURIKULUM DAERAH URBAN

B. Rancangan Pembelajaran yang Sederhana, Kontekstual, dan

RPP yang disusun guru selama masa pandemi Covid-19 dirancang sangat sederhana, namun tetap bermakna dan kontekstual sesuai Kurikulum 2013. Berbeda dengan RPP yang dirancang untuk situasi normal ke ka peserta didik datang ke sekolah. RPP belajar di rumah cukup berisi kegiatan-kegiatan eduka f yang memberikan pengalaman belajar bermakna bagi anak tanpa terbebani tuntutan untuk menuntaskan capaian pembelajaran, sebagaimana tertuang di dalam kurikulum. Seper yang sudah disampaikan dalam prinsip-prinsip belajar dari rumah (Kemendikbud, 2020). Kegiatan pembelajaran yang disusun hendaklah juga bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan anak masing-masing serta difokuskan pada keterampilan hidup, yang membiasakan hidup sehat sehingga terlindungi dari virus dan dak menjauhkan anak dari aspek kontekstual lingkungan belajarnya.

Kita ketahui bahwa pembelajaran melipu ga langkah kegiatan, yaitu: kegiatan merumuskan RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. RPP dalam pembelajaran kontekstual berisi skenario langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru bersama siswa sehubungan dengan materi yang akan dipelajari. Terdapat dua hal yang merupakan karakteris k RPP berbasis kontekstual, yaitu skenario dan tujuan pembelajaran. Skenario pembelajaran tersusun secara jelas dan rinci dalam langkah-langkah atau tahapan kegiatan pembelajaran. Sedangkan, tujuan pembelajaran dirumuskan secara mendalam yang mencerminkan tercapainya hasil belajar siswa yakni pada kompetensi atau kemampuan proses. Untuk men capai tujuan pembelajaran tersebut, maka tertuang dalam skenario seba gai proses pembelajaran.

Kondisi pandemi krisis Covid-19 sekarang memunculkan tantangan dan kendala dalam mengiku pendidikan dan pembelajaran bagi siswa dan guru. Dalam kondisi normal, pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka di sekolah.

Namun pandemi mengubah pola pembelajaran reguler tatap muka tersebut. Secara nasional (Kemendikbud, 2020) selama pandemi, pola pembelajaran digan menjadi 3 ( ga) bentuk, yaitu: 1) Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (PJJ Daring); 2) Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan (PJJ Luring); dan 3) Kombinasi (Blended Learning).

Bagi sekolah-sekolah di daerah urban, pilihan untuk melaksanakan PJJ Daring menjadi keniscayaan, sebab ketersediaan infrastruktur yang memadai. Hal ini diketahui dari, Pertama, ketersediaan gawai siswa dan guru (HP), dan se ap sekolah memiliki data siswa yang tak memiliki gawai. Umumnya siswa dan guru memiliki gawai bahkan komputer dan laptop. Kedua, jaringan dan akses internet, rela f sangat baik. Ke ga, para siswa dan guru sudah memiliki pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan gawai. Persoalan yang dihadapi selama PJJ daring adalah seper : 1) pengeluaran ekstra bagi orang tua siswa untuk membeli kuota internet; 2) pendampingan selama belajar di rumah dari orang tua terhadap anak yang belum op mal; dan 3) kendala-kendala teknis yang dihadapi orang tua, seper minimnya pengawasan penggunaan gawai selama PJJ Daring.

Potret demografi s orang tua dan siswa yang berasal dari kalangan menengah ke bawah memiliki tantangannya tersendiri bagi peserta didik, orang tua, guru, dan satuan pendidikan. Diperlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai, kontekstual, efek f, dan bermakna bagi peserta didik, yang berasal dari latar belakang keluarga marginal di perkotaan ini. Intake peserta didik dari latar belakang keluarga marginal di perkotaan ini umumnya dengan kemampuan akademis rendah, sumber daya ekonomi rela f terbatas, mo vasi belajar yang kurang, minimnya sarana dan media pembelajaran yang dimiliki.

Intervensi negara untuk mengatasi permasalah ini adalah dengan membantu subsidi kuota internet bagi guru dan siswa untuk PJJ selama empat bulan (Kemendikbud, 2020). Termasuk bantuan penambahan k hostpot internet oleh Pemerintah Daerah dan gerakan berbagi wifi oleh masyarakat, menjadi beberapa solusi peningkatan akses dan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam pelaksanaan PJJ. Bantuan kuota internet bagi guru dan siswa sangat membantu proses dan kualitas layanan pembelajaran bagi para siswa. Di sisi lain juga mengurangi beban pengeluaran orang tua dan guru untuk membeli kuota internet.

Pemilihan media dalam proses pembelajaran, sejalan dengan ndakan seorang guru dalam menghadapi keanekaragaman peserta didik, dan menjadi komponen

pen ng dalam memberikan akses layanan dan kualitas pembelajaran. Seorang guru memiliki banyak pilihan dalam menentukan media pembelajaran apa yang tepat, kontekstual, sesuai dengan kemampuan siswa, dan tetap bermakna bagi mereka. Guru dalam menentukan pemilihan media pembelajaran dengan memper mbangkan hal-hal sebagai berikut (Prastya, 2016):

1. Subyek fi tas di dalam memilih media pembelajaran harus dihindari, ar nya guru dak boleh memilih suatu media pembelajaran atas kesenangan pribadi. Untuk menghindarkan ini, alangkah baiknya guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau melibatkan siswa di dalam memilih media pembelajaran.

2. Program pengajaran yang akan disampaiakan kepada peserta didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan untuk mengisi waktu seggang saja, dari pada anak didik bermain dak karuan. 3. Sasaran program yang dimaksud adalah peserta didik yang menerima

informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada ngkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu, peserta mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu, media pembelajaran yang digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan perkembangan peserta didik.

4. Situasi dan Kondisi. Situasi dan kondisi yang dimaksud melipu situasi dan kondisi sekolah serta situasi dan kondisi peserta didik yang akan mengiku pelajaran. Termasuk kondisi lingkungan masyarakatnya dengan berbagai dinamika sosial yang tengah terjadi.

5. Kualitas teknik. Dari segi teknik media pembelajaran yang akan digunakan harus diperha kan dan dikuasai oleh guru, apakah sudah memenuhi persyaratan media pembelajaran untuk digunakan sebagai alat bantu mentransfer materi dari guru kepada siswa.

6. Efek fi tas dan Efi siensi Penggunaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka guru dan sekolah harus mampu memilih dan menyesuaikan metode dan media pembelajaran, yang ramah terhadap kondisi para peserta didik dan lingkungannya (kontekstual) bagi siswa. Siswa diberikan pengalaman langsung belajar dari lingkungannya yang terdekat. Belajar dak terpaku selalu berada di ruang kelas. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efi siensi dan efek vitas pembelajaran.

Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar, sebab siswa bisa belajar berbasis aneka sumber belajar. Prinsip pembelajaran yang berlangsung tak hanya di sekolah, tapi juga di rumah dan masyarakat. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa semua orang adalah guru, semua orang adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantara dan Kurikulum 2013, metode pembelajaran project based learning, bisa diwujudkan dengan kegiatan kunjungan ke UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (visit to home industry), yang ada di sekitar lingkungan peserta didik. Metode ini diharapkam membuat peserta didik lebih par sipa f (involving), yaitu adanya keterlibatan penuh siswa (engagement). Dalam proyek ini siswa bergabung dengan pihak UMKM, mengiku semua proses mulai dari produksi barang sampai distribusi (termasuk promosi) dan pelaporan keuangan. Pelibatan kelompok siswa dalam proyek akan menjadikan pembelajaran yang sangat bermakna (meaningfull learning). Metode ini efek f, rela f murah, rela f aman karena tak jauh dari rumah atau sekolah mereka, terpantau oleh orang tua, dan mampu menginspirasi atau memo vasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan UMKM. Keterlibatan siswa bisa berperan dalam membantu ekonomi keluarga. Sehingga mendorong siswa memiliki sikap dan karakter kewirausahaan (entrepreneurship).

Masih berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran, beberapa ahli mengatakan (Prastya, 2016), untuk memilih atau menggunakan suatu media perlu diperha kan sebagai berikut:

1. Biaya murah.

2. Kesesuaian media pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru. 3. Kesesuain media pembelajaran dengan karakteris k peserta didik. 4. Per mbangan prak s.

5. Ketersedian media pembelajaran tersebut.

Kriteria lain untuk memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat dengan memper mbangakan faktor ACTION yaitu (Muthy, 2020):

1. Acces/Akses : Media pembelajaran yang akan digunakan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan.

2. Cost/Biaya : Media yang akan digunakan pembiayannya terjangkau atau

media pembelajaran yang akan digunakan tersedia.

3. Interactive/Interaksi :Media pembelajaran yang akan digunakan dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat aktif baik secara fisik maupun intelektual dan mental. 4. Organization/Pengaturan : Dalam memilih pembelajaran secara

organi-satoris mendapat dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit seperti organisasi seperti pusat pembelajaran yang mengelola).

5. Novelty/Kebaharuan : Media pembelajaran yang dipilih memiliki kebaha-ruan, sehingga memiliki daya tarik siswa untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan berbagai kriteria pemilihan media pembelajaran dan prinsip pembelajaran tadi, peserta didik yang berada di daerah perkotaan dapat menggunakan media sosial sebagai pilihan yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Akses internet yang rela f baik di perkotaan, memberikan kesempatan bagi siswa menggunakan gawai (smartphone) untuk pembelajaran. Merujuk data kepemilikan smartphone di masyarakat Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Komunikasi dan Informa ka (2017), pengguna

smartphone jika dilihat dari usia siswa: 1) usia SD 40,87%; 2) usia SMP 58,89%;

dan 3) usia SMA 79,56 %. Jika merujuk pada usia sekolah secara keseluruhan, dari usia 9-19 tahun terdapat 65,34% di usia tersebut adalah sebagai pengguna

smartphone di Indonesia. Kemudian di njau dari aspek kewilayahan, data

Kominfo menunjukkan kepemilikan smartphone di wilayah urban sebanyak 83,04% dan di wilayah rural sebanyak 50,39%.

Berdasar data Kominfo, meskipun potret keluarga siswa adalah masyarakat urban dengan ngkat ekonomi menengah bawah, namun kepemilikan gawai

smartphone bagi peserta didik bukanlah kemewahan. Media pembelajaran

dengan metode yang digunakan guru termasuk faktor per mbangan kesesuaian media pembelajaran dengan karakteris k peserta didik SMP yang berusia sekitar 12-15 tahun. Sebagai Generasi Digital atau Generasi Z yang sangat dekat dengan dunia digital, memiliki smartphone, akrab dengan internet, dan media sosial. Merujuk pada data APJII (2018), pengguna internet terbanyak ada pada anak usia 15 hingga 19 tahun (usia SMA), yaitu sebesar 91%. Sementara itu, pengguna internet pada anak usia 10-14 (usia SMP) yaitu sebesar 66,2% (Yusuf, 2020). Data ini menunjukkan bahwa kepemilikan gawai pintar (smartphone), akses penggunaan media internet, termasuk media sosial rela f nggi di masyarakat Indonesia. Maka ke ka guru memilih media pembelajaran seper media sosial, akan menjadi pilihan yang tepat dan relevan.

Guru bisa mengkombinasikan metode project based learning dengan media pembelajaran media sosial, khususnya dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media sosial. Para siswa menjadikan media sosial sebagai media pembelajaran dengan mengangkat persoalan-persoalan riil dan kontekstual yang muncul di daerahnya. Atau justru melalui konten media sosial yang diproduksi siswa, secara langsung atau dak isinya akan mengangkat karakteris k dan potensi daerahnya. Tentu ini bisa saja dijadikan sebagai ajang promosi wisata untuk daerahnya. Dalam kegiatan intrakurikuler, konten media sosial siswa dikorelasikan dengan materi pembelajaran seper dalam pelajaran PPKn dan IPS. Metode yang digunakan siswa bisa dengan problem based learning. Media sosial dijadikan sebagai media untuk mengungkap persoalan yang diangkat siswa dalam pelajaran. Pemanfaatan media sosial adalah sebagai media krea vitas siswa, dalam melakukan pelaporan atas tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Berupa laporan hasil wawancara, observasi, dan presentasi. Mencari sumber belajar yang relevan dengan materi tertentu melalui media sosial. Memberikan penugasan untuk membuat konten media sosial terkait materi tertentu. Pemanfaatan media sosial dak hanya akan mengasah krea vitas siswa dan guru, tetapi juga akan berpotensi menjadi sumber pendapatan bagi siswa, jika memenuhi kriteria tertentu seper yang ditentukan perusahaan media sosial. Siswa bisa juga melakukan promosi produk kewirausahaan (UMKM) yang ada di wilayahnya melalui media sosial. Dalam jangka panjang, siswa akan mendapatkan penghasilan dari konten media sosial yang banyak dikunjungi oleh warga net. Krea vitas yang akan menghasilkan pendapatan secara ekonomi bagi siswa dalam waktu yang lama. Oleh karena itu kehadiran kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis digital, internet, dan media sosial menjadi keniscayaan di sekolah-sekolah perkotaan saat ini dan ke depan nan . Contoh RPP pembelajaran terpadu lintas mata pelajaran dan lintas muatan sesuai dengan program yang telah di nyatakan pada ragam program kontekstual untuk daerah urban

1. Mata Pelajaran IPS a. Tujuan Pembelajaran

Melalui perpaduan model pembelajaran Problem Based Learning dan

Project Based Learning peserta didik diharapkan mampu memahami

konsep interaksi antara manusia dengan ruang melalui kegiatan

ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan dan penawaran) serta Memaparkan hasil analisisnya melalui teknologi.

b. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : PBL (Problem Based Learning) dan PJBL

(Pro-ject Based Learning).

Metode : Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penu-gasan, dan ceramah.

c. Media Pembelajaran

Audiovisual : Video tentang kegiatan ekonomi masyarakat. Cetak : Buku Paket IPS Kelas VII K13 semester II,

Buku referensi kurikulum kontekstual. IT : Komputer/laptop, HP, dan LCD.

d. Sumber Belajar

1. Lingkungan sekolah. 2. Lingkungan tempat nggal. 3. Buku cetak dan elektronik.

4. Guru, pustakawan, dan masyarakat pelaku kegiatan ekonomi. 5. Pengrajin UMKM atau narasumber.

6. Alat, bahan, dan perlengkapan dalam pembelajaran. e. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Langkah Pembelajaran Sintak Model Pembelajaran Langsung

Deskripsi Kegiatan PPK Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

• Berdo’a dan mengecek kehadiran peserta didik, menyanyikan lagu Indonesia Raya.

• Apersepsi.

• Mo vasi (guru me nyam paikan manfaat mempelajari interaksi sosial melalui kegiatan ekonomi).

• Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi.

Religius Nasionalis

Langkah Pembelajaran

Sintak Model Pembelajaran

Langsung

Deskripsi Kegiatan PPK Alokasi Waktu

Kegiatan Inti Problem Based Learning Orientasi peserta didik pada masalah

Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok. Masalah yang bersifat kontekstual (limbah plas k yang menggunung di daerah urban).

h ps://news.de k.com/ mbunan-sampah-di-indonesia- tahun-2020-capai-678-juta-ton Mandiri Gotong royong 70 menit Mengorganisasi-kan peserta didik untuk belajar;

Pembagian kelompok dan Peserta didik berdiskusi dan berbagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah limbah plas k melalui kegiatan ekonomi (sampai menghitung biaya produksi pengolahan limbah).

Tanggung jawab Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;

Guru memantau keter libatan peserta didik dalam pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan terkait upaya menyelesaikan masalah limbah plas k melalui kegiatan ekonomi.

Tanggung jawab

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan

Memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan pemecahan masalah hingga laporan keuangan hasil penjualan yang dapat diterapkan saat market day dan hasilnya dipresentasikan/disajikan. Mandiri Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.

Tanggung jawab

Penutup Guru bersama pe ser ta didik me rang kum/mem buat

kesimpulan materi pelajaran.

Mandiri 5 menit

f. Teknik Penilaian

• Penilaian pengetahuan:  Jenis penilaian : penugasan.  Rubrik : pedoman penskoran. • Penilaian keterampilan

 Jenis Penilaian : Penilaian praktek/unjuk kerja (format).  Bentuk Instrumen : Angket penjaring data.

 Rubrik : Pedoman Penskoran. • Penilaian sikap

 Jenis Penilaian: Observasi.

Lampiran Materi Pembelajaran

a. https://news.detik.com/berita/d-5046558/menteri-lhk-timbunan-sampah-di-indonesia- tahun-2020-capai-678-juta-ton b. h ps://mediaindonesia.com/tag/sampah-plas k c. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/07/180000469/ kegiatan-ekonomi-dan-jenis-kegiatannya?page=all. Kegiatan Ekonomi

 Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus melakukan kegiatan ekonomi.

 Kegiatan ekonomi merupakan suatu ak vitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk mewujudkan atau memenuhi kebutuh-annya. Se ap ndakan yang melibatkan produksi, distribusi, dan konsumsi atau layanan. Kegiatan tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan atau berkaitan. Apabila salah satu ada masalah maka kegiatan tersebut akan berpengaruh dan dak lancar. Kegiatan ekonomi ada di semua ngkatan masyarakat. Se ap kegiatan melibatkan uang atau pertukaran produk atau layanan juga disebut sebagai kegiatan ekonomi. Dalam buku Aspek Dasar Ekonomi Mikro (2006), se ap tanpa kita sadari sebenarnya manusia di dunia melakukan kegiatan ekonomi. Sejak bangun dur di pagi hari hingga kemudian bekerja, dan malamnya dur kembali semuanya merupakan kegiatan ekonomi. Karena se ap hari kita melakukan kegiatan ekonomi, maka ada berita tanpa berita ekonomi.

 Salah satu tujuan utama kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa agar barang-barang tersedia bagi konsumen atau memenuhi

kebutuhan. Jenis kegiatan ekonomi Kegiatan ekonomi masyarakat baik di desa dan di kota dapat kita bagi menjadi ga macam atau jenis, yakni : Konsumsi Produksi Distribusi.

 Konsumsi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumsi me ru-pakan pemakaian barang hasil produksi barang atau jasa (bahan pakaian, makanan dan sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan. Diku p situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), setelah barang atau jasa sampai ke tangan konsumen, maka barang atau jasa tersebut bisa digunakan oleh konsumen. Pemakaian barang atau jasa tersebut bisa dilakukan secara berangsur-angsur maupun habis sekaligus. Maka konsumsi mencakup kegiatan se ap kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghabiskan fungsi ekonomi suatu barang.

 Orang-orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut juga konsumen. Ciri-ciri barang konsumsi: Barang konsumsi untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan (barang ekonomi) Barang konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.

 Tujuan kegiatan konsumsi: Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap. Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus. Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani.  Produksi, Produksi merupakan proses mengeluarkan hasil suatu

barang atau menciptakan benda baru. Sehingga produk tersebut lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jenis barang yang dihasilkan dari kegiatan produksi adalah barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.

 Tujuan produksi: Untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Menghasilkan barang setenagh jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemak-muran rakyat. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara. Memproduksi barang-barang ekspor berar meningkatkan sumber devisa Negara.

 Distribusi, Distrbusi merupakan penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.

 Tujuan distribusi merupakan untuk memas kan keberlangsungan ke giat an produksi dan memas kan produk diterima oleh konsumen dengan baik.

 Pihak yang melaksanakan kegiatan distribusi disebut sebagai distri-butor. Dalam distribusi ada sistem distribusi, yakni distribusi langsung dan distribusi dak langsung. Distribusi langsung merupakan pro du sen melakukan penyaluran tanpa melalui perantara. Distribusi dak lang sung proses penyaluran yang dilakukan melalui perantaran atau pedagang.

2. Mata Pelajaran IPA a. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran peserta didik diharapkan mampu: 1) Menjelaskan penger an limbah.

2) Mengiden fi kasi macam-macam limbah.

3) Mengelompokkan limbah berdasarkan jenis senyawa dan wujud-nya dengan benar.

4) Menyebutkan limbah yang dapat didaur ulang dan dak dapat di daur ulang.

5) Mendeskripsikan metode pengelolaan limbah melalui 3R.

b. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Discovery Learning Asyncronous, Berbasis Proyek.

Metode : Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penu-gasan, dan ceramah.

c. Media Pembelajaran

1) Daring : a. Whatsapp; b. g-form; c. g-classroom; d. g-meet / zoom.

2) Cetak : - Buku IPA Kelas VII K13 semester II, Bab I. - Buku referensi tentang pengolahan limbah. 3) IT : Komputer/laptop, HP.

d. Sumber Belajar

1) Lingkungan sekolah.

2) Lingkungan rumah di wilayah setempat. 3) Buku cetak dan elektronik.

4) Guru, pustakawan, dan masyarakat. 5) Video Youtube.

Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 Langkah

Pembelajaran

Sintak Model

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan

S mulasi • Guru menyampaikan salam kepada

peserta didik melalui grup kelas daring dan mengajak berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, serta mengecek kehadiran siswa yang ak f dalam pembelajaran daring tersebut melalui g-form.

• Guru memberi mo vasi kepada peserta didik untuk tetap semangat belajar dan menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19. • Guru memberi mo vasi dengan memutar video

youtube tentang kesadaran kebersihan h ps:// www.youtube.com/watch?v=qnoWrjXEiDc.

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan.

• Guru menjelaskan ak vitas yang akan dilakukan dan cara pengerjaannya.

5 menit

Kegiatan In Problem Statement/

(Iden fi kasi Masalah)

• Peserta didik menyampaikan respon atas s mulus dari pendidik secara tatap maya (menggunakan g-meet atau zoom). • Peserta didik dibagi dalam kelompok Guru

membagi siswa ke dalam beberapa yang terdiri dari 5 – 6 siswa.

• Peserta didik ditugaskan secara kelompok untuk berpikir, menganalisis, mengiden fi kasikan dan merumuskan masalah tanpa rasa takut dalam mengungkapkan pendapatnya tentang penger an limbah , macamnya, sumbernya serta pengelolaannya.

30 menit Data Collec on/ Pengumpulan data

• Guru menugaskan peserta didik secara kelompok untuk berkolaborasi mengumpulkan data mengenai informasi karakteris k limbah, macam-macam limbah , klasifi kasi limbah dari berbagai sumber, kemudian mendiskusikan dalam kelompok melalui grup media sosial (WA, Line, telegram, dsb.)

• Mengirimkan buk kerja kelompok ke pendidik/screenshoot group, dsb.)

Langkah Pembelajaran

Sintak Model

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu Data Processing/ Pengolahan Informasi

Peserta didik secara kelompok berkolaborasi melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan kemudian merumuskan hasil

Dokumen terkait