• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1.Jenis Penelitian 1.Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Ciri utama dari penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki pelaksanaan praktik pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian tindakan kolaboratif merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pelaksana tindakan (pengajar) dan peneliti bertindak sebagai observer serta perancang tindakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan pada siswa kelas 5 SD Kanisius Pugeran yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Kanisius Pugeran Melalui Metode Kunjung Karya dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 2. Model Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Burns (lewat Madya, 2007: 8), penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan

27

pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang awam. Penelitian tindakan kelas yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe),

dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.

Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci mengenai prosedur penelitian dalam penelitian ini:

1. Pratindakan (Pra Siklus)

Pada tahap ini peneliti bersama kolaborator dalam hal ini guru, menetapkan alternatif tindakan dalam upaya peningkatan motivasi siswa khususnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pertama mahasiswa peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran IPA di dalam kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan masalah yang dirasakan oleh guru ketika kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Dari hasil diskusi, didapat kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, keaktifan siswa masih didominasi oleh beberapa siswa saja. Siswa yang lain yang berada didalam kelas hanya berdiam diri dan tidan banyak aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelas yang dilakukan oleh guru.

28

Selain berdiskusi, mahasiswa peneliti juga mengadakan observasi untuk mengetahui keadaan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Setelah mengetahui pelaksanaan pembelajaran dan tingkat motivasi siswa saat pembelajaran, guru dan mahasiswa peneliti merancang skenario pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kunjung karya yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Agar implementasi tindakan sesuai dengan yang diinginkan, guru dan peneliti juga mempersiapkan materi dan sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Sarana pendukung yang dipakai adalah penyusunan tempat duduk dan karya siswa.

2. Siklus I

a. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan siklus I ini, peneliti hanya sebagai pengamat dan guru sebagai pelaksana tindakan. Pada tahap ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain:

1) Menyusun RPP

2) Menyiapkan media, alat dan bahan yang sesuai dengan materi. 3) Menyusun lembar observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru berperan sebagai pelaksana tindakan sedangkan peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Secara garis besar pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut. Pada awal pembelajaran

29

guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari oleh siswa pada hari ini, kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa.

Guru menjelaskan tentang tata cara melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan diikuti siswa. Guru kemudian memberikan sebuah permasalahan yang berbeda pada setiap kelompok kecil siswa. Siswa diminta menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru bersama kelompok kecilnya selama 30 menit. Kemudian setelah kegiatan diskusi oleh kelompok kecil guru meminta 2 orang perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok selanjutnya.

c. Observasi

Saat pembelajaran IPA berlangsung dengan metode kunjung karya,

mahasiswa sebagai peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dengan mengamati dengan seksama aktivitas yang menunjukan motivasi belajar siswa, suasana pembelajaran, perilaku siswa dan reaksi siswa terhadap penggunaan metode pembelalajaran kunjung karya dalam kegiatan pembelajaran.

Pengamatan tersebut kemudian didokumentasikan dalam catatan lapangan. Selain dari mahasiswa peneliti, guru juga membuat catatan-catatan mengenai motivasi belajar siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung.

30 d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti dan guru akan menganalisis seberapa jauh tindakan yang telah dilakukan dapat menghasilkan perubahan. Kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru akan memberikan peranan penting dalam memutuskan seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan dan mendiskusikan mengenai hal-hal yang dirasa masih perlu untuk diperbaiki atau dirasa cukup. Apabila masih terdapat kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru mengatasinya dengan membuat perencanaan kembali pada siklus selanjutnya.

3. Siklus II

Siklus II harus dilaksanakan apabila siklus I belum dapat memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Tahapan alur pada siklus II yaitu hampir sama dengan tahapan pada alur siklus I. Letak perbedaannya antara siklus II dengan siklus I adalah pada siklus II sudah ada perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dan setiap tahapan dalam siklus II disusun secara lebih matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus I.

31

Empat tahap pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan Kemmis dan Taggart tersebut secara sederhana dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 2. Tahap pokok penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart.

Berikut penjelasan dari masing-masing tahap dalam penelitian ini: a. Perencanaan

Pada tahap ini dimulai dari penemuan masalah terlebih dahulu, yang selanjutnya peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan. Penjelasan secara rinci terkait langkah-langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut. 1) Menemukan permasalahan yang terdapat di lapangan, yaitu:

Peren SIKL SIKL Peren Refle Act and Act and Refle ?

32

a) Pada tahap ini, sebelumnya peneliti melakukan observasi awal dan diskusi terlebih dahulu dengan guru kelas untuk mengetahui permasalahan apa yang terdapat dalam proses pembelajaran. Dan dapat disimpulkan permasalahan yang terdapat di lapangan pada penelitian ini adalah masih rendahnya motivasi belajar siswa siswi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

b) Selanjutnya bersama dengan guru kelas, peneliti mencoba menganalisis terkait dengan masalah pembelajaran tersebut, yaitu dengan menganalisis motivasi belajar siswa saat kegiatan pembelajaran.

c) Berdasarkan hasil analisa tingkat motivasi belajar siswa, maka akan dapat diketahui kegiatan pembelajaran tidak kondusif dikarenakan sikap peserta didik yang sering ribut sendiri, bermain, dan bercanda dengan teman-temannya dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran perlu ditindaklanjuti melalui penerapan metode pembelajaran kunjung karya yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya.

2) Merancang tindakan yang akan dilakukan.

Setelah permasalahan yang terjadi dapat diketahui dengan jelas, selanjutnya peneliti bersama guru menyusun rencana mengenai tindakan apa yang sebaiknya akan dilakukan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa sebagai solusi dari permasalahan yang ada.

33

a) Peneliti terlebih dahulu menentukan alternatif tindakan yang akan dilakukan agar dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Solusi yang akan diberikan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran kunjung karya b) Melakukan kegiatan pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan

pada kegiatan pembelajaran IPA sedang berlangsung terhadap siswa terkait dengan sikap dan perilaku siswa. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait langkah-langkah

pembelajaran metode kunjung karya pada siklus I. c) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting), dan Observasi 1) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran melalui metode pembelajaran kunjung karya. Guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah guru mata pelajaran IPA kelas 5. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajar berdasarkan RPP yang telah disusun. Sementara itu peneliti mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya.

2) Observasi

Observasi dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Observer melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukan

34

dengan mengisi kolom-kolom pada lembar observasi sesuai dengan petunjuk pengisian. Observer menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses pembelajaran sehingga akan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

c. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran dan kemudian memikirkan kemungkinan yang menjadi penyebab kekurangan yang terdapat pada hasil observasi. Hasil observasi tersebut dianalisis penyebab kekurangannya yang kemudian menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan diterapkan pada siklus selanjutnya. B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Kanisius Pugeran, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dipilihnya siswa kelas 5 sebagai subjek penelitian ini karena tingkat motivasi belajar siswa kelas 5 SD Kanisius Pugeran Yogyakarta masih rendah. Adapun objek dalam penelitian ini adalah tingkat motivasi siswa khususnya dalam hal motivasi belajar siswa kelas 5 SD Kanisius Pugeran, Yogyakarta.

35 C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam kelas 5 SD Kanisius Pugeran Tahun Ajaran 2015/2016 yang beralamat di Jalan Suryodiningratan no.7, Pugeran, Yogyakarta. SD Kanisius Pugeran mempunyai beberapa fasilitas, antara lain yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tamu, ruang kelas untuk kegiatan proses pembelajaran, perpustakaan, UKS, laboratorium komputer, koperasi sekolah, ruang musik, ruang tari, ruang doa, kamar mandi, kantin, halaman parkir guru dan siswa. SD Kanisius Pugeran dipimpin oleh seorang kepala sekolah, beliau bernama Ibu Theresia Mardinah. Jumlah guru di sekolah ini berjumlah 19 orang yang terdiri dari 12 orang guru kelas, 2 orang guru mata pelajaran, 2 orang guru agama, 1 orang guru agama Katolik, 1 orang guru olah raga, 1 orang guru komputer, 1 orang guru seni tari, 1 orang guru seni musik. Selain itu, juga terdapat 2 karyawan tenaga administrasi dan 1 tenaga perpustakaan dan seorang penjaga sekolah.

Pada penelitian ini, peneliti memilih kelas 5 dengan jumlah keseluruhan siswa yaitu 19 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan sebagai subjek penelitian. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh seorang guru mata pelajaran IPA kelas 5 , beliau bernama Bapak Triaskus Daryanto, S.Pd. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan seorang guru mata pelajaran IPA kelas 5 sebagai pelaksana tindakan dengan tujuan untuk meningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dan demi kemajuan sekolah.

36 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, yaitu pada bulan April 2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal Ilmu Pengetahuan Alam di kelas 5.

Dokumen terkait